Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PRURITUS

Oleh kelompok 1:
Margareta Laura Sisworo (P17220171003)
Nahdah Shofi Zhafirah (P17220172008)
Nisa Shofia Rosydah (P17220173013)
Wahyu Irfandi (P17220173018)
Eva Yuanita (P17220173021)
Firmansyah Adi Nugroho (P17220173033)
Himmatul Luthfiyah (P17220173034)
Ega Via Elinda (P17220173038)
Definisi Pruritus
Pruritus (gatal-gatal) merupakan salah satu dari sejumlah
keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologik
yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas
kulit jika pasien meresponnya dengan garukan (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Pruritus adalah gejala dari berbagai penyakit kulit, baik lesi
primer maupun lesi sekunder, meskipun ada pruritus yang
ditimbulkan akibat faktor sistemik non-lesi kulit. Pruritus yang tidak
disertai kelainan kulit disebut pruritus esensial (pruritus sine materi)
(Djuanda A., 2007)
Klasifikasi Pruritus
Berdasarkan jenisnya pruritus dibagi menjadi:
1. Pruritus primer
2. Pruritus sekunder

Klasifikasi pruritus berdasarkan patofisiologinya dibagi menjadi 4


kategori, yaitu:
1. Gatal pruritoseptif
2. Gatal neuropatik
3. Gatal neurogenik
4. Gatal psikogenik
Etiologi Pruritus
Pruritus dapat disebabkan oleh faktor berikut ini:

1. Eksogen, misalnya dermatitis kontak iritan (pakaian, logam, benda asing),


dermatitis kontak allergen (makanan, karet, pewangi, perhiasan, balsem, sabun
mandi), rangsangan oleh ektoparasit (serangga, tungau, skabies, pedikulus,
larva migrans) atau faktor lingkungan yang membuat kulit lembab atau kering.

2.Endogen, misalnya reaksi obat atau penyakit sistemik seperti gangguan ginjal,
gangguan metabolik (DM, hipertiroidisme, dan hipotiroidisme), dan stress
psikologis yang menyebabkan meningkatnya sensitivitas respon imun.
Seringkali kausa secara klinis belum diketahui.
Epidemiologi Pruritus
Pruritus mengenai 20% orang dewasa di Amerika Serikat dengan
sekitar 40-50% di dasari oleh penyakit penyerta sitemik :
1. Renal pruritus mengenai sekitar 60% pasien CRF yang mendapat
HD.
2. Pasien kolestasis dengan sirosis bilier primer 60% mengalami
pruritus.
3. Pasien polisitemia vera 48-70% mengalami pruritus aquagenik.
4. Hipertiroidisme menyebabkan priritus sekitar 4-11%, umumnya
pada pasien yang tidak mendapat terapi/penanganan adekuat.
5. Prevalensi pruritus yang berhubungan dengan keganasan sangat
sedikit, sekitar 1-8%.
Manifestasi Klinis Pruritis
Menurut Brunner dan Suddarth (2000), manifestasi klinis
pruritus adalah:
1. Garukan, sering lebih hebat pada malam hari
2. Ekskoriasi, kemerahan, area penonjolan pada kulit
3. Rasa gatal yang hebat dapat menyebabkan ketidakmampuan
pada individu dan menganggu penampilan pasien.
Patofisiologi Pruritis
Kulit kering dan pajanan terhadap faktor tertentu (zat kimia dan
rangsangan fisik dan mekanik, misalnya logam) akan mengakibatkan
kerusakan kulit oleh pruritogen. Penyakit sistemik seperti gangguan
ginjal akan meningkatkan ureum serum yang berkontribusi sebagai
agen pruritogenik, Gangguan metabolism seperti DM, hipertiroidisme
dan hipotiroidisme juga merupakan penyebab timbulnya pruritus.

Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan


histamine oleh ujung saraf yang memperberat pruritus yang
selanjutnya menghasilkan rasa gatal dan menggaruk.
Pemeriksaan Penunjang Pruritis
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis
kemungkinan pruritus karena penyakit penyerta sistemik antara lain :
1. Hitung darah lengkap (CBC)
2. Kadar vitamin B12 serum
3. TIBC (Total Iron Binding Capacity)
4. BUN (Blood Urea Nitrogen), serum kreatinin
5. AFP Bilirubin direk, indirek
6. USG Abdomen
7. Chest Radiography
Penatalaksanaan Medis pruritis
1. Penatalaksanaan Medis pruritis:
a. Pengobatan topical
b. Medikasi Oral

2. Penatalaksanaan secara keperawatan :


Upaya lain yang berguna untuk menghindari pruritus,
diantaranya mencegah faktor pengendap, seperti pakaian yang
kasar, terlalu panas, dan yang menyebabkan vasodilatasi jika dapat
menimbulkan rasa gatal (misalnya Kafein, alcohol, makanan pedas).
Jika kebutuhan untuk menggaruk tidak tertahankan, maka gosok
atau garuk area yang bersangkutan dengan telapak tangan.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
PRURITUS DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT TIDUR, AMAN NYAMAN AKIBAT
PATOLOGIS INTEGUMEN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat psikososial
7. Pemeriksaan fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit b/d zat kimia(bahan atau komposisi sabun) di tandai
dengan kerusakan lapisan kulit (lesi, erosi dan lash)
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit dermatitis kontak allergen
ditandai dengan gangguan pola tidur, melaporkan rasa gatal.
3. Gangguan citra tubuh b.d penyakit (dengan mekanisme klinis adanya pruritus)
ditandai dengan mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan
pandangan tentang tubuh.
4. Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan informasi dan keterbatasan kognitif
(lulusan SD) ditandai dengan mengungkapkan masalah (dan tidak memahami
cara menangani pruritus).
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Inspeksi kulit, lihat adanya Dari cara menginfeksi kulit dapat
integritas kulit tindakan kemerahan ,lesi dan erosi mengetahui penanganan selanjutnya
b/d zat keperawatan 2. Pantau terjadinya inspeksi yang akan diberikan kepada pasien
kimia(bahan atau salaam 3x24 jam terutama pada area yang terjadi Memahami terjadinya infeksi untuk
komposisi sabun) duharapkan kerusakan lapisan kulit(lesi) mencegah tanda-tanda awal
d/d kerusakan kerusakan 3. Ajarkan klien agar tidak terjadinya infeksi
lapisan integritas pasien menggaruk terlalu keras atau Untuk meminimalisir kerusakan
Kulit (lesi, erosi berkurang dengan menggaruk dengan ujung ujung integritas jaringan akibat garukan
dan lash) kriteria hasil : jari dan telapak tangan Menggunakan terpi farmakologi
1. Lesi teratsi 4. Lakukan tindakan delegatif Obat anti inflamasi topical dapat
2. Ruam dengan memberikan obat mengurangi terjadinya peradangan
kemerahan topical anti inflamasi pada area pada kulit
berkurang kulit yang terjangkit, bila Agar dapat mengetahi tanda-tanda
dianjurkan awal bila terjadi lesi, ruam kembali,
5. Lakukan pemantauan pada sehingga dapat dilakukan
kulit secara berkala penatalaksanaan dengan segera
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
2. Gangguan citra tubuh Setekah dilakukan 1. Kaji adanya gangguan citra 1. Gangguan citra tubuh
b/d penyakit(dengan tindakan tubuh (menghindari kontak akan menyertai setiap
mekanisme klinis adanya keperawatan selama mata, ucapan,merendahkan penyakit atau keadaan
pruritus) d/d 2x24 jam diharapkan diri sendiri) yang tampak nyata bagi
mengungkapkan persepsi dapat meningkatkan 2. Berikan kesempatan kepada pasien, kesan orang
yang mencerminkan pemahaman pasien mengenai gangguan terhadap dirinya terhadap
perubahan pandangan mengenai gangguan citra tubuh yang dialami konsep diri
tentang tentang tubuh. yang dialami dengan 3. Bantu klien dalam 2. Pasien membutuhkan
kriteria hasil: mengembangkan kemampuan ruang untuk di dengarkan
1. Pasien paham untuk menilai diri dan dan pahami mengenai
akan gangguan yang mengenali masalahnya perasaannya
dialaminya 3. Agar dapat mengurangi
2. Pasien paham persepsi negative
mengenai cara untuk terhadap dirinya
menangani gangguan
yang timbul
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
3. Defisiensi Setekah dilakukan 1. Kaji pemahaman pasien 1. Dapat mengetahui
pengetahuan b/d tindakan keperawatan mengenai gangguan yang dialami tingkat pemahaman dan
kurang pajanan selama 2x24 jam 2. Jelaskna pada pasien mengenai dapat memeberikan
informasi dan diharapkan dapat ganguan pruritus secara spesifik penjelasan menegenai
keterbatasan meningkatkan (ettiologi dalam hal ini yakni gangguan yang dialami
kognitif d/d pemahaman mengenai karena sabun yang digunakannya, oleh pasien
mengungkapkan gangguan yang dialami tanda dan gejala, patofisiologi) 2. Pemaparan menegenai
masalah (dan tidak dengan kriteria hasil: beserta penatalaksanaannya wawasan pasien sehingga
memahami cara 1. Pasien paham akan 3. Diskusikan dengan pasien dalam
menangani pruritus) gangguan yang mengenai pencegahan terhadap penatalaksanaannya
dialaminya pruritus ataupun komplikasinya pasien menjadi lebih
2. Pasien paham seperti dengan menjaga paham
mengenai cara untuk kebersihan diri dan mengikuti
menangani gangguan dangan baik penatalaksanaan
yang timbul yang diberikan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan (intervensi
keperawatan).

E. EVALUASI
1. Tanyakan pada klien apakah status kesehatannya sudah membaik
2. Lihat hasil perkembangan kesehatan terakhir
3. Dokumentasikan hasil evaluasi tersebut
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai