Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

METODE STUDI KASUS

Didalam bab 3 ini, menyajikan tentang metode penelitian yang meliputi

desain/rancangan studi kasus , subyek penelitian , kriteria, lokasi dan waktu

penelitian, fokus studi, definisi operasional, teknik pengumpulan data, analisis data

dan penyajian data serta etika penelitian.

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang

terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih

menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Fenomena disajikan secara apa

adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan

mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak

memerlukan adanya hipotesis (Nursalam, 2013)

Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui satu

kasus yang terdiri dari unit tunggal. meskipun didalam studi kasus ini yang diteliti

hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai

aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara integratif

(Natoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang

penurunan tekanan darah dengan hidroterapi dan relaksasi nafas dalam pada lansia

penderita hipertensi di Desa Sumber Porong Kecamatan Lawang Kabupaten Lawang .


3.2. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan

sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain

yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang

memberi respon atas suatu perlakuan yang akan diberikan kepadanya (Nursalam,

2013).

Subjek penelitian pada studi kasus ini menggunakan dua responden lansia

sebagai subjek dalam penelitian atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau

sasaran penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi.

3.3. Kriteria

3.3.1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakterisitik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi

pedoman saat menentukan kriteria inklusi (Nursalem, 2013).

Kriteria inklusi subjek penelitian yang diteliti dalam studi kasus ini adalah

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Bersedia menjadi responden

2. Responden berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang menderita

hipertensi

3. Responden tidak mengalami cidera fisik

4. Umur responden antara 45-90 tahun


5. Responden bersedia melakukan terapi rendam kaki menggunakan air hangat

dan relaksasi napas dalam

3.3.2. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, antara lain:

1. Responden pada kakinya sedang mengalami luka yang terbuka dan terjadi

perdarahan pada kaki

2. Penderita hipertensi yang sudah terkena komplikasi seperti stroke

3. Responden yang tidak kooperatif

4. Responden menolak atau tidak bersedia menjadi subjek penelitian

3.4. Fokus Studi Kasus

Fokus studi identik dengan variabel penelitian yaitu perilaku atau karakteristik

yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (Nursalam, 2011). Fokus studi adalah

karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan

operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan

tingkatannya (Setiadi, 2007).

Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah penurunan tekanan darah dengan

hidroterapi (rendam kaki menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam pada

lansia penderita hipertensi.


3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang

dignakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah

pembaca dalam mengartikan makna penelitian. Pada definisi operasional akan

dijelaskan secara padat mengenai unsur penelitian yang meliputi bagaimana caranya

menentukan variabel dan mengukur suatu variabel (Setiadi, 2013).

Definisi operasional pada penelitian studi kasus ini yaitu penurunan tekanan

darah dengan hidroterapi (rendam kaki menggunakan air hangat) dan relaksasi napas

dalam pada lansia penderita hipertensi adalah setelah dilakukan tindakan hidroterapi

(rendam kaki menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam selama 14 hari atau

2 minggu dengan frekuensi 1 kali sehari dan dalam waktu 20-30 menit tekanan darah

lansia penderita hipertensi tingkat I maupun hipertensi tingkat II menjadi turun.

3.6. Tempat dan Waktu Peneleitian

3.6.1. Tempat Peneitian

penelitian dilaksanakan di rumah responden di Rw. 05 Desa Sumber Porong

Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.

3.6.2. Waktu Penelitian

Waktu peneitian dilaksanakan pada tanggal 11 November 2019 sampai

dengan 25 November 2019.


3.7. Pengumpulan Data

3.7.1. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengamatan

(observasi), adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk

menyadari adanya rangsangan. Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur

yang berencana, yang antara lain melputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah

dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti. Jadi dalam melakukan observasi bukan hanya mengunjungi,

“melihat” atau “menonton” saja, tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khusus

dan melakukan pencatatan-pencatatan. Ahli lain mengatakan observasi adalah studi

yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala pshycis

dengan jalan megamati dan mencatat (Notoadmojo, 2012).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode observasi serta wawancara. Dalam penelitian ini, observasi

digunakan untuk mengetahui tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan

hidroterapi (rendam kaki menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam pada

lansia penderita hipertensi di Rw. 05 Desa Sumber Porong Kecamatan Lawang

Kabupaten Malang.
Langkah pengumpulan data yang peneliti lakukan untuk studi kasus ini adalah

sebagai berikut:

Tahap awal:

1. Sebelum melakukan pengumpulan data dari penelitian, peneliti mengurus

surat pengantar izin penelitian kepada pihak Institusi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang Kampus 2 Lawang.

2. Peneliti menyerahkan surat dari institusi kepada Bankesbangpol Kabupaten

Malang

3. Setelah peneliti mendapatkan izin dari Bankesbangpol Kabupaten Malang,

kemudian mengirimkan surat izin ke Dinkes Kabupaten Malang, Wilayah

Kerja Kecamatan Lawang, dan Kepala Desa Sumber Porong Lawang

4. Setelah peneliti mendapatkan surat izin dari Kepala Desa Sumber Porong

Lawang selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin tersebut kepada Ketua

Rw.05 Desa Sumber Porong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang

5. Setelah peneliti mendapat izin, peneliti mencari responden sesuai dengan

kriteria di Rw.05 Desa Sumber Porong Kecamatan Lawang Kabupaten

Malang

Tahap Pelaksanaan

1. Peneliti melakukan pengumpulan data dan pendekatan dengan teknik BHSP

kepada lansia dan menentukan responden sesuai kriteria inklusi.

2. Peneliti kemudian menjelaskan maksud serta tujuan, manfaat dari tindakan

yang akan dilakukan.


3. Peneliti mengenalkan dan menjelaskan fungsi dari hidroterapi (rendam kaki

menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam.

4. Peneliti menjelaskan langkah-langkah hidroterapi (rendam kaki

menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam.

5. Peneliti meminta persetujuan dari responden untuk menjadikan responden

sebagai sujek penelitian dengan menandatangani inform consent sebagai bukti

responden bersedia menjadi subjek penelitian.

6. Kontrak waktu dengan responden untuk melaksanakan hidroterapi (rendam

kaki menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam sesuai dengan SOP.

7. Peneliti melaksanakan penelitian dan melakukan observasi terhadap

perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukannya hidroterapi

(rendam kaki menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam pada

responden selama 2 minggu dengan frekuensi 1 kali sehari dan dalam waktu

20-30 menit.

8. Peneliti melakukan analisis data dan menyimpulkan yang terjadi pada

responden setelah dilakukan hidroterapi dan relaksasi napas dalam.

9. Peneliti mengecek kelengkapan data dan melengkapi data yang kurang

dengan mengambil data ulang.

10. Handphone untuk mendokumentasikan selama penelitian.


3.7.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoadmojo, 2010). Instrumen penelitian ini dapat berupa:

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengupulkan data

secara lisan dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan responden

(Setiadi, 2013). Dalam proses penelitian atau proses wawancara, peneliti

menggunakan wawancara terstruktur dengan pertanyaan terbuka untuk mengetahui

perubahan dari hidroterapi (rendan kaki menggunakan air hangat) dan relaksasi napas

dalam terhadap responden. Selama wawancara bahasa yang digunakan adalah bahasa

indonesia namun pada saat responden tidak mengerti dengan pertanyaan bahasa

indonesia maka peneliti wawancara menggunakan bahasa jawa yang digunakan

responden sehari-hari.

2. Metode Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara mengadakan,

melakukan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari

perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Pengumpulan data dengan cara observasi ini

dapat digunakan jika objek penelitian dan perilaku manusia, proses kerja, responden

kecil (Hidayat, 2012). Peneliti melakukan observasi disaat melakukan studi

pendahuluan dengan cara mengukur tekanan darah responden yang diteliti untuk

mengetahui apakah benar responden mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Peneliti melakukan observasi disaat penelitian dengan cara mengukur tekanan darah

responden sebelum melakukan hidroterapi (rendam kaki menggunakan air hangat)


dan relaksasi napas dalam. Selanjutnya subjek melakukan hidroterapi (rendam kaki

menggunakan air hangat) dengan mneggunakan air yang bersuhu 40,5-43℃ selama

20-30 menit dengan ketinggian air diatas mata kaki yang juga di kombinasi dengan

relaksasi napas dalam yaitu menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru

dengan udara melalui hitungan 1,2,3 kemudian tahan 5-10 detik kemudian perlahan-

lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah

rileks. Setelah itu melakukan kembali pengukuran tekanan darah pada responden

setelah dilakukan hidroterapi dan relaksasi napas dalam. Hidroterapi (rendam kaki air

hangat) dan relaksasi napas dalam dilakukan selama 2 minggu dengan frekuensi 1 hari

sekali dan dilakukan dua kali pengukuran tekanan darah yaitu sebelum dan sesudah

dilakukannya hidroterapi dan relaksasi napas dalam.

Instrumen penelitian dalam penelitian studi kasus ini menggunakan metode

wawancara dan observasi untuk mengukur tekanan darah dan juga untuk mencatat

hasil observasi yang dilakukan dua kali sehari dalam dua minggu waktu penelitian.

Instrumen penelitian dalam penelitian studi kasus ini menggunakan:

1. Lembar SOP (Standart Operasional Prosedure) pengukuran tekanan darah

2. Lembar SOP (Standart Operasional Prosedure) Hidroterapi (rendam kaki

menggunakan air hangat)

3. Lembar SOP (Standart Operasional Prosedure) teknik relaksasi napas dalam

4. Lembar Observasi yang dibuat peneliti untuk mengobservasi perubahan

tekanan darah.

5. Spignomanometer kompas dan tensi

6. Termometer air

7. Handphone untuk mendokumentasikan kegiatan pengambilan data berupa

rekaman suara, foto maupu vidio dalam penelitian.


3.8. Pengolahan data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang

penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih

mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap disajikan. Untuk

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,

diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2010).

Pada studi kasus ini , data diolah menggunakan aturan-aturan yang

disesuaikan dengan pendekatan studi kasus. Pada umumnya, jenis pengolahan data

secara alternatif bersumber dari fokus studi dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

Penyajian data disesuaikan dengan desain penelitian deskriptif studi kasus,

yaitu:

a) Data disajikan secara tekstual/narasi dan dapat disertai dengan cuplikan

ungkapan verbal dari subjek penelitian yang merupakan data pendukungnya.

b) Penyajian data secara narasi adalah penyajian data hasil penelitian dalam

bentuk uraian kalimat atau berupa tulisan , hanya dipakai untuk data yang

jumblahnya kecil serta kesimpulanya sederhana (Notoatmodjo, 2010).

3.9 Analisa Data dan Penyajian Data

3.9.1. Analisa Data

Analisa data merupakan hal penting dalam penelitian sebagai bahan

pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah penelitian. Dalam arti luas yaitu

interpretasi yang berguna untuk mencari makna hasil penelitian dan tidak hanya

menjelaskan atau menganalisis tetapi juga melakuakan inferensi (generalisasi) dengan

teori yang relevan dengan hasil penelitian (Setiadi, 2013).


Data yang diambil adalah hasil dari pengukuran tekanan darah pada responden

yang telah mendapatkan hidroterapi (rendam kaki mengguakan air hangat) dan

relaksasi napas dalam. Observasi dilakukan sebanyak 14 kali selama 2 minggu dengan

frekuensi 1 hari sekali.

3.9.2. Penyajian Data

Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi disajikan dalam narasi

beserta interpretasinya. Interpretasi adalah pengambilan kesimpulan dari suatu data

kuantitatif, data ditulis dalam benuk narasi atau textuler. Narasi atau textuler adalah

penyajian data hasil penelitian kalimat (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian setudi

kasus “Menurunkan Tekanan Darah dengan Hidroterapi dan Relaksasi Napas Dalam

pada Lansia Penderita Hipertensi di Rw 05 Desa Sumber Porong Kecamatan Lawang

Kabupaten Malang” ini adalah menggunakan narasi.

3.10. Etika Penelitian

penelitian ini menggunakan prinsip etik penelitian/pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek

penelitian, khususnya jika menggunakan tindakan khusus (Nursalam, 2008). Dalam

penelitian ini, peneliti memberikan tindakan hidroterapi (rendam kaki menggunakan

air hangat) dan relaksasi napas dalam dalam upaya menurunkan tekanan darah tinggi

tanpa merugikan atau menimbulkan penderitaan pada responden.


b. bebas dan eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang tidak

menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau

informasi yang telah diberikan, tidak dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apapun (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini,

peneliti meyakinkan kepada responden dengan cara memberikan hidroterapi dan

relaksasi napas dalam dalam upaya menurunkan tekanan darah tinggi.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus berhati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan (Nursalam, 2008). Dalam

penelitian ini, peneliti berhati-hati dalam mempertimbangkan suatu risiko serta

keuntungan kepada responden setelah dberikan hidroterapi (rendam kaki

menggunakan air hangat) dan relaksasi napas dalam dalam upaya menurunkan

tekanan darah tinggi atau hipertensi.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia ( respect human dignity)

a) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination).

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak untuk

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa adanya sangsi

apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien

(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini, responden memiliki hak untuk memutuskan

apakah mereka bersedia atau tidak menjadi suatu subjek atau responden yang akan di

berikan suatu tindakan hidroterapi (rendam kaki menggunakan air hangat) dan

relaksasi napas dalam dengan cara memberikan surat persetujuan untuk menjadi

responden.
b) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full

dislosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung

jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek (Nursalam, 2008). Dalam penelitian

ini, peneliti memberikan jaminan informasi secara rinci dan bertanggung jawab jika

terjadi sesuatu setelah diberikan tindakan hidroterapi (rendam kaki menggunakan air

hangat) dan relaksasi napas dalam untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

c) Informed consent

Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian

yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak

menjadi responden. Dalam informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data

yang diperoleh hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu (Nursalam, 2008).

Dalam penelitian ini, responden mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

diberikanya tindakan hidroterapi (rendam kaki menggunakan air hangat) dan

relaksasi napas dalam.

3. Prinsip Keadilan (right to justice)

a) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (raigh in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaanya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka

tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian (Nursalam, 2008). Dalam penelitian

ini, peneliti harus adil dalam memperlakukan responden baik sebelum selama dan

sesudah diberikan tindakan hidroterapi (rendam kaki menggunakan air hangat) dan

relaksasi napas dalam untuk menurunkan tekanan darah.


b) Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(confidentialy) (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti merahasiakan

indentitas responden dengan hanya menulis inisial nama dalam data penelitian yang

dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai