SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) Porgram Studi Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh:
CHAIDIR SYAHID
NIM : 20300116081
i
ii
Nim : 20300116081
Kabupaten Gowa
skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti
bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, atau dibuat oleh orang lain, sebagian
atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal
demi hukum.
Chaidir Syahid
iii
KATA PENGANTAR
asrafil ambiyai walmursalin wa'ala alihi washabihi ajmain, Amma ba'du. Puji
syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
Kabupaten Gowa ". Ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi
serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Alauddin Makassar.
tua tercinta ibunda Hasnah dg Ngai dan ayahanda Muh. Saleh dg Sijaya yang
telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta tidak pernah lelah terus
atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Serta ucapan terima kasih
kepada:
2. Dr. H. Marjuni, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir U., M.Ag. selaku Wakil Dekan I. Dr. M.
Rusdi T., M.Ag. selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Ilyas, M.Pd., M.Si.
selaku Wakil Dekan III Fakulitas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
3. Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd dan Dr. Mardiah, S.Ag., M.Pd selaku ketua
Pendidikan Islam.
4. Prof. Dr. H. Moh. Natsir Mahmud, M. A. dan Wahyuni Ismail, S. Ag. M.Si.,
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Alauddin Makassar.
v
8. Teman angkatan 2016 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang selama ini
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
SWT penulis memohon ridho dan maghfirahnya, semoga segala dukungan serta
bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT,
Penulis;
Chaidir Syahid
NIM: 20300116081
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
ABSTRAK.......................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus...........................................5
C. Rumusan Masalah..........................................................................6
D. Kajian Pustakan.............................................................................7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...................................................12
BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................
A. Tinjauan Umum Tentang Komite sekolah.....................................14
1. Pengertian Komite sekolah......................................................14
2. Kedudukan komite sekolah......................................................15
3. Tujuan komite sekolah.............................................................16
4. Peran dan fungsi komite sekolah.............................................17
5. Organisasi komite sekolah.......................................................21
B. Mutu pendidikan...................................................................................26
1. Pengertian mutu pendidikan....................................................26
2. Prinsip-prinsip mutu pendidikan..............................................29
3. Ruang lingkup mutu pendidikan..............................................31
4. Bentuk-bentuk mutu pendidikan..............................................32
5. Standar mutu pendidikan.........................................................37
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
A. Jenis dan Lokasi Penelitian............................................................39
B. Sumber Data..................................................................................40
C. Teknik Pengumpulan Data.............................................................40
D. Instrumen Penelitian......................................................................41
E. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data..........................................42
F. Pengecekan Keabsahan Data.........................................................43
BAB V PENUTUP..........................................................................................59
vii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
ABSTRAK
Nama : Chaidir Syahid
Nim : 20300116081
Jurusan : Manajemen pendidikan islam
Judul : Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru di SMP Negeri I Bajeng Kabupaten Gowa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
formal dan informal itu tergantung kesepakatan dan kemauan dari peserta didik.
Faktor pendorong pengelolaan pendidikan adalah sumber daya manusia yang baik
panutan dan teladan yang dapat mengarahkan pada jalan yang di ridhoi Allah
Yang Maha Kuasa, peringatan bagi orang-orang yang mengerti dan dapat
1
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat
( Cet. II; Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 260
2
Republik Indonesia,Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Cet. V; Jakarta : Sinar Grafika,2013), h. 3
1
17
pendidikan yang mampu merubah pola pikir peserta didik menjadi berkualitas
yang berkualitas tidak hanya bergantung pada seberapa banyak ilmu pengetahuan
yang diajarkan kepada peserta didik, tetapi juga keterampilan profesional yang
perencanaan sumber daya manusia, yang menjadi fokus perhatian ialah langkah-
langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa bagi
organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki sebuah kedudukan,
jabatan, dan pekerjaan yang tepat, ke semuanya dalam rangka mencapai tujuan
kepala sekolah yang memiliki peran sebagai manajer mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang besar dalam mengelola sekolahnya tidak terlepas dari
3
Sondang, Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pt. Bumi Aksara 2006)
h. 41
4
Asep kurniawan, “kemampuan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru untuk menciptakan sekolah yang bermutu”, jurnal holistic, volume 12 nomor 1, 2011, h. 29
17
18
yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, yakni “kompetensi kepribadian,
sekolah merupakan figur utama yang memiliki tanggung jawab terhadap lancar
kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong
sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sarana sekolahnya melalui
“Kepala sekolah bertanggung jawab menjaga, dan memotivasi guru, peserta didik,
dan staf administrasi sekolah agar mau dan mampu melaksanakan ketentuan dan
peraturan yang berlaku di sekolah. disinilah esensi bahwa kepala sekolah harus
mampu menjalankan peran kekepalasekolahannya dan kemampuannya di bidang
manajemen sekolah.”7
Pendapat sebelumnya menunjukkan bahwasanya peran kepala sekolah
Kemampuan profesional kepala sekolah dan kemauan untuk bekerja keras dalam
5
Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Ri No. 13 Tahun
2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
2007).
6
Ismuha, Dkk, “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru Pada Sd Negeri Lamklat Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal
Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 4, No 1, (2016) h, 47
7
Sudarman Denim, dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 4
19
dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah
هّٰللا
ص ُ صفًّا َكاَنَّ ُه ْم بُ ْنيَانٌ َّم ْر
ٌ ص ْو َ اِنَّ َ يُ ِح ُّب الَّ ِذ ْي َن يُقَاتِلُ ْو َن فِ ْي
َ سبِ ْيلِ ٖه
Hal ini memang sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW saat
dan persekutuan menjadi titik tekan dakwah Nabi di Madinah, berbeda dengan
titik tekanan dakwah Nabi ketika di Mekah yang menitikberatkan pada penguatan
kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh personil sekolah secara efektif dan
optimal.9
8
Kementerian Agama RI, Syaamil Al-Qur’an : Miracle The Reference, cet. 1, (Bandung :
PT Sygma Publishing, 2010), h. 1099.
9
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta) 2010,
h, 86
20
aspek kehidupan sekolah seperti di siplin sekolah, iklim sekolah dan menurunnya
perilaku nakal dari peserta didik.10 Kepala sekolah memiliki peranan yang begitu
besar terhadap proses pencapaian dari tujuan pendidikan, demikian halnya dengan
guru. Guru akan baik kinerjanya jika kepala sekolah senantiasa membina dan
yang ada dalam pendidikan dan merupakan komponen yang paling mempengaruhi
dosen pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa ”Bahwa guru adalah pendidik profesional,
menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan fungsi dari guru secara profesional, maka guru dituntut untuk dapat
10
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya)
2006, h. 25
11
Undang-Undang Guru Dan Dosen, (Uu Ri No 14 Tahun 2005), (Cet. III; Jakarta: Sinar
Grafika, 2010).h. 3-8
12
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada), 2014, h. 7
21
November 2019 melalui pengamatan yang peneliti lakukan dimana guru masih
pengontrolan terhadap guru yang berkaitan dengan pengelolaan kelas dan adanya
guru yang absen dengan alasan tertentu sehingga tidak menghadiri rapat yang
B. Rumusan Masalah
Gowa ?
dalam penafsiran tentang judul di atas, maka penulis merasa sangat perlu untuk
13
Wawancara dengan Ibu Kurniati Nengsi, tanggal 13 November 2019
22
mampu mengatur agar semua potensi berupa sumber daya manusia (SDM) dan
sarana prasarana sekolah di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat
1. Perencanaa
2. Pengorganisasian
3. Pergerakan
4. Evaluasi14
yang dilakukan oleh guru berkaitan dengan tugas yang di embangnya sebagai
pendidik dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, untuk dapat menilai kinerja
1. Perencanaan pembelajaran
pengukuran dan penilaian terhadap kinerja seorang guru akan lebih muda dan
14
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Ktsp) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta; Grafindo Persada 2007), h. 1
15
Depdiknas, Tentang Guru dan Dosen,(Jakarta: Balai Pustaka 2008), h. 75
23
dan kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa. Dengan tujuan untuk
Gowa.
D. Kajian Pustaka
dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif
hasil tersebut maka, aspek yang mempunyai kategori tinggi adalah aspek
16
Dian Fatmawati Pawennari, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Menengah
Pertama Se Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan 2013), h. 78-79
25
tugas tambahan bagi guru misalnya wakil kepala sekolah, dan kepala
adanya perubahan sikap guru yang mengarah kepada perubahan yang lebih
17
Taswir, Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Sekolah
Menengah Kejuruan (Smk) Negeri 2 Sinabang Kabupaten Simeulue, Jurnal Ilmiah Didaktika 15
No 2, (2014), h. 300-301
26
sekolah SMA Negeri 11 Makassar berada dalam kategori baik, dilihat dari
teknik, dan tingkat kompetensi sosial guru berada dalam kategori baik,
guru yang terdiri dari aspek persiapan, proses dan penilain pembelajaran
kemampuan manajerial kepala sekolah. Hal itu juga diartikan bahwa 41%
penelitian.
E. Hipotesis
paling mungkin dan paling tinggi tingkat keberadaannya. Secara teknis, hipotesis
ini yakni;
20
Andriyan, rofiq, “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Kompensasi
Non Finansial Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Sleman”
E-Journal Pascasarjana UNY 2 tahun 2013
21
Sumadi Suryabrata, Metodologi Pendidikan (Cet Xxv; Jakarta: Raja Grafindo, 2014), h.
21-22
29
1. Tujuan penelitian
Gowa
Gowa?
2. Kegunaan penelitian
a. Secara teoritis
kinerja guru.
2) Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan informasi yang dapat
b. Secara praktis
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1. Pengertian Kompetensi
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam
agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas secara baik, dan berkualitas, maka
penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber daya yang ada untuk
22
Sagala S, “Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan” (Bandung;
Alfabeta), 2009, h. 126
18
keterampilan yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen
standard kepala sekolah bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
dikaitkan dengan standar kriteria yang efektif dari penjelasan di atas dapat
kepemimpinan dan pengelolaan. Beberapa materi dari kata manajerial yang sering
disebutkan sebagai kata lain dari management yang berarti to handle yang berarti
benda yang dapat diartikan pengolahan, kata pimpinan atau kata laksana25
Inggris yakni to manage yang bersinonim dengan kata to hand yang berarti
23
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
(Bandung:Citra Umbara,2006) 2006
24
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standard
Kepala Sekolah/Madrasah
25
Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo,2002) h. 135
18
19
Manajemen merupakan suatu disiplin ilmu untuk mengetahui kemana arah yang
dituju, kesukaran apa saja yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang
harus dijalankan dan bagaimana memimpin para guru dan staf secara efektif tanpa
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien
adalah suatu ilmu dan seni yang dimiliki oleh manusia dalam upaya
dilakukan secara efektif dan efisien dengan melibatkan semua anggota secara aktif
manajer harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi
secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melaksanakan
26
Moctar Efendy, Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: Pt
Bhratara Karya Aksara,1986) h. 6
27
Malayu Sp Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), h. 2
28
Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sikses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Grafindo Persada, 2007), h. 1
20
sebagai berikut: 1. Ada tujuan yang ingin dicapai, 2. Sebagai perpaduan ilmu dan
terintegrasi dalam pemanfaatan unsur-unsurnya. 4. Ada dua orang atau lebih yang
mencapai tujuan.29
memiliki empat fungsi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari George R. Terry
yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
dipisahkan satu dengan yang lainnya meski pelaksanaannya dikerjakan oleh unit-
unit yang berbeda. Apabila proses kegiatan tersebut menjadi suatu siklus proses
memperhitungkan sumber daya, situasi dan kondisi yang ada dalam rangka
mencapai tujuan yang efektif. Semua sumberdaya yang terkait dan pelaksanaan
29
Malayu Sp Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, h. 3
30
Sutopo, Administrasi Manajemen dan Organisasi, (Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara, 1999). h. 14
21
pendidikan.
manajemen dan kebijakan sekolah. Kepalah sekolah sebagai salah satu kategori
saat ini adalah semakin tingginya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan dan
Di antara tugas dan fungsi seorang kepala sekolah adalah sebagai manajer.
diperlukan. Menurut Stoner ada delapan fungsi seorang manajer yang harus
31
Hendyat Sutopo, Manajemen Pendidikan, (Malang: Pasca Um, 2001), h. 5
22
6) Seorang politisi
7) Seorang diploma
saja berlaku bagi setiap organisasi apapun, termasuk kepala sekolah. Dalam
rangka melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer. Kepala sekolah harus
dapat dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru sebagai berikut;
seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan
mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain.
32
James A.F Stoner, Management, (Second Edition, Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc,
1982), h. 8-13
23
asan integritas.33
a) Perencanaan (Planing)
tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.34 Dalam perencanaan ini dirumuskan dan
ditetapkan seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa yang harus dikerjakan,
mengerjakan dan bagaimana hal itu dikerjakan. Kegiatan yang dilakukan dalam
33
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 103
34
Aw. Widjaya, Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen, (Jakarta: Bina Aksara, 1987),
h. 33
35
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998), h. 107
24
b) Pengorganisasian (organizing)
salah satu dari fungsi manajemen yang perlu mendapatkan perhatian dari kepala
sekolah, uraian tugas tiap bidang, wewenang dan tanggung jawab menjadi lebih
jelas dan penentuan sumber daya manusia dan materil yang diperlukan. Menurut
yang sehat sehingga kegiatan lancar, stabil, dan mudah mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
pengaruh terhadap semua anggota kelompok agar mau bekerja secara sadar dan
36
Ulber Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2002), h. 170
37
Stephen R. Robbins, Perilaku Organisasi Jilid I¸(Jakarta: Pt Aneka Gramedia, 2003), h.
5
25
sukarela dalam rangka mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan
Fungsi pergerakan atau actuating adalah bagian dari proses kelompok atau
organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan
dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah
pengarahan sehingga mereka bisa mencari dan timbul kemauan untuk bekerja
dalam berhubungan dengan para guru dan karyawannya. Oleh sebab itu, perlu
kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi, daya kreasi serta inisiatif yang
tinggi dan mampu mendorong semangat dari para guru dan karyawannya.38
d) Pengawasan/evaluasi (controlling/evaluating)
Pengawasan dan evaluasi dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk
data tentang penyelenggaraan kerja sama antara guru, kepala sekolah, konselor,
supervisor dan petugas sekolah lainnya dalam satuan pendidikan. Pada dasarnya
ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam melaksanakan pengawasan yakni;
38
Soewadji Lazarath, Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya, (Jogjakarta: Kanisius,
1994), h. 4
26
dalam melaksanakan pekerja, menilai proses dan hasil kegiatan dan sekaligus
yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Dalam beberapa hal, evaluasi memiliki
terhadap suatu perencanaan yang telah dilakukan oleh organisasi yang biasa
baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif. Evaluasi dalam hal ini bertujuan
B. Kinerja Guru
Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa guru ialah suatu profesi yang berarti
suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.41 Serta definisi lain
dari Ma’mur Asmani menjelaskan bahwa guru merupakan figur teladan yang
39
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervise Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999), h. 106
40
Onong Uchjana Effendy, Human Relation Dan Public Relation, (Bandung: Mandar
Maju, 1993), h. 131
27
diikuti anak didik dan menjadi cermin masyarakat. 42 Melihat dari beberapa
figure yang menjalankan sebuah profesi dan figure yang merupakan teladan bagi
anak didik dan masyarakat yang memiliki keahlian khusus untuk mengajar.
Di samping itu secara konseptual kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari
dua segi, yaitu kinerja pegawai secara individu dan kinerja organisasi. Kinerja
organisasi adalah totalitas hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi.
Kinerja pegawai dan kinerja organisasi mempunyai keterkaitan yang sangat erat,
karena tercapainya tujuan organisasi tidak dapat lepas dari sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi yang digunakan atau dijalankan oleh pegawai yang
berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.
job performance atau actual performance yakni prestasi kerja atau prestasi
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.43 Kinerja dari seorang
guru merupakan jaminan akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan lembaga
dengan baik dan maksimal. Kinerja dipengaruhi oleh cara-cara yang ditempuh,
usaha-usaha yang dilakukan, dari pada gilirannya akan memunculkan hasil kerja
yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam lembaga pendidikan
41
H. Martinis Yamin Dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta, Gp Press, 2010),
h. 27
42
Jamal Ma’ruf Asmani, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan Dan Profesional,
(Powerbook, 2009), h. 125
43
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 67
28
keterikatan, yakni apabila salah satu diantara elemen tersebut kurang baik, maka
seseorang dalam menjalankan tugas.. selain itu, masalah motivasi juga merupakan
antara hasil dua metode dalam mengklasifikasikan outcome yaitu level dan
valance. Jika keduanya berada pada tingkat tinggi, maka individu dimotivasi
untuk memiliki kinerja yang lebih efektif.46 Berdasarkan teori tersebut diketahui
Kinerja guru juga dapat diartikan sebagai hasil kerja berdasarkan penilaian
tentang tugas dan fungsi jabatan sebagai pendidik, manajer lembaga pendidikan,
eksternal.47
44
Mustika Sulisto Ningsih, Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di Ma Al-
Hikmah Way Halim Kedaton Bandar Lampung, Skirpsi ( Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Uin Raden Intan, 2017), h. 22
45
Teguh Suripto, Meningkatkan Kinerja Karyawan Melalui Expectancy Theory Dalam
Motivasi, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia V, No 2 2015, h. 119
46
Lina Anatan, Telaah Kritis Expectancy Theory Victor Harold Vroom, Jurnal
Manajemen, (Bandung: Universitas Kristen Maranatha, Vol 9, No 2, 2010), h. 22
47
Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
h. 31-32
29
Guru menjadi salah satu yang dapat menentukan keberhasilan siswa, guru
sangat berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Maka dari itu
seorang guru dituntut untuk dapat memiliki berbagai kompetensi dasar dalam
dosen pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa ”Bahwa guru adalah pendidik profesional,
menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
Bab IV pasal 20 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja
oleh Soedijarto bahwa ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai
48
Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional (UU RI NO. 20 Th. 2005), (Cett. Iii,
Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 20
49
Undang-Undang Guru dan Dosen, (Uu Ri No 14 Tahun 2005), (Cet. III; Jakarta: Sinar
Grafika, 2010).h. 3-8
50
Undang-Undang Guru dan Dosen (Uu Ri No. 14 Th. 2005), (Cet. III Jakarta: Sinar
Grafika. 2010), h. 10
30
Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan menengah
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 Tentang Guru dan Dosen yang
terhadap kinerja guru dapat dilakukan dengan tiga kegiatan pembelajaran di kelas
yaitu;
1) Perencanaan pembelajaran
guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan
51
Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan Dan Bermutu, (Jakarta: Balai
Pustaka. 1993), h.
52
Permendiknas No 14 Tahun 2007 Tentang Standard Proses untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Jakarta: Bsnp, 2007), h. 12-13
31
penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus ditandai oleh adanya
a) Pengelolaan kelas
duduk siswa.
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini, seorang guru
pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai harus
53
Depdiknas, Tentang Guru dan Dosen,(Jakarta: Balai Pustaka 2008), h. 75
33
untuk menentukan antara apa saja yang telah dilakukan dengan apa yang
diharapkan. Maka dengan adanya standar kinerja tersebut maka seorang pendidik
penyimpangan maka dari arah yang semestinya dengan cepat dapat melakukan
pencapaian sasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi lembaga.54 Maka untuk dapat melaksanakan penilaian
kinerja guru, diperlukan pemahaman apa sebenarnya yang disebut kinerja guru.
Kinerja guru tersebut dapat dilihat serta diukur berdasarkan spesifikasi/ kinerja
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.55 Berkaitan dengan kinerja guru,
wujud perilaku yang dimaksud ialah kegiatan guru dalam proses pembelajaran
penilaian atas kinerja, yakni dengan membandingkan antara hasil kerja yang
54
Muhaimin, Sutiah, Dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan, (Jakarta:
Kencaana Prenada Media Group, 2009), h. 411
55
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan
Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Penilaian Kinerja Guru (Jakarta,
2008), h. 21
34
sebenarnya diperoleh dan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain,
sasaran tersebut harus diteliti satu persatu, mana yang telah dicapai sepenuhnya,
mana yang diatas standar atau target dan mana yang di bawah target atau tidak
mencapai target. Penilaian ini harus dilakukan oleh guru bersangkutan untuk
teaching.
56
Hajriana Zainal, Pengaruh Supervise Kepala Madrasah Dan Kompetensi Guru
Terhadap Motivasi Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Kota Malang, Tesis ( Malang; Program Megister Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Uin
Maulana Malik Ibrahim, 2018), h. 44
35
adalah:
pemberian reward
5) Memotivasi pegawai
pengajaran.
kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Ada beberapa faktor yang dapat
fasilitas kerja akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. Selain itu banyak
faktor yang turut mempengaruhi kualitas kinerja guru, baik faktor internal guru
yang bersangkutan maupun faktor yang berasal dari luar seperti fasilitas sekolah,
57
Mustika Sulistio Ningsih, Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di Ma Al-
Hikmah Wayhalim Kedaton Bandar Lampung, Skripsi (Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Uin Raden Intan, 2017), h. 28-29
36
kepala sekolah, dan kondisi lingkungan lainnya. Tingkat kualitas kinerja guru ini
keseluruhan.58
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dilaksanakan, serta ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya. Berdasarkan judul
Digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
58
Lamatenggo, Kinerja Guru: Korelasi antara Persepsi Guru Terhadap Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kinerja Guru Sekolah Dasar di Gorontalo, Tesis,
Universitas Negeri Jakarta, (2001), h. 35
37
bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
ditetapkan.59 Dalam hal ini bisa juga diartikan sebagai proses menemukan
dengan rancangan ex post facto sering juga disebut dengan after the fact. Artinya,
penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. 61 Sedangkan dalam
pemilihan lokasi tersebut didasari bahwa sekolah tersebut secara geografis dekat
B. Pendekatan Penelitian
pada filsafat positivisme, dan digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
59
Sugiono, , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Cet.
25, Bandung: Alfabeta, 2017), H.14
60
Margono, Metodelogi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 105
61
Sulaiman Saat Dan Sitti Mania, Pengantar Metodelogi Penelitian Panduan Bagi
Peneliti Pemula, (Sibuku, 2018), h. 143
62
Khalifah Mustamin, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Makassar: Cv Berkah Utami,
2009), h. 24
38
kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.63
1. Populasi
berjumlah 56 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. 66
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalkan karena disebabkan keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
63
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Cet.
25, Bandung: Alfabeta, 2017), h. 14
64
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D, h. 14
65
Suharisme Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 130
66
Bambang Prasetyo Dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitaif Dan
Aplikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 118
39
representative/mewakili. 67
dari 100, maka lebih baik diambil semua, tetapi jika subjeknya lebih dari jumlah
tersebut, dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. 68
Mengingat jumlah populasi guru dalam penelitian ini kurang dari 100, yakni 56
orang guru, maka peneliti mengambil sampel keseluruhan dari semua populasi
yang ada di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa. untuk mengambil seluruh
populasi maka teknik pengambilan sampel pada penelitian ini disebut sampling
jenuh.
Tabel 3.1
Jumlah Guru
Jenis kelamin Laki – laki 19
Perempuan 37
Jumlah 56
Status PNS 21
Non PNS 35
Jumlah 56
1. Angket (kuesioner)
67
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Cet.
25, Bandung: Alfabeta, 2017), h. 118
68
Suharisme Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 131
40
dijawab. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau
Angket atau kuesioner yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah angket tertutup. Angket yang digunakan berupa pertanyaan dalam
bentuk pilihan ganda atau bentuk-bentuk yang lain yang disebut dengan closed-
ended question.
2. Dokumentasi
siap, sudah berlalu atau data sekunder. Peneliti tinggal mengambil atau menyalin
data yang sudah ada yang berhubungan dengan variabel penelitian. Pengambilan
data secara dokumentasi bisa untuk data dalam bentuk tulisan misalnya catatan
69
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Cet.
25, Bandung: Alfabeta, 2017), h. 199
70
S. nasution, metode research: penelitian ilmiah, (bandung: jemmars, 1991), h. 179
41
gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dalam bentuk karya
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
1. Angket
yaitu angket yang telah memuat alternative jawaban agar mempermudah para
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang
sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau
yang disusun dalam bentuk mode skala likert dengan empat skala. skala Likert ini
71
Suliman Saat, Dan Sitti Mania, Pengantar Metode Penelitian Panduan Bagi Peneliti
Pemula, (Sibuku, 2018), h. 88
72
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 147
73
Suharismi Arikunto, Manajemen Penelitian Edisi Baru (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
h. 134
42
penelitian dalam skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan
Positif Negative
untuk dapat memberi nilai terhadap pertanyaan angket lalu kemuda menghitung
skor masing-masing hasil pertanyaan yang terdapat dalam kueisioner. Data skor
yang diperoleh tersebut yang akan digunakan untuk menganalisis data untuk
jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih.
Table 3.3
Kisi-Kisi Angket
74
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Cet. I; Bandung: Alphabet, 2014), h. 312
43
organisasi
koreksi
b. Membuat silabus
(Undang-
c. Membuat RPP
undang
d. Membuat agenda harian
Republik
44
pasal 20
Penilaian a. Teknik penilaian
Tentang
pembelajaran b. Program remedial
Guru dan
1. Validasi Instrument
Validitas atau kesahihan berasal dari kata validity yang berarti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurannya. Validasi merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejumlah tes
Dalam penelitian ini, untuk menguji valid atau tidaknya data, pengelolaan
data dilakukan secara statistic dengan dukungan komputer melalui bantuan paket
software SPSS.
1) Jika r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka pertanyaan
2) Jika r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka pertanyaan
beberapa kriteria yang digunakan dan perlu diperhatikan. Kriteria tingkat validasi
75
Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran (Cet.I; Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), h. 138
45
tersebut yang nantinya akan digunakan untuk menguji dan mengetahui apakah
instrumen yang dikatakan valid atau tidak valid yang akan ditunjukkan melalui
tabel berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Tingkat Validitas
Nilai r Keterangan
2. Reliabilitas Instrument
Reliabilitas berasal dari kata reliability sejauh mana hasil dari suatu
berkaitan erat dengan error dalam pengambilan sampel yang mengacu pada
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. 76 Adapun rumus yang
76
Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), h. 155
46
program SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistic crown-bach alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan teknik
77
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, Dan Penelitian Pemula,
(Cet. V; Bandung: Alfabeta 2008), h. 132
78
Khalifah Mustamin Dkk, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin
Press, 2009), h. 57
47
R= NT-NR
Keterangan
R : range
NT : nilai tertinggi
NR : nilai terendah
i = 1 + (3,33) log n
keterangan
i : interval
n : jumlah responden
Keterangan
P : panjang kelas
R : range
I : interval s
∑ ❑ fi
❑
Keteranagn
X : rata-rata (mean)
48
❑
∑
❑
❑ fi : jumlah frekuensi
Xi : nilai statistic79
Keterangan
P : Persentase
F : frekuensi
√∫
❑
SD= ❑ fi ¿ ¿ ¿ ¿
❑
Keterangan
SD : standar deviasi
❑
∑
❑
❑ fi : jumlah frekuensi
x : skor
N : responden81
7) Kategoritas
79
Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistic ( Cet. I; Makassar: State University Og
Makassar Press, 1999), h. 133
80
Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan (Cet. Xvii; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 43
81
Khaifah Mustamin Dkk, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Makassar: Alauddin
Press, 2009), h. 57
49
Table 3.6
Kriteria Kategorisasi
Rumus Kategori/kriteria
x < (µ - 1α) Rendah
(µ - 1α) ≤ x < (µ + 1α) Sedang
(µ + 1α) ≤ x Tinggi
Keterangan
µ : mean hipotetik
Y = a + bX
Keterangan
82
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h.
207
83
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
(Bandung, Alfabeta, 2012), h. 209
50
a : bilangan konstan
independen. Bila b (+) maka naik, dan jika b (-) maka terjadi penurunan.
a=¿ ¿
❑
2. Uji korelasi
kedua variabel yang diteliti. Berikut ini adalah dalam mengetahui kriteria
korelasi.84
Tabel 3.7
Pedoman Umum Dalam Menentukan Kriteria Korelasi
Nilai korelasi (r) Interpretasinya
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
84
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 257
51
❑ ❑ ❑
n (∫ ❑ xy )−(∫ ❑ x .∫ ❑ y )
❑ ❑ ❑
r=
√¿ ¿ ¿
Keterangan;
X : variable independent
Y : variable dependen
Uji-t ini digunakan untuk menguji dan mengetahui tentang ada tidaknya
menguji hipotesis yang telah ditentukan maka terlebih dahulu dicari kesalahan
√
❑ ❑ ❑
¿
Se= ∫ ❑Y 2−(a ∫❑ Y )−b .∫ ❑YX ¿ n−2
❑ ❑ ❑
S Sb
b= ¿
√ x2−¿ ¿¿¿
4. Uji Hipotesis
α : 5%= 0,05
α
2 : 0,025
b : n-2
t : 0,05
c. Menghitung t hitung
r √n−2
T hitung=
√1−¿ ¿ ¿
d. Kriteria Pengujian
pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dalam bentuk
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Kecamatan : Limbung/Bajeng
Kabupaten : Gowa
Negara : Indonesia
Visi
Misi
budi pekerti
berlandaskan IMTAQ
hidup
54
Tujuan
kelestarian lingkungan”
Jenis Status
No Nama
kelamin kepegawaian
1 Dr. Syarif, MA Laki-laki PNS
2 Muh. Nur. AM, S. Pd Laki-laki PNS
3 Ruslan, S. Pd Laki-laki PNS
4 Hj. Suriati, S.Pd Perempuan PNS
5 St. Halijah, S. Pd Perempuan PNS
6 Nurbaya, S. Pd Perempuan PNS
7 Asmawati Said, S. Pd Perempuan PNS
8 Hj. St. Nursamsih, S. Pd Perempuan PNS
9 Suaeb, S. Pd Laki-laki PNS
10 Muh. Ilham, S. Pd Laki-laki PNS
11 Sahariah, S. Pd Perempuan PNS
12 Andi Condang, S. Pd Laki-laki PNS
13 Syahriar, S. Pd Laki-laki PNS
14 Ardiansah, S. Pd Laki-laki PNS
15 Hasmawati M, S,Pd Perempuan PNS
16 Hasmawati Solo, S. Kom Perempuan PNS
17 Nurdiana Thahir, S. Pd Perempuan PNS
18 Yuni Sofyani, S. Pd Perempuan PNS
55
keseluruhan guru di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa adalah 56 orang, yang
indikator terdiri dari 17 nomor pernyataan yang dibagikan kepada 56 guru sebagai
No Responden Skor
1 Responden 1 80
2 Responden 2 76
3 Responden 3 79
4 Responden 4 75
5 Responden 5 71
6 Responden 6 72
57
7 Responden 7 77
8 Responden 8 73
9 Responden 9 75
10 Responden 10 74
11 Responden 11 76
12 Responden 12 74
13 Responden 13 70
14 Responden 14 75
15 Responden 15 72
16 Responden 16 75
17 Responden 17 72
18 Responden 18 76
19 Responden 19 72
20 Responden 20 76
21 Responden 21 68
22 Responden 22 66
23 Responden 23 74
24 Responden 24 72
25 Responden 25 70
26 Responden 26 72
27 Responden 27 74
28 Responden 28 72
29 Responden 29 70
30 Responden 30 73
31 Responden 31 80
32 Responden 32 69
33 Responden 33 77
34 Responden 34 75
35 Responden 35 75
36 Responden 36 77
37 Responden 37 72
38 Responden 38 67
39 Responden 39 74
40 Responden 40 73
58
41 Responden 41 74
42 Responden 42 76
43 Responden 43 80
44 Responden 44 75
45 Responden 45 68
46 Responden 46 75
47 Responden 47 71
48 Responden 48 72
49 Responden 49 72
50 Responden 50 76
51 Responden 51 72
52 Responden 52 70
53 Responden 53 67
54 Responden 54 72
55 Responden 55 55
56 Responden 56 56
dari skala yang digunakan yakni 80 dan skor terendah yakni 55 dari
Skor maksimum = 80
Skor minimum = 55
= 80 – 55
= 25
K = 1 + 3,3 (log n)
= 1 + 3,3 log 56
59
= 1 + 3,3 (1,74)
= 1 + 5,74
d. Panjang kelas
R
P = k
25
=7
= 3,57
=4
Tabel 4.5
Data Presentase Frekuensi
Interval fi Presentase
40-42 1 3,125
43-45 6 18,75
46-48 6 18,75
49-51 7 21,875
52-54 7 21,875
55-57 5 15,625
Jumlah 32 100%
c. Standar deviasi
60
Tabel 4.6
Data Standar Deviasi
Interv fi Xi x i−x ¿ f i. ¿
al
40-42 1 41 -9 81 81
43-45 6 44 -6 36 216
46-48 6 47 -3 9 54
49-51 7 50 0 0 0
52-54 7 53 3 9 63
55-57 5 56 6 36 180
Jumla 3 2
h 2 91 594
SD = √∑ f i .¿¿¿¿
√ 594
= 32−1
√
= 31
594
= √ 19,16
SD = 4,38
= 4 (Dibulatkan)
Hasil analisis data hubungan kualitas pengelolaan perpustakaan dengan jumlah
Tabel 4.7
Deskriptif Hubungan Kualitas Pengelolaan Perpustakaan
Statistik Skor statistik
Sampel 32
Skor terendah 40
Skor tertinggi 57
Rata-rata 50
Standar Deviasi 4
c. Kategori skor responden
Pengkategorian skor responden digunakan untuk mempermudah mengetahui gambaran
kompeten hubungan kualitas pengelolaan perpustakaan, dibagi menjadi tiga kategori
menurut Azwar mulai dari rendah, sedang, sampai tinggi, maka dihasilkan interpretasi
skor sebagai berikut:
Tabel 4.8
Kategorisasi
artinya
tahunnya.
62
indikator terdiri dari 17 nomor pernyataan yang dibagikan kepada 56 guru sebagai
No Responden Skor
1 Responden 1 80
2 Responden 2
3 Responden 3
4 Responden 4
5 Responden 5
6 Responden 6
7 Responden 7
8 Responden 8
9 Responden 9
10 Responden 10
11 Responden 11
12 Responden 12
13 Responden 13
14 Responden 14
15 Responden 15
16 Responden 16
17 Responden 17
18 Responden 18
63
19 Responden 19
20 Responden 20
21 Responden 21
22 Responden 22
23 Responden 23
24 Responden 24
25 Responden 25
26 Responden 26
27 Responden 27
28 Responden 28
29 Responden 29
30 Responden 30
31 Responden 31
32 Responden 32
33 Responden 33
34 Responden 34
35 Responden 35
36 Responden 36
37 Responden 37
38 Responden 38
39 Responden 39
40 Responden 40
41 Responden 41
42 Responden 42
43 Responden 43
44 Responden 44
45 Responden 45
46 Responden 46
47 Responden 47
48 Responden 48
49 Responden 49
50 Responden 50
51 Responden 51
52 Responden 52
64
53 Responden 53
54 Responden 54
55 Responden 55
56 Responden 56
B. Pembahasan
65
DAFTAR PUSTAKA