Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REVIEW

MK.Bilangan dan Al Jabar


PRODI S1 PGSD - FIP

Skor Nilai:

MATEMATIKA

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

NAMA MAHASISWA Kelompok 2

1. Alvi Novita Dalimunthe (Nomor Induk Mahasiswa : 1213311169)


2. Devi Utami (Nomor Induk Mahasiswa : 1213311185)
3. Windianti (Nomor Induk Mahasiswa : 1213311189)
4. Zahwa Nirwana Hamidy (Nomor Induk Mahasiswa : 1213311191)

KELAS : PGSD H 2021

DOSEN PENGAMPU: Ade Andriani S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH : Bilangan dan Al Jabar

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
yang telah diberikan kepada saya.
Ada pun yang menjadi judul tugas ini “Critical Book Review”. Tujuan saya menulis
makalah ini memenuhi tugas dari dosen saya Ibu “ADE ANDRIANI,S.Pd., M.Pd”, dalam
mata kuliah “BILANGAN DAN AL JABAR” telah saya susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan tulisan
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala sarandan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat bermanfaat berupa
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun pembaca. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih pada pembaca atas perhatiannya.

Aek Kanopan, 04 Maret 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. ..2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB IPENDAHULUAN....................................................................................................... 4
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ..................................................................................... 4
B. Tujuan CBR .................................................................................................................. 4
C. Manfaat CBR ................................................................................................................ 4
D. Identitas Buku ............................................................................................................... 5
RINGKASAN ISI BUKU.................................................................................................6
BUKU UTAMA................................................................................................................6
BUKU PEMBANDING .................................................................................................. 17
BABIIIPEMBAHASAN......................................................................................................29
A. Pembahasan Isi Buku .................................................................................................. 29
B. Kelebihan dan kekurangan buku.................................................................................29
BABIVPENUTUP...............................................................................................................30
A.Kesimpulan.....................................................................................................................
B.Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis
yang dianalisis.
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memasukkan hati kita. Misalnya dari
segi informasi yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, penulis Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi. Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi
kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku.

B.Tujuan CBR
• Untuk memenuhi tugas mata kuliah BILANGAN DAN AL JABAR

• Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada buku

• Melatih berpikir kritis dalam mencari informasi pada setiap buku

C.Manfaat CBR
• Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan para pembaca tentang
BILANGAN DAN AL JABAR
• Menambah wawasan penulis

• Sebagai bahan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan buku yang


dikritik

4
D.Identitas Buku
Buku Utama

Judul : Matematika
Pengarang :Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemdikbud
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit: 2015
Jumlah halaman: 281
ISBN: 978-602-282-295-6

Buku Pembanding

Judul : Matematika
Pengarang :Dicky Susanto,dkk
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2021
Jumlah halaman : 288
ISBN: 978-602-244-526-5

5
BAB II RINGKASAN BUKU
BUKU UTAMA

POLA,BARISAN, DAN DERET


A.Pola Bilangan
A. Pola Bilangan Ganjil

Bilangan 1, 3, 5, 7, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan ganjil. Urutan pertama adalah 1, urutan kedua
adalah 3, urutan ketiga adalah 5, dan seterusnya. Bilangan berikutnya diperoleh
dengan menambahkan 2 pada bilangan sebelumnya. Contoh dari pola bilangan
ganjil bisa dilihat pada Kegiatan 3.1.

B. Pola Bilangan Genap

Bilangan 2, 4, 6, 8, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan genap. Urutan pertama adalah 2, urutan kedua
adalah 4, urutan ketiga adalah 6, dan seterusnya. Bilangan berikutnya diperoleh
dengan menambahkan 2 pada bilangan sebelumnya. Contoh dari pola bilangan
genap bisa dilihat pada Kegiatan 3.2.

C. Pola Bilangan Segitiga

Bilangan 1, 3, 6, 10, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan segitiga. Urutan pertama adalah 1, urutan kedua
adalah 3, urutan ketiga adalah 6, dan seterusnya. Bilangan-bilangan tersebut
berasal dari penjumlahan bilangan cacah, yaitu 0+1= 1,0+1+2=3,0+ 1+2+3=6, dan
seterusnya. Contoh dari pola bilangan segitiga bisa dilihat pada Kegiatan 3.3.

D. Pola Bilangan Persegi

Bilangan 1, 4, 9, 16, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan persegi. Urutan pertama adalah 1, urutan kedua
adalah 4, urutan ketiga adalah 9, dan seterusnya. Pola bilangan tersebut dinamakan
pola bilangan persegi atau disebut juga pola bilangan kuadrat, karena untuk
mendapatkannya berasal dari kuadrat bilangan asli, yaitu 12= 1, 22 = 4, 32 = 9, dan
seterusnya. Contoh dari pola bilangan persegi bisa dilihat pada Kegiatan 3.4.

6
E. Pola Bilangan Persegi Panjang
Bilangan 2, 6, 12, 20, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan persegi panjang. Urutan pertama adalah

2,urutan kedua adalah 6, urutan ketiga adalah 12, dan seterusnya. Bilangan-
bilangan tersebut diperoleh dengan cara mengalikan bilangan yang menunjukkan
baris dengan bilangan yang menunjukkan kolom sebagai berikut:

Baris x kolom hasil


1 x 2 = 2
2 x 3 = 6
3 x 4 = 12
4 x 5 = 20

Aturannya adalah bilangan yang menunjukkan kolom nilainya selalu satu lebih
banyak dari bilangan yang menunjukkan baris. Contoh dari pola bilangan persegi
panjang bisa dilihat pada Kegiatan 3.5.

F. Pola Bilangan Segitiga Pascal

Bilangan-bilangan pada segitiga Pascal memiliki suatu pola tertentu, yaitu apabila
dua bilangan yang saling berdekatan dijumlahkan maka akan menghasilkan
bilangan-bilangan pada baris selanjutnya, kecuali 1. Sedangkan hasil penjumlahan
bilangan pada tiap-tiap baris segitiga Pascal juga memiliki suatu pola dengan
rumus 2"-1, dengan n menunjukkan posisi baris pada segitiga pascal.

Tahukah Kamu?

Salah satu kegunaan dari susunan bilangan pada segitiga pascal adalah untuk
menentukan koefisien-koefisien suku-suku hasil perpangkatan (a + b)", dengan n
adalah bilangan asli. (
a + b)^0 = 1

(a+b)' = a + b
(a + b)^2 = a^2 + 2ab + b^2
(a + b)^3 = a^3 + 3a^2b +b^3

Perhatikan hasil penjabaran dari (a + b)^3 di atas. Koefisien a^3 adalah 1, koefisien
a^2 b adalah 3, koefisien ab^2 adalah 3, dan koefisien b^3 adalah 1.

7
Tentukan aturan untuk mendapatkan bilangan berikutnya pada tiap-tiap susunan
bilangan berikut ini dan tentukan empat bilangan berikutnya!

*1, 4, 7, 10,

*1, 4, 16, 64,

*1, 8, 27, 64, ..

*2.000, 1.800, 1.600, 1.400,

Alternatif Penyelesaian:

1, 4, 7, 10,

Bilangan pertama pada susunan bilangan di atas adalah 1. Bilangan berikutnya


diperoleh dengan menambahkan 3 pada bilangan sebelumnya. Empat bilangan
berikutnya adalah 13, 16, 19, dan 22.

1, 4, 16, 64, .

Bilangan pertama pada susunan bilangan di atas adalah 1. Bilangan berikutnya


diperoleh dengan mengalikan 4 pada bilangan sebelumnya. Empat bilangan
berikutnya adalah 256, 1.024, 4.096, dan 16.384.

1, 8, 27, 64, ...

Bilangan pertama pada susunan bilangan di atas adalah 1 = 13, bilangan kedua
adalah 1 = 23, bilangan ketiga adalah 27 = 33, bilangan keempat adalah 64 = 43.
Bilangan berikutnya diperoleh dengan melakukan pemangkatan tiga terhadap
urutan bilangan tersebut. Empat bilangan berikutnya adalah 53= 125, 63= 216, 73
= 343, dan 83 = 512.

2.000, 1.800, 1.600, 1.400,

Bilangan pertama pada susunan bilangan di atas adalah 2000. Bilangan berikutnya
diperoleh dengan mengurangkan 200 pada bilangan sebelumnya. Empat bilangan
berikutnya adalah 1.200, 1.000, 800, 600.

8
Contoh 2.2 Menentukan Pola Bilangan Pada Susunan Kardus

a. Buatlah tabel yang menunjukkan banyaknya kardus yang digunakan untuk


membuat susunan ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4!
b. Pola bilangan apa yang kalian dapatkan?
c. Berapakah jumlah kardus yang diperlukan untuk membuat susunan ke-100?

Alternatif Penyelesaian:

a.Tabel berikut menunjukkan banyak kardus yang digunakan untuk membuat


susunan ke-1 sampai pola ke-4.

Susunan 1 2 3 4
ke
Jumlah 2 4 6 8
Kardus

b.Susunan berikutnya diperoleh dengan menambahkan satu buah kardus pada


bagian atas, serta satu buah kardus pada bagian kanan. Sehingga untuk
mendapatkan jumlah kardus yang dibutuhkan agar dapat membuat susunan
berikutnya adalah dengan menambahkan dua buah kardus pada susunan
sebelumnya. Jika kamu perhatikan, pola bilangan yang terbentuk merupakan pola
bilangan genap. Bilangan pertama adalah dua, dan untuk mendapatkan bilangan
berikutnya dapat diperoleh dengan menambahkan dua pada bilangan sebelumnya.

c.Jumlah kardus yang diperlukan untuk membuat susunan ke-100 sama dengan
bilangan genap yang ke-100. Sehingga jumlah kardus yang diperlukan untuk
membuat susunan ke-100 adalah 200 buah kardus.

B.Barisan Bilangan

Susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu disebut barisan
bilangan. Kedudukan tiap-tiap bilangan pada barisan bilangan disebut suku-suku
dari barisan bilangan tersebut. Secara umum suku-suku pada barisan bilangan
dapat dituliskan sebagai U1, U2, U3, .... U. .

9
A. Barisan Aritmetika

Coba kamu perhatikan kembali hasil yang telah kamu dapatkan.

Suku-suku pada barisan bilangan tersebut ditulis secara berurutan seperti di


bawah ini.

Terlihat bahwa selisih antar dua suku berurutan adalah 3, atau bisa dituliskan
sebagai berikut

U2- U1 =3
U3- U2= 3
U4- U3= 3

Un-Un-1=3

Suku berikutnya diperoleh dengan cara menambahkan 3 pada suku sebelumnya.


Angka 3 ini selanjutnya disebut dengan beda.

Pada barisan aritmetika tersebut, diketahui bahwa suku pertama adalah 4, dan
beda barisan aritmetika tersebut adalah 3, sehingga rumus suku ke-n adalah Un
=4+ (n - 1) x 3.

Barisan bilangan U1, U2, U3, ..., Un disebut barisan aritmetika jika selisih antara dua
suku yang berurutan selalu tetap. Selisih antara dua suku yang berurutan disebut
dengan beda.

Secara umum, suatu barisan aritmetika dengan suku pertama U1 = a, dan beda
antara dua suku yang berurutan adalah b, maka suku ke-n barisan aritmetika
tersebut adalah Un = a + (n - 1) x b.

Tahukah Kamu?

Barisan aritmetika disebut barisan aritmetika naik jika suku-sukunya makin besar,
dengan kata lain beda pada barisan aritmetika adalah positif.

Barisan aritmetika disebut barisan aritmetika turun jika suku-sukunya makin kecil,
dengan kata lain beda pada barisan aritmetika adalah negatif.

10
B. Barisan Geometri

Coba kamu perhatikan kembali hasil yang telah kamu dapatkan. Suku-suku pada
barisan bilangan tersebut ditulis secara berurutan seperti di bawah ini

2 4 8 16 32 .......

Terlihat bahwa perbandingan antar dua suku berurutan adalah 2, atau bisa
dituliskan:

U2/U1 =2

U3/U2=2

U4/U3=2

Jadi hasilnya ialah Un/Un-1=2

Suku berikutnya diperoleh dengan cara mengalikan suku sebelumnya dengan 2.


Angka 2 ini selanjutnya disebut dengan pembanding/rasio.

Pada barisan geometri tersebut, diketahui bahwa suku pertama adalah 2, dan rasio
dari barisan tersebut adalah 2 , maka rumus suku ke-n adalah Un = 2 x 2"-1

Barisan bilangan U1, U2, U3, ..., Un disebut barisan geometri jika perbandingan
antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Nilai perbandingan antara dua suku
yang berurutan pada barisan geometri disebut dengan pembanding/rasio.

Secara umum, suatu barisan geometri dengan suku pertama U1 = a, dan


perbandingan/rasio antara dua suku yang berurutan adalah r, maka suku ke-n
barisan geometri tersebut adalah Un = a x r^n-1

Tahukah Kamu?

Barisan geometri disebut barisan geometri naik jika suku-sukunya makin besar,
dengan kata lain rasio pada barisan geometri lebih dari 1.

Barisan geometri disebut barisan geometri turun jika suku-sukunya makin kecil,
dengan kata lain rasio pada barisan geometri kurang dari 1.

11
Contoh 2.3 Suku-suku pada Barisan Bilangan Genap

Tuliskan 5 suku pertama pada barisan bilangan genap dan tentukan suku ke-57!

Alternatif Penyelesaian:

Diketahui:

Suatu barisan bilangan genap dengan


*suku pertama a = 2
*beda b = 2

Ditanya:
5 suku pertama dan suku ke-57

Jawab:

Suku pertama pada barisan bilangan genap adalah 2, atau bisa ditulis dengan U1 =
2. Suku berikutnya pada barisan bilangan genap dapat diperoleh dengan
menambahkan 2 pada suku sebelumnya, sehingga beda pada barisan tersebut
adalah 2. Sehingga keempat suku berikutnya adalah U2 = 4, U3 = 6, U4 = 8, U5 = 10

Dari a = 2 dan b = 2, maka kita bisa dapatkan nilai dari U57 yaitu

Un=a+ (n-1) xb

U57 = a + (57- 1) x b

= 2 + (57-1) x 2

= 2 + 56 x 2

= 2 + 112

= 114

Jadi suku ke-57 pada barisan bilangan genap adalah 114.

12

Penjumlahan Suku-Suku pada Barisan Bilangan Genap


Misalkan dalam suatu barisan aritmetika, suku pertama U1 = a, dan beda pada
barisan aritmetika tersebut adalah b. Maka suku ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dan
ke-n dapat dituliskan dalam bentuk:

U2 = a + b

U3 = a + 2b

U4= a + 3b

U5 = a + 4b

U6= a + 5b

Jadi hasilnya Un = a + (n - 1)b

Secara umum jumlah n suku pertama pada barisan aritmetika dapat dituliskan
sebagai berikut :

Sn = a + (a+ b) + (a + 2b) + ... + (a + (n-2) x b) + (a + (n- 1) x b) (i)

Bentuk penjumlahan di atas jika ditulis dalam urutan terbalik, di mana suku
terakhir yang berada pada posisi paling depan dan sebaliknya, maka (i) akan
menjadi bentuk di bawah ini:

Sn = (a+ (n - 1) x b) + (a+ (n-2) x b)+ ... + (a + 2b) + (a+ b) + a (ii)

Berikutnya jumlahkan (i) dan (ii), sehingga didapatkan bentuk di bawah ini:

Sn =a+ (a+ b) + (a + 2b) + ... + (a + (n-2) x b) + (a + (n- 1) x b)

Sn= (a + (n- 1) x b) + (a+ (n-2) x b)+ ... + (a + 2b) + (a + b) + a

Kedua nilai diatas ditambahkan sehingga nilai dapat diperoleh :

2Sn= (a+ a + (n - 1) x b) + (a+ a+ (n - 1) x b) + ... + (a+a+ (n- 1) x b

n suku

= (a + Un) + (a + Un) + ... (a + Un)

n suku
13
= n x a + Un
Sn= x (a + Un )/2

Misalkan dalam suatu barisan geometri, suku pertama U1 = a , dan rasio pada
barisan geometri tersebut adalah r. Maka suku ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-
n dapat dituliskan dalam bentuk:

U2= ar

U3 = ar^2

U4 = ar^3

U5 = ar^4

U6= ar^

Jadi hasilnya Un= ar" -1

Secara umum jumlah n suku pertama pada barisan geometri dapat dituliskan
sebagai berikut:

Sn = a + ar + ar^2 + ar^3 + ... + ar^n-1 (!)

Kemudian kalikan (i) dengan r, sehingga didapatkan hasil berikut ini. rSn = ar +
ar^2 + ar^3 + ... + ar^n-1+ a^n (ii)

Kurangkan (ii) dengan (i), dan dengan cara yang hampir sama dengan
langkahlangkah ketika kamu menghitung jumlah 5 suku pertama dari barisan
bilangan yang menunjukkan jumlah kelereng yang dibeli Amin tiap minggunya,
maka didapatkan
rSn = ar + ar^2 + ar^3 + ... + ar^n-1 +ar^n
Sn =a+ ar + ar^2+ ar^3+ ... +a^n-1

Kedua nilai diatas dikurangkan sehingga dapat memperoleh nilai:

rSn -Sn = ar^n-a

Sn(r-1)= a(r^n- 1)

S =a(r^n -1)/(r-1)

14
Deret Bilangan
A. Deret Aritmetika

Coba kamu perhatikan hasil yang telah kamu dapatkan. Deret bilangan genap
tersebut dapat kita tuliskan dalam bentuk sebagai berikut:
2 +4+6+8+ 10 + ...

Jika jumlah n suku pertama dinotasikan dengan Sn , maka S4 dari deret di atas
adalah

S4 =2+4+6+8
S4= 8+6+4+2 (ditulis dalam urutan terbalik) +

2S4 = 10 + 10 + 10 + 10 (4 suku)
= (2 + 8) + (2 + 8) + (2+ 8) + (2+8)

2S4 = 4 (2+ 8)

S4=4(2 +8)/2

Perhatikan jumlah 4 suku pertama pada deret bilangan genap, yang disimbolkan
dengan S4. Angka 2 pada perhitungan tersebut menyatakan suku pertama dari
barisan bilangan tersebut, sedangkan angka 8 merupakan suku ke-4. Deret
bilangan genap termasuk ke dalam deret aritmetika.

Secara umum jumlah n suku pertama pada barisan aritmetika adalah:


Sn =n(a +Un)/2

dengan n adalah banyak suku, a adalah suku pertama, dan Un adalah suku ke-n

B. Deret Geometri

Coba kamu perhatikan hasil yang telah kamu dapatkan. Jumlah dari kelereng Amin
pada akhir minggu ke-n dapat dituliskan dalam bentuk deret sebagai berikut:
3 + 6 + 12+ 24 + ...
Deret bilangan tersebut termasuk ke dalam deret geometri. Suku pertama dari
deret tersebut adalah 3, dan rasionya adalah 2. Jika jumlah n suku pertama
dinotasikan dengan Sn , maka S5,dari deretdiatasadalah:
S5= 3 + 6 + 12 + 24 + 48 (i)

15
Berikutnya kalikan (i) dengan 2 pada masing-masing ruas sehingga kita peroleh
hasil sebagai berikut:

2S5 = 6+ 12 +24 + 48 + 96 (ii)

Selanjutnya kurangkan (ii) terhadap (i) sehingga didapatkan :

2S5 = 6 + 12 + 24 + 48 + 96
S5 = 3 + 6+ 12 + 24 + 48

2S5 – S5 = 96-3

S5(2-1) = 3 ? 25 - 3

S5(2-1) = 3 x (25-1)

S5=3 x (2^5 -1)/(2-1)

Perhatikanjumlah 5sukupertamapadaderet bilangandiatas,yang disimbolkan


dengan S5. Angka 3 di bagian depan dari pembilang pada perhitungan tersebut
merupakan suku pertama deret geometri, sedangkan angka 2 pada perpangkatan
di dalam tanda kurung dan pada penyebut merupakan rasio dari deret geometri
tersebut. Angka 5 menunjukkan penjumlahan pada 5 suku pertama.

Secara umum jumlah n suku pertama pada barisan geometri adalah:

Sn=a(r^n-1)/(r-1) jika r > 1 dan Sn =a(1 - r^n)/(1-r) jikar < 1

dengan n adalah banyak suku, a adalah suku pertama, dan r adalah rasio dari deret
geometri.

16
BUKU PEMBANDING

BARISAN DAN DERET


A. Barisan
Tabel 2.1 Banyak meja dan kursi
Banyak Meja 1 2 3 4 5 6
Banyak kursi 2 4 … … … …

Tabel 2.1 menampilkan pola bilangan: 4, 6, 8, 10, ….


Jika diamati lebih teliti, pola bilangan di atas disusun berdasarkan aturan tertentu.
Pola bilangan yang demikian disebut dengan barisan bilangan.
Terdiri dari berapa suku barisan bilangan tersebut?
• Suku ke-1 dilambangkan dengan U1= ...
• Suku ke-2 dilambangkan dengan U2= ...
• Suku ke-3 dilambangkan dengan U3= ...
• Suku ke-4 dilambangkan dengan U4= ...
• Suku ke-n dilambangkan dengan Un
Sehingga, barisan bilangan dapat dinyatakan dalam bentuk umum,
yaituU1,U2,U3,U4,…………,Un.
1. Barisan Aritmatika
Suatu barisan dengan beda atau selisih antara dua suku berurutan selalutetap atau
konstan disebut BARISAN ARITMETIKA. Beda pada barisan aritmetikadilambangkan
dengan b.
Seperti yang telah diuraikan di atas, untuk mencari beda dapat dilakukan
dengancara mengurangkan dua suku yang berurutan sehingga dapat dituliskan
sebagaiberikut.
b = U2 – U1
b = U3 – U2
b = U4 – U3 dan seterusnya.
Jadi, beda pada barisan aritmetika dapat dinyatakan dengan b = Un – U(n–1)

17
Contoh:
1. Diketahui suatu barisan aritmetika, suku ke-3 = 9, suku ke-6 = 18. Tentukan
rumus suku ke-n.
Alternatif penyelesaian:

Selanjutnya, menentukan uang yang ditabung Rudi pertama kali, yaitu


menentukan suku pertama yang dilambangkan dengan a dengan bantuan nilai b
(beda) yang telah diketahui.Gunakan persamaan 1, lalu substitusi nilai b (beda) yang
telah diperoleh.
a + 4b = 70.000
a + 4(5.000) = 70.000
a + 20.000 = 70.000
a = 70.000 – 20.000
a = 50.000
a adalah suku pertama.
Jadi, uang yang ditabung Rudi untuk pertama kalinya adalah sebesarRp50.000,

18
2. Barisan Geometri
Suatu barisan dengan rasio antara dua suku berurutan selalu tetap atau konstan
disebut BARISAN GEOMETRI. Rasio pada barisan geometri dilambangkan dengan r.
Seperti yang telah diuraikan di atas, untuk mencari rasio dapat dengan membagi dua
suku yang berurutan. Dengan demikian, dapat dituliskan sebagai berikut.

Eksplorasi 2.4 Pembelahan Bakteri


Ayo Bereksplorasi
Bakteri merupakan makhluk hidup
yangberkembang biak dengan cara
membelah diri.Dalam waktu dua jam, satu
sel bakteri membelahdiri menjadi 3 bagian
seperti pada Gambar 2.5.Ayo mencari
jumlah bakteri setelah 20 jam, jikajumlah
awal adalah 2 sel bakteri!

Untuk menentukan jumlah sel bakteri


setelah 20 jam, kalian harus melengkapi
pernyataan di bawah ini.
Suku pertama pada permasalahan di atas adalah ….
Tiap dua jam, membelah menjadi 3, maka rasio pada barisan di atas adalah ….
Dalam 20 jam, terjadi pembelahan sebanyak 20 jam : 2 jam = … kali → n = 10.

19
U… = …
U1= 2
U2= 2 ×… (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…
U3= 2 × … × … (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…
U4= 2 × … × … × … (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…
U5= 2 ×… ×… ×… × … (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…

Contoh :
1. Suku pertama dari suatu barisan geometri adalah 4 dan suku ke-4 adalah 108.
Tentukan rasio dari barisan tersebut.
Alternatif penyelesaian:
20

Jadi, rasio barisan geometri tersebut adalah 3.


2. Seutas tali dibagi menjadi 5 bagian dengan ukuran panjang membentuk suatu
barisan geometri. Jika tali yang paling pendek adalah 16 cm dan tali
yangpalingpanjang adalah 81 cm, maka tentukan panjang tali pada potongan
ketiga.
Alternatif penyelesaian:
Tali yang paling pendek : a = 16
Tali yang paling panjang : U5 = 81
U3= …
Kalian harus menentukan rasio terlebih dahulu.
21

B. Deret
Ayo Mengingat Kembali
Barisan bilangan, terdiri atas barisan aritmetika dan barisan geometri.
• Beda pada barisan aritmetika dinyatakan dengan b = 𝑈𝑛 - 𝑈𝑛 = 𝑛
• Suku ke-n barisan aritmetika dinyatakan dengan Un = a + (n-1) b
𝑈𝑛
• Rasio pada barisan geometri dinyatakan dengan r = 𝑈𝑛−1

• Suku ke-n barisan geometri dinyatakan denganUn = a. 𝑟 −1


Eksplorasi 2.5: Jabat Tangan
Ayo Bereksplorasi
Ayo bereksplorasi dengan melakukan jabat tangandengan beberapa teman yang
ada di kelompokmu.
Ayo BerdiskusiSetelah itu, jawablah pertanyaan berikut denganberkolaborasi
bersama anggota kelompok.
1. Jika ada 2 orang, berapa banyak jabat tangan yang terjadi? ………………..
2. Jika ada 3 orang, berapa banyak jabat tangan yang terjadi? ………………..
22
3. Jika ada 4 orang, berapa banyak jabat tangan yang terjadi? ………………..
4. Berapa total siswa dalam kelompokmu, dan berapa banyak jabat tangan yang
terjadi? Bagaimana kalian mengetahuinya? ………………..

Dari Eksplorasi 2.5, banyak jabat tangan yang terjadi dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Banyaknya orang yang hadir Banyak jabat tangan Uraian dari banyak jabat tangan
Tabel 2.3 Banyak Jabat Tangan yang Terjadi di Kelas

Bentuk penjumlahan dari barisan bilangan akan membentuk deret bilangan.


Jadi, deret bilangan adalah jumlah suku-suku penyusun barisan bilangan.
Deret bilangan, terdiri dari deret aritmetika dan deret geometri.

1. Deret Aritmetika
Carl Friedrich Gauss (1777-1855) adalah seorangmatematikawan Jerman yang
telah menunjukkanbakatnya sejak kecil. Ketika duduk di kelas 4 SD,
gurumatematikanya memberikan soal berupa penjumlahanbilangan 1 + 2 + 3
+ 4+ … … … + 98 + 99 + 100 = …
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Gauss yangsaat itu masih berusia 10
tahun langsung menjawab“5050”.
23

Sekarang, ayo cermati kembali deret bilangan di atas.


1 + 2 + 3 + 4 +………… + 98 + 99 + 100 = …
• Apakah bilangan pada deret di atas membentuk barisan?
• Barisan apakah yang dibentuk dari suku-suku pada deret di atas?
Deret aritmetika adalah suatu deret yang diperoleh dari menjumlahkan
sukusuku pada barisan aritmetika.
Dari barisan aritmetika: U
1, U2, U3, U4, … … …, Un.
Dapat dibentuk deret aritmetika: U1 + U2 + U3 + U4 + … … … + U10
24
25
26

3. Deret Geometri Tak Hingga


Pada permasalahan diketahui rasio = .
Maka total panjang lintasan dapat ditentukan dengan rumus jumlah deret
geometriberikut:
27

Contoh:Tentukan jumlah deret tak hingga dari 81 + 27 + 9 + 3 + …..


Alternatif penyelesaian:
Deret tak hingga di atas merupakan deret tak hingga konvergen, karena r =
masukdalam rentang-1 < r < 1, maka jumlah deret tak hingga adalah:
28
BABIIIPEMBAHASAN

A.PERBANDINGAN KEDUA BUKU

kedua buku ini membahas tentang pola bilangan. Dari segi penulisan kedua
buku tersebut memiliki format penulisan yang baik. Pemaparan pada buku utama
yang dikarang oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan begitu detail karena
banyaknya sumber referensi yang diambil oleh penulis.
Dalam buku pembanding,penjelasannya tidak begitu mudah untuk dipahami
serta tidak ada penjelasan yang mendalam.

B.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan buku tersebut yaitu:


-cover bukunya bagus dan menarik.
-penjelasannya detail.
-gambar juga terlihat sangat jelas.

Kekurangan buku tersebut yaitu:


-Tulisannya sangat kecil sehingga membuat mata sakit ketika membaca.
-pada bagian gambar tidak terlalu detail penjelasannya.
29
BABIVPENUTUP

A.KESIMPULAN

Komponen dan logaritma


Dilansir dari cuemath, fungsi logaritma ditemukan sekitar abad ke-16 oleh
seorang ilmuan,matematikawan,dan astronom asal skotlandia bernama John
napier.
Secara konsep,fungsi logaritma adalah kebalikan dari fungsi eksponensial.
Fungsi logaritma digunakan untuk menghitung taraf intensi bunyi,kadar
asam,bunga majemukdan banyak lagi.

Barisan dan deret


Barisan berkaitan erat dengan deret. Jika barisan adalah sekelompok angka
atau bilangan yang berurutan , maka deret merupakan jumlah dari suku suku
pada barisan.

B.SARAN

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang telah ditelaah, maka terdapat saran


yang disampaikan untuk penulis. Kata kata dan istilah dalam buku ini yang masih
harus banyak diperbaiki agar dapar mudah dimengerti oleh pembacanya.

Oke guys,mungkin hanya sekian tentang cbr matematika yang dapat kami
kerjakan. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam meriview buku ini
kami mohon maaf. TERIMAKASIH
30

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian pendidikan dan kebudayaan.2015.Matematika.Pusat


kurikulumdan perbukuan Balitag,Kemendikbud.Jakarta.

Susanto dicky,Dkk.2021.Matematika.Pusat kurikulum dan perbukuan


Badan penelitian dan pengembangan dan perbukuan kementerian
pendidikan kebudayaan,riset dan Jakarta.
31

Anda mungkin juga menyukai