NOVEMBER 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah – Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review ( CJR ) tepat waktu. CJR ini disusun untuk
memenuhi tugas KKNI pada mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Sani Susanti S.Pd, M.Pd,. selaku dosen mata
kuliah Filsafat Pendidikan. karena telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas Critical
Journal Review ( CJR ) ini sampai selesai. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kepada kedua orang tua, teman – teman dan semua pihak yang sudah membantu
dalam proses penyusunan tugas ini.
Penulis berharap CJR ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Selain itu,
penulis menyadari CJR ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menantikan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas–tugas berikutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
1.2 Tujuan penulisan CJR ............................................................................ 4
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran.......................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
3. Penulisan cjr ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsaft pendidikan.
4
A. Identitas Journal
Journal Utama
1. Judul Artikel : Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan di
Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter
2. Nama Journal : Jurnal Filsafat Indonesia
Journal Pembanding
5
BAB II
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat
lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Silasila dalam Pancasila
menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia
seluruhnya dan seutuhnya. Sebagai sebuah falsafah dan sebuah ideologi bagi bangsa Indonesia,
Pancasila adalah dasar dari pelaksanaan segala aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia. Salah
satunya adalah dalam bidang pendidikan. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan
sistem filsafat lain. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Kajian epistemologis filsafat
Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan. Selanjutnya, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu
kesatuan dasar aksiologinya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya
juga merupakan suatu kesatuan.
Bangsa Indonesia sejak awal mendirikan negara, berkonsensus untuk memegang dan
menganut Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai dan moral bangsa. Konsensus bahwa
Pancasila sebagai anutan untuk pengembangan nilai dan moral bangsa ini secara ilmiah filosofis
merupakan pemufakatan yang normatif. Secara epistemological, bangsa Indonesia punya
keyakinan bahwa nilai dan moral yang terpancar dari asas Pancasila ini sebagai suatu hasil
sublimasi dan kritalisasi dari sistem nilai budaya bangsa dan agama yang kesemuanya bergerak
vertikal dan horizontal serta dinamis dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya, untuk
mensinkronkan dasar filosofis-ideologi menjadi wujud jati diri bangsa yang nyata dan konsekuen
secara aksiologikal bangsa dan negara Indonesia berkehendak untuk mengerti, menghayati,
membudayakan dan melaksanakan Pancasila.
Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila.
Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan
pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang menurut
6
(Jumali dkk, 2004), perlu dipertimbangkan dalam menetukan landasan filosofis dalam
pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia Indonesia. Filosofis pendidikan
nasional memandang bahwa manusia Indonesia sebagai:
Kedua, Pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri. Dalam pandangan filosofis
pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial yang selalu berinteraksi dengan
kelembagaan sosial lainnya dalam masyarakat. Menurut John Dewey, filsafat pendidikan
merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut
daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia, maka
filsafat juga diartikan sebagai teori umum pendidikan. Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai
berbagai pandangan atau teori mengenai perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu
sebagai berikut.
c. Naturalisme, dipelopori oleh J.J Rousseau, ia berpendapat bahwa semua anak yang
baru lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak seorang anak pun lahir dengan
pembawaan buruk.
d. Konvergensi, dipelopori oleh William Stern, yang berpendapat bahwa anak dilahirkan
dengan pembawaan baik dan buruk
7
secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat
pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri yaitu integral, etis dan reigius. Seorang pendidik
haruslah sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Salah satu cara untuk menerapkan
pendidikan karakter adalah dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Di bawah ini ada
beberapa poin yang harus dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila.
Dengan melaksanakan tiga point di atas, diharapkan cita-cita bangsa yang ingin melaksanakan
pendidikan berkarakter sesuai falsafah pancasila akan terwujud. Karena bagaimanapun juga
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang setiap waktu sehingga tidak
mungkin rasanya menghambat perkembangan itu. Untuk itu, satu-satunya jalan dalam
menerapkan pendidikan berkarakter adalah dengan melaksanakan poin-poin di atas.
Kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara pada era globalisasi menuntut kita
untuk tetap menjaga nilai Pancasila. Dengan demikian generasi penerus bangsa bisa menghayati
serta mengamalkannya, maka dapat tetap mempertahankan hakikat nilai-nilai luhur tersebut dan
menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia sepanjang abad. Globalisasi telah merubah tatanan
dunia internasional, dan berdampak langsung pada perubahan negara di dunia. Kemampuan
menghadapi tantangan yang sangat mendasar, bahkan secara spiritual dan kebangsaan akan
menghantam kehidupan berbangsa, sosial dan politik. Benteng terakhir adalah kepercayaan
bangsa yang berlandaskan Pancasila. Yang menjadi benteng pertahanan menghadapi tantangan
dalam perkembangan globalisasi saat ini. Dalam era globalisasi, penerapan nilai-nilai Pancasila
kepada siswa dapat dilakukan pada waktu yang tepat. Memperingati hari libur nasional seperti
Hari Sumpah Pemuda, Hari Kemerdekaan, dan Hari Pahlawan.
Para siswa bekerja keras untuk mencapai prestasi yang cemerlang, belajar keras untuk nama baik
negara dan negara, mencintai dan bangga dapat menggunakan produk dalam negeri tanpa malu-
malu untuk memajukan perekonomian negara. Faktanya, banyak pelajar dan anak muda saat ini
menderita kerusakan moral akibat berbagai pengaruh. Ini termasuk efek destruktif globalisasi,
media elektronik yang semakin canggih, pertemanan, alkohol, narkoba, dan lainnya. Fungsi
8
utama pendidikan adalah untuk membangun dunia manusia yang tidak hanya mempunyai
kearifan intelektual namun juga karakter yang baik, karena tidak begitu serius dalam mendidik
generasi muda, sehingga menarik perhatian semua lapisan masyarakat. Banyak hal yang terkait
dengan kasus pelajar menunjukkan hal ini, seperti: pertengkaran antar pelajar, kasus kejahatan
yang menyeret pelajar, vandalisme, asusila, dan lain – lain.
Karakter baik meliputi keinginan baik, pengetahuan baik serta pikiran yang baik, kebiasaan
berperilaku. Pengertian pendidikan karakter merupakan sistem pendidikan yang mempunyai
tujuan guna menerapkan nilai-nilai karakter tertentu pada diri siswa yang memuat kesadaran,
pengetahuan, dan komponen perbuatan guna mengimplementasikan nilai-nilai itu. Oleh karena
itu, pendidikan karakter merupakan upaya seseorang yang menyadari serta merencanakan guna
mendidik serta meningkatkan kemampuan siswa untuk membangun karakter menjadi orang yang
berguna untuk lingkungan atau dirinya. Tujuan utama pendidikan karakter adalah mendorong
siswa untuk menggunakan pengetahuan, belajar, menginternalisasi, mempersonalisasikan nilai-
nilai dan mengembangkan keterampilan sosial, sehingga dapat mengembangkan dan
mengembangkan akhlak yang luhur serta mencerminkannya dalam perilaku sehari-hari.
(4) Strategi pembinaan karakter bangsa melalui pembudayaan, 950 Strategi pembinaan karakter
bangsa melalui kerjasama.
Nilai-nilai karakter yang dilaksanakan didapat dari nilai karakter Indonesia yang tergambarkan di
pancasila. Menurut (Pahlevi, 2014) Dalam Pancasila termuat nilainilai bangsa Indonesia yang
terdapat pada sila-sila Pancasila yaitu:
9
Bersikaplah metodis dalam beribadah. Tidak boleh melakukan kebohongan pada teman atau
guru. Terima kasih kepada Tuhan sebab mempunyai keluarga yang penuh kasih sayang. Jangan
menyontek saat mengerjakan ulangan atau pekerjaan rumah di kelas. Jangan ganggu teman yang
berbeda agama. Dan lain sebagainya.
Bantu teman-teman yang bermasalah. Jangan membeda-bedakan dalam memilih teman. Saat
makan di depan teman lain, bagikan makanan dengan teman lain. Sediakan kursi untuk orang tua,
wanita hamil atau mereka yang membutuhkan lebih banyak transportasi umum. Dan lain
sebagainya.
Upacara pengibaran bendera dilaksanakan dengan tertib. Bekerja sama untuk membersihkan
lingkungan sekolah. Jangan bertengkar dengan teman atau orang lain. Gunakan produk
Indonesia. Hormati teman dari ras dan budaya yang berbeda. Bangga sebagai WNI, dan lain
sebagainya.
Akrab dengan kemampuan bernegosiasi dan memecahkan masalah dengan teman. Beri suara
dalam pemilihan. Jangan memaksakan keinginan Anda pada orang lain. Jika Anda kalah dalam
persaingan dengan teman lain, terimalah kegagalan tersebut dengan tulus, dan lain sebagainya.
Adil untuk semua orang. Berbagi makanan secara merata dengan teman-teman lain. Ketua
memberikan tugas sesuai dengan kemampuan anggotanya, dan tugas tersebut harus
didistribusikan secara merata. Guru menasehati peserta didik yang malas dan memuji siswa
pekerja keras. Jangan pilih-pilih dalam sebuah petemanan, dan lain sebagainya.
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu
integral, etis dan reigius.
Kelebihan
Materi yang dibahas pada jurnal utama maupun pembanding cukup menarik. Konsep
yang dicantumkan dalam kedua jurnal bisa dijadikan sebagai bahan pembantu untuk memahami
lebih jelas tujuan penulisan yang dilakukan. Hal ini juga membantu kita dalam menganalisis
jurnal yang bersangkutan. Penggunaan bahasa pada jurnal sangat mudah untuk dimengerti oleh
para pembaca.
Sehingga hal ini juga dapat membantu para pembaca untuk bisa lebih cepat memahmi
maksud dan tujuan dari sipenulis dalam menulis serta mempublikasikan artikel/jurnal tersebut.
Jurnal ini juga menggunakan latar belakag teori yang jelas sumber referensinya. Letak / tata
tulisan anatar journal utama maupun pembanding sangat rapi sehingga tidak membuat para
pembaca kebingungan atau kesusahan saat membacanya.
12
Kekurangan
Pada journal pembanding spasi antara kata satu dengan yang lainnya terlalu rapat, sehingga dapat
membuat para pembaca menjadi kebingungan saat membacanya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang dipaparkan diatas, jurnal tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri baik itu dari segi tata letak. Maka dapat
disimpulkan bahwa jurnal tersebut sudah baik dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
pembaca, tetapi masih perlu perbaikan. Maka dapat disimpulkan bahwa jurnal tersebut layak atau
sudah bagus digunakan pembaca sebagai referensi untuk penelitian – penelitian lainnya.
B. Rekomendasi
Setelah membaca dan memahami tentang bagaimana filsafat pancasila dalam pendidikan
bangsa Indonesia yang berkarakter, semoga para pembaca mudah mengerti dan semoga jurnal
yang kelompok review ini menambah pengathuan dan wawasan untuk pembelajaran kelompok
kedepannya nanti. Dan jika ingin menggunakan jurnal, kedua jurnal tersebut dapat digunakan
karena penjelasannya yang detail sehingga bagi mahasiswa yang ingin belajar dapat
menggunakan kedua jurnal tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Semadi, Yoga Putra. 2019, “Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju
Bangsa Berkarakter”. Universitas Pendidikan Ganesha : Jurnal Filsafat Indonesia, 02.(2).
Risdiany, Hany. Dinie Anggraeni Dewi. 2021, “Penguatan Karakter Bangsa Sebagai
Implementasi Nilai – Nilai Pancasila”. Universitas Pendidikan Indonesia : Jurnal
Pendidikan Indonesia, 02.(4).
14