TINJAUAN PUSTAKA
kerusakan jangka panjang dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata,
hiperglikemia kronis.
8
9
berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah
jumlah hormon insulin yang tidak mencukupi atau tidak dapat bekerja
secara normal, padahal hormon ini memiliki peran utama dalam mengatur
terjadi pada usia muda). Kelainan ini terjadi karena kerusakan sistem
(Riyadi, 2008). IDDM tergantung insulin biasanya terjadi pada masa anak-
anak atau masa dewasa muda dan menyebabkan ketoasidosis jika pasien
4. Diabetes MellitusGestasional
tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengontrol gula darah
(glukosa) wanita tersebut pada tingkat yang aman bagi dirinya maupun janin
Diabetes Melitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel - sel
sel beta atau degenerasi sel -sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas
disebabkan oleh degenerasi sel - sel beta akibat penuaan dan akibat
kegemukan
Atau obesitas. Tipe ini jelas disebabkan oleh degenerasi sel - sel beta
sebagai akibat penuaan yang cepat pada orang yang rentan dan obesitas
resistensi insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor
1. Kelainan Genetik
diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus akan ikut
insulin.
2. Usia
Dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah usia 40 tahun. Penurunan
memproduksi insulin.
12
yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini
4. Pola makan
Pola makan yang tidak teratur dan cenderung lambat juga akan berperan
5. Obesitas
glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi energin sel yang terlalu
banyak.
2.Polidipsi ( peningkatan rasa haus ) akibat volume urin yang sangat besar
3.Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetesn kronik.
6.Kelainan kulit : gatal - gatal, bisul Kelainan kulit berupa gatal - gatal,
biasanya terjadi didaerah ginjal. Lipatan kulit seperti diketiak dan dibawah
serta diit yang salah menyebabkan terjadinya penghancuran sel beta pada
darah
dan lemak
Mellitus sehingga tidak terkontrol, maka sel – sel akan menjadi sasaran
glukosa yang disimpan dalam otot dan hati. Proses ini jika berlangsung
lama akan terjadi penurunan masa otot dan penurunan berat badan.
1) Diet
optimal.
Kg).
2) Olahraga
menurunkan kadar glukosa darah dan lipit dalam darah sehingga dapat
3) Obat – obatan
a) Golongan Sulfoniluria
kurang dari 40/hari, bila tidak ada stres akut, seperti infeksi berat.
b) Golongan Biguanid
B12.
pada insulin.
menyebabkan hipoglikemia.
4) Insulin
kerja 6 – 12 jam.
18 – 24 jam.
20
atau karena aktivitas fisik yang berat, dengan tanda – tanda, seperti:
a) Komplikasi Makrovaskuler
b) Komplikasi Mikrovaskuler
c) Retinopati Diabetik
3) Tes toleransi glukosa kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
Kadar glukosa darah sewaktu < 100 100 – 200 > 200
plasma vena
<8 8
Darah kapiler 0 0 – 200 > 200
pemeriksaan:
mengkonsumsi 75 gram karbohidrat (2 jam pos prandial (PP) > 200 mg/
dl.
23
akan memiliki resiko sebesar 3 kali dibanding dengan pasien yang tidak
resiko DM.
menimbulkan diabetes.
meningkat.
bahwa dua faktor pertama (keturunan dan usia) memang tidak bisa diubah.
Tetapi enam faktor lainya dapat dikendalikan. Jika dapat memahami betul
2.2.1 Definisi
Gangren dalah luka yang sudah membusuk dan bisa melebar, ditandai
dengan jaringan yang mati berwarna kehitaman dan membau karena disertai
( 2012) gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya
Gangrene diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat
fasikula atau bula yang hemoragik kuman yang bisa menginfeksi pada
2. Infeksi kuman.
3. Akibat trauma.
2.2.4 Patofisiologi
Gangren disebabkan tiga faktor yang sering disebut trias, yaitu: iskemi,
neuropati, dan infeksi. Kadar glukosa darah tidak terkendali akan menyebabkan
proteksi yang berakibat rentan terhadap trauma fisik dan termal, sehingga
meningkatkan risiko ulkus kaki. Sensasi propriosepsi yaitu sensasi posisi kaki
mobilitas, sehingga dapat meningkatkan tekanan plantar kaki dan mudah terjadi
ulkus. Neuropati autonom ditandai dengan kulit kering, tidak berkeringat, dan
ini mencetuskan timbulnya fisura, kerak kulit, sehingga kaki rentan terhadap
26
trauma minimal.Hal tersebut juga dapat karena penimbunan sorbitol dan fruktosa
serta menurunnya refleks otot dan atrofi otot.Penderita diabetes juga menderita
kelainan vaskular berupa iskemi. Hal ini disebabkan proses makroangiopati dan
denyut nadi arteri dorsalis pedis, arteri tibialis, dan arteri poplitea, menyebabkan
kaki menjadi atrofi, dingin, dan kuku menebal. Selanjutnya terjadi nekrosis
jaringan, sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau
rasa tidak nyaman, dan dalam jangka lama dapat mengakibatkan kematian
jaringan yang akan berkembang menjadi ulkus kaki diabetes. Proses angiopati
tungkai bawah terutama kaki, akibat perfusi jaringan bagian distal tungkai
berkurang.
Adapun tanda dan gejala yang harus diwaspadai untuk terjadinya kaki
diabetik (gangren)
2. Mengenai bagian tubuh yang mana saja, sering pada jari kaki dan tngan
tertangkap.
2.2.6Pengobatan gangren
2. Mengatasi infeksi.
4. Merawat luka.
5. Menghilangkan oedem.
antibiotika, kontrol diabetes dapat dengan insulin dan lokal yaitu dengan cara
a. Gangguan saraf
Jika terjadi komplikasi saraf, maka pengobatan yang dilakukan adalah mengontrol
e. Produksi keringat yang menurun, kulit yang kering dan pecah pecah.
tingginya kadar gula darah, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan
tubuh sendiri (endogen) atau dari luar tubuh (eksogen). Penyebab endogen
sistem imun akan menghambat dan mengubah reaksi tubuh terhadap luka,
1. Fase Inflamasi
Pada fase ini pembuluh darah yang terputus pada luka akan
putus. Tanda dan gejala klinis reaksi radang menjadi jelas berupa
warna kemerahan karena kapiler melebar, suhu hangat dan terasa nyeri
2. Fase Proliferasi
Fase ini serat dibentuk dan dihancurkan lagi untuk penyesuaian diri
permukaan luka
3. Fase Penyembuhan
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan
3) Gunting jaringan
4) Cucing 2 buah
b) Peralatan lain:
1) Trolly
3) Korentang
6) Hipafiks secukupnya
7) Gunting plester
31
8) Perlak kecil
9) H2O2 (Perhidrol)
11) Bengkok
2. Prosedur Pelaksanaan
a. Persiapan perawat
2) Mencuci tangan
pada klien
b. Persiapan pasien
c. Persiapan Lingkungan
1) Atur pencahayaan
2) Menutup sampiran
d. Penatalaksanaan
13) Observasi keadaan luka klien, jenis luka, luas luka, adanya pus
larutan NaCl 0,9% dan larutan H2O2 sampai bersih dari arah
dalam ke luar
1. Nyeri akut
3. Perdarahan
5. Hematoma
7. Kemerahan
1. Eksternal
a. Agens farmaseutikal
d. Hipertermia
e. Hipotermia
f. Kelembapan
g. Tempat radiasi
h. Usia ekstrem
2. Internal
a. Gangguan metabolisme
b. Gangguan pigmentasi
melitus, dll).
d. Gangguan sirkulasi
g. Imunodefisiensi
i. Perubahan hormonal
yaitu:
tidak terjadi.
luas.
lukakelihatan rapi.
38
dalam.
proses keperawatan.
Saiful, 2011).
evaluasi.
2.4.1 Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a) Anamnesa
1) Nama
2) Jenis kelamin
a. Laki – Laki
b. Perempuan
3) Umur
a. Middle
b. Eldery
c. Old
d. Very old
4) Alamat
5) Status
a. Menikah
b. Tidak menikah
c. Janda
d. Duda
6) Agama
7) Suku
8) Tingkat pendidikan :
a. Tidak tamat SD
b.Tamat SD
41
c. SMP
d.SMU
e. PT
9) Sumber pendapatan :
a. Ada, Jelaskan
b.Tidak, Jelaskan
a. Ada
b. Tidak
2. Riwayat kesehatan
time.
hipertensi, jantung.
3. Status Fisiologis
1) Tegap
2) Membungkuk
3) Kifosis
4) Skoliosis
5) Lordosis
1) Cepat
2) Perlahan-lahan
1) Suhu
2) Tekanan Darah
3) Nadi
43
4) Respi rasi
5) Berat Badan
6) Tinggi Badan
4. Pemeriksaan fisik
pembengkakan.
pernafasan.
jantung tambahan.
(8) Abdomen
>120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
Kriterkriteria penilaian :
pada point ke 2
Klien menjawab……….
a. Ambil kertas
b. Lipat jadi 2
c. Taruh dilantai
perintahkan pada klien
untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah
nilai 1 point) “tutup mata
anda”
perintahkan pada klien
untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar
Total nilai 30
Interpretasi hasil
Nilai
No Jenis aktifitas Penilaian
Bantuan Total
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
3 Berpindah dari kursi roda ke 5 - 10 15
tempat tidur & sebaliknya
4 Kebersihan diri: Cuci muka, 0 5
menyisir, mencukur
5 Aktivitas dikamar mandi 5 10
6 (toileting) 5 15
7 Mandi 0 5
8 Berjalan dijalan yang datar (jika 5 10
9 tidak mampu berjalan, lakukan 5 10
10 dengan kursi roda) 5 10
11 Naik turun tangga 5 10
12 Berpakaian termasuk 5 10
13 mengenakan sepatu 5 10
Mengontrol defekasi
Mengontrol berkemih
Olah raga/`latihan
Rekreasi/pemanfaatan waktu
luang
JUMLAH
2) Analisa Data
data dibedakan atas data subyektif dan data yang berpendoman pada teori
ekstremitas..
2.4.3 Perencanaan .
KEPERAWATAN hasil
INTERVENSI
INTERVENSI
DIAGNOSIS TUJUAN DAN
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
Manajemen Nutrisi
Definisi:Ketidakseimbangan Tujuan: Setelah dilakukan
(1100)
nutrisi kurang dari perawatan 3x24 jam. Pasien
1. Diskusikan denga pasien
kebutuhan tubuh adalah menunjukkan intake nutrisi
dan keluarga tentang
Asupan nutrisi tidak cukup adekuat
faktor penyebab
untuk memenuhi kebutuhan
2. Kaji psikososial pasien
NOC (Kriteria Hasil)
metabolik.
yang berhubungan
Status Nutrisi (1004) dengan makan berlebih.
3. Jelaskan hubungan
1. Menentukan jumlah obesitas dengan
kalori/ nutrient yang diabetes
tepat. 4. Konsultasikan dengan
2. Menunjukkan tingkat ahli gizi untuk progam
energi biasanya. diit.
53
INTERVENSI
DIAGNOSIS TUJUAN DAN KRITERIA
KEPERAWATAN HASIL
dehidrasi atau
volume sirkulasi
yang adekuat.
5. Memberikan
perkiraan
kebutuhan akan
cairan pengganti,
fungsi ginjal dan
keefektifan dari
therapi yang
diberikan.
6. Mempertahankan
hidrasi atau volume
sirkulasi dengan
adekuat.
7. Menghindari
pemanasan yang
berlebihan terhadap
klien yang lebih
lanjut dapat
menimbulkan
kehilangan cairan.
8. Perubahan mental
dapat berhubungan
dengan
hipoglikemi atau
9. Tipe dan jumlah
cairan tergantung
dari derajat
kekurangan cairan
dan respon klien
secara individual.
KEPERAWATAN HASIL
2.4.4 implementasi
2.4.5 Evaluasi
59
masalah.
masalah teratasi
60