Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya. Sehingga
makalah tentang Perhitungan Deret ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan trimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan masukan baik materi maupun fikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca, untuk kedepannya dapat membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
b. Beda Bilangan.......................................................................................................... 8
B. Deret Geometri...................................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 36
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Barisan Bilangan
Contoh 1 :
Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n dirumuskan
sebagai Un = 3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, Un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh U1 = 3(1) + 1 = 4
Untuk n = 2, diperoleh U2 = 3(2) + 1 = 7
Untuk n = 3, diperoleh U3 = 3(3) + 1 = 10
Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah U1 = 4, U2 = 7, dan U3 = 10.
4
Contoh 2 :
Diketahui barisan bilangan dengan suku ke-n berbentuk Un = n2 – 2n. Tuliskan 5
suku pertama dari barisan tersebut.
Jawab :
Rumus suku ke-n adalah Un = n2 – 2n.
Suku pertama dapat dicari dengan menyubstitusikan n=1 dan diperoleh U1=12–
2(1)= -1. Suku kedua dicari dengan menyubstitusikan n=2 dan diperoleh U2 = 22 –
2(2) = 0.
Contoh 3 :
Tentukan suku ke-50 dari barisan bilangan 6, 8, 10, 12, …
Jawab :
Karena dilihat dari aturan pembentukan dari suku satu ke suku berikutnya di
tambah 2, maka rumus suku ke-n memuat 2n, yaitu :
U1 = 6 = 2 x 1 + 4
U2 = 8 = 2 x 2 + 4
Jadi, Un = 2 x n + 4
= 2n + 4
Sehingga U50 = 2 x 50 + 4
= 104
5
Contoh 4 :
Sebuah gedung bioskop, banyaknya kursi pada baris paling depan adalah 15 buah,
banyaknya kursi pada baris di belakangnya selalu lebih 3 buah dari baris
didepannya. Berapa banyak kursi pada baris ke-12 dari depannya…
Jawab :
Barisan bilangan pada soal tersebut adalah barisan aritmatika 15, 18, 21, 24, …
dengan b = 3
U12 = a + (n – 1) b
= 15 + (12 – 1) 3
= 15 + (11) 3
= 15 + 33
= 48 kursi
Contoh 5 :
Jawab :
Un = 8 – 2n
U5 = 8 – 2(5) = -2
U6 = 8 – 2(6) = -4
Jadi U5 + U6 = -2 + (-4) = -6
6
B. Deret Bilangan
Deret bilangan ialah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan
memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan
pembentuk sebuah deret dinamakan suku atau yang biasa dilambangkan dengan
“U”.
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + … + Un
Bentuk seperti ini disebut deret bilangan . Jadi, deret bilangan yaitu jumlah dari
suku – suku dari suatu barisan bilangan.
Deret bilangan penjumlahan dari suku-suku yang berurutan satu barisan.
Jumlah n suku pertama suatu barisan dilambangkan dengan Sn. Misalkan kita
mempunyai barisan bilangan U1, U2, U3, …, Un dan Sn adalah jumlah dari suku-
suku barisan itu.
Deret bisa juga dinyatakan dalam notasi sigma. Berikut adalah sifat-sifat dari
notasi sigma.
1. ∑ 𝑎𝑘 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ 𝑎𝑛
𝑘=1
𝑛 𝑛
2. ∑ 𝑎𝑘 = ∑ 𝑎𝑗
𝑘=1 𝑗=1
3 . 𝑎. ∑𝑛𝑘=𝑚 𝑐 = ( 𝑛 − 𝑚 + 1 )𝑐
𝑏. ∑𝑛𝑘=1 𝑐 = 𝑛𝑐
𝑛 𝑛
4. ∑ 𝑐𝑎𝑘 = 𝑐 ∑ 𝑎𝑘
𝑘=𝑚 𝑘=𝑚
𝑛 𝑛 𝑛
5. ∑ ( 𝑎𝑘 ± 𝑏𝑘 ) = ∑ 𝑎𝑘 ± ∑ 𝑏𝑘
𝑘=𝑚 𝑘=𝑚 𝑘=𝑚
𝑛 𝑝 𝑛
6. ∑ 𝑎𝑘 = ∑ 𝑎𝑘 + ∑ 𝑎𝑘
𝑘=𝑚 𝑘=𝑚 𝑘=𝑝+1
7 . 𝑎. ∑𝑛𝑘=𝑚 𝑎𝑘 = ∑𝑛−1
𝑘=𝑚−1 𝑎𝑘 + 1
𝑏. ∑𝑛𝑘=1 𝑎𝑘 = ∑𝑛−1
𝑘=10 𝑎𝑘 + 1
𝑐. ∑𝑛𝑘=𝑚 𝑎𝑘 = ∑𝑛−1
𝑘=𝑚+1 𝑎𝑘 − 1
𝑑. ∑𝑛𝑘=1 𝑎𝑘 = ∑𝑛+1
𝑘=2 𝑎𝑘 − 1
8. ∑ 𝑎𝑘 = 𝑎𝑚
𝑘=𝑚
𝑛
𝑛 (𝑛 + 1)
∑𝑘 = 1 + 2 + 3 + ⋯+ 𝑛 =
2
𝑘=1
𝑛
𝑛 (𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
∑ 𝑘 2 = 12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑛2 =
6
𝑘=1
𝑛
𝑛 (𝑛 + 1) 2
∑ 𝑘 3 = 13 + 23 + 33 + ⋯ + 𝑛3 = [ ]
2
𝑘=1
𝑛
𝑛 ( 𝑛 + 1 ) (6𝑛3 + 9𝑛2 + 𝑛 − 1
∑ 𝑘 4 = 14 + 24 + 34 + ⋯ + 𝑛4 =
30
𝑘=1
a. Suku Bilangan
Suku adalah tiap-tiap bilangan yang terdapat pada suatu barisan bilangan atau
deret.
Contohnya:
U1 (suku ke-1) = 1,
U1 = 5,
U2 = 10, dst.
b. Beda Bilangan
Adapun selisih antara dua suku berurutan pada suatu deret aritmetika disebut
dengan “beda” dan dilambangkan dengan “b”.
Contohnya:
9
1+2+3+4+5+6…
𝑈𝑛
r=𝑈 , dengan n>1
𝑛−1
Keterangan :
r = rasio
Un = suku ke-n
Contoh :
2,6,18,54,….tentukan rasionya!
Pembahasaan
Diketahui : U1 = 2
U2 = 6
U3 = 18
U4 = 54
Ditanya : r =….?
10
Jawab :
𝑈𝑛
r=
𝑈𝑛−1
6 18 54
r= = =
2 6 18
r=3=3=3
r= 3
(1) Dilihat dari jumlah suku yang membentuknya, deret digolongkan atas
deret berhingga dan deret tak berhingga.
(a) Deret Berhingga
Deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tertentu.
(b) Deret tak berhingga
Deret tak berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tidak
terbatas.
(2) Dilihat dari segi pola perubahan bilangan pada suku-sukunya, deret bisa
dibeda-bedakan menjadi deret hitung, deret ukur, dan deret harmonik.
(a) Deret hitung
Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan
penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang
membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda,
yang tak lain merupakan selisih antara nilai-nilai dua suku yang
berurutan.
1+1⁄2+1⁄3+1⁄4+1⁄5+…..
Biasanya ditulis sebagai sigma dari n=1 menuju tak hingga untuk
fungsi 1⁄𝑛.
Jumlah deret ini adalah tak hingga, karena jumlahnya meningkat tak
terbatas. Perhatikan beberapa suku pada deret tersebut. 1⁄3+1⁄4. Jika
Kita tahu bahwa 7⁄12 > 1⁄2 . Jelas bahwa jumlahnya akan semakin
meningkat. Jumlahnya pun tak bisa ditentukan. Sehingga deret
harmonik ini adalah deret yang devergen.
12
A. Barisan Aritmatika
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 3.
Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 3 atau b = 3.
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 6.
Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 6 atau b = 6.
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 5.
Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 5 atau b = 5.
13
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
.
.
Un = Un-1 + b = a + (n - 1) b
Contoh 1 :
Tentukan suku ke-8 dan ke-20 dari barisan -3, 2, 7, 12, …
Jawab :
Suku pertama adalah a = -3 dan bedanya b = 2 – (-3) = 5.
Dengan menyubstitusikan a dan b, diperoleh Un = -3 + (n - 1) 5.
Suku ke-8 : U8 = -3 + (8 - 1) 5 = 32
Suku ke-20 : U20 = -3 + (20 - 1) 5 = 92.
14
Contoh 2 :
Diketahui barisan aritmatika -2, 1, 4, 7,…, 40. Tentukan banyak suku barisan
tersebut.
Jawab :
Diketahui barisan aritmatika -2, 1, 4, 7,…, 40.
Dari barisan tersebut, diperoleh a = -2, b = 1 – (-2) = 3, dan Un = 40.
Rumus suku ke-n adalah Un = a + (n - 1) b sehingga :
40 = - 2 + (n - 1) 3
↔ 40 = 3n – 5
↔ 3n = 45
Karena 3n = 45, diperoleh n = 15. Jadi, banyaknya suku dari barisan di atas
adalah 15.
Contoh 3 :
Suku ke-10 dan suku ke-14 dari barisan aritmetika berturut- turut adalah 7 dan
15. Tentukan suku pertama, beda, dan suku ke-20 barisan tersebut.
Jawab :
Diketahui U10 = 7 dan U14= 15. Dari rumus suku ke-n barisan aritmetika Un= a+
(n –1)b, diperoleh 2 persamaan, yaitu:
Untuk menentukan nilai a dan b, kita gunakan metode campuran antara eliminasi
dan substitusi. Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh :
a + 9b =7
a + 13b = 15
–––––––––– –
–4b = –8
↔b =2
B. Deret Aritmatika
7 + 10 + 13 + 16 + 19 = 65
Nah untuk 5 suku pertama, masih mungkin kita menghitung manual seperti
diatas. Seandainya kita akan menentukan jumlah dari 100 suku pertama, apakah
masih mungkin kita menghitung manual seperti itu. Walaupun bisa tetapi
pastinya akan memakan waktu yang cukup lama. Nah kali ini akan kita tunjukkan
cara menentukannya, sebagai contohnya untuk mennetukan jumlah 5 suku
pertama dari contoh diatas.
16
Walaupun dengan cara yang berbeda tetapi menunjukkan hasil yang sama
yaitu 65. Perhatikan bahwa S5 tersebut dapat dicari dengan mengalikan hasil
penjumlahan suku pertama dan suku ke-5, dengan banyaknya suku pada barisan,
kemudian dibagi dengan 2. Analogi dengan hasil ini, jumlah n suku pertama dari
suatu barisan dapat dicari dengan rumus berikut:
n
Sn = 2[2a + (n – 1)b]
atau ;
n
Sn = 2(a – Un)
Contoh 1 :
1. HitungLah jumlah nilai dari suku ke-5 (S5) dari deret aritmatika berikut ini : 4,
8, 16, 24, ….?
Jawab :
Diketahui :
a=4
b=8–4=4
n=5
Un = a + (n-1) b
Un = 4 + (5-1)4
Un = 4 + 16
Un = 20
Sn = 1/2 n ( a + Un )
S5 = 1/2 .5 (4 +20)
S5 = 5/2 (24)
S5 = 60
Jadi jumlah nilai pada suku ke-5 dari deret aritmatika tersebut adalah : 60. (B)
18
Contoh 2 :
HitungLah jumlah nilai dari suku ke-8 (S8) dari deret aritmatika berikut ini : 5, 10,
15, 20, ….?
Jawab :
Diketahui :
a=5
b = 10 – 5 = 5
n=8
Un = a + (n-1) b
Un = 5 + (8-1)5
Un = 5 + 35
Un = 40
Sn = 1/2 n ( a + Un )
S8 = 1/2 .8 (5 +40)
S8 = 8/2 (45)
S8 = 180
Jadi jumlah nilai pada suku ke-8 dari deret aritmatika tersebut adalah : 180. (B)
19
Contoh 3 :
Jawab :
b = U2 – U1 = 9 – 4 = 5
= 10 (8 + 95)
= 10(103)
= 1030
A. Barisan Geometri
Sekarang marilah kita perhatikan beberapa barisan dalam contoh berikut ini.
Contoh 42
(a) 1, 2, 4, 8, …
(b) 27, -9, 3, -1, …
(c) -1, 1, -1, 1, …
Untuk contoh (a) ternyata tiap suku-sukunya diperoleh dengan cara mengalikan
suku sebelumnya oleh 2. Ternyata pula bahwa hasil bagi tiap suku dengan suku
sebelumnya selalu tetap, yaitu sama dengan 2. Bagaimana dengan contoh (b) dan
contoh (c)? Barisan-barisan seperti contoh 42 ini disebut barisan geometri.
U1, u2, u3, …, un Dinamakan barisan geometri, apabila
U2 U3 Un
= =⋯= = Konstanta
U1 U2 Un−1
Untuk 1, 2, 4, 8, … rasionya
2 4 8
=2=4=⋯=2
1
Dari penjelasan di atas, dapatlah kita simpulkan, bahwa suatu barisan dinamakan
barisan geometri jika dan hanya jika hasil bagi tiap suku dengan suku sebelumnya
selalu tetap (definisi). Hasi bagi yang tetap ini disebut rasio dan disingkat dengan r.
21
Bagaimanakah bentuk umum suku ke-n dari barisan geometri? Misal suku
pertama dari barisan geometri, yaitu u1 dinyatakan dengan a, maka kita dapatkan:
U2
=r u2 = u1r = ar,
U1
U3
=r u3 = u2r = ar . r = ar2,
U2
U4
=r u4 = u3r = ar2 . r = ar3,
U3
dan seterusnya, sehingga didapat barisan geometri dalam bentuk baku (standar),
yaitu:
a, ar, ar2, ar3, …, arn-1.
Perhatikan bahwa urutan ke-n merupakan bentuk umum rumus suku ke-n barisan
geometri, yaitu
Un = arn-1.
Contoh 43
Diketahui barisan geometri dengan u1 = 64 dan u4 = 1. Carilah rasionya dan
tentukan lima suku pertama dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
Di sini a = u1 = 64,
Dan un = arn-1
U4 = 64 r3
1 = 64 r3
1
r3 =
64
1
Jadi, r =
4
1
Lima suku yang pertamanya adalah 64, 16, 4, 1, .
4
22
Contoh 44
Banyaknya penduduk kota Bandung pada tahun 2007 ada 3,2 juta orang. Setiap
10 tahun penduduk kota Bandung bertambah dua kali lipat dari jumlah semula.
Berapakah banyaknya penduduk kota Bandung pada tahun 1947?
Penyelesaian:
Karena penduduk kota bandung tiap 10 tahun bukanlah dua kali lipat dari jumlah
semula, berarti r = 2. Dari tahun 1947 ke tahun 2007 = 60 tahun, ini sama dengan
60 tahun
n = 10 tahun = 6
a = 105
Jadi penduduk kota Bandung pada tahun 1947 = 100.000 orang.
B. Deret Geometri
Seperti halnya deret aritmetika, bahwa suatu deret geometri adalah jumlah suku-
suku dari suatu barisan geometri (definisi). Jika barisan geometrinya dinyatakan
dalam bentuk baku, yaitu
23
Misalkan Jn (Sn) adalah notasi yang kita pakai untuk menyatakan jumlah n suku
pertama suatu barisan geometri, maka
a(1 r n )
Jn = , (r 1)
1 r
a(r n 1) , berlaku jika r > 1.
Jn =
r 1
Bentuk terakhir ini sering pula disebut rumus untuk jumlah n suku pertama deret
geometri.
Contoh 45
Carilah jumlah tujuh buah suku dari deret geometri 4 + 2 + 1 + 0,5 + …
Penyelesaian :
2 1
Di sini , a = 4, r = 4 = 2 dan n = 7
a(1−r𝑛 )
Jn = 1−r
17
4( 1 - )
2
J7 =
1
1- 2
Contoh 46
Seutas tali dibagi menjadi 6 bagian dengan ukuran panjang membentuk deret
geometri; jika bagian yang paling pendek 3 cm dan yang terpanjang 96 cm,
tentukanlah ukuran panjang tali tersebut.
Penyelesaian:
Di sini, Un = 96, a = 3 dan n = 6
Sehingga kita dapatkan
Un = arn - 1
96 = 3 r5
r5 = 32
r=2
Karena r > 1, maka berlaku
a(r n 1)
Jn =
r 1
6
J6 = 3(2 1)
2 1
3(64 - 1)
J6 =
1
J6 = 189
Deret geometri tak hingga adalah salah satu bentuk istimewa dari deret geometri
yang baru saja kita diskusikan. Keistimewaannya terletak pada banyak unsur-
unsurnya yaitu banyaknya tak terhingga. Karenanya didefinisikan bahwa deret
geometri tak hingga adalah suatu deret geometri yang banyak unsur-unsur atau suku-
sukunya tak hingga. Sebagai akibatnya tentu saja rumus umum jumlah n suku
barisan geometri tak hingga berbeda dengan rumus umum jumlah n suku deret
geometri. Adapun bentuk umum deret geometri tak hingga dapat ditulis dalam
bentuk berikut (akibat dari bentuk baku deret geometri)
a + ar + ar2 + ar3 + …
Sekarang kita akan menentukan rumus umum jumlah n suku geometri tak
hingga tersebut. Sebelumnya kita perhatikan kembali rumus umum jumlah n suku
deret geometri
n
Jn = a(1 r )
1 r
a(1 r n )
Jika n , maka J = lim Jn lim
n
n 1 r
a rn
J = lim J n lim lim
n 1 r 1 r
n n
a a
Jadi, J = lim 0 (konvergen)
n 1 r 1 r
(ii) Untuk r > 1, maka lim r n =
n
a
Jadi, J = lim (divergen)
n→∞ 1-r
Jadi, rumus umum jumlah n suku deret geometri adalah
a
Jn = untuk r < 1 atau -1 < r < 1.
1 r
26
Contoh 47
Hitunglah jumlah sampai tak hingga dari deret geometri 4 – 2 + 1 - …
Penyelesaian:
Dari deret geometri yang diketahui, tampak bahwa
2 1
a = 4 dan r = , sehingga kita dapatkan
4 2
a
J =
1 r
4
J=
1
1 ( )
2
8
J=
3
Contoh 48
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 1 meter. Setiap kali sesudah jatuh
3
mengenai lantai, bola itu dipantulkan lagi dan mencapai ketinggian dari tinggi
4
sebelumnya. Tentukan panjang seluruh jalan yang dilalui bola itu sampai berhenti.
Penyelesaian:
1m
Lantai
2 3 1
3 3 3 =4
J1 = 1 + …
3
4 4 4 1
4
2 3
3 3 3 1
J2 = 4 4 4 … =3
3
1
4
J = J1 + J 2 = 4 + 3 = 7
Jadi, panjang seluruh jalan yang dilalui bola itu sampai berhenti adalah 7 meter.
27
Latihan Formatif 1
Tes Formatif 1
1. Suku ke-5 dan suku ke-13 barisan aritmatika berturut-turut adalah 14 dan -18.
Suku ke-9 barisan itu adalah...
a. -54
b. -50
c. -4
d. -2
e. 30
2. Rasio suatu barisan geometri adalah 3 dan suku ke-5 adalah ....
a. 320
b. 328
c. 324
d. 332
e. 405
28
3. Suku pertama barisan geometri adalah 4 dan suku ke-4 adalah 32. Suku ke-7
adalah.....
a. 128
b. 186
c. 196
d. 256
e. 392
4. Diketahui 5 orang bersaudara dengan selisih umur yang sama. Anak termuda.
berusia 13 tahun dan yang tertua 33 tahun. Selisih usia anak petama dan ketiga
adalah....
a. 5
b. 8
c. 10
d. 15
e. 20
5. Budi sedang menumpuk galon, tinggi setiap galon 32 cm,tinggi tumpuka 2 galon
36 cm, tinggi tumpukan 3 galon 40 cm, dst. Maka tinggi tumpukan 12 galon
adalah....
a. 48
b. 56
c. 72
d. 76
e. 80
6. Suku - suku barisan geometri tak hingga adalah positif. Jumlah suku U1 + U2 = 45
dan U3 +U 4 = 20. Maka berapa jumlah suku-suku dalam barisan tersebut.....
a. 65
b. 81
c. 90
d. 135
e. 150
29
7 Dari barisan aritmatika diketahui Suku ke-10 adalah 41 Dan Suki ke-5 adalah 21.
Make bear Suki ke 50. Adalah.....
a. 200
b. 201
c. 202
d. 203
e. 204
8. Barisan aritmatika dengam Un suku ke - n. Jika U2 +U15 +U40 = 165 mama U 19
adalah....
a. 10
b. 16
c. 28.5
d. 55
e. 82.5
9. Diketahui suatu barisan arimetika adalah 4,8,12.. Tentukan seku ke-4 Dari Barisan
tersebut.....
a. 15
b. 16
c. 22
d. 20
e. 10
10. Diketahui suatu barisan geometri 2,6,18,54.... Tentukan rasionya...
a. 4
b. 5
c. 3
d. 7
e. 13
30
Latihan Formatif 2
1. Suki ke-2 deret geometri dengan rasio positive adalah 10 Dan Suki ke-6 adalah
160. Jumlah 10 Suki pertama sweet tersebut adalah.....
2. Jumlah n Suku pertama sweet aritmatika dinyatakan demean Sn = n2 + 5n. Suki
ke-20 Dari deret tersebut adalah.....
3. Suki pertama Dan Suku kedua suatu deret geometry berturut-turut adalah a-4 Dan
ax. Jika Suku ke-8 adalah a52, make versa nilai x....
4. Diketahui rumus suku ke-n deret aritmatika in = 6n + 10. Jumlah 20 Suku
pertama deret tersebut adalah.....
5. Dari barisan aritmatika diketahui Suku ke-5 adalah 17 Dan Suku ke-9 adalah 29.
Jumlah 25 suku pertama adalah.......
Tes formatif 2
1. Diketahui deret aritmatika,suku ke-7 adalah 16, Suku ke-5 adalah 10. Jumlah 6
Suku pertama dari deret tersebut adalah...
a. 33
b. 12
c. 54
d. 10
e. 17
2. Suku ke-2 deret aritmatika adalah 6 Dan U 10 adalah 22. Jumlah 20 suku pertama
adalah....
a. 420
b. 440
c. 460
d. 480
e. 920
31
a. 15
b. 16
c. 20
d. 32
e. Tak hingga ()
4. Diketahui deret geometri demean Suku ke-4 adalah 24 dan rasionya 2. Jumlah 8
Suku pertama deret tersebut adalah....
a. 381
b. 765
c. 1.530
d. 2.187
e. 6.561
5. Dari barisan aritmatika diketahui U5 = 17 Dan U9 = 29. Jumlah 25 suku pertama
adalah.....
a. 925
b. 950
c. 975
d. 1.025
e. 1.125
6. Suatu tumpukan batu-batu terdiri atas 16 lapis. Banyak batu bata pada lapis
paling atas ada 10 buah tepat dibawahnya ada 13 Buah, dibawahnya lagi Ada 16
dan seterusnya. Jumlah batu-bata pada tumpukan tersebut Ada.... Bua
a. 480
b. 520
c. 544
d. 640
e. 1.040
32
a. 584
b. 728
c. 927
d. 1.296
e. 1.456
8. Ria memotong pita miliknya menjadi 6 bagian. Panjang potongan pita tersebut
membentuk deret aritmatika. Potongan pita terpanjang adalah 58 CM dan
terpendek 38 CM. Panjang pita ria sebelum dipotong.... Cm
a. 234
b. 252
c. 256
d. 264
e. 288
9. Jika Un suku ke-n dari suatu deret geometri dengan U1 =3 dan U2 = 6. Maka
suku ke-6 dari deret tersebut adalah...
a. 48
b. 96
c. 85
d. 65
e. 74
33
Tes Formatif 3
1. Tiga buah bilangan yang membentuk barisan aritmetika yang jumlahnya 18 dan
hasil perkaliannya 192 adalah
A. 5, 7 dan 9 C. 2, 4 dan 6
B. 4, 6 dan 8 D. 7, 8 dan 9
2. Banyaknya suku dan jumlah bilangan bulat di antara 100 dan 1000 yang
merupakan kelipatan tujuh berturut-turut adalah
A. 128 dan 70.336 C. 182 dan 70368
B. 218 dan 73306 D. 812 dan 7336
3. Sebuah benda bergerak mulai dari keadaan diam dan melintasi 3 dm pada detik
pertama, 5 dm pada detik kedua, 7 dm pada detik ketiga dan seterusnya.
Panjangnya lintasan yang ditempuh benda tersebut setelah 10 detik adalah
A 90 dm C. 110 dm
B. 100 dm D. 120 dm
4. Jika suku ketiga suatu barisan geometri ialah 32 dan suku keenamnya adalah
2048, maka rasio dua suku pertamanya berturut-turut adalah
A. 4 dan 3 C. 4 dan 2
B. 2 dan 4 D. 2 dan 3
5. Misalkan banyaknya penduduk suatu desa pada tahun 2006 sebanyak 24 orang,
pada tahun 2008 sebanyak 96 orang dan seterusnya mengikuti barisan geometri,
maka banyaknya penduduk pada tahun 211 adalah
A. 384 C. 1536
B. 768 D. 1368
34
6. Bila = 45o dan proses penarikan garis tegak lurus pada kaki-kaki sudut
diteruskan, maka jumlah panjang garis T1T2 + T2T3 + T3T4 + … adalah
T1
T3 =45o
A. a(2 - 2 )
B. a(-2 - 2)
T5
T2 C. a(-2 + 2)
D. a(2 + 2)
T6 T4
7. 3(k2 – 1) =
k 2
A. 522 C. 552
B. 252 D.255
7 7 7
8. (2k 2
3) 2k 2
3 = …….
k 2
K 2 K 2
A. 287 – 81 C. 287 - 18
B. 278 – 18 D. 278 - 81
n n
(3k 2)2 (3k 2) 2 Adalah …
k 1 k 1
A. – ∑𝑛𝑘=1 24
k1
B. ∑𝑛𝑘=1 24
C. – ∑𝑛𝑘=1 42
D. ∑𝑛𝑘=1 42
10 Dalam membuktikan suatu rumus atau sifat dengan menggunakan metode induksi
matematika haruslah benar untuk n = 1, kemudian dianggap benar untuk n = k, dan
benar untuk n = k + 1 haruslah
A. dibuktikan C. diasumsikan
B. dimisalkan D. a, b dan c salah
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Deret bilangan ialah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi
kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah
deret dinamakan suku atau yang biasa dilambangkan dengan “U”.
b) Deret aritmetika atau deret hitung merupakan jumlah dari suku-suku barisan aritmetika.
Deret aritmetika adalah deret yang mempunyai beda yang selalu tetap.
Rumus deret aritmetika:
𝒏
𝑺𝒏 = (a + 𝑼𝒏 )
𝟐
Atau,
𝒏
𝑺𝒏 = ( 2a + (n-1) b
𝟐
c) Deret geometri merupakan jumlah banyaknya suku dalam barisan geometri seperti halnya
deret aritmetika. Deret geometri ialah deret bilangan yang mempunyai perbandingan dan
rasio yang tetap.
Rumus deret geometri :
𝒂(𝟏−𝒓𝒏 )
𝑺𝒏 = untuk r < 11, r ≠ 1
𝟏−𝒓
Atau,
𝒂 (𝒓𝒏 − 𝟏)
𝑺𝒏 = untuk r > 1, r ≠
𝒓−𝟏
37
d) Barisan geometri dengan rasio antara -1 dan 1 disebut barisan geometri yang konvergen.
Deret geometri dari barisan yang konvergen dan banyak suku tak berhingga dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
𝒂
S∞ =
𝟏−𝒓
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui deret aritmetika dan geometri
pada makalah ini. Namun juga harus memperbanyak latihan mengerjakan soal dan dapat
membedakan antara deret aritmetika dengan deret geometri.
38
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim Nasution, dkk. (1994). Matematika 2 untuk Sekolah Menengah Umum.
Depdikbud.
Depdiknas. (2002). Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Menengah.
Irving M. Copi. (1973). Symbolik Logic. Fourth edition. New York: Macmilan Publishing
Co. Inc.
Karso. (2003). Pengantar Dasar Matematika, cetakan keempat. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka Depdiknas
Lilik Hendrajaya dan Ismail (1975). Matematika untuk SLA & Sederajat. Bandung: Ganeca
Science Book Leries.
Oesman Arif. (1978). Logika Simbol (Logika Modern). Jakarta, Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Ruseffendi, E.T. (1979). Dasar-dasar Matematika Modern untuk Guru, Edisi ketiga.
Bandung : Tarsito
Robert Sharvy. (1970). Logic on Outline. Totowa, New Jersey : Little field, Adam & Co.
http://wikimatematika.blogspot.com/2017/04/makalah-barisan-dan-deret.html
https://docplayer.info/47184273-Bab-barisan-dan-deret-di-unduh-dari-www-
bukupaket-com-sumber-buku-bse-kemdikbud-go-id.html
https://www.academia.edu/31321746/MODUL_BARISAN_DAN_DERET