Oleh:
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia dalam lembaga pendidikan perlu adanya kepemimpinan
yang baik dari seorang pemimpin dan motivasi yang membuat karyawan lebih
semangat dalam mencapai tujuan lembaga. Pemimpin merupakan seseorang yang
mampu mengerjakan sesuatu dengan benar dan membantu yang lain dalam
melakukan suatu pekerjaan. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpnan dan motivasi. Gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji
dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit
dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara Indonesia juga telah membuktikan
bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan
berpolitik dan bernegara. Dalam dunia bisnis, kepemimpinan berpengaruh sangat
kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Kepemimpinan
sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi harus mampu menyikapi
perkembangan zaman ini. Pemimpin yang tidak dapat mengantisipasi dunia yang
sedang berubah ini, atau setidaknya tidak memberikan respon, besar kemungkinan
akan memasukkan organisasinya dalam situasi stagnasi dan akhirnya mengalami
keruntuhan.
Pada ruang lingkup pendidikan kepemimpinan juga menjadi faaktor yang
penting, tidak heran jika lembaga pendidikan banyak yang berhasil dikarenakan
factor seorang pemimpinnya. Walaupun sosok pemimpin bukan salah satu factor
saja melainkan banyak factor lainnya. Begitupun juga dalam islam,
kepemimpinan dalam pandangan Al-Qur’an bukan hanya menjadi kotrak social
antara sang pemimpin dengan masyarakat, tetapi merupakan ikatan perjanjian
antara dia dengan Allah SWT. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan
1
wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan
tanggung jawab melayani rakyat.
Dengan mengetahui hakikat kepemimpinan, pendidikan dan islam maka kita
harusnya paham bahwa pemimpinann yang seperti apa yang harusnya kita pilih
sebagai khulafaurasyidin di muka bumi ini sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist,
khususnya pada ruang lingup lembaga masing-masing, oleh sebab itu pemakalah
akan menjelaksan mengenai analisis kepemimpinan di lembaga pendidikan islam,
dalam hal ini “Analisis Kepemimpinan Manajemen Sumber Daya Manusia
Pendidikan Islam”.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud analisis kepemimpinan manajemen sumber daya manusia
pendidikan islam?
2) Apa saja yang menjadi dimensi- dimensi kepemimpinan?
3) Apa saja yang menjadi tahapan kepemimpinan dalam manajemen sumber
daya manusia?
4) Apa saja gaya kepemimpinan manajemen sumber daya manusia ?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang analisis kepemimpinan manajemen sumber daya
manusia pendidikan islam
2) Untuk mengetahui dimensi- dimensi kepemimpinan
3) Untuk mengetahui tahapan kepemimpinan dalam manajemen sumber daya
manusia
4) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan manajemen sumber daya manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Kepemimpinan
Menurut KBBI analisis memiliki arti penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).1
Sedang kepemimpinan menurut james A.F. Stoner adalah proses pengarahan
dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota
kelompok. Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial
yang kokoh. Lima landasan kepemimpinan yang kokoh menurut Chapman
adalah; cara berkomunikasi, pemberian motivasi, kemampuan memimpin,
pengambilan keputusan, kekuatan yang positif (Umar, 1998). Pakar
manajemen pendidikan seperti Hendyat Soetopo dalam konklusinya
memberikan batasan definisi kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi,
mengarahkan, dan mengkoordinasikan segala kegiatan organisasi atau
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dan kelompok.2
Kepemimpinan dalam islam adalah suatu hal yang kompleks, serta
merupakan salah satu sub system dalam system islam yang mencakup
pengaturan seluruh aspek kehidupan secara prinsip. Islam mengatur niat,
amal, tujuan sekaligus sumber kehidapn, otak dan lainnya kemudian menagtur
proses hidup, prilaku dan tujuan hidup. Dalam islam seorang pemimpin dan
yang dipimpin harus mempunyai keberanian untukmenegakkan kebenaran
yang dilaksanakan melalui prinsip kepemimpinan,yaiutu melaksanakan
kewajiban kepemimpinan dengan penuh tanggung jawab seorang pemimpin
dan melaksanakan hak berpartisipasi bagi yangdipimpin (Feisal, 1995).
1
https://kbbi.web.id/analisis diakses pada 30 November pukul 12.46 WIB.
2
Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi: Teori dan Praktek di Bidang Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 210.
3
Kepemimpinan berarti menunjukkan kemampuan mengelola dan
menggerakkan terhadap rencana yang telah disepakati bersama. Ini artinya
kepemimpinan menempatkan kepribadian yang memancarkan pengaruh,
wibawa sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa
yang dikehendakinya.3
Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis kepemimpinan yakni penyelidikan
atau pembahsan secara lebih mendalam mengenai kepemimpinan.
B. Dimensi-Dimensi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah sistem yang melibatkan berbagai
komponen pelaksanaan. Paling tidak kepemimpinan meliputi beberapa
dimensi, antara lain:
1. Tujuan kepemimpinan
2. Individu yang mempengaruhi kelompok/organisasi/lembaga (pemimpin).
3. Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi dan digerakkan (yang
dipimpin).
4. Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam rangka
mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan.
5. Situasi berlangsungnya kepemimpinan.4
Keefektifan dan keberhasilan kepemimpinan bukan hanya tergantung dari
kemampuan seorang pemimpin, tetapi juga partisipasi dan komitmen bawahan
serta dukungan iklim organisasi yang kondusif. Tujuan organisasi merupakan
pemahaman, kesepakatan dan komitmen untuk dilaksanakan secara bersama,
tanpa ada koordinasi antar bagian, terutama melalui pola kepemimpinan yang
baik, maka tujuan organisasi tidak akan tercapai secara optimal.
3
Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam dan Dakwah, (Jakarta: Hamzah, 2005), hlm. 7-8.
4
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 35
4
C. Tahapan Kepemimpinan terhadap Sumber daya Manusia
Jack Welch memiliki konsep empat E dari GE Leadership (Bartlett
dan Wozny. 1999), maka dalam hal ini mengadaptasikan konsep tersebut
dalam Enam E untak menjelaslan enam proses dalam tahapan kepemimpinan,
yaitu exploring, envisioning, encouraging, empowering, enabling, dan
enobling.5
1. Proses pertama, Mengeksplorasi Keadaan atau Exploring merupalan
tahapan paling awal ketika seseorang mend apat kesempatan untak
memimpin. Pada tahap ini mereka meluangkan waktu mempelajari
keadaaan yang dihadapi oleh tim kerja. Pada tahap ini sang pemimpin
berupaya untuk mendengarkan dan menyimak sebanyak mugkin dari
aktor-aktor kunci dalam tim kerja. Sang pemimpin berupaya untuk
menjawab sejumlah pertanyaan, yaitu (1) apa saja masalah yang dihadapi
dan mana yang menjadi prioritas untuk diselesaikan?, (2) apa saja sumber
daya yang dimiliki saat ini?, (3) apa saja kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh tim kerja saat ini ?, dan (4) pihak mana saja yang terkait dan
berpengaruh terhadap tim dalam mencapai tujuan?
2. Proses kedua, Menetapkan Tujuan atan Envisioning merupakan tahap
selanjutnya. Setelah memahami dengan baik kondisi yang dihadapi oleh
tim kerja, maka saatnya sang pemimpin merumuskan kondisi ideal yang
ingin dicapai di masa depan. Tujuan merupakan pemandu yang
menghubungkan kondisi unit atau tim kerja saat ini dengan kondisi ideal
yang diharapkan terjadi di masa depan.
3. Proses ketiga, Meyakinkan Tim atau Encouraging merupakan tahapan
untuk menyakinkan selurah anggota tim bahwa tujuan di masa depan
bukanlah hal yang mastahil untuk dicapai. Tujuan yang dicanangkan dan
disepakati pada proses envisioning bisa masih terkesan "muluk" di benak
5
Agus Suyatno, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia Prinsip Dasar dan Aplikasi (Yogyakarta:
Diandra Kreatif, 2020), hlm. 139-140.
5
pikiran para anggota tim. Tujuan dari proses ini adalah membangun
optimisme seluruh anggota tim. Sang pemimpin be rupaya untuk
membangun hubungan logis antara kondisi buruk saat ini dengan kondisi
ideal di masa depan.
4. Proses keempat, Memaberdayakan Tim atan Empowering merupakan
tahapan untak melengkapi anggota tim dengan keterampilan-keterampilan
yang dibutuhlan untuk mencapai tujuan. Anggota tidak hanya optimis
terhadap tajuan atau visi yang ingin dicapai, tetapi juga kompeten untuk
mencapainya.
5. Proses kelima, Menyiapkan Sarana dan Prasarana atau Enabling
merupakan tahapan di mana sang pemimpin berjuang untuk menyediakan
sarana dan prasana yang dibutuhlan tim kerja untuk mencapai atau
mempercepat pencapaian visi yang disepakati.
6. Proses keenam, Menuliskan Anggota yang Berkontribusi atau Enobling
merupakan tahapan untuk mendistribusilan penghargaan dan kesempatan
bertumbuh Melalui proses pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima
unit atau tim kerja akhinya mencapai visi atau tajuannya. Dan begitu
tujuan tersebut tercapai, maka sang pemimpin direkomendasikan untak
mendistribusikan kesempatan bertumbuh untuk periode selanjutnya dan
penghargaan kepada seluruh anggota tim. Pendistribusian tersebut
berdasarkan kontribusi yang diberikan Semakin besar kontribusi yang
anggota tersebut berikan, maka akan semakan besar penghargaan dan
kesempatan untuk bertumbuh yang mereka peroleh. Melalui proses
keenam ini, para anggota dimuliakan, dimajukan, dan ditinggikan harkat
martabat, dan derajatnya.
6
Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2013:66) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan sebuah aturan-aturan yang digunakan untuk dapat
mempengaruhi tingkah laku orang lain seperti yang dilihat olehnya. Adapun
empat gaya kepemimpinan dari Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2013:66)
adalah :6
6
Ni Luh Anggraini, dkk. Artikel. Analisis gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru di SDN 2 Pemecutan Denpasar. Hlm. 3
7
sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin dengan gaya seperti
ini mendelegasikan keputusan-keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan
tugas kepada bawahannya.7
7
https://www.academia.edu/27460503/MEMAHAMI_GAYA_KEPEMIMPINAN_MANAJEMEN_SUMBE
R_DAYA_MANUSIA_ Diakses pada November 30, 2021 pukul 01.00 WIB.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Analisis Kepemimpinan merupakan Jadi dapat disimpulkan bahwa
analisis kepemimpinan yakni penyelidikan atau pembahsan secara lebih
mendalam mengenai kepemimpinan.
2. Dimensi-dimensi Kepemimpinan
Tujuan kepemimpinan
Individu yang mempengaruhi kelompok/organisasi/lembaga
(pemimpin).
Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi dan digerakkan
(yang dipimpin).
Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam rangka
mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan.
Situasi berlangsungnya kepemimpinan
3. Tahapan Kepemimpinan dalam manajemen sumber daya masnusia
a) Mengeksplorasi Keadaan atau Exploring
b) Menetapkan Tujuan atan Envisioning
c) Meyakinkan Tim atau Encouraging
d) Memaberdayakan Tim atan Empowering
e) Menyiapkan Sarana dan Prasarana atau Enabling
f) Menuliskan Anggota yang Berkontribusi atau Enobling
4. Gaya Kepemimpinan Manajemen Sumber Daya Manusia
a) Kepemimpinan Instruksi
b) Kepemimpinan konsultasi
c) Kepemimpinan Partisipasi
d) Kepemimpinan delegasi
9
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suyatno, dkk. 2020. Manajemen Sumber Daya Manusia Prinsip Dasar dan
Aplikasi. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di
Sekolah Jakarta: Bumi Aksara.
Hendyat Soetopo. 2010. Perilaku Organisasi: Teori dan Praktek di Bidang Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Khatib Pahlawan Kayo.2005. Kepemimpinan Islam dan Dakwah, Jakarta: Hamzah.
Ni Luh Anggraini, dkk. Artikel. Analisis gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di SDN 2 Pemecutan Denpasar.
10
0