KEMAMPUAN MATEMATIS
Oleh
Anggota Kelompok 1 :
Dosen pengampu :
DEPARTEMEN MATEMATIKA
2023
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kemampuan Matematis “Penalaran dan
Komunikasi” pada mata kuliah Asesmen Pembelajaran Matematika ini dengan tepat waktu. Karena
tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Armiati, M.Pd dan Ibu Trysa Gustya Manda,
S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Asesmen Pembelajaran Matematika yang telah memberikan
tugas ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah yang kami tulis ini terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan makalah dan kesempurnaan makalah ini buat di masa yang akan datang.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta dapat berguna bagi
orang lain.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................3
BAB I ...................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................................4
C. Tujuan .......................................................................................................................................................5
BAB II ..................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................................6
A. Penalaran Matematis ................................................................................................................................6
1. Pengertian Penalaran Matematis ..........................................................................................................6
2. Urgensi atau Pentingnya Penalaran Matematis Matematis ..................................................................7
3. Jenis Penalaran Matematis ...................................................................................................................8
4. Keuntungan atau Manfaat Penalaran Matematis ............................................................................... 10
B. Kemampuan Matematis ......................................................................................................................... 11
1. Definisi Kemampuan Matematis ....................................................................................................... 11
2. Definisi Kemampuan Komunikasi Matematis .................................................................................. 12
3. Urgensi atau Pentingnya Kemampuan Komunikasi Matematis ........................................................ 13
4. Jenis-Jenis Kemampuan Komunikasi Matematis .............................................................................. 14
5. Komponen Kemampuan Komunikasi Matematis.............................................................................. 15
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Matematika .......................................................... 16
7. Manfaat Komunikasi Matematika ..................................................................................................... 16
C. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis ........................................................................................ 17
D. Rubrik Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis .......................................................................... 19
E. Contoh Soal Kemampuan Penalaran Matematis ................................................................................... 19
F. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ..................................................................................... 26
G. Rubrik Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis ....................................................................... 27
H. Contoh Soal Kemampuan Komunikasi Matematis................................................................................ 29
BAB III .............................................................................................................................................................. 36
PENUTUP ......................................................................................................................................................... 36
A. Kesimpulan ............................................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan penalaran matematika adalah salah satu tujuan terpenting dalam
pembelajaran matematika, memberikan materi – materi yang diajarkan kepada siswa bukan
hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan penalaran siswa dapat lebih mengerti akan
konsep materi pelajaran itu sendiri.
Menurut Wahyudin yang ditulis kembali oleh Permana (2004) mengemukakan bahwa
salah satu kecenderungan yang menyebabkan sejumlah siswa gagal menguasai dengan baik
pokok-pokok bahasan dalam matematika adalah karena siswa kurang menggunakan nalar yang
logis dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang diberikan, sehingga penalaran merupakan
aspek yang penting dalam belajar matematika.
Faktor yang menyebabkan rendahnya penalaran siswa dalam belajar matematika adalah
pendekatan pembelajaran yang didominasi oleh pendendekatan ekspatansi, yaitu kegiatan
pembelajaran yang terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi guru monoton menguasai
kelas sehingga siswa kurang dapat aktif dan kurang dapat dengan leluasa menyampaikan ide-
idenya. Akibatnya penalaran siswa dalam belajar matematika menjadi kurang optimal serta
perilaku belajar yang lain seperti keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika
hampir tidak tampak.
Selain itu ada aspek lain yang perlu dimiliki oleh siswa, yaitu kemampuan koneksi
matematika (mathematical connection). komunikasi atau keterkaitan ini bertujuan untuk
membantu siswa memahami konsep-konsep matematika secara internal dan eksternal. Dalam
belajar matematika, siswa dituntut untuk mampu mencapai apa yang menjadi tujuan
pembelajaran. Sejalan dengan fungsi matematika sekolah, maka fungsi dari pembelajaran
matematika sesuai Kurikulum Berbasis Kompetensi (Depdiknas,2003:1) meliputi :1) Pentingnya
belajar matematika tidak terlepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. 2)
Banyak ditemukannya kaidah atau aturan untuk memecahkan masalah matematika yang
biasanya ditulis dalam rumus atau formula matematika. 3) Untuk mengembangkan kemampuan
koneksi, siswa dapat menyampaikan informasi dalam bahasa matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penalaran Matematis dan Kemampuan Matematis dalam Matematika?
2. Bagaimana Indikator penalaran dan Rubrik penskoran dalam Matematika, serta Contoh
soal?
3. Bagaimana Indikator komunikasi dan rubrik penskoran komunikasi dalam Matematika,
serta Contoh soal?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Penalaran Matematis dan Kemampuan Matematis dalam
Matematika?
2. Untuk Mengetahui bagaimana Indikator penalaran dan Rubrik penskoran dalam
Matematika, serta Contoh soal?
3. Untuk Mengetahui bagaimana Indikator komunikasi dan rubrik penskoran komunikasi
dalam Matematika, serta Contoh soal?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penalaran Matematis
1. Pengertian Penalaran Matematis
Penalaran matematik atau mathematical reasoning, suatu aktivitas otak yang sebaiknya
dikembangkan terus menerus melalui suatu konteks. Penalaran matematis sangat diperlukan
dalam memahami matematika melalui penggunaan pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan, dan
pernyataan matematika sehingga belajar matematika menjadi lebih bermakna. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006), kemampuan penalaran dan
komunikasi matematis merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam belajar
matematika. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran matematika dan
penalaran matematika dipahami melalui belajar matematikaSehingga pembelajaran dan
evaluasi matematika harus menekankan pada penalaran sehingga siswa didorong untuk
berpikir kritis serta membuat jastifikasi berdasarkan pada proses berpikir dan estimasi.
Menurut tim Balai Pustaka (Dahlan, 2004:14), kata “Penalaran” mempunyai tiga arti,
yaitu :
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan
atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta
atau prinsip.
Menurut Sumarmo (1987:148) penalaran matematis diartikan sebagai suatu proses
pembuatan kesimpulan dari suatu konsep matematis. Kemampuan penalaran siswa
berlangsung ketika siswa berpikir tentang suatu masalah atau menyelesaikan masalah.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Ball, Lewis & Thamel (dalam Wdjaya, 2010)
bahwa penalaran matematika merupakan fondasi untuk mendapatkan pengetahuan peserta
didik. Sedangkan pendapat Brodie ( Dalam Dahlan 2004:7), penalaran matematik penalaran
mengenai dan objek matematika. Penalaran matematis menurut Sukirwan (2008) adalah
proses berpikir matematis yang berusaha menghubungkan fakta – fakta matematis.
Pendapat senada dari Nurahman (2011) dan Suriasumantri (2005), penalaran adalah
suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sementara
itu penalaran matematis menurut Shurter dan Pierce (dalam Suriasumantri, 2005)
mendefinisikan istilah penalaran sebagai terjemahan dari reasoning sebagai proses pencapaian
kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Suriasumantri (2005) adanya
suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika. Hal ini berarti dalam penalaran
memiliki logika tersendiri. Karenanya penalaran biasa disebut dengan proses berfikir logis,
yang berarti kegiatan berfikir menurut pola atau logika tertentu, penalaran dilihat dari proses
berfikirnya bersifat analitik. Yang merupakan suatu konskuensi dari adanya suatu pola berfikir
tertentu, jadi analitik adalah suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
Sedangkan Kennedy (Awaludin, 2007) berpendapat, kemampuan penalaran logis sebagai
suatu kemampuan mengidentifikasi atau menambahkan argumentasi logis yang diperlukan
untuk menyelesaikan soal.
Berdasarkan pendapat diatas penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang berupa
penarikan kesimpulan. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian dari penalaran matematis adalah suatu proses berpikir untuk menjelaskan dua hal
atau lebih dengan langkah – langkah tertentu yang berakhir dengan kesimpulan sebagai suatu
hasil.
b) Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati
. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak
keduanya bersama-sama. Penalaran deduktif dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat
tinggi.
Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif diantaranya adalah:
1. Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.
2. Menarik kesimpulan logis (penalaran logis): berdasarkan aturan inferensi,
berdasarkan profesi yang sesuai, berdasarkan peluang, korelasi antara dua
variabel, menetapkan kombinasi beberapa variabel.
3. Menyusun pembuktian langsung,pembuktian tak langsung dan pembuktian
dengan induksi matematika
4. Menyusun analisis dan sintesis beberapa kasus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya memakai pola berpikir yang disebut
“silogisme”. Silogisme tersusun tersusun dari dua buah pernyataan (premis) dan sebuah
kesimpulan (konklusi). Di dalam mempelajari matematika kemampuan penalaran dapat
dikembangkan pada saat siswa memahami suatu konsep (pengertian), atau menemukan
dan membuktikan suatu prinsip. Ketika menemukan atau membuktikan suatu prinsip,
dikembangkan pola pikir induktif dan deduktif.
Siswa dibiasakan melihat ciri-ciri beberapa kasus, melihat pola dan membuat
dugaan tentang hubungan yang ada diantara kasus-kasus itu, serta selanjutnya
menyatakan hubungan yang berlaku umum (generalisasi, penalaran induktif). Di
samping itu siswa juga perlu dibiasakan menerima terlebih dahulu suatu hubungan yang
jelas keberadaannya, selanjutnya menggunakan hubungan itu untuk menemukan
hubungan-hubungan yang lainnya (penalaran deduktif). Jadi baik penalaran deduktif
maupun induktif, keduanya sangat penting dalam pembelajaran matematika. Kemudian
pada penelitian ini penulis memakai kedua penalaran tersebut karena keduanya saling
memiliki keterkaitan antara satu sama lain yaitu penalaran induktif dan penalaran
deduktif
B. Kemampuan Matematis
1. Definisi Kemampuan Matematis
Kemampuan matematis didefinisikan oleh NCTM (2000) sebagai kemampuan untuk
menghadapi permasalahan, baik dalam matematika ataupun kehidupan nyata. Kemampuan
matematis terdiri dari penalaran matematis, komunikasi matematis, pemecahan masalah
matematis, pemahaman konsep, pemahaman matematis, berpikir kreatif dan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting
untuk ditingkatkan sebagai upaya menunjang perkembangan ilmu pengetahuan di era
globalisasi ini. Sejalan dengan itu, Fachrurazi (2011) berpendapat bahwa di era globalisasi saat
ini, kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan agar siswa sanggup menghadapi perubahan
keadaan atau tantangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal serupa disampaikan
Kemendikbud (2013) dalam pengembangan Kurikulum 2013 bahwa kompetensi masa depan
yang harus dimiliki siswa antara lain: kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir jernih
dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki rasa pengertian dan toleransi
terhadap pandangan yang berbeda, memiliki daya saing dalam masyarakat global, memiliki
minat yang luas, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat
atau minatnya, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam pembelajaran
matematika, siswa dapat berpartisipasi secara aktif untuk memperoleh dan merasakan
pengalaman-pengalaman yang bermakna dalam proses pembelajaran, di mana pengalaman
tersebut akan memperkuat hubungan antara pengetahuan yang baru mereka peroleh dengan
pengetahuan mereka sebelumnya.
Hal senada disampaikan oleh Mendiknas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2006 bahwa pembelajaran matematika pada sekolah dasar sampai sekolah
menengah bertujuan agar siswa memiliki seperangkat kompetensi yang harus ditunjukkan
pada hasil belajarnya dalam matematika (standar kompetensi) yaitu: (1) memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah; (2)
menggunakan penalaran pada pola sifat, dan melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah; (6) memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sitematis, kritis, kreatif serta
mempunyai kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2006). Pentingnya meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis sejalan dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika yang diterbitkan oleh Depdiknas (2006), bahwa mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik dengan tujuan untuk membekali kemampuan berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama
Pada gambar di atas apakah berlaku teorema Pythagoras? Berikan alasan terhadap jawaban
anda!
2. Suatu segitiga berukuran 4 cm, 6 cm, dan 5 cm. Apakah segitiga tersebut merupakan
segitiga siku-siku? Berikanlah alasan terhadap jawaban anda!
3. Perhatikan gambar trapesium sama kaki di bawah ini!
D C
A D C B
Panjang DC = 16 cm panjang CB = 13 cm
Berapakah luas trapesium di atas jika tinggi trapesium adalah 12 cm?
4. Seorang nelayan berlayar dari tempat A dengan menggunakan kapal sejauh 24 km ke arah
barat menuju tempat B, kemudian berbelok ke arah utara sejauh 7 km menuju tempat C.
Nelayan itu ingin kembali ke tempat A melalui jalur terpendek. Kemanakah jalur
terpendek yang bisa ditempuh oleh nelayan itu?
Buatlah sketsa gambarnya dan tentukan berapa jarak terpendek yang bisa dilalui oleh
nelayan itu!
5. Suatu segitiga siku-siku dengan panjang sisi penyikunya adalah 6 cm dan 8 cm, memiliki
panjang sisi miring 10 cm. Bagaimanakah hubungan antara panjang sisi penyiku dan sisi
miringnya hubungkan dengan teorema Phytagoras!
6. Diketahui titk O adalah titik pusat lingkaran, ∠AOB adalah sudut yang dibentuk oleh dua
jari-jari yang berpotongan pada pusat lingkaran dan ∠ACB adalah sudut yang dibentuk
oleh dua tali busur yang berpotongan di satu titik pada keliling lingkaran. Tentukanlah
hubungan antara ∠AOB dan ∠ACB!
7. Pak Ahmad memiliki sebuah kebun berbentuk seperempat lingkaran dengan luas 38,5 m2.
Suatu hari Pak Ahmad ingin memagari sekeliling kebunnya. Berapakah biaya yang
diperlukan untuk memagari kebun tersebut jika harga pagar per meter adalah Rp.
20.000,00?
8. Putra dan 3 orang temannya membeli pizza yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari 21
cm, dan harganya Rp.10.000,00/juring dengan luasan juring pizza tersebut adalah 154
cm2. Putra memakan 1/3 dari pizza tersebut dan sisanya dimakan oleh 3 orang temannya
dengan bagian yang sama. Pizza tersebut akan dibayar bersama-sama sesuai dengan
banyak pizza yang dimakan. Jika Putra hanya membawa uang Rp. 35.000,00, apakah uang
Putra cukup untuk membayar bagian pizza tersebut? Mengapa?
Rubrik Penskoran
Tes Kemampuan Penalaran Matematis
No Alternatif Jawaban Pedoman Penskoran Skor
Maks
1 Memberikan Alasan atau Bukti Memberikan alasan atau bukti
Terhadap Kebenaran Solusi terhadap kebenaran teorema
4
Phytagoras dengan benar dan
lengkap.
Memberikan alasan atau bukti
terhadap kebenaran teorema
Phytagoras dengan benar tetapi 3
memuat kesalahan yang tidak
signifikan.
Memberikan alasan atau bukti
Ya, pada segitiga diatas berlaku
terhadap kebenaran teorema
teorema phytagoras. Alasannya yaitu: 2
Phytagoras dengan benar tetapi ada
Berdasarkan gambar diperoleh sebagai
kesalahan yang signifikan.
berikut.
Alasan atau bukti terhadap kebenaran
a. Persegi satuan I memiliki panjang
teorema Phytagoras tidak benar tetapi
sisi 3 satuan dan luas 9 satuan 1
jawaban masih memuat argumen
b. Persegi satuan II memiliki panjang
yang bisa diterima.
sisi 4 satuan dan luas 16 satuan. Tidak Memberikan alasan atau bukti
c. Persegi satuan III memiliki panjang terhadap kebenaran teorema
sisi 5 satuan dan luas 25 satuan. Phytagoras dengan benar atau tidak
merespon sama sekali.
0
Hubungan antara luas ketiga persegi
satuan tersebut adalah:
Kita ketahui bahwa luas persegi ,
sehingga:
2 Memberikan Alasan Terhadap Memberikan alasan atau bukti
Kebenaran Solusi mengenai pembuktian segitiga siku- 4
Dalam segitiga siku-siku selalu berlaku siku dengan benar dan lengkap.
teorema Phytagoras Memberikan alasan atau bukti
dimana c adalah sisi miring yang mengenai pembuktian segitiga siku-
3
merupakan sisi terpanjang. Substitusi siku dengan benar tetapi memuat
dan : kesalahan yang tidak signifikan.
Memberikan alasan atau bukti
mengenai pembuktian segitiga siku-
2
siku dengan benar tetapi ada
kesalahan yang signifikan.
Oleh karena maka segitiga Alasan atau bukti mengenai
tersebut bukan merupakan segitiga pembuktian segitiga siku-siku tidak
1
siku-siku. benar tetapi jawaban masih memuat
argumen yang bisa diterima.
Tidak Memberikan alasan atau bukti
mengenai pembuktian segitiga siku-
0
siku dengan benar atau tidak
merespon sama sekali.
3 Manipulasi Matematis Mampu melakukan manipulasi
D C matematis untuk memperoleh
4
jawaban dari persoalan dengan benar
dan lengkap.
Mampu melakukan manipulasi
A D C B
matematis untuk memperoleh
Panjang 3
jawaban dari persoalan dengan benar
√ tetapi memuat kesalahan yang tidak
√ signifikan.
√ signifikan.
Mampu mengajukan berbagai dugaan
√
untuk memperoleh jawaban dari
√ 2
persoalan dengan benar tetapi ada
Jadi, jarak terpendek yang bisa dilalui
kesalahan yang signifikan.
oleh nelayan itu adalah dari A ke C
Tidak mampu mengajukan berbagai
dengan jarak 25 km.
dugaan untuk memperoleh jawaban
dari persoalan dengan benar tetapi 1
jawaban masih memuat argumen
yang bisa diterima.
Tidak mampu mengajukan berbagai
dugaan untuk memperoleh jawaban
0
dari persoalan dengan benar atau
tidak merespon sama sekali
5 Menarik Kesimpulan dari Mampu menarik kesimpulan dari
Pernyataan pernyataan dengan benar dan 4
Pernyataan yang diberikan yaitu: lengkap.
1. Segitiga siku-siku dengan panjang Mampu menarik kesimpulan dari
sisi penyiku 6 cm dan 8 cm. pernyataan dengan benar tetapi
3
2. Panjang sisi miring diukur dengan memuat kesalahan yang tidak
penggaris dan hubungan antara signifikan.
ketiga sisi segitiga Mampu menarik kesimpulan dari
pernyataan dengan benar tetapi ada 2
Setelah diukur dengan penggaris kesalahan yang signifikan.
diperoleh panjang sisi miringnya adalah Tidak mampu menarik kesimpulan
10 cm. dari pernyataan dengan benar tetapi
1
Hubungan ketiga sisi: kuadrat sisi jawaban masih memuat argumen
miring adalah sama dengan jumlah yang bisa diterima.
kuadrat sisi penyikunya. Tidak mampu menarik kesimpulan
dari pernyataan dengan benar atau 0
tidak merespon sama sekali.
6 Menarik Kesimpulan dari Mampu menarik kesimpulan dari
Pernyataan pernyataan dengan benar dan 4
Diberikan pernyataan sebagai berikut: lengkap.
∠ adalah sudut yang dibentuk oleh Mampu menarik kesimpulan dari
dua jari-jari yang berpotongan pada pernyataan dengan benar tetapi
3
pusat lingkaran L dan ∠ adalah memuat kesalahan yang tidak
sudut yang dibentuk oleh dua tali busur signifikan.
yang berpotongan di satu titik pada Mampu mampu menarik kesimpulan
keliling lingkaran L dari pernyataan dengan benar tetapi 2
ada kesalahan yang signifikan.
Kesimpulan: ∠ adalah sudut pusat Tidak mampu menarik kesimpulan
∠ adalah sudut keliling Hubungan dari pernyataan dengan benar tetapi
1
∠ dan ∠ adalah ∠ jawaban masih memuat argumen
∠ atau yang bisa diterima.
∠ ∠ Tidak mampu menarik kesimpulan
dari pernyataan dengan benar atau 0
tidak merespon sama sekali.
7 Manipulasi Matematis Mampu melakukan manipulasi 4
Untuk mencari keliling lingkaran perlu matematis untuk memperoleh
diketahui jari-jari lingkaran terlebih jawaban dari persoalan dengan benar
dahulu dan lengkap.
Mampu melakukan manipulasi
matematis untuk memperoleh
jawaban dari persoalan dengan benar 3
tetapi memuat kesalahan yang tidak
signifikan.
Keliling meter
Mampu melakukan manipulasi
Biaya harga pagar/meter
matematis untuk memperoleh
= 2
jawaban dari persoalan dengan benar
Jadi biaya yang diperlukan untuk
tetapi ada kesalahan yang signifikan.
memagari sekeliling kebun adalah Rp.
Tidak mampu melakukan manipulasi
880.000,00
matematis untuk memperoleh
jawaban dari persoalan dengan benar 1
tetapi jawaban masih memuat
argumen yang bisa diterima.
Tidak mampu melakukan manipulasi
matematis untuk memperoleh
0
jawaban dari persoalan dengan benar
atau tidak merespon sama sekali.
8 Mengajukan Dugaan Mampu mengajukan berbagai
Untuk mengetahui apakah uang Putra kemungkinan dugaan untuk
cukup untuk membayar bagian pizza memperoleh hasil perhitungan yang 4
tersebut maka perlu mengajukan diharapkan dengan benar dan
dugaan mengenai proses untuk lengkap.
memperoleh jawaban yang diinginkan. Mampu mengajukan berbagai
Luas keseluruhan pizza kemungkinan dugaan untuk
memperoleh hasil perhitungan yang
3
Banyaknya juring juring. diharapkan dengan benar tetapi
memuat kesalahan yang tidak
Putra memakan pizza jadi yang
signifikan.
dimakan Putra adalah 3 juring. Putra
Mampu mengajukan berbagai
harus membayar
kemungkinan dugaan untuk 2
Jadi, uang yang dibawa Putra cukup
memperoleh hasil perhitungan yang
karena ia hanya perlu membayar diharapkan dengan benar tetapi ada
kesalahan yang signifikan.
Tidak mampu mengajukan berbagai
kemungkinan dugaan untuk
memperoleh hasil perhitungan yang
1
diharapkan dengan benar tetapi
jawaban masih memuat argumen
yang bisa diterima.
Tidak mampu mengajukan berbagai
kemungkinan dugaan untuk
memperoleh hasil perhitungan yang 0
diharapkan dengan benar atau tidak
merespon sama sekali.
Menurut Sumarmo (Astuti & Leonard, 2015) komunikasi matematis meliputi kemampuan
siswa:
1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.
2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda nyata,
gambar, grafik dan aljabar.
3) Menyatakan pristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5) Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis.
6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.
7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah terjadi.
Petunjuk:
a) Tulis terlebih dahulu nama dan nomor absen pada lembar kerja yang
disediakan.
b) Baca soal dengan cermat dan teliti.
c) Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar.
Soal:
1. Sebuah taman yang berbentuk segitiga sama kaki seperti gambar dibawah
ini akan ditanami dengan rumput hias. Harga rumput permeter perseginya
adalah Rp. 30.000,00.
15 m
12 m
2. Suatu hari Riko ingin pergi ke rumah Reno, namun sebelumnya ia akan
pergi ke sebuah toko mainan. Untuk sampai ke toko mainan, ia harus
berjalan sejauh 10 km. Kemudian ia berjalan sejauh 8 km hingga sampai
ke rumah Reno. Saat pulang, ia melewati jalan lurus yang menghubungkan
rumah Reno dengan rumahnya seperti denah di bawah ini. Jarak yang
ditempuh Riko saat pulang 6 km lebih pendek dari total jarak saat
berangkat.
menanami taman
Jawab:
Indikator 4 3
Indikator 2 3
Biaya keseluruhan=
𝑛× 𝑖 𝑦 𝑢 𝑢/ 2
= 54 × 30.000,00
= 1.620.000,00
8 Km
12 Km 3
Indikator 1
b. Diketahui:
Indikator 3 3
1 = 10 𝑘
2=8𝑘
3 = 12 𝑘
Ditanya: ∑ 𝑆 yang ditempuh
Indikator 4 3
Jawab: 𝐾 = 1 + 2 + 3
=8𝐾 + 10 𝐾 + 12 𝐾 Indikator 2 3
= 30 𝐾
c. Jadi, total jarak yang ditempuh
Indikator 5 3
Riko adalah 30 Km
TABEL PENSKORAN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
A. Kesimpulan
Penalaran matematik atau mathematical reasoning, suatu aktivitas otak yang
sebaiknya dikembangkan terus menerus melalui suatu konteks. Penalaran matematis sangat
diperlukan dalam memahami matematika melalui penggunaan pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan, dan pernyataan matematika sehingga belajar matematika menjadi lebih bermakna.
Kemampuan matematis didefinisikan oleh NCTM (2000) sebagai kemampuan untuk
menghadapi permasalahan, baik dalam matematika ataupun kehidupan nyata. Kemampuan
matematis terdiri dari penalaran matematis, komunikasi matematis, pemecahan masalah
matematis, pemahaman konsep, pemahaman matematis, berpikir kreatif dan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting
untuk ditingkatkan sebagai upaya menunjang perkembangan ilmu pengetahuan di era
globalisasi ini.
Kemampuan komunikasi matematis adalah suatu kemampuan untuk
mengekspresikan ide–ide matematis secara koheren kepada teman atau guru secara lisan
atau tulisan (Armiati,2009). Menurut Turmudi (2008) proses komunikasi membantu
membangun makna dan kelengkapan gagasan dan membuat hali ini menjadi milik publik.
Sedangkan menurut Cobb (Saragih, 2007) menyatakan dengan siswa mengkomunikasikan
pengetahuan yang dimilikinya, maka dapat terjadi renegosiasi respon antar siswa, dan
peran guru diharapkan hanya sebagai filter dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarti, N. K. (2020). Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Matematis sebelum Uji Coba. Jurnal
Skripsi.