Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu : cara ilmiah, data, tujuan,

dan kegunaan (Sugiyono, 2008).

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Pengertian Studi Kasus

Menurut Bogdan dan Bikien (2012) studi kasus merupakan

pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat

penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachmad (2012)

membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan

perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Sementara Yin (2007)

memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-

cirinya menjelaskan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha

menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menemukan

semua variabel yang penting.

Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi

kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar,

dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai

suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud

untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.


 

3.1.2 Jenis-jenis Studi Kasus

a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian

organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan menelusuri

perkembangan organisasinya. Studi ini sering kurang memungkinkan untuk

diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan

secara minimal.

b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui

observasi peran-serta atau perlibatan (participant observation), sedangkan

fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi

yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam

sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.

c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan

maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah

yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karier,

pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja,

sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.

d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan

(community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau

masyarakat sekitar (komunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu

bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.

e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis

situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya


pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut

pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-

temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci

lainnya.

f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit

organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau

suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang

belajar menggambar.

3.1.3. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus

. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara

bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti

dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masyarakat

atau unit sosial.

a.Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat

diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-sumber yang tersedia.

b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi

yang lebih dipakai dalam penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan

analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen penelitian, dapat

menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan

penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.

c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,

mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat


dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi

hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi

secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data

dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah

semua data terkumpul atau setelah selesai dari lapangan.

d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam

pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan

(reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan.

Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan

barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan

ke dalam kategori yang sudah ada.

e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah

dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas,

sehingga memudahkan pembaca untuk memahami seluruh informasi penting.

Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus

kehidupan seseorang atau kelompok.


3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Asuhan keperawatan pasien anak

Dengue Hemorragic Fever (DHF) dengan masalah keperawatan Hipertermia

di UPT Puskesmas Widodaren Gerih. Secara lebih khusus subjek penelitian

adalah pasien anak Dengue Hemorragic Fever (DHF) dengan Hipertermi (2-5

hari) di UPT Puskesmas Widodaren Gerih.

3.3 Fokus Studi

Diharapkan Asuhan keperawatan pasien anak Dengue Hemorragic Fever

(DHF) dengan masalah keperawatan Hipertermia. Adapun kriteria inklusi dan

eksklusi sebagai berikut :

3.3.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2002)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Klien yang mengalami Dengue Hemorragic Fever (DHF)

b. Klien anak yang mengalami Dengue Hemorragic Fever (DHF) disertai

Hipertermi

c. Di rawat di UPT Puskesmas Widodaren Gerih

d. Bersedia menjadi inform consent


3.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian (Notoatmodjo, 2002)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Klien tidak bersedia untuk diteliti

b. Klien dewasa mengalami Dengue Hemorragic Fever (DHF)

c. Klien tidak mengalami Hipertermi

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam,2008). Definisi

Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena

(Hidayat, 2007).
Tabel 3.4 Definisi Operasional

Definisi Alat
Variabel Indikator Skala Skor
Operasional Ukur
Variabel Memberikan Kompres SOP
independen kompres hangat hangat kompres
(variabel dengan menggun hangat
bebas) menggunakan akan air
adalah air panas hangat
kompres dengan suhu suhu air
hangat 37 C – 410C.
0
37ºC -
dengan cara 41ºC dan
memasukan waslap
waslap dalam
Waskom air
hangat
kemudian
letakan di
daerah dahi dan
lipatan ketiak,
paha selama 2-
3 menit
dilakukan
secara berulang
selama 20
menit

3.1 Lokasi dan Waktu

3.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di ruang rawat Inap UPT Puskesmas

Widodaren Gerih Ngawi.

3.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019.


3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan informasi (data) dilakukan dengan memperoleh


informasi secara langsung kepada pasien dan keluarga pasien yang akan
dilakukan implementasi keperawatan di UPT Puskesmas Widodaren
Gerih dengan melalui metode pengumpulan data yang digunakan
meliputi:
a. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga dan lain-lain,
sumber data dari pasien, keluarga, perawat lainnya).

b. Observasi suhu tubuh sebelum dan sesudah di kompres dan


pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA : Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, Auskultasi) pada sistem tubuh pasien.

c. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari Register Puskesmas dan


pengkajian).

d. Uji Laboratorium
 Trombositopenia : jumlah trombosit ≤ 100.000/mm3

 Hemokonsentrasi : meningginya nilai hematocrit atau Hb ≥ 20%

dibandingkan denagan nilai pada masa konfalesen, atau

dibandingkan dengan nilai Hct/Hb rata-rata pada anak di daerah

tersebut

e. Proses Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari observasi langsung terhadap responden

menggunakan lembar observasi untuk mengetahui penurunan suhu tubuh.

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang diterapkan adalah :


1) Mengurus ijin penelitian kepada ketua Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang

2) Mengurus ijin penelitian kepada Kepala UPT Puskesmas Widodaren

Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.

3) Mendapat ijin penelitian dari Kepala UPT Puskesmas Widodaren

Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi

4) Memberikan penjelasan kepada orang tua responden bila bersedia

menjadi responden untuk menandatangani inform concent

5) Memberikan advis dokter dengan antipiretik kepada pasien

(asetaminofen).

6) Melakukan observasi suhu tubuh sebelum kompres hangat

7) Melakukan kompres hangat

8) Melakukan observasi suhu tubuh setelah kompres hangat

3.3 Analisa Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi pertama (pre

test) dilakukan sebelum pemberian kompres hangat yang selanjutnya

diberikan kompres hangat sedangkan observasi kedua (post test)

dilakukan satu jam setelah pemberian kompres hangat. Pengukuran suhu

tubuh dilakukan pada saat sebelum dilakukan kompres hangat,

selanjutnya dibandingkan dengan suhu tubuh sesudah dilakukan kompres

hangat.
Kompres hangat yang dilakukan adalah dengan membasahi

waslap dengan air hangat..

2. Penyajian Data

Pada penelitian ini setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya

adalah mengolah data sedemikian rupa dengan menggunakan program

komputer, sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki data tersebut.

Riwidikdo (2007) mengemukakan bahwa langkah-langkah pengolahan

data meliputi :

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

formulir atau lembar observasi, apakah gambaran sudah lengkap,

jelas, relevan dan konsisten.

b. Coding

Merupakan kegiatan merubah data dari berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Hal ini untuk

mempermudah pada saat analisa dan juga mempercepat pada saat

entry data.

Pada penelitian ini data skor penurunan suhu tubuh

dikelompokan menjadi :

1) Terjadi penurunan suhu tubuh

2) Suhu tubuh tetap tinggi


c. Tabulating

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian

kemudian dimasukan tabel berdasarkan masing-masing variabel.

Kemudian data diolah dengan menggunakan SPSS for windows

version 16.0.

3. Penyusunan Data

Penyusunan data merupakan suatu proses yang dilakukan secara

sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dengan

tujuan supaya trends dan relationship bisa dideteksi (Nursalam, 2008).

Data demograsi yang tercantum akan digunakan sebagai

pertimbangan penelitian jumlah dalam penilaian karakteristik responden

(usia, jenis kelamin, lama perawatan).

Untuk menganalisis pengaruh kompres hangat terhadap

penurunan suhu tubuh pasien anak dengan hipertermi. Uji statistik yang

digunakan adalah uji T - test yaitu uji beda dua kelompok dependent.

Dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan dua kelompok data yang

dependen atau berpasangan (Riwidikdo, 2007).

Ada tidaknya perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi dapat diketahui dengan menggunakan nilai

probabilitas berdasarkan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Dikatakan

ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah perlakuan bila p < 0,05

(Riwidikdo, 2007). Bila nilai p < 0,05 maka H1 di terima dan Ho ditolak
yang artinya ada pengaruh antara kompres hangat terhadap penurunan

suhu tubuh pasien anak dengan hipertermi.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan

dibandingkan dengan perilaku kesehatan.Perilaku kesimpulan

dilakukan sesuai dengan tujuan khusus.Data yang dikumpulkan

terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan,

evaluasi.

3.4 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan permintaan ijin ke Kepala UPT

Puskesmas Widodaren.

Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Informed consent

Informed consent atau lembar persetujuan diberikan pada subyek

yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud tujuan penelitian yang

akan dilaksanakan dan dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika para orang tua responden bersedia diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika para

orang tua responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati hak – haknya.


2. Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan orang tua responden peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup

dengan memberi nomor kode pada masing – masing lembar tersebut.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi anak dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau di laporkan sebagai

hasil penelitian (Nursalam, 2008).

Anda mungkin juga menyukai