Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI TEORI KEPEMIMPINAN KONTINGENSI

DI “MATO KOPI Jl MATARAM”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Islam

DISUSUN OLEH:
TEGAR FAITH (20102040065)
KUSNADI NUR ALIM (20102040100)
ROSYID ADI MULYANA (20102040041)
ACMAD ZAINULKIROM (20102040011)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2023

Hal. 1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Dalam kesempatan kali ini kelompok kami dapat menyelesaikan tugas untuk mata
kuliah Kepemimpinan Islam laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah dan
semoga dapat memberiikan pengetahuan dan menambah wawasan terkait bagi para pembaca
dan juga penulis.

Kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pengampu
mata kuliah ini dimana telah memberikan kami kesempatan untuk mengerjakan tugas ini yang
nantinya kami berharap agar dari tugas ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
dalam bidang keilmuan organisasi islam.

Kami menyadari makalah bertema kepemimpinan Islam ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, baik terkait penulisan maupun konten, kami memohon maaf.

Terimakasih, wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 7 April 2023

Penulis

Hal. 2
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................. ..................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................... ..................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................... ..................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................. .....................................
Latar Belakang ..................................................................... .....................................
Tujuan Wawancara ............................................................... .....................................
Topik Wawancara Waktu Dan Tempat Wawancara ............. .....................................
BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................... .....................................
Pengertian Kepemimpinan ................................................... .....................................
Teori Kepemimpinan Kontingensi ....................................... .....................................
Model Teori Kontingensi ..................................................... .....................................
Pertanyaan Wawancara Teori Kepemimpinan Kontingensi .......................................
Implementasi Teori Kepemimpinan Kontingensi pada Mato Kopi ...........................
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................
Kesimpulan .......................................................................................................
Daftar Pustaka .......................................................................................................
Lampiran .......................................................................................................

Hal. 3
BAB 1

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Setiap perusahaan atau bisnis tertentu diperlukan adannya seorang pemimpin
yang dipandang mampu untuk memberikan pengaruh dalam menggerakan segala
sumber dan sarana prasarana yang sudah tersedia di dalam perusahaan. Sumber yang
paling penting dari beberapa unsur yang ada didalam sebuah perusahaan adalah
manusia. Sukses dan gagalnnya sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh kehadiran
seorang pemimpin yang menjadi pemimpin di perusahaan tersebut. Oleh karena itu visi
dan misi perusahaan bisa berjalan dengan efektif, efisien dan kondusif sangat
ditentukan oleh sejauh mana kemampuan seorang pemimpin dalam memimpinnya
untuk memberikan distimulasi dan motivasi dalam iklim kerja sama dan kengarahkan
dengan baik segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Teori kepemimpinan kontingensi adalah teori yang menyatakan bahwa
efektivitas kepemimpinan tergantung pada kondisi atau situasi yang dihadapi oleh
seorang pemimpin. Teori ini juga dikenal sebagai teori situasional karena mengakui
bahwa situasi yang berbeda membutuhkan pendekatan kepemimpinan yang berbeda
pula. Teori kepemimpinan kontingensi dikembangkan pada tahun 1960-an oleh
sejumlah tokoh dalam ilmu manajemen dan psikologi, seperti Fred Fiedler, Victor
Vroom, Robert House, dan Paul Hersey. Teori ini muncul sebagai respons terhadap
kegagalan teori-teori kepemimpinan sebelumnya yang tidak mampu menjelaskan
perbedaan dalam gaya kepemimpinan yang efektif di berbagai situasi.
Pada awalnya, banyak teori kepemimpinan yang mengasumsikan bahwa ada
satu gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi, seperti gaya
otoriter atau demokratis. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan yang sama tidak selalu efektif di berbagai situasi, sehingga muncul
pemikiran untuk mengembangkan teori kepemimpinan yang lebih kontekstual.
Teori kepemimpinan kontingensi memperkenalkan gagasan bahwa gaya
kepemimpinan yang efektif akan bervariasi tergantung pada karakteristik situasi
tertentu, seperti kompleksitas tugas, tingkat otonomi bawahan, dan hubungan antara
pemimpin dan bawahan. Teori ini juga menekankan pentingnya memilih gaya
kepemimpinan yang tepat untuk situasi yang dihadapi, daripada mengadopsi satu gaya
kepemimpinan yang sama di berbagai situasi. Dalam beberapa dekade terakhir, teori
kepemimpinan kontingensi terus berkembang dan banyak digunakan dalam praktik
manajemen dan kepemimpinan. Teori ini telah membantu pemimpin dan manajer untuk
memahami perbedaan dalam situasi dan memilih gaya kepemimpinan yang paling
efektif untuk memimpin kelompok atau organisasi.
Dengan demikian, dalam pengembangan perusahaan diperlukan adanya
kepemimpinan yang bisa mengimplementasikan model kepemimpinan kontingensi,
karena model kepemimpinan kontingensi merupakan salah satu kepemimpinan yang
efektif bilamana ada kesesuaian antara gaya pemimpin dengan sistuasi tertentu dimana
kepemimpinan itu dilaksanakan. Teori kontingensi beranggapan bahwa kepemimpinan
itu adalah sebuah proses ketika ingin menjalankan sebuah pengaruhnya sangat

Hal. 4
berkaitan dengan keadaan dimensi tugas yang dikerjakan oleh suatu kelompok (group
task situation), sehingga bisa memberikan semangat serta mampu memberikan
kondusifitas dan dapat mengintegrasikan anatara orientasi tugas dan orientasi hubungan
antar pemimpin dan bawahan dalam mengembangkan perusahaan dengan efektif dan
efesien,
Adapun tujuan dari wawancara itu sendiri adalah untuk memperoleh informasi
dari narasumber mengenai topik pembicaraan. Kami mengambil sebuah topik
Penerapan Teori gaya kepemimpinan kontingensi di Kopi Mato Jl.Mataram. oleh
karenanya kami mewawancarai seorang owner Kopi Mato Jl Mataram.
B Tujuan Wawancara
 Untuk mengetahui gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh owner kepada
bawahannya.
 Untuk mengetahui target capaian bisnis Mato Kopi kedepannya.
 Untuk mengetahui mengapa memilih lokasi ini untuk mendirikan mato kopi
berdasarkan situasi pada saat itu.
 Untuk mengetahui sistem seperti apa yang diterapkan dalam rekrutment
pegawai baru.
 Untuk mengetahui cara seperti apa yang pemimpin terapkan sehingga
bawahannya merasa nyaman dalam bekerja. Sehingga memiliki value lebih di
bisnis mato kopi
 Untuk mengetahui pendekatan seperti apa yang diterapkan pemimpin kepada
karyawan.
C Topik Wawancara
Topik kegiatan wawancara ini adalah Implementasi Teori Kepemimpinan
Kontingensi Pada Bisnis “Mato Kopi jl Mataram”
D Waktu dan Tempat Wawancara
Kegiatan wawancara kami laksanakan pada:
Hari / Tanggal : Minggu / 26, Maret 2023
Pukul : 17:00 WIB
Tempat : Mato Kopi jl Mataram

Hal. 5
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Ruang Lingkup Teori Kepemimpinan Kontingensi
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan
keputusan. Ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk bertindak yang
menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan
pemecahan dari suatu persoalan bersama. 1George R. Tery merumuskan
“Leadership is the relationship in which one person, or the leader, influences
others to worktogether willingty on related tasks to atain that which the leader
desires” (Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang – orang
atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar
dalam diri orang – orang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk
bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan pemimpin).
Menurut Kae H. Chung dan Leon C Megginson kepemimpinan
didefinisikan sebagai kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain dalam
suatu arah tertentu2. Sedangkan menurut Edwin A. Fleishman kepemimpinan
diartikan suatu usaha mempengaruhi orang antar perseorangan (interpersonal)
lewat proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan3. Sedangkan
Menurut Sudarwan Danim kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang
dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi
arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya4.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya karakteristik tertentu
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu faktor keberhasilan
seorang pemimpin bergantung pada Teknik kepemimpinan dilakukan dalam
menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang-orang yang dipimpinnya
timbul kesadarannya, lakukan apa yang kamu inginkan. Dengan kata lain,
efektif atau Baik atau tidaknya seorang pemimpin tergantung pada seberapa
mampu dia dalam mengatur dan menerapkan pola kepemimpinan sesuai dengan
situasi dan kondisi organisasi.
2. Teori kepemimpinan Kontingensi

1
Miftah Thoha, “, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Perilakunya,” n.d., hlm. 259.
2
Stan Kossen, “Aspek Manusiawi Dalam Organisasi, (Terj),” ((Jakarta : Penerbit Erlangga1986): (Jakarta :
Penerbit Erlangga1986), n.d.), hlm. 181.
3
Sobagi, “Tipe Kepemimpinan, Http / Ww. Belajar Kepemimpinan Menurut Para Ahli. Html , Diakses Tanggal 6
April 2023,” n.d.
4
Danim, Sudarwan, “Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok .” (2004 PT Rineka Cipta. Jakarta., n.d.),
hlm. 56.

Hal. 6
Teori kontingensi atau yang biasa disebut sebagai teori situasional
merupakan teori Fiedlr yang dicetuskan atas dasar kebutuhan untuk
meningkatan kinerja suatu organisasi melalui interaksi efektif yang dilakukan
oleh pemimpin kepada jajaran struktural dibawahnya. Dalam teori ini pemipin
dituntut untuk dapat memengaruhi anggota kelompoknya dalam kaitannya
dengan situasi-situasi yang spesifik5.
Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti
menyesuaikan pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang dikemukakan
oleh fiedler’s ini berpendapat bahwa, kinerja pemimpin ditentukan dari
pemahamannya terhadap situasi dimana mereka memimpin. Filosofi pola pikir
teori kontingensi berdasarkan bahwa setiap organisasi memiliki karakteristik
masing-masing dan menghadapi masalah yang berbeda. Oleh karena itu
pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa situasi yang berbeda harus
dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula, dan setiap
organisasi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.
Model kontingensi Fiedler meruapakan teori kepemimpinan yang
mendapat pengakuan dari kalangan para ahli mengingat teori kontingensi itu
sangat luas dan komprehensif dalam penjelasannya pada tahun 1967
(Northouse, 2013) Fiedler adalah orang yang pertama kali yang memberikan
pengembangan terhadap model kontingensi secara komprehensif dalam kajian
kepemimpinan. Menurut pandangan teori kontingensi menjelaskan bahwa
pemimpin bisa efektif bilamana ada kesesuaian antara gaya pemimpin dengan
sistuasi tertentu (Robbins & Judge, 2015)6.
Menurut Fiedlr (1977) yang dikutip oleh Badeni bahwa ada dua gaya
kepemimpinan yang cenderung ditampilkan seorang pemimpin, yaitu gaya yang
berorientasi pada tugas dan gaya yang berorientasi pada hubungan manusia.
Gaya mana dari kedua gaya di atas yang paling efektif bergantung pada variabel
situasi berikut7.
1) Hubungan pemimpin dengan anggota, yaitu tingkat kepercayaan,
keyakinan, dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka. Dengan
kata lain apakah pemimpin disukai oleh bawahannya atau tidak.
2) Struktur tugas, yaitu tingat di mana penugasan pekerjaan prosedurkan
(yakni terstruktur atau tidak terstruktur). Dengan kata lain apakah tugas-
tugas jelas mengenai siapa melakukan apa dan bagaimana
melakukannya.
3) Kekuasaan posisi pemimpin, yaitu tingkat pengaruh yang dimiliki
seorang pemimpin mempunyai variabel kekuasaan seperti

5
Estria Solihatun Nurjannah, “MODEL KEPEMIMPINAN KONTINGENSI SEBAGAI UPAYA MENGATASI
DETERIORASI PENDIDIKAN ISLAM,” (Pascasarjana Institut Agama Islam Nahdlatul ‘Ulama Kebumen) Vol. 5 No.
2 (July 2018): hlm. 81.
6
Arfand Muhammad Ihwan i, “Implementasi Model Kepemimpinan Kontingensi Dalam Pengembangan
Lembaga Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Islam Indonesia Volume 5, Nomor 1, (Oktober 2020): hlm. 104.
7
Badeni, “Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi,” n.d., hlm. 157-158.

Hal. 7
mempekerjakan, mencatat, mendisiplinkan, mempromosikan dan
meningkatkan kesejahteraan seperti gaji. Dengan kata lain apakah ada
otoritas pemimpin atau tidak
Berikut adalah beberapa pandangan para ahli tentang teori
kepemimpinan kontingensi8:

Fred Fiedler: Fiedler adalah salah satu pendiri teori kepemimpinan


kontingensi dan mengembangkan Fiedler Contingency Model (FCM). Menurut
Fiedler, efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh hubungan antara gaya
kepemimpinan seseorang, karakteristik kepribadian pemimpin, dan situasi di
mana pemimpin tersebut beroperasi.

Victor Vroom: Vroom dan Yetton mengembangkan Vroom-Yetton-Jago


Decision-Making Model yang juga termasuk dalam teori kepemimpinan
kontingensi. Menurut Vroom, gaya kepemimpinan yang efektif tergantung pada
tingkat partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan.

Paul Hersey dan Ken Blanchard: Hersey dan Blanchard


mengembangkan Situational Leadership Theory (SLT) yang berfokus pada
hubungan antara tingkat kemampuan dan kesiapan bawahan serta gaya
kepemimpinan yang efektif. Menurut SLT, gaya kepemimpinan yang paling
efektif bervariasi tergantung pada tingkat kesiapan bawahan dalam
menyelesaikan tugas.

Robert House: House mengembangkan Path-Goal Theory yang


menekankan pentingnya pemimpin dalam membantu bawahan untuk mencapai
tujuan dengan cara memberikan dukungan dan arahan. Menurut House, gaya
kepemimpinan yang efektif tergantung pada karakteristik situasi, seperti
kompleksitas tugas dan kebutuhan bawahan.

Secara umum, para ahli setuju bahwa teori kepemimpinan kontingensi


menekankan pentingnya mempertimbangkan situasi dan karakteristik bawahan
dalam memilih gaya kepemimpinan yang efektif. Teori ini juga memberikan
kerangka kerja untuk memahami bagaimana karakteristik kepribadian
pemimpin dan situasi dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.
3. Model Teori Kontingensi

8
Lina Anantan, “Model Kontingensi Keefektifan Kepemimpinan: Kontroversi Dan Relevansi,” Staf Pengajar
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha vol 10. no 2 (mei 2011): hlm. 119-123.

Hal. 8
Teori kepemimpinan kontingensi adalah suatu teori yang berfokus pada
hubungan antara gaya kepemimpinan yang tepat dan situasi yang ada. Teori ini
menyatakan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang dapat efektif dalam
semua situasi, namun gaya kepemimpinan yang efektif akan bergantung pada
karakteristik situasi tertentu.

Terdapat empat model dalam teori kepemimpinan kontingensi9, yaitu:


1) Fiedler’s Contingency Model: Model ini memfokuskan pada hubungan
antara gaya kepemimpinan dan situasi. Model ini menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan efektif tergantung pada tiga faktor situasi, yaitu
hubungan kepemimpinan-bawahan, struktur tugas, dan kekuatan posisi.
2) Hersey-Blanchard Situational Leadership Model: Model ini
mengajarkan bahwa kepemimpinan yang efektif bergantung pada
kemampuan dan kesiapan bawahan. Dalam model ini, gaya
kepemimpinan yang tepat akan berbeda-beda tergantung pada tingkat
kemampuan dan kesiapan bawahan untuk menyelesaikan tugas atau
tanggung jawab tertentu.
3) Path-Goal Theory: Model ini memfokuskan pada tugas dan tujuan yang
dihadapi oleh organisasi atau kelompok. Model ini menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan yang efektif akan membantu anggota kelompok
mencapai tujuan mereka dengan memberikan arahan, dukungan, dan
sumber daya yang dibutuhkan.
4) Vroom-Yetton-Jago Decision-Making Model: Model ini menyatakan
bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada keputusan yang
diambil oleh pemimpin dan kelompok dalam situasi tertentu. Model ini
menilai berbagai faktor situasi untuk menentukan apakah pemimpin
harus mengambil keputusan sendiri atau melibatkan kelompok dalam
pengambilan keputusan.

Secara umum, teori kepemimpinan kontingensi menekankan bahwa


gaya kepemimpinan yang efektif bergantung pada situasi tertentu, sehingga
pemimpin perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi
yang dihadapi.
B Pertanyaan Wawancara Teori Kepemimpinan Kontingensi
1. apa sih yang mendasari owner untuk mendirikian kopi mato disini dan kenapa
memilih mato kopi untuk menjadi brand anda?
2. Berdasarkan lingkungan disekitar sini sistem seperti apa yang diterapkan untuk
merekrut karyawan?

9
Emilda Sulasmi, “Manajemen Dan Kepemimpinan - Rajawali Pers” (PT. RajaGrafindo Persada, 2021), hlm. 164.

Hal. 9
3. Bagaimana seorang pemimpin itu mampu mengelola sistem di sini berdasarkan
situasi yang ada, sehingga karyawan merasa nyaman?
4. Target apa sih yang ingin dicapai untuk kedapanya step yang ingin di capai pada
bisnis ini. Kurang lebih visi-misi?
5. Cara seperti apa yang bapak terapkan kepada karyawan anda sehingga karyawan
memiliki value lebih di bisnis bapak?
6. Berdasarkan situasi lingkungan mato kopi disini, cara apa sih yang digunakan untuk
mendisiplinkan karyawan?
7. Terkait budaya, kita sama-sama mengetahui bahwa culture madura dengan jogja
ada sedikit perbedaan, sehingga mungkin ada beberapa orang itu tidak bisa
menerima itu. Pendekatan seperti apa yang dilakukan oleh karyawan kepada
pelanggan sehingga pelanggan merasa nyaman Ketika berkunjung di mato kopi ini?

C Implementasi Teori Kepemimpinan Kontingensi pada Mato Kopi


1. Sejarah dan Asal-Usul mato kopi
Cerita awalnya dulu beliau (owner) kuliah di uin juga, prodi ski di fakultas
adab dan budaya. itu dulu beliau sering nongkrong di blandongan gitu, pada tahun
90an kalau tidak salah, beliau sering nongkrong kesana dan dari tahun ke tahun itu
tongkronganya selalu rame, sehingga beliau kadang ga dapat tempat jadi beliau
disarankan oleh teman, temen-temen dekatnya “kenapa engga kamu aja yang buka”
berawal dari dukungan temen-temenya maka beliau membuka kofi mato ini. Awal
berdirinya pada tahun 2005-2006 yang ter letak berada di depan RRI Seturan
Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.
Jadi kopi mato ini terinspirasi dari temen-temenya. Beliau (owner) menamai
mato ini karena berasal dari bahasa madura mato yang berarti : candu. Jadi orang
itu, harapan beliau (owner) mungkin orang yang ngopi disini tu candu artinya
ketagihan kesini.
2. Visi Mato Kopi
Harapan dari penanggung jawab, terus membuka cabang-cabang baru
walaupun sudah banyak pesaing-pesaing terkhusus bisnis kopi, yang terpenting dari
mato kopi bisa mempertahannkan ciri khas yang ada disini seperti pelayanannya
dan lain sebagainnya. Setidaknnya tidak mengalami penurunan yang begitu drastis

3. Rekrutmen Pegawai
Ada 3 syarat utama ketika ingin menjadi pegawai mato kopi ini yaitu, niat
bekerja, mendapatkan izin dari orang tua, dan wajib melaksanakan sholat 5 waktu.
Ketika ketiga poin ini suda terpenuhi maka sudah bisa dikatakan layak bekerja di
mato kopi ini. Selagi masih ada kuota karyawan yang masih kosong.
4. Pendekatan seorang pemimpin

Hal. 10
Pendekatan yang dilakukan seorang pemimpin di mato kopi sendiri yaitu
mengunakan sistem kekeluargaan, yang dimana karyawan tidak terlalu terikat
dengan namannya aturan, mayoritas mereka bekerja atas kesadaran sendiri. Jadi
tidak dituntut atas dasar peraturan, yang terpenting bagaimana carannya bisnis mato
kopi ini bisa berjalan sebagai mana mestinnya, missal hal-hal yang tidak diinginkan
seperti terjadi hal penurunan maka peanggung jawab melihat lingkungan sekirtar,
ya semacam intropeksi itu tugas sebagai penangung jawab disini, seperti ketika
warung sepi maka peanggung jawab melihat dari sisi lingkungan sekitar apabila di
cabang yang satunya tidak terjadi hal yang sama mengalami penurunan maka yang
segera dilakukan adalah mengevaluasi lingkungan warung tersebut, apakah
penyebab terjadinya penurunan berasal dari pelayanan karyawan yang dinilai masih
kurang maksimal entah dari produk yang disajikan atau pelayanan karyawan yang
kurang.
Selain sistem kekeluargaan seorang owner ataupun penanggung jawab
menerapkan sistem kepercayaan, yang sepenuhnya diberikan oleh owner kepada
karyawan, beliau tidak pernah berkunjung ke warung, bahkan tidak ada cctv saking
percayanya beliau bahkan dari keuangan pun beliau memiliki cara tersendiri untuk
mengetahui apakah ini sudah masuk kategori normal atau belum sesuai atau belum.
Sehingga karyawan merasa nyaman bekerja karena tidak ada tekanan dan
pengawasan langsung dari ownernya ditambah lagi dari sistem kekeluargaan yang
begitu erat.
Terkait adanya perbedaan kultur, dari ownernya sendiri diajarkan bagaimana
kita bisa bersosialisasi dengan pelanggan yang baik., jika baru pertama kali
mungkin masih pengenalan namun jika pelanggan sudah berkali-kali berkunjung
seorang karyawan menggunakan pendekatan saling sapa dan sistem kekeluargaan
yang erat. Dan mungkin yang membuat nyaman ke tempat ini pertama tempatnya
juga luaskan jadi pelanggan tidak khawatir tidak kebagian tempat duduk dan bebas
mau tiduran ataupun duduk di tempat yang disediakan. Dan juga suasana bangunan
yang masih bernuansa perdesaan membuat orang-orang perantu jadi merasakan
kembali suasa perdesaan di warung ini.
5. Kedisiplinan Karyawan
Owner dan penanggung jawab sendiri tidak memberikan aturan yang begitu
ketat, sehingga kaitannya dengan kedisiplinan karyawan mereka dituntut untuk
solid antar karyawan, artinya jika salah satu karyawan merasakan Lelah maka yang
lain juga harus merasakan. Jika ada karyawan yang memang kurang kesadaran
akan kinerja Nanti ada pendekatan tersendiri semisal sudah dikasih arahan masih
belum ada perubahan itu mungkin nanti jalan terakhir di musyawarhkan dengan
owner, yang nantinya aka ada 3 kali pendekatan, jika sudah ketiga kali pendekatan
dan masih belum ada perubahan, maka akan di non-aktifkan.

Hal. 11
BAB 3
PENUTUP
A KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang di lakukan di bisnis Mato
Kopi Jl Mataram. Dapat disimpulkan bahwa penerapan teori kepemimpinan
kontingensi di sana, berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
terhadap penanggung jawab bisnis kopi mato sendiri yaitu Abdul Wahid atau biasa
dikenal dengan sebutan Cak Wahid. Yang di mana, adanya kesesuaian antara teori
kepemimpinan Kontingensi dengan penerapannya di lapangan. Penanggung jawab kopi
mato sendiri memberikan kelonggaran aturan yang artinnya karyawan tidak terikat
dengan adannya aturan yang ketat, agar ketika bekerja mereka merasa nyaman
layaknnya rumah sendiri, sanksi ketika melakukan pelanggaran, adanya tindakan
perbaikan apabila ada kesalahan, dengan melakukan pendekatan kekeluargaan. Tidak
ada sangsi secara tertulis terkait pelanggaran pegawainnya. Semua melalui pendekatan
kekeluargaan.

DAFTAR PUSTAKA
Badeni. “Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi,” hlm. 157-158, n.d.
Danim, Sudarwan. “Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok .,” hlm. 56. 2004 PT
Rineka Cipta. Jakarta., n.d.
Emilda Sulasmi. “Manajemen Dan Kepemimpinan - Rajawali Pers,” hlm. 164. PT.
RajaGrafindo Persada, 2021.
Estria Solihatun Nurjannah. “MODEL KEPEMIMPINAN KONTINGENSI SEBAGAI
UPAYA MENGATASI DETERIORASI PENDIDIKAN ISLAM.” (Pascasarjana Institut
Agama Islam Nahdlatul ‘Ulama Kebumen) Vol. 5 No. 2 (July 2018): hlm. 81.
Lina Anantan. “Model Kontingensi Keefektifan Kepemimpinan: Kontroversi Dan Relevansi.”
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha vol 10. no 2 (mei 2011): hlm.
119-123.
Miftah Thoha. “, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Perilakunya,” hlm. 259, n.d.
Muhammad Ihwan, Arfand, i. “Implementasi Model Kepemimpinan Kontingensi Dalam
Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan Islam Indonesia Volume 5,
Nomor 1, (Oktober 2020): hlm. 104.
Sobagi. “Tipe Kepemimpinan, Http / Ww. Belajar Kepemimpinan Menurut Para Ahli. Html ,
Diakses Tanggal 6 April 2023,” n.d.
Stan Kossen. “Aspek Manusiawi Dalam Organisasi, (Terj),” hlm. 181. (Jakarta : Penerbit
Erlangga1986): (Jakarta : Penerbit Erlangga1986), n.d.

Hal. 12
Hal. 13
Hal. 14

Anda mungkin juga menyukai