Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses penelitian. Hal ini penting karena desain penelitian

merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan

pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan peneliti dan sebagai alat

untuk mengontrol variable yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiono, 2010).

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi kasus ini adalah studi

untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan gerontik pada klien yang

mengalami Diabetes Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan

integritas jaringan di Puskesmas Mojopanggung Banyuwangi tahun 2018

3.2 Batasan Istilah

Tabel 3.1 Definisi Diabetes Mellitus dengan kerusakan integritas jaringan

Definisi diabetes mellitus adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah
diatas normal. Dimana kadar glukosa darah diatur
tingkatanya oleh hormone insulin yang diproduksi oleh
pankreas.

Definisi kerusakan adalah kerusakan jaringan membrsn mukosa,


integritas jaringan kornea,integument atau subkutan.

Batasan Katakteristik Kerusakan jaringan misalnya ( kornea, membrane


Kerusakan Integritas mukosa, integumen atau subkutan.
Jeringan

59
60

3.3 Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah klien yang

mengalami Diabetes Mellitus (Gangren) Dengan masalah keperawatan kerusakan

integritas jaringan di Puskesmas Mojopanggung. Jumlah partisipan yang

digunakan dalam penelitian adalah dua klien yang mengalami Diabetes Mellitus

dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan kemudian akan

dibandingkan anatara dua klien tersebut.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Tempat penelitian dilakukan di Pukesmas Mojopanggung

Banyuwangi

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada saat klien masuk ke puskesmas

dan selama minimal tiga hari dilakukan intervensi, dan kemudian dapat

dilakukan dengan home care.

Dalam penelitian ini waktu penelitian dibagi menjadi dua tahap

sebagai berikut :

a) Tahap persiapan yang meliputi :

1) Penyusunan proposal : Oktober – Desember 2018

2) Seminar propoosal : Desember 2018


61

b) Tahap pelaksanaan yang meliputi :

1) Pengajuan ijin : Oktober 2018

2) Pengumpulan data : Desember 2018

3.4 Pengumpulan Data

1) Wawancara

Wawancara merupakan alat komunikasi yang memungkinkan saling

tukar informasi, proses yang menghasilkan tingkat pemahaman yang

lebih tinggi dari pada yang dicapai orang secara sendiri – sendiri (Mayam,

2013). Wawancara keperawatan mempunyai tujuan yang spesifik meliputi

: pengumpulan dari satu set yang spesifik. Anamnese dilakukan secara

langsung antara peneliti dengan pasien meliputi : identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

penyakit keluarga, dll. Sumber informasi dari keluarga, dan perawat

lainnya. Alat yang dilakukan untuk wawancara dalam pengumpulan data

dapat berupa alat tulis, buku catatan, kamera ataupun perekam suara.

2) Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan pengamatan

secara langsung kepada klien untuk mencari perubahan atau hal – hal

yang akan diteliti dengan pemeriksaan fisik meliputi : inspeksi, palpasi,

perkusi, dan auskultasi pada sistem tubuh klien yang dilakukan secara

head to toe menggunakan nursing kit. Terutama pada data yang

mendukung asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes


62

Mellitus (Gangren) dengan masalaha keperawatan kerusakan integritas

jaringan.

3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mendokumentasikan

hasil pemeriksaan diagnostik, hasil evaluasi asuhan keperawatan, hasil

data dari rekam medik, dan hasil data dari buku catatan di Pukesmas

Mojopanggung Banyuwangi 2018.

3.5 Uji Keabsahan Data

Untuk mencapai kesimpulan yang valid, maka dilakukan uji keabsahan data

terhadap semua data yang terkumpul. Uji keabsahan data ini dilakukan dengan

menggunakan tekhnik triangulasi. Tekhnik triangulasi dapat diperoleh dengan

berbagai cara diantaranya data dapat dikumpulkan dengan waktu yang berbeda

(triangulasi waktu), dengan tempat yang berbeda (triangulasi tempat), dan orang

yang berbeda (triangulasi sumber). Pada penelitian ini tekhnik yang digunakan

adalah dengan triangulasi sumber, melalui triangulasi data di peroleh dari klien,

keluarga klien yang mengalami stroke dan perawat. Triangulasi tekhnik sumber

data utama klien dan keluarga dalam penelitian dilakukan dengan cara

membandingkan dan mengobservasi perkembangan kesehatan klien. Triangulasi

tekhnik sumber data utama perawat digunakan untuk menyampaiakn persepsi

anatara klien dan perawat.


63

3.6 Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang

bertguna dalam memecahkan masalah penelitian (Maryam, 2013). Pengumpulan

data dikumpulkan dari hasil WOD (Wawancara, Observasi, Dokumentasi). Hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip

(catatan terstruktur).

1) Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan

menjadi dua subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

2) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasian dari klien dijamin dengan jalan

mengamburkan identitas dari klien.

3) Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terlebih dahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi.
64

Data yang terkumpul terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan, evaluasi.

3.7 Etika Keperawatan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip-prinsip

etika dalam penelitian karena penelitian yanng akan dilakukan menggunakan

subyek manusia, dimana setiap manusia mempunyai hak masing-masing yang

tidak dapat dipaksa. Beberapa etika dalam melakukan peneltian diantaranya

adalah :

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :

3.7.1 Infomed Consent (persetujuan menjadi klien)

Informed consentterdiri dari dua kata yaitu“informed” yang berarti

info atau keterangan dan “consent” yang berarti persetujuan atau

memberi izin, jadi pengertian informed consent adalah uatu persetujuan

atau sumber izin, yang diberikan setelah mendapatkan informasi. Dengan

demikian informed consent dapat di definisikan sebagai pernyataan pasien

atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana

tindakan medis yang diajukan setelah menerima informasi yang cukup

untuk dapat penolakan atau persetujuan. Persetujuan yang akan dilakukan

oleh dokter harus dilakukan adanya pemaksaan ( Prawirohardjo, 2010).


65

3.7.2 Anaonimity (tanpa nama)

Anonimity adalah kiasan yang menggambarkan seseorang tanpa

nama atau tanpa identitas pribadi. Dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan istilah anonimity dipakai untuk menyembunyikan identitas

pasien.

Contoh: contoh nama klien Siska, dapat pendokumentasian asuhan

keperawatan, nama klien ditulis dalam inisial yaitu Ny.s

3.7.3 Confidentiality (Kerahasian)

Confidentiality atau kerahasian adalah pencegahan bagi mereka

yanng tidak berkepentingan dapat mencapai informas, berhubungan data

yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya

diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut.Contoh: data – data yang

sifatnya pribadi (seperti nama, tempat, tanggal lahir, social security

number, agama, status perkawinan, penyakit yang pernah diderita, dan

sebagainya) harus dapat di proteksi dalam penggunaan dan

penyebarannya.

3.7.4 Respek

Respek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien

dan keluarga. Perawat harus menghargai hak – hak klien.

3.7.5 Otonomi

Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan

membuat keputusan sendiri, meskipun demikian masih terdapat


66

keterbatasan, terutama terkait dengan situasi dan kondisi, latar belakang,

individu, campur tangan hukum dan tenaga kesehatan profesional yang

ada

3.7.6 Beneficience (Kemurahan hati/nasehat)

Beneficienceberkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang

baik dan tidak membahayakan orang lain. Apabila prinsip kemurahan

mengalahkan prinsip otonomi, maka disebut paternalisme. Paternalisme

adalah perilaku yang berdasarkan pada apa yang dipercayai oleh

profesional kesehatan untuk kebaikan klien, kadang-kadang tidak

melibatkan keputusan dari klien.

3.7.7 Non – malefecence

Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawatan untuk tidak

menimbulkan kerugian atau cidera pada klien.

Anda mungkin juga menyukai