Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN SITUSIONAL THEORY, TRANSACTIONAL


THEORY DAN TRANSFORMATIONAL THEORY

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan


Dosen pengampu: Siti Jahria Sitompul M.PD

Disusun Oleh:
Nurmayanti (2105905010146)
Elsa Saputri (2105905010161)
Asria wati (2105905010131)
Nur Sukma Afifa (2105905010148)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH yang maha kuasa yang maha menguasai segala ilmu. Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya, serta kemudahan dan
pertolongannya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Sholawat
beriring salam tidak lupa kami hantarkan kepada baginda Rasulullah SAW, semoga kita
mendapatkan syafaatnya diakhirat kelak aamiin. Kami juga mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
materinya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mengenai “Teori-Teori Kepemimpinan Situsional Theory, Transactional
Theory, Transformational Theory” kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari khusunya dosen pembimbing mata kuliah
“Kepemimpinan” untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan
bermanfaat bagi kita semua,sekian terimakasih.

Meulaboh, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan Dan Teori Kepemimpinan............................................2
2.2 Teori Teori Kepemimpinan......................................................................................2
A. Situsional Theory................................................................................................2
B. Transactional Theory..........................................................................................3
C. Tranformasional Theory......................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kepemimpinan merupakan Tindakan dimana seseorang dapat mempengaruhi orang
lain,dalam memberi semangat, memotivasi dan menggerakan kegiatan-kegiatan mereka
untuk membantu tercapainya tujuan kelompok atau suatu organisasi (Sweeney, P.D.;
Mcfarlin, 2002). Kemampuan dan keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting
dalam memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh
seorang pimimpinan sangat menentukan arah tujuan dari organisasi, karena untuk
merealisasikan tujuan organisasi perlu menerapkan peran dalam memimpin kerja yang
konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam
melaksanakan tugasnya harus berupaya menciptakan dan memelihara hubungan yang baik
dengan bawahannya agar mereka dapat bekerja secara produktif. Dengan demikian, secara
tidak langsung motivasi dari pegawai semakin meningkat.
Gaya kepemimpinan merupakan kunci dalam manajemen yang memainkan peran
penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu usaha (Handoko, 2001:76). Penelitian
tentang pengaruh kepemimpinan pada kinerja telah banyak dilakukan, penelitian dalam
bidang ini awalnya menguji pengaruh langsung kepemimpinan pada kinerja dan hampir
semua penelitian memberikan dukungan adanya pengaruh gaya kepemimpinan pada kinerja.
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin,Setiap pemimpin
perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan
hubungan manusia yang efektif dengan anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan
suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal,yang salah satunya adalah kepemimpinan yang
berjalan dalam organisasi tersebut.Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut
mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan
budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya.
Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi
karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diarahkan dalam rangka
mencapai tujuan yang ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan kepemimpinan dan teori kepemimpinan ?
2. Apa yang dimaksud dengan situsional theory ?
3. Apa yang dimaksud dengan transactional theory ?
4. Apa yang dimaksud dengan transformasional theory ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami pengertian kepemimpinan dan teory kepemimpinan
2. Untuk mengetahui kepemimpinan situsional theory
3. Untuk mengetahiu kepemimpinan transactional theory
4. Untuk mengetahui kepemimpinan transformasional theory

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan kemampuan memengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok serta kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok.
Kepemimpinan pada hakikatnya memberikan pemahaman atau pengertian dan penafsiran
yang luas terhadap perilaku pemimpin serta pendekatan atau memecahkan permasalahan
yang dapat dilakukan pemimpin.
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan
konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab
musabab timbulnya kepemimpinan. Persyaratan menjadi pemimpin, tugas pokok dan
fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan (kepemimpinan, 2018). Menurut pendapat
Henry P. Knowles dan Borje 0.Saxherg, dalam kehidupan ini terdapat orang yang bersifat
baik dan orang yang bersifat buruk. Tetapi dalam kenyataan sebenarnya tidak ada orang yang
baik mutlak demikian pula tidak ada orang yang buruk mutlak.

2.2 Teori-Teori Kepemimpinan


A. Situsional Theory
Menurit KBBI situasional adalah: sesuai (mengenai) situasi yang tepat, contoh: 'suatu
masalah kadang-kadang dapat dipecahkan dari metode yang bersifat situasional'. Jadi,
situasional kepemimpinan merupakan bagaimana peran atau sikap seorang pemimpin dalam
mengendalikan suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi, kekompakan staf dalam
bekerja, serta efektif dan efisien tidak kah sistem kerja yang berlaku pada saat itu. Hal ini
dikarenakan semua berkaitan dengan pemimpin, bagaimana cara pemimpin tersebut
membawa organisasi dan apa yg ingin dicapai.
Teori kepemimpinan situasional adalah sebuah teori yang memfokuskan pada gaya
kepemimpinan yang disesuaikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, menekankan
pentingnya memahami situasi dan kondisi tim dan menyesuaikan gaya kepemimpinan sesuai
dengan situasi dan kondisi tersebut (Bams 2023). Menurut teori kepemimpinan situasional,
gaya kepemimpinan yang sama mungkin tidak efektif dalam situasi yang berbeda, dan bahwa
gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih efektif dalam situasi yang berbeda. Teori ini
membagi situasi kepemimpinan menjadi tiga kategori utama: situasi bebas, situasi sedang dan
situasi tersedia. Situasi bebas adalah situasi di mana tim memiliki banyak kebebasan dan
otonomi, situasi sedang adalah situasi di mana tim membutuhkan bimbingan dan arahan, dan
situasi tersedia adalah situasi di mana tim membutuhkan pengawasan dan control. Teori
kepemimpinan situasional menekankan bahwa pemimpin harus memiliki keterampilan dan
kemampuan untuk menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada. Ini membutuhkan pemimpin untuk memiliki empati dan kemampuan untuk
memahami kebutuhan dan situasi tim secara individual, dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut. Membuat strategi untuk
kepemimpinan digital berdasarkan pendekatan situasional kepemimpinan sebab pendekatan
situasional menawarkan fleksibilitas gaya kepemimpinan dengan menentukan tingkat
kesiapan pengikut (Canggih Gumanky Farunik 2019).
(Moh.Zidan Rizka, Toha Mahsun 2023) Pendekatan situasional ini menjelaskan
bahwa seorang pemimpin harus dapat efektif dalam berbagai latar organisasi yang

2
mengaitkan baragam dengan tugas organisasi tersebut. Kepemimpinan situasional terdapat
empat gaya: S1 yaitu perintah tinggi-pemberian dukungan rendah, S2 yaitu perintah tinggi-
dukungan tinggi, S3 yaitu perintah rendah-pemberian dukungan tinggi, dan S4 yaitu perintah
rendah-pemberian dukungan rendah. Kepemimpinan situasional ini terkait dengan tingkat
perkembangan karyawan atau bawahan. Perilaku pemimpin harus bisa menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi bawahan yang berbeda satu sama lain dan indikatornya yang
mempengaruhinya adalah dimensi telling, selling, participating, dan delegation. Kelebihan
kepemimpinan situasional dibandingkan dengan kepemimpinan lainnya adalah bahwa dalam
kepemimpinan situasional ini tergantung pada tingkat kematangan dari bawahan yang akan
dipengaruhi oleh pimpinan. Fokus teori kepemimpinan situasional ini ialah di pengikut dan
tingkat kematangan mereka. Para pemimpin harus menilai secara benar mengetahui taraf
kematangan pengikutnya lalu menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai serta tingkatan
tadi (Khoironi, 2020).

B. Transactional Theory
Kepemimpinan transaksional adalah gaya pemimpin yang berorientasi pada hasil
akhir dengan memacu motivasi kerja anggota organisasi agar maksimal dalam mengerjakan
tugas-tugasnya sesuai dengan harapan dari pemimpin itu sendiri (Uno, 2007). Oleh karena
itu, gaya kepemimpinan transaksional ini melibatkan nilai-nilai namun nilai-nilai yang
dimaksud dalam hal ini adalah nilai yang relevan. Antara proses pertukaran (exchange
process), tidak langsung menyentuh substansi perubahan yang dikehendaki. Lebih lanjut gaya
kepemimpinan tersebut dapat digambarkan: (1) proses pertukaran sesuatu yang dirasa
berharga antara pemimpin dengan anggotanya, (2) intervensi pemimpin merupakan bagian
dari proses organisasional untuk mengontrol kinerja anggota serta hasil kerja yang sesuai
dengan harapan; dan, (3) pemimpin data sewaktu-waktu bereaksi jika hasil kerja tidak sesuai
dengan kesepakatan (Heru, 2004). Prinsip dasar teori kepemimpinan transaksional adalah:
 Kepemimpinan merupakan pertukaran sosial antara pemimpin dan para pengikutnya
 Pertukaran tersebut meliputi pemimpin dan pengikut serta situasi ketika terjadi
pertukaran,
 Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan pemimpin dan para
pengikutnya,
 Pengurangan ketidakpastian merupakan benefit penting yang disediakan oleh
pemimpin,
 Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan suatu
hubungan sosial.
Dasar dari kepemimpinan transaksional ini mirip dengan teori path-goal theory yang
mencakup tentang pendekatan situasional.Dimana kondisinya lebih menekankan pada
pendekatan yang rasional. Secara sederhana dapat ditarik kesimpulan jika kepemimpinan
transaksional adalah pemimpin memberi motivasi pada anggotanya agar bekerja semaksimal
mungkin melalui pemberian penghargaan sebagai imbalan apabila mereka dapat mengerjakan
tugas-tugas organisasi dengan baik dan sesuai dengan harapan pemimpin. Gaya
kepemimpinan tersebut sangat memperhatikan beberapa nilai yakni nilai moral individu
masing-masing anggota seperti jujur dan tanggungjawab. Tujuan dari kepemimpinan ini
adalah membantu anggota organisasi untuk terus berkembang dalam pekerjaan melalui
pemunuhan kebutuhannya.

3
 Karakteristik Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional memiliki karakteristik yang menandakan seorang
pemimpin yang menerapkan model atau gaya kepemimpinan tersebut yang menjadi ciri khas.
Kepemimpinan transaksional memiliki karakteristik diantaranya:
a. adanya kontrak pertukaran atas hasil yang telah dicapai oleh anggota dengan
pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh pemimpin sebagai bentuk apresiasi
terhadap kinerja mereka
b. pemimpin melakukan control terhadap kinerjanya anggotanya dan jika dirasa tidak
sesuai dengan kesepakatan kerja sebelumnya pemimpin dapat mengambil tindakan
tegas terhadap kinerja anggota yang dirasa tidak sesuai dengan harapan;
c. pemimpin melakukan intervensi hanya jika standar yang telah ditentukan tidak
tercapai oleh anggota; dan
d. pemimpin memebri kepercayaan penuh pada anggotanya dan mereka diberi hak untuk
mengambil keputusan yang dirasa menurut mereka dapat membantu usaha mencapai
target yang telah ditentukan (Heru, 2004).
Sementara itu, ada dua karakteristik yang dirasa dapat menjadi referensi dalam
mengidentifikasi kepemimpinan transaksional, dua karakteristik tersebut adalah:
a. contingent reward, yang menggambarkan bahwa pemimpin dapat mempengaruhi dan
memotivasi anggotanya dalam bekerja melalui imbalan-imbalan yang dijanjikan; dan
b. management-by-exception, pemimpin dapat mengambil tindakan sewaktu-waktu jika
anggota organisasi bekerja tidak sesuai dengan arahan dan harapan (Bass, 1985).

Ciri khas seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transaksional


adalah hubungannya dengan bawahan didasarkan pada azas saling menguntungkan (mutually
beneficial). Sementara Narsa (2012) mengemukakan kepemimpinan transaksional cenderung
membuat semua orang yang ada dalam suatu organisasi itu berkembang hanya sebagian dari
mereka saja yang dirasa dapat membantu tugas pemimpin yang dapat berkembang sehingga
efeknya adalah dapat menimbulkan kecemburuan sosial antara individu dalam organisasi itu.
secara sederhana sebenarnya pemimpin memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan
anggotanya dalam memenuhi tugasnya sebagai seorang pemimpin diorganisasi yang sedang
ia pimpin.

 Kelebihan Kepemimpinan Transaksional


Kelebihan kepemimpinan transaksional yaitu mangakomodasi kebutuhan individu
dalam suatu organisasi melalui kontrak kesepakatan antara pimpinan dengan anggota
organisasi yang memiliki kedekatan secara personal berupa hadiah. Jika mampu
melaksanakan tugas organisasi dengan baik, maka dapat menjadi salah satu kelebihan gaya
kepemimpinan transaksional ini sendiri yakni mampu mendorong dan memotivasi individu
untuk meningkatkan kinerjanya.Dengan adanya reward and punishment didalam
kepemimpinan transaksional maka akan memberikan semangat dan dapat memotivasi para
anggota untuk bekerja secara maksimal(Nazim dan Mahmood, 2016).

 Kekurangan Kepemimpinan Transaksional


Komitmen antara pemimpin dan anggota organisasi yang sifatnya kesepakatan untuk
memenuhi tujuan organisasi dan mengakomodir kebutuhan individu anggota organisasi

4
melalui kesepakatan transaksional. Tidak menjamin bahwa suatu organisasi dapat terus
konsisten dengan produktivitas dan kinerja yang diharapkan oleh pemimpin. Adanya
kesepakatan yang bersifat transaksional anatara pemimpin dan anggota dapat menyebabkan
masalah ketidakstabilan suatu organisasi karena begitu kebutuhan individu anggota terpenuhi
bisa jadi anggota tersebut tidak lagi termotivasi untuk bekerja secara maksimal bahkan bisa
jadi anggota tersebut pergi dari organisasi tersebut. ada beberapa kekurangan dalam
kepemimpinan transaksional ini. Kekurangan tersebut adalah munculnya persaingan dalam
individu, komitmen bawahan terhadap organisasi biasanya berjangka pendek, aktivitas
pekerjaan yang dilakukan oleh anggota hanya berrfokus pada negosiasi upah dan
mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan keberlangsungan organisasi itu sendiri seperti
visi bersama, komitmen bawahan terhadap organisasi akan tergantung pada sejauh mana
kemampuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan individu anggota organisasi (Bass, 1985).

C. Transformational Theory
Teori kepemimpinan transformasional didasarkan pada studi tentang kepemimpinan
karismatik yang dipelajari oleh Weber, yang berpendapat bahwa otoritas para pemimpin
karismatik bergantung pada kualitas luar biasa yang mereka miliki yang membuat mereka
menonjol dari pada yang lain. Para pemimpin ini sering muncul di masa krisis dan
mempengaruhi orang lain untuk mengikuti mereka, contoh-contoh pemimpin seperti ini
adalah Mahatma Ghandi, Martin Luther King - dan juga Hitler.
Setelah itu, Downton adalah orang yang pertama kali membahas konsep
kepemimpinan transformasional, dan kemudian ilmuwan politik James McGregor Burns
memperkenalkan konsep ini dalam bukunya yang memenangkan Pulitzer-Prize tentang
kepemimpinan. Dalam buku tersebut, Burns membedakan dua jenis kepemimpinan. Tipe
pertama adalah kepemimpinan transaksional. Dalam gaya ini, ada pertukaran antara
pemimpin dan pengikut. Pengikut menerima upah atau hadiah untuk kepatuhannya terhadap
keinginan pemimpin. Sedangkan pemimpin memperoleh kerjasama dari pengikutnya dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalan dari upaya mereka. Tipe kedua adalah kepemimpinan
transformasional, yang dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi sehingga terjadi
perubahan besar dalam sikap, kepercayaan, dan nilainilai pengikut ke titik di mana tujuan
organisasi dan visi pemimpin diinternalisasikan, serta pengikut mencapai kinerja di luar
harapan yang sewajarnya.
Carlson & Perrewe menyebutkan bahwa dalam proses ini para pemimpin dan
pengikut saling meningkatkan level moralitas dan motivasinya, dan para pemimpin
mendapatkan upaya terbaik dari pengikutnya dengan menginspirasi mereka untuk mencapai
visi yang melampaui kepentingan pribadi mereka sendiri. Pemimpin transformasional bercita-
cita untuk meningkatkan kebutuhan para pengikut yang berarti bahwa para pemimpin dan
pengikut saling meningkatkan motivasi untuk mencapai tujuan. Ini menyiratkan bahwa tujuan
dan aspirasi keduanya itu membeku menjadi satu dan ditetapkan tujuan bersama.

 Konsep Kepemimpinan Transformasional


Bass menerima pandangan bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah melakukan
apa yang pemimpin ingin lakukan. Disebutkan di dalam bukunya Bass and Stogdill's
Handbook of Leadership, Bass mendefinisikan kepemimpinan seagai “an interaction between
two or more members of a group that often involves a structuring or restructuring of the
situation and the perceptions and expectations of the members”. Pemimpin adalah agen

5
perubahan, yaitu seseorang yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari tindakan
orang lain mempengaruhi dirinya. Kepemimpinan terjadi ketika satu anggota kelompok
rmengubah motivasi atau kompetensi orang lain dalam kelompoknya tersebut.
Bass mengusulkan bahwa “untuk mencapai kinerja pengikut melebihi dari batas biasa,
kepemimpinan harus transformasional”. Kinerja kepemimpinan superior adalah
kepemimpinan transformasional. Hal ini terjadi ketika “pemimpin memperluas dan
meningkatkan minat dari para karyawannya, ketika mereka membangkitkan kesadaran dan
penerimaan terhadap tujuan dan misi kelompok, dan ketika mereka mengarahkan para
karyawannya untuk melihat melebihi dari kepentingan pribadi mereka demi
kebaikan kelompok”.

 Komponen Kepemimpinan Transformasional


Bass mendeskripsikan komponen kepemimpinan transformasional sebagai berikut:
a. Idealized Influence (II). Pemimpin transformasional berperilaku dengan cara yang
memungkinkan mereka untuk menjadi panutan bagi pengikut mereka, dikagumi,
dihormati, dan dipercaya. Pemimpin diberkahi oleh pengikut yang memiliki
kemampuan, kegigihan, dan tekad yang luar biasa. Dengan demikian, ada dua aspek
pengaruh yang diidealkan: perilaku pemimpin dan elemen yang dikaitkan dengan
pemimpin oleh pengikut dan rekan lainnya. Pengaruh faktor ideal yang diatribusikan
kepada pengikut adalah “Pemimpin meyakinkan yang lain bahwa hambatan akan
diatasi”. Selain itu, para pemimpin bersedia mengambil risiko dan konsisten, tidak
sewenang-wenang, dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar, serta
menunjukkan perilaku etis dan moral.
b. Inspirational Motivation (IM). Pemimpin transformasional berperilaku dengan cara
memotivasi dan menginspirasi orang-orang di sekitar mereka, agar memiliki semangat
tim, antusiasme dan optimisme. Pemimpin mengartikulasikan visi dan harapan yang
menarik dari masa depan, dan menginginkan pengikut terlibat serta berkomitmen
terhadap visi dan tujuan bersama.
c. Intellectual Stimulation (IS). Pemimpin transformasional berupaya menstimulus
pengikut mereka untuk menjadi inovatif dan kreatif, membingkai ulang masalah dan
mendekatinya dengan cara yang baru. Tidak ada kritik publik kesalahan anggota
individu. Ide-ide baru dan solusi masalah kreatif yang diminta dari para pengikut.
Pengikut didoronguntuk mencoba pendekatan baru, dan ide-ide mereka tidak dikritik
di depan publik karena hal itu berbeda dari ide para pemimpin. Dengan kata lain,
pemimpin membuat orang lain melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
d. Individualized Consideration (IC). Pemimpin transformasional memposisikan dirinya
sebagai pelatih atau mentor untuk pencapaian dan tumbuh kembang potensi
pengikutnya. Pemimpin memberikan peluang belajar baru dengan iklim yang
mendukung.Perilaku pemimpin menunjukkan penerimaan perbedaan individu dengan
meningkatkan interaksi dengan pengikut secara personal dan melihat individu sebagai
pribadi yang utuh bukan hanya sebagai karyawan. Pemimpin mendelegasikan tugas
sebagai sarana untukberkembang potensi pengikutnya. Tugas yang didelegasikan
dipantau untuk melihat apakah pengikut membutuhkan arahan atau dukungan
tambahan dan untuk menilai kemajuannya. Dengan demikian pengikut tidak merasa
mereka sedang diperiksa atau diawasi.

6
 Efektivitas Kepemimpinan Transformasional
Bass menyatakan bahwa efektivitas (kinerja) kepemimpinan transformasional meliputi
beberapa hal, yaitu:
a. Peningkatan Kreativitas. Kepemimpinan transformasional memiliki dampak positif
pada kualitas pengikut dan kinerja kelompok. Pemimpin transformasional lebih siap
untuk memotivasi pengikut agar lebih kreatif dalam upaya dan produk mereka melalui
motivasi inspirasional. Begitu pula dengan komponen intelektual stimulasi mendorong
pengikut untuk berinovasi yang lebih besar dan berkreativitas. Penelitian menunjukkan
bahwa kepemimpinan transformasional mempengaruhi kreativitas. Pertama, pemimpin
transformasional meningkatkan motivasi intrinsic pengikut (bukan transaksional yang
menekankan pada motivasi ekstrinsik) dan merangsang kreativitas. Kedua, pemimpin
transformasional merangsang secara intelektual untuk mendorong pengikut berpikir
“outside of the box”. Pemimpin transformasional mendorong kreativitas dan inovasi
pengikut dengan menyediakan iklim yang mendukung.
b. Mengatasi Stres/Krisis: Karyawan yang memiliki komitmen tinggi, denganmengambil
pekerjaan mereka di rumah pada malam hari dan ego dengan pekerjaan mereka,
mungkin mengalami lebih banyak stres daripada mereka yang acuh tak acuh untuk
pekerjaan mereka. Pemimpin transformasional meningkatkan komitmen pengikut dan
pada saat yang sama, berfungsi untuk mengurangi perasaan stres karyawan. Dengan
demikian, indikator lain dari efektivitas kepemimpinan transformasional melibatkan
pengurangan perasaan stres serta menyediakan alat untuk membantu pengikut
mengatasi stres dankrisis.
c. Implementasi Perubahan: Kepemimpinan transformasional, khususnya elemen
karismatiknya, telah dikaitkan dengan perubahan dalam kelompok dan
organisasi.Penelitian terbaru menemukan bahwa karisma CEO dan stimulasi
intelektual memiliki pengaruh yang sangat strategis terhadap perubahan organisasi dan
kinerja perusahaan.
d. Pengembangan Pemimpin: Inti unsur kepemimpinan transformasional adalah
pengembangan pengikut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka untuk
memimpin. Pemimpin transformasional bertindak sebagai panutan yang mendorong
pengikutnya untuk belajar dan mengembangkan potensi, kepercayaan diri, identitas
pribadi, dan kesejahteraan. Dengan demikian, pemimpin transformasional cenderung
melayani sebagai mentor, dan mentor cenderung menunjukkan berbagai tingkat
transformasi perilaku kepemimpinan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang
memimpin,kepemimpinan adalah keterampilan dan kemampuan seseorang untuk
memengaruhi perilaku orang lain baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih rendah
dari padanya, dalam berpikir dan bertindak agar perilaku yangmungkin semula dapat berubah
dan berbeda dari sebelumnya.
Dalam kepemimpinan terdapat teory-teory kepemimpinan diantaranya: Teori
kepemimpinan situasional adalah sebuah teori yang memfokuskan pada
gaya kepemimpinan yang disesuaikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Kepemimpinan transaksional merupakan sikap pemimpin yang membimbing dan memotivasi
pengikutnya dengan memberikan penghargaan atas hasil kerja mereka, sedangkan
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memberikan motivasi pada
bawahannya untuk bekerja secara maksimal dalam mencapai tujuan Perusahaan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Badu, S. Q., & Djafri, N. (2013). Kepemimpinan & Perilaku Organisasi.
Harsoyo, R. (2022). Teori Kepemimpinan Transformasional Bernard M . Bass dan
Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. 3(2), 247–262.
Hutahaean, D. W. S. (2021). Filsafat dan Teori Kepemimpinan (Dr. Wendy Sepmady
Hutahaean, S.E., M.Th.) (z-lib.org).pdf (pp. 1–130).
Malang, U. N. (2008). KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DALAM BIDANG
PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra, Kurnia Mega Salena, Maisyaroh, Raden
Bambang Sumarsono. 2005, 23–28.
Rikza, M. Z. (2023). Pendekatan Situasional. 1(3).

Anda mungkin juga menyukai