Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH ASESMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN MATEMATIS

“Penalaran dan Komunikasi”

Oleh

Anggota Kelompok 1 :

1. Andini Oktaviani (21029065)


2. Maudina Fitriani (21029025)
3. Rosa Riswana Putri (21029113)
4. Vioni Adhia Sari (21029189)

Dosen pengampu :

Dr. Armiati, M.Pd

Trysa Gustya Manda, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kemampuan Matematis “Penalaran dan
Komunikasi” pada mata kuliah Asesmen Pembelajaran Matematika ini dengan tepat waktu. Karena
tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Armiati, M.Pd dan Ibu Trysa Gustya Manda,
S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Asesmen Pembelajaran Matematika yang telah memberikan
tugas ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah yang kami tulis ini terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan makalah dan kesempurnaan makalah ini buat di masa yang akan datang.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta dapat berguna bagi
orang lain.

Padang, 2 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................3
BAB I ...................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................................4
C. Tujuan .......................................................................................................................................................5
BAB II ..................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................................6
A. Penalaran Matematis ................................................................................................................................6
1. Pengertian Penalaran Matematis ..........................................................................................................6
2. Urgensi atau Pentingnya Penalaran Matematis Matematis ..................................................................7
3. Jenis Penalaran Matematis ...................................................................................................................8
4. Keuntungan atau Manfaat Penalaran Matematis ............................................................................... 10
B. Kemampuan Matematis ......................................................................................................................... 11
1. Definisi Kemampuan Matematis ....................................................................................................... 11
2. Definisi Kemampuan Komunikasi Matematis .................................................................................. 12
3. Urgensi atau Pentingnya Kemampuan Komunikasi Matematis ........................................................ 13
4. Jenis-Jenis Kemampuan Komunikasi Matematis .............................................................................. 14
5. Komponen Kemampuan Komunikasi Matematis.............................................................................. 15
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Matematika .......................................................... 16
7. Manfaat Komunikasi Matematika ..................................................................................................... 16
C. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis ........................................................................................ 17
D. Rubrik Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis .......................................................................... 19
E. Contoh Soal Kemampuan Penalaran Matematis ................................................................................... 19
F. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ..................................................................................... 26
G. Rubrik Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis ....................................................................... 27
H. Contoh Soal Kemampuan Komunikasi Matematis................................................................................ 29
BAB III .............................................................................................................................................................. 36
PENUTUP ......................................................................................................................................................... 36
A. Kesimpulan ............................................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 37
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan penalaran matematika adalah salah satu tujuan terpenting dalam
pembelajaran matematika, memberikan materi – materi yang diajarkan kepada siswa bukan
hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan penalaran siswa dapat lebih mengerti akan
konsep materi pelajaran itu sendiri.

Menurut Wahyudin yang ditulis kembali oleh Permana (2004) mengemukakan bahwa
salah satu kecenderungan yang menyebabkan sejumlah siswa gagal menguasai dengan baik
pokok-pokok bahasan dalam matematika adalah karena siswa kurang menggunakan nalar yang
logis dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang diberikan, sehingga penalaran merupakan
aspek yang penting dalam belajar matematika.

Faktor yang menyebabkan rendahnya penalaran siswa dalam belajar matematika adalah
pendekatan pembelajaran yang didominasi oleh pendendekatan ekspatansi, yaitu kegiatan
pembelajaran yang terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi guru monoton menguasai
kelas sehingga siswa kurang dapat aktif dan kurang dapat dengan leluasa menyampaikan ide-
idenya. Akibatnya penalaran siswa dalam belajar matematika menjadi kurang optimal serta
perilaku belajar yang lain seperti keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika
hampir tidak tampak.

Selain itu ada aspek lain yang perlu dimiliki oleh siswa, yaitu kemampuan koneksi
matematika (mathematical connection). komunikasi atau keterkaitan ini bertujuan untuk
membantu siswa memahami konsep-konsep matematika secara internal dan eksternal. Dalam
belajar matematika, siswa dituntut untuk mampu mencapai apa yang menjadi tujuan
pembelajaran. Sejalan dengan fungsi matematika sekolah, maka fungsi dari pembelajaran
matematika sesuai Kurikulum Berbasis Kompetensi (Depdiknas,2003:1) meliputi :1) Pentingnya
belajar matematika tidak terlepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. 2)
Banyak ditemukannya kaidah atau aturan untuk memecahkan masalah matematika yang
biasanya ditulis dalam rumus atau formula matematika. 3) Untuk mengembangkan kemampuan
koneksi, siswa dapat menyampaikan informasi dalam bahasa matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penalaran Matematis dan Kemampuan Matematis dalam Matematika?
2. Bagaimana Indikator penalaran dan Rubrik penskoran dalam Matematika, serta Contoh
soal?
3. Bagaimana Indikator komunikasi dan rubrik penskoran komunikasi dalam Matematika,
serta Contoh soal?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Penalaran Matematis dan Kemampuan Matematis dalam
Matematika?
2. Untuk Mengetahui bagaimana Indikator penalaran dan Rubrik penskoran dalam
Matematika, serta Contoh soal?
3. Untuk Mengetahui bagaimana Indikator komunikasi dan rubrik penskoran komunikasi
dalam Matematika, serta Contoh soal?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penalaran Matematis
1. Pengertian Penalaran Matematis
Penalaran matematik atau mathematical reasoning, suatu aktivitas otak yang sebaiknya
dikembangkan terus menerus melalui suatu konteks. Penalaran matematis sangat diperlukan
dalam memahami matematika melalui penggunaan pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan, dan
pernyataan matematika sehingga belajar matematika menjadi lebih bermakna. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006), kemampuan penalaran dan
komunikasi matematis merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam belajar
matematika. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran matematika dan
penalaran matematika dipahami melalui belajar matematikaSehingga pembelajaran dan
evaluasi matematika harus menekankan pada penalaran sehingga siswa didorong untuk
berpikir kritis serta membuat jastifikasi berdasarkan pada proses berpikir dan estimasi.
Menurut tim Balai Pustaka (Dahlan, 2004:14), kata “Penalaran” mempunyai tiga arti,
yaitu :
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan
atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta
atau prinsip.
Menurut Sumarmo (1987:148) penalaran matematis diartikan sebagai suatu proses
pembuatan kesimpulan dari suatu konsep matematis. Kemampuan penalaran siswa
berlangsung ketika siswa berpikir tentang suatu masalah atau menyelesaikan masalah.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Ball, Lewis & Thamel (dalam Wdjaya, 2010)
bahwa penalaran matematika merupakan fondasi untuk mendapatkan pengetahuan peserta
didik. Sedangkan pendapat Brodie ( Dalam Dahlan 2004:7), penalaran matematik penalaran
mengenai dan objek matematika. Penalaran matematis menurut Sukirwan (2008) adalah
proses berpikir matematis yang berusaha menghubungkan fakta – fakta matematis.
Pendapat senada dari Nurahman (2011) dan Suriasumantri (2005), penalaran adalah
suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sementara
itu penalaran matematis menurut Shurter dan Pierce (dalam Suriasumantri, 2005)
mendefinisikan istilah penalaran sebagai terjemahan dari reasoning sebagai proses pencapaian
kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Suriasumantri (2005) adanya
suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika. Hal ini berarti dalam penalaran
memiliki logika tersendiri. Karenanya penalaran biasa disebut dengan proses berfikir logis,
yang berarti kegiatan berfikir menurut pola atau logika tertentu, penalaran dilihat dari proses
berfikirnya bersifat analitik. Yang merupakan suatu konskuensi dari adanya suatu pola berfikir
tertentu, jadi analitik adalah suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
Sedangkan Kennedy (Awaludin, 2007) berpendapat, kemampuan penalaran logis sebagai
suatu kemampuan mengidentifikasi atau menambahkan argumentasi logis yang diperlukan
untuk menyelesaikan soal.
Berdasarkan pendapat diatas penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang berupa
penarikan kesimpulan. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian dari penalaran matematis adalah suatu proses berpikir untuk menjelaskan dua hal
atau lebih dengan langkah – langkah tertentu yang berakhir dengan kesimpulan sebagai suatu
hasil.

2. Urgensi atau Pentingnya Penalaran Matematis Matematis


Penalaran itu sendiri merupakan bentuk tertinggi dari pemikiran, yaitu proses
pengambilan simpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya. Attridge (2013)
mendefinisikan penalaran sebagai proses kognitif untuk menyimpulkan informasi baru dari
informasi yang diberikan. Menurut Shurter dan Pierce (1966) istilah penalaran diterjemahkan
dari reasoning yang didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan
fakta dan sumber yang relevan. Jadi penalaran merupakan suatu kegiatan, proses atau aktivitas
berpikir untuk mendapatkan simpulan atau membentuk pernyataan baru atas dasar pernyataan
sebelumnya yang telah terbukti benar, atau dianggap benar (Copi, Cohen, & McMahon, 2014).
Dengan demikian dalam penalaran terdapat suatu aktifitas berpikir yang mengikuti pola, alur,
dan kerangka/logika tertentu (frame of logic), atau dinamakan proses berpikir logis.
Disamping berpikir logis, proses berpikir dalam penalaran juga bersifat analisis, artinya bahwa
penalaran merupakan suatu kegiatan yang mengandalkan diri pada suatu analisis, yang
merupakan konsekuensi dari adanya pola berpikir analisis-sintesis berdasarkan langkah-
langkah tertentu.
Penalaran (kemampuan bernalar) bagi setiap orang (termasuk peserta didik/siswa) sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada saat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang terjadi, baik dalam lingkup pribadi, masyarakat dan lingkup sosial lain
yang lebih luas. Demikian pula dalam pembelajaran matematika, kemampuan penalaran
(penalaran matematis) berperan penting baik dalam pemahaman konsep maupun dalam
pemecahan masalah (problem solving). Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan
penalaran diperlukan siswa baik dalam proses memahami matematika itu sendiri maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Urgensi di atas sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika,
seperti tertuang pada pedoman mata pelajaran matematika, di sana telah dirumuskan tujuan
pembelajaran matematika antara adalah agar peserta didik dapat: (1) menggunakan pola
sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan
fenomena atau data yang ada, (2) menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi
matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam
pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata,
ilmu, dan teknologi), (3) mengomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti
matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (4) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Kemdikbud, 2014).
Rumusan tujuan di atas mengisyaratkan bahwa salah satu penekanan dalam kurikulum
matematika adalah pengembangan kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran
matematika di sekolah. Hal ini sejalan dengan National Council of Teachers of Mathematics
(NCTM) yang menyatakan bahwa pada tingkat menengah, siswa seharusnya mempunyai
frekuensi dan pengalaman yang berbeda dalam penalaran matematis seperti: 1) uji pola dan
struktur untuk mendeteksi keteraturan; 2) merumuskan generalisasi dan konjektur tentang
keteraturan yang diamati; 3) mengevaluasi konjektur; 4) mengkonstruksi dan mengevaluasi
argumen matematika (NCTM, 2000).
Lebih lanjut dalam pedoman mata pelajaran matematika diuraikan pula bahwa
kemampuan siswa dalam menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah,
dan membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada, dapat ditunjukkan
dengan kemampuan siswa mengajukan dugaan (conjecture), menarik kesimpulan dari suatu
pernyataan, memberikan alternatif bagi suatu argument, dan menemukan pola pada suatu
gejala matematis.

3. Jenis Penalaran Matematis


Berdasarkan analisis terhadap karya beberapa pakar, secara garis besar penalaran
matematis diklarifikasikan kedalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif
a) Penalaran induktif
Secara umum penalaran induktif didefenisikan sebagai penarikan kesimpulan
berdasarkan pengamatan terhadap data terbatas. Karena berdasarkan keterbatasan
pengamatan tersebut, maka nilai kebenaran kesimpulan dalam penalaran induktif tidak
mutlak tetapi bersifat probabilistik.
Ditinjau dari karakteristik proses penarikan kesimpulan, penalaran induktif meliputi
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Penalaran transduktif yaitu proses menarik kesimpulan dari pengamatan terbatas
dan diberlakukan terhadap kasus tertentu.
2. Penalaran analogi yaitu proses menarik kesimpulan berdasarkan keserupaan proses
atau data.
3. Penalaran generalisasi yaitu proses menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
data terbatas.
4. Memperkirakan jawaban, solusi atau kecendrungan: interpolasi dan eksrapolasi
5. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada.
6. Menngunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan menyusun konjektur.

b) Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati
. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak
keduanya bersama-sama. Penalaran deduktif dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat
tinggi.
Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif diantaranya adalah:
1. Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.
2. Menarik kesimpulan logis (penalaran logis): berdasarkan aturan inferensi,
berdasarkan profesi yang sesuai, berdasarkan peluang, korelasi antara dua
variabel, menetapkan kombinasi beberapa variabel.
3. Menyusun pembuktian langsung,pembuktian tak langsung dan pembuktian
dengan induksi matematika
4. Menyusun analisis dan sintesis beberapa kasus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya memakai pola berpikir yang disebut
“silogisme”. Silogisme tersusun tersusun dari dua buah pernyataan (premis) dan sebuah
kesimpulan (konklusi). Di dalam mempelajari matematika kemampuan penalaran dapat
dikembangkan pada saat siswa memahami suatu konsep (pengertian), atau menemukan
dan membuktikan suatu prinsip. Ketika menemukan atau membuktikan suatu prinsip,
dikembangkan pola pikir induktif dan deduktif.
Siswa dibiasakan melihat ciri-ciri beberapa kasus, melihat pola dan membuat
dugaan tentang hubungan yang ada diantara kasus-kasus itu, serta selanjutnya
menyatakan hubungan yang berlaku umum (generalisasi, penalaran induktif). Di
samping itu siswa juga perlu dibiasakan menerima terlebih dahulu suatu hubungan yang
jelas keberadaannya, selanjutnya menggunakan hubungan itu untuk menemukan
hubungan-hubungan yang lainnya (penalaran deduktif). Jadi baik penalaran deduktif
maupun induktif, keduanya sangat penting dalam pembelajaran matematika. Kemudian
pada penelitian ini penulis memakai kedua penalaran tersebut karena keduanya saling
memiliki keterkaitan antara satu sama lain yaitu penalaran induktif dan penalaran
deduktif

4. Keuntungan atau Manfaat Penalaran Matematis


Kemampuan penalaran matematis jika diberikan sedini mungkin menurut Brodie (2010)
mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1. Siswa memiliki kesempatan dan teratur untuk menggunakan kemampuan bernalar, dan
melakukan 17 pendugaan.
2. Mendorong siswa untuk melakukan pendugaan.
3. Menolong siswa untuk memahami nilai balikan yang negatif dalam memutuskan suatu
jawaban.
4. Dengan kemampuan bernalar melatih dan membantu anak untuk mempelajari
matematika.
Sementara NCTM (1989) menyatakan bahwa pada siswa kelas 5-8, kurikulum
matematika sebaiknya mencakup banyak pengalaman yang beragam yang dapat memperkuat
dan memperluas keterampilan-keterampilan penalaran logis sehingga dengan demikian siswa
dapat:
1) Mengenal dan mengaplikasikan penalaran deduktif dan induktif.
2) Memahami dan menerapkan proses penalaran dengan perhatian yang khusus terhadap
penalaran spesial dan penalaran dengan proporsi-proporsi dan grafik grafik.
3) Membuat dan mengevaluasi konjektur-konjektur dan argumen-argumen secara logis.
4) Menilai daya serap dan kekuatan penalaran sebagai bagian dari matematik.
Berdasarkan uaraian di atas, maka kemampuan penalaran matematis yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah memberi penjelasan dengan menggunakan gambar dan
kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika dengan mengikuti argumen-argumen logis.
Sehingga jika siswa mempunyai penalaran matematis baik maka siswa tersebut mempunyai:
a. Suatu kecenderungan positip kepada matematika.
b. Pengetahuan dan pemahaman terhadap sifat-sifat matematika yang baik, meliputi
konsep, prosedur, dan keterampilan.
c. Kecakapan melakukan analisis dan beralasan secara matematis.
d. Kecakapan menggunakan bahasa matematika untuk mengkomunikasikan ide-ide.
e. Kecakapan menerapkan pengetahuan matematika.
f. Kemampuan untuk memecahkan persoalan matematika dalam kehidupan sehari – hari.

B. Kemampuan Matematis
1. Definisi Kemampuan Matematis
Kemampuan matematis didefinisikan oleh NCTM (2000) sebagai kemampuan untuk
menghadapi permasalahan, baik dalam matematika ataupun kehidupan nyata. Kemampuan
matematis terdiri dari penalaran matematis, komunikasi matematis, pemecahan masalah
matematis, pemahaman konsep, pemahaman matematis, berpikir kreatif dan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting
untuk ditingkatkan sebagai upaya menunjang perkembangan ilmu pengetahuan di era
globalisasi ini. Sejalan dengan itu, Fachrurazi (2011) berpendapat bahwa di era globalisasi saat
ini, kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan agar siswa sanggup menghadapi perubahan
keadaan atau tantangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal serupa disampaikan
Kemendikbud (2013) dalam pengembangan Kurikulum 2013 bahwa kompetensi masa depan
yang harus dimiliki siswa antara lain: kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir jernih
dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki rasa pengertian dan toleransi
terhadap pandangan yang berbeda, memiliki daya saing dalam masyarakat global, memiliki
minat yang luas, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat
atau minatnya, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam pembelajaran
matematika, siswa dapat berpartisipasi secara aktif untuk memperoleh dan merasakan
pengalaman-pengalaman yang bermakna dalam proses pembelajaran, di mana pengalaman
tersebut akan memperkuat hubungan antara pengetahuan yang baru mereka peroleh dengan
pengetahuan mereka sebelumnya.
Hal senada disampaikan oleh Mendiknas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2006 bahwa pembelajaran matematika pada sekolah dasar sampai sekolah
menengah bertujuan agar siswa memiliki seperangkat kompetensi yang harus ditunjukkan
pada hasil belajarnya dalam matematika (standar kompetensi) yaitu: (1) memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah; (2)
menggunakan penalaran pada pola sifat, dan melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah; (6) memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sitematis, kritis, kreatif serta
mempunyai kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2006). Pentingnya meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis sejalan dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika yang diterbitkan oleh Depdiknas (2006), bahwa mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik dengan tujuan untuk membekali kemampuan berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama

2. Definisi Kemampuan Komunikasi Matematis


Dalam proses pembelajaran, interaksi antara guru dan siswa serta interaksi antar siswa
selalu terjadi. Guru dapat mengawali kegiatan belajar dengan mengakomodasikan siswa untuk
berpartisipasi dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Melalui model
pembelajaran yang kreatif siswa dilatih untuk aktif menyampaikan pendapat ataupun ide
sebagai upaya melatih kemampuan komunikasi peserta didik baik secara lisan maupun tulisan.
Komunikasi matematik merupakan faktor penting dalam belajar matematik, karena
sebagai sarana untuk bertukar ide dan mengklarifikasi pemahaman matematik.Ketika siswa
melakukan kegiatan berpikir dan bernalar tentang suatu permasalahan matematik, maka siswa
mengkomunikasikan gagasannya kepada orang lain baik secara lisan ataupun tertulis.
Kemampuan komunikasi setiap peserta didik akan terlihat jelas sewaktu terjadi diskusi kelas,
dimana masing-masing siswa diharapkan akan mengemukakan pendapatnya terhadap
permasalahan yang disajikan, misalnya menggambar, kegiatan bertanya tentang penyelesaian
permasalahan yang diberikan kemudian adanya saling berbagi informasi sehingga akhirnya
terdapat pemahaman siswa akan konsep.
Kemampuan komunikasi matematis adalah suatu kemampuan untuk mengekspresikan
ide–ide matematis secara koheren kepada teman atau guru secara lisan atau tulisan
(Armiati,2009).
Menurut Turmudi (2008) proses komunikasi membantu membangun makna dan
kelengkapan gagasan dan membuat hali ini menjadi milik publik. Sedangkan menurut Cobb
(Saragih, 2007) menyatakan dengan siswa mengkomunikasikan pengetahuan yang
dimilikinya, maka dapat terjadi renegosiasi respon antar siswa, dan peran guru diharapkan
hanya sebagai filter dalam proses pembelajaran.
Sementara itu Sumarmo (2000) menyatakan bahwa salah satu hakekat matematika itu
adalah bahasa simbol. Bahasa simbol mengandung arti bahwa matematika itu bersifat
universal dan dapat dipahami oleh setiap orang kapan dan dimana saja. Dengan matematika
sebagai bahasa simbol, maka komunikasi yang terjalin antara individu maupun antara individu
dengan objek, dengan begitu menjadi lebih mudah

3. Urgensi atau Pentingnya Kemampuan Komunikasi Matematis


Kemampuan komunikasi matematis perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran
matematika. Beberapa alasan yang mendasari pernyataan ini adalah:
a. Kemampuan komunikasi matematis tercantum dalam kurikulum dan tujuan
pembelajaran matematika.
b. Matematika adalah simbol yang efisien, teratur, dan berkemampuan analisis
kuantitatif.
c. Komunikasi matematis merupakan esensi dari mengajar, belajar, dan mengakses
matematika.
d. Komunikasi matematis merupakan kekuatan sentral dalam merumuskan konsep dan
strategi matematika.
e. Komunikasi matematis merupakan modal dalam menyelesaikan, mengeksplorasi, dan
menginvestigasi matematik dan menjadi wadah beraktivitas sosial dengan temannya,
berbagi pikiran dan temuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk
meyakinkan orang lain.
f. Komunikasi matematis banyak digunakan dalam beragam konten matematika dan
bidang studi lainnya.
Pentingnya kemampuan pemahaman matematis dalam kegiatan belajar karena
diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain dan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan visi pengembangan pembelajaran
matematika untuk memenuhi masalah terkini, Sumarmo (2013).
Menurut Alan dan Afriansyah (2017) , seorang siswa dikatakan sudah memiliki
kemampuan pemahaman matematik jika ia sudah dapat melakukan hal-hal berikut:
a) Menjelasan konsep dan fakta matematika dalam istilah kosep dan fakta matematika
yang telah ia miliki.
b) Dapat dengan mudah membuat hubungan logis diantara konsep dan fakta yang
berbeda tersebut.
c) Menggunakan hubungan yang ada kedalam sesuatu hal yang baru (baik di dalam atau
di luar matematika) berdasarkan apa yang ia ketahui.
d) Mengidentifikas prinsip-prinsip yang ada dalam matematika seingga membuat segala
pekerjaannya berjalan dengan baik.
Menurut Ruseffendi (2006:221), ada tiga macam pemahaman matematika yaitu:
1) Pengubahan (translation), Pemahaman ini digunakan untuk menyampaikan informasi
dengan bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu
informasi yang bervariasi.
2) Pemberian arti (interpretation), interpolasi digunakan untuk menafsirkan maksud dari
bacaan tidak hanya dengan kata-kata dan frase tetapi juga mencangkup pemahaman
suatu informasi dari sebuah ide.
3) Pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation), ekstrapolasi mencangkup estimasi dan
prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu
informasi, juga mencangkup pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai
dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang
mengguanakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari kedalam situasi
baru yaitu berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.

4. Jenis-Jenis Kemampuan Komunikasi Matematis


Kemampuan komunikasi matematis terbagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi
matematis secara tertulis dan tidak tertulis atau lisan. Ernest (1994:19) menjelaskan bahwa (a)
komunikasi matematis tertulis atau non verbal menekankan pada interaksi peserta didik dalam
dunia yang kecil dan penafsiran non verbal serentak mereka terhadap interaksi lainnya, dan (b)
komunikasi matematis lisan (verbal) menekankan interaksi lisan mereka satu sama lain dan
dengan guru ketika mereka membangun tujuan dengan membuat pembagian yang sesuai.
Ansari (2009) mengatakan bahwa komunikasi matematis terdiri atas komunikasi lisan
(talking) dan komunikasi tertulis (writing). Komunikasi lisan dapat diartikan sebagai suatu
pristiwa saling interaksi (dialog) yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas atau kelompok,
sedangkan komunikasi tertulis adalah kemampuan atau keterampilan peserta didik dalam
menggunakan kosa katanya, notasi dan struktur matematika baik dalam bentuk penalaran,
koneksi, maupun dalam masalah.
Kemampuan komunikasi lisan dapat berupa berbicara, mendengarkan, berdiskusi dan
bertukar pendapat. Sedangkan kemampuan komunikasi matematis tertulis dapat berupa grafik,
gambar, tabel, persamaan atau tulisan dalam jawaban soal. Ahmad, et. al (2008) berpendapat
bahwa cara efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis adalah secara
tertulis karena secara formal penggunaan bahasa lebih mudah diimplementasikan secara
tertulis. Jordak, et. al sebagaimana dikutip oleh Kosko & Wilkins (2012) berpendapat bahwa
kemampuan komunikasi matematis tertulis akan membantu peserta didik untuk mengeluarkan
pemikiran mereka untuk menjelaskan strategi, meningkatkan pengetahuan dalam menuliskan
algoritma, dan secara umum mampu meningkatkan kemampuan kognitif.
Selain itu, Silver, et. al sebagaimana dikutip oleh Kosko & Wilkins (2012)
menambahkan bahwa kemampuan komunikasi matematis tertulis dianggap lebih mampu
membantu individu untuk memikirkan dan menjelaskan secara detail mengenai suatu ide.
Dengan menulis, peserta didik dapat menggunakan kosakata sendiri dalam menjelaskan dan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dapat memilih dan menggunakan langkah atau
strategi untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dan mempunyai alasan mengapa
memilih strategi tersebut.
Berdasarkan pemaparan-pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis adalah kemampuan untuk menyampaikan dan menjelaskan ide-ide
matematika, situasi dan relasi matematika baik secara lisan atau tulisan dengan benda nyata,
gambar dan aljabar, membuat pertanyaan tentang matematika dan mengungkapkan kembali
suatu uraian atau paragrap matematika dalam bahasa sendiri.
Kemampuan komunikasi matematis tertulis sendiri adalah kemampuan atau
keterampilan peserta didik untuk menggunakan kosa kata, struktur, dan notasi matematika
berupa penalaran, koneksi, maupun dalam masalah yang disajikan dalam bentuk grafik,
gambar, tabel, persamaan, atau tulisan.

5. Komponen Kemampuan Komunikasi Matematis


Dalam komunikasi terdapat 5 komponen yang terlibat. Kelima komponen tersebut dapat
dilihat pada uraian dibawah ini :
1) Komunikator (pengirim pesan) Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan.
Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.
2) Pesan yang disampaikan Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan
kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada
peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima.
3) Komunikan (penerima pesan) Agar komunikasi berjalan lancar, komunikasikan
harusmampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan
harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima.
4) Konteks Komunikasi berlangsung dalam seting atau lingkungan tertentu. Lingkungan
yang kondisif sangat mendukung keberhasilan komunikasi.
5) Sistem penyampaian Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media.
Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan
dengan kondisi atau karakteristik penerima pesan.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Matematika
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematika, antara
lain:
1) Pengetahuan Prasyarat Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja
bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Jenis kemampuan yang
dimiliki. Jenis kemampuan yang dimiliki siswa sangat menentukan hasil pembelajaran
selanjutnya.
2) Kemampuan membaca, diskusi dan menulis Dalam komunikasi matematika,
kemampuan membaca, diskusi, dan menulis dapat membantu siswa memperjelas
pemikiran dan mempertajam pemahaman.
3) Pemahaman matematika Pemahaman matematik merupakan kemamapuan siswa untuk
menjelaskan suatu situasi dan suatu tindakan matematik.

7. Manfaat Komunikasi Matematika


Berdasarkan ulasan pada bagian sebelumnya, disimpulkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis sangatlah penting bagi seorang guru matematika dalam perannya
sebagai fasilitator dan mediator dalam belajar siswa. Untuk itu, para mahasiswa calon guru
matematika harus cukup mendapatkan bekal kemampuan komunikasi matematis ketika
menempuh perkuliahan. Sebanyak mungkin memberi kesempatan kepada mahasiswa
menyampaikan, mengklarifikasi, atau mempertahankan ide/gagasan matematisnya, baik secara
lisan maupun tertulis, baik kepada dosen maupun temannya, akan membantunya kelak
menjadi guru matematika yang profesional.
Manfaat lain dari mempunyai kemampuan komunikasi matematis yang memadai bagi
seorang guru matematika adalah ia akan mampu memberi gambaran yang wajar tentang
matematika kepada siswa, sehingga lambat laun pandangan matematika yang sulit dan sangat
abstrak bagi siswa akan semakin berkurang. Jika hal ini terjadi, maka sebagian besar siswa
tidak lagi menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit sehingga memungkinkan
siswa belajar matematika dengan rasa senang, antusias, dan percaya diri, dalam
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam matematika karena
merupakan cara berbagi ide dan memperjelas pemahaman. Melalui komunikasi ide dapat
dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan. Proses komunikasi juga membantu
membangun makna dan mempermanenkan maupun mempublikasikan ide. Tanpa komunikasi
yang baik maka perkembangan matematika akan terhambat sehingga manfaat dari komunikasi
adalah mengingatkan siswa bersama-sama guru dalam merespons suatu pelajaran. Dengan
mempelajari matematika maka manfaat yang diperoleh siswa di antaranya adalah siswa dapat
memodelkan situasi dengan lisan, tulisan, gambar, grafik, dan secara aljabar menggunakan
keterampilan-keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk menginterpretasikan dan
memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam gagasan matematika.

C. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis


Menurut Sumarno (2005),” beberapa kemampuan yang tergolong dalam penalaran
matematis diantaranya adalah:
1. Menarik kesimpulan logis.
2. Memberi penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta, sifat, hubungan, atau pola
yang ada.
3. Memperkirakan jawaban dan proses solusi.
4. Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, atau membuat analogi,
generalisasi, dan menyusun konjektur.
5. Mengajukan lawan contoh.
6. Mengikuti argumen-argumen logis, memeriksa validitas argumen, membuktikan, dan
menyusun argumen yang valid
7. Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan pembuktian dengan
induksi.
Menurut Sastrosudirjo (Alamsyah, 2000) membagi kemampuan penalaran meliputi:
1. Penalaran umum yang berhubungan dengan kemampuan untuk menemukan
penyelesaian atau pemecahan masalah.
2. Kemampuan berdeduksi yaitu kemampuan yang berhubungan dengan penarikan
kesimpulan, seperti pada silogisme, dan yang berhubungan dengan kemampuan menilai
implikasi dari suatu argumentasi.
3. Kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan, tidak hanya hubungan antara benda-
benda tetapi juga hubungan antara ide-ide, kemudian mempergunakan hubungan itu
untuk memperoleh benda-benda atau ide-ide lain.
Berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional dalam Peraturan Dikdasmen No.
506/C/PP/2004 (Wardhani, 2008:14) diuraikan bahwa indikator siswa yang memiliki
kemampuan penalaran matematis yaitu :
1. Mengajukan dugaan.
2. Melakukan manipulasi matematika.
3. Menyusun bukti, memberikan alasan/ bukti terhadap kebenaran solusi.
4. Menarik kesimpulan suatu pernyataan.
5. Memeriksa kesahihan suatu argumen.
6. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
Menurut NCTM (2000) standar kemampuan penalaran matematis meliputi :
1. Mengenal penalaran sebagai aspek mendasar matematika.
2. Membuat dan menyelidiki dugaan matematika.
3. Mengembangkan dan mengevaluasi argumen matematika.
4. Memilih dan menggunakan berbagai tipe penalaran.
Menurut Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 (dalam Depdikbud) tentang aktifitas yang
dinilai di dalam kemampuan penalaran matematika siswa meliputi :
1. Mengajukan dugaan.
2. Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan.
3. Memberikan alternatif bagi suatu argumen.
4. Menemukan pola pada suatu gejala.

Tabel Indikator Kemampuan Penalaran Matematis


Indikator penalaran matematis Aspek penalaran matematis
1. Mampu menyajikan pernyataan Siswa dapat menuliskan hal yang diketahui dan
matematika secara tertulis. ditanyakan di dalam soal.
2. Mampu mengajukan dugaan Siswa dapat menduga atau merumuskan berbagai
(conjectures). kemungkinan pemecahan masalah pada soal sesuai
dengan pengetahuannya.
3. Mampu melakukan manipulasi Siswa dapat memanipulasi masalah yang diberikan
matematika. menggunakan konsep yang relevan untuk menuju
jawaban yang dikehendaki.
4. Mampu menyusun bukti, memberikan Siswa dapat memberikan alasan/bukti setiap langkah
alasan atau bukti terhadap beberapa penyelesaian yang diberikan.
solusi dengan menggunakan model,
fakta, sifat-sifat, dan hubungan.
5. Mampu menarik kesimpulan yang Siswa dapat menarik kesimpulan dari solusi yang
logis. diperolehnya.
6. Memeriksa perkiraan jawaban yang Siswa dapat menyelidiki tentang kebenaran dari suatu
telah ditentukan. pernyataan yang ada.
7. Menemukan pola untuk membuat Siswa dapat menemukan pola atau cara dari suatu
generalisasi. pernyataan yang ada, kemudian mampu menggunakan
pola-pola yang sudah ditemukan untuk menyelesaikan
permasalahan sehingga tercapai tujuan yang akan
dicapai.

D. Rubrik Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis


Hasil tes dinilai dengan menggunakan rubrik kemampuan penalaran matematis dengan
skor 0-4 untuk masing-masing indikator dengan kriteria rubrik mengacu pada hasil penelitian.
(Sulistiawati, et al, 2015).

Tabel Rubrik Penskoran Soal Penalaran


Skor Indikator Penskoran
4 Jawaban sempurna, respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar.
3 Jawaban benar, tapi respon (penyelesaian) diberikan memiliki satu kesalahan
yang signifikan.
2 Jawaban benar secara parsial, namun respon (penyelesaian) yang diberikan
mengandung lebih dari satu kesalahan/kekurangan yang signifikan
1 Jawaban salah, respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara keseluruhan
namun mengandung sekurang-kurangnya satu argumen yang benar
0 Jawaban salah, respon (penyelesaian) didasarkan pada proses atau argumen yang
salah atau tidak mengandung respon sama sekali

E. Contoh Soal Kemampuan Penalaran Matematis


Materi : Teorema Ptytagoras dan Lingkaran
Bentuk Soal : Uraian
1. Perhatikan sebuah segitiga siku-siku dan 3 buah persegi satuan pada gambar berikut!

Pada gambar di atas apakah berlaku teorema Pythagoras? Berikan alasan terhadap jawaban
anda!
2. Suatu segitiga berukuran 4 cm, 6 cm, dan 5 cm. Apakah segitiga tersebut merupakan
segitiga siku-siku? Berikanlah alasan terhadap jawaban anda!
3. Perhatikan gambar trapesium sama kaki di bawah ini!
D C

A D C B
Panjang DC = 16 cm panjang CB = 13 cm
Berapakah luas trapesium di atas jika tinggi trapesium adalah 12 cm?
4. Seorang nelayan berlayar dari tempat A dengan menggunakan kapal sejauh 24 km ke arah
barat menuju tempat B, kemudian berbelok ke arah utara sejauh 7 km menuju tempat C.
Nelayan itu ingin kembali ke tempat A melalui jalur terpendek. Kemanakah jalur
terpendek yang bisa ditempuh oleh nelayan itu?
Buatlah sketsa gambarnya dan tentukan berapa jarak terpendek yang bisa dilalui oleh
nelayan itu!
5. Suatu segitiga siku-siku dengan panjang sisi penyikunya adalah 6 cm dan 8 cm, memiliki
panjang sisi miring 10 cm. Bagaimanakah hubungan antara panjang sisi penyiku dan sisi
miringnya hubungkan dengan teorema Phytagoras!
6. Diketahui titk O adalah titik pusat lingkaran, ∠AOB adalah sudut yang dibentuk oleh dua
jari-jari yang berpotongan pada pusat lingkaran dan ∠ACB adalah sudut yang dibentuk
oleh dua tali busur yang berpotongan di satu titik pada keliling lingkaran. Tentukanlah
hubungan antara ∠AOB dan ∠ACB!
7. Pak Ahmad memiliki sebuah kebun berbentuk seperempat lingkaran dengan luas 38,5 m2.
Suatu hari Pak Ahmad ingin memagari sekeliling kebunnya. Berapakah biaya yang
diperlukan untuk memagari kebun tersebut jika harga pagar per meter adalah Rp.
20.000,00?
8. Putra dan 3 orang temannya membeli pizza yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari 21
cm, dan harganya Rp.10.000,00/juring dengan luasan juring pizza tersebut adalah 154
cm2. Putra memakan 1/3 dari pizza tersebut dan sisanya dimakan oleh 3 orang temannya
dengan bagian yang sama. Pizza tersebut akan dibayar bersama-sama sesuai dengan
banyak pizza yang dimakan. Jika Putra hanya membawa uang Rp. 35.000,00, apakah uang
Putra cukup untuk membayar bagian pizza tersebut? Mengapa?

Tabel Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Matematis


Kompetensi Dasar Indikator Penalaran Matematis Nomor
Soal
3.6 Menjelaskan kebenaran teorema Memberikan alasan terhadap 1,2
Phytagoras dan tripel Phytagoras kebenaran solusi
4.6 Menyelesaikan masalah yang Melakukan manipulasi matematis 3
berkaitan dengan teorema Phytagoras Mengajukan dugaan 4
dan triple Phytagoras Menarik kesimpulan dari pernyataan 5
3.7 Menjelaskan sudut pusat, sudut Menarik kesimpulan dari pernyataan 6
keliling, panjang busur, dan luas
juring, serta hubungannya.
4.7 Menyelesaikan masalah yang Melakukan manipulasi matematis 7
berkaitan dengan sudut pusat, sudut
keliling, panjang busur, dan luas Mengajukan dugaan 8
juring, serta hubungannya

Rubrik Penskoran
Tes Kemampuan Penalaran Matematis
No Alternatif Jawaban Pedoman Penskoran Skor
Maks
1 Memberikan Alasan atau Bukti Memberikan alasan atau bukti
Terhadap Kebenaran Solusi terhadap kebenaran teorema
4
Phytagoras dengan benar dan
lengkap.
Memberikan alasan atau bukti
terhadap kebenaran teorema
Phytagoras dengan benar tetapi 3
memuat kesalahan yang tidak
signifikan.
Memberikan alasan atau bukti
Ya, pada segitiga diatas berlaku
terhadap kebenaran teorema
teorema phytagoras. Alasannya yaitu: 2
Phytagoras dengan benar tetapi ada
Berdasarkan gambar diperoleh sebagai
kesalahan yang signifikan.
berikut.
Alasan atau bukti terhadap kebenaran
a. Persegi satuan I memiliki panjang
teorema Phytagoras tidak benar tetapi
sisi 3 satuan dan luas 9 satuan 1
jawaban masih memuat argumen
b. Persegi satuan II memiliki panjang
yang bisa diterima.
sisi 4 satuan dan luas 16 satuan. Tidak Memberikan alasan atau bukti
c. Persegi satuan III memiliki panjang terhadap kebenaran teorema
sisi 5 satuan dan luas 25 satuan. Phytagoras dengan benar atau tidak
merespon sama sekali.
0
Hubungan antara luas ketiga persegi
satuan tersebut adalah:
Kita ketahui bahwa luas persegi ,
sehingga:
2 Memberikan Alasan Terhadap Memberikan alasan atau bukti
Kebenaran Solusi mengenai pembuktian segitiga siku- 4
Dalam segitiga siku-siku selalu berlaku siku dengan benar dan lengkap.
teorema Phytagoras Memberikan alasan atau bukti
dimana c adalah sisi miring yang mengenai pembuktian segitiga siku-
3
merupakan sisi terpanjang. Substitusi siku dengan benar tetapi memuat
dan : kesalahan yang tidak signifikan.
Memberikan alasan atau bukti
mengenai pembuktian segitiga siku-
2
siku dengan benar tetapi ada
kesalahan yang signifikan.
Oleh karena maka segitiga Alasan atau bukti mengenai
tersebut bukan merupakan segitiga pembuktian segitiga siku-siku tidak
1
siku-siku. benar tetapi jawaban masih memuat
argumen yang bisa diterima.
Tidak Memberikan alasan atau bukti
mengenai pembuktian segitiga siku-
0
siku dengan benar atau tidak
merespon sama sekali.
3 Manipulasi Matematis Mampu melakukan manipulasi
D C matematis untuk memperoleh
4
jawaban dari persoalan dengan benar
dan lengkap.
Mampu melakukan manipulasi
A D C B
matematis untuk memperoleh
Panjang 3
jawaban dari persoalan dengan benar
√ tetapi memuat kesalahan yang tidak
√ signifikan.

√ Mampu melakukan manipulasi

Sehingga panjang matematis untuk memperoleh


2
jawaban dari persoalan dengan benar
tetapi ada kesalahan yang signifikan.
Tidak mampu melakukan manipulasi
matematis untuk memperoleh
jawaban dari persoalan dengan benar 1
tetapi jawaban masih memuat
argumen yang bisa diterima.
Tidak mampu melakukan manipulasi
matematis untuk memperoleh
0
jawaban dari persoalan dengan benar
atau tidak merespon sama sekali.
4 Mengajukan Dugaan Mampu mengajukan berbagai dugaan
Sketsa gambar: untuk memperoleh jawaban dari 4
persoalan dengan benar dan lengkap.
Mampu mengajukan berbagai dugaan
untuk memperoleh jawaban dari
persoalan dengan benar tetapi 3
Jarak terpendek adalah: memuat kesalahan yang tidak

√ signifikan.
Mampu mengajukan berbagai dugaan

untuk memperoleh jawaban dari
√ 2
persoalan dengan benar tetapi ada
Jadi, jarak terpendek yang bisa dilalui
kesalahan yang signifikan.
oleh nelayan itu adalah dari A ke C
Tidak mampu mengajukan berbagai
dengan jarak 25 km.
dugaan untuk memperoleh jawaban
dari persoalan dengan benar tetapi 1
jawaban masih memuat argumen
yang bisa diterima.
Tidak mampu mengajukan berbagai
dugaan untuk memperoleh jawaban
0
dari persoalan dengan benar atau
tidak merespon sama sekali
5 Menarik Kesimpulan dari Mampu menarik kesimpulan dari
Pernyataan pernyataan dengan benar dan 4
Pernyataan yang diberikan yaitu: lengkap.
1. Segitiga siku-siku dengan panjang Mampu menarik kesimpulan dari
sisi penyiku 6 cm dan 8 cm. pernyataan dengan benar tetapi
3
2. Panjang sisi miring diukur dengan memuat kesalahan yang tidak
penggaris dan hubungan antara signifikan.
ketiga sisi segitiga Mampu menarik kesimpulan dari
pernyataan dengan benar tetapi ada 2
Setelah diukur dengan penggaris kesalahan yang signifikan.
diperoleh panjang sisi miringnya adalah Tidak mampu menarik kesimpulan
10 cm. dari pernyataan dengan benar tetapi
1
Hubungan ketiga sisi: kuadrat sisi jawaban masih memuat argumen
miring adalah sama dengan jumlah yang bisa diterima.
kuadrat sisi penyikunya. Tidak mampu menarik kesimpulan
dari pernyataan dengan benar atau 0
tidak merespon sama sekali.
6 Menarik Kesimpulan dari Mampu menarik kesimpulan dari
Pernyataan pernyataan dengan benar dan 4
Diberikan pernyataan sebagai berikut: lengkap.
∠ adalah sudut yang dibentuk oleh Mampu menarik kesimpulan dari
dua jari-jari yang berpotongan pada pernyataan dengan benar tetapi
3
pusat lingkaran L dan ∠ adalah memuat kesalahan yang tidak
sudut yang dibentuk oleh dua tali busur signifikan.
yang berpotongan di satu titik pada Mampu mampu menarik kesimpulan
keliling lingkaran L dari pernyataan dengan benar tetapi 2
ada kesalahan yang signifikan.
Kesimpulan: ∠ adalah sudut pusat Tidak mampu menarik kesimpulan
∠ adalah sudut keliling Hubungan dari pernyataan dengan benar tetapi
1
∠ dan ∠ adalah ∠ jawaban masih memuat argumen
∠ atau yang bisa diterima.
∠ ∠ Tidak mampu menarik kesimpulan
dari pernyataan dengan benar atau 0
tidak merespon sama sekali.
7 Manipulasi Matematis Mampu melakukan manipulasi 4
Untuk mencari keliling lingkaran perlu matematis untuk memperoleh
diketahui jari-jari lingkaran terlebih jawaban dari persoalan dengan benar
dahulu dan lengkap.
Mampu melakukan manipulasi
matematis untuk memperoleh
jawaban dari persoalan dengan benar 3
tetapi memuat kesalahan yang tidak
signifikan.
Keliling meter
Mampu melakukan manipulasi
Biaya harga pagar/meter
matematis untuk memperoleh
= 2
jawaban dari persoalan dengan benar
Jadi biaya yang diperlukan untuk
tetapi ada kesalahan yang signifikan.
memagari sekeliling kebun adalah Rp.
Tidak mampu melakukan manipulasi
880.000,00
matematis untuk memperoleh
jawaban dari persoalan dengan benar 1
tetapi jawaban masih memuat
argumen yang bisa diterima.
Tidak mampu melakukan manipulasi
matematis untuk memperoleh
0
jawaban dari persoalan dengan benar
atau tidak merespon sama sekali.
8 Mengajukan Dugaan Mampu mengajukan berbagai
Untuk mengetahui apakah uang Putra kemungkinan dugaan untuk
cukup untuk membayar bagian pizza memperoleh hasil perhitungan yang 4
tersebut maka perlu mengajukan diharapkan dengan benar dan
dugaan mengenai proses untuk lengkap.
memperoleh jawaban yang diinginkan. Mampu mengajukan berbagai
Luas keseluruhan pizza kemungkinan dugaan untuk
memperoleh hasil perhitungan yang
3
Banyaknya juring juring. diharapkan dengan benar tetapi
memuat kesalahan yang tidak
Putra memakan pizza jadi yang
signifikan.
dimakan Putra adalah 3 juring. Putra
Mampu mengajukan berbagai
harus membayar
kemungkinan dugaan untuk 2
Jadi, uang yang dibawa Putra cukup
memperoleh hasil perhitungan yang
karena ia hanya perlu membayar diharapkan dengan benar tetapi ada
kesalahan yang signifikan.
Tidak mampu mengajukan berbagai
kemungkinan dugaan untuk
memperoleh hasil perhitungan yang
1
diharapkan dengan benar tetapi
jawaban masih memuat argumen
yang bisa diterima.
Tidak mampu mengajukan berbagai
kemungkinan dugaan untuk
memperoleh hasil perhitungan yang 0
diharapkan dengan benar atau tidak
merespon sama sekali.

F. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis


Kemampuan komunikasi matematis sangat penting dimiliki oleh siswa, sehingga penting
untuk berusaha mengembangkan kemampuan komunikasi matematis. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah indikator.
Karena indikator merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi
matematis yang telah dicapai siswa.
Indikator kemampuan siswa dalam komunikasi matematis pada pembelajaran matematika
menurut NCTM (Nurazizah, 2009:23) :
1) Kemampuan mengekspresikann ide-ide matematika melalui lisan, tertulis, dan
mendemonstrasikannya serta mengambarkannya secara visual;
2) Kemampuan memahami, menginterprestasikan, dan mengevaluasi ide – ide matematika
baik secara lisan maupun bentuk visual lainnya;
3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi Matematika dan struktur-
strukturnya untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan-hubungan dan model-model
situasi.

Menurut Sumarmo (Astuti & Leonard, 2015) komunikasi matematis meliputi kemampuan
siswa:
1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.
2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda nyata,
gambar, grafik dan aljabar.
3) Menyatakan pristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5) Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis.
6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.
7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah terjadi.

Menurut Kodariyati dan Astuti (2016:96) kemampuan komunikasi matematis meliputi


kemampuan siswa untuk:
1) Menggunakan model matematika (gambar, rumus, dan simbol/lambang matematika yang
sesuai).
2) Memberikan pendapat terhadap suatu pernyataan atau pertanyaan.
3) Memberikan kesimpulan terhadap solusi yang diperoleh.

Menurut Hadiyanto (2017) indikator kemampuan komunikasi matematis adalah


1. Menulis, dimana peserta didik mampu memaparkan ide dan gagasannya dengan bahasanya
sendiri.
2. Menggambar, dimana peserta didik memaparkan ide dan gagasan pikirannya melalui
gambar, grafik maupun dalam bentuk tabel.
3. Ekspresi matematika, dimana peserta didik mempu membuat pemodelan matematika dari
permasalahan yang diberikan.

Dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 (Depdiknas, 2004)


menyebutkan indikator yang menunjukkan komunikasi matematis antara lain:
1. Memaparkan suatu permasalahan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram.
2. Menunjukan 12 dugaan.
3. Melakukan manipulasi matematika.
4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran
solusi.
5. Menarik kesimpulan dari pernyataan.
6. Memeriksa kesahihan suatu argumen dan,
7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

G. Rubrik Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis


Untuk penskoran/penilaian suatu instrumen tes dapat ditentukan menggunakan rubrik
penskoran atau dengan memberikan skor pada tiap langkah pengerjaan siswa. Skor yang
diberikan untuk setiap butir soal bervariasi, bergantung pada tingkat kesukaran soal,
pertimbangan peneliti, atau pertimbangan lainnya. Rubrik penskoran komunikasi matematis
mengacu pada rubrik pemberian skor kemampuan komunikasi matematis menurut Utari
Sumarmo yaitu pada tabel berikut :

Rubrik Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis


Indikator Komunikasi
Jawaban Skor
Matematis
Menyatakan situasi Tidak ada jawaban 0
matematik atau peristiwa Mengidentifikasi unsur/data yang diketahui dan 0-2
sehari – hari ke dalam ditanyakan serta menyatakan dalam simblo
model matematika dan matematika
menyelesaikannya Mengidentifikasi kaitan antara unsur/data yang 0-2
diketahui dan ditanyakan
Menyusun model matematika masalah dalam bentuk 0-3
gambar dan atau ekspresi matematika dan
menjelaskan kosep matematika yang terlibat
Menyelesaikan masalah/model matematika disertai 0-3
alas an
Menetapkan solusi yang relevan disertai alasan 0-2
Sub-total (satu butir tes) 0-12
Menyatakan model Tidak ada jawaban 0
matematika (gambar, Melengkapi model matematika (gambar) dan atau 0-3
ekspresi aljabar) ke dalam ekspresi matematika dengan unsur-unsur yang
bahasa biasa (menyusun relevan
soal ceritera) Mengidentifikasi konsep/prinsip matematika yang 0-3
termuat dalam model matematika
Mengidentifikasi masalah yang akan diajukan dan 0-3
menentukan konsep matematika yang termuat dalam
masalah yang bersangkutan
Menyusun soal cerita yang relevan dengan model 0-3
matematika yang bersangkutan
Sub-total (satu butir tes) 0-12
Memberi penjelasan Tidak ada jawaban 0
terhadap model Mengidentifikasi konsep dan proses matematika 0-3
matematika dan atau pola yang termuat dalam model matematika/pola yang
diberikan
Mengidentifikasi kaitan antara konsep dan proses 0-2
matematika yang termuat dalam model/pola yang
diberikan
Memberi penjelasan terhadap kaitan antar konsep 0-2
dan proses matematika/pola yang diberikan
Sub-total (satu butir tes) 0-8

H. Contoh Soal Kemampuan Komunikasi Matematis

LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Petunjuk:

a) Tulis terlebih dahulu nama dan nomor absen pada lembar kerja yang
disediakan.
b) Baca soal dengan cermat dan teliti.
c) Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar.

Soal:

1. Sebuah taman yang berbentuk segitiga sama kaki seperti gambar dibawah
ini akan ditanami dengan rumput hias. Harga rumput permeter perseginya
adalah Rp. 30.000,00.
15 m

12 m

a. Berapakah biaya yang diperlukan untuk menanami taman tersebut!


(Tuliskan yang diketahui dan ditanyakan dalam bentuk simbol serta
buat model matematikanya)
b. Buatlah kesimpulannya!

2. Suatu hari Riko ingin pergi ke rumah Reno, namun sebelumnya ia akan
pergi ke sebuah toko mainan. Untuk sampai ke toko mainan, ia harus
berjalan sejauh 10 km. Kemudian ia berjalan sejauh 8 km hingga sampai
ke rumah Reno. Saat pulang, ia melewati jalan lurus yang menghubungkan
rumah Reno dengan rumahnya seperti denah di bawah ini. Jarak yang
ditempuh Riko saat pulang 6 km lebih pendek dari total jarak saat
berangkat.

a. Buatlah gambar sketsa jalan dilalui Riko beserta unsur-unsurnya!


b. Hitung seluruh jarak yang ditempuh oleh Riko!(Tuliskan yang diketahui dan
ditanyakan dengan simbol serta buatlah model matematikanya)
c. Buatlah kesimpulannya!
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS

No Kunci jawaban Indikator


Skor Maksimal
Komunikasi
Matematis
1. a. Diketahui:
𝛼 = 12
=9
= 15
Harga rumput = Rp 30.000/ m 2
Ditanya: biaya yang diperlukan untuk Indikator 3 3

menanami taman

Jawab:

Indikator 4 3

Indikator 2 3
Biaya keseluruhan=
𝑛× 𝑖 𝑦 𝑢 𝑢/ 2

= 54 × 30.000,00
= 1.620.000,00

b. Jadi, biaya yang diperlukan untuk


Indikator 5 3
menanami rumput taman adalah Rp
1.620.000,00
2. a. 10 Km
B
Z

8 Km
12 Km 3
Indikator 1

b. Diketahui:
Indikator 3 3
1 = 10 𝑘
2=8𝑘
3 = 12 𝑘
Ditanya: ∑ 𝑆 yang ditempuh
Indikator 4 3
Jawab: 𝐾 = 1 + 2 + 3
=8𝐾 + 10 𝐾 + 12 𝐾 Indikator 2 3
= 30 𝐾
c. Jadi, total jarak yang ditempuh
Indikator 5 3
Riko adalah 30 Km
TABEL PENSKORAN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Indikator Penilaian Skor


Tidak ada jawaban 0
Gambar atau cerminan
secara matematis benda-
benda nyata, gambar dan 1
diagram dengan disertai
unsur-unsurnya salah
Gambar atau cerminan
secara matematis benda-
1. Merefleksikan benda-
benda nyata, gambar dan
benda nyata, gambar,
diagram dengan disertai
dan diagram kedalam 2
unsur-unsurnya sudah
ide matematis
benar, tetapi kurang
lengkap atau ada sebagian
dari gambar yang salah
Gambar atau cerminan
secara matematis benda-
benda nyata, gambar dan 3
diagram dengan disertai
unsur-unsurnya benar,
lengkap dan jelas
Tidak ada jawaban 0
Dalam menuliskan model
2. Membuat model
matematika dari
situasi atau persoalan 1
persoalan yang diberikan
menggunakan metode
salah
lisan, tertulis, konkrit,
Dalam menuliskan model
grafik, dan aljabar
2
matematika dari
persoalan yang diberikan
sudah benar, tetapi
kurang lengkap atau ada
bagian jawaban yang
salah
Dalam menuliskan model
matematika dari
3
persoalan yang diberikan
benar, lengkap dan jelas
Tidak ada jawaban 0
Dalam menuliskan unsur-
unsur yang ada dalam
soal dengan 1
menggunakan simbol atau
bahasa matematika salah
Dalam menuliskan unsur-
unsur yang ada dalam
3. Menyatakan peristiwa soal dengan
sehari-hari dalam menggunakan simbol atau
2
bahasa atau simbol bahasa matematika sudah
mmatematika tepat, tetapi kurang
lengkap atau sebagian
jawaban yang salah
Dalam menuliskan unsur-
unsur yang ada dalam
soal dengan
3
menggunakan simbol-
simbol atau bahasa
matematika sudah benar,
lengkap dan jelas
4. Membaca dengan Tidak ada jawaban 0
pemahaman suatu Salah dalam menuliskan
1
representasi kembali yang diketahui
matematika tertulis dan ditanyakan dari suatu
representasi matematika
tertulis
Dalam menuliskan
kembali yang diketahui
dan ditanyakan dari suatu
representasi matematika
2
tertulis sudah tepat, tetapi
kurang lengkap atau ada
sebagian jawaban yang
salah
Dalam menuliskan
kembali yang diketahui
dan ditanyakan dari suatu 3
representasi tertulis sudah
benar, lengkap dan jelas
Tidak ada jawaban 0
Argumen atau
1
kesimpulan yang
dituliskan salah
Argumen atau
5. Membuat konjektur
kesimpulan yang
(dugaan), menyusun
dituliskan sudah benar, 2
argumen, dan embuat
tetapi kurang lengkap
generalisasi
atau ada sebagian
jawaban yang salah
Argumen atau
kesimpulan yang
3
dituliskan sudah benar,
lngkap dan jelas
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penalaran matematik atau mathematical reasoning, suatu aktivitas otak yang
sebaiknya dikembangkan terus menerus melalui suatu konteks. Penalaran matematis sangat
diperlukan dalam memahami matematika melalui penggunaan pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan, dan pernyataan matematika sehingga belajar matematika menjadi lebih bermakna.
Kemampuan matematis didefinisikan oleh NCTM (2000) sebagai kemampuan untuk
menghadapi permasalahan, baik dalam matematika ataupun kehidupan nyata. Kemampuan
matematis terdiri dari penalaran matematis, komunikasi matematis, pemecahan masalah
matematis, pemahaman konsep, pemahaman matematis, berpikir kreatif dan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting
untuk ditingkatkan sebagai upaya menunjang perkembangan ilmu pengetahuan di era
globalisasi ini.
Kemampuan komunikasi matematis adalah suatu kemampuan untuk
mengekspresikan ide–ide matematis secara koheren kepada teman atau guru secara lisan
atau tulisan (Armiati,2009). Menurut Turmudi (2008) proses komunikasi membantu
membangun makna dan kelengkapan gagasan dan membuat hali ini menjadi milik publik.
Sedangkan menurut Cobb (Saragih, 2007) menyatakan dengan siswa mengkomunikasikan
pengetahuan yang dimilikinya, maka dapat terjadi renegosiasi respon antar siswa, dan
peran guru diharapkan hanya sebagai filter dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Fuada, M. S. (2017). ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI


MATEMATIS . Jurnal Skripsi, 114-124.

Gustiadi, A. (2021). ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA


DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI DIMENSI TIGA . Jurnal Skripsi.

Oktaviana, V. (2021). DESKRIPSI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA .


Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1-12.

Oktaviana, V. (n.d.). DESKRIPSI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA .


Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika.

Saputri, I. (2017). KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN


PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING. Jurnal Elemen, 15-24.

Sudarti, N. K. (2020). Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Matematis sebelum Uji Coba. Jurnal
Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai