Anda di halaman 1dari 30

KAJIAN ANALISIS PENDIDIKAN POLITIK

LAPORAN CRITICAL JOURNAL REPORT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Wajib Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Dosen Pengampu: Drs. Halking, M.Si.

Disusun oleh: Kelompok 4 (Tim 3)

(Juliandi) & (Hissah Kristina Marbun)

Ketua Kelompok : Asthry Januarty Gultom (3203111047)

Anggota Kelompok :

1. Alti Laksana Simaremare (3203311036)


2. Juliandi (3201111021)
3. Herti Noita Simbolon (3202411002)
4. Khoiratul Ummah (3203311013)
5. Citra Situmorang (3203111008)
6. Amos Syahputra Purba (3203311036)
7. Syarifa Aini (3203111018)
8. Hissah Kristina Marbun (3203111046)

PRODI PPKn
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena telah melimpahkan
rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Laporan tugas critical journal report ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun Critical journal Report kami ini berisikan mengenai bagaimana pendidikan
politik yang ada di Indonesia.

Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs. Halking, M.Si selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Politik yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada
kami untuk membuat dan menyelesaikan laporan tugas critical journal report ini.Sehingga kami
memperolah banyak ilmu,informasi dan pengatahuan selama penulis membuat dan
menyelesaikan tugas ini.Tidak lupa saya juga mengucapakan terima kasih kepada seluruh rekan
yang membantu dalam penyelesaian tugas ini baik berupa bantuan moril maupun materil.

Kami berharap tugas ini dapat menambah pengetahuan para pembaca.Namun terlepas
dari itu kami menyadari bahwa laporan tugas rutin ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kamisangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik lagi.

Medan, 03 April 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi pentingnya CJR ...................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CJR .................................................................................................................. 1
C. Identitas Jurnal............................................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN SECARA UMUM ARTIKEL JURNAL ....................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................. 20
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 20
A. Jurnal utama .............................................................................................................................. 20
B. Jurnal Pembanding 1.................................................................................................................. 22
C. Jurnal Pembanding 2………………………………………………………………………………………………………………….24

BAB IV ................................................................................................................................................. 26
PENUTUP ............................................................................................................................................ 26
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 26
B. Saran ......................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR


Dalam menambah pengetahuan serta wawasan yang luas kita pasti perlu yang namanya
membaca dan menulis. Dalam hal ini juga kami menggunakan salah satu media baca yaitu jurnal
untuk menambah wawasan. Memilih jurnal yang berkaitan dengan materi yang hendak dipahami
materi serta kasus yang terkait di baca dan disimak dengan seksama kita akan menulis. Dengan
hal itu kami akan mengkritik isi jurnal yang ada lalu menuliskan kelebihan dan kekurangan serta
pembahasan serta meode penelitian yang ada dalam jurnal tersebut. Dengan itu kami dan para
pembaca yang membaca tulisan ini mendapat wawasan dari buku tersebut.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Untuk mengkritisi/membandingkan berbagai macam materi mengenai pendidikan
pancasila dalam beberapa buku yang berbeda.
2. Mengetahui pembahasan dan metode yang terkandung dalam jurnal tersebut
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam jurnal tersebut.

1
C. Identitas Jurnal

1. Jurnal utama

1. Judul jurnal Government Strategy in Political Education as public


participation improvement to Reach Democracy system
in semarang city.

2. Penulis Suparno dkk

3. Nama Jurnal Jurnal Politik Indonesia

4. Tahun terbit 2020

5. Kota terbit Semarang

6. Cetakan jurnal Volume 5, No 1

7. Bahasa dipakai Bahasa inggris

8. ISSN 2503-4456

2. Jurnal pembanding 1

1. Judul jurnal Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Kesadaran Politik
Siswa.

2. Penulis Yohanes Berkhmas Mulyadi

3. Tahun terbit 2019

4. Kota terbit -

5. Cetakan jurnal Volume 9 No. 1

2
6. Bahasa dipakai Bahasa Indonesia

7. Nama jurnal Jurnal Inspirasi Pendidikan

8. ISSN -

3. Jurnal pembanding 2

1. Judul jurnal Pendidikan Politik di era disrupsi

2. Penulis Khoirudin Bashori

3. Tahun terbit 2018

4. Nama jurnal Jurnal Pendidikan

5. Kota terbit Yogyakarta

6. Cetakan jurnal Volume 2 Issue 2,

7. Bahasa dipakai Bahasa Indonesia

8. ISSN 2579-7425

3
BAB II

PEMBAHASAN SECARA UMUM ARTIKEL JURNAL

A. Terjemahan Jurnal yang Dilapor/Direview

1. Ringkasan Jurnal Utama


Paragraf Artikel Yang diterjemahkan Paragraf Artikel Yang diterjemahkan
Bahasa Inggris Bahasa Indonesia

Introduction Pengantar
In a democratic nation and state life, Dalam kehidupan berbangsa dan
political education is urgently needed bernegara yang demokratis, pendidikan
due to the fact that we everywhere to politik sangat dibutuhkan karena kita
participate in a democratic, critical and dimanapun berada untuk ikut serta
national education and realize the dalam pendidikan nasional yang
success of education for all indonesian demokratis, kritis dan mewujudkan
people, one of which is political keberhasilan pendidikan bagi seluruh
education, the aim is to foster political rakyat Indonesia, salah satunya adalah
awareness in the community (Chattoraj, pendidikan politik, tujuannya adalah
2019). Political awareness of the untuk menumbuhkan kesadaran politik
community as one of the fundamental di masyarakat (Chattoraj, 2019).
needs in supporting the political Kesadaran politik masyarakat sebagai
awareness, the community can actively salah satu kebutuhan mendasar dalam
participate in national development. mendukung kesadaran politik,
masyarakat dapat berperan aktif dalam
pembangunan nasional.

4
Research by Saputra et al., (2016), with Penelitian Saputra et al., (2016), dengan
the title “Strategies of the Semarang judul “Strategi KPU Kota Semarang
City Election Commission has a memiliki strategi, yang didasarkan pada
strategy, which is based on long-term pembelajaran jangka panjang melalui
learning through the selection of the pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
previous Mayor and Deputy Mayor, sebelumnya, khususnya pada tahun 2010
specifically in 2010 which reached 60% yang mencapai 60% menunjukkan
showed the lowest level of participation, tingkat partisipasi yang paling rendah,
therefore in 2015 the Election maka dari itu pada tahun 2015 KPU
Commission General Semarang City, Kota Semarang, untuk itu melakukan
for that to make breakthroughs and terobosan dan kreasi yang berkelanjutan
sustainable creations such as involving seperti melibatkan Pemilihan Ketua
the Election of Chairman of the Intra- OSIS sebagai pemilih pemula.
School Student Organization as a novice
voter.

Political awareness is as crucial as the Kesadaran politik sama pentingnya


responsibility of the government in dengan tanggung jawab pemerintah
improving the process of political dalam meningkatkan proses pendidikan
education, in light of the fact that the politik, mengingat pemerintah memiliki
government has an obligation to kewajiban untuk menyelenggarakan
organize intended that every political agar setiap kebijakan politik yang
policy that as produced truly embodies dihasilkan benar-benar mewujudkan
the interests of the people (Cross, 2004). kepentingan rakyat (Cross, 2004).
Indonesia as a unitary state of the Indonesia sebagai negara kesatuan
Republic is a democratic country. Republik adalah negara demokrasi. Oleh
Therefore, all activities of the karena itu, segala kegiatan
implementation of state power must be penyelenggaraan kekuasaan negara
based on the will of the people. This is harus didasarkan atas kehendak rakyat.
regulated in the constitutional basis for Hal ini diatur dalam dasar konstitusional

5
democratically administering state penyelenggaraan kekuasaan negara
power in article 1 paragraph 2 of the secara demokratis dalam pasal 1 ayat 2
1945 Constitution (UUD 1945) which Undang-Undang Dasar 1945 (UUD
has been amended. Where that “State 1945) yang telah diubah. Dimana bahwa
sovereignty is in the hands of the people “kedaulatan negara ada di tangan rakyat
and implemented according to the dan dilaksanakan menurut UUD”.
Constitution”.

Republic of Indonesia is a democratic Republik Indonesia adalah negara


country hence the people of Indonesia demokrasi maka rakyat Indonesia
play an important role in all the memegang peranan penting dalam
implementation of state power. Based segala penyelenggaraan kekuasaan
on the 1945 Constitution Article 1 negara. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 1
paragraph 2 that the amendments have ayat 2 perubahan yang telah dilakukan
made explains that people play an menjelaskan bahwa orang memainkan
important role in political decision peran penting dalam pengambilan
making. A society that is democratic, keputusan politik. Masyarakat yang
critical an conscious in acting plurally demokratis, kritis dan sadar dalam
needs political education. Increased bertindak plural membutuhkan
public knowledge of their rights to live pendidikan politik. Peningkatan
to be able to build a society that is aware pengetahuan masyarakat tentang hak
of politics and has a responsible nature hidup untuk dapat membangun
is the goal of political education. masyarakat yang sadar politik dan
memiliki sifat bertanggung jawab
merupakan tujuan dari pendidikan
politik.

RESEARCH METHOD METODE PENELITIAN


In this research, the authors conduct a Dalam penelitian ini, penulis melakukan
descriptive qualitative approach. Data pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber
Sources used are primary and secondary Data yang digunakan adalah sumber

6
data sources. Primary Data Sources are data primer dan sekunder. Sumber Data
interviews and observations. Secondary Primer adalah wawancara dan observasi.
Data sources are regional legal products, Sumber Data Sekunder adalah produk
literature books, various documents that hukum daerah, buku literatur, berbagai
discuss research issues. Data collection dokumen yang membahas masalah
techniques that used on this research are penelitian. Teknik pengumpulan data
interviews, literature study, and yang digunakan dalam penelitian ini
discussion (FGD). Data analysis adalah wawancara, studi pustaka, dan
technique that used on this research is diskusi (FGD). Teknik analisis data
interactive model analysis, including yang digunakan dalam penelitian ini
data reduction, data presentation and adalah analisis model interaktif, meliputi
concluding. On this research the authors reduksi data, penyajian data dan
using several techniques to validate the penarikan kesimpulan. Pada penelitian
data, Regional Head Elction (Pilkada) ini penulis menggunakan beberapa
along with the 2015 Mayor Election. teknik untuk memvalidasi data, yaitu
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan
Pemilihan Walikota tahun 2015.

 Public administration  Ilmu Pemerintahan


Study of public administration in several Studi administrasi publik di beberapa
developing countries. Numerous negara berkembang. Berbagai
changes have occurred with the growing perubahan telah terjadi seiring dengan
complexity of the problems faced by semakin kompleksnya permasalahan
public administrations. This complexity yang dihadapi oleh administrasi publik.
is discussed by the theories by Kompleksitas ini dibahas oleh teori-teori
continuing to develop the science of dengan terus mengembangkan ilmu
public administration (Saleh and Muluk, administrasi publik (Saleh dan Muluk,
2005). And until now according to 2005). Dan sampai saat ini menurut
Denhardt & Denhardt, (2003) there are Denhardt & Denhardt, (2003) ada 3
3 perspectives public administration, perspektif administrasi publik, baru
new along public management and new bersama manajemen publik dan

7
public service. pelayanan publik baru.

Public administration is a change in Administrasi publik adalah perubahan


meaning and substance from the term makna dan substansi dari istilah negara
state to public. State Administration can menjadi publik. Administrasi Negara
be interpreted as a state, meaning that dapat diartikan sebagai negara, artinya
the administrative actors/actors are pelaku/pelaku administrasi dilakukan
carried out by the oleh pemerintah/birokrasi (sole agent),
government/bureaucracy (sole agent), untuk itu negara/pemerintah (good
for that the state/government (good governance). Orientasi penyelenggaraan
governance). The orientation of the state negara lebih pada kegiatan kenegaraan;
administration is more on state Dengan demikian, fungsi pemerintah
activities; thus, the function of the sebagai pelayan masyarakat tidak
government as public servant does not melibatkan masyarakat dalam kegiatan
involve the community in administrative administrasi yang dilakukan oleh
activities carried out by the government pemerintah itu sendiri. Dalam
itself. In administration of weberian type administrasi organisasi tipe weberian,
of organization, where administrative dimana kegiatan administrasi cenderung
activities tend to be rigidly concerned kaku pada hierarki dan tidak berorientasi
with hierarchy and not on customer pada pelanggan.
oriented.

 Political Education  Pendidikan Politik


Political education is an effort to Pendidikan politik merupakan upaya
increase public knowledge to participate meningkatkan pengetahuan masyarakat
in political activities to the fullest. untuk berpartisipasi dalam kegiatan
Rusadi (2004) explains that several politik secara maksimal. Rusadi (2004)
forms of political education are carried menjelaskan bahwa beberapa bentuk
out through a variety of media, pendidikan politik dilakukan melalui
specifically (1) reading sources, for berbagai media, khususnya (1) sumber
example in the form of magazines or bacaan misalnya berupa majalah atau

8
newspapers (2) audio-visual media in surat kabar (2) media audio visual
the form of radio broadcasts or through berupa siaran radio atau melalui televisi
television (3) public educational (3) lembaga pendidikan umum,
institutions, for example, lectures misalnya ceramah yang disampaikan di
delivered at mosques or churches. The masjid atau gereja. Dasar hukum
legal basis for implementing political penyelenggaraan pendidikan politik di
education in Indonesia is Pancasila and Indonesia adalah Pancasila dan UUD
the 1945 Constitution (UUD 1945). 1945 (UUD 1945).

Andrews and Mas’oed (1978), Andrews dan Mas’oed (1978),


explained that the means of political menjelaskan bahwa sarana pendidikan
education can be carried out through politik dapat dilakukan melalui beberapa
several institutions, specifically in the lembaga, khususnya dalam pemberian
from of providing citizenship material in materi kewarganegaraan di sekolah-
schools, it is designed to aim as one of sekolah, yang dirancang dengan tujuan
the means of political education. In sebagai salah satu sarana pendidikan
addition to this, it is also necessary to politik. Selain itu perlu juga diterapkan
apply socializing or working groups, sosialisasi atau kelompok kerja, yang
which can affect socialization indirectly. secara tidak langsung dapat
mempengaruhi sosialisasi.

 Political Participation  Partisipasi Politik


Budiardjo (2008), explained that Budiardjo (2008) menjelaskan bahwa
political participation is the activity of a partisipasi politik adalah kegiatan
person or group of people in playing an seseorang atau sekelompok orang dalam
active role in political activities, for berperan aktif dalam kegiatan politik,
example, participating in giving their misalnya ikut serta memberikan hak
right to vote in election activity, hence it pilihnya dalam kegiatan pemilu,
can affect government policies either sehingga dapat mempengaruhi kebijakan
directly or indirectly (public policy). pemerintah baik secara langsung. atau
Other things include developing tidak langsung (kebijakan publik). Hal-

9
relations with members of parliament or hal lain termasuk membina hubungan
government officials, by coming and dengan anggota parlemen atau pejabat
giving opinions at general meetings, pemerintah, dengan datang dan
becoming members of political parties, memberikan pendapat dalam rapat
and participating in social activities in umum, menjadi anggota partai politik,
the community. dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial
di masyarakat.

McAndrews and Mas’oed (1978) McAndrews dan Mas'oed (1978)


explained the division of forms of menjelaskan pembagian bentuk
political participation; particularly, partisipasi politik; khususnya, partisipasi
conventional political participation, and politik konvensional, dan non-
non-conventional. Numerous types of konvensional. Berbagai jenis partisipasi
convertional political participation politik konversi termasuk pemungutan
include voting or gathering votes, suara atau pengumpulan suara,
conducting discussions that discuss melakukan diskusi yang membahas
politics, campaigning, joining and acting politik, berkampanye, bergabung dan
in interest groups, developing good bertindak dalam kelompok kepentingan,
relations or communicating with mengembangkan hubungan baik atau
government officials. Farthert numerous berkomunikasi dengan pejabat
types of unconventional political pemerintah. Lebih jauh berbagai jenis
participation including submission partisipasi politik yang tidak
demonstration petitions, strike konvensional termasuk pengajuan
confrontations, acts of political violence demonstrasi petisi, konfrontasi
against people or property (including pemogokan, tindakan kekerasan politik
waging war against fellow human terhadap orang atau properti (termasuk
beings, murder, kidnapping children, berperang melawan sesama manusia,
acts of destroying property through pembunuhan, penculikan anak-anak,
arson of bombing). Hungtington and tindakan menghancurkan properti
Nelson (2008) conveyed that the melalui pembakaran bom). Huntington
natureof political participation can be dan Nelson (2008) menyampaikan

10
classified into two, including autonomy bahwa sifat partisipasi politik dapat
and mobilization. Autonomous diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
participation is political participation otonomi adalah partisipasi politik yang
that is autonomous in which citizens bersifat otonom dimana warga negara
have a personal awareness to participate memiliki kesadaran pribadi untuk
in politics without the involment of berpartisipasi dalam politik tanpa
other parties in determining choice melibatkan pihak lain dalam
(Parinduri, 2019; Rodan, 2020). menentukan pilihan (Parinduri, 2019;
mobilized participation is political Rodan, 2020). Mobilized participation
participation that is mobilizing in which adalah partisipasi politik yang
citizens do not have personal awareness memobilitasi dimana warga Negara
in making choices, other parties play a tidak memilki kesadaran pribadi dalam
role in determining choice either trought menentukan pilihan, pihak lain berperan
coercion, threats or orther acts of dalam menentukan pilihan baik melalui
violence. paksaan, ancaman atau tindakan
kekerasan lainnya.

 Democracy  Democracy
A Democratic country is a country that Negara demokrasi adalah Negara yang
involves its people in determining mengikutseertakan rakyatnya dalam
government policies due to the reason menentukan kebijakan pemerintah
that people hold the highest power in the karena rakyat memegang kekuasaan
country. Assegaf (2012) explained the tertinggi di Negara tersebut. Assegaf
origin of the word democracy which is (2012) menjelaskan asal kata demokrasi
derived from demos and kratos. Demos yang berasal dari kata demos dan kratos.
defines the peopke, while kratos definies demos mendefenisikan rakyat,
power. Winarmo (2010) explained sedangkan kratos mendefenisikan
something similar to the opinion of abd. kekuasaan. Winarmo (2010)
Rahman assegaf, specifically democracy menjelaskan hal serupa dengan
is a form people’s government. in which sependapat Abd. Rahman Aseggaf,
the people are very instrumental in the secara spesifik demokrasi adalah suatu

11
power of government in a country. bentuk pemerintah rakyat, dimana
rakyat sangat berperan dalam kekuasaan
pemerintahan disuatu Negara.

DISCUSSION PEMBAHASAN
Political education in society is one of Pendidikan politik dalam masyarakat
the keys efforts to improve the merupakan salah satu kunci upaya
democrative system (Al Nuchtar, 2000; perbaikan system demokrasi (Al
Frazer, 1999) wthout political education Mucthar 2000; Frazer, 1999) tanpa
the democrative party (election) will pendidikan politik, partai demokrasi
only become a kind of five- year ritual (pemilu) hanya akan menjadi semacam
in which the people will only become ritual lima tahunan dimana rakyat hanya
the object off election candidats voices akan menjadi objek suara para caleg
without knowing wht the people choose. tanpa mengetahui apa yang dipilih
the following are the results of research rakyat, berikut ini merupakan hasil
in the field in expressing opinion about penelitian dilapangan dalam
the application of political education as mengemukakan pendapat tentang
an affort to increase public partipation in penerapan pendidikan politik sebagai
realizing a democratic system in the upaya peningkatan partisipasi
semarang city. masyarakat dalam mewujudkan system
demokrasi dikota semarang.

The results of the study were delivered Hasil penelitian yang disampaikan oleh
by informants as the regional election informan komisi pemilihan umum
Comisiion (KPUD): “Citizens who are daerah (KPUD): “warga Negara selalu
always active in the community (ative aktif dimasyarakat, untuk itu perlu
citizenship), for this reason, it is adanya peningkatan pengetahuan politik
necessary to increase political (Galston, 2001). kewarganegaran aktif
knowledge (Galston, 2001). active adalah warga Negara yang tidak hanya
citizenship is a citizenship is a citizen memilki pengetahuan tetapi juga
who not has knowledge (Galston, 2001), mengetahui bagaimana menggunakan

12
active citizenship is a citizen who not pengetahuan politiknya dalam proses
only has knowledge but also knows very untuk menetukan jalan negaranya”.
well how to use his political knowledge (Berenschot & van Klinken, 2018)
in the process to determine to running of
the country”. (Berenschoot & Van
Klinken, 2018).

B. Resume artikel jurnal yang direview


2. Ringkasan Jurnal pembanding 1

Hasil penelitian pendidikan politik melalui pembelajaran PKn untuk meningkatkan


kesadaran politik siswa adalah siswa-siswi dapat mengikuti kegiatan upacara bendera yang
dilaksanakan pada hari senin, memperingati Hari Guru Nasional, Hari Pendidikan Nasional, Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dengan baik. Kegiatan upacara bendera sebagai
suatu wahana membentuk rasa nasionalisme, patriotisme dan kedisipilinan siswa. Prajarto (2011)
mengatakan bahwa salah satu cara untuk menimbulkan spirit nasionalisme dan patriotisme siswa
adalah mengikuti upacara bendera dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan di sekolah dan atau di
luar sekolah. Proses pendidikan politik nampak dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler,
seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Dalam
kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa-siswi dibimbing dan dilatih untuk setia dalam menjalankan
tugas, bekerja dan berkorban demi kepentingan bersama, menghargai budaya, menjunjung tinggi
dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dan demokrasi.

Pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Kelam Permai Kabupaten Sintang dilaksanakan


secara partisipatif seperti guru dan murid berinteraksi, tanya jawab, siswa-siswi dilatih untuk
bermain peran dan diskusi. Bermain peran adalah cara yang dilakukan siswa dalam
mengesplorasi nilai-nilai politik dari perspektif siswa. Bermain peran dalam pendidikan politik
melalui pembelajaran PKn adalah cara siswa mengeksplorasikan nilai-nilai politik dengan cara
mendramatisasikan atau memperagakan dengan tujuan menarik minat, perhatian dan motivasi
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Bermain peran dengan memerankan tokoh-tokoh

13
politik yang memperjuangkan kepentingan nasional dan menghayati nilai- nilai-nilai Pancasila.
Diskusi sebagai cara yang tepat bagi siswa untuk mengeksplorasikan aspek masalah dan
menemukan solusi atas masalah tersebut sesuai dengan teori, contoh masalah politik identitas
dan politik uang yang berkembang di masyarakat menjelang pemilihan umum legislatif dan
eksekutif. Diskusi dilakukan secara terorganisir,sistematis dan terstruktur di dalam kelompok
kelas. Beberapa materi diskusi PKn sesuai dengan tema antara lain hakekat bangsa, demokrasi,
sistem politik Indonesia, budaya politik bangsa,sistem pemerintahan, pemilihan umum. Bermain
dan diskusi merupakan salah bentuk pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dimana
peserta didik diupayakan belajar untuk tampil berbicara dan berkomunikasi di depan umum.

Pendidikan politik melalui pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Kelam Permai adalah
siswa-siswi mengikuti sekolah partai dimana partai politik tertentu hadir di SMA Negeri 1
Kelam Permai, masuk ke kelas untuk mengajarkan tentang budaya politik Indonesia. Sekolah
partai dilaksanakan pada moment tertentu seperti menjelang pemilu umum legislatif dan
eksekutif. Pelaksanaan sekolah partai sangat antusias di kalangan siswa-siswi karena selain
mendengar ceramah tentang politik, pemilu dan perkembangan partai politik Indonesia, juga
mengetahui politisi yang hadir secara langsung bertemu dengan siswa-siswi. Sekolah partai dari
partai politik tertentu adalah usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan politik
agar mampu memahami politik, dapat melaksanakan hak dan kewajibannya politiknya dan
berpartisipasi aktif sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, yang diamanatkan
oleh Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, dan mengajak peserta didik untuk memilih calon
pemimpin sesuai dengan hati nurani dalam pemilihan umum.

Implikasi penelitian ini terhadap pendidikan politik melalui pembelajaran PKn di sekolah
adalah politik sebagai ilmu pengetahuan penting dipahami oleh siswa-siswi para guru terus
melakukan pendidikan politik kepada peserta didik supaya mereka bisa memahami tentang
politik dan menanggapi secara kritis dan bijak terhadap isu-isu politik yang berkembang di
masyarakat. Siswa pun mengaplikasikan nilai-nilai politik sesuai dengan lima sila Pancasila.

14
3. Jurnal Pembanding 2

Pendahuluan

Era disrupsi adalah masa ketika perubahan terjadi sedemikian tidak terduga, mendasar
dan hampir dalam semua aspek kehidupan. Tatatan baru hadir menggantikan tatanan lama yang
sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam hal politik, disrupsi akan mendorong
terjadinya digitalisasi sistem politik. Munculnya inovasi aplikasi teknologi digital akan
menginspirasi lahirnya aplikasi sejenis di bidang politik. Tidak lama lagi, hingar bingar
kampanye pengerahan massa, akan diganti dengan edukasi via berbagai media soal, yang tidak
saja lebih murah akan tetapi juga memiliki daya jangkau audien yang jauh lebih luas dan merata.
Paper ini ingin mengungkapkan perlunya pemahaman kita tentang politik di era disrupsi, dan
bagaimana meng-hadapi fenomena ini dengan lebih menekankan pada perlunya pendidikan
politik yang lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

Era disrupsi adalah masa ketika perubahan terjadi sedemikian tidak terduga, mendasar
dan hampir dalam semua aspek kehidupan. Dunia hari ini sedang menghadapi fenomena di mana
pergerakan dunia tidak lagi berjalan linear. Tatatan baru hadir menggantikan tatanan lama yang
sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Disrupsi menginisiasi lahirnya model interaksi baru
yang lebih inovatif dan masif. Cakupan perubahannya luas mulai dari dunia usaha, perbankan,
transportasi, sosial kemasyarakatan, pendidikan hingga politik. Oleh sebab itu era ini melahirkan
dua pilihan penting: berubah atau punah.

Literasi Politik

Literasi politik merupakan aspek penting dalam konsolidasi demokrasi. Kurangnya


pemahaman tentang isu-isu politik dan kegiatan politik tidak jarang menyebabkan masyarakat
apatis terhadap berbagai proses demokrasi dan dinamika politik pemerintahan di sekitarnya. Pada
kenyatannya fluktuasi tingkat partisipasi politik sering berkiatan erat dengan rendahnya literasi
politik. Dalam konteks ini literasi politik dipahami sebagai pemahaman praktis tentang konsep-
konsep yang diambil dari kehidupan sehari-hari dan bahasa, merupakan upaya memahami
seputar isu politik, keyakinan para kontestan, bagaimana kecenderungan mereka mempengaruhi

15
diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain literasi politik merupakan senyawa dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap mengenai politik (Bakri et al. 2012).

Muatan pokok literasi politik dapat berupa: Partisipasi politik dan Pemahaman kritis
warga atas hal-hal pokok terkait politik. Partisipasi politik warga dapat dibedakan atas beberapa
kategori: 1) Dilihat dari kegiatannya, partisipasi politik aktif dan pasif. Dikatakan aktif apabila
masyarakat tersebut terlibat aktif dalam perumusan kebijakan pemerintah. Sementara partisipasi
politik pasif merupakan kegiatan yang mencerminkan ketaatan terhadap keputusan pemerintah 2)
Dilihat dari tingkatannya, dibedakan menjadi apatis, spektator dan gladiator. Apatis artinya tidak
menaruh perhatian sama sekali terhadap kegiatan politik dan bersikap masa bodoh. Spektator
adalah warga yang bersangkutan terlibat atau ikut memilih dalam Pemilu. Sedangkan gladiator
berpartisipasi secara aktif dalam proses politik 3) Partisipasi dibedakan atas jumlah, ada yang
bersifat kolektif dan lainnya individual 4) Dilihat dari tinggi rendahnya partisipasi dapat
dibedakan menjadi partisipasi aktif; partisipasi apatis (ada kepercayaan kepada politik namun
kurang percaya pada system yang ada); partisipasi militan radikal (kepercayaan kepada politik
tinggi namun percaya kepada system rendah); partisipasi tidak aktif (kesadaran politik rendah,
tetapi percaya kepada system politik sangat tinggi) (Bakri et al. 2012).

Agen Sosialisasi Politik

Menurut Wasburn dan Covert (2017) sosialisasi politik dapat dilakukan mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, tempat-tempat ibadah, tempat kerja, dalam kelompok sosial dan oleh media.
Masing- masing baik sendiri-sendiri atau bersamasama memiliki peran yang tidak kecil dalam
membetuk sikap dan perilaku politik warga negara. Kajian yang lebih mendalam mengenai agen-
agen sosialisasi politik ini akan memperjelas kontribusi masing-masing dalam dinamika politik
warga.

1. Keluarga

Keluarga yang dikatakan sebagai organisasi terkecil dalam sebuah tatanan masyarakat memiliki
keragaman berfikir dan kecenderungan secara politik. Hal ini terjadi disebabkan oleh faktor yang
berbeda-beda pula dalam setiap keluarga. Nilai-nilai yang dianut pun juga mengalami perubahan,
seiring dengan pergeseran tantangan kehidupan yang dihadapi keluarga. Misalnya value lama
sebuah keluarga yang di dalamnya hanya didominasi oleh kepala keluarga, kini sudah mulai

16
bergeser. Keluarga modern cenderung memiliki pola hubungan yang lebih demokratis, dengan
peran masing-masing yang relatif setara. Saat ini banyak keluarga modern yang telah
bertransformasi, dan ini sangat mendukung internalisasi nilai-nilai demokrasi sejak dini.

2. Sekolah

Studi menunjukkan bahwa, pada awal usia, sekolah cenderung mengembangkan rasa kesetiaan
nasional yang kuat di dalam diri anak - perasaan bahwa menjadi orang Indonesia lebih baik
daripada menjadi warga negara lain. Di kelas awal, anakanak mengembangkan rasa “kita” dalam
hubungannya dengan negara sendiri dan rasa “mereka” terkait dengan warga negara lain. Pada
tahun-tahun awal sekolah, sebagian besar anak-anak datang dengan mengidealkan otoritas politik
yang sudah mapan. Pada saat anak-anak berusia tujuh atau delapan tahun, mereka menjadi sadar
bahwa ada otoritas di luar keluarga yang menuntut dukungan, kepatuhan, dan rasa hormat.
Awalnya, karena keterbatasan kognitif mereka, anak-anak mengkonsepkan otoritas ini dalam hal
orang-orang konkret seperti presiden dan polisi. Seiring dengan bertambahnya usia, anak mulai
pahan dengan konsep-konsep abstrak seperti pemerintah. Ketika anak-anak tumbuh dewasa,
mereka menjadi kurang idealis. Tokoh-tokoh politik dipandang kurang heroik dan murah hati,
dan mulai memahami beberapa ketidaksetaraan dalam hukum.

3. Agama
Agama dapat menjadi sebuah ideologi yang akan mempengaruhi pandangan seseorang
tentang banyak hal. Hal ini karena agama seringkali berfungsi sebagai basis bagi
seseorang ketika memutuskan hal-hal penting. Seberapa besar agama dalam
mempengaruhi sebuah pandangan dan kecenderungan politik seseorang? Menurut Covert
dan Wesburn (2017) Agama memiliki peran khusus dalam sebuah pemilihan presiden.
Pada prinsipnya, pandangan politik tidak akan bertentangan dengan pemahaman
keagamaan seseorang. Maka seseorang yang telah memiliki pandangan agama yang kuat,
secara bijaksana akan memandang politik sebagaimana yang diajarkan oleh agama yang
dianut. Tokoh-tokoh agama oleh karenanya memegang peran yang sangat strategis dalam
melakukan transformasi nilai-nilai demokrasi dan kesadaran politik kepada jemaatnya
masing-masing.

17
4. Asosiasi Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat

Di banyak negara, termasuk di negara adi daya seperti Amerika Serikat, hampIr tidak ada
pekerjaan yang benar-benar kebal dari pengaruh keputusan politik. Persyaratan perizinan dan
sertifikasi, undang-undang upah minimum, undang-undang pekerja anak, undang-undang
yang mengatur jam kerja dan lain sebagainya menggambarkan kebijakan publik yang
mempengaruhi kondisi objektif pekerjaan. Keputusan pemerintah untuk mendanai atau
menghentikan pendanaan berbagai program akan sangat mempengaruhi bekerja atau
menganggurnya jutaan orang. Dengan kata lain, di banyak tempat, pemerintah, di semua
tingkatan, adalah pemberi kerja utama.

5. Media

Perkembangan teknologi di era globalisasi telah menghantarkan pada era dimana segala
informasi tersebar begitu cepat dan serentak. Hal ini memiliki sisi positif sekaligus negatif
bagi perkembangan sosialisasi politik. Kini masyarakat tidak perlu susah payah dalam
mengenali calon yang akan menjadi pilihannya. Media menyediakan segala informasi
mengenai orangtua, guru, kepercayaan, pengalaman kerja dan lain-lain yang coba
dikonstruksikan sebagai sebuah informasi yang ingin disampaikan seseorang kepada
khalayak. Media juga menjadi upaya promotif yang strategis. Namun pada sisi lain, apakah
di era informasi dengan semakin banyaknya hoax dapat mempengaruhi perilaku politik
warga? Meskipun jika dicerna dengn nalar kritis hal seperti ini gtentu tidak dapat
mempengaruhi seseorang, akan tapi pada praktiknya berita bohong tetap dapat
mempengaruhi masyarakat secara luas. Setidaknya pengaruh yang ditimbulkan adalah
semakin familiarnya warga terhadap nama orang-orang yang terus diberitakan.

Pendidikan politik di era disrupsi berbeda dengan era sebelumnya, yang bersifat monolitik,
satu arah dan bersifat indoktrinatif. Kini pendidikan politik lebih terbuka, partisipatif dan
melibatkan semua pemangku kepentingan. Lewat keluarga nilai-nilai dasar berdemokrasi
mulai disemaikan. Sekolah dengan pendekatan pendidikannya yang baru dapat memberikan
penguatan dengan aneka diskusi wacana publik, memperdebatkan isu-isu politik
kontemporer. Agama dan interaksi jamaah di tempat-tempat ibadah memberikan bekal yang

18
kokoh dari ajaran agama dan basis keterampilan sosial yang diperlukan dalam partisipasi
politik. Melaui tempat kerja, warga juga mendapatkan tambahan literasi politik. Identifikasi
individu dalam kelompok sosial sedikit banyak juga akan menentukan pilihan politik
seseorang. Pada akhirnya, di era dengan perkembangan media komunikasi seperti sekarang
ini, pesan-pesan politik dapat dengan lebih cepat sampai kepada khalayak. Literasi media
dapat meningkatkan partisipasi politik secara lebih signifikan.

19
BAB III

PEMBAHASAN

A. Jurnal utama

1. Latar belakang masalah yang dikaji

Dalam latar belakang pada jurnal utama ini yang dikaji adalah seberapa pentingnya
pendidikan politik pada saat sekarang ini dalam dunia pendidikan ? mungkin berikut adalah
penjelasannya. pendidikan politik sangat dibutuhkan karena kita dimanapun berada untuk ikut
serta dalam pendidikan nasional yang demokratis, kritis dan mewujudkan keberhasilan
pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia, salah satunya adalah pendidikan politik, tujuannya
adalah untuk menumbuhkan kesadaran politik di masyarakat (Chattoraj, 2019). Kesadaran politik
masyarakat sebagai salah satu kebutuhan mendasar dalam mendukung kesadaran politik,
masyarakat dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional. Kesadaran politik sama
pentingnya dengan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan proses pendidikan politik,
mengingat pemerintah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan agar setiap kebijakan
politik yang dihasilkan benar-benar mewujudkan kepentingan rakyat (Cross, 2004). Indonesia
sebagai negara kesatuan Republik adalah negara demokrasi. Oleh karena itu, segala kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara harus didasarkan atas kehendak rakyat.

2. Permasalahan yang dikaji

Pendidikan politik dalam masyarakat merupakan salah satu kunci upaya perbaikan system
demokrasi (Al Mucthar 2000; Frazer, 1999) tanpa pendidikan politik, partai demokrasi (pemilu)
hanya akan menjadi semacam ritual lima tahunan dimana rakyat hanya akan menjadi objek suara
para caleg tanpa mengetahui apa yang dipilih rakyat, berikut ini merupakan hasil penelitian
dilapangan dalam mengemukakan pendapat tentang penerapan pendidikan politik sebagai upaya
peningkatan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan system demokrasi dikota semarang.

20
Hasil penelitian yang disampaikan oleh informan komisi pemilihan umum daerah (KPUD):
“warga Negara selalu aktif dimasyarakat, untuk itu perlu adanya peningkatan pengetahuan
politik (Galston, 2001). kewarganegaran aktif adalah warga Negara yang tidak hanya memilki
pengetahuan tetapi juga mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan politiknya dalam
proses untuk menetukan jalan negaranya”. (Berenschot & van Klinken, 2018).

3, Kajian teori
Kajian teori menurut kami pada jurnal utama ini adalah, penulis banyak menggunakan beberapa
rujukan dari para pakar ahli baik dalam negeri maupun luar negeri, adapun mungkin sumber
rujukan lainya adalah, buku, jurnal, artikel maupun website.

4. Metode yang digunakan


Dalam penelitian ini, penulis melakukan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber Data yang
digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber Data Primer adalah wawancara dan
observasi. Sumber Data Sekunder adalah produk hukum daerah, buku literatur, berbagai
dokumen yang membahas masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, studi pustaka, dan diskusi (FGD). Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif, meliputi reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.

5. Penilaian jurnal utama


Menurut kami, jurnal utama yang kami gunakan ini sudah sangat bagus. baik dari segi identitas
jurnal, penggunakan layout bahasa yang tidak membingungkan, isi pembahasan yang sangat
mudah dipahami, serta diakhir pembahasan dilakuakn sebuah evaluasi. maka dari itu jurnal
utama ini sangat bagus untuk digunakan.

21
B. Jurnal Pembanding 1
1. Latar belakang masalah dikaji
Pada jurnal pembanding 1 ini juga sama, bagaimana proses pentingnnya pendidikan politik
harus dikembangkan di pendidikan, Pendidikan politik dan Pendidikan kewarganegaraan (PKn)
di sekolah berguna mengantarkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik. Sapriya
(2013) warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya dan
mampu melaksanakan semua hak beserta kewajibannya secara sukarela, baik dalam lingkup
keluarga, sekolah, masyarakat, dan ikut bertanggung jawab bagi keberlangsungan kehidupan
bangsa dan negaranya demi mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang Bhinneka Tunggal
Ika dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Kartono (2009) pendidikan politik di
sekolah melalui pembelajaran PKn adalah mengajarkan manusia untuk mampu mengembangkan
bakat dan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang ada dalam setiap individu
supaya bisa berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan politik dan menciptakan generasi muda
yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Fajar (2010) pendidikan politik melalui pembelajaran PKn (citizenship education)
dilaksanakan untuk mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik untuk semua jalur dan
jenjang pendidikan termasuk kecerdasan politik siswa perlu ditumbuhkembangkan sebagai
bagian persiapan untuk melaksanakan kegiatan politik di kemudian harinya. Djahiri (2006)
pendidikan politik melalui pembelajaran PKn adalah suatu proses penanaman nilai-nilai moral
politik pada peserta didik dan nilai-nilai moral politik tersebut terintegrasi dalam ideologi
Pancasila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial.

2. Permasalahan yang dikaji


Permasalahan pendidikan politik melalui pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Kelam
Permai, adalah kurangnya pengembangan pembelajaran PKn yang berorientasi pada kecerdasan
politik, kurangnya media, sumber dan mekanisme evaluasi atas capaian pembelajaran, kurang
berperilaku efektif dan bijak dalam merespons isu-isu publik seperti isu politik yang
berkembangan di tanah air, kurangnya kesadaran politik siswa. Permasalahan pendidikan politik
melalui pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Kelam Permai tersebut di atas terdapat kekurangan
atau kelemahan dalam hal kesadaran politik siswa yang diketahui dari kurang antusias siswa-
siswi apabila berbicara tentang politik dan demokrasi di Indonesia, cara berpikir siswa-siswi
tentang politik itu adalah kotor atau negatif, kurang menunjukkan sikap dan tanggung jawab
siswa-siswi dalam menyikapi isu-isu politik identitas yang berkembang di sekolah dan di
masyarakat.Permasalahan ini sesuai dengan penelitian Batawi (2013) mengatakan banyak
pemilih pemula yang tidak memilih karena kurangnya kesadaran politiknya.Kesadaran politik
penting ditingkatkan supaya dapat memahami politik dan dapat mengikuti kegiatan politik.

22
3. Kajian teori

Menurut kami bahwa kajian teori yang digunakan yaitu kepada rujukan kepada para pakar
ahliyang banyak mengemukakan tentang permasalahan yang dikaji tersebut, adapun mungkin
sumber rujukan lainya adalah, buku, jurnal, artikel maupun website.

4. Metode yang digunakan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative approach), dengan jenis penelitian
adalah deskriptif dan metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analisis, artinya
hanya mendeskripsikan pendidikan politik melalui pembelajaran PKn untuk meningkatkan
kesadaran politik siswa di SMA Negeri 1 Kelam Permai, Kabupaten Sintang.

5, Analisis

Menurut kami, jurnal utama yang kami gunakan ini sudah sangat bagus. baik dari segi
penggunakan layout bahasa yang tidak membingungkan, isi pembahasan yang sangat mudah
dipahami, serta diakhir pembahasan dilakukan sebuah evaluasi. Hanya saja untuk identitas
jurnal, kami menemukan bahwa identitas jurnal tersebut tidak lengkap didalamnya. maka dari itu
harus dijadikan sebuah evaluasi kepada penulis jurnal.

23
C. Jurnal pembanding 2
1. latar belakang yang dikaji
Era disrupsi adalah masa ketika perubahan terjadi sedemikian tidak terduga, mendasar dan
hampir dalam semua aspek kehidupan. Tatatan baru hadir menggantikan tatanan lama yang
sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam hal politik, disrupsi akan mendorong
terjadinya digitalisasi sistem politik. Munculnya inovasi aplikasi teknologi digital akan
menginspirasi lahirnya aplikasi sejenis di bidang politik. Tidak lama lagi, hingar bingar
kampanye pengerahan massa, akan diganti dengan edukasi via berbagai media soal, yang tidak
saja lebih murah akan tetapi juga memiliki daya jangkau audien yang jauh lebih luas dan merata.
Paper ini ingin mengungkapkan perlunya pemahaman kita tentang politik di era disrupsi, dan
bagaimana meng hadapi fenomena ini dengan lebih menekankan pada perlunya pendidikan
politik yang lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

2. Permasalahan yang dikaji


Era disrupsi merupakan sebuah perubahan yang terjadi dalam kehidupan politik ke era digilitasi,
pada era perubahan yang terjadi pada system politik, sangat membantu yaitu pada saat kampanye
semua visi tujuan setiap pencalon lebih modern yaitu dengan cara mempromosikan melalui
media sosial, baik Handphone, laptop ataupun computer sehingga sangat membantu pada system
politik.
3. Kajian teori
Kajian teori menurut kami pada jurnal utama ini adalah, penulis banyak menggunakan beberapa
rujukan dari para pakar ahli baik dalam negeri maupun luar negeri, adapun mungkin sumber
rujukan lainya adalah, buku, jurnal, artikel maupun website.

4. Metode penelitian
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
Deskriptif yang dimana, pada jurnal ini menekankan kepada bagaiamana pemecahan masalah
apabila pada era disrupsi politik terjadi dan bentuk pemecahan masalahnya seperti apa.

24
5. Analisis jurnal
Menurut kami, jurnal utama yang kami gunakan ini sudah sangat bagus. baik dari segi identitas
jurnal, penggunakan layout bahasa yang tidak membingungkan, isi pembahasan yang sangat
mudah dipahami, serta diakhir pembahasan dilakuakn sebuah evaluasi.

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan politik melalui pembelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran politik siswa
dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi antusias melaksanakan proses pembelajaran PKn yang
bertemakan politik. Siswa-siswi semakin sadar akan peran dan tanggung jawab sebagai warga
negara yang siap membangun bangsa dan negara Indonesia. Saran peneliti untuk peneliti
selanjutnya yaitu kiranya lebih intens mengkaji tentang pendidikan politik di sekolah melalui
pembelajaran PKn agar siswa-siswi semakin paham akan politik dan demokrasi Indonesia. selain
itu juga Pendidikan politik di era disrupsi berbeda dengan era sebelumnya, yang bersifat
monolitik, satu arah dan bersifat indoktrinatif. Kini pendidikan politik lebih terbuka, partisipatif
dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Lewat keluarga nilai-nilai dasar berdemokrasi
mulai disemaikan. Sekolah dengan pendekatan pendidikannya yang baru dapat memberikan
penguatan dengan aneka diskusi wacana publik, memperdebatkan isu-isu politik kontemporer.
Agama dan interaksi jamaah di tempat-tempat ibadah memberikan bekal yang kokoh dari ajaran
agama dan basis keterampilan sosial yang diperlukan dalam partisipasi politik. Melaui tempat
kerja, warga juga mendapatkan tambahan literasi politik. Identifikasi individu dalam kelompok
sosial sedikit banyak juga akan menentukan pilihan politik seseorang. Pada akhirnya, di era
dengan perkembangan media komunikasi seperti sekarang ini, pesan-pesan politik dapat dengan
lebih cepat sampai kepada khalayak. Literasi media dapat meningkatkan partisipasi politik secara
lebih signifikan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan laporan tugas rutin ini masih terdapat banyak
kekurangan dan harus diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh
penulis demi kesempurnaan penulisan laporan ini di kemudian hari.

26
DAFTAR PUSTAKA

Suparno, dkk 2020 Government Strategy in Political Education as public participation


improvement to Reach Democracy system in semarang city. Jurnal Politik Indonesia.
Semarang

Mulayadi Berkhmas, Y 2019. Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Kesadaran Politik Siswa. Jurnal Inspirasi Pendidikan.

Bashori, K 2018. Pendidikan politik di era disrupsi. Jurnal pendidikan. Yogyakarta

27

Anda mungkin juga menyukai