Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPEMIMPINAN

‘KONSEP DAN STRUKTUR KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT”

DOSEN PENGAMPU : : Dra. YUSNA MELIANTI , M.H.

DISUSUN OLEH :

Ibda Maghni Tarigan (3201111006)

Elisabet Juniawati Pardede (3202411007)

Sadnes Sinaga (3202311002)

Devany Maulana Nasution (3202111003)

Tatiadinata Saragih (3201111016)

Putri Handayani (3202411017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah kepemimpinan yang berjudul ‘KONSEP DAN
STRUKTUR KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT.”

Di dalam makalah ini penulis memaparkan konsep dan struktur kepemimpinan dalam
masyarakat yang berdasarkan atas teori, lingkungan dan suasana serta interaksi.
Dalam penyelesaian makalah ini, tidak terlepas kerja keras dan waktu yang luang untuk
menuangkan pikiran serta dari beberapa buku refrensi serta dari berbagai sumber. Dari
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun paparan
dari isi.

Tegur sapa dari para arif bijaksana, sangat kami harapkanuntuk perbaikan makalah
selanjutnya, dan sebelumnya kami ucapkan banyak terimakasih. Semoga
dalam penyelesaian makalah ini senantiasa dalam keridhoaan-Nya dan bermanfaat bagi kita
semua.

Lubuk Pakam, 09 oktober 2020

I
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
A. KEPEMIMPINAN ........................................................................................................................ 5
B. KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT ....................................................................... 5
C. FUNGSI FUNGSI PEMIMPIN DALAM MASYARAKAT .................................................................... 6
D. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN PEMIMPIN DALAM MASYARAKAT ............................................... 7
E. TIPE KEPEMIMPINAN YANG BERLAKU DI MASYARAKAT ............................................................ 8
F. STRUKTUR KEPEMIMPINAN MASYARAKAT INDONESIA............................................................. 10
BAB III ............................................................................................................................................. 13
PENUTUP......................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 13
B. SARAN ..................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan itu sangat penting karena diharapkan mampu mengatur pola
sosialisasi dan interaksi diantara mereka dan yang lebih pentinng lagi, manusia dapat
berharap dengan kepemimpina agar mampu mengatur kehidupannya dengan lebih baik.
Kita bisa melihat jangankan manusia, makhluk-makhluk lainpun memiliki kepemimpinan
seperti binatang dan lain sebagainya. Pendek kata, ketika ada suatu komunitas, maka
diperlukan kepemimpinan bahkan dalam posisi dua orangpun tetap dibutuhkan seorang
pemimpin diantara mereka.

Bagi kaum muda, persoalan kepemimpinan juga patut menjadi perhatian serius
karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa, dan dipundaknya harapan kemajuan
bangsa in digantungkan. Ini merupakan posisi strategis pemuda dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Adhyaksa Dault menyatakan bahwa ibarat mata rantai yang tergerai
panjang, posisi generasi muda dalam masyarakat menempati posisi mata rantai yang paling
sentral dalam artian bahwa pemuda berperan sebagai pelestari budaya, perjuanngan,
pelopor, perintis pembaharuan melalui karsa, karya, dan dedikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan struktur kepemimpinan dalam masyarakat?

2. Bagaimana perkembangan struktur kepemimpinan dalam masyarakat?

3. Bagaimana fungsi, karakteristik dan tipe pemimpin dalam masyarakat ?

4. Bagaimana contoh struktur kepemimpinan masyarakat di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dan struktur kepemimpinan dalam masyarakat.

2. Mengetahui perkembangan struktur kepemimpinan dalam masyarakat.

3. Mengetahui fungsi,karakteristik,dan tipe pemimpin dalam masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan suatu konsep abstrak, akan tetapi hasilnya nyata, kadangkala
kepemimpinan mengarah kepada seni, akan tetapi sering pula berkaitan dengan ilmu. Pada
kenyataannya kepemimpinan merupak seni dan sekaligus ilmu. Pada kejian tentang
kepemimpinan ini, paling tidak ada tiga definisi, yaitu pemimpin, kepemimpinan, dan
memimpin. Pada dasarnya tiga istilah tersebut berasal dari kata dasar yang sama yaitu
pimpin. Akan tetapi ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah
suatu peran dalam system tertentu. Oleh karena itu, seseorang dalam peran normal belum
tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Pemimpin
juga pada hakekatnya seoarang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.

B. KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT


 Kepemimpinan sebagai fokus proses-proses kelompok

Keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam mengontrol proses dari gejala-gejala
sosial. Melihat kepemimpinan sebagai sentralisasi usaha dalam diri seseorang sebagai
cerminan kekuasaan dari keseluruhan. Kecenderungan pemikiran dari definisi-definisi di
atas sangat berpengaruh di dalam mengarahkan perhatian terhadap pentingnya stuktur
kelompok.

 Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya

Pemimpin adalah seorang individu yang memiliki sifat dan karakter yang diinginkan oleh
rakyatnya. Teori kepribadian cenderung memandang kepemimpinan sebagai akibat
pengaruh satu arah. Mengingat bahwa pimpinan mungkin memiliki kualitas-kualitas
tertentu yang membedakan dirinya dengan para pengikutnya, maka biasanya ahli teori
pribadi lupa menyinggung karakteristik timbal balik atau reciprocal dan interaksi dari atau
dalam situasi kepemimpinan.

 Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku

Tingkah laku kepemimpinan sebagai tingkah laku yang akan menghasilkan tindakan orang
lain searah dengan keinginannya dan tingkah laku seorang individu dapat mengarahkan
aktivitas kelompok.
 Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi

Kepemimpinan adalah pengelolaan manusia melalui persuasi dan inspirasi daripada melalui
pemaksaaan langsung. Hal ini melibatkan penerapan pengetahuan mengenai faktor manusia
dalam memecahkan masalah yang konkrit.

 Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan

Proses menciptakan situasi sehingga para anggota kelompok, termasuk pemimpin dapat
mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimal dalam waktu dan kerja yang singkat.

C. FUNGSI FUNGSI PEMIMPIN DALAM MASYARAKAT


Bagaimanapun alam dan situasi kelompok. semua “pemimpin” harus dapat menjalankan
fungsi-fungsi “pemimpin” sesuai dengan tujuan kelompok. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

· “Pemimpin” sebagai orang yang menjalankan “kepemimpinan”nya.

Peranan “pemimpin” yang paling jelas di dalam setiap kelompok adalah sebagai koordinator
tertinggi di dalam mengelola aktivitas-aktivitas kelompok. “Pemimpin” dituntut berperan
langsung di dalam pemutusan kebijaksanaan atau penentuan tujuan-tujuan kelompok.
Namun…. “pemimpin” tidak diharuskan untuk melakukan sendiri semua aktivitas kelompok.

· “Pemimpin” sebagai perencana.

· “Pemimpin” sebagai pembuat kebijaksanaan.

· “Pemimpin” sebagai seorang ahli.

· “Pemimpin” sebagai wakil kelompok.

· “Pemimpin” sebagai pengawas hubungan di dalam kelompok.

· “Pemimpin” sebagai orang yang mampu memberikan hadiah dan hukuman (reward
and punishmant).

· “Pemimpin” sebagai pelerai dan penengah.

· “Pemimpin” sebagai contoh.

· “Pemimpin” sebagai simbol kelompok.

· “Pemimpin” sebagai pengganti tanggung jawab individu.

· “Pemimpin” sebagai orang yang mempunyai ideologi.


· “Pemimpin” sebagai tokoh ayah.

· “Pemimpin” sebagai orang yang selalu dipersalahkan.

Dari semua fungsi yang disebutkan tadi dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:

Fungsi utama.

Fungsi pelengkap.

Yang termasuk dalam fungsi utama adalah: fungsi sebagai orang yang menjalankan
“kepemimpinan”, sebagai perencana, sebagai pembuat keputusan, sebagai ahli, sebagai
wakil kelompok, sebagai pengawas hubungan dalam kelompok, sebagai orang yang mampu
memberikan hadiah dan hukuman, sebagai penengah dan pendamai.

Sedangkan fungsi pelengkap adalah: Fungsi sebagai model atau contoh, sebagai simbol
kelompok, sebagai pengganti tanggung jawab individu, sebagai orang yang mempunyai
ideologi, sebagai tokoh ayah, sebagai orang yang selalu dipersalahkan.

D. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN PEMIMPIN DALAM MASYARAKAT


Pada umumnya seorang “pemimpin” memiliki intelegensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan intelegensi para pengikutnya. Disamping itu seorang “pemimpin” juga
memperlihatkan karakteristik penyesuaian diri yang lebih baik, lebih dominan, lebih
ekstrovert, lebih jantan, tidak konservatif dan lebih sensitif di dalam hubungan antar
manusia bila dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya.

Karakteristik “pemimpin” akan berkembang apabila berperanan sebagai “pemimpin”,


artinya apabila bergumul dengan masalah-masalah yang menuntut usaha mengarahkan
kelompok. Dengan demikian pola“pemimpin” pada seseorang adalah hasil dari proses
belajar.

Penampilan yang terus menerus dalam waktu yang cukup lama di dalam melakukan
suatu pekerjaan akan membentuk kepribadian tertentu. Misalnya seseorang yang bekerja
sebagai pedagang akan memperlihatkan kepribadian yang berbeda dengan kepribadian
seorang yang mempunyai pekerjaan sebagai guru atau pegawai negeri, dan seterusnya. Jadi
dapat dikatakan bahwa kantor atau pekerjaan dapat membentuk pribadi manusia. Demikian
pula dengan kedudukan “pemimpin” dengan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakannya
dapat mempengaruhi dan membentuk pribadi tertentu pada seorang “pemimpin”.

Mengenai sifat “kepemimpinan” ada dua pendapat. Pendapat pertama menyatakan


bahwa “kepemimpinan” itu bersifat umum, artinya seseorang yang menjadi “pemimpin” di
dalam suatu situasi akan menjadi “pemimpin” di dalam situasi-situasi lainnya. Pendapat
kedua, menyatakan bahwa “kepemimpinan” itu bersifat khusus, artinya seorang
“pemimpin” dari suatu kelompok dengan tugas dan karakteristik tertentu belum tentu
dapat menjadi “pemimpin” dari kelompok dengan tugas dan karakteristik yang lain.
Perubahan tugas dan karakteristik kelompok dapat menyebabkan timbulnya perubahan di
dalam cara memimpinnya.

Menurut Carter dan Nixon, ada tiga macam tugas dalam kelompok, yaitu:

 Tugas yang menuntut pemikiran.


 Tugas yang menuntut keahlian mekanis.
 Tugas yang ada kaitannya dengan keagamaan.

Dari ketiga macam tugas tadi dihitung korelasinya sehingga dihasilkan adanya dua macam
“kepemimpinan”, yaitu:

 “Kepemimpinan” Intelektual.
 “Kepemimpinan” mekanik (tehnik).

Di dalam studi lebih lanjut lagi, Carter menyimpulkan hanya ada dua macam tugas yaitu
tugas yang menuntut pemikiran dan tugas yang menuntut penggunaan obyek.

E. TIPE KEPEMIMPINAN YANG BERLAKU DI MASYARAKAT


Tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat dapat digolongkan
dalam lima tipe sebagai berikut :

1) Tipe Otokratis.

Seorang pemimpin yang otokratis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut:

 Menganggap organisasi sebagai milik pribadi;


 Mengindentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
 Mengangap bawahan sebagai alat semata-mata;
 Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
 Terlalu tergantung kepada kekuasaan formilnya;

Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung


unsur pemaksaan dan punitif (bersifat menghukum).
2) Tipe Militeristis.

Seorang pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin dari
organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin
yang memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut :

 Dalam menggerakan bawahannya lebih sering mepergunakan sistem perintah;


 Dalam menggerakan bawahan senang bergantung pada pangkat dan jabatannya;
 Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
 Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
 Sukar menerima kritik dari bawahannya;
 Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3) Tipe Paternalistis.

Seorang pemimpin bertipe paternalistis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai


berikut :

 Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa;


 Bersikap terlalu melindungi (over protective);
 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengambil
keputusan;
 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif;
 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya
kreasi dan fantasinya;
 Sering bersikap maha tahu.

4) Tipe Kharismatis.

Seorang pemimpin yang kharismatis mempunyai daya penarik yang amat besar dan
oleh karena itu pada umumnya memiliki pengikut dalam jumlah besar, meskipun para
pengikut tersebut sering tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut
pemimpin tersebut.

Sulit untuk mengetahui mengapa seseorang menjadi pemimpin yang kharismatis,


karena dari mana asalnya kharismanya memang sulit untuk ditelusuri. Sering disebutkan
bahwa pemimpin yang kharismatis diberkahi kekuatan gaib. Kekayaan, profil, kesehatan
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma. Sebagai contoh : Gandhi
bukanlah orang kaya yang ataupun mememiliki wajah yang tampan.
5) Tipe Demokratis.

Seorang pemimpin yang demokratis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai


berikut :

 Dalam proses penggerakan bawahan melalui kritik tolak dari pendapat bahwa
manusia adlah makhluk yang termulia;
 Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya;
 Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya;
 Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai
tujuan;
 Dengan ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya
untuk berbuat kesalahan yang kemudian dibandingkan dan diperbaiki agar bawahan
itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi tetap berani untuk berbuat
kesalahan yang lain;
 Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari pada dia sendiri;
 Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang pemimpin.

Variasi yang baik dari tipe-tipe kepemimpin ini adalah tipe kepemimpinan yang
demokratis sekaligus kharismatis.. Dengan demikian keberadaan pemimpin memiliki
legitimasi ganda karena dipilih dan menerpakan pola kepemimpinan yang demokratis
sekaligus memiliki kharisma di hadapan masyarakatnya.

Tetapi, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang dapat menerapkan berbagai macam tipe memimpin di atas sesuai dengan
kondisi dan situasi. Ada kalanya dia bertipe demokratis, tapi dalam kondisi dan situasi yang
menuntut dia harus tegas maka sah-sah saja apabila dia bertipe militeristis.

F. STRUKTUR KEPEMIMPINAN MASYARAKAT INDONESIA

Struktur Kepemimpinan Masyarakat Suku Bangsa Aceh

Tatkala Aceh masih diperintah seorang Sultan (utamanya Sultan Iskandar Muda), terdapat
urutan kesatuan territorial Aceh dari yang terkecil hingga terbesar sebagai berikut :

1. Gampong (atau, desa)


2. Mukim (kumpulan desa)
3. Daerah Ulee Balang (distrik)
4. Daerah Sagoe (kumpulan beberapa mukim)
5. Daerah Sultan (mungkin sama denga kotaraja)

Secara politik, pemerintahan tertinggi dipegang oleh Sultan (kalau perempuan


Sultana). Sultan punya pembantu-pembantu yaitu Lakseumana selaku panglima perang,
upah yang merupakan kepala polisi selaku keamanan dalam negeri, dua orang sekretasi
selaku pengurus surat-menyurat, dan majelis selaku pengontrol jalannya pemerintahan.

Gampong.

Gampong terdiri atas beberapa pejabat. Pertama adalah Keusyik atau kepala gampong.
Jabatan ini bersifat turun-temurun dan disemikan oleh Ulee Balang. Ia dapat dipecat oleh
Ulee Balang. Keusyik berkewajiban untuk (1) menjaga ketertiban, keamanan, dan adat
gampong, (2) memakmurkan gampong, (3) memberi keadilan dalam perselisihan warga.

Kedua adalah Teungku, atau lebih tepatnya Teungku Meunasah. Pejabat in bertindak
selaku kepala agama dalam gampong. Ia dipilih dan dapat dijabat oleh setiap orang yang
paham agama Islam. Jabatan ini tidak bersifat turun-temurun. Gelar ‘teungku’ biasanya pula
disandangkan pada orang laki-laki yang sudah menikah. Namun, dalam tata struktur ia
biasanya merujuk pada pemimpin agama Islam. Teungku berbeda dengan Teuku, karena
Teuku lebih bernuansa ningrat atau bangsawan. Ulee Balang dan turunannya menggunakan
gelar Teuku.

Ketiga adalah Ureung Tua. Di gampong biasanya ada majelis yang terdiri atas beberapa
orang yang tua-tua dan banyak pengalaman serta paham adat. Mereka merupakan wakil
rakyat dan dipilih dan ikut serta membicarakan kepentingan desa. Dengan demikian,
gampong mencirikan masyarakat demokratis yang mengkompromikan unsure agama dan
unsure adat.

Mukim.

Mukim adalah suatu gabungan dari gampong-gampong dan merupakan kesatuan


hukum yang bercorak agama. Kepala mukim disebut imum. Imum mulanya pemimpin
masjid dan berarti pemimpin urusan agama. Lambat lain ia punya kekuasaan duniawi dalam
pemerintahan karena diangkat oleh Ulee Balang. Daerah Ulee Balang merupakan gabungan
dari mukim-mukim. Kepala beberapa mukim disebut Ulee Balang dan memegang jabatan
secara turun-temurun dan bersifat otonom.
Sagoe.

Daerah ini merupakan gabungan mukim-mukim juga, tetapi lebih luas dari daerah Ulee
Balang. Kepala sagoe disebut Panglima. Panglima merupakan penasehat Sultan. Dulu di
Aceh dikenal 3 buah Sagoe yaitu Sagi 22 (22 mukim), Sagi 25 (25 mukim) dan Sagi 26 (26
mukim).

Sultan.

Daerah sultan merasuki daerah Ulee Balang dan daerah Panglima Sagoe. Bedanya,
daerah Ulee Balang ini lebih bersifat otonom dan daerah Panglima Sagoe ini merupakan
daerah yang berada langsung di bawah Sultan. Daerah-daerah Sultan yang tetap adalah
sesuai dengan batas-batas daerah Aceh sekarang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembahasan ini menyatakan bahwa ibarat mata rantai yang tergerai panjang, posisi
generasi muda dalam masyarakat menempati posisi mata rantai yang paling sentral dalam
artian bahwa pemuda berperan sebagai pelestari budaya, perjuangan, pelopor, perintis
pembaharuan melalui karsa, karya, dan dedikasi.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan
pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.

Kepemimpinan pada organisasi informal merupakan salah satu aspek penting bagi
organisasi informal yang selalu menjadi determinan penting pula dalam pembahasan teori
organisasi neo-klasik.

B. SARAN
Kepemimpinan merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin
dalam mengatur suatu organisasi atau bentuk lainnya. Kepemimpinan yang baik akan sangat
berpengaruh bagi kelangsungan suatu organisasi yang dipimpinnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bernard M. Bass, STOGDILL’S HANDBOOK OF LEADERSHIP., 1981, halaman

Gibson, James L., 1987. Kepemimpinan Organisasi: Perilaku dan Struktur. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini, 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal Itu?
Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Gordon,Thomas. 1996, Rajawali, Jakarta

Mar”at. 1983, Ghalia, Indonesia


Siagian, Sondang P. 1988, PT. Bina Aksara, Jakarta

Sutarto. 1995, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai