DOSENPEMBIMBING
DISUSUN OLEH
M FAIZ
NIM: 2252600014
FATHORROSI
NIM: 225600016
HASYIM ASY’ARI
NIM : 2253600024
2. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan informasi, motivasi, beserta dukungan dan
bantuan sehingga makalah ini selesai pada waktunya.
Mudah-mudahan apa yang telah diperbuatnya mendapat ridho Allah SWT. Amin.
Kami sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
harapan semua pihak. Akan tetapi, dengan segala kekurangan dan keterbatasan makalah ini,
mudah-mudahan dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi yang membaca dan
memahaminya.
Tim Penulis
……………
DAFTAR ISI
ATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan
Masalah.........................................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan
Makalah .............................................................................................................................................
..........2
BAB II PEMBAHASAN
Kepemimpinan..............................................................................................................................3
B. Model-Model Kepemipinan
Pendidikan.....................................................................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat (UU RI No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional).
Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan (kepala sekolah) sebagai
penanggung jawab pengelolaan pendidikan, perihal yang mempengaruhi tingkat keberhasilan
proses yang telah di rencanakan itu salah satunya ialah Faktor pengelola Pendidikan itu sendiri,
dalam hal ini konsentrasinya adalah kepala sekolah yang dituntut untuk mampu memimpin dan
mengatur anggotanya sesuai dengan tujuan yang hendak di capai dari visi dan misi yang telah
tertuang pada lembaga tertentu.
Oleh karena itu, pada Makalah ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
menjelaskan pengertian dan theory kepemimpinan, model-model kepemimpinan pendidikan,
dan standar kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, sehinggga pada akhirnya diharapkan
makalah ini menjadi bahan renungan dan tambahan wawasan khususnya bagi penyusun dan
umumnya untuk pembaca sekalian.
B. Rumusan Masalah
kepala sekolah sebagai pemimpin pada satuan lembaga tertentu mempunyai kewenangan
dalam mengatur dan membina anggotanya untuk dapat menjalankan tugas dengan baik dan
menciptakan suasana kerja yang kondusif sekaligus merupakan tanggungjawab yang sangat
besar dan membutuhkan keterampilan dalam memimpin, maka timbulah pertanyaan sebagai
berikut:
a. Apa definisi dan theory yang berhubungan dengan kepemimpinan?
b. Sebutkan model-model kepemimpinan pendidikan?
c. Bagaimana standar kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Untuk dapat mengembangkan perihal yang di maksud di atas (rumusan masalah), maka
dengan ini kami coba sampaikan tujuan penulisan makalahnya, adapun tujuan dari penulisan
makalah tersebut adalah :
a. Mengetahui definisi dan theory yang berhubungan dengan kepemimpinan.
b. Mengetahui model-model kepemimpinan pendidikan.
c. Mengetahui standar kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.
d. Memenuhi salah satu tugas kelompok pada matakuliah Pengelolaan Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Teori Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Davis (1977) mengartikan, kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengajak orang
lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat. Kepemimpinan
menurut Mulyasa (2003) adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan
untuk pencapaian tujuan bersama atau organisasi. Menurut Ary H. Gunawan (1996)
kepemimpinan adalah gaya atau proses mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk
mengarahkan usaha bersama, guna mencapai suatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengertian yang lain Carter V. Good memberikan penjelasan pengertian yang
lebih luas lagi mengenai apa sebenarnya hakikat kepemimpinan itu dalam dua batasan yang
menurutnya? kepemimpinan tidak lain dari pada kesiapan mental yang terwujudkan dalam
bentuk kemampuan seseorang untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan mengatur serta
menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan dan kemampuan kepada pemimpin
tersebut untuk memainkan peranan sebagai juru tafsir atau pembagi penjelasan tentang
kepentingan, minat, kemauan cita-cita atau tujuan-tujuan yang diinginkan untuk mencapai oleh
sekelompok individu.
Mulai berkembang pada awal tahun 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu
sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya.
Sistem ini sering disebut dengan sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem
ini mempunyai beberapa ciri :
a. Substansinya adalah manusia bukan tugas.
b. Kurang menekankan hirarki.
c. Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok.
d. Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma.
e. Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama.
d. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja
lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku. Adapun Beberapa tokoh yang menguraikan
terkait dengan teori ini, antara lain :
a) Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs,
esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan
untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya
agar timbul kepuasan.
b) Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y. Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya
mengubah kondisi kerja dan mengefektifkan penggunaan rewards & punishment untuk
meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer
perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk
berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
e. Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistik biasanya dicirikan
dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori Humanistik dengan para
pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara
umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Organisasi
memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi
organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi
kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila
dicermati, di dalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan
yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan
kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan
kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3), interaksi
yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan
kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan,
kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu
yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Fiedler dan Chemer (1974) mengembangkan teori kepemimpinan yang disebut dengan
leadership contingency model. Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling
efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal
yang sulit. Pendekatan ini berusaha mengenali faktor-faktor yang paling penting dalam
seperangkat situasi tertentu, dan meramalkan gaya kepemimpinan yang paling efektif dalam
situasi seperti itu. Fiedler telah mengidentifikasikan tiga aspek dalam situasi pekerjaan
yang membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan efektif.
Aspek Pertama variable hubungan antara pemimpin dan anggota. Hubungan ini dianggap
yang paling penting sebab akan menentukan kekuasaan dan pengaruhnya. Jika pimpinan diterima
baik oleh kelompoknya dan anggota kelompok menghargai pimpinan, maka pimpinan tidak perlu
bersandar pada wewenang formalnya. Akan tetapi jika sebaliknya, ia harus menyandarkan diri
pada perintah untuk menyelasaikan tugasnya.
Aspek kedua yaitu variable struktur tugas untuk dalam situasi kerja. Tugas yang sangat
berstruktur adalah tugas yang prosedur atau instruksi langkah demi langkah untuk penyelesaian
tugas itu telah tersedia, karena anggota telah mengerti apa yang diharapkan. Pimpinan dalam
situasi seperti ini dengan sendirinya mempunyai wewenang yang besar. Seberapa jauh
terperincinya tugas-tugas yang harus dilaksanakan bawahan, makin terperinci tugas itu dan jelas
dipahami, maka semakin besar dukungan anggota.
Aspek yang ketiga adalah variable kekuasaan karena posisi pimpinan, sebagai variable
situasi terakhir yang diidentifikasi oleh Fiedler. Beberapa posisi misalnnya, mempunyai jabatan
sebagai menteri, disamping itu sebagai ketua parpol, ketua yayasan sosial, jabatan yang tinggi
memudahkan tugas pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, sedangkan kekuatan posisi yang
kecil, misalnya perkumpulan olahraga, panitia pengumpul dana suka rela, membuat tugas
penilaian pemilihan lebih sukar.
Kombinasi dari ketiga variable di atas menghasilkan dimensi baru sejumlah delapan
macam dalam situasi pekerjaan. Hubungan antara pemimpin dan bawahan dapat baik atau buruk,
tugas dapat berstruktur atau tidak berstruktur, dan kekuasaan posisi bisa besar bisa kecil. Untuk
memperjelas gambaran, tentang dimensi-dimensi baru itu dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Hubunga Baik Tidak Baik
n
Pemimpi
n dan
Bawahan
Struktur
Tugas
Kekuasaa Kua Lema Kua Lema Ku Lema Ku Lema
n karena t h t h at h at h
posisi
Teori ini disebut jalur tujuan karena memfokuskan pada cara pemimpin mempengaruhi
persepsi bawahan tujuan kerja. Apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan imbalan
tersebut. Pimpinan yang berorientasi pada bawahan akan menyediakan berbagai macam imbalan,
bukan hanya sekedar uang dan promosi, tetapi juga dukungan, rasa aman, dan rasa hormat.
Pimpinan akan peka terhadap perbedaan individu diantara bawahan sehingga ia akan
menyesuaikan imbalan dengan kebutuhan keinginan anggota. Di lain pihak pimpinan yang
berorientasi pada tugas akan menyadiakan imbalan yang lebih kecil dan kurang bersifat
individual.
Namun diakui bahwa gaya manajer seperti ini biasannya akan jauh lebih baik dalam
mengaitkan prestasi bawahan dengan besarnya imbalan, daripada pimpinan yang berorientasi
pada bawahan. Pendekatan ini mempunyai paham bahwa gaya kepemimpinan yang paling
memotovasi bawahan akan tergantung pada macam imbalan yang paling disukainya. Untuk lebih
jelasnnya bagan dibawah ini melukiskan bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi bawahan
dalam kaitannya dengan tujuan (imbalan).
a. Kesimpulan
Kepemimpinan berkaitan dengan penanganan perubahan, mereka menetapkan arah
dengan menyusun satu visi masa depan kemudian menyatukan, mengkomunikasikan dan
mengilhami orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan tersebut, jadi kepemimpinan
merupakan konsep yang lebih sempit dari manajemen.
Urgensi kepemimpinan dalam sebuah organisasi dapat di uraikan sebagai berikut : tanpa
kepemimpinan suatu organisasi adalah orang-orang dan mesin-mesin yang kacau balau,
kemudian mampu mengubah suatu potensial menjadi kenyataan, dan dapat dijadikan sumber
atau alat untuk mencapai tujuan/ visi yang hendak di capai.
Erat kaitannya dengan kepemimpinan maka para ahli dalam hal ini ahli dalam
kepemimpinan mencetuskan theory-theory tentang pemimpin yang dapat dijadikan sumber dan
pedoman dalam mengelola sebuah organisasi.
DAFTAR PUSTAKA