Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

KARYA TULIS ILMIAH

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian
kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang
ditemukan dan hasil penelitian disajikan apa adanya. (Sugiyono, 2009). Penelitian
kuantitatif deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi pada masa kini, menggambarkan suatu fenomena
dengan berbentuk angka-angka (Nursalam, 2011).
Desain penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh otot progresif dalam
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di RSD Gunung Jati
Cirebon.

3.2 Subjek Penelitian


Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Sampel
dalam penelitian ini adalah penderita Fraktur Femur yang di rawat di RSD Gunung
Jati Kota Cirebon sebanyak 15 sampel. Menurut Nursalam (2017) kriteria inklusi
adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target terjangkau
dan akan diteliti.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1. Responden dengan jenis operasi terprogram / selektif
2. Responden dengan cemas sedang,berat
3. Responden belum pernah mengalami tindakan operatif
4. Responden yang kooperatif
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Responden tidak kooperatif selama mengikuti penelitian
2. Responden yang dilakukan relaksasi namun mengalami peningkatan
cemas

34
3.3 Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah penurunan tingkat kecemasan pada pasien
yang akan menjalani operasi sesudah intervensi terapi relaksasi otot proresif.

3.4 Definisi Operasional


Definisi operasional merupakan definisi variabel –variabel yang akan diteliti
secara operasional dilapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk terapi
mengunyah permen karet rendah gula mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti serta untuk
pengembangan instrumen. Dengan definisi operasional yang tepat maka ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diteliti menjadi terbatas dan
penelitian akan lebih fokus ( Agus, 2011:82 ).

Definisi operasional yang terdapat pada penelitian ini yaitu penurunan tingkat
kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi sesudah intervensi terapi
relaksasi otot proresif.,dengan pendekatan instrument penelitian yang digunakan
berupa SOP terapi relaksasi otot progresif ,dan lembar observasi untuk menganalisis
ada tidanya penurunan tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi
sesudah intervensi terapi relaksasi otot proresif.

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di ruangan Prabu Siliwangi RSD Gunung Jati Cirebon.
Untuk mengetahui penerapan terapi relaksasi otot progresif pada pasien yang akan
menjalani operasi, yang dilaksanakan pada bulan April 2020.

3.6 Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi. Lembar observasi
merupakan suatu prosedur yang terencana meliputi melihat dan mencatat jumlah dan
aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang kita teliti. Alat yang
digunakan lembar observasi adalah: check list, ranting scale, daftar riwayat
kelakuan, alat mekanik (Agus.2011: 127).

35
Dalam hal ini menggunakan lembar observasi HRS-A (Hamilton Rating scale) dan
SOP terapi relaksasi otot progresif sebagai instrument yang akan digunakan dalam
penelitian.

3.7 Pengumpulan Data


3.7.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani
operasi sesudah intervensi terapi relaksasi otot proresif.
3.7.2 Langkah Pengumpulan Data
3.7.2.1 Mengurus perijinan dengan Institusi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kota
Cirebon dan RSD Gunung Jati Cirebon untuk melakukan penelitian.
3.7.2.2 Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian pada Kepala ruang
atau perawat penanggung jawab di tempat penelitian dan meminta
persetujuan untuk melibatkan subyek dalam penelitian.
3.7.2.3 Meminta Kepala ruangan atau perawat untuk menandatangani lembar
informed consent sebagai bukti persetujuan penelitian mewakili subyek.
3.7.2.4 Mengidentifikasi atau mendiskusikan dengan subyek tentang jenis terapi
relaksasi otot progresif yang akan diberikan.
3.7.2.5 Melakukan pengkajian tingkat kecemasan pada pasien yang akan
menjalani operasi sebelum pemberian terapi relaksasi otot progresif.
3.7.2.6 Pengkajian awal dilakukan 15 menit sebelum melakukan terapi otot
progresif dengan pedoman kuisioner HRS-A (Hamilton Rating scale).
3.7.2.7 Pasien diminta untuk tenang dan rileks saat dilakukan terapi relaksasi
otot progresif yang dilakukan selama 30 menit
3.7.2.8 Setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif,peneliti kembali lagi
melakukan pengukuran akhir nilai rasa haus menggunakan HRS-A
(Hamilton Rating scale).
3.7.2.9 Melakukan pengolahan data.

36
3.7.2.10 Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam bentul
tabel dan narasi.

3.8 Pengolahan Data Dan Analisis Data


Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan data yang
terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan (Notoatmodjo, 2010). Pengolahan data
ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengurangan rasa haus pada pasien gagal
ginjal setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan menggunakan terapi
mengunyah permen karet rendah gula. Adapun cara menilai tingkat kecemasan
menggunakan HRS-A (Hamilton Rating scale), masing-masing gejala diberi penilaian
angka (skor) antara 0-4 dengan penilaian sebagai berikut:

Nilai 0 : tidak ada gejala (keluhan)


Nilai 1 : ringan
Nilai 2 : sedang
Nilai 3 : gejala berat
Nilai 4 : gejala berat sekali

Masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala


dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan seseorang, yaitu :
Total nilai (skor) =

1. Kurang dari 14 : tidak ada kecemasan

2. 14 – 20 : kecemasan ringan

3. 21 – 27 : kecemasan sedang

4. 28 – 41 : kecemasan berat

5. 42 – 56 : kecemasan panik

37
3.9 Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian, maka data/
hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk teks dan tabel.

3.10 Etika Penelitian


Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena
manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Masalah etika dalam
penelitian keperawatan dapat meliputi :
3.10.1 Informed Concent
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed concent).
informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya, jika subjek bersedia maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.
3.10.2 Anomity ( tanpa nama )
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan
cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya
menuliskan kode pada Lembar pengumpulan data.
3.10.3 Kerahasiaan ( confidentiality)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari
hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua

38
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
3.10.4 Binefience
Perawat selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien mengandung prinsip kebaikan ( promote good).
Prinsip berbuat yang terbaik bagi pasien ini tentu saja dalam batas-batas
hubungan terapeutik antara perawat-pasien. Penelitian yang melibatkan
pasien sebagai responden mengandung konsekuensi bahwa semuanya
demi kebaikan pasien, guna mendapatkan suatu metode dan konsep yang
baru untuk kebaikan pasien.
3.10.5 Normalfience
Penelitian keperawatan mayoritas menggunakan populasi dan
sampel manusia. Oleh karena itu, sangat beresiko terjadi kerugian fisik
dan spikis terhadap subjek penelitian. Jika penelitian dilakukan oleh
peneliti pemula, biasanya juga akan timbul rasa cemas, takut, dan
keraguan pada pasien.
3.10.6 Confidentiality
Pada penelitian sosial yang sering dilakukan oleh perawat,
peneliti wajib merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkannya.
Kerahasiannya ini bukan tanpa alasan. Seringkali subjek penelitian
menghendaki agar dirinya tidak diekspos ke khalayak ramai. Oleh karena
itu, jawaban tanpa nama dapat dipakai dan sangat dianjurkan subjek
penelitian tidak menyebutkan identitasnya. Apabila sifat penelitian
memang menurut peneliti mengetahui identitas subjek, ia harus
memperoleh persetujuan terlebih dahulu serta mengambil langkah-
langkah dalam menjaga kerahasiaan dan melindungi jawaban tersebut.
3.10.7 Veracity
Proyek penelitian yang dilakukan oleh perawat hendaknya
dijelaskan secara jujur tentang manfaatnya, efeknya, dan apa yang di
dapat jika pasien dilibatkan dalam proyek tersebut. Penjelasan seperti ini

39
harus disampaikan kepada pasien karena mereka mempunyai hak untuk
mengetahui segala informasi kesehatannya secara periodik dari perawat.
3.10.8 Justice
Sebuah dilema etika kadang terjadi ketika seorang perawat
peneliti sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan intervensi
keperawatan.

40

Anda mungkin juga menyukai