PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak
cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan
insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah.
Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah,adalah efek yang tidak terkontrol dari
diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa
sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal), syaraf (dapat terjadi
stroke) (WHO, 2011).Selain itu kerusakan yang bisa terjadi yaitu gangguan pembuluh
darah (vaskulopati) dan kelainan pada kaki. Komplikasi yang sering terjadi adalah
perubahan patologis pada anggota gerak yang bisa menyebabkan luka ulkus atau luka
nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh karena adanya emboli pembuluh
darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi
1
2
Menurut data World Health Organization (WHO, 2017) bahwa pada tahun
2015 terdapat 1,5 juta penduduk terjadi kematian yang disebabkan diabetes
Ditahun 2013 Indonesia berada dinomor tujuh sebagai Negara dengan jumlah
diabetes terbanyak di dunia. Maka pada tahun 2025 diperkirakan Indonesia akan naik
menjadi nomer lima terbanyak. Kini dilaporkan dimasyarakat kota besar seperti
Jakarta dan Surabaya, sudah mencapai hampir 10 persen penduduk yang mengidap
dengan hasil 14,24% pada tahun 2013 serta hasil penderita DM sebesar 16,53%
penyakit tidak menular lainnya seperti jantung, neoplasma, PPOK dan asma
bronkial. Hasil tersebut didapatkan dari jumlah kasus DM tergantung insulin tahun
2013 sebesar 9.376 kasus dan DM tidak tergantung insulin sebesar 142.925 kasus
mencapai 27% (3.397) penderita (baru), dan 73% (4.335) penderita (lama), dengan
2017 meningkat mencapai 34% (5.419) penderita (baru), dan 66% (4.448) penderita
3
(lama), dengan total keseluruhan penderita DM pada tahun 2017 mencapai 9.867
penderita (Profil Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2017). Sedangkan pada tahun 2018
disertai oleh peningkatan pengeluran glukosa oleh hati. Pengeluaran glukosa oleh hati
glukoneogenesis, berlangsung tanpa hambatan karena insulin tidak ada. Ketika kadar
glukosa darah meningkat sampai jumlah glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas
kematian karena aliran darah ke otak turun atau dapat menimbulkan gagal ginjal
sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak adekuat. Selain itu, sel-sel kehilangan air
karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke
cairan ekstrasel yang hipertonik. Sel-sel otak sangat peka sehingga timbul gangguan
fungsi sistem syaraf yaitu polineuropati (Mansjoer, 2012). Adapun gejala khas
diabetes melitus adalah polidipsia (rasa haus berlebihan) yang merupakan mekanisme
4
kompensasi tubuh untuk mengatasi dehidrasi akibat poliuria. Karena terjadi defisiensi
glukosa intrasel, maka kompensasi tubuh merangsang saraf sehingga nafsu makan
walaupun terjadi peningkatan intake makanan, berat tubuh menurun secara progresif
akibat efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan protein. Sintesis
trigliserida menurun saat lipolisis meningkat sehingga terjadi mobilisasi asam lemak
berlebih dari simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak dalam darah sebagian
besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternatif (Santoso, 2011).
kurang tepat dapat mengakibatkan komplikasi, salah satunya terjadinya luka kaki
atau yang sering disebut ulkus diabetik. Ulkus diabetik adalah kerusakan integritas
kulit atau infeksi yang meluas sampai jaringan kulit bawah, tendon, otot bahkan
tulang. Proses terjadinya kaki diabetik diawali oleh angiopati, neuropati, dan infeksi.
sensasi nyeri kaki, sehingga ulkus dapat terjadi tanpa terasa. Gangguan motorik
menyebabkan atrofi otot tungkai sehingga mengubah titik tumpu yang menyebabkan
ulserasi kaki. Angiopati akan mengganggu aliran darah ke kaki; penderita dapat
5
merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu. Infeksi sering merupakan
dan menjelaskan tentang keadaan penyakit Diabetes Melitus yang dialami dan
pencegahan meliputi kontrol gula darah, diit yang harus dipatuhi, olahraga yang
teratur. Preventif yaitu melakukan perawatan terhadap diri sendiri seperti tubuh tetap
bersih sehingga terhindar dari luka. Kuratif yaitu tindakan yang disertai dengan luka
gangren yaitu perawatan luka yang baik dan benar hal ini bertujuan untuk
pemeriksaan gula darah, diit yang harus dipatuhi dan olahraga yang teratur ( Hans,
2013). Dizmana kadar glukosa darah diatur tingkatannya oleh hormon insulin yang di
produksi oleh pankreas. Peningkatan jumlah penderita diabetes akhir-akhir ini sangat
tersebut. Hal ini dikarenakan diabetes bisa menyerang siapa saja, tidak pandang orang
tua ataupun muda. Penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dicegah
(diit) karena sangat penting untuk pemeliharaan pola makan yang teratur dengan
tujuan mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal dan pencegahan
agar tidak terjadi infeksi (Rudi & Sulis, 2013). Intervensi yang dilakukan pada
pemantauan pada pasien yang mengalami Diabetes melitus yaitu dengan cara
merawat luka dan perkembangan kesembuhan luka, pasien dengan DM diberikan KIE
pada keluarga dan pasien itu sendiri dalam mengontrol gula darah, pasien mengubah
pola makan yang rendah gula, olahraga secara teratur, kontrol kesehatan secara
berkala dan keluarga juga harus diajarkan bagaimana cara merawat luka yang baik
dan benar agar tidak terjadi infeksi. Perawat selalu melakukan perawatan luka dan
mengajarkannya kepada keluarga pasien tentang tata cara perawatan luka, perawat
berkolaborasi dalam pemberian obat dan insulin untuk penderita Diabetes Melitus
sesuai dengan advis dokter, serta berkolaborasi dengan tim gizi untuk diit yang sesuai
dengan penderita Diabetes Melitus (NIC, 2015). Menurut jurnal hasil penelitian
dan pengobatan dengan biaya yang lebih murah dan bahan yang lebih mudah
pencegahan dan pengobatan DM. Tanaman obat yang memiliki substansi seperti
alternatif pilihan. Kedelai kuning merupakan salah satu alternatif tumbuhan yang
Purwaningsih, 2014).
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
Banyuwangi,
Masalah pada studi kasus ini akan dibatasi pada asuhan keperawatan klien
1.5.1 Teoristis
1.5.2 Praktis
pasien atau keluarga tentang penyakit Diabetes Melitus. Dan pasien atau