KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
IRMA
SUSAN
1
KATA PENGANTAR
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi sahabat-sahabat mahasiswa/i khususnya di IAIDU Kisaran dan
mudah-mudahan dapat dijadikan sumber ilmu dan menambah wawasan bagi para
pembacanya.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Teori Situasional..........................................................................................4
B. Teori Jalur Tujuan Kepemimpinan (Path Goal Theory Of Leadership)…..5
C. Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional................................. 6
D. kepemimpinan pendidikan...........................................................................8
E. manajemen pendidikan……………………………………………………9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal: pertama, adanya
kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah kinerja suatu unit,
instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa salah
satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi adalah
kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi,
kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Situasional
Teori ini yang memandang bahwa kepemimpinan sangat bergantung pada
situasi. Teori ini tidak melihat kepemimpinan dari sudut pandang yang bersifat
psikologis dan sosiologis, tetapi juga berdasarkan ekonomi dan politik. Menurut
konsep ini, kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (function of
the situation).1
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu
ialah sebagai berikut:2
1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
2. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
3. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
4. Norma yang dianut kelompok
5. Rentang kendali
6. Ancaman dari luar organisasi
7. Tingkat stress
8. Iklim yang terdapat dalam organisasi
Efektifitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca"
situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dan
mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan
dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku
tertentu karena tuntutan situasi tertentu.
1
Beni Ahmad Saebani, dkk. Kepemimpinan. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA. 2014. Hal
120.
2
Jerry H. Makawimbang. Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu. Bandung: ALFABETA.
2012. Hal 14.
5
Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan sebelumnya
memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal ini tidak mungkin
setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan tunggal untuk
segala situasi terutama apabila organisasi terus berkembang atau jumlah
anggotanya semakin besar. Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada
pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya
kepemimpin yg berbeda-beda pula.
6
Hoase yang berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai
situasi.
3
Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar (Kepemimpinan Transformasional Dalam
Komunitas Organisasi Pembelajaran), ( Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005), hlm.58.
4
Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2004), hlm. 29
7
Untuk menjadi pemimpin transformasional, harus melakukan tugasnya
melalui dua ciri yakni sebagai berikut:5
1. Membangaun kesadaran pengikutnya akan pentingnya semua pihak untuk
mengembangkan, dan perlu semua pihak harus berkerja keras untuk
meningkatkan produktivitas organisasi.
2. Mengembangkan komitmen berorganisasi dengan menegembangkan kesadaran
ikut memiliki organisasi (sense of belogin), kesadaran ikut bertanggungjawab
menjaga keutuhan dan kehidupan organisasi, serta berusaha memelihara dan
memajukan organisasi (sens of responsibility).
Kepemimpinan Transaksional mendasarkan pada asumsi bahwa kepemimpinan
merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan para pengikutnya. Pemimpin dan
para pengikutnya merupakan pihak-pihak yang independen yang masing-masing
mempunyai tujuan, kebutuhan dan kepentingan sendiri. Sering tujuan, kebutuhan
dan kepentingan tersebut saling bertentangan sehingga mengarah ke situasi
konflik. Misalnya, di perusahaan sering tujuan pemimpin perusahaan dan tujuan
karyawan bertentangan sehingga terjadi peerselisihan industrial.
Dalam teori kepemimpinan ini hubungan antara pemimpin dan para pengikutnya
merupakan hubungan transaksi yang sering didahului dengan negosiasi tawar
menawar. Jika para pengikut memberikan sesuatu atau melakukan sesuatu untuk
pemimpinnya, pemimpin juga akan memberikan sesuatu kepada para
pengikutnya. Jadi seperti ikan lumba-lumba di Ancol yang akan meloncat jika
pelatihnya memberikan ikan. Jika pelatihnya tidak memberikan ikan, lumba-
lumba tidak akan meloncat.
Prinsip dasar teori kepemimpinan transaksional adalah:
1. Kepemimpinan merupakan pertukaran sosial antara pemimpin dan para
pengikutnya.
2. Pertukaran tersebut meliputi pemimpin dan pengikut serta situasi ketika
terjadi pertukaran.
3. Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan
pemimpin dan para pengikutnya.
5
Ibid
8
4. Pengurangan ketidak pastian merupakan benefit penting yang disediakan
oleh pemimpin.
5. Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan
suatu hubungan sosial.
Untuk lebih memahami kepemimpinan transaksional, Nawawi menjelaskan
karakteristik dari kepemimpinan itu sebagai berikut:6
1. Kepemimpinan ini cenderung kharismatik, melalui perumusan visi dan
misi secara jelas, menanamkan kebanggaan pada organisasi dan
pemimpin, memperoleh penghargaan, dukungan dan kepercayaan dari
bawahan.
2. Kepentingan ini mengutamakan inspirasi, yang mencakup
mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan lambang-
lambang dan slogan-slogan untuk memfokuskan usaha mengungkapkan
sesuatu yang penting secara sederhana.
3. Kepemimpinan ini memiliki kemampuan memberikan rangsangan
intelektual, menggalakkan penggunaan kecerdasan, membangun organisasi
belajar, mengutamakan rasionalitas, dan melakukan pemecahan masalah
secara teliti.
Kepemimpinan ini memberikan pertimbangan yang diindividualkan, memberi
perhatian secara pribadi, memperlakukan bawahan secara individual,
menyelenggarakan pelatihan dan menasehati.
Dari pengertian tersebut secara sederhana Kepemimpinan Transaksional dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan
anggotanya dengan menawarkan imbalan / akibat terhadap setiap kontribusi yang
diberikan oleh anggota kepada organisasi.7
6
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA 2003,Hlm,126
7
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M,T, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4,
Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2013, hlm. 304.
9
D. Kepemimpinan Pendidikan
E. Manajemen Pendidikan
10
yang berdasarkan dengan tujuan dari pendidikan nasional dan tingkat
perkembangan maupun perbaikan untuk usia pendidikan.
Fungsi manajemen Pendidikan meliputi :
Perencanaan,Pengorganisasian ,Pengarahan dan Pengawasan.8
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan
yang hendak dicapai mendapat hasil yang maksimal.
2. Fungsi Pengorganisasian
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan islam akan dapat berjlan
lncar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang
mendesain perjalanan organisasi yaitu, kebebasan, keadilan dan musyawarah.
3. Fungsi pengarahan
Pengarahan adalah suatu proses meberi bimbingan kepada rekan kerja
sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja
secara efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Fungsi Pengawasan
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan
operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.
8
Ibid, hal. 306
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Manajemen pendidikan adalah suatu proses dari perencanaan
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan penilaian usaha-usaha
pendidikan supaya dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan
sebelumnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husaini, 2013, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4,
Jakarta Timur: PT Bumi Aksara
14