Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rencana Studi Kasus

Karya tulis ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode

deskriptif, menurut Arikunto deskriptif adalah kondisi atau hal-hal yang sudah

disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian

(Arikunto, 2010)

Studi kasus adalah metode penelitian yang berisfat multiperspectival

analyses, yaitu penelitian yang membutuhkan adanya analisa dari berbagai

sudut pandang dan bukan berfokus pada individu yang menjadi objek

penelitian saja. (Feangin, Orum, & Sjoberg, 1991)

3.2 Subyek Studi Kasus

Merupakan Orang yang akan dijadikan subyek studi kasus untuk

dilakukan studi kasus (Notoatmojo,2010). Peneliti melakukan penelitian

dengan subyek studi kasus ini yaitu :

1) Pada Ny. I. M Yang Yengalami Malaria Tropika dengan Gangguan

Hipertermi di Wainakawini.

2) Pada Keluarga Klien Ny. I. M yang mengalami malaria tropika dengan

Hipertermi

3.3 Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian kasus ini adalah Klien Yang Mengalami

Malaria Tropika dengan Hipertermi diWainakawini.


3.4 Defisini Operasional

1) Asuhan Keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat mulai dari pengkajian, diagnosa, rencana tindakan, dan evaluasi

yang dicatat baik maupun berupa elektronik.

2) Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal. (Amin,

Hardhy, 2015).

3) Malaria merupakan infeksi parasit disebabkan oleh plasmodium yang

menyerang eritrosit ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual

didalam darah. (Amin, Hardhy, 2015).

3.5 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan diwainakawini, Waktu Penelitian dilakukan dari

tanggal, 03 Februari2021.

3.6 Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah

sebagai berikut :

1) Wawancara

Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan

dengan masalah yang dihadapi oleh pasien, biasa disebut juga anamnese.

Tujuannya untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan

masalah keperawatan pasien, serta untuk menjalin hubungan antara

perawat dengan pasien. (Drs.Nasrul Effendy, 1995; hal. 21

2) Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Observasi memerlukan suatu ketrampilan disiplin dan prakik klinik

sebagai tugas dari perawat. Kegiatan observasi meliputi ; 2S HFT (sight,

smell, shering, feeling, dan taste), kegiatan tersebut mencakup aspek :

fisik , mental, sosial dan spiritual. (Nursalam, 2001, Hal:30)

3) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk

menentukan masalah kesehatan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara

melihat, meraba, mengetok dan mendengar.

(Drs.Nasrul Effendy, 1995; hal. 21)

3.7 Penyajian Data

Penyajian data dilakukanpada tanggal 03 Februari 2021 pukul10:30 WIT

dengan metode pengamat observasi; pemeriksaan fisik, dari data pengkajian

tersebut didapat hasil identitas pasien bernama Ny. I. M umur 21 tahun

beragama Kristen Protestan. sejak tanggal, 03 Februari 2021 pukul 4:05 WIT,

menjalani perawatan di Rumah dengan diagnosa medis Malaria Tropika.

Dengan hasil pengkajian adalah klien mengatakan klien mengalami demam

dan lemas, sakitkepala,susahtidur,mual, muntah, tidakadanapsumakan, pucat,

TTV:110/70 N: 80x/menit, R: 24x/menit, S: 380C

3.8 Etika Studi Kasus

Dalam penelitian studi kasus ini penulis menggunakan prinsip Etika

Keperawatan, yaitu :
1) Autonomi (Otonomi)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu

berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa

mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya.

Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang

menurut pembedaan diri.

2) Beneficience (Berbuat Baik)

Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan

begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan.

3) Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat

bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan

keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

4) Non Maleficience (Tidak Merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan

psikologi pada klien.

5) Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuma dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh

seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada

setiap klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Kebenaran merupakan

dasar membina hubungan saling percaya. Klien memiliki otonomi

sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.

6) Fidelity (Loyalty/Ketaatan)
Tanggung jawab benar seorang perawat adalah meningkatkan

kesehatan mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan

penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen

menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.

7) Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.

Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna

keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien, oleh sebab itu

diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8) Accountability (Akuntabilitas)

Adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat

dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda terkecuali.

(https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan,diakses 03-02-

2021)

Anda mungkin juga menyukai