Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimental


dengan menggunakan model ceoss sectional

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Peneltian

Penelitian inidi laksanakan di lantai III Ruang Cardiovaskuler


care unit di Santosa Hospital Bandung Central.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Januari 2021

3.3 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilaksanakan (Notoadmodjo, 2010).
Di dalam kerangka konsep ini, peneliti ingin menjelaskan mengenai
hubungan self management dan physical activity terhadap tingkat
keparahan lesi pada penyakit jantung koroner
Modif dari sini…masukan outcome tingkat keparawahan setelah self-
management
- Self Management Penyakit Jantung
- Physical activity Koroner

Tingkat Keparahan
Pada PJK

Gambar Kerangka Konsep Penelitian

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat dan
ukuran yang dimiliki dan pada akhirnya memberikan nilai beda pada
sesuatu, dalam hal penelitian, variabel menjadi penciri dan penanda
dari penelitian yang lainnya (Nursalam,2015)
3.4.1 Variable dependen adalah variable yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena variable bebas. Variable dalam
penelitian ini adalah tingkat keparahan lesi pada penyakit
jantung coroner (PJK).
3.4.2 Variable independen adalah variable yang mempengaruhi atau
sebab perubahan timbulnya variable terikat. Variable dalam
penelitian ini adalah self-management dan physical activity
pada pasien penyakit jantung coroner (PJK)
3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan


istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional

sehingga mempermudah pembaca dalam mengartikan makna

penelitian (Setiadi, 2013).

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel-variabel

penelitian secara operasional berdasarkan karakteristik yang

diamati sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena. Definisi operasional ditentukan atas dasar

parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian yang akan

dilaksanakan oleh peneliti (Nursalam, 2016)

Judul Penelitian ini adalah Hubungan Self Management dan

Physical Activity terhadap tingkat keparahan lesi pada penyakit

jantung koroner, untuk masing- masing variabel definisi

operasionalnya adalah:

No Variable Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

1 Dependen : Suatu Kuisoner Mengisi 1 = rendah ( skor < Katagorik


self- kemampuan 33) (Ordinal )
management yang berkenaan kueisoner
2 = sedang ( skor X
dengan keadan
diri sendiri dan 34-66)
ketrampilan 3 = tinggi ( skor >66)
dimana individu
dapat mengelola
dan mengatur
diri untuk
mengarahkan
perubahan
tingkahlaku
2 Dependen: Pergerkan Obsevas, Obsevasi 1 = Kegitan Ringan Katagorik
physical anggota tubuh wawanca 2 = Kegiatan Sedang (Ordinal )
activity yang meliputi
ketahan, ra 3 = Kegiatan Berat
kelenturan dan
kekuatan otot
3 Dependen: Penyakit Metode Hasil 1 = skor 1-6 untuk Katagorik
tingkat penyimpan (Nominal )
keparahan kolesterol gensisni dokumentasi lesi koroner ringan
lesi
angiografi 2 = 7-13 untuk lesi

koroner sedang

3 = >13 untuk lesi

koroner berat

Tabel Definisi Operasional

3.6 Populasi dan Sample

3.6.1 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri ata

objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat,

2011)

3.6.2 Sample

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti (Arikunto, 2013). Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu dengan

mengambil semua anggota populasi menjadi sample

(Hidayat, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah total


sampling

3.6.3 Kriteria Inklusi

a. Pasien dengan penyakit jantung koroner yang menjalani

pemeriksaan angiografi di RSU Santosa Bandung Central

b. Pasien berusia 46-66 tahun diperbolehkan laki-laki atau

perempuan

c. Pasien mampu berkomunikasi secara verbal

Pasien bersedia menjadi responden dengan

menandatangani informed consent saat melakukan

pengambilan data dalam penelitian

3.6.4 Kritera Eksklusi

a. Pasien dengan gangguan daya ingat sehingga tidak

mampu memberikan informasi yang dibutuhkan.

b. Pasien dengan keadaan umum buruk

c. Pasien dengan catatan medik atau data angiografi tidak

lengkap

d. Pasien yang mengalami gangguan pendengaran

e. Pasien yang mengalami gangguan mental

3.7 Instrument Penelitian

3.7.1 Demografik karakteristik

Apa saja dan bagaimana ditanyakan nya di instrument

3.7.2 Informasi klinis

Apa saja dan bagaimana ditanyakan nya di instrument


3.7.3 Tingkat keparahan

Jelaskan prosedur pengukuran bagaimana, pembacaaan hasil

akhir gmn, dan kategorisasi

3.7.4 Self-management (SC-CHDI) atau yang saya tulis di

wa dan bab 1

Nama instrument apa, dikembangkan oleh siapa, tahun berapa,

ada berapa domain, berapa pertanyaan total dan tiap domain.

Pilihan jawaban nya apa? Termasuk skala apa, cara skorig nya

bagaimana, validitas dan relibilitasnya?

3.7.4 aktifitas fisik menggunakan IPAQ

Nama instrument apa, dikembangkan oleh siapa, tahun berapa,

ada berapa domain, berapa pertanyaan total dan tiap domain.

Pilihan jawaban nya apa? Termasuk skala apa, cara skorig nya

bagaimana, validitas dan relibilitasnya?

a. Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan pengumpulan data


mengenai variabel- variabel tersebut (Arikunto,2013 ). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu angket atau koesioner, Pada
penelitian ini digunakan instrumen berupa kuesioner Self Care of
Coronary Artery Disease Inventory Patient version (SC-CHDI) dan
aktivitas fisik dari WHO (2012) yaitu Global Physical Activity
Questionnare (GPAQ) dengan mengukur skor MET (metabolic
equivalent) dari jenis aktivitas fisik berat dan sedang yang dilakukan
oleh individu. Dengan cara penilaian perhitungan skor
3.8 Pengumpulan Data

3.8.1 Etika pengumpulan data penelitian


Pada penelitian di bidang ilmu keperawatan, hampir 90%
subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti
harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam,
2017). Etika dapat membantu peneliti dalam melihat dari
sisi subjek penelitian dan juga membnatu dalam
merumuskan pedoman etis yang kuat dan norma-norma
yang dibutuhkan karena dalam penelitian adanya suatu
perubahan yang dinamis (Masturoh & Anggita, 2018)
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Autonomi berarti responden memiliki kebebasan untuk

memilih rencana kehidupan dan cara bermoral pada diri sendiri

(Potter & Perry, 2010). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

autonomi ialah peneliti harus mempertimbangkan kemungkinan

bahaya dalam penelitian dan peneliti harus memberi perlindungan

pada subyek yang mungkin rentan dalam bahaya (Masturoh &

Anggita, 2018). Responden pada penelitian ini akan mendapatkan

informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian dan mendapat

hak atas kebebasan untuk berpartisipasi atau menolak menjadi

responden dalam penelitian. Responden juga diberikan penjelasan

mengenai data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan. Semua informasi tersebut

diberikan sebelum responden menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden (informed consent). Peneliti tidak memaksakan


calon responden yang tidak bersedia menjadi responden dalam

penelitian

2. Justice (keadilan)

Justice atau keadilan berarti tidak membeda-bedakan subjek

(Masturoh & Anggita, 2018). Peneliti menyamakan setiap

perlakuan yang diberikan kepada setiap responden tanpa melihat

dan membedakan suku, agama, ras dan status sosial ekonomi.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality adalah masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,2012).

Kerahasiaan adalah prinsip etika dasar yang menjamin

kemandirian klien (Potter & Perry, 2010). Dalam penelitian ini

kerahasian responden dilakukan dengan cara memberikan kode

reponden pada lembar kuisioner bukan nama asli dari responden

4. Beneficience dan non maleficienc

Beneficence yaitu hasil yang didapatkan diharapkan dapat

menghasilkan manfaat bagi subjek penelitian, sementara non

maleficience ialah tidak membahayakan subjek yang artinya tidak


merugikan subjek penelitian dan memperhatikan keselamatan dan

kesehatan dari responden dalam penelitian (Masturoh & Anggita,

2018). Pada penelitian ini manfaat yang didapat adalah

mengetahui pentingnya self management dan aktifitas fisik pada

tingkat keparahan pada pasien jantung koroner Penelitian ini tidak

akan membahayakan responden, karena responden hanya akan

mengisi kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.

5. Memperhitungkan manfaat dan kerugian


Penelitian ini diupayakan memperoleh manfaat yang sebesar-
besarnya dan meminimalkan dampak kerugian yang dialami
responden.
3.8.2 Tekhnik Pengumpulan data

Tekhnik pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan

kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang

diperlukan dalam suatu penelitian (Hidayat, 2010).Cara pengumpulan data

dalam penelitian ini penulis menggunakan data prime dan data sekunder

(rekam medis pasien). Langkah – langkah Pengolahan data dilakukan

melalui proses sebagai berikut :

Mulai dari rkeruitment partiispan sampai dengan mnegisi

instrument dan tahap analisis dari editing

1. Editing

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data


atau setelah data terkumpul. Hal – hal yang perlu diperiksa ulang melalui

tahap editing ialah kelengkapan pengisian formulir kuesioner berupa data

demografi dari responden dan jawaban di masing-masing pertanyaan

HSMBQ, serta mengecek seluruh data yang tercantum dalam instrumen

kembali untuk mencegah adanya kesalahan pemasukan data

2. Coding

Pada tahap ini melakukan pengkodean terhadap data yang sudah

diedit sebagai usaha menyerderhanakan data. Peneliti akan memberi

nomor kode pada setiap responden untuk memudahkan dalam pengolahan

data dan analisa data. Pada penelitian ini, data yang diberikan kode yaitu

data demografi ; tingkat pendidikan : SD (1), SMP (2), SMA/SMK (3),

perguruan tinggi (4) ; jenis kelamin : laki-laki (1), perempuan (2);

pekerjaan: bekerja (1), tidak bekerja (2); sedangkan untuk usia tidak

diberikan kode. Coding untuk data nilai self mangemnt yaitu 1 = rendah

( skor < 33) 2 = sedang ( skor X 34-66) 3 = tinggi ( skor >66). Coding

untuk kategori phsical activity yaitu 1 = Kegitan Ringan, 2 = Kegiatan

Sedang 3 = Kegiatan Berat dan Coding untuk kategori tingkat keparahan

lesi yaitu 1 = skor 1-6 untuk lesi koroner ringan, 2 = 7-13 untuk lesi

koroner sedang, 3 = >13 untuk lesi koroner berat

3. Entry

Memproses data yang dilakukan dengan cara meng-entry data dari

hasil observasi menggunakan perangkat komputer.

4. Prosesing
Peneliti memasukan data dari setiap responden yang telah diberi

kode kedalam program komputer untuk diolah. Data yang perlu dimasukan

kedalam program komputer adalah kode responden, jenis kelamin, usia,

pendidikan, pekerjaan, self mangement, phsical activity dan tingkat

keparahan lesi, diperoleh menggunakan instrumen HSMBQ yang telah

terkumpul serta dimasukkan dalam master tabel

5. Cleaning

Setelah seluruh data selesai di entry, dilakukan cleaning untuk

membersihkan kesalahan pengisian data

Adapun rancangan analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu denagn cara sebagai berikut :

a) Analisa Univariat

Pada penelitian ini variable yang dideskripsikan melalui

analisis univariat adalah Variabel yang dianalisis univariat dalam

penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, self-

managemen, physical activity dan tingkat keparahan lesi pada

penyakit jantung coroner (PJK) dari hasil pengisian kuisoner. Data-

data tersebut termasuk variabel kategorik dan akan dianalisis dengan

statistik deskriptif, yaitu menggunakan distribusi frekuensi dan

dijabarkan persentase dari masing-masing variabel, kemudian

dianalisis dengan bantuan software SPSS 16.

b) Analisa Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan self-

management dan physical activity terhadap tingkat keparahan lesi pada

penyakit jantung coroner (PJK) dengan uji chi square. Uji chi square

digunakan untuk menganalisis hubungan variabel kategorik tidak

berpasangan yang penyajiannya dalam bentuk tabel 2 x 2, 2 x K (lebih

dari 2 kategori), selain 2 x 2, dan selain 2 x K (Dahlan, 2012), dimana

dalam penelitian ini tingkat keparahan lesi pada penyakit jantung

coroner (PJK) (ringan, sedang dan berat) sebagai variabel bebas

sedangkan kadar self-management (rendah, sedang, tinggi) dan

physical activity (Ringan, Sedang , Berat ) sebagai variabel terikat. Uji

chi square digunakan karena statistik data yang digunakan adalah

statistik non parametrik dimana dalam peneltian ini menggunakan

skala pengukuran ordinal dan nominal, sehingga uji normalitas data

tidak perlu dilakukan (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan

tabel 3 x 2 dengan uji chi square yang telah memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai