RISET
MK. PENGANTAR
ILMU HUKUM
DISUSUN OLEH:
NIM : 3203111038
KELAS : A (2020)
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh
ARIEF WAHYUDI, S.H., M.H selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing penulis
dan telah memberi informasi pada penulis bagaimana cara membuat laporan yang baik dan
benar. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah
setia mendoakan dan mendukung penulis dalam perkuliahan ini, dan kepada teman-teman
yang selalu mendukung dan memotivasi penulis dalam proses pembuatan laporan ini,
sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mini Riset mata kuliah Pengantar Ilmu
Hukum. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang
keluarga dan tetangga tentang macam-macam Hukum yang berlaku. Penulis berharap laporan
ini dapat memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita untuk dapat mengetahui
bagaimana macam-macam Hukum yang berlaku.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu segala saran dan kritik yang membangun guna perbaikan untuk menyempurnakan
laporan ini sangat kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan para pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI..……………………………………………………………………………….3
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………..4
a. Latar Belakang……………………………………………………………………..4
b. Rumusan Masalah………………………………………………………………….4
c. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………4
a. Jenis Penelitian……………………………………………………………………...11
a. Kesimpulan…………………………………………………………………………16
b. Saran………………………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..17
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ahli Hukum mengalami kesulitan pada saat membuat pengertian Hukum yang
singkat dan meliputi berbagai hal. Ini dikarenakan karena kompleksnya hukum yang berlaku
dalam suatu Negara. Dalam penggolongan hukum sebenarnya berisikan sebuah perintah dan
larangan yang memiliki sikap memaksa. Maka dari itu disini penulis akan mencoba untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai pembagian hukum yang ada.
B. Rumusan Masalah
2. Hukum apa yang paling dikenali dan mengapa Hukum itu lebih dikenali
dibandingkan yang lainnya?
C. Tujuan Penelitian
4
BAB II
KERANGKA TEORI
Hukum adalah aturan yang diterapkan pada sebuah wilayah dan harus ditaati oleh
semua elemen masyarakat. Hukum memiliki sifat mengatur tingkah laku manusia guna
melindungi hak-hak masyarakat. Menurut KKBI, definisi hukum adalah peraturan atau adat
yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
Secara umum pengertian hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat
dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan.Hukum bersifat mengatur dan memaksa.
Ada beberapa jenis-jenis hukum yang ada, dibedakan pada banyak faktor. Misalnya
macam-macam hukum berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi hukum tertulis dan tidak
tertulis. Selain itu ada penggolongan dan pengelompokkan hukum berdasarkan faktor-faktor
lainnya. Hukum terdiri atas bermacam-macam. Ada juga penggolongan hukum yaitu menurut
sifatnya, menurut isinya, menurut wilayah berlakunya dan menurut waktu berlakunya.
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan bentuknya, yakni hukum tertulis dan hukum
tidak tertulis. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut bentuknya :
Hukum Tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan dalam berbagai peraturan
perundang-undangan secara tertulis. Contoh hukum tertulis adalah UUD 1945,
keputusan presiden, KUHP, dan lain-lain. Ada 2 jenis hukum tertulis yakni hukum
tertulis yang dikodifikasikan serta hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, sebagai
berikut :
5
Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun lengkap,
sistematis, teratur serta dibukukukan, sehingga tidak lagi diperlukan
peraturan pelaksanaan.
Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, yakni hukum yang walaupun
tertulis, akan tapi tidak disusun dengan sistematis, tidak lengkap, dan masih
terpisahpisah. Karena itu hukum ini sering masih memerlukan peraturan
pelaksanaan di dalam penerapannya.
Hukum Tidak Tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh masyarakat dan
dipatuhi, akan tetapi tidak dibentuk menurut prosedur yang formal, melainkan lahir
dan tumbuh di kalangan masyarakat tersebut. Contoh hukum tidak tertulis adalah
hukum adat, hukum agama, dan lain-lain.
Hukum Undang-Undang atau disebut sebagai wettenrech, adalah jenis hukum yang
terletak dan tercantum di dalam peraturan perundang-undangan.
Hukum Kebiasaan atau disebut juga sebagai gewoonte-en adatrech, adalah jenis
hukum yang berlaku di dalam peraturan-peraturan atau kebiasaan adat.
Hukum Traktat atau disebut juga sebagai tractaten recht, adalah jenis hukum yang
ditetapkan oleh negara-negara melalui suatu perjanjian antar negara atau traktat.
Hukum Yurisprudensi atau disebut juga sebagai yurisprudentie recht, adalah jenis
hukum yang muncul karena adanya keputusan hakim, yang menjadi rujukan hakim
selanjutnya dalam memberi putusan dalam pengadilan.
Hukum Ilmu atau disebut juga sebagai wetenscaps recht, adalah jenis hukum yang
pada dasarnya berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum
yang terkenal dan sangat berpengaruh.
6
3) Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifatnya
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan sifatnya, yakni hukum yang memaksa dan
hukum yang mengatur. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut sifatnya :
Hukum yang memaksa adalah jenis hukum yang dalam keadaan bagaimana pun, harus
dan mempunyai paksaan yang mutlak. Contohnya adalah hukuman bagi perkara
pidana, maka sanksinya secara paksa wajib untuk dilaksanakan.
Hukum yang Mengatur adalah jenis hukum yang dapat dikesampingkan saat pihak-
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan tersendiri dalam suatu perjanjian.
Contohnya adalah hukum mengenai warisan yang dapat diselesaikan dengan
kesepakatan antar pihak-pihak yang terkait.
Hukum nasional adalah jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah negara tertentu.
Hukum nasional harus dilaksanakan oleh warga negara tersebut.
Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur hubungan
hukum antar negara di dalam hubungan internasional. Hukum internasional ini berlaku
secara universal, yang berarti dapat berlaku secara keseluruhan terhadap negara-negara
yang mengikatkan diri dalam perjanjian internasional tertentu.
Hukum asing adalah jenis hukum yang berlakunya di dalam wilayah negara lain dan
tidak berlaku pada negara yang bersangkutan.
7
5) Penggolongan Hukum berdasarkan Waktu Berlakunya
Ada 3 jenis-jenis hukum berdasarkan waktu berlakunya, yakni hukum positif, hukum
negatif, dan hukum alam. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut waktu
berlakunya :
Ius Constitutum (Hukum Positif) adalah jenis hukum yang berlaku sekarang dan hanya
bagi suatu masyarakat tertentu saja di dalam daerah tertentu. Contohnya adalah UUD
1945 yang berlaku saat ini untuk warga Indonesia.
Hukum negatif atau yang disebut sebagai ius constituendum, adalah jenis hukum yang
diharapkan dapat berlaku pada waktu yang akan datang. Contohnya adalah rancangan
undang-undang (RUU) yang masih direncanakan akan diterapkan.
Hukum alam atau yang disebut sebagai ius naturale atau antar waktu, adalah jenis
hukum yang berlaku kapan saja dan dimana saja dari dulu sampai sekarang. Hukum ini
tak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya terhadap siapapun
juga di seluruh tempat. Contohnya adalah hukum keadilan, yang salah harus dihukum.
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan wujudnya, yakni hukum objektif dan hukum
subjektif. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut wujudnya :
Hukum objektif adalah jenis hukum yang mengatur tentang hubungan antar dua orang
atau lebih yang berlaku secara umum. Dalam artian, hukum di dalam suatu negara ini
berlaku secara umum dan tidak mengenai terhadap orang atau golongan tertentu saja.
Hukum subjektif adalah jenis hukum yang muncul dari hukum objektif dan berlaku
terhadap seorang atau lebih. Hukum jenis ini juga sering disebut sebagai hak.
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan isinya, yakni hukum publik dan hukum privat.
Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut isinya :
Hukum publik atau disebut juga hukum negara, adalah jenis hukum yang mengatur
hubungan antara negara dengan individu atau warga negaranya. Hukum publik
8
umumnya menyangkut tentang kepentingan umum atau publik dalam ruang lingkup
masyarakat. Hukum publik dibedakan menjadi beberapa macam antara lain adalah :
* Hukum Pidana, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait pelanggaran
dan kejahatan, serta memuat larangan dan sanksi.
* Hukum Tata Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait
hubungan antara negara dengan bagian-bagiannya.
* Hukum Tata Usaha Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur tentang
tugas dan kewajiban para pejabat negara secara administratif.
* Hukum Internasional, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait
hubungan antar negara, seperti hukum perjanjian internasional, hukum perang
internasional, dan sejenisnya.
Hukum Privat (Hukum Sipil) adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur
hubungan antara individu satu dengan individu lainnya, termasuk negara sebagai
pribadi. Jenis hukum privat memfokuskan pada kepentingan perseorangan. Hukum
privat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain adalah :
Hukum Perdata, adalah jenis hukum privat yang mengatur hubungan
antar individu secara umum, misalnya yaitu hukum keluarga, hukum
perjanjian, hukum kekayaan, hukum waris, hukum perkawinan, dan
sebagainya.
Hukum Perniagaan, adalah jenis hukum privat yang mengatur
hubungan antar individu di dalam kegiatan perdagangan, misalnya
yaitu hukum jual beli, hutang utang piutang, hukum mendirikan
perusahaan dagang, dan sebagainya.
Hukum material adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku secara umum mengenai hal-hal yang dilarang serta hal-hal
yang dibolehkan untuk dilakukan. Contohnya adalah hukum pidana, hukum perdata,
hukum dagang dan sebagainya.
9
Hukum formal adalah jenis hukum yang mengatur tentang bagaimana cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum material. Contohnya adalah Hukum Acara
Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, dan sebagainya.
Pada saat ini bentuk Hukum yang berlaku di masyarakat adalah Hukum Tertulis dan
Hukum tidak tertulis. Hukum tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan secara tertulis. Contoh hukum tertulis adalah UUD 1945,
keputusan presiden, KUHP, dan lain-lain. Undang-undang memiliki kedudukan sebagai aturan
main bagi rakyat ubtuk konsolidasi posisi politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan
bersama dalam rangka mewujudkan tujuan. Undang-undang dikatakan sebagi Hukum yang
berlaku dimasyarakat karena merupakan kumpulan-kumpulan prinsip yang mengatur
kekuasaan pemeritah, hak rakyat, dan hubungan diantara keduanya.
Sedangkan Hukum Tidak Tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh
masyarakat dan dipatuhi, akan tetapi tidak dibentuk menurut prosedur yang formal, melainkan
lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat tersebut. Contoh hukum tidak tertulis adalah hukum
adat, hukum agama, dan lain-lain. Hukum adat adalah seperangkat norma dan aturan adat yang
berlaku di suatu wilayah. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah
peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan
dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan
tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengambilan data yaitu dengan
Metode Wawancara (interview), yaitu proses untuk mendapatkan informasi yang digunakan
untuk tujuan penelitian dan dilakukan dengan cara bertanya jawab antara pewawancara
dengan responden atau narasumber dengan menggunakan suatu daftar yang dinamakan
panduan wawancara. Pada Mini Riset ini penulis melaksanakan wawancara dengan keluarga
sendiri degan Ibu E. Lumbantoruan, dengan Saudara Alek Hutasoit (Mahasiswa STT Abdi
Sabda Medan) sebagai tetangga saya.
11
C. Data Subjek Atau Responden Penelitian
Teknik analisis data kualitatif dilakukan sesuai dengan pendekatan studi kasus,
sehingga analisis data yang digunakan dengan cara menelaah jawaban-jawaban yang
dikumpulkan yang di dapat dari subjek penelitian. Jawaban-jawaban tersebut diorganisir
dengan cara mengidentifikasi dan mengimplementasikan sesuai denga tujuan-tujuan
penelitian.
12
BAB IV
HASIL PENELITIAN
13
Jawaban: Pendukungnya adalah karena saya sendiri sebagai masyarakat yang
harus mematuhi Undang-undang itu makanya saya mengetahui bahwa undang-
undang itu adalah sebuah Hukum yang kalau dilanggar akan mendapatkan
sanksi.
Sedangkan penghambatnya adalah saya sendiri kurang membaca buku yang
terkait dengan bentuk-bentuk Hukum sehingga membuat saya hanya mengenal
kedua jenis Hukum tersebut.
14
karena saya hanya terfokus kepada kedua bentuk hukum tersebut dan saya
hanya mengingat itu saja semenjak saya mengenal tentang hukum.
Apa yang mendukung dan menghambat pengetahuan Saudara tentang
bentuk-bentuk hukum?
Jawaban: Yang menjadi penghambat saya dalam memahami bentuk-bentuk
Hukum adalah karena saya hanya terfokus kepada kedua bentuk hukum
tersebut dan saya sebagai mahasiswa yang tidak berada di bidang tersebut
kurang mempelajari dan saya kurang mengakses tentang bentuk-bentuk
hukum yang lain serta saya kurang antusias mengenai ilmu hukum.
Sedangkan factor yang mendukung saya sedikit mengetahui tentang bentuk
hukum adalah karena saya suka politik dan membaca artikel yang terkait
dengan hukum perundang-undangan sehingga sedikit saya mengetahui
tentang bnetuk hukum dari artikel yang saya baca dari media.
Dari penelitian yang telah saya lakukan, saya telah menganalisis bahwa Ibu E.
Lumbantoruan hanya mengetahui bentuk hukum menurut bentuknya yaitu Hukum tertulis dan
hukum tidak tertulis. Saya menganalisis bahwa Ibu E. Lumbantoruan kurang memahami
terkait bentuk-bentuk hukum dikarenakan kurang membaca buku terkait bentuk hukum
dengan alasan Ibu E. Lumbantoruan tidak lagi antusias terhadap hukum hanya saja focus
kepekerjaan. Sedangkan analisis saya terhadap saudara Alek Hutasoit adalah bahwa beliau
cukup memahami tentang bentuk hukum yang diantaranya Hukum tertulis seperti UUD 1945,
keputusan-keputusan pemerintah, Hukum Tak tertulis misalnya hukum adat dan hukum
agama. Hukum memaksa contohnya perkara pidana yang sanksinya diwajibkan,Hukum
Alam yang berlaku untuk siapapun, kapanpun, dan dimanapun ia berada,Hukum Pidana yaitu
jenis hukum yang mengatur pelanggaran dan kejahatan.
Jadi, saya dapat menyimpulkan analisis saya bahwa Ibu E. Lumbantoruan dan
Saudara Alek Hutasoit belum tau dan mampu secara maksimal mengetahui bentuk-bentuk
hukum secara umum, karena penggolongan hukum ada 9 bentuk sedangkan kedua
Narasumber hanya mengetahui beberapa bentuk-bentuk Hukum.
15
BAB V
A. Kesimpulan
1. Ibu E. Lumbantoruan sebagai keluarga saya sendiri mengetahui bentuk hukum menurut
bentuknya yaitu Hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Ibu E.Lumbantoruan mencontohkan
hukum tertulis itu seperti undang-undang dan hukum tidak tertulis itu ada hukum adat.
2. Saudara Alek Hutasoit adalah bahwa beliau cukup memahami tentang bentuk hukum yang
diantaranya Hukum tertulis seperti UUD 1945, keputusan-keputusan pemerintah, Hukum Tak
tertulis misalnya hukum adat dan hukum agama. Hukum memaksa contohnya perkara pidana
yang sanksinya diwajibkan,Hukum Alam yang berlaku untuk siapapun, kapanpun, dan
dimanapun ia berada,Hukum Pidana yaitu jenis hukum yang mengatur pelanggaran dan
kejahatan.
B. Saran
1. Sebagai warga Negara Indonesia sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 menyebutkan
bahwa Indonesia adalah Negara Hukum, diharapkan mengetahui seluk beluk tentang bentuk-
bentuk hukum yang berlaku di Indonesia.
2. Untuk Mahasiswa dan pelajar yang hendaknya antusias tentang bentuk-bentuk hukum
supaya tidak terjadi pertentangan atau kesalahpahaman mengenai hukum yang berlaku.
3. Untuk masyarakat supaya meningkatkan minat baca tentang bentuk-bentuk Hukum ataupun
pengetahuannya tentang hukum demi menjaga kesinambungan perHukuman di Negara
sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
17
18