Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak

cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan

insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah.

Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah,adalah efek yang tidak terkontrol dari

diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa

sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),

mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal), syaraf (dapat terjadi

stroke) (WHO, 2011).Selain itu kerusakan yang bisa terjadi yaitu gangguan pembuluh

darah (vaskulopati) dan kelainan pada kaki. Komplikasi yang sering terjadi adalah

perubahan patologis pada anggota gerak yang bisa menyebabkan luka ulkus atau luka

gangren sedangkan luka diabetes dengan gangen didefinisikan sebagai jaringan

nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh karena adanya emboli pembuluh

darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi

sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang perlukaan (digigit serangga,

kecelakaan kerja atau terbakar), proses degenerative (arteriosklorosis) atau gangguan

metabolik (diabetes mellitus). (maryunani,2013).

1
2

Menurut data World Health Organization (WHO, 2017) bahwa pada tahun

2015 terdapat 1,5 juta penduduk terjadi kematian yang disebabkan diabetes

dengan prevalensi sekitar 2,7%. Dari kejadian angka kematian akibat DM di

dunia, 70% terjadi kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Ditahun 2013 Indonesia berada dinomor tujuh sebagai Negara dengan jumlah

diabetes terbanyak di dunia. Maka pada tahun 2025 diperkirakan Indonesia akan naik

menjadi nomer lima terbanyak. Kini dilaporkan dimasyarakat kota besar seperti

Jakarta dan Surabaya, sudah mencapai hampir 10 persen penduduk yang mengidap

penyakit diabetes (Hans, 2013).

Provinsi Jawa Timur melaporkan data penyakit tidak menular seperti DM

dengan hasil 14,24% pada tahun 2013 serta hasil penderita DM sebesar 16,53%

pada tahun 2014. Prevalensi penyakit DM menduduki peringkat ke-2 diantara

penyakit tidak menular lainnya seperti jantung, neoplasma, PPOK dan asma

bronkial. Hasil tersebut didapatkan dari jumlah kasus DM tergantung insulin tahun

2013 sebesar 9.376 kasus dan DM tidak tergantung insulin sebesar 142.925 kasus

(Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2016)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Banyuwangi penyakit DM tahun 2016

mencapai 27% (3.397) penderita (baru), dan 73% (4.335) penderita (lama), dengan

total keseluruhan penderita DM mencapai 7.732 penderita. Penderita DM pada tahun

2017 meningkat mencapai 34% (5.419) penderita (baru), dan 66% (4.448) penderita
3

(lama), dengan total keseluruhan penderita DM pada tahun 2017 mencapai 9.867

penderita (Profil Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2017). Sedangkan pada tahun 2018

Jumlah penderia DM di puskesmas Mojopanggung Banyuwangi masih sangat tinggi

mencapai 590 penderita.

Diabetes mellitus terjadi akibat penurunan penyerapan glukosa oleh sel-sel

disertai oleh peningkatan pengeluran glukosa oleh hati. Pengeluaran glukosa oleh hati

meningkat karena proses-proses yang menghasilkan glukosa, yaitu glikogenolisis dan

glukoneogenesis, berlangsung tanpa hambatan karena insulin tidak ada. Ketika kadar

glukosa darah meningkat sampai jumlah glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas

sel-sel tubulus melakukan reabsorbsi, maka glukosa akan timbul di urin

(glukosuria).Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang menarik air

bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering

berkemih). Cairan yang berlebihan keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi,

sehingga dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karenavolume darah turun

secara mencolok. Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki, dapat menyebabkan

kematian karena aliran darah ke otak turun atau dapat menimbulkan gagal ginjal

sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak adekuat. Selain itu, sel-sel kehilangan air

karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke

cairan ekstrasel yang hipertonik. Sel-sel otak sangat peka sehingga timbul gangguan

fungsi sistem syaraf yaitu polineuropati (Mansjoer, 2012). Adapun gejala khas

diabetes melitus adalah polidipsia (rasa haus berlebihan) yang merupakan mekanisme
4

kompensasi tubuh untuk mengatasi dehidrasi akibat poliuria. Karena terjadi defisiensi

glukosa intrasel, maka kompensasi tubuh merangsang saraf sehingga nafsu makan

meningkat dan timbul polifagia (pemasukan makanan berlebihan). Akan tetapi,

walaupun terjadi peningkatan intake makanan, berat tubuh menurun secara progresif

akibat efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan protein. Sintesis

trigliserida menurun saat lipolisis meningkat sehingga terjadi mobilisasi asam lemak

berlebih dari simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak dalam darah sebagian

besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternatif (Santoso, 2011).

Diabetes mellitus, komplikasi yang sering terjadi adalah penyakit mikrovaskular

dan neuropati. Gangguan kesehatan komplikasi diabetes mellitus antara lain

gangguan mata (retinopati). gangguan ginjal (nefropati), gangguan pembuluh darah

(vaskulopati) dan kelainan pada kaki. (Suyono, 2011). Penatalaksanaan DM yang

kurang tepat dapat mengakibatkan komplikasi, salah satunya terjadinya luka kaki

atau yang sering disebut ulkus diabetik. Ulkus diabetik adalah kerusakan integritas

kulit atau infeksi yang meluas sampai jaringan kulit bawah, tendon, otot bahkan

tulang. Proses terjadinya kaki diabetik diawali oleh angiopati, neuropati, dan infeksi.

Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang menghilangkan atau menurunkan

sensasi nyeri kaki, sehingga ulkus dapat terjadi tanpa terasa. Gangguan motorik

menyebabkan atrofi otot tungkai sehingga mengubah titik tumpu yang menyebabkan

ulserasi kaki. Angiopati akan mengganggu aliran darah ke kaki; penderita dapat
5

merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu. Infeksi sering merupakan

komplikasi akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati. (Edward, 2015).

Upaya – upaya dalam penatalaksanaan kerusakan integritas kulit Diabetes

Melitus gangren sebagai seorang perawat yaitu secara promotif, menginformasikan

dan menjelaskan tentang keadaan penyakit Diabetes Melitus yang dialami dan

pencegahan meliputi kontrol gula darah, diit yang harus dipatuhi, olahraga yang

teratur. Preventif yaitu melakukan perawatan terhadap diri sendiri seperti tubuh tetap

bersih sehingga terhindar dari luka. Kuratif yaitu tindakan yang disertai dengan luka

gangren yaitu perawatan luka yang baik dan benar hal ini bertujuan untuk

meminimalisir penyebaran luka yang di derita. Rehabilitasi yaitu melakukan

pemeriksaan gula darah, diit yang harus dipatuhi dan olahraga yang teratur ( Hans,

2013). Dizmana kadar glukosa darah diatur tingkatannya oleh hormon insulin yang di

produksi oleh pankreas. Peningkatan jumlah penderita diabetes akhir-akhir ini sangat

cepat, dan banyak diantaranya tidak menyadarinya betapa seriusnya penyakit

tersebut. Hal ini dikarenakan diabetes bisa menyerang siapa saja, tidak pandang orang

tua ataupun muda. Penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dicegah

dengan cara penyuluhan (edukasi) mengenai pengetahuan dan keterampilan dalam

pengelolaan diabetes yang diberikan kepada pasien diabetes, perencanaan makanan

(diit) karena sangat penting untuk pemeliharaan pola makan yang teratur dengan

tujuan mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal dan pencegahan

agar tidak terjadi infeksi (Rudi & Sulis, 2013). Intervensi yang dilakukan pada

masalah keperawatan kerusakan integritas kulit diantaranya observasi, berupa


6

pemantauan pada pasien yang mengalami Diabetes melitus yaitu dengan cara

merawat luka dan perkembangan kesembuhan luka, pasien dengan DM diberikan KIE

pada keluarga dan pasien itu sendiri dalam mengontrol gula darah, pasien mengubah

pola makan yang rendah gula, olahraga secara teratur, kontrol kesehatan secara

berkala dan keluarga juga harus diajarkan bagaimana cara merawat luka yang baik

dan benar agar tidak terjadi infeksi. Perawat selalu melakukan perawatan luka dan

mengajarkannya kepada keluarga pasien tentang tata cara perawatan luka, perawat

berkolaborasi dalam pemberian obat dan insulin untuk penderita Diabetes Melitus

sesuai dengan advis dokter, serta berkolaborasi dengan tim gizi untuk diit yang sesuai

dengan penderita Diabetes Melitus (NIC, 2015). Menurut jurnal hasil penelitian

seiring kemajuan tehnologi yang pesat berkembang pula pengobatan yang

bersifat back to nature, sehingga perlu dikembangkan juga alternatif pencegahan

dan pengobatan dengan biaya yang lebih murah dan bahan yang lebih mudah

didapat. Pengunaan herbal medicine telah menjadi bagian penting dari

kehidupan manusia sejak dulu kala sampai sekarang dari 75 – 80 % penduduk

dunia, terutama di negara berkembang masih menggunakannya. Ada beberapa

mekanisme pada tanaman obat yang dapat membentu pencegahan dan

pengobatan berbagai penyakit, diantaranya tanaman obat yang dapat membantu

pencegahan dan pengobatan DM. Tanaman obat yang memiliki substansi seperti

insulin, meningkatkan aktivitas sel beta pankreas, inhibitor alfa glukosidase,

menghalangi penyerapan glukosa usus, mengandung isoflafon yang berefek

hipokolesterolemia dan antioksidan. Komponen bahan aktif dari kebanyakan


7

tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif seperti glikosida, alkaloid,

terpenoid, flavonoid, dan karettenoid mempunyai aktifitas antidiabetik . Salah satu

dari tumbuhan yang mengandung bahan tersebut adalah kedelai kuning.

Pengobatan dan pencegahan pun mengalami perkembangan sejalan dengan

tumbuhnya berbagai macam penyakit. Pemanfaatan tumbuhan sebagai salah satu

alternatif pilihan. Kedelai kuning merupakan salah satu alternatif tumbuhan yang

dapat dimanfaatkan karena kandungannya yang bermanfaat sebagai antibiabetik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah (Wahyu

Purwaningsih, 2014).

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

Asuhan keperawatan Gerontik yang mengalami Diabetes Mellitus (Gangren) dengan

maslah keperawatan kerusakan Integritas jaringan di Puskesmas mojopanggung

Banyuwangi,

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini akan dibatasi pada asuhan keperawatan klien

yang mengalami Diabetes Melitus (gangren) dengan masalah keperawatan

kerusakan integritas jaringan di puskesmas Mojopanggung Banyuwangi 2018.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes Mellitus

(Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan di puskesmas

Mojopanggung Banyuwangi 2018?


8

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Diabetes Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas

jaringan di puskesmas Mojopanggung Banyuwangi 2018.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes

Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan

di puskesmas mojopanggung Banyuwangi 2018.

2. Menetapkan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes

Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan

di puskesmas Mojopanggung Banyuwangi 2018.

3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes

Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan

di puskesmas Mojopanggung Banyuwangi 2018.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes

Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan

di puskesmas Mojopanggung Banyuwangi 2018.


9

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes

Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan

di puskesmas Mojopanggung Banyuwangi 2018.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoristis

Memberikan kontribusi dan mengembangkan ilmu keperawatan

sebagai lahan refelensi dalam melakukan asuhan keperawatan.

1.5.2 Praktis

1. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tambahan referensi mengenai

kesehatan klien yang mengalami Diabetes Mellitus (Gangren) dengan

masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan dan dapat sebagai

aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah

2. Manfaat bagi perawat

Sebagai informasi dan pengetahuan pentingnya perawatan klien yang

mengalami Diabetes Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan

kerusakan integritas jaringan.

3. Manfaat bagi tempat penelitian

Sebagai acuan untuk penatalaksanaan lebih lanjut mengenai

kesehatan dan keperawatan klian yang mengalami Diabetes Mellitus

(Gangren) dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan.


10

4. Manfaat bagi institusi pendidikan

Sebagai informasi atau wacana untuk meningkatkan dan

mengembangakan ilmu keperawatan gerontik khususnya pada klian yang

mengalami Diabetes Mellitus (Gangren) dengan masalah keperawatan

kerusakan integritas jaringan.

5. Manfaat bagi klien dan keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

pasien atau keluarga tentang penyakit Diabetes Melitus. Dan pasien atau

keluarga mampu mencegah terjadinya penyakit Diabetes Melitus serta

komplikasi yang disebabkan oleh penyakit tersebut terutama keluarga

harus mengerti tentang cara perawatan luka dirumah.

Anda mungkin juga menyukai