Skor Nilai:
MATEMATIKA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
yang telah diberikan kepada saya.
Ada pun yang menjadi judul tugas ini “Critical Book Review”. Tujuan saya menulis
makalah ini memenuhi tugas dari dosen saya Ibu “ADE ANDRIANI,S.Pd., M.Pd”, dalam
mata kuliah “BILANGAN DAN AL JABAR” telah saya susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan tulisan
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala sarandan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat bermanfaat berupa
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun pembaca. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih pada pembaca atas perhatiannya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
B.Tujuan CBR
• Untuk memenuhi tugas mata kuliah BILANGAN DAN AL JABAR
C.Manfaat CBR
• Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan para pembaca tentang
BILANGAN DAN AL JABAR
• Menambah wawasan penulis
4
D.Identitas Buku
Buku Utama
Judul : Matematika
Pengarang :Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemdikbud
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit: 2015
Jumlah halaman: 281
ISBN: 978-602-282-295-6
Buku Pembanding
Judul : Matematika
Pengarang :Dicky Susanto,dkk
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2021
Jumlah halaman : 288
ISBN: 978-602-244-526-5
5
BAB II RINGKASAN BUKU
BUKU UTAMA
Bilangan 1, 3, 5, 7, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan ganjil. Urutan pertama adalah 1, urutan kedua
adalah 3, urutan ketiga adalah 5, dan seterusnya. Bilangan berikutnya diperoleh
dengan menambahkan 2 pada bilangan sebelumnya. Contoh dari pola bilangan
ganjil bisa dilihat pada Kegiatan 3.1.
Bilangan 2, 4, 6, 8, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan genap. Urutan pertama adalah 2, urutan kedua
adalah 4, urutan ketiga adalah 6, dan seterusnya. Bilangan berikutnya diperoleh
dengan menambahkan 2 pada bilangan sebelumnya. Contoh dari pola bilangan
genap bisa dilihat pada Kegiatan 3.2.
Bilangan 1, 3, 6, 10, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan segitiga. Urutan pertama adalah 1, urutan kedua
adalah 3, urutan ketiga adalah 6, dan seterusnya. Bilangan-bilangan tersebut
berasal dari penjumlahan bilangan cacah, yaitu 0+1= 1,0+1+2=3,0+ 1+2+3=6, dan
seterusnya. Contoh dari pola bilangan segitiga bisa dilihat pada Kegiatan 3.3.
Bilangan 1, 4, 9, 16, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan persegi. Urutan pertama adalah 1, urutan kedua
adalah 4, urutan ketiga adalah 9, dan seterusnya. Pola bilangan tersebut dinamakan
pola bilangan persegi atau disebut juga pola bilangan kuadrat, karena untuk
mendapatkannya berasal dari kuadrat bilangan asli, yaitu 12= 1, 22 = 4, 32 = 9, dan
seterusnya. Contoh dari pola bilangan persegi bisa dilihat pada Kegiatan 3.4.
6
E. Pola Bilangan Persegi Panjang
Bilangan 2, 6, 12, 20, ... adalah susunan bilangan yang memiliki suatu pola yang
dinamakan dengan pola bilangan persegi panjang. Urutan pertama adalah
2,urutan kedua adalah 6, urutan ketiga adalah 12, dan seterusnya. Bilangan-
bilangan tersebut diperoleh dengan cara mengalikan bilangan yang menunjukkan
baris dengan bilangan yang menunjukkan kolom sebagai berikut:
Aturannya adalah bilangan yang menunjukkan kolom nilainya selalu satu lebih
banyak dari bilangan yang menunjukkan baris. Contoh dari pola bilangan persegi
panjang bisa dilihat pada Kegiatan 3.5.
Bilangan-bilangan pada segitiga Pascal memiliki suatu pola tertentu, yaitu apabila
dua bilangan yang saling berdekatan dijumlahkan maka akan menghasilkan
bilangan-bilangan pada baris selanjutnya, kecuali 1. Sedangkan hasil penjumlahan
bilangan pada tiap-tiap baris segitiga Pascal juga memiliki suatu pola dengan
rumus 2"-1, dengan n menunjukkan posisi baris pada segitiga pascal.
Tahukah Kamu?
Salah satu kegunaan dari susunan bilangan pada segitiga pascal adalah untuk
menentukan koefisien-koefisien suku-suku hasil perpangkatan (a + b)", dengan n
adalah bilangan asli. (
a + b)^0 = 1
(a+b)' = a + b
(a + b)^2 = a^2 + 2ab + b^2
(a + b)^3 = a^3 + 3a^2b +b^3
Perhatikan hasil penjabaran dari (a + b)^3 di atas. Koefisien a^3 adalah 1, koefisien
a^2 b adalah 3, koefisien ab^2 adalah 3, dan koefisien b^3 adalah 1.
7
Tentukan aturan untuk mendapatkan bilangan berikutnya pada tiap-tiap susunan
bilangan berikut ini dan tentukan empat bilangan berikutnya!
*1, 4, 7, 10,
Alternatif Penyelesaian:
1, 4, 7, 10,
1, 4, 16, 64, .
Bilangan pertama pada susunan bilangan di atas adalah 1 = 13, bilangan kedua
adalah 1 = 23, bilangan ketiga adalah 27 = 33, bilangan keempat adalah 64 = 43.
Bilangan berikutnya diperoleh dengan melakukan pemangkatan tiga terhadap
urutan bilangan tersebut. Empat bilangan berikutnya adalah 53= 125, 63= 216, 73
= 343, dan 83 = 512.
Bilangan pertama pada susunan bilangan di atas adalah 2000. Bilangan berikutnya
diperoleh dengan mengurangkan 200 pada bilangan sebelumnya. Empat bilangan
berikutnya adalah 1.200, 1.000, 800, 600.
8
Contoh 2.2 Menentukan Pola Bilangan Pada Susunan Kardus
Alternatif Penyelesaian:
Susunan 1 2 3 4
ke
Jumlah 2 4 6 8
Kardus
c.Jumlah kardus yang diperlukan untuk membuat susunan ke-100 sama dengan
bilangan genap yang ke-100. Sehingga jumlah kardus yang diperlukan untuk
membuat susunan ke-100 adalah 200 buah kardus.
B.Barisan Bilangan
Susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu disebut barisan
bilangan. Kedudukan tiap-tiap bilangan pada barisan bilangan disebut suku-suku
dari barisan bilangan tersebut. Secara umum suku-suku pada barisan bilangan
dapat dituliskan sebagai U1, U2, U3, .... U. .
9
A. Barisan Aritmetika
Terlihat bahwa selisih antar dua suku berurutan adalah 3, atau bisa dituliskan
sebagai berikut
U2- U1 =3
U3- U2= 3
U4- U3= 3
Un-Un-1=3
Pada barisan aritmetika tersebut, diketahui bahwa suku pertama adalah 4, dan
beda barisan aritmetika tersebut adalah 3, sehingga rumus suku ke-n adalah Un
=4+ (n - 1) x 3.
Barisan bilangan U1, U2, U3, ..., Un disebut barisan aritmetika jika selisih antara dua
suku yang berurutan selalu tetap. Selisih antara dua suku yang berurutan disebut
dengan beda.
Secara umum, suatu barisan aritmetika dengan suku pertama U1 = a, dan beda
antara dua suku yang berurutan adalah b, maka suku ke-n barisan aritmetika
tersebut adalah Un = a + (n - 1) x b.
Tahukah Kamu?
Barisan aritmetika disebut barisan aritmetika naik jika suku-sukunya makin besar,
dengan kata lain beda pada barisan aritmetika adalah positif.
Barisan aritmetika disebut barisan aritmetika turun jika suku-sukunya makin kecil,
dengan kata lain beda pada barisan aritmetika adalah negatif.
10
B. Barisan Geometri
Coba kamu perhatikan kembali hasil yang telah kamu dapatkan. Suku-suku pada
barisan bilangan tersebut ditulis secara berurutan seperti di bawah ini
2 4 8 16 32 .......
Terlihat bahwa perbandingan antar dua suku berurutan adalah 2, atau bisa
dituliskan:
U2/U1 =2
U3/U2=2
U4/U3=2
Pada barisan geometri tersebut, diketahui bahwa suku pertama adalah 2, dan rasio
dari barisan tersebut adalah 2 , maka rumus suku ke-n adalah Un = 2 x 2"-1
Barisan bilangan U1, U2, U3, ..., Un disebut barisan geometri jika perbandingan
antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Nilai perbandingan antara dua suku
yang berurutan pada barisan geometri disebut dengan pembanding/rasio.
Tahukah Kamu?
Barisan geometri disebut barisan geometri naik jika suku-sukunya makin besar,
dengan kata lain rasio pada barisan geometri lebih dari 1.
Barisan geometri disebut barisan geometri turun jika suku-sukunya makin kecil,
dengan kata lain rasio pada barisan geometri kurang dari 1.
11
Contoh 2.3 Suku-suku pada Barisan Bilangan Genap
Tuliskan 5 suku pertama pada barisan bilangan genap dan tentukan suku ke-57!
Alternatif Penyelesaian:
Diketahui:
Ditanya:
5 suku pertama dan suku ke-57
Jawab:
Suku pertama pada barisan bilangan genap adalah 2, atau bisa ditulis dengan U1 =
2. Suku berikutnya pada barisan bilangan genap dapat diperoleh dengan
menambahkan 2 pada suku sebelumnya, sehingga beda pada barisan tersebut
adalah 2. Sehingga keempat suku berikutnya adalah U2 = 4, U3 = 6, U4 = 8, U5 = 10
Dari a = 2 dan b = 2, maka kita bisa dapatkan nilai dari U57 yaitu
Un=a+ (n-1) xb
U57 = a + (57- 1) x b
= 2 + (57-1) x 2
= 2 + 56 x 2
= 2 + 112
= 114
12
U2 = a + b
U3 = a + 2b
U4= a + 3b
U5 = a + 4b
U6= a + 5b
Secara umum jumlah n suku pertama pada barisan aritmetika dapat dituliskan
sebagai berikut :
Bentuk penjumlahan di atas jika ditulis dalam urutan terbalik, di mana suku
terakhir yang berada pada posisi paling depan dan sebaliknya, maka (i) akan
menjadi bentuk di bawah ini:
Berikutnya jumlahkan (i) dan (ii), sehingga didapatkan bentuk di bawah ini:
n suku
n suku
13
= n x a + Un
Sn= x (a + Un )/2
Misalkan dalam suatu barisan geometri, suku pertama U1 = a , dan rasio pada
barisan geometri tersebut adalah r. Maka suku ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-
n dapat dituliskan dalam bentuk:
U2= ar
U3 = ar^2
U4 = ar^3
U5 = ar^4
U6= ar^
Secara umum jumlah n suku pertama pada barisan geometri dapat dituliskan
sebagai berikut:
Kemudian kalikan (i) dengan r, sehingga didapatkan hasil berikut ini. rSn = ar +
ar^2 + ar^3 + ... + ar^n-1+ a^n (ii)
Kurangkan (ii) dengan (i), dan dengan cara yang hampir sama dengan
langkahlangkah ketika kamu menghitung jumlah 5 suku pertama dari barisan
bilangan yang menunjukkan jumlah kelereng yang dibeli Amin tiap minggunya,
maka didapatkan
rSn = ar + ar^2 + ar^3 + ... + ar^n-1 +ar^n
Sn =a+ ar + ar^2+ ar^3+ ... +a^n-1
Sn(r-1)= a(r^n- 1)
S =a(r^n -1)/(r-1)
14
Deret Bilangan
A. Deret Aritmetika
Coba kamu perhatikan hasil yang telah kamu dapatkan. Deret bilangan genap
tersebut dapat kita tuliskan dalam bentuk sebagai berikut:
2 +4+6+8+ 10 + ...
Jika jumlah n suku pertama dinotasikan dengan Sn , maka S4 dari deret di atas
adalah
S4 =2+4+6+8
S4= 8+6+4+2 (ditulis dalam urutan terbalik) +
2S4 = 10 + 10 + 10 + 10 (4 suku)
= (2 + 8) + (2 + 8) + (2+ 8) + (2+8)
2S4 = 4 (2+ 8)
S4=4(2 +8)/2
Perhatikan jumlah 4 suku pertama pada deret bilangan genap, yang disimbolkan
dengan S4. Angka 2 pada perhitungan tersebut menyatakan suku pertama dari
barisan bilangan tersebut, sedangkan angka 8 merupakan suku ke-4. Deret
bilangan genap termasuk ke dalam deret aritmetika.
dengan n adalah banyak suku, a adalah suku pertama, dan Un adalah suku ke-n
B. Deret Geometri
Coba kamu perhatikan hasil yang telah kamu dapatkan. Jumlah dari kelereng Amin
pada akhir minggu ke-n dapat dituliskan dalam bentuk deret sebagai berikut:
3 + 6 + 12+ 24 + ...
Deret bilangan tersebut termasuk ke dalam deret geometri. Suku pertama dari
deret tersebut adalah 3, dan rasionya adalah 2. Jika jumlah n suku pertama
dinotasikan dengan Sn , maka S5,dari deretdiatasadalah:
S5= 3 + 6 + 12 + 24 + 48 (i)
15
Berikutnya kalikan (i) dengan 2 pada masing-masing ruas sehingga kita peroleh
hasil sebagai berikut:
2S5 = 6 + 12 + 24 + 48 + 96
S5 = 3 + 6+ 12 + 24 + 48
2S5 – S5 = 96-3
S5(2-1) = 3 ? 25 - 3
S5(2-1) = 3 x (25-1)
dengan n adalah banyak suku, a adalah suku pertama, dan r adalah rasio dari deret
geometri.
16
BUKU PEMBANDING
17
Contoh:
1. Diketahui suatu barisan aritmetika, suku ke-3 = 9, suku ke-6 = 18. Tentukan
rumus suku ke-n.
Alternatif penyelesaian:
18
2. Barisan Geometri
Suatu barisan dengan rasio antara dua suku berurutan selalu tetap atau konstan
disebut BARISAN GEOMETRI. Rasio pada barisan geometri dilambangkan dengan r.
Seperti yang telah diuraikan di atas, untuk mencari rasio dapat dengan membagi dua
suku yang berurutan. Dengan demikian, dapat dituliskan sebagai berikut.
19
U… = …
U1= 2
U2= 2 ×… (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…
U3= 2 × … × … (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…
U4= 2 × … × … × … (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…
U5= 2 ×… ×… ×… × … (2 dikali 3 sebanyak … kali) = 2 × 3…
Contoh :
1. Suku pertama dari suatu barisan geometri adalah 4 dan suku ke-4 adalah 108.
Tentukan rasio dari barisan tersebut.
Alternatif penyelesaian:
20
B. Deret
Ayo Mengingat Kembali
Barisan bilangan, terdiri atas barisan aritmetika dan barisan geometri.
• Beda pada barisan aritmetika dinyatakan dengan b = 𝑈𝑛 - 𝑈𝑛 = 𝑛
• Suku ke-n barisan aritmetika dinyatakan dengan Un = a + (n-1) b
𝑈𝑛
• Rasio pada barisan geometri dinyatakan dengan r = 𝑈𝑛−1
Dari Eksplorasi 2.5, banyak jabat tangan yang terjadi dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Banyaknya orang yang hadir Banyak jabat tangan Uraian dari banyak jabat tangan
Tabel 2.3 Banyak Jabat Tangan yang Terjadi di Kelas
1. Deret Aritmetika
Carl Friedrich Gauss (1777-1855) adalah seorangmatematikawan Jerman yang
telah menunjukkanbakatnya sejak kecil. Ketika duduk di kelas 4 SD,
gurumatematikanya memberikan soal berupa penjumlahanbilangan 1 + 2 + 3
+ 4+ … … … + 98 + 99 + 100 = …
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Gauss yangsaat itu masih berusia 10
tahun langsung menjawab“5050”.
23
kedua buku ini membahas tentang pola bilangan. Dari segi penulisan kedua
buku tersebut memiliki format penulisan yang baik. Pemaparan pada buku utama
yang dikarang oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan begitu detail karena
banyaknya sumber referensi yang diambil oleh penulis.
Dalam buku pembanding,penjelasannya tidak begitu mudah untuk dipahami
serta tidak ada penjelasan yang mendalam.
A.KESIMPULAN
B.SARAN
Oke guys,mungkin hanya sekian tentang cbr matematika yang dapat kami
kerjakan. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam meriview buku ini
kami mohon maaf. TERIMAKASIH
30
DAFTAR PUSTAKA