Anda di halaman 1dari 28

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

DALAM MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Manajemen dan Peningkatan Mutu Pendidikan”
Dosen Pengampu:
Dr. H. Adul Halim Sholeh, MM

Oleh:

Nama : 1. Metha Kurnia Putra (NIM 222430348)


2. Suhendra (NIM 2022210010)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

INSTITUT ILMU QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2022 M./1444 H.
KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya bagi Allah Ta’ala Tuhan
semeta alam, tiada ilah yang berhak disembah kecuali Dia, yang mengatur
semua makhluk dengan kebesaran-Nya, yang senantiasa melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita,
penutup Nabi-nabi yakni Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa salam yang telah
kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat kelak, yang telah memberikan teladan
bagi seluru umat manusia, yang mengajak manusia dari zaman jahiliyah
menuju jalan yang diridhai-Nya, jalan yang senantiasa menjadikan Al-Qur’an
dan Al-Hadits sebagai pedoman dan petunjuk bagi hidup manusia.
Penyusunan makalah yang berjudul: Kepemimpinan Pendidikan
Dalam Manajemen Mutu Terpadu (TQM) ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah manajemen dan peningkatan mutu pendidikan program
pasca sarjana program studi Magister Pendidikan Agama Islam jurusan
Tarbiyah Institut Ilmu Qur’an (IIQ) Jakarta.
Penyusun sangat menyadari makalah ini masih banyak sekali
kekurangan. Penyusun mengharapkan saran dan masukan agar mampu
menyusun makalah ini menjadi karya ilmiah yang baik juga benar. Atas
perhatianya Penyusun mengucapkan terimakasih.

Depok
17 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 7

A. Pengorganisasian Lembaga Pendidikan Dalam Manajemen


Jaminan Mutu (TQA)................................................................................ 7

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................................. 8

2. Kerjasama Tim ............................................................................ 9

3. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MTT) /Total


Quality Management (TQM) .............................................................. 11

B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan ............................................. 14

C. Menetapkan Visi, Misi Dan Tujuan Lembaga Pendidikan ...... 17

BAB III PENUTUP...................................................................................... 23

A. KESIMPULAN ............................................................................. 23

B. SARAN........................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada sebuah organisasi khususnya organisasi pendidikan Islam, setiap


personil tentu tahu bahwa organisasi merupakan suatu ikatan atau entitas sosial
dari individu-individu yang memiliki tujuan bersama. Maka, peran
kepemimpinan dalam organisasi pendidikan Islam sangatlah penting dalam
mengarahkan personil untuk mencapai visi-misi pendidikan.1
Kepemimpinan merupakan masalah yang penting bagi suatu organisasi
kelembagaan. Hal ini karena kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh bagi keberhasilan organisasi tersebut untuk mencapai
tujuan.2
Kepemimpinan dalam organisasi pada dasarnya adalah pengaruh.
Dalam proses mempengaruhi tersebut tentu tidak terlepas dari unsur utama
atau pelaku dalam sebuah organisasi yaitu manusia (man). Dalam sebuah
proses organisasi ternyata tidak hanya cukup dilakukan oleh manusia itu secara
individual melainkan membutuhkan individu lain agar dapat saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk menggerakkan seluruh
individu yang ada di dalam sebuah organisasi membutuhkan seorang
pemimpin yang akan mengarahkan seluruh anggotanya dalam mencapai tujuan
organisasi.
“Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw
bersabda: “Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban.

1 Indah Suci Julia Sari, "Hakekat, Dinamika Organisasi, dan Fungsi Pemimpin dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam", Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
[FTIK] IAIN Manado, Vol 13, No. 1 2019, h. 26.
2 Nanang Fatah, Landasan Manaemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya. 1999),

hlm. 19
1
2

Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas


kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin di rumah
suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya, dan akan diminta
pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu, kalian
sebagai pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya.” (Imam Nawawi, 1999)
Merujuk dari hadist tersebut dapat diketahui bahwa dalam proses
mencapai suatu tujuan dibutuhkan seorang pemimpin. Dalam proses ini
pulalah yang disebut sebagai kepemimpinan.
Pada sebuah organisasi baik itu dalam lingkungan profit maupun non-
profit tentu tidak terlepas dari dinamika organisasi. Kita tentu tahu bahwa
organisasi merupakan suatu ikatan atau entitas sosial dari individu-individu
yang memiliki tujuan bersama. Namun, penamaan “organisasi”, apalagi bila
sudah bertahun-tahun, seringkali menyebabkan kita lupa bahwa unsur terbesar
organisasi adalah manusia. Apapun bentuk organisasinya, apakah itu keluarga,
pemerintahan, partai politik, militer, sosial ataupun komersial, baik buruknya
kinerja organisasi, untung-ruginya organisasi, jelas akan ditentukan oleh
kualitas manusianya. Maka, tepatlah yang dikatakan oleh Vincent Lombardi,
yang dikutip Eileen Rachman “The achievements of an organization are the
results of the combined effort of each individual” (Rachman, 2015). Jadi,
sangat mengherankan bila kita melihat unsur manusia dan dinamikanya sering
tidak diperhitungkan saat organisasi menghadapi perubahan. Padahal, untuk
memastikan organisasi bisa berproduksi dan berkinerja efektif, kita perlu terus
mengecek kondisi individunya: Apakah individu di dalam organisasi merasa
bahagia dan memahami peran serta kontribusinya; Apakah antar individu dan
unit saling bersinergi atau malah saling berperang; Apakah individu saling
3

melengkapi, saling menghargai, atau malah saling mengklaim sebagai pihak


yang paling penting; Maka dalam dinamika ini jelas tidak boleh diabaikan.
Dalam Al-Qur’an Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat
30: “Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata
mereka: Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak
didalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji
Engkau dan memuliakan Engkau? Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (Agama, 2012)"
Selaras dengan kepemimpinan dalam Islam Allah telah banyak
mengungkapkan keterangan-keterangan seorang pemimpin, kriteria pemimpin
dan tugas-tugasnya. Akhirnya yang terpenting ia harus mampu menjadikan
dirinya sebagai pimpinan teladan yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam pada
seluruh unsur-unsur organisasi sehingga tercapailah cita-cita atau tujuan
organisasi.3
Menjadi seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam
memanglah tidak mudah, selain harus memahami betul siapa dirinya dan siapa
yang dipimpinnya, seorang pemimpin harus mengetahui fungsinya sebagai
pemimpin, mengerti situasi dan kondisi yang sedang terjadi, berusaha dengan
sungguh-sungguh, bekerjasama, memberikan penghargaan terhadap bawahan
yang memiliki kinerja tinggi, tetap fokus pada tujuan yang akan dicapai.
Pendidikan mengembangkan potensi individu melalui kebiasaan
tertentu untuk kebaikan inividu itu sendiri. Sekolah merupakan sebah
tempat/lembaga yang berfungsi untuk meelaksanakan pendidikan. Sekolah
berperan dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah
faktor utama peningkatan kualitas manusia di negara. Sumber daya manusia

3 Indah Suci Julia Sari, "Hakekat, Dinamika Organisasi, dan Fungsi Pemimpin dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam", Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
[FTIK] IAIN Manado, Vol 13, No. 1 2019, h. 27-28.
4

yang cukup adalah faktor keberhasilan pembangunan di suatu negara. Dapat


disimpulkan pemberdayaan sumber daya manusia yang baik dapat
meningkatkan mutu pendidikan di suatu negara. Kepemimpinan merupakan
proses menggerakkan, memengaruhi, memotivasi, serta mengarahkan anggota
di lembaga untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mewujudkan tujuan
tersebut seorang pemimpin pendidikan harus mampu bekerjasama dengan
bawahannya. Kepemimpinan adalah proses seseorang mempengaruhi orang
lain dalam rangka pencapaian tujuan dari suatu organisasi.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala madrasah/sekolah, Keberhasilan madrasah/sekolah
ditentukan oleh kepala madrasah/sekolah, para guru dan staf, maupun
stakeholder lainnya. Peran kepala madrasah/sekolah sebagai manajer sangat
menentukan dalam rangka memberdayakan secara manusiawi sehingga
mampu menciptakan iklim yang kondusif dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Kemampuan seorang pemimpin
dalam merancang dan menjabarkan program kerja dengan disertai langkah-
langkah yang relevan sangat menentukan berhasilnya suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Kepala madrasah/sekolah mempunyai peran dan fungsi yang sangat
penting dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, karena gerak langkah
sebuah organisasi madrasah dikendalikan oleh seorang kepala madrasah.
Namun demikian, berbagai indikator peningkatan mutu pembelajaran yang
cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih
memprihatinkan.4
Disinilah diperlukan kepemimpinan kepala madrasah/sekolah yang
mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan masyarakat

4 Suparti, “Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pen erapan Manajemen SDM
Berbasis Sekolah di SMP Negeri 2 Rembang ”, Jurnal Mimbar Pendidikan Vol. 2
No.1/XX/2009: 24-29, Semarang: Unnes, 2009, h. 4.
5

dan sekitarnya. Sedikitnya harus dapat berfungsi sebagai educator, manager,


administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. 5
Manajemen Mutu Terpadu adalah pengelolaan yang mengutamakan
kualitas, sebagaimana diungkapkan Rohman (2017). Manajemen mutu terpadu
merupakan proses mengelola suatu pendidikan dengan perbaikan
terusmenerus yang mengutamakan mutu pendidikan serta untuk meningkatkan
daya saing demi kepuasan pelanggan pendidikan.
Total Quality Management merupakan strategi mengelola pendidikan
dengan menggabungkan semua substansi manajemen pendidikan dan
melibatkan seluruh anggotanya untuk bekerjasama mencapai sekolah yang
lebih berkualitas (Candrama, 2011).
Dalam TQM, kepala sekolah harus memiliki sikap yang mampu
mendorong, memotivasi, jujur, berintegritas, kreatif, percaya diri, inisiatif,
fleksibel, memiliki kemampuan kognitif, berpengetahuan bisnis dan
kharismatik. Manajemen mutu terpadu adalah seluruh kegiatan dari 6 substansi
manajamen pendidikan (Bukhari, 2016). Tanggung jawab dalam peningkatan
mutu terdapat pada semua tahap manajamen, yang harus dikelola dengan
manajemen inti. Dalam penerapan manajamen mutu, pemimpin harus
melibatkan semua anggotanya untuk bekerjasama dengan baik (Bakar, 2015).6

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian lembaga pendidikan dalam manajemen
jaminan mutu (TQA)?
2. Bagaimana fungsi kepemimpinan pendidikan?

5 E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h. 98.
6 Salma Nur Azizah Rahmawati, Achmad Supriyanto, "Pentingnya Kepemimpinan dan

Kerjasama Tim dalam Implementasi Manajemen Mutu Terpadu ", Jurnal Dinamika
Manajemen Pendidikan (JDMP), Vol 5 No. 1 2020, h. 2.
6

3. Bagaimana menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasrkan rumusan masalah diatas peyusun menyusun tujuan penelitian
untuk:
1. Mengetahui pengorganisasian lembaga pendidikan dalam manajemen
jaminan mutu (TQA).
2. Mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan.
3. Mengetahui menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Lembaga Pendidikan Dalam Manajemen Jaminan


Mutu (TQA)

Organisasi dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia adalah kesatuan


(susunan) yang terdiri atas bagian-bagian (orang) dalam perkumpulan untuk
tujuan tertentu; kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam Husaini Usman, Organisasi berasal dari
bahasa Latin, organum yang berarti alat, bagian anggota badan. Hal ini sejalan
dengan pengertian organisasi menurut Sondang P. Siagian yang merupakan
alat yang digunakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu
(Siagian, 2012). Sedangkan organisasi menurut Husaini Usman adalah proses
kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisie
(Usman, 2008). Lebih lanjut, organisasi menurut Jerald Greenberg dan Robert
A. Baron adalah “a structured social system consisting of groups and
individuals working together to meet some agreed-upon objectives”, atau
dalam arti kata sistem sosial yang terstruktur yang terdiri dari kelompok-
kelompok dan individu yang bekerja sama untuk memenuhi beberapa tujuan
yang disepakati (Greenberg & Baron, 1995).
Pendidikan adalah usaha dalam membentuk karakter individu dan sesuai
dengan nilai yang berlaku. Oleh karena itu, lingkungan baik akan menunjang
pendidikan. Dalam pendidikan terdapat lingkungan pendidikan yang juga
merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan untuk membentuk
peserta didik menjalani pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk melaksanakan pendidikan
sesuai dengan kebijakan pemerintah yang telak ditetapkan (Herawan, 2016).
Sekolah bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa, oleh karena itu sekolah

7
8

tidak seenaknya berjalan. Sekolah harus memperhatikan aspek-aspek kualitas7 ,


diantaranya adalah:

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah


Kepemimpinan adalah proses seseorang untuk mempengaruhi orang
lain dalam upaya pencapaian tujuan bersama (Nasution, 2015). Soekarno
dalam Muflihin menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah seluruh
aktivitas dalam mempengaruhi serta menggerakkan indvidu lain dalam
upaya mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan diperlukan
kerjasama tim yang baik antara pemimpin atau atasan dan bawahannya.
Kepemimpinan adalah proses menggerakkan yang berhubungan
dengan tugas anggota organisasi juga sarana pencapaian tujuan.
Kepemimpinan dapat dikatakan sangat penting jika pemimpin mengelola
organisasi dengan tepat. Maka dari itu pemimpin harus mendorong sifat
positif dan menghilangkan sifat yang negatif, mencari pemecahan
masalah, mempelajari perubahan di sekitar, dan membuat strategi yang
tepat untuk mencapai tujuan.
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang berpengaruh
terhadap peningkatan mutu. Menurut Ekosiswoyo (2007), kepala sekolah
merupakan panutan dalam menentukan kebijakan, untuk mewujudkan
tujuan-tujuan pendidikan. Kepala sekolah memegang kunci atau peran
yang penting. Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
disebutkan dalam (Septiana & Ivada, 2013) yaitu sebagai pendidik,
pengelola, administrator, supervisor, pemimpin, inovasi, dan motivator.
Peran kepala sekolah tersebut betujuan untuk perbaikan dan
peningkatan mutu. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan proses
dalam mempengaruhi, memotivasi guru bekerja secara maksimal. Dengan

7 Ibid. h. 3.
9

adanya motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja guru menjadi lebih


baik.
Yukl dalam (Susanty dkk., 2011) Kepemimpinan transformasional
merupakan kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi anggotanya
sehingga anggotanya dapat merasakan kepercayaan, bangga, loyal dan
rasa hormat terhadap pemimpin, serta dapat memotivasi anggotanya untuk
melakukan yang lebih baik. Berdasarkan penelitian Susanty dkk (2011)
pemimpin yang transformasional dapat mempengaruhi penerapan TQM
dan komitmen anggota organisasi. Maka kepala sekolah transformasional
lebih berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Pemimpin dalam sekolah harus memiliki dua keterampilan yaitu
keterampilan memimpin dan keterampilan manajerial. Sikap pemimpin
dalam pelaksanaan keterampilan ini sangat berpengaruh terhadap
(Syamsul, 2017). Selain itu kepala sekolah harus menyesuaikan 4 prinsip
manajemen mutu terpadu, yaitu: (1) Kepuasan masyarakat; (2) peduli
terhadap setiap orang; (3) manajemen berdasarkan fakta; (4) Perbaikan
terus menerus. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah.

2. Kerjasama Tim
Tim adalah salah satu faktor keberhasilan organisasi, maksudnya
semua anggota organisasi dan dan lembaga pendidikan berkerjasama
untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan yang memfokuskan terhadap
kepuasan pelanggan (Kav, 2018). Dalam teori keseimbangan dijelaskan
bahwa suatu kelompok akan berhasil jika memiliki anggota yang baik dan
manaemen yang baik pula, jadi kerjasama tim dan kepemimpinan saling
berhubungan. Newcomb dalam Hastuti & Wijayanti, (2009) Kerjasama
tim (teamwork) dalam sekolah adalah seluruh warga lembaga pendidikan
harus ikut serta dalam kegiatan-kegiatan lembaga pendidikan sehingga
terbentuknya kera tim. Mutu sebuah pendidikan tidak hanya dilihat dari
kualitas lulusannya saja, namun dapat dilihat juga dari pemenuhan
10

kebutuhan sekolah yang sesuai dengan standar mutu dalam Undang-


undang yang berlaku
Menurut Yusmina & Ar, (2017) kinerja anggota organisasi yang
berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan sangat penting untuk.
Efektivitas sumber daya manusia tidak jauh dari dari pengaruh gaya
kepemimpinan seorang kepala sekolah.
Menurut Gunawan dalam (Safii, 2016) gaya kepemimpinan
merupakan suatu cara atau langkah untuk mempengaruhi seluruh anggota
melaksanakan kehendak. Dalam persaingan saat ini organisasi akan sulit
bertahan tanpa kemampuan menghadapi perubahan (Umam, 2018).
Dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah di haruskan untuk
berubah, memperbaiki, dan mengelola kebijakan dengan efektif dan
efisien. Kerja tim sangat penting dalam hal ini, dengan bantuan antar
individu maka peningkatan mutu akan lebih mudah dilakukan.
Faktor-faktor pendukung adanya perubahan organisasional
diantaranya adalah dengan dukungan yang efektif, efektivitas organisasi,
anggota khusus untuk melakukan perubahan terusmenerus, komunikasi
yang baik, perencanaan, dan pendekatan yang terorganisir. Peningkatan
kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan apabila implementasi TQM
dilakukan secara serius, didukung oleh stakeholders, berjalan secara
sistemik dan sistematis, terus-menerus dan berkesinambungan
(Supriyanto, 2015).
Menurut Bukhari kerjasama dalam dalam pencapaian mutu harus
dkembangkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Manajemen sumber
daya manusia merupakan kunci tumbuhnya suatu organisasi. Oleh sebab
itu kerjasama tim adalah faktor penting dalam implementasi TQM. Dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan
upaya seperti, Workshop, seminar, pelatihan, MGMP, dan KKG. Melalui
kegiatan-kegiatan tersebut maka akan terbentuk kerjasama tim yang baik.
11

Tim adalah kelompok orang-orang dengan tujuan yang sama.


Pentingnya kerjasama tim didasari oleh beberapa faktor diataranya,
pemikiran dua orang atau lebih jauh lebih baik dibandingkan satu orang,
sesuatu yang dihasilkan sebuah tim lebih baik dibandingkan yang
dihasilkan individu, anggota organisasi dapat mengenal satu sama lain
dengan baik karena adanya kerjasama tim, dan komunikasi menejadi lebih
baik dengan kerjasama tim.
Pengelolaan kinerja dapat dikatakan berhasil jika adanya kerjasama
yang baik dalam (Setiyanti, 2012). Dengan adanya kerjasama tim yang
baik organisasi akan dapat menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan
tepat. Dalam sebuah tim, individu-individu cenderung lebih nyaman untuk
mengungkapkan sebuah masalah maupun pendapat sehingga dapat segera
memperoleh bantuan dari anggota yang lain.

3. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MTT) /Total Quality


Management (TQM)
Menurut (Khikmah & Yuliejantiningsih, 2019) saat ini semua
lembaga pendidikan berorientasi pada mutu. Hal tersebut menjadi
tantangan besar bagi lembaga pendidikan untuk berkembang menjadi
lebih baik.

a) Konsep Manajemen Mutu Terpadu/Total Quality Management


Mutu adalah kegiatan dalam angka panjang yang harus melibatkaan
semua pihak terkait (Syukron, 2016). Mutu merupakan proses yang tertata
untuk perbaikan. Mutu merupakan suatu hal yang didasarkan oleh logika
dan akal yang sehat (Idi dkk., 2015). MMT/TQM menurut Sallis dalam
(Meilanie & Aminah, 2009) adalah sebuah pemikiran mengenai perbaikan
bertahap yang dapat memberikan keuntungan pada sebuah lembaga.
Menurut Aziz (2015) manajemen mutu terpadu adalah sebuah pendekatan
untuk suatu organisasi yang fokus terhadap kualitas berdasarkan pada
12

kerjasama semua anggota organisasi untuk memsukseskan program


jangka panjang.
TQM menekankan pada kualitas dan pengembangan berdasarkan
kepentingan pelanggan (Husna, 2014). Manajemen mutu terpadu adalah
proses mengelola pendidikan yang fokus terhadap perbaikan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas suatu produk/jasa.
Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan adalah proses mengelola
pendidikan dalam upaya perbaikan dan pengembangan dan menuntut
dukungan serta keinginan pemerintah, warga sekolah dan (Hendartho,
2018). Menurut (Indana, 2017) manajemen mutu terpadu di sekolah
merupakan sebuah pemberian/pelayanan jasa maupun produk.

b) Prinsip Manajemen Mutu Terpadu/Total Quality Management


Penerapan manajemen mutu terpadu harus dilaksanakan dengan
berpedoman terhadap prinsip-prinsip TQM (Rouf, 2015): (1) Fokus
terhadap konsumen, sekolah harus memahami semua produk pendidikan
memiliki pengguna; (2) Kerjasama, setiap anggota organisasi harus
terlibat dalam upaya paencapaian mutu; (3) Mengukur pencapaian,
sekolah harus mampu mengukur seberapa jauh mutu pendidikan tercapai;
(4) Pendidikan merupakan sistem, sekolah harus dapat memahami bahwa
pendidikan adalah sebuah sumber yang memiliki komponenkomponen
untuk dikelola; (5) Perbaikan terus-menerus. Dalam pencapaian mutu
maka diharuskan untuk melakukan perbaikan secara terus menerusuntuk
hasil yang maksimal.
Sedangkan mrnurut Deming ada 14 prinsip manaemen (Sriwidadi,
2001): (1) Menciptakan fungsi perbaikan produk dan jasa secara konstan;
(2) Menolak kebiasaan salah, rusak, dan ditunda; (3) Menghilangkan
inspekksi massal; (4) Meminimalisisr biaya; (5) Melakukan perbaikan
dengan konsisten dan berlaku selamanya; (6) Pelatihan karyawan; (7)
Mementingkan manajemen dan supervisi dalam kepemimpinan; (8) Tidak
13

membuat karyawan ketakutan; (9) Mengembangkan kerjasama dan


menyingkirkan penghalang; (10) Menghilangkan kegiatan yang
mendesak; (11) Menjalankan kepemimpinan yang baik dengan melakukan
perbaikan mulai dari awal proses kerjasama; (12) Menghilangkan sistem
kerja yang salah; (13) Mengembangkan pendidikan; (14) Mengkoordinasi
karyawan untuk menerapkan prinsip.

c) Implementasi Manajemen Mutu Terpadu/Total Quality


Management
Total Quality Management adalah proses keseluruhan manajemen
yang menitikberatkan kepuasan pelanggan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan pengurangan biaya (Dodi, 2017). Implementasi TQM
merupakan proses menerapkan seluruh manajemen yang melibatkan
seluruh anggota atau komponen dalam suatu organisasi untuk melakukan
perbaikan secara terusmenerus dengan fokus terhadap (Ismail, 2018).
Menurut Sallis dalam (Arifin, 2018), TQM sangat mudah untuk dilakukan
atau diterapkan dalam sebuah lembaga baik lembaga yang besar maupun
lembaga kecil. Implementasi TQM adalah penerapan seluruh sistem
manajemen yang fokus terhadap kepuasan pelanggan dan melakukan
perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di suatu lembaga.
Manajemen mutu terpadu dapat membentuk masyarakat yang dengan
mudah merespon perubahan di era sekarang (Khadijah, 2015). Dalam
pelaksanaan manajemen mutu terpadu di bidang pendidikan TQM
memiliki ati penting dalam memberikan kepuasan (Prestiadi dkk., 2015).
Menurut Hensler dan Brunell dalam (Asikin, 2017) terdapat empat prinsip
TQM, yaitu: (1) Kepuasan pelanggan; (2) peduli pada setiap orang; (3)
mengelola berdasarkan fakta; (4) perbaikan terus menerus.
Lembaga pendidikan harus sadar untuk mempelajari perkembangan
zaman yang sangat pesat dserta mempelajari perbaikan dan peningkatan
mutu secara berkesinambungan untuk mencapai kepuasan dari pelanggan
14

(Suhermanto & Anshari, 2018). Menurut Rahmah (2018), TQM


pendidikan memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan mutu pendidikan
secara terus menerus dan berkelanjutan, serta terpadu sehingga dapat
memuaskan pelanggan pendidikan. Pada penelitian Hartantyo &
Hendayani (2015) ditemukan fakta bahwa total quality management
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara TQM dan
kepuasan pelanggan. Menurut Rago dalam (Sukwadi, 2007), terdapat hal-
hal yang mempengaruhi implementasi manajemen mutu terpadu yang
meliputi tujuan, koordinasi, komunikasi, dan pencapaian. Sedangkan 10
faktor sukses untuk implementasi TQM yaitu struktur tim kerja, kepuasan
konsumen, manajemen kualitas, top manajemen, keterlibatan pegawai,
fokus pada konsumen, komitmen pekerja, pendidikan dan pelatihan,
kualitas perencanaan, dan kualitas data (Fahmi, 2019). Kepemimpinan
yang efektif, partisipasi seluruh bagian perusahaan, dan perbaikan yang
kontinu merupakan indikator suksesnya peran TQM dalam kepemimpinan
kualitas.8

B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan


Pemimpin menurut Jerald Greenberg dan Robert A. Baron, “leader is to
create to essential purpose or mission of an organization and the strategy for
attaining it” (Greenberg & Baron, 1995). Ini berarti pemimpin adalah
seseorang yang menciptakan atau membuat tujuan penting atau misi dari suatu
organisasi dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi menurut Henry Fayol,
seorang pengusaha Prancis, mengatakan bahwa setiap manajer menjalankan
empat buah fungsi, yakni sebagai berikut.

8 Ibid. h. 3-6.
15

1. Perencanaan; mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan strategi, dan


mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas.
2. Penataan; menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya,
dan siapa yang akan mengerjakannya.
3. Kepemimpinan; memotivasi, memimpin, dan tindakan tindakan lainnya
yang melibatkan interaksi dengan orang-orang lain.
4. Pengendalian; menegawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala
sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.
Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-
Ri’ayah, al-imaroh, al-qiyadah, atau al-zaamah. Kata-kata tersebut memiliki
satu makna sehingga disebut sinonim atau murodif, sehingga kita bisa
menggunakan salah satu dari keempat kata tersebut untuk menerjemahkan kata
kepemimpinan. Sementara itu, untuk menyebut istilah kepemimpinan
pendidikan, para ahli lebih memilih istilah qiyadah tarbawiyah. Dalam Islam,
kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat besar.
Dalam pengaplikasiannya pada Pendidikan Islam, hal ini menuntun pada
tugas utama seorang pemimpin. Terus berusaha menjadikan dirinya sebagai
teladan bagi seluruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk dapat melakukan
hal yang sama seperti yang dilakukan oleh pemimpin dalam rangka
membangun nilai-nilai atau norm-norma yang berlandaskan Al-Qur’an dan
Hadist dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Pasca kepemimpinan Rasulullah, para sahabat tetap menjaga kualitas
spiritual yang sama dengan Rasul, terbebas dari segala bentuk perbuatan yang
dilarang agama, berpengetahuan luas yang sesuai dengan realitas, zuhud dan
adil dalam menjalankan kepemimpinannya. Seperti Umar bin Khottob yang
rela berjalan pada malam hari untuk melihat keadaan rakyatnya tanpa dikawal
oleh siapapun. Seketika didengarnya suara tangisan seorang anak yang
kelaparan dari sebalik dinding rumah, seketika itu pula ia datang dan
16

membawa beberapa karung gandum yang dipikulnya sendiri dan uang untuk
diberikan pada keluarga yang membutuhkannya.
Pemimpin seperti itulah yang sangat dibutuhkan pada dunia pendidikan
saat ini. Seorang pemimpin yang memperhatikan staf pengajar, pemimpin yang
transparan, menjadi teladan dan mampu menempatkan sesuatu pada
tempatnya.
Veithzal Rifai dan Arvian Arifin menyebutkan beberapa ciri penting yang
menggambarkan kepemimpinan Islam, yakni sebagai berikut;
1. Setia, pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.
2. Terikat pada tujuan, seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai
pemimpin dalam melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan
kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam.
3. Menjunjung tinggi syariat dan akhlak Islam, seorang pemimpin yang baik
bilamana ia merasa terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi
pemimpin selama ia tidak menyimpang dari syariah. Waktu ia
melaksanakan tugasnya ia harus patuh kepada adab-adab Islam,
khususnya ketika berhadapan dengan golongan oposisi atau orang-orang
yang tidak sepaham.
4. Memegang teguh amanah, seorang pemimpin ketika menerima kekuasaan
menganggap amanahnya sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh
tanggung jawab. Allah berfirman dalam surah Al-Hajj ayat 41;
“(Yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar;
dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Agama, 2012)”
5. Tidak sombong, menyadari bahwa diri kita ini adalah kecil, karena yang
besar dan Maha Besar hanya Allah. Sehingga hanya Allah-lah yang boleh
sombong. Sehingga kerendahan hati dalam memimpin merupakan salah
satu ciri kepemimpinan yang patut dikembangkan.
17

6. Disiplin, konsisten, dan konsekuen. Disiplin, konsekuen merupakan ciri


kepemimpinan dalam Islam dalam segala tindakan, perbuatan seorang
pemimpin. Sebagai perwujudan seorang pemimpin yang professional akan
memegang teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang dilakukan,
karena ia menyadari bahwa Allah mengetahui semua yang ia lakukan
bagaimanapun ia berusaha untuk menyembunyikannya (Rivai & Arivin,
2009). Dalam hal kekonsistenan seorang pemimpin Allah Swt berfirman
dalam surat As-Saff ayat 2-3, yaitu; Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat
besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan (Agama, 2012).
Dengan demikian, apat diketahui bahwa dalam memainkan peran sebagai
pemimpin, maka memegang prinsip, menjaga profesionalitas, serta selalu
menjaga amanah dengan sebaik-baiknya sekaligus senantiasa tawadhu’ adalah
kunci menjadi pemimpin yang baik, khususnya dalam lembaga pendidikan.

C. Menetapkan Visi, Misi Dan Tujuan Lembaga Pendidikan


Menurut teori Midle tentang teori pengelolaan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian”. Tugas
seorang pengelola, menyusun struktur penting dalam memberikan arahan
untuk kemajuan sekolah kedepannya. Maka dari itu seorang pengelola mampu
merencakanan visi, misi dan tujuan sekolah yang diharapkan. 9
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan
ingin mewujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang
diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini dan
menjangkau masa yang akan datang.

9Safira Zulfania, "Analisis Rumusan Visi, Misi, Dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini Di
Tk Ii Pertiwi", Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 02 No. 01, 2021, h. 49.
18

Hax dan Majluf dalam Akdon (2006) menyatakan bahwa visi adalah
pernyataan yang merupakan sarana untuk:
1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan
tugas pokok.
2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan
stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen dan
pihak lain yang terkait).
3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan.
Rumusan visi sekolah yang baik seharusnya memberikan isyarat:
1. Visi sekolah berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama
(bila perlu dibuat jangka waktunya).
2. Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan
norma dan harapan masyarakat.
3. Visi sekolah harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang
ingin di capai.
4. Visi sekolah harus mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya
inspirasi, semangat dan komitmen bagi stakeholder.
5. Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan
pengembangan sekolah kearah yang lebih baik.
6. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah.
7. Dalam merumuskan visi harus disertai indicator pencapaian visi.
Penyusun memberikan contoh visi sekolah berikut:
1. Sekolah yang terletak dikota besar, peserta didiknya berasal dari keluarga
mampu berpendidikan tinggi yang memiliki harapan anaknya menjadi
orang hebat, lulusannya melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi,
dapat merumuskan visinya; “UNGGULAN DALAM PRESTASI,
BERAKHLAQUL KARIMAH, TERAMPIL DAN MANDIRI”.
19

2. Sekolah yang terletak di perkotaan mayoritas peserta didiknya berasal dari


keluarga mampu dan hampir seluruh lulusannya ingin melanjutkan
kesekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya: “UNGGUL
DALAM PRESTRASI BERDASARKAN IMTAQ, TERAMPIL DAN
MANDIRI”.
3. Sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya tidak maju
dibandikan sekolah di perkotaan dan banyak peserta didiknya tidak
melanjutkan kesekolah favorit/berprestasi, dapat merumuskan visinya:
“TERDIDIK, TERAMPIL DAN MANDIRI BERDASARKAN IMTAQ”.
4. Sekolah yang terletak di daerah pinggiran kota (urban) yang umum tingkat
kemajuaannya menengah dibanding sekolah di perkotaan atau pedesaan;
masyarakatnya pekerja, lingkungannya abangan, perilaku moral rendah
dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke Sekolah yang lebih
tinggi, dapat merumuskan visinya: “BERAKHLAQUL KARIMAH,
MANDIRI DAN TERAMPIL BERDASARKAN IMTAQ”.10

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi


bagi pihak yang berkepentingan di masa datang menurut Akdon (2007).
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi
merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan
rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk bewujudkan visi. Dengan
demikian, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang
dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
Ada beberapa kriteria dalam pembuatan misi, antara lain:
1. Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publikyang akan dicapai.

10Ahmad Calam, Amnah Qurniati, "Merumuskan Visi Dan Misi Lembaga Pendidikan" Jurnal
SAINTIKOM Vol 15 No. 1, 2016. h. 54-56.
20

3. Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarka memiliki daya saing yang
meyakinkan masyarakat.
4. Penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan pada masa mendatang juga
bermanfaat dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan
pelayanan yang tersedia.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi sekolah
antara lain:
1. Pernyataan misi sekolah harus menunjukan secara jelas mengenai apa
yang hendak dicapai oleh sekolah.
2. Rumusan misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan
“tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana
pada rumusan visi.
3. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara
indikator visi dengan rumusan misi atau ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas.
4. Misi sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan
diberikan masyarakat (siswa).
5. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing
yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Dalam merumuskan misi harus mempertimbangkan tugas pokok sekolah
dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah agar yang dilakukan
sekolah dapat difahami oleh pihak-pihak yang terkait sehingga perjalan
sekolah tidak mendapat rintangan ataupun prasangka buru dari masyarakat.
Pada dasarnya misi hanya merupakan metode untuk mencapai tujuan sekolah
yang akan membantu masyarakat dan Negara dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.11

11 Ibid. h. 57-58.
21

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, oleh karna itu tujuan
adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada factor-faktor
kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan
tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat
menunjukan kondisi yang ingin dicapai pada masa mendatang menurut Akdon.
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program
dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh karna itu tujuan harus
dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator.
Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah
organisasi. Beberapa kriteria tujuan antara lain:
1. Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilainilai
organisasi.
2. Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi
misi, program dan sub program organisasi.
3. Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran
lingkungan, atau dalam hal isu strategis hasil yang diinginkan.
4. Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang.
5. Tujuan menggambarkan hasil program.
6. Tujuan menggambarkan arahan yang
7. jelas dari organisasi.
8. Tujuan harus menantang, namun realistis dan dapat dicapai.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan sekolah,
yaitu:
1. Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel
(dapat diukur).
2. Tujuan sekolah merupakan penjabaran dan misi, oleh karna itu tujuan
harus selaras dengan visi dan misi.
22

3. Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan


dan kapan diselesaikannya?12

12 Ibid. h. 63-64.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari paparan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Dalam mengelola organisasi dengan baik dalam hal ini sekolah, kepala
sekolah harus mampu berperan menjadi pemimpin yamng mampu memotivasi,
menggerakkan anggotanya, dapat dikatakan kepala sekolah juga harus
menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan efisien. Anggota organisasi
harus mampu bekerjasama dengan baik untuk terciptanya suatu tujuan. Dengan
tercapainya suatu tujuan maka kinerja dapat dikatakan berhasil. Dalam
penerapan manajemen mutu terpadu pemimpin harus memiliki kemampuan
kepemimpinan dan kemampuan manajerial. Hubungan kepemimpinan dengan
TQM adalah cara untuk memotivasi individu-individu untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan tercapainya tujuan organisasi. Dalam pencapaian suatu
tujuan organisasi dibutuhkan kerjasama tim yang baik.
Khususnya dalam kepemimpinan pendidikan Islam, seorang leader harus
mampu menjalankan seluruh fungsinya yakni sebagai perencanan, penataan,
kepemimpinan dan pengendalian, untuk menciptakan dinamika organisasi
yang harmonis serta dalam pencapaian tujuan pendidikan dapat terealisasi
dengan efektif dan efisien.
Penyusunan visi dan misi sekolah bukan hal yang mudah, perlu kajian
yang mendalam dan melibatkan semua stakeholders sehingga apa yang
diinginkan tercakup didalamnya. Visi dan misi sekolah memuat banyak hal
yang besar seperti tujuan yang ingin dicapai sampai hal yang kecil namun
sangat urgen seperti anggaran tahunan, semua ini harus direncakan dengan
sebaik-baiknya sehingga dalam pelaksanaan identitas sebuah sekolah dapat
terlihat hanya dengan membaca visi dan misi nya.

23
24

B. SARAN
Penyusun telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan
tetapi, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Maka, penyusun sangat mengharapkan saran dari
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan ke masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Calam, Amnah Qurniati, "Merumuskan Visi Dan Misi Lembaga


Pendidikan" Jurnal SAINTIKOM Vol 15 No. 1, 2016. h. 54-56.
E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003),
h. 98.
Indah Suci Julia Sari, "Hakekat, Dinamika Organisasi, dan Fungsi Pemimpin
dan Kepemimpinan Pendidikan Islam", Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado, Vol 13, No. 1 2019,
h. 27-28.
Nanang Fatah, Landasan Manaemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya. 1999), h. 19.
Safira Zulfania, "Analisis Rumusan Visi, Misi, Dan Tujuan Pendidikan Anak
Usia Dini Di Tk Ii Pertiwi", Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 02 No.
01, 2021, h. 49
Salma Nur Azizah Rahmawati, Achmad Supriyanto, "Pentingnya
Kepemimpinan dan Kerjasama Tim dalam Implementasi Manajemen
Mutu Terpadu", Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP), Vol 5
No. 1 2020, h. 2.
Suparti, “Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan
Manajemen SDM Berbasis Sekolah di SMP Negeri 2 Rembang”, Jurnal
Mimbar Pendidikan Vol. 2 No.1/XX/2009: 24-29, Semarang: Unnes,
2009, h. 4.

25

Anda mungkin juga menyukai