Anda di halaman 1dari 15

Makalah

MODEL KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Micro Leading

Dosen Pengampu : Ratna Hestiana M.Pd

MPI- 6 E Dan F

Disusun Oleh:
Kelompok 2

1. Mulyani Idrus
2. Ariska L Kunu
3. Erik Abdullah
4. Moh. Rizki F Mokodompit

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah. Makalah
ini dibuat guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu untuk mata
kuliah Micro Leading dengan judul “Kepemimpinan Situasional”. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu atas bimbingan yang telah
diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dengan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Konsep Kepemimpinan Situasional....................................................................3

B. Implementasi Teori Situasional dalam Kepemimpinan Pendidikan...................6

BAB III........................................................................................................................10

PENUTUP...................................................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................................10

B. Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu aspek yang terpenting dalam suatu
organisasi. Menurut Rauch & Behling kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut H. Koontz dan C. Donnel mengatakan bahwa kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan
umum. Dari pengertian dari kepemimpinan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dan mengajak orang lain
untuk mencapai tujuan.
Dari berbagai pengertian tentang kepemimpinan di atas, maka perlu diketahui
pula teori-teori kepemimpinan dalam organisasi. Ada beberapa teori
kepemimpinan, namun yang akan penyusun bahas dalam makalah ini adalah teori
kepemimpinan situasional.

Berbicara tentang kepemimpinan, maka tidak bisa dilepaskan dari teori-teori


kepemimpinan itu sendiri. Salah satu teori kepemimpinan yang dimaksud adalah
teori situasional. Teori situasional ini merupakan pembawaan seorang pemimpin
yang harus dimiliki tergantung pada situasi yang dihadapi.
Dari latar belakang di atas, maka penyusun bermaksud untuk membahas teori
kepemimpinan situasional berikut. Pembahasan ini akan dirincikan dalam
rumusan masalah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep kepemimpinan situasional ?

1
2. Bagaimana implementasi teori situasional dalam kepemimpinan
pendidikan Islam ?
C. Tujuan
Berdasarkan dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah
masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep kepemimpinan situasional.
2. Menjelaskan implementasi teori situasional dalam kepemimpinan
pendidikan Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kepemimpinan Situasional


Teori kepemimpinan situasional merupakan pengembangan lanjutan dari
teori kepemimpinan trait dan behavior yang dianggap gagal menjelaskan model
kepemimpinan yang terbaik untuk berbagai situasi. Pendekatan situasional atau
pendekatan kontingensi merupakan suatu teori yang berusaha mencari jalan
tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas-asas organisasi dan
manajemen yang bersifat universal, dan pandangan yang berpendapat bahwa tiap
organisasi adalah unik dan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga harus
dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu.
Kepemimpinan Situasional adalah Gaya kepemimpinan yang selalu berusaha
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel
dalam menyesuaikan/beradaptasi dengan kematangan bawahan dan lingkungan
kerja (Thoha:2007).
Purwanto (2005: 38-39) menyatakan bahwa sesuai dengan pendapat Hersey
dan Blanchard, pendekatan situasional ini merupakan suatu teori yang berusaha
mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas-asas
organisasi dan manajemen yang bersifat universal, dan pandangan yang
berpendapat bahwa tiap organisasi adalah unik dan memiliki situasi yang
berbeda-beda sehingga harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu.
Ashar Sunyoto Munandar (2001: 190) menyatakan bahwa teori
kepemimpinan situasional, yang dikembangkan oleh Harsey dan Blanchard
merupakan pengolahan dari model efektivitas pemimpin yang tiga dimensi,

3
didasarkan atas hubungan kurvaliner antara perilaku tugas dan perilaku
hubungan dan kedewasaan.
Stoner dan Freeman (Wahyudi, 2009: 130) menjelaskan bahwa teori
kepemimpinan situasional membangkitkan minat karena merekomendasikan
suatu tipe kepemimpinan yang dinamik dan luwes. Dalam gaya kepemimpinan
situasional, motivasi, kemampuan, dan pengalaman bawahan harus terus-
menerus dinilai agar dapat ditentukan kombinasi gaya yang paling tepat.
Wirjana dan Supardo (2006: 48) menyatakan bahwa teori Situasional Hersey-
Blanchard teori ini mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan harus
disesuaikan dengan kematangan para anggota. Kematangan diakses dalam
hubungan dengan tugas spesifik dan mempunyai dua bagian sebagai berikut.
1) Kematangan psikologis; kepercayaan diri, kemampuan dan kesiapan
menerima tanggung jawab.
2) Kematangan pekerjaan (job maturity):keterampilan dan pengetahuan teknis
yang relevan.
3) Bilamana kematangan para anggota bertambah, kepemimpinan harus lebih
berorientasikan pada hubungan dan bukan berorientasikan tugas. Untu
kempat derajat kematangan anggota, dari yang amat matang ke yang paling
tingkat matang, kepemimpinan dapat terdiri dari:
a) Mendelegasikan kepada anggota,
b) Berpartisipasi dengan anggota,
c) Menjual/memberikan ide-ide kepada anggota, dan
d) Memberitahukan anggota apa yang harus mereka kerjakan.

Berdasarkan uraian tentang gaya kepemimpinan situasional maka


dapat disimpulkan, gaya kepemimpinan situasional adalah cara
mempengaruhi orang lain atau kelompok sesuai dengan tingkat
kematangannya.

4
Menurut Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan
efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan
lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada.
Fielder mengemukakan 3 dimensi variabel situasional yang mempengaruhi
gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Hubungan pemimpin dengan bawahan (anggota) (Leaser-Member Relations),
sejauh mana pimpinan diterima oleh anggotanya.
2. Posisi kekuasaan atau kekuatan posisi (Position Power), kekuasaan dari
organisasi, artinya sejauhmana pemimpin mendapatkan kepatuhan dari
bawahannya dengan menggunakan kekuasaan yang bersumber dari
organisasi secara formal (bukan kekuasaan yang berasal dari kharisma atau
keahlian). Pemimpin yang memiliki kekuasaan yang jelas (kuat) dari
organisasi akan lebih mendapatkan kepatuhan dari bawahannya.
3. Struktur Tugas (Task Structure), Kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap
orang dalam organisasi. Apabila tatanan tugas cukup jelas, maka prestasi
setiap orang yang ada dalam organisasi lebih mudah dikiontrol dan tanggung
jawab setiap orang lebih pasti.

Menurut Hersey dan Blanchard, kepemimpinan situasional pada dasarnya


merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan,
serta situasi dimana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan.

Gaya Kepemimpinan Situasional

Sedangkan menurut Harsey & Blanchard mengembangkan model


kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan
bawahan dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya. Ada empat tingkat
kematangan bawahan dan empat gaya yang efektif diterapkan sebagaimana yang
terlihat dalam tabel berikut:

5
No. 4 tingkat kematangan bawahan 4 gaya yang efektif untuk
diterapkan
1. Bawahan tidak mampu dan tidak Pemimpin memberi instruksi
mau ada keyakinan dan mengawasi pelaksanaan
tugas dan kinerja bawahannya
2. Bawahan tidak mampu tetapi Pemimpin menjelaskan
memiliki kemauan dan keputusannya dan membuka
keyakinan bahwa ia bisa kesempatan untuk bertanya jika
kurang jelas
3. Bawahan mampu tetapi tidak Pemimpin memberikan
mempunyai kemauan dan tidak kesempatan untuk
yakin menyampaikan ide-ide sebagai
dasar pengambilan keputusan
4. Bawahan mampu dan memiliki Pemimpin melimpahkan
kemauan dan keyakinan untuk keputusan dan pelaksanaan tugas
menyelsaikan tugas kepada bawahannya

Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku


pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan antara
atasan dan bawahan.

B. Implementasi Teori Situasional dalam Kepemimpinan Pendidikan


Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh
ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan
situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan
memperhitungkan faktor ruang dan waktu. Faktor situasional yang berpengaruh
terhadap gaya kepemimpinan tertentu adalah sebagai berikut:
1.         Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
2.         Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
3.         Norma yang dianut kelompok

6
4.         Ancaman dari luar organisasi
5.         Tingkat stres
6.         Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Untuk mencapai suatu keberhasilan kepemimpinan dalam organisasi termasuk
dunia pendidikan, pemimpin memerlukan gaya kepemimpinan untuk
mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan dapat dikaji dalam beberapa
pendekatan, salah satunya adalah pendekatan situasional. Pendekatan ini
menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan
dalam situasi tertentu.
Menurut Fread Fielder, kepemimpinan yang berhasil bergantung kepada
penerapan gaya kepemimpinan terhadap situasi tertentu. Hal ini berarti
keberhasilan suatu kepemimpinan dalam organisasi apapun termasuk pendidikan
tergantung dari pemimpinnya dalam memahami keadaan atau situasi yang
berbeda-beda yang dihadapinya.
Model kepemimpinan situasi ini muncul karena model-model kepemimpinan
sebelumnya tidak bisa memberikan jawaban terhadap persoalan-persoalan yang
muncul dalam kepemimpinan. Dari hasil penelaahann para pakar, bahwa model
kepemimpinan situasional mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
1. Di mana pemimpin itu berada melaksanakan tugasnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor situasional, yaitu jenis pekerjaan, lingkungan organisasi,
karakteristik individu yang terlibat dalam organisasi.
2. Perilaku kepemimpinan yang paling efektif ialah perilaku kepemimpinan yang
disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan.
3. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang selalu membantu bawahan dalam
pengembangan dirinya dari tidak matang menjadi matang.
4. Perilaku kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari satu situasi ke situasi
lain. Oleh sebab itu, dalam kepemimpinan situasi penting bagi setiap
pemimpin untuk mengadakan diagnosis dengan baik terhadap situasi.
5. Pola perilaku kepemimpinan berbeda-beda sesuai dengan situasi yang ada.

7
Kepemimpinan situasi merupakan perkembangan terakhir daripada
kepemimpinan model kontingensi atau Fieler yang dikembangkan oleh Paul
Hersey dan Kenneth Blannchard yang semula disebut Life Cicle Monday.

Menurut Hersey & Blanchard dalam Putra & Yuniawan (2015) gaya
kepemimpinan situasional terdapat empat bentuk gaya kepemimpinan, antara lain
sebagai berikut:

1. Gaya Instruktif atau memberi tahu (telling)


Gaya ini lebih menekankan pada komunikasi satu arah. Pemimpin lebih banyak
memberi pengarahan dengan minim dukungan karena kesiapan dan kematangan
bawahan rendah. Pemimpin dengan gaya ini lebih banyak memberikan intruksi
secara spesifik tentang pekerjaan yang harus dikerjakan dan mengawasi kinerja
bawahan secara ketat. Gaya kepemimpinan ini dijalankan ketika bawahan minim
keterampilan dan keahlian serta kurangnya motivasi dalam bekerja.

2. Gaya Konsultatif atau mempromosikan (selling)


Gaya ini menampilkan komunikasi dua arah di mana pemimpin banyak
mengarahkan dan juga banyak memberi dukungan. Pemimpin model ini masih
menjelaskan setiap putusan dan kebijaksanaannya kepada bawahan dan
memberikan pengawasan yang ketat, namun juga mau menerima pendapat
pengikutnya. Gaya ini diterapkan terhadap bawahan yang memiliki kesiapan dan
kematangan sedang, memiliki skill yang rendah namun memiliki motivasi yang
kuat.

3. Gaya Partisipatif atau berpatisipasi (participating)


Gaya ini muncul ketika antara pemimpin dan bawahan mampu bekerjasama
dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang memiliki gaya ini lebih
mengutamakan pemberian dukungan dengan sedikit pengarahan. Keputusan

8
diambil secara bersama-sama, begitu juga ide pemecahan masalah dilakukan
dengan komunikasi yang intens. Pemimpin juga selalu memberi dukungan yang
kuat terhadap segala usaha yang dilakukan oleh bawahannya. Gaya ini dilakukan
ketika kesiapan bawahan sedang. Gaya ini juga dilakukan ketika kemampuan dan
keahlian bawahan tinggi namun motivasi untuk mengaktualkan kemampuannya
tersebut kurang.

4. Gaya delegatif atau mendelegasikan (delegating)


Gaya ini mencerminkan kebebasan, pendelegasian tugas dan wewenang yang
luas terhadap bawahan. Pemimpin dengan tipe ini sangat sedikit memberikan
dukungan serta pengarahan. Pemimpin menyerahkan keputusan dan tanggung
jawab sepenuhnya kepada bawahannya, memberikan kesempatan yang luas dan
meyakini setiap kemampuan bawahan. Gaya ini dilakukan ketika bawahan
memiliki kesiapan tinggi dengan kemampuan dan keahlian yang tinggi, serta
memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan setiap tugasnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan di atas, maka penyusun dapat mengemukakan
beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan situasional pemimpin dituntut untuk selalu siap untuk
menjadi pembimbing bawahannya dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya.
2. Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh
ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan
tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor ruang dan waktu

B. Saran
Semoga dengan hadirnya makalah ini bisa menambah khazanah keilmuan kita.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, maka dari itu sangat diperlukan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Eko Maulana. Kepemimpinan Integratif dalam Konteks Good Governance. Cet.

I; Jakarta: Multicerdas Publishing, 2013

Danim, Sudarwan. Kepemimpinan Pendidikan. Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2012

Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama

RI, 1971

Hendryadi, Model-model Kepemimpinan Situasional,

(http://teorionline.wordpress.com/), diakses pada tanggal 7 November 2014

Khalifah, Ani. Kepemimpinan Pendekatan Situasional. Tasikmalaya: Universitas

Siliwangi, 2011

Majir, Abdul. Perkembangan Manajemen Pendidikan. Cet. I; Jakarta: Cipta Restu

Fellynda, 2012

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an).

Cet.I Vol.2; Ciputat: Lentera hati, 2000

Sutikno, Sobry. Pemimpin & Kepemimpinan: Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin

yang Diidolakan. Cet. I; Lombok: Holistika, 2014

Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Ed. I, Cet. VII; Jakarta: Rajawali

Pers, 2010

Riski Dwi Untari dkk, "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

TERHADAP KINERJA APARATUR DESA DI DESA TAMANSARI KECAMATAN

11
WULUHAN KABUPATEN JEMBER", e-Journal ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1

Machsun Rifauddin dkk, “GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN

SITUASIONAL DI PERPUSTAKAAN AKADEMIK, BERKALA ILMU

PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI”, Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi,

Vol. 16 No. 2, Desember 2020,

12

Anda mungkin juga menyukai