Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MODUL 2
BILANGAN CACAH

Di tulis dan disusun guna memenuhi tugas :

Kode/Mata Kuliah : PDGK4203/Pendidikan Matematika 1


Semester/ Kode Kelas : Semester 3/ Kelas C
Dosen Pengampu : IGNASIUS FANDY JAYANTO, M.Pd.

Di susun oleh kelompok 1 :


1. Wella Safitri Kusuma ( 855744162 )
2. Rikha Fitrisia ( 855744313 )
3. Ari Putrianti ( 855744227 )
4. Ryan Gunawan ( 855751032 )
5. Wayan Yuliastini ( 855745687 )
6. Yudi Deka Prasetiyo ( 855744338 )
7. Alan Lufil Muaziz ( 855744076 )

progam studi pendidikan guru sekolah dasar (pgsd)

universitas terbuka

SEPUTIH BANYAK

tahun 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

PETA KONSEP BILANGAN CACAH............................................................................iv

BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. PEMBATASAN MAKALAH............................................................................1
C. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
D. TUJUAN............................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN MODUL 2..........................................................................................2
1. KEGIATAN BELAJAR 1..................................................................................2
2. KEGIATAN BELAJAR 2..................................................................................4
BAB III........................................................................................................................19
KESIMPULAN............................................................................................................19
A. KESIMPULAN................................................................................................19
B. SARAN............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii

LATIHAN SOAL DAN PEMBAHASAN........................................................................iv

BIODATA PESERTA MAHASISWA PRESENTASI.....................................................vi

ii
PETA KONSEP BILANGAN CACAH

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bilangan cacah merupakan bilangan yang dimulai dari nol, satu, dua, tiga,
dan seterusnya. Bilangan cacah bisa digunakan dalam perhitungan praktis
matematis. Apabila bilangan cacah dihubungkan dengan operasi bilangan, maka
akan ditemukan adanya operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Selain itu, akan pula ditemukan hitungan campuran dari operas pada
bilangan cacah.

B. PEMBATASAN MAKALAH

Mata Kuliah : Pendidikan Matematika 1


Kode Mata Kuliah : PDGK4203

Pokok Bahasan : Bilangan Cacah

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan makalah di atas, maka rumusan masalah yaitu :


1. Bagaimana pengertian bilangan cacah ?
2. Bagaimana operasi hitung bilangan cacah ?

D. TUJUAN
Tujuan penulisan dari tugas ini adalah :

1. Untuk menjelaskan pengertian bilangan cacah


2. Untuk menjelaskan operasi hitung bilangan cacah.

1
BAB II

PEMBAHASAN MODUL 2

1. KEGIATAN BELAJAR 1
Bilangan dan lambangnya serta pembelajaranya di sd

A. Bilangan dan lambangnya

Dalam proses pembelajaran pokok bahasan bilangan dan lambangnya,


hendaklah disediakan media kertas atau kartu bilangan masing-masing bertuliskan
lambang bilangan seperti: 1, 10, 100, 1.000, 100.000.

Dalam memahami bilangan-bilangan bernilai besar, siswa diminta menyusun


kalimat tentang pengalaman mereka sehari-hari yang behubungan dengan bilanga-
bilangan besar.

B. Bilangan Kardinal Dan Ordinal #

Definisi

Misalkan A adalah sebarang himpunadan misalkan  menyatakan


himpunan ekivalen dengan A. Maka  dinamakan sebuah bilangan kardinal dan
dinyatakan oleh  = # (A). Bilangan kardinal dari {1,2,3} adalah 3. pada
pembelajaran di SD, istilah kardinal dikenal sebagai bilangan cacah.

Definisi

Misalnya A adalah sebarang himpunan terorder baik dan misalkan 


menyatakan himpunan terorder baik yang serupa dengan A. Maka  dinamakan
sebuah bilangan ordinal dan dinyatakan oleh =ord(A).

Bilangan ordinal dari himpunan terorder baik {1,2,3} dinyatakan oleh 3.


pada pembelajaran di SD, istilah bilangan ordinal dikenal sebagai bilangan asli.

C. Nilai Tempat Dan Ketidaksamaan

Dalam pembelajaran ini guru dapat melakukan langkah seperti berikut

2
Gunakan keras manila atau kartun sebgai bahan peraga dan bentu tabel
memenjang dengan dua kolom yang masing-masing kolom bertuliskan lambang
bilangan dan nama bilangan. Kemudian tuliskan beberapa bilangan yang terdiri
dari 6 angka, lalu siswa disuruh menentukan nilai setiap angka

misalnya: 382.657

Angka 3 nilainya 300.000

Angka 8 nilainya 80.000

Angka 2 nilainya 2.000

Angka 6 nilainya 600

Angka 5 nialainya 50

Angka 7 nilainya 7

Dalam kegiatan pembelajaran, bisa juga dilakuakan diskusi kelompok seperti


berikut. Jika diketahui 2 bilangan angka 6 angka, bagaimana cara menentukan
bilangan yang kecil dan yang besar?

Sebagai contoh, tentukan bilangan terkecil dari sepasang bilangan 357.812 dan
348.967.

357.812 =300.000+50.000+7.000+10+2

348.967=300.000+40.000+8.000+900+60+7

Angka ratusan ribu357.812 lebih besar dari angka puluh ribuan dalam 348.967.

Jadi 357.812 lebih besar dari 348.967. kita tulis 357.812348.967 atau 348.967
357.812.

3
2. KEGIATAN BELAJAR 2
Bilangan Cacah Operasinya Serta Teknik Penyelesaiannya
Dan Pembelajarannya Di Sd

A. BILANGAN CACAH

Setiap kumpulan dapat dihubungkan dengan satu bilangan.


Bilangan-bilangan itu masing-masing punya nama. Lambang juga
digunakan untuk setiap bilangan, misalnaya “5” mewakili bilangan 5. kata
“lima” untuk bilangannya.

Ketidaksamaan pada bilangan cacah

Kita bandingkan dua bilangan yang tidak sama, 3« 8 dan 9 » 5


dibaca 3 kurang dari 8 dan 9 lebih dari 5. Pernyataan-pernyataan itu
disebut ketidaksamaan.

Apakah sifat-sifat urutan bilangan? Pernyataan itu kita jawab


setelah melakukan beberapa percobaan dengan urutan bilangan. Misalnya,
kita minta dua anak masing-masing memilih suatu bilangan. Tanpa
mengetahui bilangan-bilangan yang dipilih itu kita dapat menentukan hal-
hal berikut ini:

Dua bilangan itu sama atau tidak sama. Jika tidak sama, tentulah
salah satu lebih kecil daripada yang lain. Dengan demikian telah kita
temukan yakni: Jika a dan b bilangan cacah maka tepat satu dari yang di
bawah ini harus benar

a = b atau a < b atau b < a

Sekarang, kita cari suatu sifat lagi dari urutan bilangan. Jika
mengetahui bahwa suatu bilangan n lebih kecil daripada 6 dan 6 lebih
kecil daripada 9, apakah yang kita ketahui tentang urutan n dan 9?
Dapatkah pertanyaan itu dijawab tanpa mengetahui berapakah n itu? Kita
dapat menggunakan garis bilangan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Jawabnya secara umum dapat dikatakan sebagai berikut.

Jika a <b dan b < c. tentu a < c. Pada garis bilangan yang mendatar
tampak bahwa jika titik a terletak di sebelah kiri b, tentu titik a terletak di
sebelah kiri c.

4
Jika kita menjumlah bilangan – bilangan maka dapatlah kita
menemukan suatu sifat urutan lagi.

Kita mengetahui bahwa 3 < 8. Sekarang 3 kita tambah 4 dan 8 kita


tambah 4. Apakah urutan antara jumlah-jumlahnya, yakni 7 dan 12 sama
dengan urutan antara 3 dan 8? Dengan kata lain apakah 3 #4 « 8 4 4? Kita
dapatkan bahwa jika antara dua bilangan terdapat suatu urutan dan kedua
bilangan itu ditambah bilangan yang sama maka urutan jumlahnya sama
dengan urutan bilangan-bilangan yang semula. Dengan kata lain: urutan
dua bilangan tidak berubah jika kedua bilangan itu ditambah dengan
bilangan yang sama. Sifat itu berlaku untuk semua bilangan cacah.

Jika a < b tentu a + c < b + c itu dapat diperlihatkan pada garis


bilangan

Kita dapat melakukan – melakukan percobaan untuk menyelidiki


sifat urutan hasil kali bilangan – bilangan asli, misalnya :

Jika 2 < 6, apakah 2 x 3 < 6 x 3 ? mereka dapat memahami sifat –


sifat itu dengan jalan menyelidiki banyak contoh pada garis bilangan.

B. PENJUMLAHAN

Pengerjaan jumlah atau pemjumlahan merupakan pengerjaan hitung


yang pertama kali dikenal anak-anak. Bukan saja dikenal di sekolah tapi
juga mungkin dimasyarakat sebelum anak mengenal sekolah.

1) Fakta-fakta dasar penjumlahan :

Yang dimaksud fakta-fakta dasar penjumlahan adalah penjumalahan


atau kombinasi bilangan 0 sampai 9, misalnya 9+1,6+3,9+9 bukan fakta
dasar penjumlahan sebab 12 bukan bilangan yang lambangnya terdiri dari
satu angka. Jadi ada 100 kombinasi fakta dasar penjumlahan, yaitu:

0 + 0,0 + 1, 0 + 2, ......,0 + 9,

1 + 0,1 + 1,1 + 2,…….,1 + 9,

5
2 + 0,2 + 1,2 +2,………,2 + 9

….., ……., …. , ….. , ….,

….., ……., …. , ….. , ….,

….., ……., …. , ….. , ….,

9 + 0,9 + 1,9 + 2, ……, 9 + 9

Ada 4 pendekatan atau jalan untuk menerangkan penjumlahan yaitu


sebagai berikut;

1) Penjumlahan melalui kumpulan

Penjumlahan denga dasar pengumpulan didasarkan pada gabungan dua


kumpulan lepas. Mengingat dunia anak-anak masih real maka kumpulan
yang diambil harus kumpulan dengan anggota real atau gambar yang real.

Misalnya :

Saya punya kelereng dua buah. Kemudian saya membeli lagi tiga
buah. Berapa buah kelereng yang sekarang saya miliki? Pada saat kita
menceritakan hal ini kepada anak, kita sebaiknya membawa lima buah
kelereng dan seutas tali atau semacamnya untuk batas kumpulan.
Gambarnya kira-kira sebagai berikut.

2) Penjumlahan melalui pengukuran


Pada penjumlahan dengan pengukuran, yang dijumlahkan itu
bukan bilangan kardinal dari kumpulan-kumpulan tetapi dari

6
panjangnya. Penjumlahan dengan pengukuran dapat diperagakan
dengan garis bilangan,l timbangan bilangan atau batang
Cuisenaire(berwarna).
1) Garis Bilangan
Dengan cara ini yang dihitung itu bukan titik-titik pada garis
bilangan tetapi jaraknya.
Sebagai langkah pertama kita mulai dengan keadaan real.
Karena itu, kita buat garis bilangan pada kertas dalam bentuk
tangga bilangan sebagai berikut.

2) Timbangan Bilangan
Timbangan bilangan dapat kita gunakan untuk peragaan
penjumlahan bilangan.

Timbangan bilangan dengan posisi 2 + 3 - Satau 3 + 2 = 5.


Cara menggunakan alat itu pada penjumlahan 2 dan 3 adalah
sebagai berikut. Mula-mula diambil satu kepingan batu
timbangan dan dikaitkan pada posisi 2. kemudian ambil lagi
sekeping batu timbangan lain dan dikaitkan pada posisi 3 pada
tangan-tangan yang sama. Agar timbangan itu seimbang lagi
kita harus mengambil satu keping batu timbangan dan
dikaitkan pada posisi 5 pada tangan-tangan yang berbeda (di
sebelah kanan). Ini berarti 2 + 3 = 5.

3) Dengan Batang Kuesioner


Ambil satu batang duaan, yaitu batang yang berwarna merah.
Kemudian ambil satu batang tigaan, yaitu batang yang
berwarna hijau muda. Tempatkan kedua batang diatas ujung-
ujungnya saling melekat (lihat gambar kiri).

7
Kemudian cari sebuah batang lain yang persis dapat menutup
kedua batang di muka. Ternyata batang yang dapat menutup
persis kedua batang di atas berwarna kuning. Panjang batang
berwarna kuning itu lima satuan. Ini berarti 2+5 = 5 Untuk
memudahkan penggambaran, pada buku-buku pelajaran atau
papan tulis, kedua penyajian di muka digambar dengan dua
dimensi sebagai berikut.

3) Penjumlahan dengan mesin fungsi


Pada umumnya mesin fungsi tidak digunakan untuk menerangkan
penjumlahan atau pengerjaan hitungan lainya, tatapi lebih banyak
dipergunakan untuk latihan dan pengenlan pada fungsi.
Ambillah sebuah kotak mesin fungsi ‘’ +3 ‘’ yang menggunakan
kartu, pada muka kartu yang keluar kita harus menulis lambang
bilangann untuk bilangan yang tiga lebih besar dari bilangan yangdi
masukkan. Misalnya bila pada muka kartu yang dimasukkanharus
ditulis 5, bila pada mukanya ditulis keluar harus ditulis 9, dan
seterusnya.besar dari bilangan yang dimasukkan.itu ditulis 2 maka
pada bagian belakangnya harud ditulis 5. Bila pada mukanya ditulis 6
maka pada bagian belakang kartu harus ditulis 6 maka pada bagian
belakang kartu yang akan keluar harus ditulis 6 , dan seterusnya.
Konstruksi mesin itu seperti berikut.

Dari keterangan di atas mungkin Anda dapat mengambil


kesimpulan mengapa mesin yang demikian itu disebut mesin fungsi
dan karena itu berfaedah untuk menerangkan fungsi. Perhatikan mesin
fungsi berikut.

8
Bila yang dimasukkan itu kita misalkan x maka hubungan antara
yang masuk dengan yang keluar itu adalah f : x — x +3. Ini tidak lain
daripada fungsi. Dengan kata lain, bila yang masuk kita misalkan x
dan yang keluar kita misalkan y maka hubungan antara x dan y adalah
y —x 4 3. ini merupakan sebuah fungsi yang berbentuk linier.

4) Penjumlahan dengan cara bersusun panjang dan bersusun pendek


Pak Agus mempunyai kebuan kelapa. Pada bulan januari ia
memetik 2.438buah. Pada bulan februari ia memetik 1.562 buah. Pada
bulan maret ia memetik 3.724 buah. Jumlah kelapa yang dipetik
selama 3 bulan adalah 2.438+1.562+3.724. jumlah ini dapat ditentukan
dengan :

a) Cara bersusun panjang

2.438 =2.000 +400 +30 +8

1.562 =1.000 +500 +60 +2

3.724 =3.000 +700 +20 +4

=6.000 +1.600 +110 +14

=6.000 +(1.000+600)+(100+10) +(10+14)

=(6.000+1.000)+(600+100)+(10+10)+4

=7.000+700+20+4

=7.724

9
b) Cara bersusun pendek/penjumlahan berdasarkan nilai tempat
dengan menyimpan
111
2.438
1.562
3.724 +
7.724
Langkanya adalah tambahkan 8+2+4=14 tulis 4 dibawah dan
simpan satu diatas, kemudian jumlahkan 1+3+6+2=12,tulis 2
ditempat puluhan simpan satu diatas, kemudian jumlahkan
1+4+5+7=17, tulis 7 ditempat ratusan terakhir jumlahkan
1+2+1+3 tulis 7 pada angka ribuan.
2) Sifat-sifat Penjumlahan
a. Tertutup, jumlah bilangan cacah sembarang adalah bilangan
cacah pula. Contoh, 3 dan 9 bilangan cacah 9 diperoleh dari
3+6. berbeda dengan pengurangan diamana 9-10=-1, meskipun
angka 9 dan 10 bilangan cacah namun tidak dengan -1.
b. Pertukaran, misalkan kita ambil 2 dan 3. 2+3=3+2, dari contoh
ini maka dapat disimulkan bahwa setiap bilangan cacah
sembarang, bila dijumlahkan, letaknya selalu dapat ditukar
maka dikatakan bahwa bilangan cacah memenuhi sifat
pertukaran (komulatif) jumlah.

10
C. PENGURANGAN
Dalam penjumlahan yang kita cari adalah jumlah namun dalam
pengurangan yang kita cari adalah selisih. Misal 5+3= , maka yang
dicari adalah bilangan yang ditambahkan 3 hasilnya 5.

1) Fakta – fakta pengurangan


Fakta dasar pengurangan, dimana bilangan yang dikurangi harus
kurang sama atau sama dengan 18, sedangkan pengurangan ialah
bilangan cacah dari 0-9, fdengan syarat selisihnya adalah bilangan
cacah dari 0-9. pada umumnya persoalan penguranag dapat dilihat
dalam 3 macam keadaan yaitu:membuang, mencari suku yang hilang,
dan membandingkan.
2) Pengurangan melalui kumpulan
Banyak kejadian keseharian yang pemecahanya memerlukan
pemahaman pengurangan misalnya seperti berikut,

Kesukaran yang sering dialami anak membaca gambar/model


konkret di sebelah kiri ialah ia tidak dapat melihat banyaknya anak
ayam yang lima ekor itu sebagai keseluruhan sebelum yang dua ekor
itu pergi, tetapi ia hanya melihat tiga ekor anak ayam saja. Oleh karena
itu, model konkret/gambar di sebelah kiri itu lebih baik diganti dengan
model konkret/gambar lainnya yang digambar di sebelah kanan,
dimana dua ekor itu dipisah oleh sekat pos yang mudah untuk dipisah
atau dilekatkan.

3) Pengurangan melalui pengukuran


Pengurangan dengan pengukuran dapat dilakuakn dengan tiga cara
yaitu;
a. Pengurangan dengan garis bilangan
b. Pengurangan dengan timbangan bilangan
c. Pengurangan dengan batang kuesioner

4) Pengurangan melalui mesin fungsi

11
5) Pengurangan dengan cara bersusun pendek

6) Sifat – sifat pengurangan

a. Dengan mengambil beberapa pasangan bilangan cacah sebarang,


kita akan mengetahui bahwa sifat pengurangan itu tidak tertutup
pada bilangan cacah. Sebab selisih dua bilangan cacah tidak selalu
hasilnya bilangan cacah lagi. Misalnya dalam 4 -9=-5 meskipun 4
dan 9 itu bilangan cacah tetapi -5 bukan bilangan cacah.
b. Ambillah dua bilangan cacah, misalnya 3 dan 5. Apakah 3-5=5-3?
Tidak, karena 3-5=-2 sedangkan 5-3=2. Oleh karena tidak setiap
bilangan cacah, bila dikurangkan, letaknya dapat dipertukarkan
maka sifat pengurangan pada bilangan cacah tidak memenuhi sifat
pertukaran.

D. PERKALIAN
Penjumlahan dan pengurangan dikenal melalui benda-benda kongkret
atau gambar, begitu pula dengan perkalian, pada anak di tingkat rendah
supaya dapat dikaitkan dengan benda-benda kongret atau gambar-gambar
kongret dan dikaitkan pula dengan kehidupan sehari-hari.

1) Fakta – fakta dasar perkalian


Yang dimaksud dengan fakta-fakta dasar perkalian ialah perkalian
bilangan dari O sampai dengan 9, misalnya 8 x 3, 1x 9, 6x 0, dan 5 x 4.
Adapun 3x 15 bukan fakta dasar perkalian sebab 15 bukan bilangan
yang lambangnya terdiri dari satu angka. Pada perkalian ada 100
kombinasi fakta dasar yaitu:
0x0,0x1,0x2,...,0x9
1x0,1x1,1x2,..,1x9
2x0,2x1,2x2,...,2x9
.....................................
.....................................
9x0,9x1,9x2,...,9x9

12
2) Perkalian melalui Himpunan (Kumpulan)
Perkalian dapat diterangkan dengan menggunkan pedekatan
himpunan, yaitu himpunan-himpunan lepas yang ekuivalen dan
sejenis. Berikut contoh soal. Fajar memilii 3 bungkus permen karet,
masing-masing bungkus berisi 4 buah permen, berapa buah permen
yang dimiliki fajar?

Banyak anggota himpunan dari anggota himpunan yang masing-


masing beranggotakan 4 buah adalah 3X4=12

3) Perkalian melalui Pengukuran


Perkalian melalui pendekatan pengukuran ada beberapa, yaitu
dengan garis bilangan, timbangan bilangan, batang kuesioner dan luas.

4) Perkalian dengan jajaran


Jajaran(arranger) adalah susunan benda-benda dalam bentuk
persegi panjang. Jajaran mendatar disebut baris sedangkan jajaran
tegak disebut lajur atau kolom.

5) Perkalian melalui produk cartesius


Pada matematika yang di maksud dengan produk (perkalian)
cartesius ialah perkalian silang dari 2 himpunan.

6) Perkalian dengan Alat Peraga Nilai Tempat


Perkalian dengan alat peraga nilai tempat adalah yang
menggunakan alat peraga:kartu nilai tertentu, blok modern deenes
kanrang nilai tempat dan abakus.

7) Perkalian melalui Mesin Fungsi

13
Seperti pada penjumlahan dan pengurangan, untuk perkalian pun
mesin fungsi dapat dipergunakan, tatapi disini pun sama halnya, bahwa
pengguna mesin fungsi itu terutama untuk latihan (drill) dan lebih
bersifat untuk rekreasi.

8) Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang


Penjumlahan yang berulang di sebut juga perkalian
Contoh : 5x2=2+2+2+2+2=10
10x3=10+10+10=30

9) Perkalian dengan Cara Mendatar,Bersusun Panjang dan Bersusun


Pendek
a) Cara mendatar
4x376 = 4x(300+7+6)
=(4x300)+(4x70)+(4x6)
=1200+280+24
=1480+2
=1.504
b) Cara bersusun panjang
376
4 ×
24  (4x6)
280  (4x10)
1.200  (4X300)
1.504

c) Cara bersusun pendek


32
376

1504
10) Sifat – sifat perkalian
a) Tertutup
b) Pertukaran
c) Pengelompokan
d) Distributif

14
e) Sifat bilangan satu dan nol

11) Perkalian dengan Bilangan Kelipatan 10


Perkalian dengan Bilangan Kelipatan 10 Untuk mengingatkan
kembali operasi perkalian bilangan kelipatan 10 dengan bilangan satu
angka atau perkalian dua bilangan kelipatan 10, guru memberikan
latihan mencongkak. Guru menulis beberapa soal perkalian di papan
tulis, misalnya 4 x 30, 4 x 300, 40 x 30, 40 x 300. Soal itu ditulis satu
per satu, siswa menulis hasilnya di kertas masing-masing. Guru
menjelaskan langkah-langkah menentukan hasil kali bilangan 1 angka
atau 2 angka atau 3 angka dengan bilangan kelipatan 10, baik dengan
cara bersusun panjang maupun dengan cara bersusun pendek.

E. PEMBAGIAN
1. Fakta dasar Pembagian
Pada fakta dasar pembagian bilangan yang harus dibagi adalah dari
0 sampai dengan 81, di mana pembagiannya ialah bilangan bulat dari 1
sampai dengan 9 dan hasil baginya ialah bilangan bulat dari 0 sampai
dengan 9.
2. Pembagian melalui Himpunan
Sebagai contoh, ada 8 biji kue yang harus di bagi rata kepada 4
anak. Berapa biji kue untuk tiap anak ?
Jawab :

3. Pembagian melalui Pengukuran


Ada beberapa cara pembagian melalui pengukuran, yaitu: dengan
garis bilangan, dengan timbangan bilangan, dan dengan batang
kuesioner.
4. Pembagian melalui Jajaran

15
Kita akan melakukan pembagian 12 : 4 dengan menggunakan
jajaran. Caranya ialah dengan menyusun 12 itu ke dalam jajaran yang
setiap barisnya terdiri atas 4 anggota. Kemudian kita periksa berapa
banyak barisnya telah terjadi dari jajaran itu. Ternyata dari soal itu
terjadi 3 baris. Jadi, 12 : 4 = 3.
5. Pembagian melalui Mesin Fungsi
Ambilah mesin fungsi pembagian 3 atau mesin fungsi 3. Bila ke
dalam mesin fungsi 3 itu di masukkan kartu dengan angka 6 maka
kartu yang keluar itu adalah angka 2.
6. Pembagian sebagai Pengurangan Berulang
Menyelesaikan soal 10 : 2 dengan cara pengurangan berulang ialah
sebagai berikut. Kurangi 10 itu dengan 2 terus menerus sampai habis
atau sisanya lebih kecil dari 2. kemudian kita lihat berapa kali
pengurangan telah di lakukan.
7. Pembagian sebagai Kebalikan Perkalian
Perhatikan pembagian melalui jajaran – jajaran berikut.

Jadi, bila ada soal pembagian 15 : 3 = misalnya maka ini berarti pula..
3 = 15.
Jadi, mencari jawaban dari soal 15 : 3 = sama saja dengan mencari
sebuah bilangan yang bila dikalikan dengan 3 hasil kalinya adalah 15.
8. Membagi dengan Cara Bersusun Pendek
Ambilah contoh 6.822 : 9. menyelesaikan soal di atas dengan cara
bersusunan pendek langkah – langkahnya adalah sebagai berikut.

16
9. Sifat – sifat pembagian
a) Apakah operasi bagi tertutup pada bilangan cacah ?
Dengan mengambil beberapa pasangan bilangan cacah sebarang
kita akan mengetahui bahwa sifat pembagian itu tidak tertutup
pada bilangan cacah. Ambillah dua bilangan cacah 5 dan 2 itu
bilangan cacah sedangkan 2,5 bukan.
b) Apakah operasi bagi memenuhi sifat komutatif ?
Sifat ini tidak di penuhi. Ambillah dua bilangan cacah 9 dan 3,
apakah 9 : 3 = 3 : 9?
Tidak, karena 9 : 3 = 3 dan 3 : 9 =
c) Apakah operasi bagi memenuhi sifat asosiatif ?
Apakah (42 :7) : 3 = 42 : (7 . 3) ? Tidak, karena (42 : 7) : 3 = 6 : 3
= 2, sedangkan 42 : (7 : 3) = 42 : 2½ ≠ 2. Jadi pembagian dalam
bilangan cacah tidak memenuhi sifat asosiatif.
d) Berapakah bilangan di bagi 0 ?
Bila kita mengambil bilangan sebarang dan membaginya dengan 0
maka pada kalkulator itu akan nampak E. Ini maksudnya
pembagian oleh 0 itu tidak didefinisikan.
Oleh karena pembagian dengan bilangan 0 tidak di definisikan
maka pada fakta dasar pembagian, meskipun hasil baginya dari 0
sampai 9, namun pembaginya hanya dari 1 sampai 9 sehingga
bilangan yang di baginya adalah bilangan dari 0 sampai 81.

10. Pembagian dengan Bilangan Kelipatan


Perhatikan contoh soal berikut, 100 : 50 = 2, 1.000 : 20 = 50, dan
1.000:200 = 5. Siswa disuruh mengerjakan soal – soal dengan
mencongak seperti :
80 : 20 = ... 1.800 : 60 = ...
800 : 20 =... 14.000 : 200 = ...
90 : 30 = ... 32.000 : 400 = ...
900 : 30 = ... 52.000 : 130 = ...

17
600 : 20 = ... 90.000 : 150 = ...

11. Perpangkatan dan Penarikan Akar Pangkat (2 dan 3)


Bilangan kuadrat adalah bilangan yang di peroleh daei hasil
perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri, untuk sebarang
bilangan a, lambang a² berarti a x a. a² dibaca a kuadrat atau a pangkat
dua.
Contoh : 3² = 3 x 3 = 9
10² = 10 x 10 = 100
13² = 13 x 13 = 169

12. Pola – pola Operasi Bilangan Cacah


Untuk menyelesaikan operasi campuran pada bilangan cacah perlu di
perhatikan hal – hal sebagai berikut.
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya operasi
yang ditulis lebih dahulu (di sebelah kiri) di kerjakan lebih dahulu.
b. Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya operasi yang
di tulis lebih dahulu ( disebelah kiri) dikerjakan lebih dahulu.
c. Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi
penjumlahan dan pengurangan, artinya operasi perkalian dan
pembagian harus di kerjakan lebih dahulu walaupun di tulis di
belakang operasi penjumlahan dan pengurangan.
d. Apabila dalam suatu soal terdapat tanda kurung, kerjakan operasi
yang di dalam tanda kurung terlebih dahulu.
Contoh : a. 48.579+1.142 x 21 – 451.296 : 18
b. ( 203.191 – 20.359) : 12 + 2.167 x 24.

18
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Bilangan cacah merupakan bilangan yang di mulai dari angka nol.


Bilangan cacah biasanya disimbolkan dengan huruf “C” (cacah) ataupun “W”
(whole).

Operasi hitung pada bilangan cacah terdiri dari operasi penjumlahan,


pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dan masing – masing dari operasi
tersebut mempunyai sifatnya tersendiri.

B. SARAN

Saran sehubungan dengan materi yang dibahas yakni bilangan cacah,


menurut kelompok kami hendaknya sebagai calon pendidik, dalam mengajarkan
materi mengenai bilangan cacah kepada siswa – siswi SD kelak kita hendaknya
mengaitkan materi yang kita ajarkan kedalam kehidupan sehari – hari agar siswa –
siswi bisa lebih mudah mengerti. Dan saran sehubungan dengan makalah ini, tiada
gading yang tak retak dengan kata lain makalah ini tak luput dari kekurangan.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dari pembibing demi lebih baiknya
makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Segundang Tugas, (2018). “Contoh Makalah Bilangan Cacah”,


http://kimnaris.blogspot.com/2018/09/matematika-makalah-bilangan-cacah.html?
m=1, Tulung Agung : Risma Nur Izzati pada 01 September 2018

Drs. H. Karso M.,M.Pd. dkk.(2021). Pendidikan Matematika 1. Jl. Cabe


Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan – 15437 Banten – Indonesia :
Universitas Terbuka

iii
LATIHAN SOAL DAN PEMBAHASAN

a) Contoh Soal
1. Pada tahun 2020 Wella memiliki 2 mantan, kemudian tahun 2021 Ia
memiliki 1 mantan, Lalu pada tahun 2022 Ia memiliki 1 mantan lagi.
Berapakah mantan Wella sekarang ?
2. Rikha adalah seorang penglihara kucing kucing, ia memiliki 5 ekor
kucing di rumahnya. Ia melihat ada 3 kucing yang terlantar di jalanan,
kemudian kucing itu ia bawa kerumahnya. Berapakah jumlah kucing
yang di pelihara Rikha sekarang ?
3. Putrianti memiliki kelinci 4 dirumah, yang seekor mati karena terkena
penyakit. Berapa kelinci yang masih di miliki Rikha sekarang ?
4. Wayan memiliki 3 Pcs agar – agar, masing – masing Pcs berisi 6 buah
agar – agar. Berapa agar – agar yang di miliki Wayan ?
5. Ryan adalah seorang seorang dermawan. Pada suatu hari ia membeli
10 bungkus nasi yang akan di bagikan rata kepada 5 anak. Berapa
bungkus nasi untuk tiap anak ?
b) Jawaban soal
1. Kita buat himpunan untuk mengerjakan soal ini

2+1+1 =4

Jadi mantan Wella sebanyak 4 mantan.

iv
2. Kita buat lagi himpunan agar mudah

5+3=8

Jadi Rikha sekarang memelihara 8 kucing.

3. Kita jawab melalui Kumpulan

4–1=3

Jadi Putrianti masih memiliki 3 kelinci.

v
BIODATA PESERTA MAHASISWA PRESENTASI

Nama Kelompok : Kelompok 1

Hari, Tgl Presentasi : Minggu, 23 Oktober 2022

Anggota Kelompok :1

Nama Mahasiswa : Wella Safitri Kusuma

NIM : 855744162

Tempat, Tanggal Lahir : Seputih Banyak, 4 Januari 2001

Alamat Rumah : Tanjung Harapan Seputih Banyak

Nama Mahasiswa : Rikha Fitrisia

NIM : 855744313

Tempat, Tanggal Lahir : Sri Busono, 11 Desember 2002

Alamat Rumah : Sri Busono SB10 Way Seputih

Nama Mahasiswa : Ari Putrianti

NIM : 855744227

Tempat, Tanggal Lahir : Seputih Banyak, 06 Desember 2001

Alamat Rumah : Sido Binangun Kec.Way Seputih

vi
Nama Mahasiswa : Riyan Gunawan

NIM : 855751032

Tempat, Tanggal Lahir : Sari Bakti, 18 Juli 2000

Alamat Rumah : Seputih Banyak

Nama Mahasiswa : Wayan Yuliastini

NIM : 855745687

Tempat, Tanggal Lahir : Nusa Penida, 23 Juli 1993

Alamat Rumah : Sakti Buana

Nama Mahasiswa : Yudi Deka Prasetiyo

NIM : 855744338

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 15 Juli 2000

Alamat Rumah : Karya Sakti

Nama Mahasiswa : Alan Lufil Muaziz

NIM : 855744076

Tempat, Tanggal Lahir : Sumber Agung, 22 April 2002

Alamat Rumah : Sumber Agung

vii
viii

Anda mungkin juga menyukai