MAKALAH KELOMPOK
Oleh:
DOSEN PEMANDU
Dr. Baharuddin, M.M.
Dr. Kamsinah, M.Pd.
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah SWT semesta alam, kami panjatkan puji
syukur kehadirat Ilahi Robbi atas ridho serta rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
sederhana.
Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat
yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
sumber-sumber yang tertulis yang dikutip dari berbagai sumber yang berkaitan
Sebagai insan yang tidak pernah luput dari kesalahan, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan sangat dekat dengan kesalahandan
kekurangan, maka kami sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun, guna menambah wawasan bagi penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
C. Tujuan .....................................................................................................2
A. Kesimpulan .............................................................................................17
B. Saran ........................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepemimpinan
1
Mangunharjana. Kepemimpinan, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), h. 1
4
5
2
Husaini Usman. “Model Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah “:Jurnal
Cakrawala Pendidikan, No. 3 Oktober (2015) h. 322.
6
3
Andang, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), h. 38.
4
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran (Learning
Organization, (Bandung: Alvabeta, 2012), h. 120.
5
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.
204.
7
6
Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 44.
8
2. Teori Kepemimpinan
7
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penerjemah
Al-Qur’an, 1971), h. 407.
8
Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 47.
9
9
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 8.
10
Andang, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), h. 42.
11
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2016), h. 32.
10
12
Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 92.
13
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2016), h. 38
11
14
Daswati, “Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju
Kesuksesan Organisasi”. Jurnal Academica Fisip Untad 04, No. 01 Pebruari (2012): h, 789.
15
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. (Bandung: Refika Aditama,2015), h.
15
Dimensi hubungan ini mencakup aspek afektif dari interaksi antara guru
dengan guru, antara guru dengan personalia sekolah serta antara guru dengan
kepala sekolah. Skala-skala hubungan antara komponen tersebut meliputi
keintiman, dukungan peserta didik, kedekatan, keterlibatan, keretakan, dan
afiliasi.
Unsur yang tercakup pada iklim sekolah yang merupakan tambahan dari
Arter adalah dimensi lingkungan fisik, karena bagaimanapun secara psikologis
keadaan fisik dimana seseorang berada akan mempengaruhi suasana ia bekerja.
Secara kongkrit dimensi lingkungan fisik ini berkaitan dengan fasilitas yang
dimiliki sekolah yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Berdasarkan
pendapat tersebut maka komponen yang berkaitan dengan kelengkapan fasilitas
sekolah tersebut meliputi kelengkapan sumber, dan kenyamanan lingkungan.
Empat dimensi di atas merupakan penentu bagaimana iklim suatu sekolah akan
terbangun, dalam artian keharmonisan dan bagusnya prosesi lima dimensi tersebut
akan menciptakan iklim sekolah yang dapat menunjang pencapaian tujuan
sekolah. Karena bagaimana pun lima dimensi itu juga merupakan bagian dari
bagus atau jeleknya keadaan iklim sekolah.
baik dengan teman sejawat, membuka diri untuk berdiskusi perkembangan tugas
maupun sekolah, (3) saling menghargai melalui membangun kepedulian,
menciptakan komunikasi dalam hal pelaporan tugas kepada pimpinan,
mengembangkan sikap yang saling menghargai, dan (4) mendahulukan
kepentingan bersama melalui memenuhi segala bentuk pertemuan yang
berlangsung di sekolah, membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugas, dan berpartisipasi dalam menyukseskan suatu
program yang ingin dicapai sekolah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Teori Kepemimpinan yang berkembang saat ini yang berkaitan dengan
supervisi pendidikan memang sangat beragam, namun pola atau gaya
kepemimpinannya cenderung sama antara kepala sekolah maupun
pengawas yang memang tugas utamanya sebagai supervisi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18