Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

Membangun Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan KiHadjar


Dewantara & Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju
Bangsa Berkarakter

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Drs. Elizon Nainggolan ,M .Pd

KELOMPOK4:

1.Rani Selfia Sipayung (7233141016)


2.Dhea Yurike Silaban (7233141024)
3.Ruhama Girsang (7233341014)
4.Depina Tumangger (7231141006)
5. Yudi Putra Pratama Silalahi (7233141027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, nikmat
dankekuatan, sehingga kami dapat menyelesaikan Critical Journal Review untuk memenuhi
tugas matakuliah Filsafa tPendidikan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Journal Review ini dapat
terselesaikan karena berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu
kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Elizon
Nainggolan selaku Dosen Pengampu yangtelah membimbing kami..

Kami menyadari bahwa CJR ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. Kami berharap semoga CJR ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat menambah pengetahuan kita.

Medan.23Oktober2023

Penulis

ii
BAFTAR ISI
KATAPENGANTAR................................................................................................ii
DAFTARISI.............................................................................................................iii

BABI.PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. LatarBelakang.............................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan.........................................................................................1
1.3. ManfaatPenulisan........................................................................................2
1.4. IdentitasJurnal.............................................................................................2

BABII.RINGKASANJURNAL.................................................................................3
2.1 JurnalUtama.................................................................................................3
2.2 JurnalPembanding........................................................................................7

BABIII.ANALISISJURNAL...................................................................................10
3.1 KeunggulanJurnal......................................................................................10
3.2 Kelemahan Jurnal.......................................................................................10

BABVI.PENUTUP..................................................................................................12
4.1. Kesimpulan...............................................................................................12
4.2. Saran.........................................................................................................12

DAFTARPUSTAKA...............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1) Pantingnya Critical Journal Review


Kritik jurnal adalah analisa terhadap suatu jurnal untuk mengamati atau menilai baik
buruknya jurnal secara objektif. Kritik jurnal adalah kegiatan penganalisisan dan
pengevaluasian suatu jurnal dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas
apresiasi, atau menganalisis kelebihan dan ke larangan jurnal dan membantu memperbaiki
kesalahan padajurnal agar tidak terjadi kekeliruan kembali. Kegiatan mengkritik jurnal
sanggatlah penting mengingat bahwa pembaca dituntut untuk memahami suatu jurnal secara
kritis. Setiap jurnal yang dikritik akan menjadi rujukan pembuatan jurnal yang lebih baik
kedepannya.

Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak akan terjadi kemajuan literasi dalam dunia
pendidikan terutama di Indonesia. Karena dari kegiatan ini kualitas jurnal yang baik dapat
diketahui secara detail dan mendalam. Dalam hal ini mengkritik dua buah jurnal yang
berhubungan dengan Filsafat Pendidikan yang bertemakan Pendidikan Berkebutuhan Khusus.
Demi terwujudnya pemahaman tentang materi menjadi seorang pendidik

2) Tujuan Penulisan Critical Journal Review

1) Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan


2) Menambah pengetahuan tentang kegunaan dalam mempelajari Filsafat Pendidikan
terutama dalam perspektif filsafat pendidikan Kihadjar Dewantara dan filsafat pendidikan
dalam Pancasila
3) Meningkatkan kemampuan , menganalisis, dan membandingkan sertamemberi kritik
pada jurnal filsafat pendidikan Kihadjar Dewantara dan filsafat pendidikan dalam
Pancasila.
4) Meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana bertindak, menilai, mempelajari,
berpendapat terhadap Filsafat Pendidikan dalam materi Pendidikan Ki hadjar Dewantara
dan filsafat pendidikan dalamPancasila.
5) Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
babdarijurnalyang dibahas.

3) ManfaatpenulisanCriticaljournalReview
1) Membantu memahami karakteristik dalam proses belajar filsafat Pendidikan menurut
Kihadjar Dewantara dan perspektif filsafat pendidikan dalam Pancasila
2) Memahami dengan jelas materi yang terkandung didalam jurnal filsafat pendidikan
Kihadjar Dewantara dan filsafat pendidikan dalam Pancasila
3) Membantu mahasiswa kritisi dalam suatu hal termasuk jurnal dan perbandingan jurnal
4) Memperbaiki diri menggunakan teori-teori yang tertera dalam jurnal filsafat pendidikan
5) Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
dosen dalam memahami tugas.

1
4) Identitas Jurnal
Identitas Artikel dan Journal yang Direview,
Jurnal Utama

a. Juduljurnal : Membangun Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan


KiHadjar Dewantara
b. Nama jurnal : Jurnal Filsafat Indonesia
c. Tahun terbit : 2019
d. Penulis jurnal : IGusti Agung Made Gede Muhdana
e. Penerbit : STAHNM Kuturan Singaraja, Indonesia
f. Volume : 2 No. 2
g. No ISSN : 2620-7982
h. Alamat situs : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/21285

Jurnal pembanding

a) Judul Jurnal : Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju


Bangsa Berkarakter
b) Nama Jurnal : Jurnal Filsafat Indonesia
c) Tahun terbit 2019
d) Penulis Jurnal : Yoga Putra Semadi
e) Penerbit : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
f) Volume : Vol. 2 No. 2
g) No. ISSN :2620-7990
h) Alamatsitus :https://doi.org/10.23887/jfi.v2i2.21286

2
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

JURNAL UTAMA

Abstrak

Sistem pendidikan yang di kemukakan Ki Hadjar Dewantara (ing ngarsa sung tuladha,
ingmadya mangun karsa, dan tut wuri handayani) adalah wasiat luhur yang patut di jadikan
sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan karakter. Pendidikan menurut Ki Hadjar
Dewantara harus lah bersifat nasional. Artinya, secara nasional pendidikan harus memiliki corak
yang sama dengantidak mengabaikan budaya lokal. Bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak
suku, ras, dan agama hendaknya memiliki kesamaan corak dalam mengembangkan karakter
anak bangsanya.
Penyelenggaraan pendidikan jangan terjebak pada pencapaian target sempit yang hanya
melakukan transfer pengetahuan, tetapi perlu dengan sengaja mengupayakan terjadinya
transformasi nilai untuk pembentukan karakter anak bangsa. Pembentukan karakter peserta didik
perlu melibatkan tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) secara sinergis.
Pengembangan karakter peserta didik perlu memperhatikan perkembangan budaya bangsa
sebagai sebuah kontinuitas menuju ke arah kesatuan kebudayaan dunia (konvergensi) dan tetap
memiliki sifat kepribadian di dalam lingkungan kemanusiaan sedunia (konsentris).

Pendahuluan

Bangsa Indonesia membutuhkan lima karakter untuk dapat menampilkan jati dirinya dan
bersaing dengan bangsa lain. Pertama, karakter bangsa yang bermoral (religius). Bangsa ini
harus sarat dengan nilai-nilai moral dan etika keagamaan sebagai sebuah pandangan dan praktik.
Kedua, karakter bangsa yang beradab. Beradab dalam arti luas, menjadi suatu bangsa yang
memiliki karakter, berbudaya, dan berperi kemanusiaan. Ketiga, karakter bangsa yang bersatu, di
dalam nya termasuk menegakkan toleransi, tidak mungkin Indonesia dapat bersatu tanpa adanya
toleransi, keharmonisan, dan persaudaraan. Keempat, karakter bangsa yang berdaya, dalam arti
yang luas berdaya berati menjadi bangsa yang berpengetahuan, terampil, berdaya saing secara
mental, pemikiran maupun teknis.
Daya saing bukan hanya sekadar dalam arti materi dan mekanik, melainkan dalam makna
secara mental, hati, dan pikiran. Kelima, karakter bangsa yang berpartisipasi. Partisipasi sangat
diperlukan untuk menghapus sikap masa bodoh, mau enaknya saja, dan tidak pernah peduli
dengan nasib bangsa Indonesia. Hal ini sangat disayangkan karena masyarakat Indonesia tidak
ada kesadaran terhadap menumbuhkan minat baca. Seharusnya Indonesia belajar dari buku
berjudul “Sekolah Taman Siswa” karangan Ki Hadjar Dewantara. Buku tersebut telah dijadikan
referensi di Finlandia,tetapi di Indonesia buku tersebut tidak dibaca.

3
METODE PENELITIAN
Metode yang dipergunakan di dalam artikel ini adalah study kepustakaan, yaitu menelaahsumber
pustaka primer dan sekunder yang terkaitdengan karakter dalam perspektif filsafatPendidikan Ki
Hajar Dewantara. Telaah penelitian sejenis juga dilakukan agar didapat simpulanyangvalid.

Pembahasan Dan Hasil

1) KiHadjarDewantara
Mengangkat pemikiran seorang tokoh besar seperti Ki Hadjar Dewantara tanpa terlebih
dahulu memahami dan mempertimbangkan kondisi sosioal dan politik masa hidupnya yang
mengiringi pertumbuhan pemikirannya, tentunya akan memberikan dampak yang kurang baik
karena pada dasarnya KiHadjar Dewantara merupakan produk Sejarah masa lampau. Oleh
karena itu, situasi dan kondisi yang berkembang ikut menentukan perkembangan dan corak
pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara terlahir dari keluarga kerajaan Paku Alam
yang merupakan keturunan bangsawan, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan
nama R.M. Suwardi Surjaningrat. Ayah Ki Hadjar Dewantara bernama Kanjeng Pangeran Harjo
Surjaningrat, putra dari Kanjeng Gusti Pangeran Hadi pati Harjo Surjo sasraningrat yang
bergelar sri Paku Alam III (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 4. 1989). Ki Hadjar Dewantara
merupakan keturunan dari Paku Alam III, dan mendapa tpendidikan agama dari ayahnya. Beliau
juga mendapat pelajaran falsafat Hindup yang tersirat dari cerita wayang dan juga sastra Jawa
gending. Ki Hadjar Dewantara di dalam keluarganya banyak bersentuhan dengan iklim keluarga
yang penuh dengan nuansakerajaanyang feodal

2) Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Karakter pengertian


PendidikanKarakter
Pendidikan dalam konteks sekarang kurang relevan untuk mengatasi krisis moral yang
sedang melanda di negara Indonesia. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan
bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian
remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik
orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.
Sistem pendidikan Indonesia masih jauh dari kata berhasil untuk menghasilkan generasi penerus
bangsa yang cerdas ilmu dan perilaku, di buktikan dengan banyak munculnya kasus-kasus
korupsi dalam pemerintahan, kejahatan seksual yang merajalela, narkoba yang terus memakan
korban dsb. Berdasarkan realita tersebut perlu adanya perombakan sistem pendidikan agar dapat
menghasilkan generasi yang cerdas akal dan budi pekertinya. Pendidikan karakter menjadi
wacana yang telah lama di bicarakan oleh berbagai pihak dalam kaitannya dengan generasi
Indonesia, seperti apa yang hendak dihasilkan untuk menggantikan generasi sebelumnya.
Wacana pendidikan karakter telahada pula sebelum kemerdekaan atau sebelum terbentuknya
Republik Indonesia. Di
antaranyaadalahtokohpendidikannasionalyangturutsertamemperjuangkankemerdekaanIndonesia
4
melaluibidangpendidikanyangmerupakanbapakpendidikanNasional,yaituKiHadjarDewantara.
Sepak terjang Ki Hadjar Dewantara di dunia pendidikan sudah tidak diragukan
lagi,perananKiHadjarDewantarasangatbesardalamsejarahpendidikantanahair.KiHadjarDewantara
menyebutkan bahwa pendidikan adalah “Menuntun segala kekuatan kodrat yang adapada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlahmencapaikeselamatandankebahagiaanyang setinggi-tingginya”(TamanSiswa,1977).

Pengetahuan adalah bentuk dari prinsip dan fakta, keterampilan adalah


pemerolehankemampuan melalui pelatihan atau pengalaman. Sikap didefinisikan sebagai suatu
pendapat,perasaan atau mental seseorang yang ditunjukkan oleh tindakan. Pendidikan sebagai
upaya
untukmemajukanbudipekerti,baikitukekuatanbatinmaupunkarakteragaranakdidikdapatmenemuka
nkesempurnaanhidup.Ki HadjarDewantara memandangpentingnya
pendidikankaraktersebagaibekaluntukmeraihcita-
citakarenakaraktermanusiamenjadimodalutamadalammenjalani kehidupan. Ki Hadjar Dewantara
mendefinisikan pendidikan adalah sebagai daya danupaya yang dilakukan untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti, kekuatan batin,
karakter,pikirandantubuhanakagardapatmencapaikesempurnaanhidup,yaitukehidupandanpenghid
upananak-anakpesertadidikdapatselaras dengandunianya(TamanSiswa,1967).

3) TujuanPendidikanKarakter
TujuanpendidikanbagiKiHadjarDewantaraadalahmembangunanakdidikmenjadimanusiayang
merdeka lahir batin, luhur akal budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggotamasyarakat
yang berguna danbertanggung jawabatas kesejahteraan bangsa,tanah air
sertamanusiapadaumumnya(Suparlan,1984).KiHadjarDewantaramengungkapkanbahwapendidik
anmerupakan proses pembudayaan, yaitusuatu usaha memberikannilai-nilai
luhurkepadagenerasibarudalammasyarakatyangtidakhanyabersifatpemeliharaan,tetapijugadengan
maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju kearah keluhuran
budayamanusia.Upayakebudayaan(pendidikan)dapatditempuhdengansikapyangdikenaldenganteo
riTrikon,yaitu sebagaiberikut.

a. Kontinuitas yang berarti bahwa garis hidup kita sekarang harus merupakan lanjutan
darikehidupan kita pada zaman lampau berikut penguasaan unsur tiruan dari kehidupan
dankebudayaanbangsalain.
b. Konvergensi yang berarti kita harus menghindari hidup menyendiri, terisolasi, dan
mampumenuju ke arah pertemuan antarbangsa dan komunikasi antarnegara menuju
kemakmuranbersamaatasdasarsalingmenghormati,persamaanhak,dankemerdekaanmasing-
masing.
c. Konsentris yang berarti setelah kita bersatu dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain
didunia,kitajangankehilangankepribadiansendiri.BangsaIndonesiaadalahmasyarakatmerdeka
yang memiliki adat istiadat dan kepribadian sendiri, meskipun bertitik pusat
5
satu,tetapidalamlingkaranyangkonsentrismasihtetapmemilikilingkaransendiriyangkhasyangm
embedakannegaraIndonesiadengannegaralainnya(Taman Siswa, 1977).

6
4) DasarPendidikan
Falsafah pendidikan Ki Hadjar Dewantara bukan semata-mata sistem pendidikan
perjuangan,melainkanjugamerupakansuatupernyataanfalsafahdanbudayabangsaIndonesiasendiri.
Sistempendidikan tersebut kaya akan konsep-konsep kependidikan yang asli. Ki Hadjar
DewantaramengembangkansistempendidikanmelaluiPerguruanTamanSiswayangmengartikanpen
didikan sebagai upaya suatu bangsa untuk memelihara dan mengembangkan benih
turunanbangsaitu.

SistempendidikanKiHadjarDewantaradikembangkanberdasarkanlimaasaspokokyangdisebutPanc
adarmaTaman Siswa, yang meliputi:
a. asas kemerdekaan, yang berarti disiplin diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi,
baikhidupsebagaiindividumaupunsebagaianggotamasyarakat;
b. asas kodrat alam, yang berarti bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai makluk, yaitu
satudengan kodrat alam. Manusia tidak dapat lepas dari kodrat alam dan akan berbahagia
apabiladapat menyatukan diri dengan kodrat alam yang mengandung kemajuan itu. Oleh
karena itu,setiapindividuharusberkembangdengan sewajarnya(Suparlan, 1984);
c. asaskebudayaan,yangberartibahwapendidikanharusmembawakebudayaankebangsaanituke
arah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan
kepentinganhiduplahir batin rakyatpadasetiap zaman dan keadaan;
d. asas kebangsaan, yang berarti tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malah
harusmenjadibentukkemanusiaanyangnyata.Olehkarenaitu,asaskebangsaaninitidakmengandu
ngartipermusuhandenganbangsalain,tetapimengandungrasasatudenganbangsasendiri, satu
dalam suka dan duka, rasa satu dalam kehendak menuju kepada kebahagiaanhiduplahir dan
batin seluruh bangsa;dan
e. asas kemanusiaan, yang menyatakan bahwa darma setiap manusia itu adalah
perwujudankemanusiaan yang harus terlihat pada kesucian batin dan adanya rasa cinta kasih
terhadapsesamamanusiadanterhadapmaklukciptaanTuhanseluruhnya(Surjomihardjo,1986).

5) PokokAjaran/SistemPendidikan
Pokok ajaran Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan yang cocok untuk anak-
anakIndonesiaadalahPendidikanNasional.DalamSistemAmong,setiappamongsebagaipemimpin
dalam proses pendidikan diwajibkan bersikap: Ing ngarsa sung tuladha, Ing madyamangunkarsa,
danTutwurihandayani(MLPTS, 1992).
a. IngngarsasungtuladhaIngngarsaberartididepan,atauorangyanglebihberpengalamandanlebihbe
rpengatahuan.Sedangkantuladhaberartimembericontoh,memberiteladan(Reksohadiprodjo,
1989). Guru harus bisa menjaga tingkah lakunya supaya bisa menjaditeladan. Dalam
pembelajaran, apabila guru mengajar menggunakan metode ceramah, guruharus benarbenar
siapdan tahubahwayang diajarkannyaitu baik danbenar.

7
b. IngmadyamangunkarsaBerartibahwaseorangpemimpin(pendidik)ketikaberadaditengahharus
mampumembangkitkansemangat,berswakarsa,danberkreasipadaanakdidik.Halinidapat
diterapkan bila guru menggunakan metode diskusi. Sebagai narasumber dan
sebagaipengarah,guru dapatmemberikanmasukan-masukan dan arahan.
c. TutwurihandayaniBerartibahwaseorangpemimpin(pendidik)beradadibelakang,mengikuti,dan
mengarahkananakdidikagarberaniberjalandidepandansanggupbertanggungjawab.Ketikaguru
beradaditengahmembangunsemangat,dibelakangmemberidorongan,dapatterjadianakdidikaka
nberusahabersaing,berkompetisimenunjukkankemampuannyayangterbaik (Soeratman,1989).

JURNALPEMBANDING

Abstrak
Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam
kehidupanbangsa dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-
sungguhuntukmencarikebenaran.Filsafatpendidikanadalahpemikiranyangmendalamtentangpendi
dikanberdasarkanfilsafat.ApabilakitahubungkanfungsiPancasiladengansistempendidikan ditinjau
dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsayang menjiwai
dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesiawajar apabila
dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafahyang
merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur
bangsaIndonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang
terkandungdalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik,
mampu hidupsecara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang baik
sertaberimandanbertaqwakepadaTuhanYangMahaEsa.Semuanyatelahmencakupfilsafatpendidika
nPancasilayang mempunyaiciri, yaituintegral, etis,danreigius.
KataKunci:FilsafatPancasila;PendidikanIndonesia;BangsaBerkarakter

Pendahuluan
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya
memuatlimadasaryangisinyamerupakanjatidiribangsaIndonesia.Sila-
siladalamPancasilamenggambarkantentangpedomanhidupberbangsadanbernegarabagimanusiaInd
onesiaseluruhnyadanseutuhnya.MasuknyaPancasilasebagaisuatuideologidanfalsafahbangsaIndon
esiataklepaspuladariperanBungKarno.MenurutSutrisno(2006),“Pancasilaadalahsuatuphilosofiche
grounfslagatauWeltanschauungyangdiusulkanBungKarnodidepansidangBPUPKI1Juni1945sebag
aidasarnegaraIndonesiayangkemudianmerdeka.”Suatumasyarakatataubangsamenjadikanfilsafatse
bagaisuatupandanganhidup,yaitumerupakanasasdanpedoman yang melandasi semua aspek hidup
dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa terkecualiaspekpendidikan.

Metode

8
Metode yang digunakan untuk menyusun artikel ini adalah study kepustakaan.
Studykepustakaan,yaitumenelaahsumber-sumber,baikitubuku, artikel, referensi-referensi
yangberkaitandenganfilsafatPancasiladalampendidikandiIndonesiauntukmembentukbangsayangb
erkarakter. Telaah penelitian sejenis juga dilakukan agar mendapat simpulan yang valid
danakurat.

Hasildan Pembahasan

FilsafatPancasilaHakikatFilsafatPancasila
Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos
atauphileinyangyangartinyacintadanshopiayangberartihikmatataukebijaksanaan.Secaraepistimolo
gisbermaknacintakepadahikmatataukebijaksanaan(wisdom)(Sutrisno,2006).Pancasila juga
merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitifbagi cara
berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistemfilsafat yang
kredibel. Menurut Abdulgani (dalam Ruyadi, 2003), Pancasila merupakan filsafatnegara yang
lahir sebagai collective ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia.Pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian dituangkan dalam suatu“sistem”
yang tepat. Sedangkan Notonagoro (dalam Ruyadi, 2003) menyatakan bahwa FilsafatPancasila
memberikanpengetahuandanpengertianilmiah,yaitutentanghakikatdariPancasila.
KajianepistemologisfilsafatPancasila,dimaksudkansebagaiupayauntukmencarihakikatPan
casila sebagai suatu sistem pengetahuan. Menurut Titus (dalam Kaelan, 2007) terdapat
tigapersoalan mendasar dalam epistemology, yaitu: (1) tentang sumber pengetahuan manusia;
(2)tentangteori kebenaranpengetahuanmanusia; dan (3) tentang watak
pengetahuanmanusia.TentangsumberpengetahuanPancasila,sebagaimanadiketahuibahwaPancasil
adigalidarinilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri serta dirumuskan secara bersama-sama oleh
“The FoundingFathers”kita. JadibangsaIndonesiamerupakan KausaMaterialis-nyaPancasila.

Prinsip-PrinsipFilsafatPancasila
PancasiladitinjaudarikausalAristotelesdapatdijelaskansebagaiberikut.
a. Kausa Materialis,maksudnya sebab yangberhubungan denganmateri/bahan,dalam hal
iniPancasiladigalidarinilai-nilaisosialbudayayangadadalambangsaIndonesiasendiri.
b. KausaFormalis,maksudnyasebabyangberhubungandenganbentuknya,Pancasilayangadadalam
pembukaan UUD ’45 memenuhisyaratformal(kebenaran formal).
c. KausaEfisiensi,maksudnyakegiatanBPUPKIdanPPKIdalammenyusundanmerumuskanPancas
ilamenjadidasar negaraIndonesiamerdeka.
d. KausaFinalis,maksudnyaberhubungandengantujuannya,tujuandiusulkannyaPancasilasebagaid
asar negaraIndonesiamerdeka.
Intiatauesensisila-silaPancasilameliputi:
a. ke-Tuhanan,yaitusebagaikausaprima;
b. kemanusiaan,yaitumakhlukindividudanmakhluksosial;
c. kesatuan,yaitukesatuanmemilikikepribadiansendiri;
d. kerakyatan,yaituunsurmutlaknegara,harusbekerjasamadangotongroyong;dan
e. keadilan,yaitumemberikankeadilankepadadirisendiridanoranglainyangmenjadihaknya.

Nilai-NilaiPancasila

9
Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan merupakan
halyangpentingdalamhidupnya.Nilaidapatberadadiduakawasan:kognitifdanafektif.Nilaiadalahide,
bisa dikatakan konsep dan bisa dikatakan abstraksi (Simon, 1986). Nilai merupakan hal
yangterkandungdalamhatinuranimanusiayanglebihmemberidasardanprinsipakhlakyangmerupaka
nstandardarikeindahandanefisiensiataukeutuhankatahati(potensi).Langkahlangkahawal dari
“nilai” adalah seperti halnya ide manusia yang merupakan potensi pokok human being.Nilai
tidaklah tampak dalam dunia pengalaman. Dia nyata dalam jiwa manusia. Dalam ungkapanlain
ditegaskan oleh Simon (1986) bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan nilai
adalahjawabanyangjujurtapibenar daripertanyaan“whatyouarereally,really,really,want.”
Studi tentang nilai termasuk dalam ruang lingkup estetika dan etika. Estetika
cenderungkepada studi dan justifikasi yang menyangkut tentang manusia memikirkan keindahan,
atau apayang mereka senangi.Bangsa Indonesia sejak awal mendirikan negara,
berkonsensusuntukmemegang dan menganut Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai dan moral
bangsa. Konsensusbahwa Pancasila sebagai anutan untuk pengembangan nilai dan moral bangsa
ini secara
ilmiahfilosofismerupakanpemufakatanyangnormatif.Secaraepistemological,bangsaIndonesiapuny
akeyakinan bahwa nilai dan moral yang terpancar dari asas Pancasila ini sebagai suatu
hasilsublimasi dan kritalisasi dari sistem nilai budaya bangsa dan agama yang kesemuanya
bergerakvertikaldanhorizontalsertadinamisdalamkehidupanmasyarakat.Selanjutnya,untukmensin
kronkan dasar filosofis-ideologi menjadi wujud jati diri bangsa yang nyata dan
konsekuensecaraaksiologikalbangsadannegaraIndonesiaberkehendakuntukmengerti,menghayati,
membudayakan dan melaksanakan Pancasila. Upaya ini dikembangkan melalui jalur
keluarga,masyarakat,dan sekolah.

Filsafat PancasiladalamPendidikandiIndonesia
FilsafatpendidikanIndonesiaberakarpadanilai-nilaibudayayangterkandungpadaPancasila.
Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraanpendidikan
nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang
menurut(Jumalidkk,2004),perludipertimbangkandalammenetukanlandasanfilosofisdalampendidi
kanIndonesia.
Pertama,pandangantentangmanusiaIndonesia.Filosofispendidikannasionalmemandangbahwama
nusiaIndonesiasebagai:a.makhlukTuhanYangMahaEsadengansegalafitrahnya;b.makhlukindividu
dengansegalahakdankewajibannya;c.makhluksosialdengansegalatanggungjawabhidupdalammasy
arakatyangpluralistik,baikdarisegilingkungansosialbudaya,lingkungan hidup, dan segi kemajuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah-tengahmasyarakatglobalyang
senantiasaberkembang dengan segalatantangannya.
Kedua,Pandangantentangpendidikannasionalitusendiri.Dalampandanganfilosofispendidikannasi
onal dipandang sebagai pranata sosial yang selalu berinteraksi dengan kelembagaan
sosiallainnyadalammasyarakat.
Pendidikan dipandangmempunyaiperanan yangbesar dalammencapaikeberhasilandalam
perkembangan anak. Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan
atauteorimengenaiperkembangan manusiadan hasilpendidikan, yaitusebagaiberikut.
d. Empirisme,bahwahasilpendidikandanperkembanganitubergantungpadapengalamanyangdiper
olehanak didik selamahidpnya.
e. Nativisme, teori yang dianut oleh Schopenhauer yang berpendapat bahwa bayi lahir
denganpembawanbaik dan pembawan yang buruk.

10
f. Naturalisme, dipelopori oleh J.J Rousseau, ia berpendapat bahwa semua anak yang baru
lahirmempunyaipembawaanyangbaik,tidakseoranganakpunlahirdenganpembawaanburuk.
g. Konvergensi,dipeloporiolehWilliamStern,yangberpendapatbahwaanakdilahirkandenganpemb
awaanbaik dan buruk.

FilsafatPancasiladalamMembangunBangsaBerkarakter
PengertiankaraktermenurutPusatBahasaDepdiknasadalah“bawaan,hati,jiwa,kepribadian,b
udipekerti,perilaku,personalitas,sifat,tabiat,temperamen,watak”.Adapunberkarakteradalahberkepr
ibadian,berperilaku,bersifat,bertabiat,danberwatak”.MenurutMusfiroh (2008), karakter mengacu
kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),motivasi(motivations), dan
keterampilan (skills).
Demokrasi Pancasila menegaskan pengakuan atas harkat dan martabat manusia
sebagaimakhluk masyarakat, Negara, dan masyarakat bangsa (Arbi, 1998). Orientasi hidup kita
adalahhidup kemanusiaan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri kemanusiaan yang
kelihatan dariPancasila ialah integral, etis, dan religius (Poeposwardoyo, 1989). Filsafat
pendidikan Pancasilamengimplikasikanciri-ciritersebut, yaitu sebagaiberikut.
a. IntegralKemanusiaanyangdiajarkanolehPancasila
adalahkemanusiaanyangintegral,yaknimengakuimanusiaseutuhnya.Manusiadiakuisebagaisuat
ukeutuhanjiwadanraga,keutuhanantaramanusiasebagaiindividudanmakhluksosial.Keduahalitu
sebenarnyaadalahduasisidari satu realitas tentang manusia. Hakekat manusia yang seperti
inilah yang merupakanhakekatsubjek didik.
b. EtisPancasilamerupakankualifikasietis.Pancasilamengakuikeunikansubjektivitasmanusia,ini
berarti menjungjung tinggi kebebasan, namun tidak dari segalanya seperti
liberalisme.Kebebasanyang dimaksudadalah kebebasanyang bertanggung jawab.
c. Religius Sila pertama pancasila menegaskan bahwa religius melekat pada hakikat
manusia,makapandangankemanusiaanPancasilaadalahpahamkemanusiaanreligius.Religiusme
nunjukankecendrungan dasar dan potensiitu.
Seorang pendidik haruslah sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Salah satu cara
untukmenerapkan pendidikan karakter adalah dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Di
bawah iniadabeberapapoinyangharusdilakukanolehpendidikdalam melaksanakannilai-
nilaiPancasila.
a. Harusmemahaminilai-nilaiPancasilatersebut.
b. MenjadikanPancasilasebagai aturanhukumdalamkehidupan.
c. Memberikancontohpelaksanaannilai-nilaipendidikankepadapesertadidikdenganbaik.
Denganmelaksanakantigapointdiatas,diharapkancita-
citabangsayanginginmelaksanakanpendidikanberkaraktersesuaifalsafahpancasilaakanterwujud.K
arenabagaimanapun juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang
setiapwaktusehinggatidak mungkinrasanyamenghambatperkembanganitu.

11
BAB
IIIANALISISJURN
3.1.KEUNGGULAN JURNAL AL

A. JURNALUTAMA
1. Cakupanmateripadajurnalsudahlengkapdankomplekssehinggamudahdipahami
2. Penjelasantentangsetiappembahasandijabarkandenganbaik.
3. Kesimpulanyangdidapatkansesuaidenganpembahasanpadajurnal.
4. Menyajikanabstrakdankesimpulan.
5. Terdapatpendapatdariparaahlidalampembahasan
6. Abstrakdisajikandalamduabahasa.
7. TatabahasayangdigunakansudahbaiksusuaidenganEYD

B. JURNALPEMBANDING.

1. Topikyangdijelaskansudahjelasdansesuaidenganjudul
2. Penjelasantiap topictidak terlalupanjangsehinggamudahdipahami
3. Terdapatpendapatdariparaahlidalampembahasan
4. Menyajikanabstrakdankesimpulan
5. Abstrakdisajikandalamduabahasa.
6. TatabahasayangdigunakansudahbaiksusuaidenganEYD

3.2KELEMAHAN
A JURNALUTAMA
1. Penjelasanhanyamencakupintiintitanpa penjabaranlebihdalam.
2. Tatacarapengetikanjurnalkurangrapi
3. Terdapatkesalahandalampengetikankata.
4. Terdapatbahasayangsulitdipahami
B. JURNALPEMBANDING
1. Penjelasan tiaptopickurangmendalamsehinggasulitdipahami.
2. Pendapatparaaahliyangterdapatdalampenjelasansedikit
3. Terdapatkesalahandalampengetikankata.
4. Penjelasan tiapmaterilebihbanyakberbentukparagraphdanterlalusingkat
12
BAB
IVPENUT
4.1 KESIMPULAN UP
Sistem pendidikan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara (ing ngarsa sung tuladha,
ingmadya mangun karsa, dan tut wuri handayani) adalah wasiat luhur yang patut dijadikan
sebagaiacuan dalam pengembangan pendidikan karakter.Pendidikan menurut Ki Hadjar
Dewantaraharuslah bersifat nasional. Artinya, secara nasional pendidikan harus memiliki corak
yang
samadengantidakmengabaikanbudayalokal.BangsaIndonesiayangterdiriatasbanyaksuku,ras,danag
ama hendaknya memiliki kesamaan corak dalam mengembangkan karakter anak
bangsanya.Pembentukankarakterpesertadidikperlumelibatkantripusatpendidikan(keluarga,sekola
h,danmasyarakat)secarasinergis.
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya
memuatlimadasaryangisinyamerupakanjatidiribangsaIndonesia.Sila-
siladalamPancasilamenggambarkantentangpedomanhidupberbangsadanbernegarabagimanusiaInd
onesiaseluruhnya dan seutuhnya. Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila
merupakanacuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa yang dalam usaha-usaha keilmuan
dapatterbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pendidikan suatu bangsa akan secara
otomatismengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Pancasila adalah dasar dan ideologi
bangsaIndonesia yang mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara
Indonesia.Filsafatadalahberfikirsecaramendalamdansungguh-
sungguhuntukmencarikebenaran.Filsafatpendidikanadalahpemikiranyangmendalamtentangpendid
ikanberdasarkanfilsafat.Apabilakitahubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan
ditinjau dari filsafat pendidikan,
makaPancasilamerupakanpandanganhidupbangsayangmenjiwaidalamkehidupansehari-hari

4.2.SARAN
Berdasarkan kelemahan yang penulis buat, disarankan supaya kedua jurnal lebih
diperhatikanagar tidak ada kesalahan serta memudahkan pembaca untuk mengaplikasikan dalam
kehidupanseharihari.
Kami menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas
darikekurangan,makasarandankritikyangbersifatmembangundaripembacasangatkamiharapkanseh
ingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik. Akhir kata, semoga kajianini
memberikan manfaat bagi pembaca dalammenambah wawasan dalam keilmuan
tentangpengkajiansebuah jurnal.

13
DAFTARPUSTAKA

Agung,IGusti(2019).”MembangunKarakterDalamPerspektifFilsafatPendidikanKi

HadjarDewantara”dalamJurnalFilsafatIndonesiaVol2 No. 2

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/21285

Semadi,YogaPutra(2019).”FilsafatPancasilaDalamPendidikanDiIndonesiaMenujuBangsaBerkarak
ter”dalamJurnalFilsafatIndonesia Vol.2No. 2

https://doi.org/10.23887/jfi.v2i2.21286

14

Anda mungkin juga menyukai