Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah–Nya, serta usaha yang Penulis lakukan akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Juli Andi Gani, MS. selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan
Kelas H.
2. Kepada teman – teman mahasiswa/I program studi Administrasi Publik angkatan
2018 yang bersedia memberi masukan serta semangat sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini dengan maksimal.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya, besar harapan atas kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kemajuan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya. Akhir kata
Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi siapapun
yang membacanya, atau paling tidak bermanfaat bagi diri Penulis sendiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2Rumusan Masalah...................................................................................................................5
1.3Tujuan.....................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................6
2.1 Gaya Kepemimpinan..............................................................................................................6
2.2 Kepemimpinan Transformasional..........................................................................................7
2.3 Budaya Kewargaan................................................................................................................8
2.4 Pelayanan Publik....................................................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................10
PEMBAHASAN............................................................................................................................10
3.1Implementasi Kepemimpinan Transformasional..................................................................10
3.2Studi Kasus Kepemimpinan Transformasional Wali Kota Bandung Periode 2013-2018 :
Ridwan Kamil.......................................................................................................................11
3.2.1 Biografi Ridwan Kamil............................................................................................11
3.2.2 Gaya Kepemimpinan Wali Kota Ridwan Kamil.....................................................13
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
4.1Kesimpulan...........................................................................................................................16
4.2Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi merupakan sekelompok orang yang secara tidak sadar mengikuti kehidupan
sehari-hari seorang manusia. Organisasi sendiri tidak lepas dari kendali manusia. Tanpa
manusia organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Menurut Robbins (1994: 4), Organisasi
adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi selain dipandang sebagai wadah kegiatan
orang juga dipandang sebagai proses, yaitu menyoroti interaksi diantara orang-orang yang
menjadi anggota organisasi. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas
sumberdaya manusia yang saling berinteraksi dan mengembangkan organisasi yang
bersangkutan. Organisasi dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam rangka
mengoptimalkan kinerja pegawai tidak terlepas dari pemberdayaan potensi yang ada.
Keterlibatan pengelolaan sumber daya manusia ini sangat erat kaitannya dengan pengelolaan
sumber daya manusia lain dalam organisasi tersebut. Sehingga akhir-akhir ini tidaklah
mustahil bila ada kecenderungan perhatian yang semakin besar terhadap manusia sebagai
penentu keberhasilan organisasi, termasuk dalam hal ini mengenai kepemimpinan.
Kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidup
organisasi.
Kesuksesan seorang pemimpin dinilai dari kehidupan sehari-hari organisasi. Tidak hanya
pada salah satu waktu saja, namun seluruh kegiatan dan prosesnya. Seorang pemimpin dapat
terlahir dari talenta maupun karena sudah terlatih. Jiwa pemimpin dapat dikaakan talenta atau
bawaan dari lahir karena memang sudah bakat untuk memimpin sebuah kelompok. Jiwa
pemimpin pun bisa lahir karena sudah terlatih. Yang awalnya biasa dipimpin, namun dilatih
untuk menjadi pemimpin akan menjadi sebuah kebiasaan diwaktu tertentu jika diberikan
tempat untuk memimpin sebuah organisasi. Pemimpin harus mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi seluruh bawahan-bawahannya, jika tidak mempunyai kekuatan untuk
mempengauhi maka bawahan-bawahannya pun tidak akan merasa aman, nyaman dan tenang
untuk bekerja di organisasi yang dipimpin oleh pemimpin tersebut.
4
Terdapat banyak sekali model kepemimpinan. Model kepemimpinan harus disesuaikan
dengan kondisi internal/eksternal organisasi dan yang opaling utama adlah kondisi Sumber
Daya Manusia di dalam organisasi tersebut. Jika model kepemimpinan yang menurut
organisasi A baik dilakukan, namun belum tentu baik untuk dilakukan di Organisasi B.
namun, dalam menurut ahli terdapat satu model kepemimpinan yang dinilai baik untuk
dilakukan di sebuah organisasi yaitu Kepemimpinan Transformasional. Kepepmimpinan
Transformasional dianggap memiliki segala hal yang dibutuhkan pemimpin dalam tugasnya
untuk mengepalai sebuah organisasi. Dalam makalah ini, penulis akan membahas dasar-dasar
kepemimpinan transformasional dan sosok yang dianggap menganut model kepemimpinan
transformasional.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami implementasi Kepemimpinan Transformasional.
2. Mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan Kang Emil dalam masa Kepemimpinan
Kota Bandung periode tahun 2013-2018.
3. Mengetahui dan memahami Budaya Kewargaan yang dibangun Kang Emil pada masa
kepemimpinannya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
seorang pemimpin mampu memengaruhi para pengikut agar dengan sukrela mau melakukan
berbagai tindakan bersama yang diperintahkan oleh pimpinan tanpa merasa bahwa dirinya
ditekan dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Busro, 2018:226). Dari uraian tersebut dapat
di simpulkan bahwa gaya kepemimpinan ialah pola menyeluruh dari tindakan seorang pimpinan,
untuk mengendalikan bawahan yang di pimpinnya dengan suatu ciri khas yang dominan pada
dirinya untuk pencapaian tujuan organisasi.
7
2.3 Budaya Kewargaan
Budaya kewargaan sesungguhnya merupakan hal yang penting dipahami dalam proses
demokrasi agar demokrasi berjalan seperti yang diinginkan. Seperti uraian Purwo Santoso
(2016), bahwa “Cara membuat demokrasi berjalan adalah bahwa struktur harus diambil oleh
warga negara, bukan pada orang yang membuat keputusan atas nama warga negara.
Kewarganegaraan menjadi elemen penting. Yang perlu dilakukan, adalah merumuskan
instrumen untuk mengukur demokrasi yang lebih sensitif.” Artinya pelibatan masyarakat,
sebagai kolektif dan individu dalam proses kehidupan demokrasi harus dimaksimalkan. Budaya
Kewargaaan sering disebut sebagai budaya demokrasi, dimana terdapat komponen-komponan
penting yang hendak diwujudkan, yakni; keterlibatan kewargaan yang bersifat sekular, sikap
saling percaya sesama warga, toleransi, keterlibatan politis, dukungan terhadap sistem demokrasi
dan partisipasi politik oleh warga yang secara keseluruhan ingin diwujudkan (Mujani: 2007).
8
yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah ditetapkan. Definisi pelayanan publik menurut Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 adalah
segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang- undangan. Sedangkan Kepmen PAN Nomor 58 Tahun 2002
mengelompokkan tiga pelayanan dari instansi serta BUMN/BUMD. Pengelompokkan jenis
pelayanan tersebut didasarkan pada ciri- ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang
dihasilkan, yaitu;
(1) Pelayanan Administratif, Jenis pelayanan administratif adalah jenis pelayanan yang
diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan,
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk lahir
berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin- ijin, rekomendasi, keterangan dan lain- lain. Misalnya
jenis pelayanan sertifikat tanah, pelayaran, IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP,
NTCR, akte kelahiran, dan akte kematian).
(2) Pelayanan Barang. Jenis pelayanan barang adalah pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampainnya dan konsumen langsung (sebagai unit atau individual) dalam suatu
sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menhgasilkan produk akhir berwujud benda
(berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi
penggunanya. Misalnya jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih dan pelayanan telepon.
(3) Pelayanan Jasa. Jenis pelayanan jasa adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan yang berupa sarana dan parasarana serta penunjangnya. Pengoperasiannya
berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka
waktu tertentu. Misalnya pelayanan angkutan darat, laut dan udara, layanan kesehatan, layanan
perbankkan, layanan pos dan pelayanan pemadam kebakaran.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Untuk mengikuti dinamika perubahan tersebut, maka semua unsur pimpinan sedapat
mungkin menggalang kerjasama atau mengupayakan agar orang-orang bersedia untuk bekerja
dalam satu kata dan semangat kebersamaan, karena kedua aspek tersebut merupakan tugas utama
dari seorang pemimpin untuk mencapai visi yang telah ditentukan. Pemimpin yang mau
menerima perubahan dapat dikategorikan pemimpin transfomasional atau visioner, karena kedua
pemimpin tersebut yang melakukan aktivitas selalu mengacu pada visi organisasi. Sebagai
pemimpin perubahan harus mampu membaca situasi dan memetakan berbagai permasalahan
yang terjadi di tengah masyarakat. Pemimpin jangan menghindari masalah tetapi sebaliknya
mencari solusi dari permasalahan tersebut. Sebagai contoh bagaimana transformasi
kepemimpinan adaptif di tengah pandemi COVID-19. Ditengah wabah COVID-19 berbagai gaya
kepemimpinan telah diterapkan namun oleh karena perubahan lingkungan yang cepat seperti
perubahan teknologi komunikasi dan berkembangnya paradigma masyarakat, menuntut
diterapkannya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan perubahan tersebut. Salah satu pilihan
untuk menyelesaikan masalah kompleks tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan
kepemimpinan transformasi. Upaya untuk membangun birokrasi profesional terus berjalan
dengan memanfaatkan berbagai media teknologi informasi yang ada. Memang bukan situasi
10
yang mudah untuk mengambil keputusan ini, tetapi selaku pengambil kebijakan akan selalu
dihadapkan pada dinamika lingkungan yang tidak bisa diprediksi.
3.2 Studi Kasus Kepemimpinan Transformasional Wali Kota Bandung Periode 2013-2018 : Ridwan
Kamil
3.2.1 Biografi Ridwan Kamil
Dr. (H.C.) H. Ridwan Kamil S.T., M.U.D. atau Ridwan Kamila atau yang akrab
disapa Kang Emil adalah seorang Walikota Bandung pada periode 2013-2016. Kang Emil
lahir pada 4 Oktober 1971, di Bandung. Beliau merupakan putra asli Bandung yang
menyelesaikan pendidikannya di SDN Banjarsari III Bandung (1978-1984), SMP Negeri 2
Bandung (1984-1987), SMA Negeri 3 Bandung (1987-1990), S1 Teknik Arsitektur ITB
(1990-1995), S2 Master of Urban Design, University of California, Berkeley (1999-2001),
dan Doktor Honoris Causa Dung-a University (2019).
Setelah lulus S-1 Kang Emil memulai karier di Amerika, akan tetapi hanya
berkisar empat bulan ia pun berhenti bekerja karena terkena dampak krisis moneter yang
melanda Indonesia saat itu. Tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika
sebelum akhirnya mendapat beasiswa di University of California, Berkeley. Tidak
berhenti sampai disitu selagi menempuh pendidikan S-2, Ridwan Kamil bekerja paruh
11
waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley. Kemudian setelah lulus S-2
dari University of California, Berkeley, Ridwan Kamil melanjutkan pekerjaan profesional
sebagai arsitek di berbagai firma di Amerika Serikat. Sampai pada tahun 2002, Ridwan
Kamil memutuskan pulang ke Indonesia dan dua tahun kemudian mendirikan Urbane,
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain.
Hingga saat ini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipal PT. Urbane Indonesia,
Dosen tidak tetap Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta Senior
Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA
(Singapura).
Melalui Urbane, eksistensinya sebagai arsitekur semakin dikenal. Hal ini juga
dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diraih dari kancah internasional maupun
nasional. Seperti dari media internasional, Kang Emil meraih BCI Asia Awards selama
tiga tahun berturut-turut pada tahun 2008, 2009 dan 2010 dan juga BCI Green Award pada
tahun 2009 atas projek desain Rumah Botol (dari botol bekas). Urbane juga sering
mengikuti kompetisi di bidang desian arsitektur tingkat nasional seperti Juara 1 Kompetisi
Desain Museum Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam tahun 2007, Juara 1 Kompetisi
Desain Kampus 1 Universitas Tarumanegara tahun 2007, Juara 1 Kompetisi Desain
Fakultas Ilmu Budaya di UI tahun 2009, Juara 1 Kompetisi Desain Sanggar Nagari
di Kota Baru Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat dan masih banyak sekali. Selain
itu beliau juga telah menghasilkan karya-karya luar biasa seperti, Masjid Cibubur, Bogor;
Gramedia Expo Surabaya, Bintaro X-Change Tangerang, dan lain sebagainya.
Sampai akhirnya pada tahun 2013 Kang Emil yang dari kalangan profesional
dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia
Raya sebagai Wali Kota Bandung dengan didampingi oleh Oded Muhammad
Danial sebagai calon Wakil Wali Kota Bandung. Dalam rapat pleno Komisi Pemilihan
Umum Kota Bandung pada 28 Juni 2013, pasangan ini unggul telak dari tujuh pasangan
lainnya dengan meraih 45,24% suara sehingga pasangan Ridwan dan Oded menjadi
pemenang dalam Pemilihan umum Wali Kota Bandung 2013 selama 2 (dua) periode.
Kemudian karena kinerja dan perkembangan pembangunan kota bandung sejak dipimpin
12
kang emil mengalami pertumbungan yang pesat, beliau kembali dipercaya masyarakat
untuk menjadi gubernur jawa barat sejak 5 september 2018.
13
perkembangan IT untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri ke masyarakat, kontrol sosial
medianya dibagi dua pengelolaan. Untuk akun Facebook dan Twitter dipegang oleh admin,
sementara akun Instagram dipegang sendiri. instagram lebih menarik lantaran relatif
kondusif dan segementasinya kalangan milenial. Selain itu konten yang diupload di media
sosialnya juga kerap dipenuhi dengan berbagai kegiatan dinasnya yang dibalut dengan gaya
anak muda dengan sesekali dibumbui lelucon lucu agar menarik perhatian masyarakat dan
tidak terkesan kaku. Kedua, terbuka terhadap setiap agenda dan capaian dijalankannya.
Sehingga media sosialnya ini bukan hanya sebagai sarana berinteraksi virtual tetapi juga
sebagai alat untuk mempromosikan program-program kerja dan sarana klarifikasi terhadap
berita yang masih simpang siur Ketiga, gaya kepemimpinannya cenderung komunikatif dan
responsif. Melalui pemanfaatan media sosialnya saja dapat dijadikan salah satu indikator
untuk dapat melihat kebutuhan dan menangkap persoalan di masyarakat. hal ini dapat dilihat
melalui kolom komentar dan DM yang masuk ke ig ridwan kamil yang isinya hampir 70%
berupa keluhan warga. Keempat, Membangun Budaya Kewargaan hal ini terjadi dimana
terdapat komponen-komponan penting yang hendak diwujudkan, yakni; keterlibatan
kewargaan yang bersifat sekular, sikap saling percaya sesama warga, toleransi, keterlibatan
politis, dukungan terhadap sistem demokrasi dan partisipasi politik oleh warga yang secara
keseluruhan ingin diwujudkan.
14
menjalankan tugasnya dengan membuka diri, berkomunikasi dengan setiap orang
khususnya dengan warga Kota Bandung, para konstituennya melalui media sosial dengan
bahasa yang ringan, komunikatif dan responsif. Ini merupakan salah satu gaya
kepemimpinan yang diharapkan oleh masyarakat era sekarang. Muda, berbakat,
komunikatif dan mau mendengarkan. Setiap hari, setiap saat selain melalui situs resmi
bandung.co.id program kerja sekaligus aktifitasnya dikomunikasikan melalui beberapa
media sosial pribadinya. Suatu gaya komunikasi yang efektif. Komunikasi yang dijalin
oleh Kang Emil, tentu bukan tanpa alasan dan memiliki tujuan. Komunikasi yang
dibangun tentu membawa manfaat dalam konteks kepemimpinan yang dijalaninya.
Komunikasi yang terjalin melalui media sosial ini memiliki beberapa manfaat yang tentu
sangat disadarinya sebagai komunikator. Dia ingin “mendengarkan” masyarakat
khususnya warga Kota Bandung dan sekaligus dia ingin mempublikasikan semua
program, aktifitas kemajuan yang dia capai sebagai capaian kinerja pemerintahan yang
dipimpin.
15
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi dan memotivasi orang-orang agar
supaya bersedia, berkomitmen, serta setia untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan. Hakekat kepemimpinan transformasional
menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggung
jawab lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin yang mau menerima perubahan dapat
dikategorikan pemimpin transfomasional atau visioner, karena pemimpin tersebut yang
melakukan aktivitas selalu mengacu pada visi organisasi. Sebagai pemimpin perubahan harus
mampu membaca situasi dan memetakan berbagai permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat. Ridwan Kamil adalah salah satu pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan
transformasional. Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil adalah seorang Walikota
Bandung pada periode 2013-2016. Ridwan Kamil selalu berprinsip terhadap tiga hal, Pertama,
pemimpin itu menurutnya harus turun tang dan bukan turun tangan. Kedua, pemimpin itu harus
memiliki banyak inovasi. Dan Ketiga, pemimpin itu harus mencintai dan dekat dengan
rakyatnya. Dalam hal berinovasi, Ridwan Kamil melakukan beberapa hal. Pertama,
memanfaatkan perkembangan IT untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri ke masyarakat.
Kedua, terbuka terhadap setiap agenda dan capaian dijalankannya. Ketiga, gaya
kepemimpinannya cenderung komunikatif dan responsif. Keempat, membangun budaya
kewargaan. Ini merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang diharapkan oleh masyarakat era
sekarang.
4.2 Saran
Gaya kepemimpinan transformatif seperti yang dimiliki oleh Ridwan Kamil merupakan gaya
kepemimpinan yang sangat ideal yang dimiliki oleh sosok seorang pemimpin dan gaya
kepemimpinan seperti ini diharapkan oleh masyarakat di era ini. Oleh karena itu diharapkan
lebih banyak lagi pemimpin yang mengadopsi gaya kepemimpinan transformatif Ridwan Kamil
dalam menemukan terobosan yang inovatif untuk mewujudkan visi dan tujuan kepemimpinan
yang bertujuan memberikan kontribusi dan karya terbaik untuk organisasi dan orang-orang yang
dipimpinnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Mujani,S. (2007). Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi dan Partisipasi Politik di
Indonesia Pasca- Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Putnam, R. (1993). Making Democracy Work: Civic Traditions in Modern Italy. Princeton,
NJ: Princeton University Press.
Werren Bennis & Burt Nanus, (2006). Leaders Strategi untuk Mengemban Tanggung Jawab.
PT.Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia: Jakarta.