Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH RESPON GURU PADA REVOLUSI INDUSTRI 4.

TERHADAP KINERJA GURU DI SMPN 1 SOPPENG RIAJA

KELURAHAN KIRU-KIRU KABUPATEN BARRU

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd) Porgram Studi Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh:
RAHMAT GUSNADI
20300116037

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahmat Gusnadi

Nim : 20300116037

Tempat/Tgl. Lahir : Soppeng, 17 September 1997

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Perumahan Batara Mawang Permai Blok Ac 11 No. 13

Judul : Pengaruh Respon guru pada Revolusi Industri 4.0 terhadap

Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja, Kelurahan Kiru-

Kiru, Kabupaten Barru.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi

benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 20 Januari 2021


Penyusun

Rahmat Gusnadi

i
PERSETUJUAN UJIAN KUALIFIKASI HASIL SKRIPSI

Pembimbing Penulisan Skripsi Saudara Rahmat Gusnadi, Nim:

20300116037, Mahasiswa Jurusan/Prodi Manajemen Pendidikan Islam (Mpi)

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Setelah Dengan

Seksama Meneliti Dan Mengoreksi Skripsi Yang Bersangkutan Dengan Judul

“Pengaruh Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 terhadap Kinerja Guru

di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru”,

Memandang Bahwa Skripsi Tersebut Telah Memenuhi Syarat-Syarat Ilmiah Dan

Dapat Disetujui Untuk Diajukan Dalam Ujian Kualifikasi Hasil Skripsi.

Demikian Persetujuan Ini Diberikan Untuk Proses Selanjutnya.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Hj. St. Syamsudduha, M.Pd. Dr. Syamsuddin, M. Pd.I.


NIP 1950091519800320001 NIP 19703181992032002

Samata Gowa. 20 Januari 2021


Diketahui Oleh:
Ketua Jurusan/Prodi Mpi

Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd.I.


NIP 197609112005011005

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat atas kehadirat Allah swt. yang

telah memberikan limpahan rahmat dan ilmu-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai

dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada baginda

Rasullah Muhammad SAW, sebagai teladan bagi kita semua atas perjuangannya

dalam memperjuangkan agama islam hingga sampai akhir zaman islam sebagai

satu-satunya agama yang di ridahi Allah swt.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0

terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja, Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten

Barru” ini penulis hadirkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, sekaligus

dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan dunia

pengajaran secara khusus dan dunia Pendidikan secara umum, demi peningkatan

kecerdasan masyarakat dan bangsa sesuai dengan cita-cita luhur bangsa yang

tercantum dalam UUD 1945.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini

dapat terlaksana berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dengan segala

kerendahan hati sebagai rasa syukur atas segala bantuan yang diberikan

perkenankan peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tuaku,

Ayahanda Muliadi dan ibundah Gusnani atas segala doa dan pengorbanannya

selama masa Pendidikan ini baik moral dan material yang diberikan kepada penulis

dan juga ucapan terima kasih dan rasa syukur kepada kakak dan adikku serta

sahabat-sahabatku atas motivasi dan semangat yang diberikan, semoga kita selalu
dalam lindungan Allah swt.

iii
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Prof. Hamdan Juhannis, MA, PhD. Selaku Rektor UIN Alauddin Makassar

dan para Wakil Rektor UIN Alauddin Makassar yang selama ini telah

berusaha memajukan kualitas Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Dr. H. Marjuni, S. Ag., M. Pd.I. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

beserta Wakil Dekan I, II dan III.

3. Ridwan Idris, S. Ag., M. Pd dan Mardiah, S. Ag., M. Pd. Selaku ketua dan

sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Islam beserta staf Prodi

yang selalu siap memberikan fasilitas, layanan, izin dan kesempatan yang
diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Dr. Hj. St. Syamsudduha, M.Pd. dan Dr. Syamsuddin, M. Pd. I. selaku

pembimbing I dan II dalam penulisan skripsi ini yang selalu siap

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Dr. Baharuddin, M.M. dan Nursalam, S.Pd., M.Si., selaku penguji I dan II

yang telah memberikan pengetahuan baru, arahan dan koreksi dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah mengajari kami kebaikan dan ilmu

sekaligus menjadi orang tua kami selama menempuh Pendidikan di UIN

Alauddin Makassar.

7. Seluruh staf Akademik dan Administrasi yang senantiasa memberikan

pelayanan yang maksimal sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik.

8. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam

angakatan 2016 beserta kawan-kawan dari berbagai macam organisasi yang

penulis bergulat, menimba ilmu dan seluruh teman-teman mahasiswa UIN

iv
Alauddin Makassar yang penulis kenal karena berkat motivasi dan doanya

sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang

sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga

dapat menjadi sumbangsi dalam penyusunan skripsi di masa mendatang, serta

menjadi sesuatu yang bernilai ibadah di sisi-Nya, Aamiin.

Penulis

Rahmat Gusnadi

v
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... 0

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................viii

ABSTRAK ........................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 8

C. Definisi Operasional Variabel dan Lingkup Penelitian .......................... 9

D. Kajian Pustaka/Panelitian Terdahulu ..................................................... 12

E. Hipotesis ................................................................................................. 16

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 17

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan tentang Respon dan Revolusi Industri 4/0 .............................. 18

B. Tinjauan tentang Kinerja Guru ............................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ................................................... 47

B. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 48

C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 48

D. Tahnik Pengumpulan data ...................................................................... 50

E. Instrumen penelitian ............................................................................... 51

F. Validasi dan Reliabilitasi Instrumen ....................................................... 53

G. Teknik pengelolahan dan Analisis Data ................................................. 57

vi
BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 63

B. Pembahasan ............................................................................................ 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 84

B. Implikasi Penelitian ................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban ..................................................................... 52

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Validitas .................................................................. 54

Tabel 3.3 Hasil Validasi Respon guru pada revolusi industry 4.0 ..................... 54

Tabel 3.4 Hasil Validasi Kinerja Guru ............................................................... 55

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas ........................................................... 56

Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Respon Guru Pada Revolusi industri 4.0 ............... 57

Tabel 3.7 Hasil Reliabilitas Kinerja Guru .......................................................... 57

Tabel 3.8 Kriteria Kategorisasi .......................................................................... 60

Tabel 4.1 Daftar Nama Guru .............................................................................. 66

Tabel 4.2 Skor Respon guru pada revolusi industri 4.0 ..................................... 68

Tabel 4.3 Tabulasi data untuk menghitung niai rata-rata (Mean) ...................... 69

Tabel 4.4 Data Presentasi Frekuensi .................................................................. 70

Tabel 4.5 Tabulasi data untuk menghitung Standar Deviasi .............................. 70

Tabel 4.6 Kategori Skor Responden Respon Guru Pada RI 4.0 ........................ 71

Tabel 4.7 Data Skor Respon Kinerja Guru ........................................................ 72

Tabel 4.8 Tabulasi data untuk menghitung niai rata-rata (Mean ........................ 73

Tabel 4.9 Data Presentasi Frekuensi .................................................................. 74

Tabel 4.10 Tabulasi data untuk menghitung Standar Deviasi............................. 74

Tabel 4.11 Kategori Skor Responden Kinerja Guru ........................................... 75

Tabel 4.12 Data Mentah Variabel ...................................................................... 76

viii
ABSTRAK

Nama : RAHMAT GUSNADI


NIM : 20300116037
Judul : Pengaruh Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 terhadap
Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-
Kiru Kabupaten Barru
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh respon
guru pada revolusi industry 4.0 terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja
Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru? Pokok masalah tersebut selanjutnya di-
breakdown kedealam beberapa submasalah, yaitu: 1) Bagaimana respon guru pada
Revolusi Industri 4.0 di SMPN 1 Soppeng Riaja, 2) Bagaimana Kinerja Guru di
SMPN 1 Soppeng Riaja, 3) Apakah terdapat pengaruh respon guru pada revolusi
industri 4.0 terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja. Tujuan penelitian ini
adalah: 1) Mengetahui respon guru pada revolusi industri 4.0 di SMPN 1 Soppeng
Riaja 2) mengetahui Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja 3) Menguji apakah
terdapat pengaruh revolusi industry 4.0 terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng
Riaja.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan populasi
penelitian adalah Guru SMPN 1 Soppeng Riaja berjumlah 37. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi, angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
analisis deskriptitif dan analisis inferensial melalui regresi sederhana.
Hasil analisis data deskriptif menujukkan respon guru pada revolusi industri
4.0 berada pada kategori sedang dengan jumlah responden 23 dari total sebanyak
37 responden dengan persentase sebesar 62, 2 % dan Kinerja Guru pada kategori
sedang dengan jumlah responden 21 dari total sebanyak 37 Responden dengan
presentase sebesar 56, 75%. Hasil analisis statistika inferensial menunjukkan nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 195,712 > ttabel = 2,030, maka hipotesis Alternatif 𝐻𝑎 diterima dan
hipotesis nihil 𝐻𝑂 ditolak, ini berarti ada pengaruh respon guru pada revolusi indstri
4.0 terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru
Kabupaten Barru.
Implikasi dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Respon guru pada
Revolusi Industri 4.0 harus lebih di optimalkan lagi dimasa sekarang ini. Revolusi
industry 4.0 merupakan perubahan yang menyeluruh dan mempengaruhi setiap
aspek dan lingkungan kehidupan yang ada. Pendidikan sebagai salah satu jalan
untuk mencetak generasi yang akan aktif di kehidupan selanjutnya memiliki peran
penting dalam memberikan bekal yang cukup bagi peserta didik yang ada di
dalamnya. Untuk itu, guru sebagai barisan terdepan dalam proses pendidikan yang
berhadapan langsung dengan peserta didik harus bisa menyesuaikan diri untuk
memberikan pelajaran dikelas maupun diluar kelas kepada peserta didik. Peserta
didik yang sekarag ini adalah manusia-manusia yang tidak asing lagi dengan adanya
kecanggihan teknologi, dan tentunya kedepannya mereka akan menjadi penggerak
dari suatu kehidupan baru, maka guru ysng sekaraang di tuntut untuk dapat lebih
kreatif dan lebih bisa mengaplikasikan pembelajaran sesuai dengan perubahan yang
ada yang dikenal sebagai Revolusi Indutri 4.0 untuk dapat untuk mencetak peserta

ix
didik yang siap terhadap perubahan yang ada kedepannya. 2) Kinerja Guru yang
optimal ditandai dengan efektif dan efisiennya suatu hasil kerja dari seroang guru.
Kinerja yang baik tentunya akan berpengaruh pada kualitas pendidikan yang
dihasilkan, serta akan meningkatkan kualitas dari peserta didik. Sebagai garda
terdepan dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan sekolah, guru harus
memperbaiki kinerjanya untuk dapat menciptakan peserta didik yang unggul dan
berprestasi.

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dianggap penting dalam kemajuan bangsa, masa depan bangsa

tergantung dari generasi-generasi penerus bangsa kedepannya. Pendidikan berfokus

untuk mencetak generasi-generasi yang siap untuk bersaing dimasa depan, tentunya

pendidikan juga merupakan langkah untuk mencapai cita-cita luhur bangsa

Indonesia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Menghadapi perkembangan

zaman, pendidikan dipandang sebagai salah satu kebutuhan yang paling utama
dalam pembangunan materil, spiritual untuk menghadapi kemajuan IPTEKS. Peran

guru menjadi salah satu sumber daya yang menentukan keberhasilan pendidikan

terutama dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru yang profesional dalam

bekerja serta kreatif dan aktif menjadi faktor penentu proses pendidikan yang

berkualitas sehingga guru dituntut harus mampu menemukan jati diri dan

mengaktualisasinya sesuai dengan kemampuan dan kaidah guru professional. Guru

bertugas mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, meningkatkan


dan menguasai materi pelajaran melalui berbagai sumber. Dengan kinerja guru

yang professional diharapkan menjadi salah satu langkah mewujudkan keberhasilan

dalam dunia pendidikan.

A.A Anwar Prabu Mangkunegara mengatakan bahwa kinerja (prestasi)

adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya, kinerja guru berupa hasil kerja guru yang terefleksi dalam pelaksanaan

1
2

tugasnya.1 Dalam pemenuhan kinerja, ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja, diantaranya dijelaskan oleh Sutermeister mengemukakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain: Latihan dan

pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin,

kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, dan

motivasi kerja.2 Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut bisa jadi

akan menyebabkan kinerja guru akan membaik ataupun malah sebaiknya yang

secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dari pendidikan.

Saat ini, perkembangan zaman dan globalisasi membawa dunia berada pada
revolusi industri yang keempat yang dikenal dengan revolusi industri 4.0. Revolusi

ini merupakan era inovasi distruptif, dimana inovasi saat ini berkembang sangat

pesat, sehingga membantu terciptanya pasar baru serta mempengaruhi segala aspek

kehidupan, mampu memperbaiki atau memperburuk pola hidup yang sudah ada,

serta mampu membuat dan mengganti teknologi yang sudah ada. Dengan kata lain

revolusi industri 4.0 ini merupakan tantangan besar bagi semua komponen dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, khususnya di lembaga pendidikan.

Menghadapi tantangan yang besar tersebut, maka pendidikan di tuntut untuk

berubah, termasuk pendidikan pada jenjang dasar dan menengah. Berdasarkan

artikel Tribunnews.com dalam pembahasan menjadi guru di era pendidikan 4.0

menjelaskan bahwa, era pendidikan saat ini disebut dengan pendidikan 4.0, karena

era pendidikan yang sekarang ini dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0. Pendidikan

4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam

1
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013). h.67.
2
Asmin Supriyono, “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Profesional, dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar” Jurnal Pendidikan, vol. 18, No 2 ( September 2017), h. 1-
12. https://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp/article/view/269/250 (diakses 03 September 2019)
3

proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber system). Sistem ini

mampu membuat proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa

batas ruang dan waktu.3

Berbagai upaya dalam perbaikan mutu pendidikan secara terus-menerus di

lakukan oleh pemerintah maupun penyelenggara pendidikan. Salah satunya adalah

dengan memperhatikan kualitas dari seorang guru. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kualitas guru. Peran guru sebagai

pendidik dan berada pada barisan terdepan dengan tugas dan fungsinya yang

berhubungan langsung dengan siswa. Guru mempunyai tugas utama dalam


pembelajaran di sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

sehingga berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

Dalam pelaksanaan tugas guru dalam pembelajaran di sekolah, tentunya

guru dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional.

Berdasarkan Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan Dosen

(Pasal 1), bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.4 Dengan adanya aturan perundang-undangan dari negara

yang mengikat tentang tugas dan fungsi guru secara professional, maka guru

dituntut untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Tugas guru

sebagai guru professional untuk mengarahkan, mendidik dan memberikan

bimbingan kepada peserta didik agar dapat menjadi penerus bangsa yang lebih baik

kedepannya semakin bertambah, di tengah perkembangan zaman yang semakin

3
John Darmawan, Menjadi Guru Era Pendidikan 4.0, (Aceh: Serambinews, November
2018) http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/menjadi-guru-era-pendidikan-40 (diakses 11
September 2019).
4
Undang-undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Cet. III; Jakarta: Sinar
Grafika, 2010). h. 3-8.
4

pesat dan diiringi kemajuan teknologi yang semakin canggih. Perkembangan zaman

yang begitu cepat seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih

membawa peran guru di sekolah menjadi sangat penting dalam pengembangan

prestasi siswa. Seorang guru di harapkan untuk dapat menguasai dan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi secara optimal akan mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa dan dapat memudahkan guru maupun siswa untuk memperoleh bahan

ajar, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara dinamis

dan interaktif, disamping itu siswa dapat mencari bahan ajar dengan muda jika
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Peran seorang guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan,

menjadikan guru harus lebih jeli dan teliti dalam menghadapi era globalisasi

sekarang ini. Seorang guru harus dapat meningkatkan kompetensi dirinya dalam

menghadapi era pendidikan revolusi 4.0, peserta didik yang dihadapi guru saat ini

merupakan generasi milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital dan

teknologi. Peserta didik sudah terbiasa dengan informasi dan teknologi industri 4.0,

ini merupakan tanda bahwa produk sekolah yang diluluskan harus mampu

menjawab tantangan industri 4.0. Mengingat tantangan yang besar tersebut, maka

guru harus terus belajar meningkatkan kompetensi sehingga mampu menghadapi

peserta didik generasi milenial. Jangan sampai timbul istilah, peserta didik era

industri 4.0, belajar di ruang industri 3.0 dan di ajarkan oleh guru industri industri

2.0 bahkan 1.0. Jika ini terjadi maka pendidikan kita akan terus tertinggal di

bandingkan negara lain yang telah siap menghadapi perubahan besar ini. Kualitas

guru harus sesuai dengan performa guru yang dibutuhkan dalam era industri 4.0.

Pada saat ini, dapat diamati perilaku individu dan kelompok dalam

menaggapi revolusi industri saat ini sangat beragam terkhususnya pada guru.
5

Dengan kecenderungan individu saat ini yang tidak asing lagi dengan teknologi dan

kemudahan mengakses apa saja menggunakan internet dengan komputer genggam

atau telepon pintar yang lebih dikenal dengan sebutan Gadget. Dilansir oleh

databoks.katadata.co.id, hingga hari ini penetrasi smartphone terhadap jumlah

penduduk Indonesia tergolong cukup besar, sekitar seperempat dari total populasi.

Namun lebih banyak lagi yang masih menggunakan ponsel biasa atau belum

terakses internet. Berdasarkan data Statistik, pengguna smartphone di proyeksikan

baru mencapai 28 % dari total penduduk Indonesia pada 2019, naik 2 % dari tahun

sebelumnya. Angka ini akan merayap pelan hingga empat tahun ke depan yang
diramal sekitar 33 % dari total penduduk Indonesia.5

Hampir senada dengan databoks.katadata.co.id, dilansir dari websindo.com

total penduduk Indonesia mencapai 268,2 juta jiwa, sementara diketahui pengguna

mobile (ponsel dan tablet) mencapai 355,5 juta. Artinya peredaran ponsel pintar dan

tablet lebih banyak dari jumlah penduduk di seluruh Indonesia. Bisa terjadi jika satu

orang memiliki 2 atau lebih gawai (gadget) apalagi masyarakat ekonomi menengah

keatas yang mempunyai kebiasaan selalu mengganti smartphone mereka. Beralih

ke pengguna internet, tercatat ada 150 juta pengguna internet aktif, ini berarti 56%

dari total jumlah penduduk indonesia sudah menggunakan internet. Demikian pula

dengan media sosial, rata-rata 50% lebih penduduk Indonesia aktif menggunakan

media sosial.6 Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa kebanyakan

masyarakat indonesia telah memiliki dan mengoperasikan ponsel canggih dengan

bantuan internet untuk memudahkan mereka berkomunikasi dan mengakses data

yang diinginkan. Dengan kemajuan teknologi yanng mampu membantu individu

5
Muchammad Nafi, Penetrasi Smartphone terhadap jumlah penduduk Indonesia (juli
2019) https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/05/penetrasi-smartphone-terhadap-
jumlah-penduduk-indonesia/ (Diakses 2 januari 2020)
6
Websindo Kreatif, Indoneai digital 2019 Tinjauan Umum, (Banjar: Nets Indo Group Juli
2019) https://websindo.com/indonesia-digital-2019-tinjauan-umum/ (Diakses 2 januari 2020)
6

dalam melaksanakan tugasnya sesuai yang diinginkan, begitu pun dengan seorang

guru.

Kemajuan teknologi saat ini akan memudahkan guru dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya dalam dunia pendidikan, baik untuk mendapatkan informasi

yang cocok dalam melaksanakan pembelajaran ataupun informasi-informasi lain

yang bertujuan untuk membantu guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Namun disisi lain masih ada guru yang kurang kepekaannya dalam menghadapi

setiap perubahan yang ada, bahkan masih banyak yang menyepelekan dan juga

cuek terhadap perkembangan yang ada. Masih banyak diantara guru-guru yang ada
masih kurang jeli dalam memanfaatkan teknologi yang ada dan menganggap bahwa

setiap perkembangan atau perubahan yang terjadi tidak mempengaruhi kualitas dari

apa yang mereka kerjakan. Dengan demikian, tanpa sadar mereka sudah melakukan

satu kesalahan besar dalam menciptakan hasil dari pendidikan pada masa depan.

Peserta didik yang dihadapi pada masa sekarang ini adalah peserta didik yang hidup

di tengah-tengah kecanggihan teknologi digital dan perkembangan zaman yang

begitu pesat. Dengan keunggulan internet saat ini yang menjadi salah satu

keunggulan yang dimiliki oleh revolusi industri 4.0 dan dibantu dengan

kecanggihan komputer genggam atau (Gadget) yang rata-rata sudah dimiliki oleh

setiap siswa, akan memudahkan siswa dalam mengakses apa saja yang ia inginkan.

Oleh karena itu tugas guru di era saat ini bertambah besar, untuk dapat menciptakan

generasi terdidik yang hidup bersama canggihnya teknologi dengan cara

mengarahkan dan membimbing untuk bijak dalam menggunakan teknogi, serta

membantu peserta didik di era industri 4.0 sekarang ini, agar dapat memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi dalam rangka peningkatan kualitasnya sebagai

peserta didik di era pendidikan 4.0. Oleh sebab itu, guru di tuntut untuk dapat

menguasai teknologi agar dapat mengarahkan, serta mengontrol dalam proses


7

pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang di berikan oleh guru sesuai dengan

tuntutan yang sedang di alami siswa di era digital yang penuh dengan teknologi

masa depan pada masa sekarang ini.

Era pendidikan di era industri 4.0 merupakan tantangan yang sangat berat

dihadapi. Jack Ma (CEO Alibaba Group) dalam pertemuan tahunan World

Economic Forum 2018, menyatakan bahwa pendidikan adalah tantangan besar abad

ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar mengajar, maka 30 tahun

mendatang kita akan mengalami kesulitan besar. Pendidikan dan pembelajaran

yang sarat dengan muatan pengetahuan dan keterampilan sebagaimana saat


terimplementasi dengan baik. Maka akan menghasilkan peserta didik yang mampu

berkompetisi dengan mesin.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada hari selasa

tanggal 21 Mei 2019, peneliti menemukan bahwa rata-rata guru di SMPN 1

Soppeng Riaja telah berhubungan langsung dengan kecanggihan teknologi di

sekitarnya, dan kebanyakan diantara mereka telah memiliki dan mampu

menggunakan smartphone canggih (Gadget) yang memudahkan guru untuk saling

berkomunikasi massal dan juga mampu mendapatkan serta menyebarkan informasi

global dengan cara cepat. Selain itu sekolah juga mendukung dengan menyediakan

fasilitas berupa wifi untuk memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya di

sekolah. Secara tidak langsung para guru tanpa menyadari mereka telah

memanfaatkan dan menikmati hasil dari revolusi indutri 4.0, yang mana era ini

merupakan masa dimana dengan mudahnya melakukan sesuatu dengan bantuan

teknologi dan internet atau disebut dengan Internet of Things (IoT) yang begitu

canggih dalam menyebarkan dan mendapatkan informasi sesuai kebutuhan.

Melihat fenomena yang terjadi di SMPN 1 Soppeng Riaja terkhusus pada

guru, Kecanggihan teknologi dan internet di era revolusi industri 4.0 dengan
8

menggunakan Smartphone seakan-akan membuat dunia dalam genggaman yang

memudahkan untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi, dengan keadaan

yang seperti ini seharusnya guru dapat memanfaatkan teknologi tersebut dalam

meningkatkan kualitas kerja yang dimilikinya. Kendati demikian, masih ada

beberapa guru yang kurang kreatif dan belum mengetahui dengan baik serta belum

terlalu optimal dalam menggunakan setiap fasilitas teknologi yang ada. Sebagian

guru yang belum mampu menggunakan teknologi dengan baik cenderung

beranggapan bahwa kinerjanya sebagai guru sama sekali tidak terpengaruh dengan

adanya kecanggihan teknologi yang ada, dan guru-guru yang sudah mampu
menggunakan dengan baik teknologi yang ada merasa bahwa dengan adanya

fasilitas teknologi yang canggih sekarang ini dapat memudahkan kerja mereka

sebagai guru dan mengakibatkan kinerja mereka menjadi lebih baik lagi, sehingga

mereka sering menggunakannya untuk mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan

untuk menunjang kinerjanya dengan kecanggihan teknologi dan kemudahan

mengakses informasi serta berkomunikasi di era industri 4.0.

Berdasarkan dari sudut pandang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terkait dengan pengaruh respon guru pada revolusi industri 4.0 terhadap

kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja untuk mengetahui apakah benar ada

pengaruh antara respon guru pada revolusi industri 4.0 terhadap kinerja guru.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah di paparkan pada latar belakang masalah di atas maka

terdapat permasalahan dalam penelitian ini. Adapun permasalahannya adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 di SMPN 1 Soppeng

Riaja?

2. Bagaimana Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja?


9

3. Apakah terdapat pengaruh Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 terhadap

Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja?

C. Definisi Opersional dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menafsirkan judul di

atas, maka penulis merasa perlu memperjelas dan mempertegas variabel yang

diteliti, sehingga setelah dirangkaikan dalam kalimat maksudnya dapat di mengerti,

yaitu:

a. Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 (Variabel X)


Respon adalah segala bentuk tindakan dan ucapan yang dilakukan oleh

seorang guru terhadap sesuatu yang baru didapatkannya. Sardiman mengemukakan

bahwa indikator respon itu adalah :

a. Keinginan untuk bertindak/berpartisipasi aktif .

b. Membacakan/mendengarkan.

c. Melihat.

d. Menimbulkan/membangkitkan perasaan
e. Mengamati 7

Berdasarkan hal tersebut, apabila indikator-indikator yang dijelaskan diatas

dimiliki oleh seorang guru terhadap revolusi industri 4.0 itu artinya bahwa guru

sudah memiliki respon terhadap adanya revolusi industri. Respon guru tersebut

dapat diamati melalui tindakan dalam kehidupan sehari-harinya diantaranya adalah

dalam proses menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru di sekolah yang kerap

kali menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan dasar dari

perkembangan revolusi industri 4.0 itu sendiri.

7
A.M, Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), h.215
10

Revolusi industri 4.0 (4IR) merupakan perubahan yang menyeluruh dalam

industri teknologi informasi dan komunikasi yang mempengaruh segala aspek

kehidupan atau dapat diartikan sebagai masa dimana semua sudah tergantung dan

mengikut pada perkembangan teknologi canggih, kekuatan internet dan kecerdasan

buatan. Industri ini menggabungkan teknologi otomatis dengan teknologi cyber. Ini

merupakan era dimana sangat ditandai dengan mudahnya memperoleh data dan

juga menggabungkan data dengan sekejap dalam genggaman tangan tanpa harus

meninggalkan tempat. Pada dasarnya seluruh perkembangan dan teknologi baru

memiliki satu karakter yang menjadi indikator utama dalam revolusi industri 4.0,
yaitu kekuatan digitalisasi dan teknologi informasi.8

Revolusi industri keempat melalui kekuatan teknologi informasi dan

digitalisasi yang mengglobal secara luas sehingga sekarang ini dapat

mempengaruhi segala aspek kehidupan dalam setiap individu termasuk guru.

Kemudahan dalam menggunakan dan mendapatkan informasi serta

menggabungkan data dengan cara yang begitu sederhana dan lebih simpel ditambah

dengan kemajuan teknologi informasi berbasis internet dengan menggunakan alat-

alat komunikasi salah satunya yakni smartphone yang saat ini sudah tidak

terpisahkan lagi dalam setiap individu untuk saling berkomunikasi dan berbagi

informasi. Dengan adanya alat komunikasi yang semakin canggih juga sering

digunakan guru untuk membantunya dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya.

b. Kinerja guru (Variabel Y)

Kinerja guru merupakan hasil kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan

oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di sekolah. Kinerja

Guru mempunyai spesifikasi tertentu, kinerja guru dapat dilihat dan diukur

8
Klaus Schwab, Revolusi industri keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019), h.14
11

berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

guru.

Hamzah B. Uno menyatakan bahwa kinerja guru merupakan gambaran hasil

kerja yang dilakukan guru terkait dengan tugas apa yang diembannya dan

merupakan tanggung jawabnya. Karena itu untuk dapat menilai kinerja guru dapat

dilakukan dengan mengamati melalui indikator-indikator dari setiap aspek kinerja

yang meliputi :

➢ Kualitas kerja, indikatornya yaitu: membuat perencanaan program

pengajaran dengan cepat, menguasai bahan pelajaran dan menilai kemajuan


belajar mengajar.

➢ Kecepatan/ketetapan kerja, indikatornya yaitu : menyelesaikan program

pengajaran sesuai kalender akademik.

➢ Inisiatif dalam kerja, indikatornya yaitu menggunakan media dalam

pembelajaran dan menggunakan metode yang bervariasi dalam

pembelajaran.9

Dengan berdasarkan atas indikator-indikator tersebut maka pengukuran dan

penilaian terhadap tentang kinerja seorang guru akan lebih mudah. Berdasarkan

dengan Indikato-indikator tersebut juga yang menjadi dasar dalam melakukan

penelitian yang dilakukan.

2. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah Respon guru pada revolusi industri

4.0 dan Kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja, dengan tujuan untuk mengetahui

apakah terdapat pengaruh antara Respon guru pada Revolusi industri 4.0 terhadap

Kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru.

Mustika Sulisto Ningsih, “Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Guru di MA Al-
9

Hikmah Wayhalim Kedaton Bandar Lampung” Skripsi (Lampung: Fakultas tarbiyah dan keguruan
UIN Raden intan Lampung 2017), h. 7-8.
12

D. Kajian Pustaka/Penelitian terdahulu

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap

penelitian-penelitian terdahulu, dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa

masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan di teliti, yaitu:

1. M. Anwar Nurkholis dan Badawi dalam jurnalnya yang berjudul

Profesionalisme guru di era industri 4.0 menyatakan Revolusi industri 4.0

menuntut guru harus profesional dalam dunia pendidikan. Jurnal ini mengkaji

dan membahas tentang meningkatkan profesionalisme guru dalam

menghadapi tantangan global di era revolusi industri 4.0. adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui cara meningkatan profesionalisme

guru dalam menghadapi tantangan global di era revolusi industri 4.0. metode
10
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.

Persamaan jurnal terserbut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

yakni sama-sama menggunakan guru sebagai responden penelitian.

Sedangkan yang menjadi perbedaan antara jurnal tersebut dengan penelitian

yang di lakukan oleh penulis yakni, metode penelitian yang digunakan

berbeda. Penelitian yang dilakukan pada jurnal menggunakan metode

deskriptif analisis sedangkan metode penelitian yang digunakan penulis

sekarang adalah metode penelitian kuantitatif. Selain itu perbedaan keduanya

adalah penelitian pertama hanya membahas tentang profesionalisme guru

sedangkan penelitian yang penulis lakukan membahas tentang kinerja guru.

2. Susilo Setyo Utomo dalam jurnalnya Guru di Era Revolusi Industri 4.0

menyatakan bahwa Di era revolusi industri 4.0 muncul teknologi baru yang

mengakibatkan perubahan luar biasa disemua bidang tidak terkecuali

pendidikan. Apabila fungsi guru hanya sebatas transfer ilmu kepada siswa

10
M. Anwar Nurkholis dan Badawi, “Profesionalisme guru di era industri 4.0” Jurnal
Nasional (Palembang,: Universitas PGRI 2019), h. 491.
13

atau hanya sekedar mengajar saja di kelas, maka perannya akan tergantikan

oleh teknologi diera revolusi industri 4.0 ini. Teknologi terus berubah,

menjadi lebih cepat atau lebih murah namun saat ini masih banyak guru yang

resisten terhadap perkembangan teknologi sekalipun dunia pendidikan telah

bertransformasi. Padahal saat ini justru dibutuhkan guru-guru terbaik yang

memahami dinamika kelas dan memanfaatkan teknologi guna mengedukasi

siswa. Teknologi akan membuat guru lebih percaya diri dan lebih mudah

dalam mengajar siswanya sehingga mampu mengubah ruang kelas menjadi

ruang belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Tulisan ini bertujuan
untuk mengungkapkan peran guru di era pendidikan 4.0. dan metode
11
penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif analisis Persamaan

jurnal terserbut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni sama-

sama menggunakan guru sebagai subjek penelitian. Sedangkan yang menjadi

perbedaan antara jurnal tersebut dengan penelitian yang di lakukan oleh

penulis yakni, metode penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian yang

dilakukan pada jurnal menggunakan metode deskriptif analisis sedangkan

metode penelitian yang digunakan penulis sekarang adalah metode penelitian

kuantitatif. Selain itu perbedaan keduanya adalah penelitian pertama hanya

membahas tentang peran guru sedangkan penelitian yang penulis lakukan

membahas tentang kinerja guru.

3. Fatkhul Mubin dalam jurnalnya Tantangan Profesi Keguruan Pada Era

Revolusi Industri 4.0 menyatakan bahwa profesi keguruan merupakan profesi

yang terus berkembang. Pemikiran tentang profesi keguruan kerap kali

diperbincangkan. Bagi seorang guru, pengetahuan tentang profesi keguruan

11
Susilo Setyo Utomo, ”Guru di Era Revolusi Industri 4.0” Jurnal UNY, (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Sosial Pendidikan Sejarah FKIP UNDANA, Agustus 2019), h. 1.
https://eprints.uny.ac.id/65069/ (Diakses 04 September 2019)
14

harus benar-benar dimiliki untuk dapat meningkatkan profesionalitas dalam

melaksanakan tugas. Perkembangan profesi keguruan harus melihat

perkembangan era yang terus berkembang di tengah kehidupan manusia. Era

demi era telah dilalui oleh manusia secara sadar mapun tidak. Karena

perkembangan era dalam kehidupan manusia terlihat dan dapat dirasakan

oleh sebagian manusia yang terbuka diri untuk selalu mempelajari atau update

mengenai perkembangan teknologi informasi yang dapat mempermudah

kerja manusia itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk

mengetahui maksud dari era 4.0, 2) untuk mengetahui pengembangan guru


professional di era 4.0, 3) Untuk memahami peranan profesi keguruan dalam

menghadapi tantangan di era 4.0. metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian kualitatif.12 Persamaan jurnal terserbut dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis yakni sama-sama membahasa revolusi industri

4.0 dan menggunakan guru sebagai subjek penelitian. Sedangkan yang

menjadi perbedaan antara jurnal tersebut dengan penelitian yang di lakukan

oleh penulis yakni, metode penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian

yang dilakukan pada jurnal menggunakan metode kualitatif sedangkan

metode penelitian yang digunakan penulis sekarang adalah metode penelitian

kuantitatif. Selain itu perbedaan keduanya adalah penelitian pertama hanya

membahas tentang peranan profesi guru sedangkan penelitian yang penulis

lakukan membahas tentang kinerja guru.

4. I Made Sedana dalam jurnal yang berjudul Guru Dalam Peningkatan

Profesionalisme, Agen Perubahan dan Revolusi Industri 4.0 mengemukakan

bahwa Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang

mana kini telah mengarah pada era revolusi industri 4.0 yang membawa

12
Fatkhul Mubin,, Tantangan Profesi Keguruan Pada Era Revolusi Industri 4.0 (2019),
h. 1.
15

pengaruh perubahan luar biasa pada pola hidup umat manusia di belahan

bumi ini. Guru sebagai pendidik adalah pelaksana dari profesi pendidikan,

Dalam menjalankan profesinya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh

seorang guru agar memiliki kualifikasi dan kredibilitas di bidangnya

pendidikan. Syarat terwujudnya guru yang profesional, yaitu memiliki

kompetensi menyeluruh baik di bidang pendidikan maupun pembelajaran dan

metodologi serta substansi bidang ilmiah. Guru menjadi profesi yang

berkembang bila terus menerus merubah diri, karena pendidikan yang praktis

akan berlanjut dalam situasi dan waktu yang berbeda. Meningkatkan


kemampuan guru dalam menjalankan profesinya tidak harus pasif tetapi harus

proaktif, tidak hanya menunggu peluang tapi mencari peluang. Tujuan

penulisan adalah untuk mengetahui peran guru dalam peningkatan


13
profeionalisme sebagai agen perubahan pada revolusi industry 4.0.

Persamaan jurnal terserbut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

yakni sama-sama membahasa revolusi industri 4.0 dan menggunakan guru

sebagai subjek penelitian. Sedangkan yang menjadi perbedaan antara jurnal

tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni, penelitian

pertama hanya membahas tentang peran guru dan professionalism guru

sedangkan penelitian yang penulis lakukan membahas tentang kinerja guru.

5. Agus Supandi dkk dalam jurnal Analisis Kompetensi Guru: Pembelajaran

Revolusi Industri 4.0 mengemukakan Era pendidikan yang dipengaruhi oleh

revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0. Education 4.0 adalah pendidikan

yang ditandai dengan penggunaan teknologi digital dalam proses

pembelajaran atau dikenal sebagai sistem cyber. Sistem ini mampu membuat

13
I Made Sedana, “Guru Dalam Peningkatan Profesionalisme, Agen Perubahan Dan
Revolusi Industri 4.0” Jurnal Penjaminan Mutu Lembaga Penjaminan Mutu Vol. 5 N0. 2
(Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, Agustus 2019). h. 179.
16

proses pembelajaran berlangsung secara berkala tanpa batasan ruang dan

waktu. Para guru dituntut untuk berinovasi dan dapat belajar dalam rangka

menyesuaikan pengetahuan dan kemampuan di era industr 4.0. Hal ini

disebabkan oleh perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan teknologi

yang sangat cepat. Perubahan yang cepat harus diimbangi oleh keterampilan

teknologi yang tepat dan andal. Pembelajaran dan pendidikan 4.0

mengharuskan guru untuk beradaptasi dengan teknologi canggih. Penerapan

teknologi dapat mempercepat kesiapan siswa untuk bertemu milenium.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam


penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi. Metode yang digunakan

adalah metode deskrptif dengan pendekatan kuantitatif.14 Persamaan jurnal

terserbut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni sama-sama

membahasa revolusi industri 4.0 dan menggunakan guru sebagai subjek

penelitian dan juga menggunakan metode penelitian yang sama yakni

kuantitatif. Sedangkan yang menjadi perbedaan antara jurnal tersebut dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni, penelitian pertama hanya

membahas tentang kompetensi guru sedangkan penelitian yang penulis

lakukan membahas tentang kinerja guru.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian. Hipotesis

merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap

paling mungkin dan paling tinggi tingkat keberadaannya. Secara teknis, hipotesis

dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji

kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara

statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan

14
Agus Supandi dkk, Analisis Kompetensi Guru: Pembelajaran Revolusi Industri 4.0
(Jakarta Timur: Universitas Indraprasta PGRI 2020) h. 1.
17

diuji.15 Berdasarkan atas pernytaan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

Ho : ρ = 0 , terdapat pengaruh rerspon guru pada revolusi industri 4.0

terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten

Barru.

Ha : ρ ≠ 0 , tidak terdapat pengaruh respon guru pada revolusi industri 4.0

terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten

Barru.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui respon guru pada revolusi industri 4.0 di SMPN 1 Soppeng

Riaja.

b. Untuk mengetahui kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja

c. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh respon guru pada revolusi industri 4.0

terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoretis

1) Dapat memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu pengetahuan

tentang pengaruh respon guru pada revolusi industri 4.0 terhadap kinerja

guru.

2) Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan informasi yang dapat di

gunakan untuk memperoleh gambaran dalam penelitian selanjutnya.

15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Pendidikan (Cet. XXV; Jakarta: Raja Grafindo, 2014),
h. 21-22.
18

b. Secara praktis
1) Bagi pembaca, sebagai bahan pertimbangan dan sambungan pemikiran
mengenai pengaruh respon guru padarevolusi industri 4.0 terhadap kinerja
guru.
2) Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran dan sebagai persyaratan dalam
meraih gelar sarjana.
BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Tinjauan tentang Respon dan Revolusi Industri

1. Pengertian Respon

Respon merupakan reaksi yang dinyatakan dalam bentuk ucapan, sikap

(kejiwaan) dan tindakan oleh seseorang atau sekelompok orang atau pejabat

pemerintah daerah akibat munculnya stimulus yang datang dalam bentuk informasi,
ucapan atau tindakan yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain. 1 berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Respon guru yang dimaksud adalah

segala bentuk tindakan dan ucapan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap

sesuatu yang baru didapatkannya. Sardiman mengemukakan bahwa indikator

respon itu adalah :

a. Keinginan untuk bertindak/berpartisipasi aktif.

b. Membacakan/mendengarkan.

c. Melihat.

d. Menimbulkan/membangkitkan perasaan

e. Mengamati 2

Indikator-indikator tersebut akan memudahkan dalam mengukur dan juga

mengetahui tingkat respon yang dilakukan dalam menghadapi setiap fenomena atau

kejadian yang terjadi disekitar kita. Fenomena yang terjadi sekarang ini adalah

hadirnya dunia baru yang di sebabkan oleh perkembangan zaman dan teknologi

seiring dengan perkembangan revolusi indutri yang sekarang ini telah berevolusi

menjadi revolusi industri 4.0. Menghadapi perubahan yang terjadi tentunya akan

1
Haidlor Ali Ahmad, Respon Pemerintah, Ormas dan masyarakat terhadap aliran
keagamaan di Indonesia ( Cet. I, Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2017), h. 4.
2
A.M, Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), h.215

19
20

banyak respon yang akan timbul dari setiap individu yang merasakan atau

mengalami dampak dari perubahan tersebut.

2. Pengertian Revolusi Industri

Selama ribuan tahun, sebagian besar penduduk dunia membuat berbagai

benda dengan cara tradisional yang tidak pernah berubah. Kemudian lebih dari 250

tahun yang lalu, sebuah perubahan terjadi di Inggris.3 Pergeseran mendalam

pertama dalam cara hidup kita merupakan transisi dari fase berburu dan mencari

makanan ke fase bertani terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu dan hanya mungkin
terjadi berkat ditemukannya cara menjinakkan hewan. Revolusi agraris

menggabungkan tenaga hewan dan manusia untuk tujuan produksi, transportasi,

serta komunikasi. Sedikit demi sedikit, produksi makanan berkembang yang

kemudian memicu pertumbuhan populasi dan memungkinkan pembangunan

pemukiman manusia yang lebih besar. Revolusi agraris lantas diikuti oleh

serangkaian revolusi indutri yang bermula pada pertengahan abad ke 18. Revolusi

industri adalah revolusi yang ditandai dengan peralihan dari tenaga otot ketenaga

mekanik yang berkembang hingga kondisi seperti sekarang. Revolusi industri yang

sedang terjadi saat ini adalah revolusi industri yang keempat, dimana kekuatan

koognitif yang ditingkatkan telah mampu menggandakan produksi. 4

3. Sejarah Revolusi Industri

a. Revolusi Industri Pertama (Penemuan Mesin Massal)

Revolusi industri pertama dimulai pada abad ke-18 hingga abad ke-19.

Ketika itu masyarakat pertanian mulai berubah arah menjadi masyarakat urban

(Berpindah dari desa ke kota). Banyak penemuan baru seperti kereta api lintas

3
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Genesis, 2019), h. 7.
4
Klaus Schwab, Revolusi Industri Keempat (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2019),
h. 2.
21

benua, listrik dan penemuan lain mengubah tatanan masyarakat secara permanen.

Indutrei besi dan tekstil, bersama dengan pengembangan mesin uap, memainkan

peran sentral dalam revolusi industri. 5

Revolusi industri adalah titik penting dalam sejarah seluruh dunia. Berawal

di Inggris dan kemudian dengan cepat tersebar di seluruh Eropa. Dimasa ini,

berbagai penemuan baru, cara memproduksi barang, teknik dalam perdagangan

dan pertanian mengubah dunia menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Revolusi

industri yang pertama di abad ke-18 merupakan era ketika banyak penemuan yang

membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih murah. Penemuan-penemuan


ini menciptakan industri manufaktur baru, dan keberadaannya mampu mengubah

masyarakat pertanian menjadi masyarakat perkotaan dalam waktu yang relatif

cepat. Pada masa ini, ada beberapa penemuan penting yang menjadi ciri dari

perkembangan revolusi industri pertama. Berikut adalah beberapa penemuan-

penemuan penting dari periode-periode waktu tersebut.

❖ Era tekstil : The Spinning Jenny

Spenning Jenny adalah mesin pemintal yang dapat memutar lebih dari satu

pintalan benang dalam satu waktu. Penemuan ini di ciptakan pada tahun 1764 oleh

James Hargreves, seorang tukang kayu dan penenun asal Inggris. Mesin ini

membuat proses pembuatan benang menjadi kain menjadi jauh lebih mudah dan

lebih cepat. Dengan adanya penemuan ini produksi benang saat itu dapat meningkat

dan kondisi perekonomian dibidang tekstil mulai mengalami perubahan. Sebelum

spinning jenny ditemukan, pemintal kain harus duduk dibawah alat alat beroda yang

diputar untuk memintal kapas menjadi benang. Proses ini hanya bisa menciptakan

satu pintalan benang dalam satu waktu. Penemuan Spenning jenny mengubah

produksi benang dan kain menjadi yang kita kenal sekarang.

5
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Genesis, 2019), h. 8-9.
22

❖ Kebangkitan The Power loom

Power loom adalah alat tenun mekanis yang didukung oleh saluran

transmisi listrik, dan merupakan salah satu perkembangan utama dalam

industrialisasi penganyaman selama revolusi industri awal. Alat tenun listrik

pertama dirancang pada tahun 1784 oleh Edmund Cardwright dan pertama kali

dibuat pada tahun 1785. Penemuan ini terus diperbaiki selama 47 tahun sampai

kemudian di desain ulang Kenworthy dan Bullough. Keduanya membuat operasi

mesin sepenuhnya menjadi otomatis.

Industri kapas bergulir sehingga permintaan untuk tekstil terus meningkat.


Campur tangan inovasi telah mengubah cara pembuatan benang, dan penemuan

kerangka air membuat pemintalan menjadi mudah. Sayangnya, proses penenunan

tidak dapat mengikuti kecepatan mesin industri lainnya. Power Loom kemudian

disempurnakan dengan menggunakan tnaga uap agar dapat mengotomatisasi

proses. Sejak itu, power loom mengalami banyak penyempurnaan untuk

meningkatkan efesiensi dan efektivitas lebih lanjut.

❖ Mesin Uap

Semuanya berawal ketika bentuk energi baru ditemukan yaitu mesin uap,

kemudian Thomas Newcomen, seorang insinyur Inggris pada tahun 1712 membuat

sejarah dengan mesin uap purwarupanya. Dia membuat mesin uap yang dapat

digunakan untuk memompa air dari tambang. Kebutuhan akan penemuan semacam

itu datang ketika Newcomen tahu tentang tingginya biaya operasi menggunakan

kuda untuk memompa air keluar dari tambang.

Penemuan mesin uap akhirnya memicu untuk diproduksinya kereta api yang

dijalankan dengan mesin uap dan juga kapal uap yang mengubah sistem tranportasi

dan komunikasi. Kapal uap dan kereta api uap dapat membawa orang dan barang
23

ketempat yang lebih jauh dan dalam waktu yang lebih cepat yang menyebabkan

pertumbuhan ekonomi saat itu dengan cepat membaik secara global.6

b. Revolusi Industri kedua (Revolusi Teknologi)

Revolusi industri kedua adalah lompatan besar berikutnya dalam teknologi

dan masyarakat. Berlangsung antara tahun 1850 sampai tahun 1914, tepat sebelum

perang dunia ke 1. Revolusi industri kedua merupakan periode pertumbuhan dan

perkembangan industri yang sudah ada sebelumnya, seperti baja, minyak bumi, dan

penggunaan tenaga listrik untuk menciptakan produksi massal.

Kemajuan teknologi selama periode ini antara lain, penemuan telepon, bola
lampu, piringan hitam, mesin pembakaran internal, mobil, dan pesawat terbang.

Tentunya perkembangan tersebut tidak lepas dari penemuan awal pada revolusi

industri kedua ini yakni penemuan listrik yang sebelumnya hanya sebatas khalayan

semata. Awalnya, Michael Faraday, seorang ilmuan Inggris memulai gagasan

mengenai listrik, beberapa tahun kemudian Thomas Alfa Edison dan Joseph Swan

menyempurnakan rancangan bola lampu yang praktis untuk digunakan di rumah.

Ditambah dengan diciptakannya generator listrik komersial pertama yang efisien

pada tahun 1870-an, membuat listrik kemudian bisa dinikmati oleh publik. Setelah

penemuan listrik kemudian memunculkan beberapa penemuan-penemuan lainnya

yakni sebagai berikuut:

❖ Penemuan Telegraf dan Morse

Telegraf berdiri sebagai landasan sistem komunikasi modern ketika kembali

ke Eropa pada tahun 1832, Samuel Morse mendapatkan gagasan untuk

menggunakan listrik sebagai alat komunikasi. Saat itu, penemuan elektromagnet

oleh Micheal Farady sedang banyak dibicarakan, dan pada saat itu Morse berpikir

6
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Genesis, 2019), h. 12-17.
24

untuk mengirim pesan berkode melalui kawat. Teknlogi titik garis ini merevolusi

sistem komunikasi dan memungkinkan orang berkomunikasi jarak jauh sehingga

pada tahun 1844, Samuel Morse menemukan telegraf.

❖ Penemuan telepon

Meskipun berfungsi baik sebagai sarana komuniksi jarak jauh, sayangnya

telegraf bukanlah sarana untuk berbagi pesan pribadi. Pemikiran baru muncul, yaitu

bagaimana agar seseorang yang berada cukup jauh dari kita dapat mendengar suara

kita secara langsung ketika kita berbicara. Pemikiran ini lah yang membuat

Alexander Grahambell mempatenkan perangkat yang disebut telepon pada tahun


1876. Dengan penemuan telepon pertama kalinya tersebut menjadi dasar

pengembangan alat komunikasi kedepannya. Telepon yang di patenkan tersebut

merupakan nenek moyang dari Smartphone masa kini yang kita gunakan setiap

hari.

❖ Penerbangan Pertama

Pada pertengahan tahun 1800-an, banyak upaya untuk mengarungi langit.

Sebagian besar mengandalkan energi angin untuk mewujudkan impian mereka

terbang di langit. Namun metode ini memiliki masalah serius, karena angin tidak

dapat mendorong pesawat. Namun Wright bersaudara berhasil memecahkan

masalah ini. Solusinya dapat disebut sebagai penerbangan bertenaga mesin.

Sayangnya, penerbangan bertenaga penemuan mereka memiliki reputasi buruk

karena tidak dapat dikendalikan.

Oleh karena itu, Wright bersaudara yang jenius menciptakan sistem tiga

sumbu yang membuat pesawat mampu mempertahankan keseimbangan bahkan

pada kecepatan tinggi. Prinsip fundamental ini tetap digunakan dibidang


25

7
penerbangan hingga saat ini. Manfaat dari pengembangan tersebut kita dapat

merasakan pesawat sampai saat ini.

c. Revolusi industri Ketiga (Revolusi Digital)

Revolusi industri ketiga atau Revolusi Digital mengacu pada kemajuan

teknologi dari perangkat elektronik dan mekanik analog ke teknologi digital yang

tersedia saat ini. Peradaban industri yang terjadi menyebabkan bahan bakar fosil

yang selama ini digunakan dalam menciptakan teknologi membuat persediaan

bahan bakar fosil di ambang punah. Menyadari hal tersebut, pemerintah bersama

masyarakat serta komunitas bisnis untuk menciptakan peradaban yang baru dengan
istilah Green Technology (Teknologi Hijau). Teknologi hijau merupakan landasan

dari revolusi industri 3.0. Green Technology adalah penggunaan teknlogi yang

ramah lingkungan. Kemajuan selama revolusi industri ketiga termasuk komputer


8
pribadi, internet dan teknologi informasi dan komunikasi. perubahan yang ada

diharpkan dapat menekan pemakaian sumber daya alam yang semakin terbatas.

Revolusi industri ketiga meletakkan infrastruktur dasar untuk era revolusi

kolaboratif yang baru muncul. Penyelesaiannya akan menandakan akhir dari kisah

komersil dua ratus tahun yang dicirikan oleh penemuan pasar wirausaha, dan tenaga

kerja massal menuju era baru yang ditandai oleh perilaku kolaboratif, jaringan

sosial dan tenaga kerja professional serta teknis. Dalam setangah abad mendatang,

operasi bisnis konvensional dan terpusat hasil dari revolusi industri pertama dan

kedua akan semakin terserap oleh praktis bisnis terdistribusi dari revolusi indutri

ketiga. 9

7
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 34-39.
8
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 40.
9
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 46.
26

Kita memasuki era revolusi industri ketiga berkat teknologi-teknologi yang

terkait dengan otomatisasi dan jaringan. Teknologi informasi mengalami

peningkatan besar-besaran dalam kemampuan dan penurunan biaya selama

bertahun-tahun. Kurva harga kinerja untuk kemampuan prossesor, memori, dan

komunikasi kini membawa sejumlah perubahan besar kesemua jenis industri dan

model bisnis. Dulu teknologi baru pada umumnya marjinal, berkualitas rendah dan

hanya sebagian inovatif. Namun diindustri ketiga ini, yang terjadi adalah Big bang

distrupsions yang didorong oleh perangkat lunak, memori, dan komunikasi terbaru

yang cenderung menjadi hal yang biasa, berkualitas tinggi, sangat inovatif, dan
biaya lebih rendah. Misalnya, perhatikan bagaimana ponsel memiliki kamera foto,

kamera vidio, pengatur waktu, jam tangan, peta, sistem GPS otomatis, pemutar

musik, dan masih banyak lagi. 10

Berikut ini beberapa teknologi yang mengarahkan jalannya revolusi industri

ketiga: 11

❖ HTML5 dengan WebRTC

HTML5 adalah inkarnasi terbaru HTML. Apa yang dumulai sebgaai bahasa

markup sederhana telah berevolusi menjadi HTML5 yang membuat proses

penyampaian informasi semakin cepat. HTML5 benar-benar merupakan inovasi

dari bahasa markup HTML yang jauh lebih baik, Javascript, dan CSS (Cascading

Style Sheets). Kombinasi dari tiga bahasa tersebut akan menjadi WebRTC (Real

Time Communications). WebTRC adalah kemampuan browser, mobile platform,

atau perangkat IoT untuk melakukan komunikasi data vidio atau audio secara real

10
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 50.
11
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 52-61.
27

time dan kemajuan web dalam memutar video, audio, memutar gambar 3D,

menampilkan gambar trafik vektor, dan mentransport data real time.

❖ Automation of Knowledge Work

Automation of knowledge work, atau dengan kata lain automatisasi sektor

jasa merupakan bentuk revolusi industri ketiga. Big data, Artificial Intelligence, dan

komunikasi langsung akan melengkapi sistem untuk melakukan tugas-tugas yang

sekarang dibutuhkan oleh pekerja berpengetahuan. Sama seperti robot di bidang

manufaktur yang meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kapasitas,

perangkat lunak juga mengotomatisasi interaksi pelanggan, baik sebagai panduan


untuk karyawan atau langsung melayani pelanggan. Hadirnya teknologi tersebut

akan memudahkan dalam sektor pelayanan jasa untuk memberikan informasi yang

dibutuhkan.

d. Revolusi industri keempat


Revolusi industri keempat di bangun di atas revolusi digital, mewakili cara-
cara baru ketika teknologi menjadi tertanam dalam masyarakat dan bahkan tubuh
manusia. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan munculnya terobosan baru dalam
teknologi sejumlah bidang, termasuk robotika, kecerdasan buatan, nanoteknologi,
komputasi kuantum, bioteknologi, internet of thigs (IoT), percetakan 3D, dan
12
kendaraan otonom (autonomous vesicles). Terobosan teknoli Revolusi industri
4.0 bermula pada peralihan abad ini dan dibangun di atas revolusi digital. beberapa
ciri khas dari revolusi ini yang dapat disebutkan adalah, internet yang semakin
meluas dan ringkas, sensor buatan yang semakin kecil dan kuat dengan harga lebih
murah, dan dengan kecerdasan buatan dan mesin pembelajar.13 Dengan hadirnya
inovasi-inovasi terbaru dari revolusi industri 4.0 mendorong munculnya terobosan-
terobosan terbaru kedepannya secara global.

12
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 63
13
Klaus Schwab, Revolusi keempat (Jakarta: PT. Gramedia Pusttaka Utama, 2019), h. 3
28

Frasa revolusi industri keempat pertama kali di ciptakan oleh Schwab pada

tahun 2016, kemudian diperkenalkan pada tahun yang sama di World Economic

Forum. Revolusi industri keempat memiliki kesempatan unik untuk meningkatkan

komunikasi manusia dan resolusi konflik. Revolusi industri keempat adalah

lingkungan kita saat ini dan terus berkembang. Teknologi dan tren dalam era 4IR

seperti Internet of Things (IoT), Robotika, Virtual reality (VR) dan kecerdasan

buatan (Al) akan mengubah cara hidup kita dan bekerja. Jika pada revolusi ketiga

(revolusi digital) melibatkan pengembangan komputer dan IT (teknologi informasi)

sejak pertengahan abad ke-20, maka revolusi industri keempat tumbuh dari sana.
Meskipun demikian, 41R tetap dianggap sebagai era baru dan bukan kelanjutan dari

revolusi digital. ini karena ledakan perkembangan dan teknologinya benar-benar

mengubah banyak hal. 14

Revolusi industri keempat tidak hanya mengubah apa yang kita lakukan

tetapi juga dapat mengubah diri kita sendiri. Dampak yang dihasilkannya bagi kita

sebagai individu berlipat ganda, memengaruhi identitas kita dengan berbagai aspek

yang terkait dengannya, baik itu kepedulian terhadap privasi, konsep mengenai

kepemilikan, corak-corak komsumsi kita, waktu yang kita gunakan untuk bekerja

dan mencari kesenangan, bagaimana kita mengembangkan karier dan

memberdayakan kemampuan kita.15 Hadirnya teknologi-teknologi baru pada

revolusi industri keempat sangat mempengaruhi kualitas individu saat ini.

4. Karakteristik Revolusi industri 4.0

Klaus Schwab dalam bukunya The fourth industrial revolusion

menggunakan istilah megatren terhadap karakteristik dari revolusi industri 4.0.

14
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 65.
15
Klaus Schwab, Revolusi keempat (Jakarta: Gramedia Pusttaka Utama, 2019), h. 125.
29

seluruh perkembangan dan teknologi baru memiliki satu kaerakter yang merupakan

indikator dari revolusi industri keempat, semuanya menggunakan kekuatan luar


16
biasa dari digitalisasi dan teknologi informasi. kedua indikator tesebut yang

menjadi pelopor dalam pengembangan teknlogi yang ada.

a. Digitalisasi

Digital berasal dari bahasa yunani yaitu Digitus yang berarti jari jemari.

Jumlah jari jemari kita adalah 10, dan angka 10 terdiri dari angka 1 dan 0. Oleh

karena itu digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang

terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on. Kemudian, dijelaskan secara rinci oleh
Jay David Bolter, Wesley Chair Of New Media, Georgia Institute Of Technologi

mengatakan bahwa teknologi digital merupakan teknologi yang tidak lagi

menggunakan tenaga manusia atau manul. Sistem digital adalah perkembangan dari

sistem analog. Digitalisasi cenderung pada sistem pengoperasian yang otomatis

dengan yang format yang dapat dibaca oleh komputer.17 Dengan demikian dapat

diketahui bahwa digitalisasi merupakan teknologi otomatis tanpa harus melakukan

tenaga manual atau kekuatan lebih dari manusia, tetapi hanya menggunakan bagian

kecil dari manusia yakni jari jemari dalam mengoperasikannya.

b. Teknologi informasi

Teknologi informasi (TI) adalah istilah terhadap berbagai macam hal dan

kemampuan yang digunakan dalam pembentukan, penyimpanan, dan penyebaran

informasi.18 Penggunaan teknologi informasi akan mempermudah dalam

pengoprasian beberapa hal yang menggunakan data.

16
Klaus Schwab, Revolusi keempat (Jakarta: Gramedia Pusttaka Utama, 2019), h. 14.
17
Rustam Aji, Digitalisasi, Era Tantangan Media, Islamic Communication Journal,
Surabaya: Vol. 01, No. 01, Mei (2016) h. 43-44.
18
Ade Putra, Pengantar Teknologi Informasi (Palembang : Universitas Bina Darma, 2013),
h.1
30

Untuk mengidentifikasi megatren dan menyampaikan pandangan luas

mengenai poros-poros penggerak teknologi revolusi industri keempat, digabungkan

menjadi tiga gugus, yakni gugus fisik, gugus digital dan biologis. Ketiganya secara

mendalam bergantung satu sama lain, dan beragam manfaat teknologi dari masing-

masing gugus pun didasarkan pada penemuan dan perkembangan yang terjadi

digugus lainnya.

a. Gugus fisik

1) Kendaraan Otomatis

Kendaraan otomatis tanpa supir mendominasi banyak berita akhir-akhir ini,


meskipun sebenarnya ada banyak kendaraan otomatis lainnya, seperti truk, pesawat

tanpa awak (Drone), pesawat terbang, dan perahu. Dengan perkembangannya

teknologi seperti sensor dan kecerdasan buatan, kemampuan mesin-mesin otomatis

ini pun meningkat pesat. Hanya butuh beberapa tahun lagi sebelum drone berbiaya

murah yang sedang secara komersil, bersama dengan kapal selam, dapat digunakan

untuk berbagai kepentingan. Dengan kemampuan mengindra dan merespon kondisi

lingkungan tertentu, drone akan mampu melakukan pekerjaan seperti memeriksa

kabel listrik atau mengantarkan kebutuhan medis dimedan perang.

2) Percetakan 3 dimensi

Disebut juga sebagai manufaktur aditif, percetakan 3D terdiri atas

penciptaan objek fisik dengan mencetak lapisan diatas lapisan sesuai dengan

gambar atau model 3D. Teknologi ini telah digunakan dalam banyak hal, dari objek

yang besar (turbin angin) hingga kecil (implamentasi medis). Saat ini, percetakan

3D terutama digunakan dibidang industri otomotif, dirgantara, dan medis.

3) Robot tindak lanjut

Jika sebelumnya penggunaan robot terbatas hanya pada tugas-tugas yang

terkontrol dengan ketat dalam industri-industri tertentu seperti otomotif. Akan


31

tetapi, saat ini robot semakin digunakan diberbagai bidang dengan jangkauan tugas

yang luas, mulai dari pertanian tepat guna hingga keperawatan. Perkembangan

pesat dalam teknologi robot akan segera membuat kolaborasi antara manusia dan

mesin menjadi realitas sehari-hari. Terlebih lagi, karena kemajuan teknologi-

teknologi yang lainnya, robot kini semakin fleksibel dan mudah beradaptasi dengan

desain struktural dan fungsional yang terinspirasi oleh struktural kompleks mahluk

hidup.

4) Material baru

Dengan sifat yang tampaknya tak terbayangkan beberapa tahun lalu,


material baru kini dapat dijumpai dipasar produksi. Secara keseluruhan, material

baru ini lebih ringan, lebih kuat, dapat di daur ulang, serta mudah beradaptasi. Kini

telah di temukan penerapan untuk material pintar yang mampu menyembuhkan diri

sendiri serta membersihkan diri sendiri, logam dengan memori untuk kembali

kebentuk semula, keramik dan kristal yang mengubah tekanan menjadi energi, dan

lain-lain.

Seperti banyak inovasi dalam revolusi industri keempat, masih sulit untuk

mengetahui penemuan material baru yang mana yang akan menjadi terdepan.

Misalnya nanomaterial tingkat lanjut seperti yang 200 kali lebih kuat dari baja,

sejuta kali lebih tipis dari rambut manusia, serta merupakan konduktor panas dan

listrik yang efesien. 19

b. Gugus Digital

Salah satu jembatan penting antara penerapan fisik dan digital yang

dimungkinkan dengan terjadinya revolusi industri keempat adalah internet of

things ( IoT). Dalam bentuknya yang paling sederhana, teknologi ini dapat

dijelaskan sebagai relasi antara hal-hal (produk, layanan, tempat dan lain-lain) dan

19
Klaus Schwab, Revolusi keempat (Jakarta: Gramedia Pusttaka Utama, 2019), h. 15-16.
32

manusia yang dimungkinkan oleh teknologi dan beragam platfom yang saling

berhubungan, baik melelalui sensor dan banyak cara lain yang digunakan untuk

menghubungkan hal-hal didunia fisik dengan jaringan virtual sedang berkembang

dengan kecepatan yang mengagumkan. Sensor yang lebih kecil dan lebih murah

tetapi pintar telah dipasang di rumah, pakaian, dan aksesoris, kota-kota, jaringan

transportasi dan energi, demikian pula proses manufaktur. Dewasa ini, ada miliaran

peranti diseluruh dunia seperti telepon, tablet dan komputer yang tersambung

dengan internet.

Revolusi digital secara radikal menciptakan pendekatan baru yang


merevolusi cara individu dan institusi terlibat dan bekerja sama. Pada skala yang

lebih luas, platform yang dilengkapi dengan teknologi memungkinkan menjadi

salah satu pengembangan yang sangat pesat dalam revolusi industry 4.0. Saat ini

dikenal dengan “ekonomi sesuai permintaan” (on-demand economy), yang oleh

sebagian orang disebut juga sebagai “ekonomi bersama” (sharing economy).

Platform ini yang mudah digunakan pada telepon pintar (Smartphone), Platform

ini memugkinkan untuk mengumpulkan orang, aset, dan data, serta menciptakan

cara yang sepenuhnya baru dalam mengomsumsi barang dan jasa. Selain itu,

penghalang bagi bisnis-bisnis serta individu-individu dalam menghasilkan

kekayaan juga berkurang, yang lalu membawa perubahan pada lingkungan

personal dan profesional.

Taksi during uber, gojek, grab merupakan contoh kekuatan distruptif dari

teknologi tersebut. Platform bisnis ini dengan cepat berlipat ganda menawarkan

layanan dari penatu sampai perbelanjaan, dari pemesanan rumah tinggal sampai

transportasi jarak jauh bersama. Semuanya memiliki satu hal yang sama, dengan

mempertemukan penawaran dan permintaan dalam cara yang mudah, dengan


33

menyediakan beragam barang kepada konsumen, serta memungkinkan kedua

pihak saling berinteraksi dan memberi umpan balik.20

c. Gugus Biologis

Inovasi pada rana biologis dan secara khusus genetis tidak kalah

menakjubkan. Selama beberapa tahun belakangan, perkembangan besar telah

tercapai dalam usaha untuk mengurangi biaya serta meningkatkan kemudahan

dalam pengurutan DNA serta yang terakhir aktivasi atau penyusunan ulang gen.

Butuh waktu lebih dari satu dekade dan biaya 2,7 Miliyar dolas AS, untuk

menyelesaikan proyek Genom Manusia. Saat ini, satu gen dapat di urutkan dalam
waktu beberapa jam dengan biaya kurang dari seribu dolas AS. Dengan kemajuan

teknologi komputer, ilmuwan tak lagi bekerja dengan prinsip coba dan gagal (trial

and error), alih-alih demikian, mereka menguji bagaimana variasi genetis tertentu

menghasilkan sifat dan penyakit khusus.21. komputer cerdas juga mampu

mendiagnosa penyakit dan meracik resep obat secara otomatis dengan bantuan

kecerdasan buatan yang dimilikinya. 22

5. Bentuk respon terhadap Revolusi industri 4.0 dibidang pendidikan

Revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara

fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri

generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup, dan kompleksitas yang lebih luas.

Kamajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital, dan biologis

telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah.

20
Klaus Schwab, Revolusi Industri keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019), h.
19.
21
Klaus Schwab, Revolusi Industri keempat (Jakarta: Gramdia Pustaka Utama, 2019), h.
22.
22
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 187.
34

Berbicara masalah revolusi industri 4.0 dan kaitannya dengan pendidikan,

tentu saja dunia pendidikan adalah hal yang utama dan sentral untuk mengikuti arus

revolusi ini, karena akan mencetak dan menghasilkan generasi-generasi berkualitas

yang akan mengisi revolusi indutri 4.0. Pendidikan di era revolusi indutri 4.0 berupa

perubahan dari cara belajar, pola berpikir, serta cara bertindak para peserta didik

dalam mengembangkan inovasi kreatif diberbagai bidang. Untuk itu, inovasi

teknologi dibidang pendidikan untuk mendukung pembelajaran sangat dibutuhkan

di era ini. Sebab, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) supaya

bisa bersaing di kancah global, maka diperlukan lembaga pendidikan dan guru
untuk melakukan pembelajaran kreatif dan inovatif. Tentunya, ini akan berjalan

apabila didukung dengan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di era

revolusi industri 4.0, serta pemerintah perlu merevisi kurikulum dengan

menambahkan lima kompetensi yang harus dimiliki peserta didik sebagai modal

yang sangat dibutuhkan untuk mampu bersaing dalam era revolusi industri 4.0

yakni: kemampuan berpikir kritis, memiliki kreatifitas dan kemampuan yang

inovatif, kemampuan dan keterampilan berkomunikasi yang baik, memampuan

kerja sama, serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi.23

Jika melihat pada masa lampau, sistem pembelajaran di sekolah hanya

menggunakan cerama, dengan media media menulis di papan tulis, dan ada pula

sebagian guru sebagian dosen menyampaikan materi pembelajaran menggunakan

media plastik transparansi kemudian menyorotkannya ke layar dengan

menggunakan OHP (overhead projector), kemudian para siswa akan mencatat

materi tersebut di buku catatan masing-masing menggunakan bolpoint. Tetapi pada

23
Shahnaz azzahra, Pengaruh Revolusi Industri 4.0 Dalam Pendidian di Indonesia.
(Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Mei 2019)
https://www.kompasiana.com/shahnazzhr/5cebf01295760e76fc2c3f34/pengaruh-revolusi-industri-
4-0-dalam-pendidikan-di-indonesia (Di akses 7 januari 2020)
35

era industri saat ini, kini guru dapat membagikan materi pelajaran menggunakan e-

mail atau slideshare, kemudian di kelas ia akan menyampaikan materi

menggunakan proyektor yang terhubung dengan komputernya dan tiap-tiap siswa

dapat mencatatnya atau dapat melihat materi tersebut pada e-mail yang sudah

dikirimkan. Selain itu pembelajaran juga bisa dilakukan dengan pembelajaran

online (e-learning). Fenomena seperti inilah sebuah contoh bahwa perubahan dan

perkembangan dunia pendidikan kita telah mencapai era industri 4.0 dikarenakan

transformasi digital. Manfaat teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia

pendidikan yakni: akses keperpustakaan secara online, memudahkan mengakses


data informasi para pakar ilmu, pembelaran secara online, menyediakan layanan

informasi akademik suatu instuti pendidikan secara online, menyediakan fasilitas

mesin pencarian data, menyediakan fasilitas diskusi, menyediakan fasilitas

direktoriat alumni dan institusi, serta mnyediakan fasilitas kerja sama. 24

Jika melihat kenyataan yang terjadi saat ini, pengembangan kecerdasan

buatan sedang kencangnya diadakan pengembangan. Tentunya, dengan hadirnya

kecerdasan buatan yang semakin canggih akan menggantikan jutaan pekerjaan

dalam sepuluh hingga dua puluh tahun kedepan. Ini menjadi alasan kuat mengapa

pendidikan harus difokuskan untuk mempersiapkan siswa dan mahasiswa untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh kecedasan

buatan.25
B. Tinjauan tentang Kinerja Guru
1. Definisi Kinerja Guru

Sebelum membahas kinerja guru, terlebih dahulu penulis akan menguraikan

definisi dari guru itu sendiri menurut beberapa ahli. Hamzah B. Uno mengatakan,

24
Tantangan Guru di era Insutri 4.0, Jurnal pemikiran dan penelitian pendidikan,
Palembang:Vol. 16, No. 1 Juni (2018) h. 11-12.
25
Astrid Savitri, Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0 (Yogyakarta: Penerbit Genesis, 2019), h. 117
36

guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang

pendidikan.26 Dalam defenisi lain, Ma’mur Asmani mengatakan guru adalah figur

teladan yang diikuti anak didik dan menjadi cermin masyarakat.27 Dengan melihat

defenisi dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah seorang

figur yang menjalankan sebuah profesi atau figur yang merupakan teladan bagi

anak didik dan masyarakat yang memiliki keahlian khusus sebagai pengajar.

Disamping itu secara konseptual kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari

dua segi, yaitu kinerja pegawai secara individu dan kinerja organisasi. Kinerja
pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam organisasi. Sedangkan kinerja

organisasi adalah totalitas hasil kerja yang telah di capai oleh suatu organisasi.

Kinerja pegawai dan kinerja organisasi mempunyai keterkaitan yang erat,

tercapainya tujuan organisasi tidak lepas dapat di lepaskan sumber daya yang di

miliki oleh organisasi yang digunakan atau dijalankan oleh pegawai yang berperan

aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.

A.A Anwar Prabu Mangkunegara menjelaskan bahwa kinerja berasal dari

kata job performance atau actual performance yaitu prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang di capai seseorang. Kinerja adalah hasil kerja kualitas, kuantitas

yang di capai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung

jawab yang diberikan kepadanya.28 Kinerja dari seorang guru merupakan jaminan

akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan lembaga dengan baik dan maksimal.

Kinerja dipengaruhi oleh cara-cara yang ditempuh, usaha-usaha yang dilakukan,

26
H. Matinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (GP Press, Jakarta, 2010), 27
27
Jamal Ma’ruf Asmani, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional, (Power
Book, 2009), h. 125
28
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 67
37

dari pada gilirannya akan memunculkan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang

atau sekelompok orang dalam lembaga pendidikan sesuai dengan wewenang dan
29
tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan lembaga. kinerja

juga dapat diartikan penggabungan antara kemampuan, motivasi dan lingkungan

kerja. Ketiga elemen tersebut memiliki keterikatan, yaitu apabila salah satu diantara

elemen tersebut kurang baik, maka kinerja karyawan akan rendah, begitupun

sebaliknya. 30

Vroom menjelaskan bahwa variabel penentu untuk kinerja adalah ability

(kemampuan) yang cenderung meningkat seiring dengan peningkatan pengalaman


seseorang dalam menjalankan tugas. Selain itu, masalah motovasi juga menjadi

penentu untuk mencapai efektivitas kinerja menunjukkan tingkat keterkaitan antar

hasil dua metode dalam mengklarifikasikan outcame yaitu level dan valance. Jika

keduanya berada pada tingkat tinggi, maka individu dimotivasi untuk memiliki
31
kinerja yang lebih efektif. berdasarkan teori tersebut diketahui bahwa kinerja

individu dipengaruhi oleh pengalaman seseorang dalam menjalankan tugasnya

serta motivasi yang dimiliki seseorang tersebut untuk bekerja lebih baik lagi.

Kinerja guru juga dapat di artikan sebagai hasil kerja berdasarkan penilaian

tentang tugas dan fungsi jabatan sebagai pendidik, manajer lembaga pendidikan,

administrasi, supervisor, inovator, dan motivator ataupun yang penilaiannya

dilaksanakan oleh suatu instansi tertentu baik lembaga internal maupun eksternal.32

Mustika Sulisto Ningsih, “Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Guru di MA Al-
29

Hikmah Wayhalim Kedaton Bandar Lampung”, Skripsi (Lampung: Fakultas tarbiyah dan keguruan
UIN Raden intan, 2017), h. 22.
30
Tegu suripto, Meningkatkan kinerja karyawan melalui expectancy theory dalam
motivasi, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, (Yogyakarta:Vol. V, No. 2, 2015) h.119.
31
Lina Anatan, Telaah kritis expectancy theory victor harold vroom, Jurnal Manajemen,
(Bandung: Universitas Kristen Maranatha, Vol. 9, No. 2, 2010), h. 22
32
Abdulla Munir, Menjadi Kepala sekolah Efektif. (Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2010).
h. 31-32
38

Guru menjadi salah satu yang menentukan keberhasilan siswa, guru sangat berperan

dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Maka dari itu seorang guru di tuntut

untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam proses belajar mengajar.

Sesuai yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama

bagi pendidik pada perguruan tinggi.33


Kemudian di terangkan lagi dalam undang-undang No. 14 Tahun 2005 Bab

IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja

guru dalam melaksanakan tugas ke profesionalan nya, guru berkewajiban

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.34 Pendapat lain diutarakan

Soedijarto menyatakan ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai

oleh seorang guru, yaitu: merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan

dan memimpin proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar,

membina hubungan dengan peserta didik.35

Selanjutnya dijelaskan lagi pada Peraturan mentri pendidikan nasional

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satusan Pendidikan Menengah

dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: merencanakan,

33
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Th. 2005), (Cet. III, Jakarta:
Sinar Grafika Jakarta. 2010), h. 20.
34
Undang-undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Cet. III, Jakarta: Sinar
Grafika. 2010), h. 10
35
Soedijarto. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan Dan Bermutu, (Jakarta: Balai
Pustaka.1993).
39

melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,

melaksanakan tugas tambahan. 36

Untuk mengetahui kinerja tersebut maka seorang pimpinan harus

menetapkan standar kinerjanya terlebih dahulu. Standar kinerja ini merupakan tolak

ukur suatu perbandingan yang digunakan untuk menentukan antara apa yang telah

dilakukan dengan apa yang di harapkan. Dengan adanya standar kinerja tersebut

maka seorang pendidikan akan mengetahui apakah hasil yang di peroleh

bawahannya telah memenuhi standar kinerja yang sesuai dengan indikator-

indikator kinerja tersebut atau menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Jika
terjadi penyimpanan dari arah yang semestinya maka pimpinan dengan cepat dapat

melakukan tindakan-tindakan koreksi dan perbaikan.

2. Komponen-komponen kinerja guru

Untuk memberi hasil kinerja dapat dilakukan dengan cara memberi angka

atau huruf atau kombinasi keduanya. Misalnya Angka 90 atau dengan huruf A tau

dengan predikat sangat memuaskan. Pemberian nilai angka, huruf dan predikat

dinilai berdasarkan sejumlah komponen atau faktor-faktor yang dinilai, kemudian

dijumlah sehingga menghasilkan angka 90. Masing-masing komponen dalam

penilaian haruslah memiliki nilai minimal yang harus di penuhi. Kemudian semua

komponen harus memiliki nilai dalam arti tidak boleh ada yang kosong. Sehingga

nilai total sudah terisi dengan nilai masing-masing komponen. Jumlah masing-

masing komponen penilaian tergantung pada perusahaan atau instansi yang

bersangkutan.

Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja ada beberapa komponen yang

biasanya diberlakukan di tempat kerja yang akan menjadi acuan dalam penilaian

36
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah (Jakarta: BSNP, 2007) h. 12-13.
40

kinerja tersebut. Untuk memudahkan pemahaman tentang penilaian kinerja secara

umum, berikut ini masing-masing komponen penilain kinerja yang umum diberikan

yaitu:37

a. Absensi

Absensi merupakan keberadaan atau bukti kehadiran karyawan/pegawai

pada saat masuk kerja sampai pulang kerja. Misalnya jam masuk kerja adalah jam

08.00 dan pulangnya jam 17.00. Artinya karyawan yang masuk kurang dari atau

maksimal pas jam 08.00, maka karyawan tersebut dikatakan hadir tepat waktu.

Demikian pula dengan jam pulang kerja sampai dengan jam 17.00 atau lebih
dianggap sudah memenuhi kehadiran selama 1 hari kerja. Besarnya tingkat

kehadiran biasanya dihitung berdasarkan presentase tertentu. Kehadiran yang

jumlahnya kurang dari 100% dianggap kinerjanya kurang. Besarnya jumlah tingkat

kehadiran yang ditelorir tergantung dari perusahaan.

b. Kejujuran
Kejujuran ialah perilaku karyawan atau pegawai selama bekerja dalam suatu
periode. Nilai kejujuran seseorang karyawan/pegawai biasanya dinilai berdasarkan
ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sama seperti halnya dengan absensi,
kejujuran juga memiliki standar minimal yang harus dibuat. Penilaian terhadap
kejujuran karyawan biasanya dilakukan dengan indikator yaitu perbuatan dan
komunikasi. Masing-masing indikator dinilai kemudian dijumlahkan sehingga
menghasilkan suatu nilai tertentu. Makin memenuhi standar kejujuran maka akan
memengaruhi kinerja demikian pula sebaliknya. Artinya karyawan yang dinilai
jujur akan mendapatkan kinerja yang baik. Begitu pula dengan karyawan yang
memperoleh nilai jelek, maka akan memengaruhi kinerjanya menjadi jelek atau
kurang baik.

37
Kasmir, Manajemen Sumber Daya Manusia (Teoi dan praktik), (Depok: Raja Grafindo
Persada, 2015), h.204-207.
41

c. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan unsur yang cukup penting terhadap kinerja

seseorang. Artinya karyawaan yang memenuhi kinerja bertanggung jawab maka

nilai kinerjanya akan baik. Demikian pula sebaliknya bagi mereka yang tidak atau

kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaaanya, akan dinilai kurang baik.

Pengertian tanggung jawab adalah karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan

yang dilakukannya. Tanggung jawab tersebut dapat berupa kerugian langsung

akibat dari perbuatannya atau kerugian tidak langsung. Perbuatan langsung artinya

kerugian karena perbuatannya baik materil maupun non materil. Sedangkan


kerugian tidak langsung adalah akibat dari pekerjaanya yang buruk berakibat ke

bagian atau depertemen lain.

d. Kemampuan kerja (hasil kerja)

Kemampuan adalah ukuran bagi seseorang karyawan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan. Penilaian terhadap kemampuan karyawan biasanya didasarkan

kepada waktu untuk mengerjakan, jumlah pekerjaan dan kualitas pekerjaan itu

sendiri. Karyawan yang dinilai mampu maka kinerjanya akan dinilai baik,

demikian pula sebaliknya bagi mereka yang tidak mampu akan dinilai jelek.

e. Loyalitas

Loyalitas ialah kesetiaan seseorang karyawan terhadap perusahaan. Seorang

karyawan harus selalu setia membela kepentingan perusahaan. Nilai kesetiaan ini

tidak boleh lebih kecil dari standar yang telah ditetapkan. Biasanya loyalitas

terhadap perusahaan dianggap memiliki nilai utama. Loyalitas seseorang karyawan

dapat pula dilihat dari kesetiaannya bersama perusahaan dalam kondisi apapun.

Biasanya untuk mengukur kesetiaan perusahaan jelas terlihat bila perusahaan

dalam kondisi kurang baik. Bagi mereka yang nilai kesetiaanya rendah akan segera

pindah keperusahaan lain. Kesetiaan juga diukur mau tidaknya seseorang


42

dipindahkan (dimutasi atau rotasi) kebagian atau wilayah tertentu yang tidak

menyenangkan. Pada akhirnya loyalitas menjadi suatu ukuran untuk menentukan

kinerja seseorang karyawan. Artinya loyalitas memengaruhi kinerja, baik yang

bersifat positif maupun negatif.

f. Kepatuhan

Kepatuhan yakni ketaatan karyawan dalam mengikuti seluruh kebijakan

atau peraturan perusahaan atau dengan kata lain kepatuhan adalah ketaatan untuk

tidak melanggar atau melawan apa yang sudah diperintahkan. Artinya didalam

suatu perusahaan ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan.
Karyawan akan dinilai seberapa banyak melanggar aturan yang dibuat. Tentunya

makin banyak aturan atau kebijakan atau perintah yang di langgar, maka akan

memengaruhi kinerjanya. Demikian pula sebaliknya, bagi mereka yang tidak

pernah melanggar atau melawan terhadap aturan atau kebijakn atau perintah, maka

dianggap nilai kepatuhannya baik dan nilai kinerja dari kepatuhannya juga baik.

g. Kerja sama

Kerja sama artinya saling membantu diantara karyawan baik antar bagian

atau dengan orang lain. Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat atau

memperlancar suatu kegiatan. Artinya dengan adanya kerja sama akan mengikis

perbedaan dan mengurangi kegagalan dalam suatu kegiatan. Kerja sama antar

karyawan akan memengaruhi kinerja individu atau kinerja organisasi. Jika kerja

sama berjalan baik, maka kinerjanya akan baik pula. Demikian pula sebaliknya

tidak kerja sama antara karyawan tidak berjalan baik, maka kinerjanya bakan

kurang baik pula.

h. Kepemimpinan

Kepemimpinan artinya yang dinilai adalah kemampuan sesorang dalam

memimpin atau mempengaruhi anggotanya. Dalam banyak kasus tidak semua


43

orang memiliki kemampuan untuk memimpin para bawahannya, apalagi dalam

kondisi beragam, faktor kepemimpinan inilah yang akan dijadikan komponen

penilaian kinerja.

i. Prakarsa

Prakarsa merupakan seseorang selalu memiliki ide-ide atau pendapat

perbaikan atau pengembangan atas kualitas suatu pekerjaan. Prakarsa ini

menandakan seseorang memiliki kepedulian kepada kemajuan perusahaan. Oleh

karena itu, prakarsa sering dijadikan salah satu komponen penilaian kinerja

karyawan.
3. Pengukuran kinerja guru

Pengukuran kinerja merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh lembaga

dalam upaya untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja yang digunakan sebagai

dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan pencapaian

sasaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi

lembaga.38 Untuk dapat melaksanakan penilaian kinerja guru, diperlukan

pemahaman apa sebenarnya yang disebut kinerja guru. Kinerja guru tersebut dapat

dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kinerja kompetensi yang harus dimiliki

oleh setiap guru.39 Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud

adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru

merencanakan pembelajaran, melakukan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil

belajar.

Pada kurun waktu yang ditetapkan, seorang guru harus melakukan penilaian

atas kinerjanya. Yakni dengan membandingkan antara hasil kerja yang sebenarnya

38
Muhaimin, sutiah dan Sugeng listyo prabowo, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: kencana
Prenada Media Group, 2009), h. 411.
39
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Penilaian Kinerja Guru (Jakarta, 2008), h.
21.
44

diperoleh dan yang telah direncanakan. Dengan kata lain, sasaran tersebut harus

diteliti satu persatu, mana yang telah dicapai sepenuhnya, mana yang diatas standar

(target) dan mana yang dibawah target atau tidak dicapai penuh. Penilaian ini harus

dilakukan oleh guru bersangkutan untuk mengetahui kualitas kerja yang

dimilikinya.

Berikut ini komponen kompetensi dalam instrumen yang digunakan untuk

menilai kinerja guru di lingkungan Kemendikbud yaitu : 40

a. Kepribadian dan sosial yang meliputi ketaatan dalam menjelaskan agama,

tanggungjawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan


kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan

berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama.

b. Persiapan pembelajaran yang meliputi kejelasan perumusan tujuan

pembelajaran, pemilhan materi ajar, pengorganisasian materi ajar, pemilihan

sumber/media pembelajaran, kejelasan skenario pembelajaran, kerincian

skenario pembelajran, kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajran, dan

kelengkapan instrument.

c. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pra pembelajaran, kegiatan inti

pembelajaran (penguasaan materi pelajaran, strategi pembelajaran,

pemanfaatan sumber belajar, keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil

belajar, penggunaan bahan), dan penutup yakni, refleksi dan remedial teaching.

Penilaian kualitas kinerja tentunya mempunyai tujuan yang ingin capai,

biasanya setiap instansi menetapkan tujuan tertentu untuk dicapai setelah penilian

kinerja, diantaranya tujuan dilakukannya pengukuran kinerja tersebut adalah:

40
Hajriana Zainal, “Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah dan Kompetensi guru terhadap
Motivasi kerja dalam meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Malang”,
Tesis (Malang: Program Magister Manajemen Pendidika Islam Pascasarjana UIN maulana malik
ibrahim, 2018), h. 44.
45

a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organiasasi.

b. Menyediakan saran dan pembelajaran pegawai.

c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya.

d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan

pemberian Reward.

e. Memotivasi pegawai.

f. Menciptakan akuntabilitas publik.41

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja

guru dapat diukur melalui kemampuannya dalam membuat rencana pengajaran,


melaksanakan pengajaran, melakukan interaksi siswa dan menilai pengajaran.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Dalam kondisi kerja saat ini, seseorang akan termotivasi bekerja jika

terdapat kejelasan dalam hal outcame yang akan diterima jika seseorang

memutuskan pilihan pekerjaan dan organisasi yang dipilih. Motivasi dan kepuasan

individu akan sangat bergantung pada apa yang diharapkan organisasi terhadap

individu, apa yang diharapkan individu terhadap organisasi yang akan berdampak

pada kinerja individu tersebut.42 Banyak faktor yang memengaruhi terbangunnya

suatu kinerja profesional, termasuk kinerja guru yang didalamnya berkaitan dengan

faktor-faktor yang memengaruhinya, internal maupun eksternal. Faktor internal

yang memengaruhi misalnya sistem kepercayaan menjadi pandangan seorang guru.

Faktor ini sangat besar pengaruhnya yang ditimbulkan dan bahkan yang paling

berpotensi bagi pembentukan etos kerjanya. Meskipun dalam realitasnya etos kerja

seseorang tidak semata-mata tergantung pada nilai-nilai agama atau sistem

Mustika Sulisto Ningsih, “Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Guru di MA Al-
41

Hikmah Wayhalim Kedaton Bandar Lampung” Skripsi (Lampung: Fakultas tarbiyah dan keguruan
UIN Raden intan, 2017), h. 28-29.
42
Lina Anatan, Telaah kritis expectancy theory victor harold vroom, Jurnal Manajemen,
(Bandung: Universitas Kristen Maranatha, Vol. 9, No. 2, 2010), h. 24.
46

kepercayaan dan pandangan teologis yang dianutnya, tetapi pengaruh pendidikan,

informasi, dan komunikasi juga bertanggung jawab bagi pembentukan suatu

kinerja. Selanjutnya faktor eksternal kinerja guru, menurut M. Arifin dalam

mengidentifikasikan dalam beberapa hal, diantaranya adalah :

a. Volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang.

b. Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang dengan

komunikasi demokrasi yang serasi dan manusiawi antara sifat pimpinan dan

bawahan.

c. Sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan terwujud dalam
kenyataan.

d. Penghargaan terhadap need achievment (hasrat dan kebutuhan untuk maju)

atau penghargaan terhadap yang berprestasi.

e. Sarana yang menunjang bagi kesejahtraan mental dan fisik, seperti tempat

olahraga, masjid, rekreasi, dan hiburan, 43

Dalam pendapat lain dikemukakan oleh Buchari Zainun bahwa ada tiga faktor

yang dapat memengaruhi kinerja pegawai, yaitu: (1) ciri seseorang; (2) lingkungan

luar; (3) sikap terhadap profesi pegawai. Lingkungan luar meliputi budaya, politik,

hukum, ekonomi, dan sosial. Sikap terhadap profesi pegawai meliputi kebijakan

manajemen, guru kepemimpinan, dan syarat kerja. Adapun ciri seseorang meliputi

kemampuan dan kepribadiannya. Berdasarkan penjelasan tersebut menunjukkan

bahwa kinerja pegawai harus dikelola, terutama untuk mencapai produktivitas dan

efektivaitas dalam rangka merancang bangun kesuksesan, baik secara individu

maupun organisasi. Dengan demikian, manajemen kinerja merupakan suatu

pendekatan untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan target atau sasaran yang akan

43
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, strategi, dan
implemntasi, (Kencana: Prenadamedia Group, 2016), h. 73.
47

dicapai melalui kerja. Tim yang memiliki kerja baik, maka anggotanya akan

menetapkan standar kualitas target, mencapai target, memahami perbedaan, saling

menghormati, berimbang dalam peran, beriorentasi pada tujuan, mengevaluasi


44
kinerja dan bekerja sama. Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa

sangat penting dalam memperhatikan semua faktor yang mungkin saja akan

mempengaruhi kinerja guru, yang akan mempengaruhi kinerja sekolah.

44
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, strategi, dan
implemntasi, (Kencana: Prenadamedia Group, 2016), h. 74.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Rancangan penelitian ini menjelaskan tentang jenis penelitian yang akan

dilaksanakan, serta ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya. Berdasarkan judul

penelitian yang penulis yaitu pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap kinerja guru

di SMPN 1 Soppeng Riaja. Penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif,

yaitu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan


instrumen penelitian, observasi dan dokumentasi, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.1 Dalam

hal ini bisa juga diartikan sebagai proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data-data lengkap yang berupa angka sebagai alat menemukan

keterangan mengenai apa yang ingin di ketahui.2 Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan jenis penelitian ex post facto. Penelitian dengan rancangan ex post

facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, peneliti yang dilakukan setelah
suatu kejadian itu terjadi.3 Dalam pengertian yang lain, Furchan menguraikan

bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-

perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara

alami.4

1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. 25, Bandung: Alfabeta, 2017) h. 14
2
Margono, Metodologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 105.
3
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Peneliti
Pemula (SiBuku, 2018), h. 143.
4
Khalifah Mustamin, Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: CV Berkah Utami,
2009), h. 24.

48
49

Adapun lokasi penelitian yakni di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-

Kiru Kabupaten Barru. Pemilihan lokasi tersebut didasari dengan beberapa

pertimbangan antara lain: Pertama, sekolah tersebut adalah salah satu sekolah yang

berada di Kabupaten Barru. Kedua, Kondisi secara geografis memudahkan penulis

selaku peneliti untuk melaksanakan proses penelitian dengan efektif dan efisien

karena peneliti sendiri merupakan alumni dari Sekolah tersebut. Ketiga, akar

masalah sebagai landasan ontologis penelitian berawal dari sekolah tersebut

sehingga memberanikan penulis untuk mengajukan gagasan penelitian ini.

B. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh kemudahan dan kejelasan informasi dalam penelitian

ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono

metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, dan digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.5

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki

karakteristik atau ciri-cirinya.6 Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

5
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. 25, Bandung: Alfabeta, 2017) h. 14
6
Suliman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metode Penelitian Panduan Bagi peneliti
pemula, (SIBUKU, 2018), h.56.
50

populasi.7 Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan

subjeknya tidak terlalu banyak.8 Jumlah populasi guru di SMPN 1 Soppeng Riaja

Tahun Ajaran 2019/2020 adalah 37 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.9 Bila

populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).10

Menurut Suharsimi Arikunto, bila subjek dari populasi kurang dari 100,

lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya lebih dari jumlah tersebut, maka

dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.11 Mengingat jumlah

populasi guru dalam penelitian ini kurang dari 100, yaitu 37 orang guru, maka

peneliti mengambil sampel keseluruhan dari semua Popolasi yang ada di SMPN 1
Soppeng Riaja. Dengan pengambilan keseluruhan populasi menjadi sampel, maka

teknik pengambilan sampel pada penelitian ini disebut sampling jenuh. 12

7
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakatra: Rineka
Cipta, 2006), h. 130.
8
Suharismi Arikunto. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 131.
9
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif dan Aplikasi
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 119.
10
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. 25, Bandung: Alfabeta, 2017), h. 118.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002), h. 112.
12
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. 25, Bandung: Alfabeta, 2017) h. 124
51

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Observasi

Young dan Schmidt dalam Abustam menyatakan bahwa observasi dapat

didefinisikan sebagai pengamatan sistematis berkenaan dengan perhatian terhadap

fenomena-fenomena yang nampak. Observasi digunakan untuk mendapatkan data

hasil pengamatan. Faizal mengatakan bahwa pengamatan bisa dilakukan terhadap

data tentang sesuatu keadaan suatu benda, atau gejala-gejala alam, kondisi, situasi,
kegiatan atau pelaksanaan, tingkah laku atau sifat sesorang. 13 Dengan informasi

awal yang di dapatkan dari hasil observasi, maka peneliti akan mudah untuk

melakukan persiapan terhadap bahan penelitian selanjutnya

2. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup

atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim

melalui pos, atau internet. 14 dengan menggunakan angket/kuesioner maka peneliti

akan memperoleh data dari pribadi responden terkait variabel penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk data yang sudah siap,

sudah berlalu atau data sekunder. Peneliti tinggal mengambil atau menyalin data

13
Suliman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metode Penelitian Panduan Bagi peneliti
pemula, (SIBUKU, 2018), h.85-86.
14
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. 25, Bandung: Alfabeta, 2017), h. 199.
52

yang sudah ada yang berhubungan dengan variabel penelitian. Pengambilan data

secara dokumentasi bisa untuk data dalam bentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan kebijakan. Dalam bentuk gambar,

misalanya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dalam bentuk karya misalnya

karya seni, film dan lain-lain.15

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mempe-

lajari data-data yang telah didokumentasikan. Peneliti menyelidiki benda-benda ter-

tulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, ca-

tatan harian dan sebagainya.16

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya, dalam pengumpulan data agar kegiatan tersebut


17
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Instrumen penelitian juga di uji

dengan dua teknik, yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial.

1. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup,

yaitu angket yang telah memuat alternative jawaban agar mempermudah para

responden dalam menjawab pertanyaan. Angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang

sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau

15
Suliman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metode Penelitian Panduan Bagi peneliti
pemula, (SIBUKU, 2018), h.88.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006) h. 147.
17
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian Edisi Baru (Jakarta; Rineka Cipta, 2000), h.
134.
53

tanda check (√). Pada penelitian ini jumlah pertanyaan secara keseluruhan

berjumlah 48 nomor pertanyaan, yang mana pada setiap variabel terdiri dari 24

nomor pertanyaan yang akan diisi dari indikator-indikator dari setiap variabel yang

ada.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner (angket)

yang disusun dalam bentuk model Skala Likert dengan empat skala. Dalam skala

Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (variabel penelitian).18 Instrumen
penelitian dalam skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan

ganda. Adapun alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Selalu (S) : 4 Selalu (S) : 1


Sering (SR) : 3 Sering (SR) : 2
Kadang-kadang (K) : 2 Kadang-kadang (K) : 3
Tidak Pernah (T) : 1 Tidak Pernah (T) : 4

Berdasarkan Alternatif jawaban tersebut, penulis dapat mengambil acuan

untuk dapat memberi nilai terhadap pertanyaan angket lalu kemudian menghitung

skor masing-masing hasil pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Sehingga dari

data skor ysng diperoleh tersebut yang akan digunakan dalam menganalisis data

untuk mendapatkan suatu kesimpulan terhadap penelitian yang dilaksanakan.

18
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Cet. 1; Bandung : Alfabeta, 2014) h. 312.
54

2. Format catatan Dokumentasi

Dokumentasi diajukan untuk memperoleh data langsung dari tempat


19
penelitian. format catatan dokumentasi merupakan data yang didokemtasikan

dilapangan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variabel penelitian.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validasi Instrumen

Validasi atau kesahihan berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana

ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Vali-
dasi adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejumlah tes telah mengukur apa

yang seharusnya diukur.20

Dalam penelitian ini, untuk menguji valid atau tidaknya data, pengelolaan

data dilakukan secara statistik dengan dukungan komputer melalui bantuan paket

software SPSS.

Dasar pengambillan keputusan yaitu sebagai berikut:

a. Jika r hitung  r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka pertanyaan tersebut

dinyatakan valid.

b. Jika r hitung  r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka pertanyaan tersebut

dinyatakan tidak valid.

Untuk mengetahui data tersebut dikatakan valid atau tidaknya, ada beberapa

kretaria yang digunakan dan perlu diperhatikan. Kriteria tingkat validasi tersebut

yang nantinya akan digunakan untuk menguji dan mengetahui apakah instrument

yang data dikatakan valid atau tidak yang akan ditunjukkan melalui tabel berikut.

19
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian pemula,
(Cet. V; Bandung: Alfabeta, 2008), h. 77.
20
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),
h. 138.
55

Tabel 3.2

Kriteria Tingkat Validitas


Nilai r Keterangan
0,90 ≤ rxy 1, 00 Sangat Tinggi
0,70 ≤ rxy 0, 90 Tinggi
0,40 ≤ rxy 0, 70 Sedang
0,20 ≤ rxy 0, 40 Rendah
0,00 ≤ rxy 0, 20 Sangat Rendah
rxy 0,00 Tidak Valid

Adapun hasil uji validasi data instrumen dari kedua variabel penelitian yang

dilakukan, dapat di amati pada tabel 3.3 dan 3.4 berikut ini.

Tabel 3.3 Hasil Validasi Respon Guru Pada Revolusi Industry 4.0
NO R hitung R table Keerangan
1 0.80921 0,334 Valid
2 0.58604 0,334 Valid
3 0.55249 0,334 Valid
4 0.74593 0,334 Valid
5 0.6464 0,334 Valid
6 0.54651 0,334 Valid
7 0.37931 0,334 Valid
8 0.34972 0,334 Valid
9 0.82941 0,334 Valid
10 0.43925 0,334 Valid
11 0.60404 0,334 Valid
12 0.7606 0,334 Valid
13 0.70646 0,334 Valid
14 0.71453 0,334 Valid
15 0.74676 0,334 Valid
16 0.35045 0,334 Valid
17 0.6207 0,334 Valid
18 0.55518 0,334 Valid
19 0.71527 0,334 Valid
20 0.66745 0,334 Valid
21 0.56577 0,334 Valid
22 0.36142 0,334 Valid
56

23 0.47818 0,334 Valid


24 0.34618 0,334 Valid

Berdasarkan atas hasil uji validitas variabel X (Respon guru pada revolusi

industry 4.0) terhadap hasil angket penelitian yang di uji dalam SPSS, hasil data

yang diperoleh menunjukkan bahwa R hitung dari semua data lebih besar dari R

table. Untuk itu keseluruhan data dinyatakan Valid.

Tabel 3.4 Hasil Validasi Kinerja Guru


No R Hitung R Table Keterangan

1 0.387448 0,334 Valid


2 0.501797 0,334 Valid
3 0.387448 0,334 Valid
4 0.766487 0,334 Valid
5 0.719843 0,334 Valid
6 0.577404 0,334 Valid
7 0.44817 0,334 Valid
8 0.553157 0,334 Valid
9 0.846894 0,334 Valid
10 0.387633 0,334 Valid
11 0.391748 0,334 Valid
12 0.414856 0,334 Valid
13 0.571643 0,334 Valid
14 0.636507 0,334 Valid
15 0.844024 0,334 Valid
16 0.69716 0,334 Valid
17 0.733122 0,334 Valid
18 0.374541 0,334 Valid
19 0.740665 0,334 Valid
20 0.687577 0,334 Valid
21 0.345213 0,334 Valid
22 0.373973 0,334 Valid
23 0.672674 0,334 Valid
24 0.561202 0,334 Valid
Berdasarkan atas hasil uji validitas variabel Y (Kinerja Guru) terhadap

hasil angket penelitian yang di uji dalam SPSS, hasil data yang diperoleh
57

menunjukkan bahwa R hitung dari semua data lebih besar dari R table. Untuk itu

keseluruhan data dinyatakan Valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas yang berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Konsep reliabilitas adalah hasil ukuran berkaitan erat

dengan error dalam pengambilan sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil

ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada sekelompok yang berbeda.


Berdasarkan cara-cara melakukan pengujian tingkat reliabilitas instrument
dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat

dilakukan dengan test-rests (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara


internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan mengenalisis konsistensi butir-

butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.21 Adapun rumus yang akan

digunakan adalah Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.

SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cron-

bach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha  0, 60.


Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Nilai r Keterangan
r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r11 0,40 Rendah
0,40 ≤ r11 0,70 Sedang
0,70 ≤ r11 0,90 Tinggi
0,90 ≤ r11 1,00 Sangat Tinggi
Adapun hasil uji realibilitas data instrumen dari kedua variabel penelitian

yang dilakukan, dapat di amati pada tabel 3.6 dan 3.7 berikut ini.

21
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),
h. 155.
58

Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Respon Guru Pada Revolusi Industri 4.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


0.917 24

Berdasarkan atas hasil uji Reabilitas variabel X (Respon guru pada

revolusi industry 4.0) terhadap hasil angket penelitian yang di uji dalam SPSS, hasil

data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,917 yang

artinya data tersebut Reliabel.

Tabel 3.7 Hasil Reliabilitas Kinerja Guru

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


0.912 24

Berdasarkan atas hasil uji Reabilitas variabel Y (Kinerja Guru) terhadap

hasil angket penelitian yang di uji dalam SPSS, hasil data yang diperoleh

menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,912 yang artinya data

tersebut Reliabel.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk penelitian pendekatan kuantitatif, maka tekhnik analisis data ini ber-

kenaan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis

yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan teknik

statistik mana yang digunakan.22 Untuk menganalisa data penulis menggunakan 2

teknik analisis data, sebagai berikut:

22
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian pemula,
(Cet. V; Bandung: Alfabeta, 2008), h. 132.
59

1. Teknik analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi.23 Adapun langkah analisis statistik deskriptif sebagai

berikut:

a. Menghitung besarnya range dengan rumus:

R= NT – NR

Keterangan:
R : Range

NT: Nilai Tertinggi

NR : Nilai Terendah

b. Menghitung banyaknya kelas interval dengan rumus:

i = 1 + (3,33) log n

Keterangan:

i : interval n: Jumlah responden

c. Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:


𝑹
𝑷=
𝒊
Keterangan:

P : Panjang kelas

R : Range

I : Interval s
d. Menghitung nilai rata-rata (mean) dengan rumus

∑𝒇𝒊. 𝑿𝒊
̅=
𝒙
∑𝒇𝒊

23
Khalifah Mustamin dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 57.
60

Keterangan:

X : rata-rata (mean)

∑fi : Jumlah frekuensi`

Xi : Nilai Statistik24

e. Menghitung persentase frekuensi dengan rumus:


𝑭
P = 𝑵 x 100%

Keterangan:
P : Presentasi
F : Frekuensi

N : Banyaknya sampel respon25


f. Menghitung nilai standar deviasi dengan rumus:
√∑ ∫ 𝒊(𝒙𝒊−𝒙̅ )2
SD = 𝒏−𝟏
Keterangan:

Sd : Standar deviasi
∑fi : Jumlah frekuensi
x : Skor
N : Responden 26
g. Kategorisasi
Kategori bertujua untuk mengetahui Seberapa besar Respon Guru pada

Revolusi Industri 4.0 dan Kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-

24
Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistik (Cet. I; Makassar: State University Of
Makassar Press, 1999). h.133
25
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Cet.XVII; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), h.43.
26
Khalifah Mustamin dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 57.
61

Kiru Kabupaten Barru melalui tiga pengkategorian yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Berikut tabel mengenal kategorisasi

Tabel 3.8 Kriteria kategorisasi

Rumus Kategori/Kriteria

𝑥 < (𝜇 − 1𝜎) Rendah

(𝜇 − 1𝜎) ≤ 𝑥 < (𝜇 + 1𝜎) Sedang

(𝜇 + 1𝜎) ≤ 𝑥 Tinggi

Keterangan:
𝜇 = Mean Hipotetik

𝛼 = Standar Deviasi Hipotetik27

2. Teknik analisis statistik inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganali-

sis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.28Adapun langkah-

langkah analisis statistik inferensial sebagai berikut:

a. Analisis regresi sederhana dengan rumus:

Persamaan regresi sederhana:

Y = a + bX

Keterangan:

Y: Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a: Bilangan konstan

27
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015) h.
207
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 209.
62

b: Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

X: Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk menghitung nilai a dan b dengan menggunakan persamaan:


(Ʃ𝒀)(𝑿𝟐 )−(Ʃ𝑿)(Ʃ𝑿𝒀)
a= 𝒏 Ʃ𝑿𝟐−(Ʃ𝑿)𝟐

Untuk menghitung nilai b dengan menggunakan persamaan:


𝒏 𝑿𝒀−(Ʃ𝑿)(𝒀)
b=
𝒏 Ʃ𝑿²−(Ʃ𝑿)²

b. Uji korelasi (Uji r)


𝑛 (∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥.∑ 𝑦
r=
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 −( ∑ 𝑥)2 ][𝑛 ∑ 𝑦 2 −( ∑ 𝑦)2 ]

Keterangan:

X: Variabel independent Y: Variabel dependen

c. Uji signifikan (Uji t)

Uji-t ini digunakan untuk menguji dan mengetahui tentang ada tidaknya

pengaruh Revolusi indutri 4.0 terhadap kinerja guru di SMPN 1 Soppeng Riaja
Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru. Sebelum dilanjutkan dengan menguji

hipotesis yang telah ditetukan maka terlebih dahulu dicari kesalahan baku regresi

dan kesalahan baku koefisien b (penduga b) sebagai berikut:

1) Untuk regresi, kesalahan bakunya dirumuskan:


√Ʃ𝒀𝟐 −(𝒂Ʃ𝒀)−𝒃.Ʃ𝒀𝑿)
Se= 𝒏−𝟐

2) Untuk koefesien regresi b (penduga b) kesalahan bakunya dirumuskan:


𝑺𝒆
𝑺𝒃 =
√𝑿²− (Ʃ𝑿)²
𝒏
63

d. Uji hipotesis

1) Menentukan formulasi hipotesis

Ho: µ = 0 (Tidak ada Pengaruh)

Ha: µ = 0 (Ada Pengaruh)

2) Menentukan taraf nyata (α) dan nilai t tabel.

α = 5%= 0,05
𝛼⁄ = 0,025
2
b = n-2

t = 0,05
3) Menentukan t hitung
𝑟 √𝑛−2
T hitung =
√1−(𝑟)2

4) Kriteria Pengujian

Jika t Hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterimah

Jika t Hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

e. Menghitung nilai koefisien determinasi (KD)

Koefisien determinasi merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat


pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dalam bentuk

persen (%). Adapun rumus menentukan nilai koefisien determinasi yaitu:

KD = 𝑟 2 x100% 29

29
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D(Bandung,
Alfabeta , 2017) h. 209
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Soppeng Riaja

SMPN 1 Soppeng Riaja merupakan salah satu SMP Negeri yang terletak di

Jalan Pacekke No. 6 Mangkoso Lingkungan Polewali Kelurahan Kiru – Kiru

Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Sekolah ini
berjarak ± 20 km arah utara kota Kabupaten Barru. SMP Negeri 1 Soppeng Riaja

dibangun pada tahun 1963 diatas lahan seluas 13.770 m2 dengan Nomor Statistik

Sekolah (NSS) 201190603001 dan NPSN 40302171 dengan Status Akreditasi A.

Sejak berdiri tahun 1963 SMP Negeri 1 Soppeng Riaja sudah mengalami beberapa

kali pergantian kepala sekolah dan saat ini dipimpin oleh Bapak Drs. Ilham, MM.

Kondisi geografi wilayah sekolah yang berada didaerah dataran rendah

merupakan daerah pertanian, dekat dengan pantai dan pegunungan, sebagian besar

orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Siswa-siswa

berasal dari wilayah sekitar yang meliputi Kecamatan Soppeng Riaja dan

Kecamatan Balusu yang berjarak ± 1 – 9 km dari sekolah dengan akses jalanan

yang sudah dilalui kendaran umum. Lingkungan sosial ekonomi orang tua siswa

pada umumnya bekerja sebagai petani dan nelayan yang kurang mampu dengan

tingkat pendidikan orang tua siswa sebagian besar tamatan SD/sederajat. Terdapat

kebiasaan siswa pada musim tanam padi dan musim panen banyak tidak kesekolah

karena membantu orang tuanya disawah. Oleh karena itu kemampuan ekonomi

orang tua siswa mayoritas pada kategori menengah kebawah.

64
65

Kondisi ekonomi dan politik yang mantap, serta keamanan yang kondusif

akan menjamin terwujudnya kondisi sosial yang mantap pula. Kemantapan kondisi

ekonomi dan politik serta kondusifnya keamanan wilayah Kecamatan Soppeng

Riaja pada khususnya akan berdampak langsung pada kondisi sosial

masyarakatnya. Hal ini menujukkan secara tidak langsung kondisi sosial ekonomi

sangat berpengeruh terhadap dinamika dan pengembangan pendidikan di tingkat

daerah. Stabilitas sosial yang mantap sangat diperlukan dalam menjamin

berlangsungnya proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan (sekolah). Tidak

dapat dipungkiri bahwa kondisi sosial akan sangat berdampak terhadap


kondusivitas lingkungan yang akhirnya akan sangat berperan dalam memberikan

ketenangan dan keberlangsungan proses pembelajaran. Oleh karena itu kondisi

sosial di Kecamatan Soppeng Riaja sangat besar pengaruhnya terhadap

keberlangsungan proses belajar mengajar di tingkat sekolah termasuk SMP Negeri

1 Soppeng Riaja.

Kondisi penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan Islam

sebagai agama yang paling banyak dianut oleh sebagian besar penduduk,

berpengaruh terhadap kondisi budaya di wilayah Kecamatan Soppeng Riaja. Pada

kurun waktu satu hingga lima tahun kedepan, nilai-nilai budaya tradisional

dilatarbelakangi oleh masyarakat petani dan nilai-nilai budaya Islami serta nilai-

nilai budaya yang baik lainya diharapkan dapat dipertahankan dengan tetap

bersikap terbuka terhadap nilai-nilai budaya yang terbawa bersama dengan

derasnya arus informasi dan industrialisasi. Guna membekali para siswa agar

mampu melakukan filterisasi terhadap nilai-nilai budaya baru yang tidak baik, maka

sekolah membekali siswa dengan nilai-nilai budaya tradisional dan Islami yang

berakar pada budaya yang berkembang di masyarakat melalui berbagai macam


66

kegiatan ekstrakurikuler baik di bidang seni tradisional, bidang keagamaan,

maupun bidang olahraga.

Perkembangan IPTEK di lingkungan SMP Negeri 1 Soppeng Riaja terus

berkembang, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan daya minat informasi

masyarakat yang memiliki alat akses teknologi terkini seperti handphone (HP), TV,

komputer, internet, dan lain-lain. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) dan kulturasi budaya yang semakin bergeser akibat

pengaruh global menuntut sebuah organisasi untuk tetap bertahan dan berusaha

mengikuti perkembangan arus informasi. Oleh karena itu SMP Negeri 1 Soppeng
Riaja sebagai salah satu institusi atau satuan pendidikan harus memiliki landasan

yang kuat dan arah institusi pendidikan yang jelas dengan menetapkan visi, misi,

dan tujuan sekolah.

b. Profil SMPN 1 Soppeng Riaja

Nama Lembaga : SMPN 1 SOPPENG RIAJA

Status Lembaga : Sekolah

Akreditasi :A

Nama Kepala Sekolah : H. Samsuri, S.Pd., M.Pd.

Alamat Sekolah : Jl. Pacekke Nomor 6 Mangkoso

Status Sekolah : Negeri

Kelurahan : Kiru-Kiru

Kecamatan : Soppeng Riaja

Kabupaten : Barru

Provinsi : Sulawesi Selatan

Negara : Indonesia

Kode Pos : 90756

No Tlp : (0427) 2324222


67

c. Visi dan Misi SMPN 1 Soppeng Riaja


Adapun Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan di SMPN 1 Soppeng Riaja
sebagai berikut:
a. Visi
“Unggul dalam prestasi, memiliki kecakapan hidup, berbudi pekerti luhur,
beriman dan bertaqwa”

b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, untuk

mengembangkan potensi peserta didik secara optimal

2) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga

dapat dikembangkan dalam penguasaan iptek

3) Melatih dan membiasakan siswa untuk melaksanakan tata krama dan tata

tertib dalam kehidupan sosial sekolah dan budaya bangsa

4) Menumbuhkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama

yang dianut sehingga menjadi sumber kearifan dalam berprilak.

5) Menerapkan manajemen partisifatif dan demokratif dengan melibatkan

seluruh warga sekolah dalam pengambilan keputusan kebijakan sekolah.

d. Daftar jumlah guru di SMPN 1 Soppeng Riaja


Tabel 4.1 Daftar Nama Guru
Jenis
No Nama Status Kepegawaian Jenis PTK
Kelamin
1 Abdurrahim L PNS Guru Mapel
2 Almiah Yusmeri P PNS Guru Mapel
3 Amir K L PNS Guru Mapel
4 Annidar P PNS Guru Mapel
5 Ashar L Guru Honor Sekolah Guru Mapel
6 Badatellana P PNS Guru Mapel
7 Eny Ati Razak P PNS Guru Mapel
68

8 Ernawati P PNS Guru BK


9 Fitriah P Guru Honor Sekolah Guru Mapel
10 Haryani P PNS Guru Mapel
11 Heri Sofyan L PNS Guru Mapel
12 Hidayat L PNS Guru Mapel
13 Hj. Aisyah P PNS Guru Mapel
14 Hj. Megawati P PNS Guru Mapel
15 Hj. Nuriah P PNS Guru Mapel
16 Hj. Satria P PNS Guru Mapel
17 Hj. Sitti Husniati P PNS Guru Mapel
18 Juminah P PNS Guru Mapel
19 Karmilawati P Guru Honor Sekolah Guru Mapel
20 Mahra Wahid P PNS Guru Mapel
21 Mastura P PNS Guru Mapel
22 Mislawati P PNS Guru Mapel
23 Muhammad Amir L PNS Guru Mapel
24 Mulfiani P Guru Honor Sekolah Guru Mapel
25 Nasaruddin L PNS Guru Mapel
26 Normah P PNS Guru BK
27 Nur Hari Zandy Z. N P PNS Guru Mapel
28 Nurmi Nur P PNS Guru Mapel
29 Nursalam Kadir L PNS Guru Mapel
30 Rifqa Nuriah Rahayu P Guru Honor Sekolah Guru Mapel
31 Rosmayanti P PNS Guru Mapel
32 Sakriani P PNS Guru Mapel
33 Sulaeman L PNS Guru Mapel
34 Sunarti P PNS Guru Mapel
35 Syamsidar Syamsuddin P PNS Guru Mapel
36 Syukur L PNS Guru Mapel
37 Waila Makki P PNS Guru BK
Sumber Data: Tata Usaha SMPN 1 Soppeng Riaja Tahun Ajaran 2019/2020
terlihat 1 Desember 2020

Dari data tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan guru di

SMPN 1 Soppeng Riaja adalah sejumlah 37 orang, 10 berjenis kelamin laki-laki

dan 27 berjenis kelamin perempuan yang terdiri dari 3 guru BK (Bimbimbingan

konseling) dan 34 lainnya adalah guru MAPEL (Mata Pelajaran) dengan status

kepegawaian 5 guru honorer dan 32 guru PNS.


69

2. Deskripsi Respon Guru Pada Revolusi Industri 4.0

Gambaran Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0, peneliti menggunakan

angket dengan 7 indikator terdiri dari 24 nomor yang diberikan kepada 37 guru

sebagai populasi penelitian. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2 Skor Respon Guru Pada Revolusi industri 4.0

No Responden SKOR
1 Responden 1 59
2 Responden 2 83
3 Responden 3 74
4 Responden 4 77
5 Responden 5 61
6 Responden 6 55
7 Responden 7 74
8 Responden 8 76
9 Responden 9 75
10 Responden 10 54
11 Responden 11 56
12 Responden 12 81
13 Responden 13 78
14 Responden 14 76
15 Responden 15 74
16 Responden 16 64
17 Responden 17 71
18 Responden 18 76
19 Responden 19 66
20 Responden 20 85
21 Responden 21 86
22 Responden 22 84
23 Responden 23 80
24 Responden 24 87
25 Responden 25 89
26 Responden 26 83
27 Responden 27 85
28 Responden 28 82
29 Responden 29 77
30 Responden 30 68
70

31 Responden 31 64
32 Responden 32 78
33 Responden 33 75
34 Responden 34 83
35 Responden 35 74
36 Responden 36 67
37 Responden 37 88
Berdasarkan data table tersebut diperoleh skor tertinggi 89 dan skor

terendah 54 dari jumlah sampel (n) yaitu 37 responden.

1) Menghitung besarnya range (R)

R = NT – NR
= 89 – 54

= 35

2) Menghitung banyaknya kelas interval

K = 1+3,3 (log n)

= 1+3,3 (log 37)

= 1+3,3 (1,56)

= 6,148

= 6 (dibulatkan)

3) Menghitung panjang kelas interval


𝑅
P=
𝐾
35
= = 5,8
6
= 6 (dibulatkan)

4) Tabel distribusi Frekuensi

Tabel 4.3 Tabulasi data untuk menghitung Nilai rata-rata (Mean)

Interval fi. Xi
54-59 4 56.5 226
60-65 3 62.5 187.5
66-71 4 68.5 274
71

72-77 11 74.5 819.5


78-83 8 80.5 644
84-89 7 86.5 605.5
Jumlah 37 429 2756.5

5) Menghitung Rata-Rata Mean

∑ 𝒇 𝒊.𝒙𝒊
̅=
𝒙 ∑ 𝒇𝒊

2756.5
=
37
= 74, 5

= 75 (dibulatkan)

6) Menghitung Presentase Frekuensi

𝐹
P = 𝑁 x 100%

Tabel 4.4 Data Persentase Frekuensi


Interval Presentase
54-59 4 11%
60-65 3 8%
66-71 4 11%
72-77 11 30%
78-83 8 22%
84-89 7 19%
Jumlah 37 100%
7) Menghitung Standar Deviasi
Tabel 4.5 Tabulasi data untuk menghitung Standar Deviasi

Interval
54-59 4 56.5 -18.5 342.25 1369
60-65 3 62.5 -12.5 156.25 468.75
66-71 4 68.5 -6.5 42.25 169
72-77 11 74.5 -0.5 0.25 2.75
78-83 8 80.5 5.5 30.25 242
84-89 7 86.5 11.5 132.25 925.75
Jumlah 37 -21 703.5 3177.25
72

√∑ ∫ 𝒊(𝒙𝒊−𝒙̅ )2
SD =
𝒏−𝟏

√3177.25
=
37−1

= √88.2569444444

= 9.39
= 9 (dibulatkan)
8) Kategori Skor Responden

Untuk mengetahui gambaran Respon guru pada revolusi industry 4.0, peneliti

menggunakan skala tiga, berikut tabel kategori skor responden.

Tabel 4.6 Kategori Skor Responden Respon Guru Pada Revolusi Industri 4.0
No Keterangan Interval Frekuensi Presentase Kategorisasi

1 𝑥 < (𝜇 − 1.0 𝜎) x < 66 7 18, 9% Rendah

2 (𝜇 − 1.0 𝜎) ≤ 66 ≤ x < 23 62, 2% Sedang


𝑥 < (𝜇 + 1.0 𝜎) 84
3 (𝜇 + 1.0 𝜎 ) ≤ 𝑥 84 ≤ x 7 18, 9% Tinggi

Jumlah 37 100%

Berdasarkan atas data tabel diatas peroleh gambaran Respon guru pada

revolusi industry 4.0 ke dalam beberapa kategori, yaitu:

• 7 sampel dari keselurahan guru, mengenai respon guru pada revoluai

industry 4.0 berada pada interval kategori rendah dengan presentasi sebesar
18, 9%

• 23 sampel dari keseluruhan guru, mengenai respon guru pada revoluai

industry 4.0 berada pada interval kategori Sedang dengan presentasi

sebesar 62, 2%
• 7 sampel dari keseluruhan guru. mengenai respon guru pada revoluai

industry 4.0 berada pada interval kategori Tinggi dengan presentasi sebesar

18, 9%
73

3. Deskriptif Kinerja Guru SMPN 1 Soppeng Riaja

Gambaran Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja, peneliti menggunakan

angket dengan 5 indikator terdiri dari 24 nomor yang diberikan kepada 37 guru

sebagai populasi penelitian. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Skor Kinerja Guru


No Responden SKOR
1 Responden 1 61
2 Responden 2 92
3 Responden 3 63
4 Responden 4 74
5 Responden 5 64
6 Responden 6 67
7 Responden 7 90
8 Responden 8 88
9 Responden 9 85
10 Responden 10 71
11 Responden 11 67
12 Responden 12 91
13 Responden 13 83
14 Responden 14 85
15 Responden 15 79
16 Responden 16 82
17 Responden 17 85
18 Responden 18 79
19 Responden 19 74
20 Responden 20 85
21 Responden 21 88
22 Responden 22 88
23 Responden 23 84
24 Responden 24 85
25 Responden 25 89
26 Responden 26 88
27 Responden 27 85
28 Responden 28 87
29 Responden 29 83
30 Responden 30 78
31 Responden 31 82
32 Responden 32 75
74

33 Responden 33 82
34 Responden 34 71
35 Responden 35 76
36 Responden 36 83
37 Responden 37 88
Berdasarkan data table tersebut diperoleh skor tertinggi 92 dan skor

terendah 61 dari jumlah sampel (n) yaitu 37 responden.

1) Menghitung besarnya range (R)

R = NT – NR

= 92 – 61
= 31

2) Menghitung banyaknya kelas interval

K = 1+3,3 (log n)

= 1+3,3 (log 37)

= 1+3,3 (1,56)

= 6,148 = 6 (dibulatkan)

3) Menghitung panjang kelas interval


𝑅
P=
𝐾
31
= = 5,16 = 5 (dibulatkan)
6

4) Tabel distribusi frekuesnsi


Tabel 4.8 Tabulasi data untuk menghitung nilai rata-rata (Mean)
Interval fi. Xi
61-65 3 63 189
66-70 2 68 136
71-75 5 73 365
76-80 4 78 312
81-85 13 83 1079
86-90 7 88 616
91-95 3 93 279
Jumlah 37 546 2976
75

5) Menghitung rata-rata (Mean)


∑ 𝒇 𝒊.𝒙𝒊
𝒙=
̅ ∑ 𝒇𝒊

2976
= = 80, 43
37
= 80 (dibulatkan)

6) Menghitung presentase frekuensi


𝐹
P = 𝑁 x 100%
Tabel 4.9 Data Persentase Frekuensi
Interval Persentase
61-65 3 8%
66-70 2 5%
71-75 5 14%
76-80 4 11%
81-85 13 35%
86-90 7 19%
91-95 3 8%
Jumlah 37 100%

7) Menghitung standar Deviasi

Tabel 4.10 Tabulasi data untuk menghitung standar deviasi


Interval
61-65 3 63 -17 289 867
66-70 2 68 -12 144 288
71-75 5 73 -7 49 245
76-80 4 78 -2 4 16
81-85 13 83 3 9 117
86-90 7 88 8 64 448
91-95 3 93 13 169 507
Jumlah 37 37 728 2488

√∑ ∫ 𝒊(𝒙𝒊−𝒙̅ )2
SD =
𝒏−𝟏
√2488
=
37−1
= √69.1111111111 = 8.31 = 8 (dibulatkan)
76

8) Kategori Skor Responden

Untuk mengetahui gambaran Kinerja Guru, peneliti menggunakan skala tiga,

berikut tabel kategori skor responden.

Tabel 4.11 Kategori Skor Responden Kinerja Guru


No Keterangan Interval Frekuensi Presentase Kategorisasi
1 𝑥 < (𝜇 − 1.0 𝜎) x <72 7 18, 91% Rendah
2 (𝜇 − 1.0 𝜎) ≤ 72 ≤ x < 21 56, 75% Sedang
𝑥 < (𝜇 + 1.0 𝜎) 88
3 (𝜇 + 1.0 𝜎 ) ≤ 𝑥 88 ≤ x 9 24, 32% Tinggi

Jumlah 37 100%
Berdasarkan data tabel diatas diperoleh gambaran tentang kinerja guru ke
dalam beberapa kategori, yaitu:

• 7 sampel dari keselurahan guru, mengenai Kinerja Guru berada pada

interval kategori rendah dengan presentasi sebesar 18, 91%

• 21 sampel dari keselurahan guru, mengenai Kinerja Guru berada pada

interval kategori Sedang dengan presentasi sebesar 56, 75%

• 9 sampel dari keselurahan guru, mengenai Kinerja Guru berada pada

interval kategori Tinggi dengan presentasi sebesar 24, 32%

4. Pengaruh Respon Guru Pada Revolusi Industri 4.0 terhadap Kinerja

Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja

Hipotesis penelitian yang diujikan dalam penelitian ini adalah Respon guru

pada Revolusi Industri 4.0 terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja. Maka

digunakan statistika inferensial dengan menggunakan analisis regresi linear

sederhana, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat tabel kerja untuk menentukan nilai-nilai ∑ 𝑿, ∑ 𝒀, ∑ 𝑿𝒀,


∑ 𝑿𝟐 dan ∑ 𝒀𝟐 .

• Variabel X adalah Respon Guru Pada Revolusi Industri 4.0

• Variabel Y adalah Kinerja Guru


77

Tabel 4.12 Data Mentah Variabel


No Variabel X Variabel Y X. Y
1 59 61 3481 3721 3599
2 83 92 6889 8464 7636
3 74 63 5476 3969 4662
4 77 74 5929 5476 5698
5 61 64 3721 4096 3904
6 55 67 3025 4489 3685
7 74 90 5476 8100 6660
8 76 88 5776 7744 6688
9 75 85 5625 7225 6375
10 54 71 2916 5041 3834
11 56 67 3136 4489 3752
12 81 91 6561 8281 7371
13 78 83 6084 6889 6474
14 76 85 5776 7225 6460
15 74 79 5476 6241 5846
16 64 82 4096 6724 5248
17 71 85 5041 7225 6035
18 76 79 5776 6241 6004
19 66 74 4356 5476 4884
20 85 85 7225 7225 7225
21 86 88 7396 7744 7568
22 84 88 7056 7744 7392
23 80 84 6400 7056 6720
24 87 85 7569 7225 7395
25 89 89 7921 7921 7921
26 83 88 6889 7744 7304
27 85 85 7225 7225 7225
28 82 87 6724 7569 7134
29 77 83 5929 6889 6391
30 68 78 4624 6084 5304
31 64 82 4096 6724 5248
32 78 75 6084 5625 5850
33 75 82 5625 6724 6150
34 83 71 6889 5041 5893
35 74 76 5476 5776 5624
36 67 83 4489 6889 5561
37 88 88 7744 7744 7744
JUMLAH 2211 2434 165639 199232 181147
78

2) Mencari nilai α dan b

• Menentukan Nilai b
𝑛 (∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
b = 𝑛(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2
37 (181147)−(2211)(2434)
= 37 (165639)−(2211)2
6702439−5381574
= 6128643−4888521
1320865
= 1240122
= 1,065
• Menentukan nilai a dengan rumus
∑ 𝑦−𝑏(∑ 𝑥)
𝑎= 𝑛
2434−(1.065)(2211)
=
37
2434−2354.715
= 37
79.285
= 37
= 2, 14

Diperoleh persamaan regresi linear sederhananya adalah sebagai berikut:


Y = 𝑎+bx
= 2, 14+1,065 x
• Uji Korelasi (Uji r)
𝑛 (∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥.∑ 𝑦
r=
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 −( ∑ 𝑥)2 ][𝑛 ∑ 𝑦 2 −( ∑ 𝑦)2 ]
37 (181147)−(2211.2434)
=
√[37(165639)−(2211)2 ][37(199232−(2434)2 ]
6702439−5381574
=
√[6128643−4888521][7371584−5924356]
1320865 1320865
= =
√[1240122][1447228] √1794739281816
1320865
= 1339678.798
= 0,985
79

3) Menguji Hipotesis

a) Formula hipotesis

H0= 𝛽 = 0: Tidak terdapat Pengaruh Respon Guru Pada Revolusi Industri

4.0 terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-

Kiru Kabupaten Barru

Ha= 𝛽 ≠ 0: Terdapat Pengaruh Respon Guru Pada Revolusi Industri 4.0

terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru

Kabupaten Barru

b) Menentukan taraf nyata (𝛼 ) dalam ttabel


(𝛼) = 5% = 0, 05 𝛼/2 = 0.025

db = n – 2 = 37 – 2 = 35

ttabel = t0.05(35) = 2.030

c) Menghitung uji statistika t hitung


𝑟 √𝑛−2
T hitung =
√1−(𝑟)2

0.985√35 5.8273385864 5.827338586


= = = = 195,712
1− (0.985)2 1− 0.970225 0.029775
d) Kriteria pengujian:

Jika thitung > ttabel, Maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika thitung < ttabel, Maka Ho diterima dan Ha ditolak

Berdasarkan hasil analisis dari data di atas diperoleh t hitung =195,712 dan

ttabel = 2,030 dengan db = 35. Hal tersebut menunjukkan bahwa t hitung > t tabel.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan

Hipotesis Nihil (Ho) ditolak. Hal tersebut berarti terdapat pengaruh antara Respon

Guru Pada Revolusi Industri 4.0 terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja

Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru.


80

4) Menghitung nilai koefisien determinasi (KD)

Untuk dapat mengetahui seberapa persen pengaruh Respon Guru pada

Revolusi Industri 4.0 terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja Kabupaten

Barru, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

KD = r2x100%

= 0, 9852x100%

= 0. 970225 x 100%

= 97, 0225%

B. Pembahasan

1) Pembahasan Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0

Berdasarkan angket yang telah dibagikan kepada 37 responden dapat

diketahui bahwa Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 berada pada kategori

sedang. Hal tersebut dapat dilihat pada frekuensi terbanyak yakni 23 responden

dengan persentase sebesar 62, 2%.

• 7 sampel dari keselurahan guru, mengenai respon guru pada revoluai

industry 4.0 berada pada interval kategori rendah dengan presentasi sebesar

18, 9%

• 23 sampel dari keseluruhan guru, mengenai respon guru pada revoluai

industry 4.0 berada pada interval kategori Sedang dengan presentasi sebesar

62, 2%
• 7 sampel dari keseluruhan guru. mengenai respon guru pada revoluai

industry 4.0 berada pada interval kategori Tinggi dengan presentasi sebesar

18, 9%
81

Berdasarkan atas analisis data tersebut, membuktikan bahwa Respon Guru

pada Revolusi Industri 4.0 di SMPN 1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru

kabupaten Barru secara umum berada dalam kategori sedang yang berarti Respon

Guru pada Revolusi Industri 4.0 masih belum terlalu baik dan belum efektif serta

efisien atau masih perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan Respon Guru pada

Revolusi industry 4.0.

Respon itu sendiri adalah reaksi yang dinyatakan dalam bentuk ucapan,

sikap (kejiwaan) tindakan oleh seseorang atau sekelompok orang akibat munculnya

stimulus yang akan memunculkan reaksi berupa: Keinginan untuk bertindak,

membaca/mendengarkan, melihat, menimbulkan/membangkitkan perasaan, dan

mengamati tentang sesuatu hal.89 Dalam penelitian yang dimaksud adalah revolusi

industri 4.0, sesuai dengan yang dinyatakan Klaus Schwab dalam Bukunya Reolusi

Industri keempat menjelaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan

dari pengembangan dari sebuah teknologi yang menggabungkan teknologi cyber

dengan teknologi digital, yang mana pengembangan teknologi ini sudah menjamur

dan merubah kebiasaan hidup masyarakat dan lingkungan. indikator utama yakni

Kekuatan Digitalisasi dan Teknologi informasi.90 Dengan demikian, berdasarkan

hasil penelitian dengan kajian teoretis dpat di simpulkan bahwa cara guru

menanggapi perubahan teknologi yang ada sekarang masih dalam kategori sedang.

Itu disebabkan karena kurangnya pemahaman untuk lebih memanfaatkan dengan

baik kecanggihan teknolgi di era revolusi industry 4.0 ini dalam setiap aktifitas.

89
A.M, Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), h.215
90
Klaus Schwab, Revolusi industri keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019),
h.14
82

2) Pembahasan tentang Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja

Berdasarkan angket yang telah dibagikan kepada 37 responden dapat

diketahui bahwa Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja berada pada kategori

Sedang. Hal tersebut dapat dilihat pada frekuensi terbanyak yakni 21 responden

dengan persentase sebesar 81, 1%.

• 7 sampel dari keselurahan guru, mengenai Kinerja Guru berada pada

interval kategori rendah dengan presentasi sebesar 18, 91%

• 21 sampel dari keselurahan guru, mengenai Kinerja Guru berada pada

interval kategori Sedang dengan presentasi sebesar 56, 75%


• 9 sampel dari keselurahan guru, mengenai Kinerja Guru berada pada

interval kategori Tinggi dengan presentasi sebesar 24, 32%

Hal tersebut membuktikan bahwa Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja

Kelurahan Kiru-Kiru kabupaten Barru secara umum berada dalam kategori Sedang

yang berarti Kinerja Guru masih belum terlalu baik dan belum efektif serta efisien

atau masih perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan Kinerja Guru. Dengan hasil

yang didapatkan dapat diketahui bahwa indikator dalam mengukur kinerja yang

dijelaskan oleh Hamzah B. Uno yakni Kualitas kerja, indikatornya yaitu: membuat

perencanaan program pengajaran dengan cepat, menguasai bahan pelajaran dan

menilai kemajuan belajar mengajar, kemudian Kecepatan/ketetapan kerja,

indikatornya yaitu : menyelesaikan program pengajaran sesuai kalender akademik

dan Inisiatif dalam kerja, indikatornya yaitu menggunakan media dalam


91
pembelajaran dan menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran

91
Mustika Sulisto Ningsih, “Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Guru di MA Al-
Hikmah Wayhalim Kedaton Bandar Lampung” Skripsi (Lampung: Fakultas tarbiyah dan
keguruan UIN Raden intan Lampung 2017), h. 7-8.
83

indikator menjadi pedoman dalam penyusunan instrument penelitian untuk

mendapatkan hasil penelitian.

Berdasarkan dengan hasil penelitan, melalui penggunaan indikator-

indikator peneliti gunakan sebagai dasar dalam pembuatan dan penyusunan

pernyataan dalam kuesioner (Angket), telah dapat diketahui bahwa kinerja guru di

SMPN 1 Soppeng Riaja dalam kategori sedang setelah melalui pengujian data,

sehinggga untuk meningkatkan kinerja guru tersebut dibutuhkan usaha untuk lebih

meningkatkan cara kerja yang dimiliki oleh guru di SMPN 1 Soppeng Riaja.

3) Pembahasan Pengaruh Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0

terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diperoleh hasil yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara Respon Guru pada Revolusi Industri

4.0 dengan Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja. Dari data yang di hasilkan

diperoleh thitung =195,712 dan ttabel = 2,030 dengan db = 35. Hal tersebut

menunjukkan bahwa t hitung > t tabel. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nihil (Ho) ditolak.

Hal tersebutlah menjadi arti bahwa terdapat pengaruh antara Respon Guru

Pada Revolusi Industri 4.0 terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja

Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru.

Berdasrkan hasil penelitian diketahui bahwa respon guru pada revolusi

industri 4.0 berpengaruh pada kinerja guru, dengan demikian dalam peningkatan

kualitas pendidikan dari SMPN 1 Soppeng Riaja maka guru tidak boleh

menyepelekan tentang kemajuan teknologi dan perubahan yang ada disekitarnya.


84

Susilo Setyo Utomo dalam jurnalnya Guru di Era Revolusi Industri 4.0 mengatakan

bahwa pada revolusi industri 4.0 muncul teknologi baru yang mengakibatkan

perubahan luar biasa disemua bidang tidak terkecuali pendidikan. Apabila fungsi

guru hanya sebatas transfer ilmu kepada siswa atau hanya sekedar mengajar saja di

kelas, maka perannya akan tergantikan oleh teknologi diera revolusi industri 4.0 ini.

Teknologi terus berubah, menjadi lebih cepat atau lebih murah namun saat ini masih

banyak guru yang resisten terhadap perkembangan teknologi sekalipun dunia

pendidikan telah bertransformasi. Padahal saat ini justru dibutuhkan guru-guru

terbaik yang memahami dinamika kelas dan memanfaatkan teknologi guna

mengedukasi siswa. Teknologi akan membuat guru lebih percaya diri dan lebih

mudah dalam mengajar siswanya sehingga mampu mengubah ruang kelas menjadi

ruang belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.92 Dengan memandang dari

hal tersebut maka penulis dalam pemelitian ini menganggap pentingnya untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada saaat ini terkhususnya dalam bidang

teknologi dengan segala kemajuannya untuk menciptakan generasi yang siap

bersaing di masa depan.

92
Susilo Setyo Utomo, ”Guru di Era Revolusi Industri 4.0” Jurnal UNY, (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Sosial Pendidikan Sejarah FKIP UNDANA, Agustus 2019), h. 1.
https://eprints.uny.ac.id/65069/ (Diakses 04 September 2019)
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai

pengaruh Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 terhadap Kinerja Guru di SMPN

1 Soppeng Riaja Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut;


1. Gambaran Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 di SMPN 1 Soppeng

Riaja Kelurahan Kiru-Kiru Kabupaten Barru berada pada kategori sedang

dengan banyaknya responden yakni 23 dari keseluruhan guru sebanyak 37

dengan persentase sebesar 62, 2%. Hal tersebut membuktikan bahwa

Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 secara umum masih berada pada

kategori sedang yang berarti Respon guru pada revolusi industry 4.0 masih

belum efektif dan efisien atau masih perlu adanya suatu perbaikan untuk

mengingkatkan Respon guru pada Revolusi industri 4.0

2. Gambaran Berdasarkan angket yang telah dibagikan kepada 37 responden

dapat diketahui bahwa Kinerja Guru di SMPN 1 Soppeng Riaja kelurahan

Kiru-Kiru Kabupaten Barru berada pada kategori Sedang. Dengan

banyaknya responden yakni 21 dari keseluruhan guru sebanyak 37 dengan

persentase sebesar 56, 75%. Hal tersebut membuktikan bahwa Kinerja Guru

di SMPN 1 Soppeng Riaja secara umum masih berada pada kategori sedang

yang berarti kinerja guru masih belum efektif dan efisien atau masih perlu

adanya perbaikan untuk meningkatkan Kinerja Guru.

85
86

B. Implikasi Penelitian

Dari hasil penelitian dan olah data yang didapatkan, diketahui bahwa

Respon Guru pada Revolusi Industri 4.0 berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Hal

ini membuktikan bahwa dalam peningkatan kinerja guru serta hasil kerja yang baik

seorang guru di masa sekarang ini yang berdampingan hidup bersama kecanggihan

teknologi di Era Industri 4.0, maka guru harus lebih aktif dalam penggunaan

Teknologi dan merespon baik atau memanfaatkan dengan baik teknologi yang ada

dalam menunjang kinerjanya sebagai guru. Oleh karna itu, penulis mengemukakan

beberapa hal sebagai implikasi penelitian sebagai berikut:

1. Respon guru pada Revolusi Industri 4.0 harus lebih di optimalkan lagi
dimasa sekarang ini. Revolusi industry 4.0 merupakan perubahan yang

menyeluruh dan mempengaruhi setiap aspek dan lingkungan kehidupan

yang ada. Pendidikan sebagai salah satu jalan untuk mencetak generasi yang

akan aktif di kehidupan selanjutnya memiliki peran penting dalam

memberikan bekal yang cukup bagi peserta didik yang ada di dalamnya.

Untuk itu, guru sebagai barisan terdepan dalam proses pendidikan yang
berhadapan langsung dengan peserta didik harus bisa menyesuaikan diri

untuk memberikan pelajaran dikelas maupun diluar kelas kepada peserta

didik. Peserta didik yang sekarag ini adalah manusia-manusia yang tidak

asing lagi dengan adanya kecanggihan teknologi, dan tentunya kedepannya

mereka akan menjadi penggerak dari suatu kehidupan baru, maka guru ysng

sekaraang di tuntut untuk dapat lebih kreatif dan lebih bisa mengaplikasikan

pembelajaran sesuai dengan perubahan yang ada yang dikenal sebagai

Revolusi Indutri 4.0 untuk dapat untuk mencetak peserta didik yang siap

terhadap perubahan yang ada kedepannya.


87

2. Kinerja Guru yang optimal ditandai dengan efektif dan efisiennya suatu

hasil kerja dari seroang guru. Kinerja yang baik tentunya akan berpengaruh

pada kualitas pendidikan yang dihasilkan, serta akan meningkatkan kualitas

dari peserta didik. Sebagai garda terdepan dalam proses pendidikan di

lembaga pendidikan sekolah, guru harus memperbaiki kinerjanya untuk

dapat menciptakan peserta didik yang unggul dan berprestasi.


88

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Haidlor Ali. Respon Pemerintah, Ormas dan masyarakat terhadap aliran
keagamaan di Indonesia. Cet. I; Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
2017.
Aji, Rustam. Digitalisasi, Era Tantangan Media. Vol. 01, No. 01; Surabaya:
Islamic Communication Journal, Mei 2016.
Anatan, Lina. Telaah kritis expectancy theory victor harold vroom, Jurnal
Manajemen Vol. 9, No. 2; Bandung: Universitas Kristen Maranatha, Mei
2010.
Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006.
---------------------------. Manajemen Penelitian Edisi Baru. Jakarta; Rineka Cipta,
2000.
Asmani. Jamal Ma’ruf. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional,
(Power Book, 200).
Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015.
Azzahra, Shahnaz. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 Dalam Pendidian di Indonesia.
Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Mei 2019.
https://www.kompasiana.com/shahnazzhr/5cebf01295760e76fc2c3f34/peng
aruh-revolusi-industri-4-0-dalam-pendidikan-di-indonesia (Di akses 7
januari 2020)
Darmawan, John. Menjadi Guru Era Pendidikan 4.0. Aceh: Serambinews,
November 2018. http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/menjadi-guru-era-
pendidikan-40 (diakses 11 September 2019).
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Penilaian
Kinerja Guru Jakarta, 2008.
Jannah, Lina Miftahul dan Bambang Prasetyo. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Aplikasi Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Kasmir. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teoi dan praktik), Depok: PT. Raja
Grafindo Persada, 2015.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
Margono. Metodologi Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Mustamin, Khalifah. Metodologi Penelitian Pendidikan Makassar: CV Berkah
Utami, 2009
---------------------------.. Metodologi Penelitian Pen didikan Makassar: Alauddin
Press, 2009.
Mubin, Fatkhul. Tantangan Profesi Keguruan Pada Era Revolusi Industri 4.0
Depok: Jurnal pendidikan Islam dan Manajemen pendidikan islam :, 2019.
Munir, Abdulla. Menjadi Kepala sekolah Efektif. Yogyakarta: AR-Ruzz Media,
2010.
89

Nafi, Muchammad. Penetrasi Smartphone terhadap jumlah penduduk Indonesia,


juli 2019.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/05/penetrasi-
smartphone-terhadap-jumlah-penduduk-indonesia/ (Diakses 2 januari
2020)
Ningsih, Mustika Sulisto. “Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Guru di MA
Al-Hikmah Wayhalim Kedaton Bandar Lampung” Skripsi, Lampung:
Fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Raden intan Lampung 2017.
Nurkholis, M. Anwar dan Badawi. Profesionalisme guru di era industri 4.0.
Palembang: Universitas PGRI 2019.
Permendiknas No. 41 Tahun 2007, Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: BSNP, 2007.
Putra, Ade. Pengantar Teknologi Informasi. Palembang : Universitas Bina Darma,
2013
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian
pemula. Cet. V; Bandung: 2008.
Savitri, Astrid. Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era
Disrupsi 4.0. Yogyakarta: Genesis, 2019.
Schwab, Klaus. Revolusi industri keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2019.
Saat, Sulaiman dan Sitti Mania Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi
Peneliti Pemula. Yogyakarta: SiBuku, 2018.
Sevima. Tantangan Guru di era Insutri 4.0, Jurnal pemikiran dan penelitian
pendidikan. Vol. 16, No. 1; Palembang: Juni 2018.
Soedijarto. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan Dan Bermutu, Jakarta:
Balai Pustaka.1993.
Sutiah, Muhaimin dan Sugeng listyo prabowo, Manajemen Pendidikan. Jakarta:
kencana Prenada Media Group, 2009.
Susanto, Ahmad. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, strategi, dan
implemntasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2016.
Surybrata, Sumadi. Metodologi Pendidikan. Cet. XXV; Jakarta: Raja Grafindo,
2014.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&.D Cet. 25, Bandung: Alfabeta, 2017.
----------. Statistika untuk Penelitian. Cet. 1; Bandung : Alfabeta, 2014.
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Cet.XVII; Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Suripto, tegu. Meningkatkan kinerja karyawan melalui expectancy theory dalam
motivasi, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia. Vol. V, No. 2; Yogyakarta:
Desember 2015
Sadirman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Jakarta: Rajawali Pers, 1992.
Sedana, I Made. Guru Dalam Peningkatan Profesionalisme, Agen Perubahan dan
Revolusi Industri 4.0. Jurnal Penjaminan Mutu Lembaga Penjaminan Mutu;
Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, 2019.
90

Supandi, Agus dkk, Analisis Kompetensi Guru: Pembelajaran Revolusi Industri


4.0. Jakarta Timur: Universitas Indraprasta PGRI, 2020.
Supriyono, Asmin. “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Profesional, dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar” Jurnal Pendidikan, vol. 18,
No.2, 2017. https://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp/article/view/269/250 (diakses
03 September 2019)
Tiro, Muhammad Arif, Dasar-Dasar Statistik. Cet. I; Makassar: State University
Of Makassar Press, 1999.
Utomo,Susilo Setyo. ”Guru di Era Revolusi Industri 4.0” Jurnal UNY, Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Sosial Pendidikan Sejarah FKIP UNDANA, Agustus 2019.
https://eprints.uny.ac.id/65069/ (Diakses 04 September 2019)
Undang-undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005 Cet. III). Jakarta, Sinar
Grafika, 2010.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Th. 2005 Cet.III).
Jakarta: Sinar Grafika 2010.
Websindo Kreatif, Indoneai digital 2019 Tinjauan Umum, Banjar: Nets Indo Group
Juli 2019. https://websindo.com/indonesia-digital-2019-tinjauan-umum/
(Diakses 2 januari 2020)
Yamin, H. Matinis dan Maisah. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: GP Press,
2010.
Zainal, Hajriana.“Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah dan Kompetensi guru
terhadap Motivasi kerja dalam meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Kota Malang” Tesis, Malang: Program Magister
Manajemen Pendidika Islam Pascasarjana UIN maulana malik ibrahim
Malang, 2018.
91
92

LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH RESPON GURU PADA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
TERHADAP KINERJA GURU DI SMPN 1 SOPPENG RIAJA KABUPATEN
BARRU
A. Petunjuk Pengisian
1. Pengantar:
a. Angket ini diedarkan dengan maksud untuk mendapatkan informasi
sehubungan dengan penelitian tentang pengaruh Revolusi industri 4.0 terhadap
kinerja guru di SMPN 1 Soppeng riaja Kabupaten Barru Kelurahan Mangkoso.
b. Data yang kami dapatkan, semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian
dalm rangka penyelesaian studi pada program sarjana UIN Alauddin Makassar.
Untuk itu, anda tidak perlu ragu mengisi angket ini. Kerahasiaan data, kami
jamin sepenuhnya.
c. Informasi yang anda berikan sangat berguna bagi kami untuk menganilisis
tentang pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap kinerja guru di SMPN 1
Soppeng Riaja Kabupaten Barru Kelurahan Mangkoso.
d. Partisipasi anda memberikan informasi merupakan sumbangan yang amat
berharga buat kami dalam penyelesaian studi. Untuk itu, kami ucapkan banyak
terima kasih.
2. Penjelasan Pengisian
a. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut, kami mohon kesediaan anda
untuk membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian ini.
b. Narasumber dimohon untuk memilih salah satu jawaban dengan member tanda
centang(√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan keadaan atau fakta
yang terjadi.
3. Keterangan Singkatan pilihan
S = Selalu
SR = Sering
K = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah
93

B. Identitas
Nama =
Tempat tugas =
Mapel yang diajarkan =
Pendidikan terakhir =
Lama mengajar =
Status dinas = PNS/Honor (Coret Yang tidak Perlu)

1. Respon Guru terhadap Revolusi Industri 4.0 (Variabel X)


RESPON

Keinginan untuk bertindak/berpartisipasi aktif dalam penggunaan teknologi


digital dan teknologi informasi

NILAI
NO Pernyataan
S SR K TP

1 Setiap pekerjaan saya selesaikan dengan bantuan


teknologi digital dan informasi

2 Saya membagikan informasi mengenai tugas kepada


teman saya melalui teknologi digital dan teknologi
infomasi
Membaca/ mendengar tentang revolusi industri 4.0

3 Saya pernah mendengar istilah revolusi industri 4.0

4 Saya pernah membaca artikel tentang revolusi industri


4.0
5 Saya pernah mengikuti suatu pelatihan tentang
pendidikan di era industry 4.0
Melihat Perubahan yang terjadi di era industry 4.0

6 Saya melihat perubahan yang terjadi di sekitar saya


karena teknologi digital dan informasi

7 Dengan adanya kekuatan teknologi informasi dan digital


memudahkan saya untuk dapat melihat perubahan-
perubahan yang terjadi di penjuru dunia tanpa harus
meninggalkan tempat.
94

Menimbulkan/ membangkitkan perasaan

8 Saya senang dengan adanya teknologi digital dan


informasi yang semakin canggih di era industry 4.0

9 Era industri 4.0 membuat saya merasa nyaman dalam


melakukan akitifitas saya dengan segala
kecanggihannya

Mengamati

10 Saya mengamati perilaku lingkungan saya yang sudah


terbiasa dengan adanya teknologi digital dan teknologi
informasi di er revolusi industry 4.0
11 Saya mengamati setiap perubahan yang ada di era
industry 4.0

ASPEK REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Kekuatan Digitalisasi

12 SMPN 1 Soppeng Riaja telah memanfaatkan kekuatan


digitalisasi dalam beberapa kegiatan di sekolah
13 Saya mampu menggunakan dengan baik alat-alat digital
yang ada di sekolah
14 Saya menggunakan teknologi digital dalam proses
pembelajaran agar lebih menarik dan menyenangkan
15 Kekuatan digitalisasi membantu saya dalam
menjalankan tugas sebagai guru
16 Saya lebih mudah memahami informasi yang di
sampaikan dalam bentuk digital

17 Beberapa informasi di sekolah ditampilkan dalam


bentuk digitalisasi

Teknologi Informasi

18 SMPN 1 Soppeng Riaja menggunakan teknologi


informasi dan menyediakan fasilitas wifi untuk
95

memudahkan guru, siswa dan warga sekolah dalam


memperoleh informasi.
19 SMPN 1 Soppeng Riaja menggunakan website sekolah
dalam menyebarkan informasi
20 Saya menggunakan teknologi informasi untuk
membantu saya menjalankan tugas sebagi guru.
21 Saya menggunakan teknologi informasi untuk
mendapatkan literatur untuk mengembangkan metode
pembelajaran agar lebih menarik dan menyanangkan
22 Saya menggunakan kekuatan digitalisasi dan teknologi
informasi ditambah dengan bantuan internet untuk
membantu dalam mencari informasi mengenai tugas
saya sebagai guru
23 Tanpa media sosial saya merasa susah dalam
memperoleh informasi dan menyebarkan infortmasi
24 Saya termasuk pengguna aktif teknologi informasi dan
mengetahui perbedaanya dari masa ke masa

2. Kinerja Guru

KUALITAS KERJA

Membuat perencanaan program pengajaran dengan cepat

NILAI
NO Pernyataan
S SR K TP

Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap


1
menggunakan teknologi digital dan teknologi informasi.

Saya merasa terbantu membuat RPP dengan teknologi


2
digitalisasi dan informasi.

3 Dengan menggunakan kekuatan teknologi digital dan

teknologi informasi pembuatan RPP dapat lebih mudah

dan efisien

4 Saya dapat lebih kreatif dalam pembuatan RPP dengan

melihat beberapa contoh RPP di internet


96

5 Saya akan kesulitan dalam membuat RPP jika tidak di

bantu dengan kekuatan digitalisasi dan teknologi

informasi di era revolusi industri 4.0

Menguasai bahan pelajaran dan menilai kemajuan belajar mengajar

Menggunakan teknologi informasi dalam menentukan


6
dan menjelaskan aspek dan prosedur pembelajaran pada
mata pelajaran yang diampu

7 Menggunakan media teknologi informasi dan


komunikasi dalam penilaian hasil dan menentukan

ketuntasan belajar

8 Saya menggunakan media informasi dalam menambah

referensi tentang bahan ajar yang saya miliki.

9 Saya menggunakan internet untuk mendapatkan

literatur tambahan tentang pembelajaran yang akan saya

ajarkan

10 Saya mengawasi perkembangan kualitas belajar siswa

dengan menggunakan teknologi digital

11 Saya menggunakan media digital dan informasi dalam

mengevaluasi proses pembelajaran

KECEPATAN/KETEPATAN KERJA

Menyelesaikan program pengajaran sesuai kalender akademik

12 Membuat jadwal kegiatan pembelajaran sesuai dengan

kalender akademik dengan menggunakan teknologi

digital
97

13 Menyelesaikan program pengajaran tepat waktu sesuai

dengan aturan kalender akademik dengan mengacu pada

RPP yang telah saya buat menggunakan laptop.


Saya merasa terbantu dengan adanya teknologi digital
14 dan media informasi dalam menyelesaikan tugas saya
dalam mengajar.

Dengan adanya Revolusi industri 4.0 saya lebih optimal


15 dalam melaksanakan tugas sebagai guru tanpa harus
terhalang ruang dan waktu

Revolusi industri mengifesienkan waktu saya dalam


16 mengerjakan tugas sebagai guru

Revolusi industri 4.0 sangat membantu saya dalam


17
berbagai hal untuk menngerjakan tugas anda sebagai
guru.

INISIATIF KERJA

Menggunakan media dalam pembelajaran

Menggunakan media dan sumber belajar yang relevan


18
untuk mencapai tujuan pembelajaran
Saya menggunakan teknologi digital dan teknologi
19
informasi dalam proses pembelajaran
Untuk mengifesienkan dan mengefektifkan waktu di era
20
pandemi saya menggunakan media sosial dalam praktek
pembelajaran jarak jauh
Tanpa perkembangan teknologi digital dan teknologi
21.
informasi di revolusi industri 4.0 sekarang ini
pembelajaran jarak jauh akan sulit dilaksanakan
98

22 Revolusi industri 4.0 memudahkan saya dalam

mengembangkan proses pembelajaran tanpa terkendala

ruang dan waktu

Menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran

23 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

dalam pembelajaran yang di ampu untuk membuat

pelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

24 Saya memberikan pelajaran dengan berbasis internet (E-


Learning).
99

LAMPIRAN II
TABEL TABULASI

❖ Tabel Tabulasi Variabel X

N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
Jm
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 2 2 2 1 1 3 4 4 2 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 59
2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 83
3 3 2 2 2 1 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 74
4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 4 77
5 3 3 3 1 1 3 4 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 61
6 2 2 2 1 1 3 4 4 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 55
7 4 4 3 2 1 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 74
8 3 3 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 76
9 3 4 1 1 1 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 75
1
2 2 2 1 1 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 3 54
0
1
2 2 2 1 1 3 4 4 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 56
1
1
3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 81
2
1
4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 1 3 3 3 3 2 4 4 3 78
3
1
3 4 3 2 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 1 2 3 3 4 4 4 4 3 76
4
1
3 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 3 4 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 3 74
5
1
2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 1 2 3 3 3 4 3 3 2 64
6
1
3 4 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 1 3 3 3 2 3 4 4 3 71
7
1
3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 76
8
1
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 4 3 2 66
9
2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 3 4 85
0
2
4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 2 86
1
2
4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 84
2
100

2
4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 1 2 4 4 3 4 3 4 4 80
3
2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 87
4
2
4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 89
5
2
3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 3 83
6
2
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 85
7
2
4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 82
8
2
3 4 3 2 2 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 77
9
3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 68
0
3
3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 64
1
3
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 78
2
3
3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 1 3 4 3 3 4 4 3 2 75
3
3
4 4 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 83
4
3
4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 2 74
5
3
2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 1 2 3 3 3 4 4 4 2 67
6
3
4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 88
7
101

❖ Tabel Tabulasi Variabel Y

JU
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 ML
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 AH
1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 2 61
2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 63
4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
5 4 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 64
6 4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 2 67
7 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 90
8 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 88
9 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 85
1
4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 2 71
0
1
4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 2 67
1
1
4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
2
1
4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 83
3
1
4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 85
4
1
4 3 4 3 2 2 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 79
5
1
4 4 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 82
6
1
4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 85
7
1
4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 79
8
1
3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 74
9
2
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 0
0
2
4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 88
1
2
4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 88
2
2
4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 84
3
2
4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 85
4
102

2
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 89
5
2
4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 88
6
2
4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0
7
2
4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 87
8
2
4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 83
9
3
4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 78
0
3
4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 82
1
3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 75
2
3
3 4 3 4 4 4 3 4 4 1 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 82
3
3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 71
4
3
3 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 76
5
3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 83
6
3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 88
7
103

LAMPIRAN III
TABEL VALIDASI DAN REALIBILITAS

Tabel Validasi Variabel X


Correlations
x1 x1 x1 x1 x1 x1 x1 x1 x1 x1 x2 x2 x2 x2 x2 JUM
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 LAH
x1 Pears 1 .7 .5 .5 .5 .4 0. 0. .6 0. .4 .5 .6 .5 .5 0. .4 .3 .5 .4 0. 0. .4 0. .809
on 45 31 59 49 93 22 22 75 30 62 18 04 64 60 29 92 51 21 48 22 17 23 28 **

Corre ** ** ** ** ** 3 7 ** 0 ** ** ** ** ** 1 ** * ** ** 9 4 ** 0
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 00 00 00 00 18 17 00 07 00 00 00 00 00 08 00 03 00 00 17 30 00 09 0
tailed 0 1 0 0 2 5 8 0 2 4 1 0 0 0 0 2 3 1 5 3 3 9 3
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x2 Pears .7 1 .4 0. .4 0. 0. 0. .6 - 0. .3 .5 .5 .6 0. .3 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. .586
on 45 16 28 41 12 13 15 36 0. 15 90 97 14 90 04 61 08 32 32 23 17 26 00 **

Corre ** * 7 ** 2 5 0 ** 08 8 * ** ** ** 5 * 5 0 2 4 7 3 0
lation 7
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 1. 0.00
(2- 00 01 08 00 47 42 37 00 60 35 01 00 00 00 79 02 61 05 05 16 29 11 00 0
tailed 0 0 5 6 3 7 6 0 9 1 7 0 1 0 0 8 5 4 2 3 4 5 0
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x3 Pears .5 .4 1 .6 .7 0. 0. - .4 - 0. .4 .4 .3 .4 - 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. - .552
on 31 16 84 59 26 10 0. 51 0. 15 67 73 26 78 0. 12 11 31 29 26 04 12 0. **

Corre ** * ** ** 5 1 01 ** 00 3 ** ** * ** 01 1 3 8 1 0 3 1 05
lation 8 2 0 7
104

Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 01 00 00 11 55 91 00 99 36 00 00 04 00 95 47 50 05 08 12 79 47 73 0
tailed 1 0 0 0 3 2 8 5 3 7 4 3 9 3 4 7 4 5 0 0 9 6 7
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x4 Pears .5 0. .6 1 .7 .4 0. 0. .5 0. 0. .5 .5 .5 .5 0. .4 .4 .4 .4 .3 0. 0. 0. .746
on 59 28 84 44 55 04 06 91 20 30 57 12 68 02 19 18 57 94 38 93 19 15 23 **

Corre ** 7 ** ** ** 6 9 ** 6 4 ** ** ** ** 9 ** ** ** ** * 9 2 2
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 08 00 00 00 78 68 00 22 06 00 00 00 00 23 01 00 00 00 01 23 36 16 0
tailed 0 5 0 0 5 6 5 0 2 7 0 1 0 2 7 0 4 2 7 6 9 8 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x5 Pears .5 .4 .7 .7 1 0. - 0. .6 0. 0. .4 .6 .4 .5 0. 0. 0. 0. .4 .3 0. 0. 0. .646
on 49 41 59 44 28 0. 00 38 01 16 92 30 05 72 05 19 17 28 08 45 11 18 00 **

Corre ** ** ** ** 3 02 8 ** 5 9 ** ** * ** 8 2 8 2 * * 1 6 0
lation 0
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 1. 0.00
(2- 00 00 00 00 09 90 96 00 93 31 00 00 01 00 73 25 29 09 01 03 51 26 00 0
tailed 0 6 0 0 0 7 2 0 2 8 2 0 3 0 3 4 2 1 2 6 3 9 0
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x6 Pears .4 0. 0. .4 0. 1 0. 0. 0. .4 0. .4 0. 0. 0. .4 .3 0. .3 .4 0. 0. - 0. .547
on 93 12 26 55 28 16 07 21 51 31 14 25 13 30 41 71 27 94 57 22 21 0. 30 **

Corre ** 2 5 ** 3 6 1 4 ** 5 * 0 3 5 ** * 9 * ** 7 9 01 1
lation 1
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 47 11 00 09 32 67 20 00 05 01 13 43 06 00 02 09 01 00 17 19 94 07 0
tailed 2 3 3 5 0 6 7 3 5 8 1 6 4 6 6 4 5 6 4 6 3 7 0
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
105

x7 Pears 0. 0. 0. 0. - 0. 1 .4 0. .4 .3 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. .4 0. .379
on 22 13 10 04 0. 16 70 28 51 82 23 22 29 17 26 21 30 23 07 13 11 06 22 *

Corre 3 5 1 6 02 6 ** 1 ** * 7 3 5 0 4 3 8 6 6 5 1 * 7
lation 0
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.02
(2- 18 42 55 78 90 32 00 09 00 02 15 18 07 31 11 20 06 15 65 42 51 01 17 1
tailed 5 7 2 6 7 6 3 2 5 0 7 5 7 5 4 7 3 9 5 5 1 3 7
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x8 Pears 0. 0. - 0. 0. 0. .4 1 0. .5 .4 0. 0. 0. 0. 0. 0. .3 0. - 0. 0. 0. .4 .350
on 22 15 0. 06 00 07 70 19 24 25 26 01 28 18 31 28 43 01 0. 06 03 30 21 *

Corre 7 0 01 9 8 1 ** 4 ** ** 4 4 9 9 1 9 * 5 02 4 6 5 **

lation 8 0
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.03
(2- 17 37 91 68 96 67 00 25 00 00 11 93 08 26 06 08 03 92 90 70 83 06 01 4
tailed 8 6 8 5 2 7 3 1 1 9 4 3 3 3 1 3 8 9 8 6 3 6 0
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x9 Pears .6 .6 .4 .5 .6 0. 0. 0. 1 0. .4 .6 .7 .6 .6 0. .4 .4 .5 .5 .5 0. .4 0. .829
on 75 36 51 91 38 21 28 19 12 14 66 81 35 58 19 28 13 48 93 29 25 28 15 **

Corre ** ** ** ** ** 4 1 4 6 * ** ** ** ** 3 ** * ** ** ** 8 ** 8
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 00 00 00 00 20 09 25 45 01 00 00 00 00 25 00 01 00 00 00 12 00 35 0
tailed 0 0 5 0 0 3 2 1 8 1 0 0 0 0 3 8 1 0 0 1 2 8 1
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x10 Pears 0. - - 0. 0. .4 .4 .5 0. 1 .6 0. 0. 0. 0. .4 .4 .4 0. 0. - - 0. .4 .439
on 30 0. 0. 20 01 51 51 24 12 09 27 06 22 01 92 75 43 25 23 0. 0. 20 58 **

Corre 0 08 00 6 5 ** ** ** 6 ** 7 9 0 7 ** ** ** 7 4 03 03 1 **

lation 7 2 3 7
106

Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 07 60 99 22 93 00 00 00 45 00 09 68 19 92 00 00 00 12 16 84 82 23 00 7
tailed 2 9 3 2 2 5 5 1 8 0 7 6 0 0 2 3 6 5 2 5 9 4 4
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x11 Pears .4 0. 0. 0. 0. 0. .3 .4 .4 .6 1 .5 0. .4 0. 0. .4 .3 .5 .4 0. 0. .4 .3 .604
on 62 15 15 30 16 31 82 25 14 09 23 23 58 31 06 41 62 50 18 23 11 76 32 **

Corre ** 8 3 4 9 5 * ** * ** ** 9 ** 1 2 ** * ** ** 8 5 ** *

lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 35 36 06 31 05 02 00 01 00 00 15 00 06 71 00 02 00 01 15 49 00 04 0
tailed 4 1 7 7 8 8 0 9 1 0 1 5 4 1 5 6 8 0 0 6 7 3 4
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x12 Pears .5 .3 .4 .5 .4 .4 0. 0. .6 0. .5 1 .4 .4 .6 0. 0. .3 .6 .6 .5 0. .4 0. .761
on 18 90 67 57 92 14 23 26 66 27 23 56 96 71 14 31 27 16 16 01 12 13 18 **

Corre ** * ** ** ** * 7 4 ** 7 ** ** ** ** 8 7 * ** ** ** 3 * 4
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 01 00 00 00 01 15 11 00 09 00 00 00 00 38 05 04 00 00 00 46 01 27 0
tailed 1 7 4 0 2 1 7 4 0 7 1 5 2 0 0 6 8 0 0 2 7 1 5
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x13 Pears .6 .5 .4 .5 .6 0. 0. 0. .7 0. 0. .4 1 .5 .6 0. .3 0. .3 .4 .4 .3 .4 - .706
on 04 97 73 12 30 25 22 01 81 06 23 56 64 73 11 53 27 41 48 01 31 23 0. **

Corre ** ** ** ** ** 0 3 4 ** 9 9 ** ** ** 2 * 0 * ** * * ** 05
lation 6
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 00 00 00 00 13 18 93 00 68 15 00 00 00 50 03 10 03 00 01 04 00 74 0
tailed 0 0 3 1 0 6 5 3 0 6 5 5 0 0 8 2 6 9 5 4 6 9 2
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
107

x14 Pears .5 .5 .3 .5 .4 0. 0. 0. .6 0. .4 .4 .5 1 .6 0. .4 .3 .4 0. .3 .3 .4 0. .715


on 64 14 26 68 05 13 29 28 35 22 58 96 64 33 13 32 50 88 31 91 42 25 10 **

Corre ** ** * ** * 3 5 9 ** 0 ** ** ** ** 5 ** * ** 5 * * ** 3
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 00 04 00 01 43 07 08 00 19 00 00 00 00 42 00 03 00 05 01 03 00 54 0
tailed 0 1 9 0 3 4 7 3 0 0 4 2 0 0 5 8 4 2 7 7 8 9 5
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x15 Pears .5 .6 .4 .5 .5 0. 0. 0. .6 0. 0. .6 .6 .6 1 0. .3 0. .4 .4 .6 0. .4 0. .747
on 60 90 78 02 72 30 17 18 58 01 31 71 73 33 01 65 14 75 72 46 31 18 05 **

Corre ** ** ** ** ** 5 0 9 ** 7 1 ** ** ** 7 * 8 ** ** ** 8 * 6
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 00 00 00 00 06 31 26 00 92 06 00 00 00 92 02 38 00 00 00 05 01 74 0
tailed 0 0 3 2 0 6 5 3 0 0 1 0 0 0 1 6 2 3 3 0 5 0 2
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x16 Pears 0. 0. - 0. 0. .4 0. 0. 0. .4 0. 0. 0. 0. 0. 1 .3 .3 0. 0. 0. - 0. 0. .350
on 29 04 0. 19 05 41 26 31 19 92 06 14 11 13 01 64 84 07 13 06 0. 00 26 *

Corre 1 5 01 9 8 ** 4 1 3 ** 2 8 2 5 7 * * 2 5 6 10 7 6
lation 0 4
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.03
(2- 08 79 95 23 73 00 11 06 25 00 71 38 50 42 92 02 01 67 42 69 54 96 11 3
tailed 0 0 4 7 3 6 4 1 3 2 5 0 8 5 1 7 9 2 4 6 0 9 2
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x17 Pears .4 .3 0. .4 0. .3 0. 0. .4 .4 .4 0. .3 .4 .3 .3 1 .5 .5 .5 0. 0. 0. 0. .621
on 92 61 12 18 19 71 21 28 28 75 41 31 53 32 65 64 11 22 11 19 28 15 13 **

Corre ** * 1 ** 2 * 3 9 ** ** ** 7 * ** * * ** ** ** 5 4 8 8
lation
108

Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 02 47 01 25 02 20 08 00 00 00 05 03 00 02 02 00 00 00 24 08 34 41 0
tailed 2 8 7 0 4 4 7 3 8 3 6 6 2 8 6 7 1 1 1 8 9 9 7
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x18 Pears .3 0. 0. .4 0. 0. 0. .3 .4 .4 .3 .3 0. .3 0. .3 .5 1 .6 0. .4 0. 0. 0. .555
on 51 08 11 57 17 27 30 43 13 43 62 27 27 50 14 84 11 29 24 06 16 09 32 **

Corre * 5 3 ** 8 9 8 * * ** * * 0 * 8 * ** ** 6 * 0 0 0
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 03 61 50 00 29 09 06 03 01 00 02 04 10 03 38 01 00 00 14 01 34 59 05 0
tailed 3 5 4 4 2 5 3 8 1 6 8 8 6 4 2 9 1 0 2 3 4 5 4
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x19 Pears .5 0. 0. .4 0. .3 0. 0. .5 0. .5 .6 .3 .4 .4 0. .5 .6 1 .6 .6 .3 0. 0. .715
on 21 32 31 94 28 94 23 01 48 25 50 16 41 88 75 07 22 29 52 09 51 28 23 **

Corre ** 0 8 ** 2 * 6 5 ** 7 ** ** * ** ** 2 ** ** ** ** * 3 8
lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 05 05 00 09 01 15 92 00 12 00 00 03 00 00 67 00 00 00 00 03 09 15 0
tailed 1 4 5 2 1 6 9 9 0 5 0 0 9 2 3 2 1 0 0 0 3 0 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x20 Pears .4 0. 0. .4 .4 .4 0. - .5 0. .4 .6 .4 0. .4 0. .5 0. .6 1 .5 .4 0. 0. .667
on 48 32 29 38 08 57 07 0. 93 23 18 16 48 31 72 13 11 24 52 00 08 26 05 **

Corre ** 2 1 ** * ** 6 02 ** 4 ** ** ** 5 ** 5 ** 6 ** ** * 4 5
lation 0
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 05 08 00 01 00 65 90 00 16 01 00 00 05 00 42 00 14 00 00 01 11 74 0
tailed 5 2 0 7 2 4 5 8 0 2 0 0 5 7 3 4 1 2 0 2 2 5 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
109

x21 Pears 0. 0. 0. .3 .3 0. 0. 0. .5 - 0. .5 .4 .3 .6 0. 0. .4 .6 .5 1 .3 0. 0. .566


on 22 23 26 93 45 22 13 06 29 0. 23 01 01 91 46 06 19 06 09 00 47 22 05 **

Corre 9 4 0 * * 7 5 4 ** 03 8 ** * * ** 6 5 * ** ** * 2 7
lation 3
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 17 16 12 01 03 17 42 70 00 84 15 00 01 01 00 69 24 01 00 00 03 18 73 0
tailed 3 3 0 6 6 6 5 6 1 5 6 2 4 7 0 6 8 3 0 2 5 8 7
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x22 Pears 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. - 0. 0. .3 .3 0. - 0. 0. .3 .4 .3 1 0. 0. .361
on 17 17 04 19 11 21 11 03 25 0. 11 12 31 42 31 0. 28 16 51 08 47 18 23 *

Corre 4 7 3 9 1 9 1 6 8 03 5 3 * * 8 10 4 0 * * * 8 3
lation 7 4
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.02
(2- 30 29 79 23 51 19 51 83 12 82 49 46 04 03 05 54 08 34 03 01 03 26 16 8
tailed 3 4 9 9 3 3 1 3 2 9 7 7 6 8 5 0 9 4 3 2 5 6 5
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x23 Pears .4 0. 0. 0. 0. - .4 0. .4 0. .4 .4 .4 .4 .4 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 1 0. .478
on 23 26 12 15 18 0. 06 30 28 20 76 13 23 25 18 00 15 09 28 26 22 18 31 **

Corre ** 3 1 2 6 01 * 5 ** 1 ** * ** ** * 7 8 0 3 4 2 8 0
lation 1
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.00
(2- 00 11 47 36 26 94 01 06 00 23 00 01 00 00 01 96 34 59 09 11 18 26 06 3
tailed 9 5 6 8 9 7 3 6 8 4 3 1 9 9 0 9 9 5 0 5 8 6 2
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
x24 Pears 0. 0. - 0. 0. 0. 0. .4 0. .4 .3 0. - 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 1 .346
on 28 00 0. 23 00 30 22 21 15 58 32 18 0. 10 05 26 13 32 23 05 05 23 31 *

Corre 0 0 05 2 0 1 7 ** 8 ** * 4 05 3 6 6 8 0 8 5 7 3 0
lation 7 6
110

Sig. 0. 1. 0. 0. 1. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.03
(2- 09 00 73 16 00 07 17 01 35 00 04 27 74 54 74 11 41 05 15 74 73 16 06 6
tailed 3 0 7 6 0 0 7 0 1 4 4 5 2 5 2 2 7 4 6 6 7 5 2
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
JUM Pears .8 .5 .5 .7 .6 .5 .3 .3 .8 .4 .6 .7 .7 .7 .7 .3 .6 .5 .7 .6 .5 .3 .4 .3 1
LAH on 09 86 52 46 46 47 79 50 29 39 04 61 06 15 47 50 21 55 15 67 66 61 78 46
Corre ** ** ** ** ** ** * * ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** ** * ** *

lation
Sig. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.
(2- 00 00 00 00 00 00 02 03 00 00 00 00 00 00 00 03 00 00 00 00 00 02 00 03
tailed 0 0 0 0 0 0 1 4 0 7 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 8 3 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel Reabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.917 24
111

Tabel Validasi Variabel Y


Correlations
Ju
y1 y1 y1 y1 y1 y1 y1 y1 y1 y1 y2 y2 y2 y2 y2 mla
y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 h
y1 Pears 1 .3 1.0 0. 0. 0. 0. .3 0. 0. 0. 0. .3 0. 0. 0. .4 - 0. .3 .4 - 0. 0. .38
on 49 00** 06 09 03 23 39 23 25 13 17 56 25 30 13 52 0. 18 91 78 0. 07 09 7*
Corre * 1 0 1 5 * 7 2 4 8 * 8 6 7 ** 18 9 * ** 13 5 1
lation 3 5
Sig. 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 03 00 72 59 85 16 04 15 13 43 29 03 12 06 41 00 27 26 01 00 42 65 59 18
tailed 4 1 7 6 2 0 7 2 0 3 1 2 5 9 5 9 3 7 3 6 9 3
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y2 Pears .34 1 .34 .4 .4 0. 0. .3 .3 0. 0. 0. .4 0. 0. .3 .3 0. 0. .5 0. - 0. 0. .50
on 9* 9* 83 70 21 19 72 52 09 18 21 41 30 32 67 58 16 19 71 25 0. 18 08 2**
Corre ** ** 3 1 * * 4 1 5 ** 7 1 * * 8 1 ** 5 05 7 3
lation 6
Sig. 0.0 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 34 34 00 00 20 25 02 03 58 28 20 00 06 05 02 02 31 25 00 12 74 26 62 02
tailed 2 3 5 7 3 3 0 5 2 6 5 2 5 9 9 8 0 8 2 7 7
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y3 Pears 1.0 .3 1 0. 0. 0. 0. .3 0. 0. 0. 0. .3 0. 0. 0. .4 - 0. .3 .4 - 0. 0. .38
on 00** 49 06 09 03 23 39 23 25 13 17 56 25 30 13 52 0. 18 91 78 0. 07 09 7*
Corre * 1 0 1 5 * 7 2 4 8 * 8 6 7 ** 18 9 * ** 13 5 1
lation 3 5
Sig. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 00 03 72 59 85 16 04 15 13 43 29 03 12 06 41 00 27 26 01 00 42 65 59 18
tailed 4 1 7 6 2 0 7 2 0 3 1 2 5 9 5 9 3 7 3 6 9 3
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
112

y4 Pears 0.0 .4 0.0 1 .8 .4 0. 0. .6 0. 0. 0. .4 .3 .6 .6 .3 0. .6 .4 0. 0. .6 .4 .76


on 61 83 61 18 96 25 29 76 25 24 22 74 51 70 01 60 27 33 73 09 21 01 69 6**
Corre ** ** ** 9 3 ** 3 0 4 ** * ** ** * 6 ** ** 6 0 ** **

lation
Sig. 0.7 0. 0.7 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 21 00 21 00 00 12 07 00 13 15 18 00 03 00 00 02 09 00 00 57 21 00 00 00
tailed 2 0 2 2 8 0 0 2 3 3 3 0 0 9 9 0 3 4 3 0 3
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y5 Pears 0.0 .4 0.0 .8 1 .6 0. 0. .6 0. 0. 0. .4 .3 .5 .4 .4 0. .5 .4 0. 0. .4 .3 .72
on 90 70 90 18 07 28 26 11 22 23 24 26 85 56 55 78 24 16 21 14 12 30 78 0**
Corre ** ** ** 1 3 ** 3 2 5 ** * ** ** ** 5 ** ** 1 9 ** *

lation
Sig. 0.5 0. 0.5 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 97 00 97 00 00 09 11 00 18 16 14 00 01 00 00 00 14 00 00 40 44 00 02 00
tailed 3 0 0 2 6 0 5 8 4 9 9 0 5 3 5 1 9 4 8 8 1
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y6 Pears 0.0 0. 0.0 .4 .6 1 .4 0. .3 0. 0. 0. 0. .4 .3 .4 .5 0. .4 .4 0. 0. .3 0. .57
on 31 21 31 96 07 36 12 83 00 09 13 04 29 25 93 60 07 86 08 04 27 85 26 7**
Corre 3 ** ** ** 2 * 6 9 0 6 ** * ** ** 6 ** * 9 9 * 2
lation
Sig. 0.8 0. 0.8 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 56 20 56 00 00 00 47 01 97 56 44 78 00 05 00 00 65 00 01 77 09 01 11 00
tailed 5 2 0 7 0 9 1 0 3 8 8 0 2 0 4 2 2 5 4 8 7
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y7 Pears 0.2 0. 0.2 0. 0. .4 1 - 0. .4 .4 0. 0. .3 0. 0. .3 0. .3 0. - 0. 0. 0. .44
on 35 19 35 25 28 36 0. 23 53 55 22 14 96 30 17 63 31 60 30 0. 05 11 09 8**
Corre 1 9 1 ** 06 2 ** ** 9 8 * 7 5 * 8 * 3 13 1 6 8
lation 2 1
Sig. 0.1 0. 0.1 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 62 25 62 12 09 00 71 16 00 00 17 38 01 06 30 02 05 02 06 44 76 49 56 05
7 2 2 7 6 8 5 5 4 3 5 4 1 7 5 9 9 1 6 5 3
113

tailed
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y8 Pears .33 .3 .33 0. 0. 0. - 1 .6 0. 0. 0. .4 .3 .4 .3 .3 0. 0. .5 .3 0. .4 .4 .55
on 9* 72 9* 29 26 12 0. 69 09 18 23 02 81 37 77 87 10 17 15 40 20 69 32 3**
Corre * 3 3 2 06 ** 9 7 8 * * ** * * 8 4 ** * 6 ** **

lation 2
Sig. 0.0 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 40 02 40 07 11 47 71 00 56 26 15 01 02 00 02 01 52 30 00 04 22 00 00 00
tailed 3 8 6 0 6 0 0 9 6 4 0 7 2 8 5 3 1 0 2 3 8
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y9 Pears 0.2 .3 0.2 .6 .6 .3 0. .6 1 0. 0. .3 .5 .5 .7 .5 .5 .3 .6 .5 0. 0. .6 .4 .84
on 37 52 37 76 11 83 23 69 31 31 60 08 85 49 47 25 68 12 57 22 30 35 99 7**
Corre * ** ** * 2 ** 0 1 * ** ** ** ** ** * ** ** 0 9 ** **

lation
Sig. 0.1 0. 0.1 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 57 03 57 00 00 01 16 00 06 06 02 00 00 00 00 00 02 00 00 19 06 00 00 00
tailed 3 0 0 9 8 0 2 1 9 1 0 0 0 1 5 0 0 1 3 0 2
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y10 Pears 0.2 0. 0.2 0. 0. 0. .4 0. 0. 1 .8 0. .3 0. 0. - 0. 0. 0. 0. 0. - 0. 0. .38
on 52 09 52 25 22 00 53 09 31 06 21 73 26 31 0. 19 26 29 20 01 0. 01 02 8*
Corre 4 3 3 6 ** 9 0 ** 3 * 2 8 02 9 2 7 0 4 30 1 3
lation 8 2
Sig. 0.1 0. 0.1 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 32 58 32 13 18 97 00 56 06 00 20 02 11 05 86 23 11 07 23 93 06 94 89 18
tailed 0 0 5 1 5 0 2 0 6 3 7 6 8 7 7 4 6 2 9 7 3
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y11 Pears 0.1 0. 0.1 0. 0. 0. .4 0. 0. .8 1 0. 0. 0. .3 0. 0. 0. 0. 0. 0. - 0. 0. .39
on 34 18 34 24 23 09 55 18 31 06 19 08 30 26 08 13 30 18 31 04 0. 05 03 2*
1 0 2 9 ** 7 1 ** 4 2 3 * 5 7 3 6 1 1 5 2
114

Corre 18
lation 0
Sig. 0.4 0. 0.4 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 30 28 30 15 16 56 00 26 06 00 25 62 06 04 61 41 06 27 06 80 28 74 85 16
tailed 5 2 8 0 5 9 1 0 0 9 8 9 6 8 8 1 1 9 6 9 2
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y12 Pears 0.1 0. 0.1 0. 0. 0. 0. 0. .3 0. 0. 1 .3 0. .3 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. .41
on 78 21 78 22 24 13 22 23 60 21 19 46 01 69 21 30 28 19 30 28 11 15 09 5*
Corre 5 4 5 0 9 8 * 3 4 * 0 * 8 2 5 3 9 0 9 2 5
lation
Sig. 0.2 0. 0.2 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 93 20 93 18 14 44 17 15 02 20 25 03 95 02 19 07 08 25 06 09 48 37 57 11
tailed 2 3 4 3 4 6 9 6 0 6 4 4 6 0 7 2 3 3 4 0 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y13 Pears .35 .4 .35 .4 .4 0. 0. .4 .5 .3 0. .3 1 0. .5 0. .4 0. .3 .4 0. 0. 0. 0. .57
on 6* 41 6* 74 26 04 14 02 08 73 08 46 24 41 26 32 24 77 58 30 07 17 14 2**
Corre ** ** ** 6 8 * ** * 2 * 4 ** 4 ** 4 * ** 7 7 5 9
lation
Sig. 0.0 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 31 00 31 00 00 78 38 01 00 02 62 03 14 00 11 00 14 02 00 06 65 30 38 00
tailed 6 3 9 8 3 4 1 3 9 6 6 1 4 8 6 1 4 4 2 0 0
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y14 Pears 0.2 0. 0.2 .3 .3 .4 .3 .3 .5 0. 0. 0. 0. 1 .3 .5 .6 0. .5 .4 0. 0. .4 .3 .63
on 58 30 58 51 85 29 96 81 85 26 30 01 24 85 65 80 02 94 28 17 13 92 57 7**
Corre 7 * * ** * * ** 2 3 0 4 * ** ** 1 ** ** 5 8 ** *

lation
Sig. 0.1 0. 0.1 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 22 06 22 03 01 00 01 02 00 11 06 95 14 01 00 00 90 00 00 29 41 00 03 00
tailed 5 3 9 8 5 0 0 7 8 4 6 8 0 0 4 0 8 9 6 2 0
)
115

N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y15 Pears 0.3 0. 0.3 .6 .5 .3 0. .4 .7 0. .3 .3 .5 .3 1 .6 .6 .3 .5 .4 .4 .4 .5 .5 .84
on 06 32 06 70 56 25 30 37 49 31 26 69 41 85 45 08 85 94 55 08 70 78 29 4**
Corre 1 ** ** * 7 ** ** 8 * * ** * ** ** * ** ** * ** ** **

lation
Sig. 0.0 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 65 05 65 00 00 05 06 00 00 05 04 02 00 01 00 00 01 00 00 01 00 00 00 00
tailed 2 0 0 0 4 7 0 6 9 4 1 8 0 0 8 0 5 2 3 0 1
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y16 Pears 0.1 .3 0.1 .6 .4 .4 0. .3 .5 - 0. 0. 0. .5 .6 1 .6 - .6 .4 .3 .4 .6 .4 .69
on 37 67 37 01 55 93 17 77 47 0. 08 21 26 65 45 43 0. 24 73 37 16 55 72 7**
Corre * ** ** ** 5 * ** 02 5 8 4 ** ** ** 00 ** ** * * ** **

lation 8 3
Sig. 0.4 0. 0.4 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 19 02 19 00 00 00 30 02 00 86 61 19 11 00 00 00 98 00 00 04 01 00 00 00
tailed 5 0 5 2 1 2 0 8 6 6 4 0 0 0 6 0 3 2 0 0 3
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y17 Pears .45 .3 .45 .3 .4 .5 .3 .3 .5 0. 0. 0. .4 .6 .6 .6 1 0. .5 .3 .4 0. .3 .4 .73
on 2** 58 2** 60 78 60 63 87 25 19 13 30 32 80 08 43 13 71 93 81 24 78 40 3**
Corre * * ** ** * * ** 9 7 2 ** ** ** ** 8 ** * ** 3 * **

lation
Sig. 0.0 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 05 02 05 02 00 00 02 01 00 23 41 07 00 00 00 00 41 00 01 00 14 02 00 00
tailed 9 9 3 0 7 8 1 7 8 0 8 0 0 0 6 0 6 3 8 1 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y18 Pears - 0. - 0. 0. 0. 0. 0. .3 0. 0. 0. 0. 0. .3 - 0. 1 0. 0. - 0. 0. 0. .37
on 0.1 16 0.1 27 24 07 31 10 68 26 30 28 24 02 85 0. 13 20 04 0. 24 06 27 5*
Corre 83 8 83 6 5 6 8 8 * 2 3 5 4 1 * 00 8 8 9 17 6 7 7
lation 3 2
116

Sig. 0.2 0. 0.2 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0


(2- 79 31 79 09 14 65 05 52 02 11 06 08 14 90 01 98 41 21 77 30 14 69 09 22
tailed 9 9 5 4 5 5 5 7 8 7 6 4 8 6 6 6 5 8 2 4 7
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y19 Pears 0.1 0. 0.1 .6 .5 .4 .3 0. .6 0. 0. 0. .3 .5 .5 .6 .5 0. 1 0. 0. 0. .5 .4 .74
on 89 19 89 33 16 86 60 17 12 29 18 19 77 94 94 24 71 20 31 05 26 77 05 1**
Corre 1 ** ** ** * 4 ** 7 6 3 * ** ** ** ** 8 0 1 4 ** *

lation
Sig. 0.2 0. 0.2 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 63 25 63 00 00 00 02 30 00 07 27 25 02 00 00 00 00 21 06 76 11 00 01 00
tailed 8 0 1 2 9 3 0 4 1 2 1 0 0 0 0 6 2 4 5 0 3
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y20 Pears .39 .5 .39 .4 .4 .4 0. .5 .5 0. 0. 0. .4 .4 .4 .4 .3 0. 0. 1 .4 0. .4 0. .68
on 1* 71 1* 73 21 08 30 15 57 20 31 30 58 28 55 73 93 04 31 15 20 67 25 8**
Corre ** ** ** * 3 ** ** 0 1 9 ** ** ** ** * 9 0 * 4 ** 6
lation
Sig. 0.0 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 17 00 17 00 00 01 06 00 00 23 06 06 00 00 00 00 01 77 06 01 22 00 12 00
tailed 0 3 9 2 9 1 0 6 1 3 4 8 5 3 6 5 2 1 5 4 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y21 Pears .47 0. .47 0. 0. 0. - .3 0. 0. 0. 0. 0. 0. .4 .3 .4 - 0. .4 1 0. 0. 0. .34
on 8** 25 8** 09 14 04 0. 40 22 01 04 28 30 17 08 37 81 0. 05 15 13 11 14 5*
Corre 5 6 1 9 13 * 0 4 1 0 7 5 * * ** 17 1 * 4 8 3
lation 1 2
Sig. 0.0 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 03 12 03 57 40 77 44 04 19 93 80 09 06 29 01 04 00 30 76 01 42 48 39 36
tailed 8 4 4 5 1 0 1 2 9 3 4 9 2 2 3 8 4 1 8 6 9
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
117

y22 Pears - - - 0. 0. 0. 0. 0. 0. - - 0. 0. 0. .4 .4 0. 0. 0. 0. 0. 1 .5 .4 .37


on 0.1 0. 0.1 21 12 27 05 20 30 0. 0. 11 07 13 70 16 24 24 26 20 13 19 40 4*
Corre 35 05 35 0 9 9 1 6 9 30 18 9 7 8 ** * 3 6 4 4 4 ** **

lation 6 2 0
Sig. 0.4 0. 0.4 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 26 74 26 21 44 09 76 22 06 06 28 48 65 41 00 01 14 14 11 22 42 00 00 23
tailed 2 3 8 4 6 2 3 9 6 4 2 6 3 0 8 2 5 5 8 1 6
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y23 Pears 0.0 0. 0.0 .6 .4 .3 0. .4 .6 0. 0. 0. 0. .4 .5 .6 .3 0. .5 .4 0. .5 1 .7 .67
on 75 18 75 01 30 85 11 69 35 01 05 15 17 92 78 55 78 06 77 67 11 19 97 3**
Corre 7 ** ** * 6 ** ** 1 5 2 5 ** ** ** * 7 ** ** 8 ** **

lation
Sig. 0.6 0. 0.6 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 59 26 59 00 00 01 49 00 00 94 74 37 30 00 00 00 02 69 00 00 48 00 00 00
tailed 7 0 8 8 5 3 0 7 9 0 0 2 0 0 1 4 0 4 6 1 0
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
y24 Pears 0.0 0. 0.0 .4 .3 0. 0. .4 .4 0. 0. 0. 0. .3 .5 .4 .4 0. .4 0. 0. .4 .7 1 .56
on 91 08 91 69 78 26 09 32 99 02 03 09 14 57 29 72 40 27 05 25 14 40 97 1**
Corre 3 ** * 2 8 ** ** 3 2 5 9 * ** ** ** 7 * 6 3 ** **

lation
Sig. 0.5 0. 0.5 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.0
(2- 93 62 93 00 02 11 56 00 00 89 85 57 38 03 00 00 00 09 01 12 39 00 00 00
tailed 7 3 1 7 3 8 2 3 2 6 0 0 1 3 6 7 3 6 9 6 0
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Ju Pears .38 .5 .38 .7 .7 .5 .4 .5 .8 .3 .3 .4 .5 .6 .8 .6 .7 .3 .7 .6 .3 .3 .6 .5 1
mla on 7* 02 7* 66 20 77 48 53 47 88 92 15 72 37 44 97 33 75 41 88 45 74 73 61
h Corre ** ** ** ** ** ** ** * * * ** ** ** ** ** * ** ** * * ** **

lation
Sig. 0.0 0. 0.0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.
(2- 18 00 18 00 00 00 00 00 00 01 01 01 00 00 00 00 00 02 00 00 03 02 00 00
2 0 0 0 5 0 0 8 6 1 0 0 0 0 0 2 0 0 6 3 0 0
118

tailed
)
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel Reabilitas Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.912 24
119

LAMPIRAN IV
DOKUMENTASI

Proses Pengisian Angket

Penggunaan Komputer/ Laptop (Teknologi Digital dan Informasi) dalam


mengikuti program pelatihan guru online akibat covid 19
120

Penginputan data informasi kedalam Website

Penginputan Nilai Ulangan


SIswa Oleh Guru Mapel
sebagai laporan hasil belajar
siswa yang akan di setor
121

Penggunaan Media Sosial dalam memberikan dan mendapatkan informasi

Penggunaan Media Sosial dalam proses pembelajaran jarak jauh


122

Penyediaan fasilitas Wifi disekolah


untuk memudahkan guru dalam
mendapatkan/menyebarkan
informasi serta menunjang kegiatan
mengajar jarak jauh yang di lakukan
oleh guru disekolah

Penyediaan LCD/Proyektor dalam menunjang proses pembelajaran lebih


menarik didalam kelas

Website SMPN 1 SOPPENG RIAJA

Anda mungkin juga menyukai