Disusun Oleh:
Nurmayanti (2105905010146)
Elsa Saputri (2105905010161)
Asria wati (2105905010131)
Nur Sukma Afifa (2105905010148)
Segala puji bagi ALLAH yang maha kuasa yang maha menguasai segala ilmu. Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya, serta kemudahan dan
pertolongannya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Sholawat
beriring salam tidak lupa kami hantarkan kepada baginda Rasulullah SAW, semoga kita
mendapatkan syafaatnya diakhirat kelak aamiin. Kami juga mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
materinya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mengenai “Teori-Teori Kepemimpinan Situsional Theory, Transactional
Theory, Transformational Theory” kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari khusunya dosen pembimbing mata kuliah
“Kepemimpinan” untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan
bermanfaat bagi kita semua,sekian terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan Dan Teori Kepemimpinan............................................2
2.2 Teori Teori Kepemimpinan......................................................................................2
A. Situsional Theory................................................................................................2
B. Transactional Theory..........................................................................................3
C. Tranformasional Theory......................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengaitkan baragam dengan tugas organisasi tersebut. Kepemimpinan situasional terdapat
empat gaya: S1 yaitu perintah tinggi-pemberian dukungan rendah, S2 yaitu perintah tinggi-
dukungan tinggi, S3 yaitu perintah rendah-pemberian dukungan tinggi, dan S4 yaitu perintah
rendah-pemberian dukungan rendah. Kepemimpinan situasional ini terkait dengan tingkat
perkembangan karyawan atau bawahan. Perilaku pemimpin harus bisa menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi bawahan yang berbeda satu sama lain dan indikatornya yang
mempengaruhinya adalah dimensi telling, selling, participating, dan delegation. Kelebihan
kepemimpinan situasional dibandingkan dengan kepemimpinan lainnya adalah bahwa dalam
kepemimpinan situasional ini tergantung pada tingkat kematangan dari bawahan yang akan
dipengaruhi oleh pimpinan. Fokus teori kepemimpinan situasional ini ialah di pengikut dan
tingkat kematangan mereka. Para pemimpin harus menilai secara benar mengetahui taraf
kematangan pengikutnya lalu menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai serta tingkatan
tadi (Khoironi, 2020).
B. Transactional Theory
Kepemimpinan transaksional adalah gaya pemimpin yang berorientasi pada hasil
akhir dengan memacu motivasi kerja anggota organisasi agar maksimal dalam mengerjakan
tugas-tugasnya sesuai dengan harapan dari pemimpin itu sendiri (Uno, 2007). Oleh karena
itu, gaya kepemimpinan transaksional ini melibatkan nilai-nilai namun nilai-nilai yang
dimaksud dalam hal ini adalah nilai yang relevan. Antara proses pertukaran (exchange
process), tidak langsung menyentuh substansi perubahan yang dikehendaki. Lebih lanjut gaya
kepemimpinan tersebut dapat digambarkan: (1) proses pertukaran sesuatu yang dirasa
berharga antara pemimpin dengan anggotanya, (2) intervensi pemimpin merupakan bagian
dari proses organisasional untuk mengontrol kinerja anggota serta hasil kerja yang sesuai
dengan harapan; dan, (3) pemimpin data sewaktu-waktu bereaksi jika hasil kerja tidak sesuai
dengan kesepakatan (Heru, 2004). Prinsip dasar teori kepemimpinan transaksional adalah:
Kepemimpinan merupakan pertukaran sosial antara pemimpin dan para pengikutnya
Pertukaran tersebut meliputi pemimpin dan pengikut serta situasi ketika terjadi
pertukaran,
Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan pemimpin dan para
pengikutnya,
Pengurangan ketidakpastian merupakan benefit penting yang disediakan oleh
pemimpin,
Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan suatu
hubungan sosial.
Dasar dari kepemimpinan transaksional ini mirip dengan teori path-goal theory yang
mencakup tentang pendekatan situasional.Dimana kondisinya lebih menekankan pada
pendekatan yang rasional. Secara sederhana dapat ditarik kesimpulan jika kepemimpinan
transaksional adalah pemimpin memberi motivasi pada anggotanya agar bekerja semaksimal
mungkin melalui pemberian penghargaan sebagai imbalan apabila mereka dapat mengerjakan
tugas-tugas organisasi dengan baik dan sesuai dengan harapan pemimpin. Gaya
kepemimpinan tersebut sangat memperhatikan beberapa nilai yakni nilai moral individu
masing-masing anggota seperti jujur dan tanggungjawab. Tujuan dari kepemimpinan ini
adalah membantu anggota organisasi untuk terus berkembang dalam pekerjaan melalui
pemunuhan kebutuhannya.
3
Karakteristik Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional memiliki karakteristik yang menandakan seorang
pemimpin yang menerapkan model atau gaya kepemimpinan tersebut yang menjadi ciri khas.
Kepemimpinan transaksional memiliki karakteristik diantaranya:
a. adanya kontrak pertukaran atas hasil yang telah dicapai oleh anggota dengan
pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh pemimpin sebagai bentuk apresiasi
terhadap kinerja mereka
b. pemimpin melakukan control terhadap kinerjanya anggotanya dan jika dirasa tidak
sesuai dengan kesepakatan kerja sebelumnya pemimpin dapat mengambil tindakan
tegas terhadap kinerja anggota yang dirasa tidak sesuai dengan harapan;
c. pemimpin melakukan intervensi hanya jika standar yang telah ditentukan tidak
tercapai oleh anggota; dan
d. pemimpin memebri kepercayaan penuh pada anggotanya dan mereka diberi hak untuk
mengambil keputusan yang dirasa menurut mereka dapat membantu usaha mencapai
target yang telah ditentukan (Heru, 2004).
Sementara itu, ada dua karakteristik yang dirasa dapat menjadi referensi dalam
mengidentifikasi kepemimpinan transaksional, dua karakteristik tersebut adalah:
a. contingent reward, yang menggambarkan bahwa pemimpin dapat mempengaruhi dan
memotivasi anggotanya dalam bekerja melalui imbalan-imbalan yang dijanjikan; dan
b. management-by-exception, pemimpin dapat mengambil tindakan sewaktu-waktu jika
anggota organisasi bekerja tidak sesuai dengan arahan dan harapan (Bass, 1985).
4
melalui kesepakatan transaksional. Tidak menjamin bahwa suatu organisasi dapat terus
konsisten dengan produktivitas dan kinerja yang diharapkan oleh pemimpin. Adanya
kesepakatan yang bersifat transaksional anatara pemimpin dan anggota dapat menyebabkan
masalah ketidakstabilan suatu organisasi karena begitu kebutuhan individu anggota terpenuhi
bisa jadi anggota tersebut tidak lagi termotivasi untuk bekerja secara maksimal bahkan bisa
jadi anggota tersebut pergi dari organisasi tersebut. ada beberapa kekurangan dalam
kepemimpinan transaksional ini. Kekurangan tersebut adalah munculnya persaingan dalam
individu, komitmen bawahan terhadap organisasi biasanya berjangka pendek, aktivitas
pekerjaan yang dilakukan oleh anggota hanya berrfokus pada negosiasi upah dan
mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan keberlangsungan organisasi itu sendiri seperti
visi bersama, komitmen bawahan terhadap organisasi akan tergantung pada sejauh mana
kemampuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan individu anggota organisasi (Bass, 1985).
C. Transformational Theory
Teori kepemimpinan transformasional didasarkan pada studi tentang kepemimpinan
karismatik yang dipelajari oleh Weber, yang berpendapat bahwa otoritas para pemimpin
karismatik bergantung pada kualitas luar biasa yang mereka miliki yang membuat mereka
menonjol dari pada yang lain. Para pemimpin ini sering muncul di masa krisis dan
mempengaruhi orang lain untuk mengikuti mereka, contoh-contoh pemimpin seperti ini
adalah Mahatma Ghandi, Martin Luther King - dan juga Hitler.
Setelah itu, Downton adalah orang yang pertama kali membahas konsep
kepemimpinan transformasional, dan kemudian ilmuwan politik James McGregor Burns
memperkenalkan konsep ini dalam bukunya yang memenangkan Pulitzer-Prize tentang
kepemimpinan. Dalam buku tersebut, Burns membedakan dua jenis kepemimpinan. Tipe
pertama adalah kepemimpinan transaksional. Dalam gaya ini, ada pertukaran antara
pemimpin dan pengikut. Pengikut menerima upah atau hadiah untuk kepatuhannya terhadap
keinginan pemimpin. Sedangkan pemimpin memperoleh kerjasama dari pengikutnya dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalan dari upaya mereka. Tipe kedua adalah kepemimpinan
transformasional, yang dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi sehingga terjadi
perubahan besar dalam sikap, kepercayaan, dan nilainilai pengikut ke titik di mana tujuan
organisasi dan visi pemimpin diinternalisasikan, serta pengikut mencapai kinerja di luar
harapan yang sewajarnya.
Carlson & Perrewe menyebutkan bahwa dalam proses ini para pemimpin dan
pengikut saling meningkatkan level moralitas dan motivasinya, dan para pemimpin
mendapatkan upaya terbaik dari pengikutnya dengan menginspirasi mereka untuk mencapai
visi yang melampaui kepentingan pribadi mereka sendiri. Pemimpin transformasional bercita-
cita untuk meningkatkan kebutuhan para pengikut yang berarti bahwa para pemimpin dan
pengikut saling meningkatkan motivasi untuk mencapai tujuan. Ini menyiratkan bahwa tujuan
dan aspirasi keduanya itu membeku menjadi satu dan ditetapkan tujuan bersama.
5
perubahan, yaitu seseorang yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari tindakan
orang lain mempengaruhi dirinya. Kepemimpinan terjadi ketika satu anggota kelompok
rmengubah motivasi atau kompetensi orang lain dalam kelompoknya tersebut.
Bass mengusulkan bahwa “untuk mencapai kinerja pengikut melebihi dari batas biasa,
kepemimpinan harus transformasional”. Kinerja kepemimpinan superior adalah
kepemimpinan transformasional. Hal ini terjadi ketika “pemimpin memperluas dan
meningkatkan minat dari para karyawannya, ketika mereka membangkitkan kesadaran dan
penerimaan terhadap tujuan dan misi kelompok, dan ketika mereka mengarahkan para
karyawannya untuk melihat melebihi dari kepentingan pribadi mereka demi
kebaikan kelompok”.
6
Efektivitas Kepemimpinan Transformasional
Bass menyatakan bahwa efektivitas (kinerja) kepemimpinan transformasional meliputi
beberapa hal, yaitu:
a. Peningkatan Kreativitas. Kepemimpinan transformasional memiliki dampak positif
pada kualitas pengikut dan kinerja kelompok. Pemimpin transformasional lebih siap
untuk memotivasi pengikut agar lebih kreatif dalam upaya dan produk mereka melalui
motivasi inspirasional. Begitu pula dengan komponen intelektual stimulasi mendorong
pengikut untuk berinovasi yang lebih besar dan berkreativitas. Penelitian menunjukkan
bahwa kepemimpinan transformasional mempengaruhi kreativitas. Pertama, pemimpin
transformasional meningkatkan motivasi intrinsic pengikut (bukan transaksional yang
menekankan pada motivasi ekstrinsik) dan merangsang kreativitas. Kedua, pemimpin
transformasional merangsang secara intelektual untuk mendorong pengikut berpikir
“outside of the box”. Pemimpin transformasional mendorong kreativitas dan inovasi
pengikut dengan menyediakan iklim yang mendukung.
b. Mengatasi Stres/Krisis: Karyawan yang memiliki komitmen tinggi, denganmengambil
pekerjaan mereka di rumah pada malam hari dan ego dengan pekerjaan mereka,
mungkin mengalami lebih banyak stres daripada mereka yang acuh tak acuh untuk
pekerjaan mereka. Pemimpin transformasional meningkatkan komitmen pengikut dan
pada saat yang sama, berfungsi untuk mengurangi perasaan stres karyawan. Dengan
demikian, indikator lain dari efektivitas kepemimpinan transformasional melibatkan
pengurangan perasaan stres serta menyediakan alat untuk membantu pengikut
mengatasi stres dankrisis.
c. Implementasi Perubahan: Kepemimpinan transformasional, khususnya elemen
karismatiknya, telah dikaitkan dengan perubahan dalam kelompok dan
organisasi.Penelitian terbaru menemukan bahwa karisma CEO dan stimulasi
intelektual memiliki pengaruh yang sangat strategis terhadap perubahan organisasi dan
kinerja perusahaan.
d. Pengembangan Pemimpin: Inti unsur kepemimpinan transformasional adalah
pengembangan pengikut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka untuk
memimpin. Pemimpin transformasional bertindak sebagai panutan yang mendorong
pengikutnya untuk belajar dan mengembangkan potensi, kepercayaan diri, identitas
pribadi, dan kesejahteraan. Dengan demikian, pemimpin transformasional cenderung
melayani sebagai mentor, dan mentor cenderung menunjukkan berbagai tingkat
transformasi perilaku kepemimpinan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang
memimpin,kepemimpinan adalah keterampilan dan kemampuan seseorang untuk
memengaruhi perilaku orang lain baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih rendah
dari padanya, dalam berpikir dan bertindak agar perilaku yangmungkin semula dapat berubah
dan berbeda dari sebelumnya.
Dalam kepemimpinan terdapat teory-teory kepemimpinan diantaranya: Teori
kepemimpinan situasional adalah sebuah teori yang memfokuskan pada
gaya kepemimpinan yang disesuaikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Kepemimpinan transaksional merupakan sikap pemimpin yang membimbing dan memotivasi
pengikutnya dengan memberikan penghargaan atas hasil kerja mereka, sedangkan
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memberikan motivasi pada
bawahannya untuk bekerja secara maksimal dalam mencapai tujuan Perusahaan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Badu, S. Q., & Djafri, N. (2013). Kepemimpinan & Perilaku Organisasi.
Harsoyo, R. (2022). Teori Kepemimpinan Transformasional Bernard M . Bass dan
Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. 3(2), 247–262.
Hutahaean, D. W. S. (2021). Filsafat dan Teori Kepemimpinan (Dr. Wendy Sepmady
Hutahaean, S.E., M.Th.) (z-lib.org).pdf (pp. 1–130).
Malang, U. N. (2008). KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DALAM BIDANG
PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra, Kurnia Mega Salena, Maisyaroh, Raden
Bambang Sumarsono. 2005, 23–28.
Rikza, M. Z. (2023). Pendekatan Situasional. 1(3).