Tidak semua alat pelindung diri harus di pakai, jenis pelindung tubuh
dipakai tergantung pada jenis tindakan, dimana di bagi menjadi 3,
yaitu:
1. Resiko rendah
2. Resiko sedang
3. Resiko tinggi
Syarat APD
Melindungi dan Aman
APD harus memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
Mudah Pemeliharaan
Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
MACAM-MACAM APD DI RUMAH
SAKIT
Jenis- jenis APD beserta penggunaanya menurut departemen
kesehatan RI 2007
Jenis- jenis APD beserta penggunaanya
menurut departemen kesehatan RI 2007
A. Sarung tangan
a.Digunakan bila terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh dan
bahan yang terkontaminasi, selaput lendir dan kulit terluka.
b.Penggunaan sarung tangan merupakan komponen kunci dalam
meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan suatu
lingkungan bebas penyakit
F. Apron
c.Terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang
tahan air sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan
d.Mengenakan apron dibawah gaun sebagai penutup ketika
melakukan perawatan langsung pasien, membersihkan
pasien, atau melakukan prosedur dimana ada risiko
tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi
G. Pelindung kaki
a.Melindungi kaki dari akibat benda
tajam atau benda berat yang mungkin
jatuh secara tidak sengaja.
b.Hindari menggunakan sandal jepit atau
sepatu yang terbuat dari bahan lunak
itu tidak boleh dikenakan.
Menurut pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh DepKes RI 2000,
Ada faktor-faktor yang harus diperhatikan saat pada pemakaian APD:
a.Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum
memasuki ruangan.
b.Gunakan dengan hati-hati, jangan menyebarkan kontaminasi.
c.Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah
disediakan diruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan.
d.Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah
membersihkan tangan sesuai dengan pedoman.
Sumber
Siburian, Apriliani.(2012).Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Terhadap Keselamatan Kerja Perawat IGD RSUD Pasar Rebo
Tahun 2012.[Online].Tersedia: lib.ui.ac.id
Departemen Kesehatan RI, Ditjen Pelayanan Medik.2007.Petunjuk
Penyusunan Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah
Sakit.Jakarta
Program rehabilitasi kerja
Definisi rehabilitasi menurut WHO (1981)
Semua tindakanyang bertujuan untk mengurangi dampak diailitas agar
memungkinkan penyandang cacat berinteraksi dengan masyarakat
meliputi fisik, psikis, dan sosial
tujuan
1. Meniadakan kecacatan (bila mungkin)
2. Mengurangi kedaan cacat sebanyak mungkin
3. Pencegahan keadaan cacat
4. Menurunkan hospital stay
Ada 3 macam rehabilitasi
• 1. medik
• Proses pelayanan kesehatan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
fungsi fisik dan psikis individu dan bila perlu mengembangkan mekanisme
kompensasinya agar indivisu dapat berdikari
• 2. Rehabuilitasi social
• Bagian dari proses rehabilitasi yang ertujuan agar penyandang cacatdapat
berintegrasi kedalam masyarakat dengan membantunya menyesuai diri pada
keluarga, masyarakat dan pekerjaannya
• 3. rehabilitasi kerja
• Pemberian pelayanan kekaryaan seperti bimbingan kekaryaan, latihan kerja,
penempatan kerja
Unsur yang berpengaruh pada program
rehabilitasi yang komperhensif adalah
1. Pemulihan kondisi fisik
2. Pemullihan kondisi psikologik
3. Latihan keterampilan dan pengalaman kerja singkat guna
membantu penderita mengembalikankepercayaan diri
4. resosialisasi
Tim rehabilitasi
• Dokter : (edukasi terkait kebersihan, nutrisi, suplemen, efek enyakit)
• Fisioterapis : positioning, exercise, ROM, ambulasi training
• Terapis okupasional : merancang aktivitas untuk membantu penderita
menghasilkan gerakan yg mempuanyai maksud tertentu
• Petugas social medis : memecahkan persoalan pribadi, penghubung RS dan pasien,
membantu penyesuaian klien dan masyarakat, membantu mengusahakan dana
bagi penderita yang kurang mampu
• Psikologi : memberikan motivasi agar membantu melaksanakan program
rehabilitasi yg telah dirancangkan
• Perawat rehabilitasi
• Terapis wicara
Komplikasi akibat terlambat program rehab
• Kelemahan dan atropi otot
• Kontraktursendi
• Ulcus diabeticus
• Ggn. Metabolik
• Ggn. Fungsi kardio pulmonal
Program keselamatan kerja
Menurut Dewan K3 Nasional, program K3 adalah upaya untuk
mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia,
sarana, lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi
administrasi dan manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang,
peralatan K3, pengendalian bahaya dan beracun, pencegahan
kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi
program (DK3N, 1993).
Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur
yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses
pengendalian resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia
dalam tindakan tidak aman, meliputi :
1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol
kondisi berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
2. Membuat prosedur keamanan.
3. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan
peralatan baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan
berbahaya.
4. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
5. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
6. Rapat bulanan P2K3
7. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3
seperti alat pelindung diri, standar keselamatan yang baru.
8. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Terimakasih