Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PENULISAN KTI

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang di susun sedemikian

rupa hingga dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain

yang di gunakan pada penelitian ini adalah studi kasus (IKAPI, 2012). Studi

kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit

penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas,

atau institusi (Nursalam, 2008). Studi kasus ini adalah studi untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien Hernia Inguinalis

Lateralis.

3.2. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti melakukan asuhan keperawatan pada klien post op

hernioraphy dengan masalah keperawatan nyeri di ruang 3A RSUD dr.

Soekardjo Kota Tasikmalaya, maka penyusun studi kasus harus menggambarkan

tentang hernia, hernioraphy, dan nyeri.

1. Hernia

2. Hernioraphy

Hernioraphy mulai dari mengaitkan leher hernia dan menggantungkannya

pada conjoint tendon (penebalan antara tepi bebas m.obliquus


intraabdominalis dan m.transversus abdominis yang yang berinsersio di

tuberculum pubicum).

Masalah keperawatan yang biasanya timbul setelah di lakukannya tindakan

pembedahan herniorapyh yakni nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi,

gangguan rasa nyaman, resiko perdarahan, dan adanya resiko infeksi (Nurarif

dan Kusuma, 2015).

3. Nyeri

Nyeri merupakan kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat

subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala

maupun tingkatannya, dan orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

mengevaluasi rasa nyeri yang di alaminya. Nyeri adalah suatu mekanisme

bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang di rusak sehingga individu tersebut

bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri (Uliyah dan Hidayat, 2009).

3.3. Partisipan/Responden/Subjek Penelitian

Peneliti menggunakan dua responden yang keduanya merupakan klien post op

hernioraphy dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD dr. Soekardjo

Kota Tasikmalaya. Responden pertama Tn. R usia 54 tahun dan responden ke

dua Tn. A 37 tahun

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1.Lokasi

Penelitian ini di lakukan di ruang bedah 3A RSUD dr. Soekardjo Kota

Tasikmalaya.
3.4.2. Waktu Penelitian

Penelitian pada klien 1 (Tn. R) di lakukan pada tanggal 26 Januari 2019 sampai

28 Januari 2019 (3 hari) pukul 13.25 WIB, sedangkan penelitian pada klien 2

(Tn. A) di lakukan pada tanggal 30 Januari 2019 sampai dengan 1 Februari

2019 (3 hari) pukul 14.15 WIB

3.5. Pengumpulan Data

Pada sub bab ini di jelaskan terkait metode pengumpulan data yang di

gunakan:

1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluarga, dan lain-lain). Sumber data dari klien, keluarga dan perawat lainnya.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan menggunakan pendekatan IPPA:

Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi, pada tubuh pasien).

3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan data lain

yang relevan).

3.6. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data di maksudkan untuk menguji kualitas data atau informasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Pada

penelitian ini uji keabsahan data di lakukan dengan:

1. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, perawat, dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah

yang di teliti.
3.7. Analisa Data

Kedua responden merupakan klien dengan post op hernioraphy atas indikasi

hernia inguinalis lateralis. Kedua klien sama-sama memiliki skala nyeri 5 (1-10)

nyeri sedang. Klien 1 (Tn. R) usia 54 tahun berjenis kelamin laki-laki, bekerja

sebagai buruh dan merupakan kepala keluarga. Klien 2 (Tn. A) 37 tahun berjenis

kelamin laki-laki, yang merupakan seorang supir dan menjadi kepala keluarga.

Keduanya tidak memiliki riwayat pembedahan dan penyakit menular seperti

HIV/AIDS, TBC, dan lain-lain.

3.8. Etik Penelitian

Pada penelitian ini di cantumkan etika yang menjadi dasar penyusunan studi

kasus yang terdiri dari:

3.8.1. Informed Consent

Informed konsen merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consen tersebut di berikan sebelum penelitian di lakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya

agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui

dampaknya.

Dalam pelaksanaan di lapangan penulis terlebih dahulu melakukan

Informed Consent terhadap kedua klien sebelum melakukan asuhan

keperawatan dengan cara salam teraupetik, pengenalan diri, kontrak


waktu, tujuan dari perbincangan dan persetujuan klien, baik secara tertulis

maupun secara lisan, untuk validitas, terdapat lembar persetujuan menjadi

responden yang di setujui oleh klien pada lampiran karya tulis ilmiah ini.

3.8.2. Anonimyty

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan kepada responden untuk tidak memberikan atau mencantumkan

identitas atau nama responden pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan di sajikan (Widyantoro, 2013). Dalam melaksanakan

asuhan keperawatan penulis menggunakan inisial pada data identitas klien

dan keluarga klien untuk menjamin kerahasiaan data pribadi klien.

3.8.3. Confidentiality

Salah satu dasar etika keperawatan adalah kerahasiaan. Tujuan

kerahasiaan ini adalah untuk memberikan jaminan kerahasiaan hasil dari

penelitian, baik dari informasi, maupun data yang telah di kumpulkan

peneliti.

Anda mungkin juga menyukai