DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah kepemimpinan yang berjudul ‘KONSEP DAN
STRUKTUR KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT.”
Di dalam makalah ini penulis memaparkan konsep dan struktur kepemimpinan dalam
masyarakat yang berdasarkan atas teori, lingkungan dan suasana serta interaksi.
Dalam penyelesaian makalah ini, tidak terlepas kerja keras dan waktu yang luang untuk
menuangkan pikiran serta dari beberapa buku refrensi serta dari berbagai sumber. Dari
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun paparan
dari isi.
Tegur sapa dari para arif bijaksana, sangat kami harapkanuntuk perbaikan makalah
selanjutnya, dan sebelumnya kami ucapkan banyak terimakasih. Semoga
dalam penyelesaian makalah ini senantiasa dalam keridhoaan-Nya dan bermanfaat bagi kita
semua.
I
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
A. KEPEMIMPINAN ........................................................................................................................ 5
B. KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT ....................................................................... 5
C. FUNGSI FUNGSI PEMIMPIN DALAM MASYARAKAT .................................................................... 6
D. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN PEMIMPIN DALAM MASYARAKAT ............................................... 7
E. TIPE KEPEMIMPINAN YANG BERLAKU DI MASYARAKAT ............................................................ 8
F. STRUKTUR KEPEMIMPINAN MASYARAKAT INDONESIA............................................................. 10
BAB III ............................................................................................................................................. 13
PENUTUP......................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 13
B. SARAN ..................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan itu sangat penting karena diharapkan mampu mengatur pola
sosialisasi dan interaksi diantara mereka dan yang lebih pentinng lagi, manusia dapat
berharap dengan kepemimpina agar mampu mengatur kehidupannya dengan lebih baik.
Kita bisa melihat jangankan manusia, makhluk-makhluk lainpun memiliki kepemimpinan
seperti binatang dan lain sebagainya. Pendek kata, ketika ada suatu komunitas, maka
diperlukan kepemimpinan bahkan dalam posisi dua orangpun tetap dibutuhkan seorang
pemimpin diantara mereka.
Bagi kaum muda, persoalan kepemimpinan juga patut menjadi perhatian serius
karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa, dan dipundaknya harapan kemajuan
bangsa in digantungkan. Ini merupakan posisi strategis pemuda dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Adhyaksa Dault menyatakan bahwa ibarat mata rantai yang tergerai
panjang, posisi generasi muda dalam masyarakat menempati posisi mata rantai yang paling
sentral dalam artian bahwa pemuda berperan sebagai pelestari budaya, perjuanngan,
pelopor, perintis pembaharuan melalui karsa, karya, dan dedikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan struktur kepemimpinan dalam masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dan struktur kepemimpinan dalam masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan suatu konsep abstrak, akan tetapi hasilnya nyata, kadangkala
kepemimpinan mengarah kepada seni, akan tetapi sering pula berkaitan dengan ilmu. Pada
kenyataannya kepemimpinan merupak seni dan sekaligus ilmu. Pada kejian tentang
kepemimpinan ini, paling tidak ada tiga definisi, yaitu pemimpin, kepemimpinan, dan
memimpin. Pada dasarnya tiga istilah tersebut berasal dari kata dasar yang sama yaitu
pimpin. Akan tetapi ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah
suatu peran dalam system tertentu. Oleh karena itu, seseorang dalam peran normal belum
tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Pemimpin
juga pada hakekatnya seoarang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam mengontrol proses dari gejala-gejala
sosial. Melihat kepemimpinan sebagai sentralisasi usaha dalam diri seseorang sebagai
cerminan kekuasaan dari keseluruhan. Kecenderungan pemikiran dari definisi-definisi di
atas sangat berpengaruh di dalam mengarahkan perhatian terhadap pentingnya stuktur
kelompok.
Pemimpin adalah seorang individu yang memiliki sifat dan karakter yang diinginkan oleh
rakyatnya. Teori kepribadian cenderung memandang kepemimpinan sebagai akibat
pengaruh satu arah. Mengingat bahwa pimpinan mungkin memiliki kualitas-kualitas
tertentu yang membedakan dirinya dengan para pengikutnya, maka biasanya ahli teori
pribadi lupa menyinggung karakteristik timbal balik atau reciprocal dan interaksi dari atau
dalam situasi kepemimpinan.
Tingkah laku kepemimpinan sebagai tingkah laku yang akan menghasilkan tindakan orang
lain searah dengan keinginannya dan tingkah laku seorang individu dapat mengarahkan
aktivitas kelompok.
Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi
Kepemimpinan adalah pengelolaan manusia melalui persuasi dan inspirasi daripada melalui
pemaksaaan langsung. Hal ini melibatkan penerapan pengetahuan mengenai faktor manusia
dalam memecahkan masalah yang konkrit.
Proses menciptakan situasi sehingga para anggota kelompok, termasuk pemimpin dapat
mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimal dalam waktu dan kerja yang singkat.
Peranan “pemimpin” yang paling jelas di dalam setiap kelompok adalah sebagai koordinator
tertinggi di dalam mengelola aktivitas-aktivitas kelompok. “Pemimpin” dituntut berperan
langsung di dalam pemutusan kebijaksanaan atau penentuan tujuan-tujuan kelompok.
Namun…. “pemimpin” tidak diharuskan untuk melakukan sendiri semua aktivitas kelompok.
· “Pemimpin” sebagai orang yang mampu memberikan hadiah dan hukuman (reward
and punishmant).
Dari semua fungsi yang disebutkan tadi dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
Fungsi utama.
Fungsi pelengkap.
Yang termasuk dalam fungsi utama adalah: fungsi sebagai orang yang menjalankan
“kepemimpinan”, sebagai perencana, sebagai pembuat keputusan, sebagai ahli, sebagai
wakil kelompok, sebagai pengawas hubungan dalam kelompok, sebagai orang yang mampu
memberikan hadiah dan hukuman, sebagai penengah dan pendamai.
Sedangkan fungsi pelengkap adalah: Fungsi sebagai model atau contoh, sebagai simbol
kelompok, sebagai pengganti tanggung jawab individu, sebagai orang yang mempunyai
ideologi, sebagai tokoh ayah, sebagai orang yang selalu dipersalahkan.
Penampilan yang terus menerus dalam waktu yang cukup lama di dalam melakukan
suatu pekerjaan akan membentuk kepribadian tertentu. Misalnya seseorang yang bekerja
sebagai pedagang akan memperlihatkan kepribadian yang berbeda dengan kepribadian
seorang yang mempunyai pekerjaan sebagai guru atau pegawai negeri, dan seterusnya. Jadi
dapat dikatakan bahwa kantor atau pekerjaan dapat membentuk pribadi manusia. Demikian
pula dengan kedudukan “pemimpin” dengan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakannya
dapat mempengaruhi dan membentuk pribadi tertentu pada seorang “pemimpin”.
Menurut Carter dan Nixon, ada tiga macam tugas dalam kelompok, yaitu:
Dari ketiga macam tugas tadi dihitung korelasinya sehingga dihasilkan adanya dua macam
“kepemimpinan”, yaitu:
“Kepemimpinan” Intelektual.
“Kepemimpinan” mekanik (tehnik).
Di dalam studi lebih lanjut lagi, Carter menyimpulkan hanya ada dua macam tugas yaitu
tugas yang menuntut pemikiran dan tugas yang menuntut penggunaan obyek.
1) Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut:
Seorang pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin dari
organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin
yang memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut :
3) Tipe Paternalistis.
4) Tipe Kharismatis.
Seorang pemimpin yang kharismatis mempunyai daya penarik yang amat besar dan
oleh karena itu pada umumnya memiliki pengikut dalam jumlah besar, meskipun para
pengikut tersebut sering tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut
pemimpin tersebut.
Dalam proses penggerakan bawahan melalui kritik tolak dari pendapat bahwa
manusia adlah makhluk yang termulia;
Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya;
Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya;
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai
tujuan;
Dengan ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya
untuk berbuat kesalahan yang kemudian dibandingkan dan diperbaiki agar bawahan
itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi tetap berani untuk berbuat
kesalahan yang lain;
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari pada dia sendiri;
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang pemimpin.
Variasi yang baik dari tipe-tipe kepemimpin ini adalah tipe kepemimpinan yang
demokratis sekaligus kharismatis.. Dengan demikian keberadaan pemimpin memiliki
legitimasi ganda karena dipilih dan menerpakan pola kepemimpinan yang demokratis
sekaligus memiliki kharisma di hadapan masyarakatnya.
Tetapi, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang dapat menerapkan berbagai macam tipe memimpin di atas sesuai dengan
kondisi dan situasi. Ada kalanya dia bertipe demokratis, tapi dalam kondisi dan situasi yang
menuntut dia harus tegas maka sah-sah saja apabila dia bertipe militeristis.
Tatkala Aceh masih diperintah seorang Sultan (utamanya Sultan Iskandar Muda), terdapat
urutan kesatuan territorial Aceh dari yang terkecil hingga terbesar sebagai berikut :
Gampong.
Gampong terdiri atas beberapa pejabat. Pertama adalah Keusyik atau kepala gampong.
Jabatan ini bersifat turun-temurun dan disemikan oleh Ulee Balang. Ia dapat dipecat oleh
Ulee Balang. Keusyik berkewajiban untuk (1) menjaga ketertiban, keamanan, dan adat
gampong, (2) memakmurkan gampong, (3) memberi keadilan dalam perselisihan warga.
Kedua adalah Teungku, atau lebih tepatnya Teungku Meunasah. Pejabat in bertindak
selaku kepala agama dalam gampong. Ia dipilih dan dapat dijabat oleh setiap orang yang
paham agama Islam. Jabatan ini tidak bersifat turun-temurun. Gelar ‘teungku’ biasanya pula
disandangkan pada orang laki-laki yang sudah menikah. Namun, dalam tata struktur ia
biasanya merujuk pada pemimpin agama Islam. Teungku berbeda dengan Teuku, karena
Teuku lebih bernuansa ningrat atau bangsawan. Ulee Balang dan turunannya menggunakan
gelar Teuku.
Ketiga adalah Ureung Tua. Di gampong biasanya ada majelis yang terdiri atas beberapa
orang yang tua-tua dan banyak pengalaman serta paham adat. Mereka merupakan wakil
rakyat dan dipilih dan ikut serta membicarakan kepentingan desa. Dengan demikian,
gampong mencirikan masyarakat demokratis yang mengkompromikan unsure agama dan
unsure adat.
Mukim.
Daerah ini merupakan gabungan mukim-mukim juga, tetapi lebih luas dari daerah Ulee
Balang. Kepala sagoe disebut Panglima. Panglima merupakan penasehat Sultan. Dulu di
Aceh dikenal 3 buah Sagoe yaitu Sagi 22 (22 mukim), Sagi 25 (25 mukim) dan Sagi 26 (26
mukim).
Sultan.
Daerah sultan merasuki daerah Ulee Balang dan daerah Panglima Sagoe. Bedanya,
daerah Ulee Balang ini lebih bersifat otonom dan daerah Panglima Sagoe ini merupakan
daerah yang berada langsung di bawah Sultan. Daerah-daerah Sultan yang tetap adalah
sesuai dengan batas-batas daerah Aceh sekarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan ini menyatakan bahwa ibarat mata rantai yang tergerai panjang, posisi
generasi muda dalam masyarakat menempati posisi mata rantai yang paling sentral dalam
artian bahwa pemuda berperan sebagai pelestari budaya, perjuangan, pelopor, perintis
pembaharuan melalui karsa, karya, dan dedikasi.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan
pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
Kepemimpinan pada organisasi informal merupakan salah satu aspek penting bagi
organisasi informal yang selalu menjadi determinan penting pula dalam pembahasan teori
organisasi neo-klasik.
B. SARAN
Kepemimpinan merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin
dalam mengatur suatu organisasi atau bentuk lainnya. Kepemimpinan yang baik akan sangat
berpengaruh bagi kelangsungan suatu organisasi yang dipimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bernard M. Bass, STOGDILL’S HANDBOOK OF LEADERSHIP., 1981, halaman
Gibson, James L., 1987. Kepemimpinan Organisasi: Perilaku dan Struktur. Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini, 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal Itu?
Jakarta: RajaGrafindo Persada.