Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH MODEL MATEMATIKA

MODEL DINAMIKA CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN


DAYA TARIK PASANGAN

OLEH

ULFA ZULIANTIKA

16030085

MATEMATIKA (NK)

DOSEN PEMBIMBING

Dra. MEDIA ROSHA, M. Si

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang Model Dinamika Cinta dengan Memperhatikan Daya Tarik
Pasangan ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Dan
juga penulis berterima kasih kepada Ibuk Dra. Media Rosha, M.Si, selaku Dosen
mata kuliah Pemodelan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang yang telah memberikan
tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai model matematika. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di waktu
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Padang, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 13
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................ 13
1.4 Tujuan………..........................................................................14
BAB II ..................................................................................................... 15
KAJIAN TEORI ..................................................................................... 15
2.1 Persamaan diferensial................................................................ 15
2.2 Matriks ...................................................................................... 16
2.3 Sistem Persamaan Diferensial dan Potret Fasa ......................... 18
2.4 Kestabilan Sistem Linier Nonhomogen .................................... 22
2.5 Model Dinamika Cinta Sederhana ............................................ 24
BAB III ................................................................................................... 26
PEMBAHASAN .................................................................................... 26
3.1 Formulasi masalah ..................................................................... 26
3.2 Asumsi ....................................................................................... 26
3.3 Model Matematika ..................................................................... 26
3.4 Analisis ...................................................................................... 28
3.5 Interprestasi ............................................................................... 33
BAB IV ................................................................................................... 34
PENUTUP ............................................................................................... 34
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 34
4.2 Saran ............................................................................................ 35
4.3 Rekomendasi ............................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 36

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dan berguna
dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan sarana berfikir untuk
menumbuhkembangkan pola fikir yang logis, sistematis, objektik, kritis dan
rasional yang harus dibina sejak pendidikan dasar.

Model matematika merupakan salah satu tahap untuk memecahkan


masalah. Masalah-masalah tersebut bisa dinyatakan ke dalam model matematis
dengan menggunakan asumsi- asumsi tertentu. Selanjutnya, dari model tersebut
bisa dicari solusinya, baik dengan cara analitis maupun secara numerik.

Salah satu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yaitu tentang cinta


dalam kehidupan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta berarti
suka sekali, atau sayang benar. Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang
kuat dan suatu ketertarikan. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan
dalam diri seseorang akibat dari faktor pembentuknya. Dalam konteks filosofi
cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, baik perasaan belas
kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan
aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri,
empati, kasih sayang, perhatian, membantu, mengikuti, menuruti perkataan, patuh
dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Cinta juga berarti menyukai atau rasa suka terhadap suatu objek baik itu
objek nyata, mau pun tidak nyata. Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan
diberikan kepada manusia atau benda lainnya dan bisa dialami semua makhluk.
Penggunaan kata cinta juga dipengaruhi oleh perkembangan. Kata cinta senantiasa
berubah arti menurut pemahaman, tanggapan dan penggunaan di dalam keadaan,

1
kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian
abad ke-21 mungkin berbeda dari abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin
digunakan untuk meluapkan perasaan seperti sebagai berikut :

a. Perasaan terhadap keluarga.


b. Perasaan terhadap teman-teman, atau disebut philia.
c. Perasaan yang romantis atau disebut juga asmara.
d. Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu,
atau cinta eros.
e. Perasaan sesama disebut juga kasih sayang atau agape.
f. Perasaan terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme.
g. Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu.
h. Perasaan terhadap negaranya atau disebut patriotisme.
i. Perasaan terhadap bangsa atau disebut nasionalisme.

Penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih


dipengaruhi oleh perkataan love dalam bahasa Inggris. Love digunakan dalam
semua arti untuk eros, philia, agape dan storge. Namun perkataan-perkataan yang
lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:
a. Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa
nafsu, disebut eros.
b. Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga,
disebut philia.
c. Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, disebut
agape.
d. Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme,
nasionalisme dan narsisme, disebut storge.

Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila


dibandingkan dengan beberapa bahasa di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya

2
dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang
membedakan antara tiga atau lebih konsep yaitu: eros, philia, dan agape.

Seperti jenis-jenis kekasih, ada banyak juga jenis cinta. Cinta berada pada
seluruh kebudayaan manusia. Karena perbedaan kebudayaan ini, maka
pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan dengan jelas.

Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada ‘jiwa’ atau pikiran, cinta
hukum dan organisasi, cinta alam, cinta badan, cinta belajar, cinta makanan, cinta
uang, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dan lain-lain. Cinta lebih berarah ke konsep
abstrak, sehingga lebih mudah dialami daripada dijelaskan.

Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga dan dipelihara agar dapat
dipertahankan keadaannya. Cinta antarpribadi merujuk kepada cinta antarmanusia.
Bentuk ini lebih dari sekedar rasa suka terhadap orang lain. Cinta antarpribadi
bisa mencakup hubungan orangtua dengan anak, hubungan kekasih, dan juga
persahabatan yang sangat erat.

Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antarpribadi:


a. Kasih sayang : menghargai orang lain.
b. Altruisme : perhatian non-egois kepada orang lain (yang tidak
dimiliki oleh kebanyakan orang).
c. Reciprocation : cinta yang saling menguntungkan satu sama lain
(bukan saling memanfaatkan).
d. Komitmen: keinginan untuk mengabadikan cinta dan tekad yang
kuat dalam suatu hubungan.
e. Kekerabatan: ikatan antarkeluarga.
f. Passion : hasrat atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
g. Physical intimacy : berbagi kehidupan erat satu sama lain secara
fisik, termasuk hubungan seksual.

3
h. Kepentingan pribadi : cinta yang mengharapkan imbalan,
cenderung egois dan ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
i. Pelayanan : keinginan untuk membantu atau melayani.

Banyak cara untuk mengungkapkan rasa cinta, kasih dan sayang. Afeksi,
keintiman emosi dan hobi yang sama sangat umum dalam berteman dan saudara
di seluruh manusia.

Definisi Cinta

Secara umum cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi antara manusia atau pun objek lainnya.
Beberapa ahli mendefinisikan cinta sebagai berikut :
1. Jalaluddin Rumi
Cinta merupakan sumber segala sesuatu. Dunia dan kehidupan muncul
karena kekuatan yang bernama cinta. Cinta adalah inti dari segala bentuk
kehidupan di dunia.
2. Kahlil Gibran
Cinta merupakan satu-satunya kebebasan di dunia karena cinta itu
membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala
alami pun tak bisa mengubah perjalanannya. Cinta ibarat seekor burung
yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.
3. Quraish Shihab
Cinta merupakan kecenderungan hati kepada sesuatu karena kenikmatan
atau manfaat yang dapat diproleh dari yang dicintainya.
4. Hamka
Cinta merupakan perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana
setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah
yang berlainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,
tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, perkara
tercela lainnya. Tetapi jika cinta jatuh ke tanah yang subur, disana akan

4
tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi, dan lain-
lain yang terpuji.

Beberapa psikolog juga ikut mendefinisikan cinta diantaranya:


1. James Drever
Cinta (love) adalah sebuah perasaan khusus yang mana berkaitan dengan
kesenangan yang menyangkut sebuah objek.
2. Erich From
Cinta merupakan sesuatu yang aktif yang mana dapat memecahkan
tembok yang menjadi pemisah dari manusia dengan teman-temannya,
yang dapat menyatukan seseorang dengan orang lainnya. Menurutnya ada
4 unsur di dalam konsepcinta, antara lain;
a. Care (perhatian)
b. Responsibility (tanggung jawab)
c. Respect (hormat)
d. Knowledge (pengetahuan)
3. Stenberg
Cinta merupakan sebuah kisah, yang mana ditulis setiap orang. Dimana di
dalam kisah tersebut akan merefleksikan dari cinta, kepribadian, serta
perasaan seseorang kepada sebuah hubungan. Teori Stenberg yang sangat
terkenal adalah mengenai cinta segitiga dimana di dalamnya menjelaskan
tentang keintiman, gairah, dan komitmen.

Dalam pandangan Islam sendiri, cinta dapat berarti kedekatan manusia


dengan manusia lain, manusia dengan hewan, juga manusia dengan Pencipta.

Pada psiklog yang meneliti perasaan cinta (ini adalah suatu pekerjaan yang
sulit, namun seseorang harus melakukan pekerjaan tersebut) membedakan
passionate love (cinta romantic), yang dicarikan oleh adanya emosi keintiman
yang kuat dan ketertarikan seksual yang tinggi, dengan companionate love (cinta
persahabatan), yang dicirikan oleh adanya afeksi, rasa percaya, dan perasaan

5
tentram kala bersama orang yang dicintai (Hatfield dan Rapson, 1996). Passionate
love merupakan situasi saat seseorang mengalami hasrat yang sangat kuat dan
tidak bisa dijelaskan logika, “jatuh cinta pada pandangan pertama”, serta
merupakan tahap awal dari hubungan cinta. Passionate love dapat menghilang,
atau berevolusi menjadi companionate love (Tavris, Carol dan Carole Wade,
2007)

Proses Terjadinya Rasa Cinta Secara Ilmiah

Menurut Domeena Renshaw dari Universitas Loyola, “ketika jatuh cinta,


aliran darah ke pusat otak meningkat. Peningkatan aliran darah tersebut terjadi di
bagian otak yang bertanggung jawab saat seseorang mengalami kecanduan obat.”

Ketertarikan terhadap seseorang terjadi karena secara tidak sadar kita


menyukai gen dari tubuh mereka. Bau tubuh seseorang juga memainkan peranan
penting untuk menarik perhatian lawan jenis. Kita akan menyukai orang dengan
penampilan dan bau yang hampir mirip dengan orangtua kita.

Menurut peneliti dari universitas Rutgers di New Jersey, Helen Fisher,


terdapat 3 fase dalam tubuh yang dapat menciptakan ketertarikan terhadap
seseorang. ‘Lust’ adalah fase pertama di mana terdapat gairah seksual yang
dimunculkan oleh hormon estrogen dan testosteron ketika melihat penampilan
seseorang. Pria mempunyai hormon testosteron sedangkan wanita mempunyai
hormon estrogen.

Kedua, fase ‘attraction’ dimana kita akan merasa tergila-gila oleh


pasangan sehingga kita tidak bisa memikirkan hal lain. Pada fase ini darah akan
mengalir ke pusat otak dan mengatur rasa bahagia saat kita merasakan hal yang
luar biasa dari pasangan. Kelompok saraf penghantar seperti dopamine, adrenalin,
norepinepherine, serotonin, yang biasa disebut monoamin juga memainkan peran
penting.

6
Dopamine adalah hormone yang bertanggung jawab menciptakan perasaan
bahagia bahkan sering membuat kita terlihat lebih cantik saat jatuh cinta.
Dopamine juga dapat mengakibatkan jantung berdetak tiga kali lebih cepat,
mengalirkan darah lebih banyak ke daerah pipi dan organ seksual. Pengalihan
aliran darah ini mengakibatkan perut kita terasa kosong sehingga seringkali saat
kita jatuh cinta, kita merasakan seperti ada kupu-kupu berterbangan dalam perut
kita.

Adrenalin dan norephrine adalah hormone yang bertanggung jawab dalam


menciptakan debaran-debaran pada jantung, kegelisahan dan kesenangan tiada
tara ketika merasakan cinta. Serotonin merupakan salah satu zat yang membuat
otak bekerja tidak jauh beda dari kerja otak orang dengan gangguan jiwa.

Ketika mempunyai sebuah komitmen dalam hubungan percintaan, berarti


orang tersebut memasuki sebuah fase dimana terjadi ikatan yang menjaga
hubungan hingga bertahun-tahun. Beda fase ini, hormon oksitoksin dan
vasopressin yang akan dilepaskan oleh sistem saraflah yang berperan sangat
penting.

Oksitoksin dilepaskan oleh kelenjar hyphothalamus saat kelahiran dan


juga membantu produksi asi sehingga membuat adanya ikatan antara ibu dan anak.
Vasopressin merupakan sebuah hormon pengendali ikatan jangka panjang pada
mamalia. Hal ini menjelaskan bahwa cinta tidak hanya sekadar panah asmara
yang menusuk hati kita, namun lebih kepada peran otak, darah, hormon-hormon,
dan zat kimia lain yang ada pada tubuh manusia.

Ciri-ciri orang jatuh cinta

1. Ada ketertarikan dan kekaguman

7
Jatuh cinta bisa diawali dengan perasaan tertarik dan mengagumi
seseorang, entah itu dari penampilan fisik, materi, sifat, ataupun
kemampuan yang dimilikinya. Hal apa yang menjadikan orang tertarik
pada orang lainnya memang bisa berbeda-beda.
2. Teringat terus dalam ingatan
Perasaan cinta di dalam hati bisa membuat bayangan dari orang yang
dicintai akan selalu berada dalam ingatan. Sehingga tak heran jika sedang
jatuh cinta maka kita akan selalu terbayang dengan wajah orang yang
sedang disukai.
3. Ada pengorbanan
Perasaan cinta terkadang bisa menimbulkan perasaan untuk ingin berbuat
apapun yang bisa menyenangkan serta membahagiakan orang yang
dicintai. Sehingga tak heran saat sedang jatuh cinta yang akan muncul
sikap untuk rela berkorban demiorang yang dicintainya tersebut.
4. Ada ketertarikan seksual
Biasanya hal ini muncul dalam hal selalu ingin bertemu dan berkeinginan
memiliki kontak fisik dengan orang yang dicintainya seperti berpegangan
tangan.

Jenis-jenis cinta

Banyak pertanyaan seputar cinta. Mulai dari yang tidak memiliki pasangan
bahkan yang sudah memiliki pasangan. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis
cinta berdasarkan psikologi.
1. Eros
Eros adalah jenis cinta yang muncul karena ketertarikan fisik. Jadi,
seseorang mencoba menjalin hubungan dengan orang lain karena menarik.
Entah tampan, cantik, atau secara fisik membuat anda suka pada orang
tersebut. Contohnya cinta pada pandangan pertama.
2. Lodus

8
Cinta yang biasanya tanpa komitmen atau cinta yang sifatnya hanya main-
main. Contohnya cinta orang dewasa yang kekanak-kanakan atau cinta
monyet.
3. Storge
Cinta yang melindungi, cinta ini biasanya dapat berkembang dari
hubungan persahabatan.
4. Pragma
Cinta yang logis yaitu didasarkan pada sesuatu yang realistis, terukur dan
beralasan.
5. Mania
Cinta yang posesif bahkan juga obsesif.
6. Agape
Cinta yang tulus. Cinta diam-diam atau cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Manfaat jatuh cinta

Jatuh cinta juga memiliki beberapa manfaat seperti;

1. Merasakan kebahagiaan
Pada awal masa jatuh cinta terkadang seseorang bisa merasakan euforia.
Bahkan terdapat penelitian yang menunjukkan hubungan perasaan cinta
dengan peningkatan kadar neurotransmitter dopamine yang terdapat pada
otak. Zat tersebutlah yang memicu kita dapat merasakan sebuah
kenikmatan.
2. Mengurangi depresi
Terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa jika saat sedang
jatuh cinta tubuh akan memproduksi hormon kebahagiaan. Hal inilah yang
akhirnya mendorong tingkat stress dan depresi menjadi berkurang.
3. Meningkatkan konsentrasi
Orang yang sedang mengalami jatuh cinta tentu akan menunjukkan
kepeduliannya. Pada hal inilah mengapa seseorang yang sedang jatuh cinta

9
dapat mudah terlihat dari tatapan, sikap, obrolan, serta perhatiannya.
Secara langsung, sikap tersebutlah bisa memicu kinerja dari seseorang
dapat menjadi lebih baik lagi.

Daya tarik

Cinta akan selalu menjadi topik yang sangat digandrungi oleh berbagai kalangan,
baik yang muda maupun yang tua, terbukti dari lirik lagu, teater, drama, puisi, sajak,
novel, komik , bahkan gosip tentang cinta (Wisnuwardhani, 2012).

Individu pada masa dewasa awal, perempuan maupun laki-laki, selain


mencoba berbagai pekerjaan sebelum menentukan pilihan juga cenderung
bergonta-ganti pasangan sebelum menentukan pasangan hidup yang dirasanya
cocok. (Hurlock, 1980).

Ketertarikan pribadi itu sendiri adalah kesukaan pada orang yang menimbulkan
rasa suka pada seseorang, ketertarikan pribadi memiliki arti bahwa seseorang
mempunyai ketertarikan tersendiri kepada orang lain, pada umumnya orang
menilai seseorang memiliki daya tarik atau tidak tergantung pada daya tarik pribadi
yang dimilikinya. Penilaian daya tarik pribadi adalah penilaian utama sebelum
memutuskan mencintai. Daya tarik pribadi terdiri dari daya tarik fisik, kepribadian,
kecerdasan, prestasi, dan daya tarik sosial (Faturochman, 2006). Penelitian yang
dilakukan oleh Faturochman (1988) menujukkan bahwa pada umumnya orang
lebih mengukur psikis seperti nilai-nilai, kepribadian, prestasi, kecerdasan, dan
keberhasilan daripada faktor yang bersifat fisik seperti ketampanan atau kecantikan
dan kedekatan fisik. Pernyataan ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan pada mahasiswa bahwa ketertarikan pribadi memiliki jumlah responden
yang lebih tinggi daripada yang lainnya.

Daya tarik selanjutnya adalah kemiripan atau kesamaan mengungkapkan bahwa


sangat menyenangkan ketika seseorang menemukan orang yang mirip dengannya

10
dan saling berbagi asal-usul, minat, maupun pengalaman yang sama. Semakin
banyak persamaan antar keduanya, maka seseorang akan semakin merasa saling
menyukai. Seseorang cenderung menyukai orang yang mirip dalam hal sikap,
nilai, personality ataupun latar belakang (Taylor, 2009).

Daya tarik bisa diartikan sebagai sesuatu yang membuat anda


memperhatikannya. Prinsip dasar yang dimiliki daya tarik adalah:

1. Penguatan
Kita menyukai orang yang memberikan respon positif dari sikap dan
tindakan kita. Artinya apabila sikap dan tindakan kita mendapatkan pujian
dari seseorang maka kita akan cenderung untuk semakin menyukai orang
tersebut.
2. Asosiasi
Kita cenderung menyukai orang yang diasosiasikan dengan hal-hal baik.
Oleh karenanya jauhilah hal-hal yang dilabeli buruk untuk mendapatkan
cinta dari seseorang.
3. Pertukaran yang seimbang
Setiap orang pasti akan selalu memperhitungkan keuntungan dan kerugian
dari suatu hubungan.

Sumber daya tarik

1. Kesamaan
Kita cenderung membuat bentuk hubungan cinta dengan orang yang kita
rasa sama dengan diri kita dalam hal daya tarik fisik.
2. Keakraban
Semakin akrab kita dengan seseorang maka kita akan cenderung semakin
menyukainya.
3. Kedekatan fisik
faktornya berupa tempat tinggal, kampus , atau tempat kerja.

11
4. Daya tarik pribadi
Terdiri dari nilai-nilai kepribadian, keberhasilan, kecerdasan, dan prestasi.
5. Daya tarik fisik
Persepsi adanya daya tarik yang lebih tinggi dari pasangan dapat membuat
harga diri kita menjadi lebih positif.
6. Daya tarik kepribadian
Seseorang yang tidak terlalu tampan tetapi memiliki kepribadian yang
menyenangkan akan lebih besar daya tariknya dibandingkan seseorang
yang tidak cukup tampan tetapi memiliki kepribadian yang kurang
menyenangkan.
7. Daya tarik sosial
Bisa berupa kekuasaan, ekonomi, rasa hormat, dll.

Pasangan

Dalam hal ini, definisi pasangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah yang selalu menemani dalam kehidupan dalam berkeluarga, jodoh, partner,
pasangan.

Sedangkan menurut bahasa, pasangan itu berasal dari dua kata yaitu: pas
dan angan. Pas diartikan sebagai sesuatu yang tepat pada tempatnya atau tepat
posisinya, sesuatu yang dirasa cocok karena merasa nyaman, sesuatu yang lebih
dari cukup. Sedangkan angan diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi
bayangan atau sesuatu yang dipikirkan mengenai nasib masa depan. Angan
biasanya akan memunculkan sikap yaitu ingin mengejar kebahagiaan. Dengan
adanya angan maka akan ada strategi atau siasat untuk menemukan kebahagiaan
yang dicari itu.

Berbeda dengan istilah bahwa pasangan dapat diartikan sebagai seseorang


yang ditempatkan dalam posisi yang terbaik dan terpilih dalam hati seseorang
yang memilihnya. Atau dapat dikatakan seseorang yang menjadi temannya dalam

12
mengarungi hidup ini dari lawan jenis. Dalam artian wanita itu untuk pria
begitupun sebaliknya, akan ada perasaan saling membutuhkan satu sama lain.

Kajian tentang dinamika cinta digagasi pertama kali oleh Strogatz dengan
tujuan untuk menarik minat mahasiswa dalam mempelajari kuliah sistem
persamaan diferensial biasa. Strogatz menghubungkan sifat-sifat dinamik suatu
sistem dengan suatu topik yang sudah ada pada pikiran banyak mahasiswa, yaitu
kisah cinta antara sepasang kekasih. Dengan pendekatan pembelajaran yang
seperti ini suasana perkuliahan menjadi lebih menarik, bahkan lebih lanjut
mahasiswa menjadi mampu berperan aktif dalam membentuk model, menemukan
solusi dan menginterpretasikan hasil yang diperolehnya.

Meskipun model dinamika cinta ini pada awalnya berasal dari ‘keisengan’
Strogatz saja, namun banyak peneliti lain yang kemudian mencoba
mengembangkan model tersebut untuk kasus-kasus yang lebih nyata. Salah satu
pengembangan model tersebut dilakukan oleh Rinaldi yang mana beliau
memperhitungkan perihal daya tarik pasangan. Ada tiga hal penting yang
diperhatikan dalam model ini, yaitu oblivion, return dan instict. Oblivion adalah
suatu keadaan yang dapat mengakibatkan berkurangnya rasa ketertarikan atau
perasaan cinta seseorang terhadap pasangannya. Oblivion berarti pelupaan atau
disebut juga proses melupakan. Contohnya, perasaan cinta seseorang yang
ditinggal mati oleh pasangannya lama kelamaan akan menurun seiring
berjalannya waktu. Berbeda dengan oblivion, return dan instict justru menjadi
sumber dari ketertarikan seseorang terhadap pasangannya. Return berkaitan
dengan perasaan cinta yang tumbuh dikarenakan pasangannya mencintainya.
Semakin besar cinta yang dimiliki pasangannya terhadap dirinya maka akan
semakin besar pula perasaan cintanya kepada pasangannya. Sedangkan instict
berkaitan dengan perasaan cinta yang disebabkan oleh daya tarik yang dimiliki
oleh pasangannya, seperti fisik, kepribadian, kecerdasan, kekayaan, dan lain-lain.

13
Model ini beliau kembangkan untuk menjelaskan mengapa dua orang
yang awalnya sangat berbeda dan tidak saling kenal dapat menjalin sebuah
hubungan yang dinamakan cinta.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana sifat-sifat dinamik dari


model hubungan cinta antara dua orang individu dengan memperhatikan pengaruh
daya tarik yang dimiliki oleh kedua individu tersebut.

1.3 Pembatasan Masalah


Permasalahan ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Model hubungan cinta yang akan dibentuk hanya melibatkan dua
pihak (perempuan dan laki-laki) tanpa adanya pihak ketiga.
2. Hubungan cinta yang terjadi bersifat linier.

1.1 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana


bentuk model dinamika cinta dengan memperhatikan daya tarik pasangan,
menjelaskan sifat-sifat dinamik yang muncul dari model, dan
menginterpretasikan sifat-sifat dinamik tersebut.

14
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu


variabel atau lebih yang menghubungkan fungsi itu sendiri dengan turunannya
dalam berbagai orde. Selain itu persamaan diferensial juga didefinisikan sebagai
persamaan yang memuat satu atau beberapa turunan fungsi yang tidak diketahui
(Waluya, 2006).

Jenis-jenis persamaan diferensial dapat dibedakan atas dua jenis yaitu


persamaan diferensial biasa dan diferensial parsial.

1. Suatu persamaan diferensial disebut persamaan diferensial biasa apabila


semua turunannya berkaitan dengan satu peubah saja.
dx
Contoh :  5 x  ty
dt

2. Suatu persamaan diferensial disebut persamaan diferensial parsial apabila


turunannya berkaitan dengan dua atau lebih peubah.
d 2 v d 2 v 2dv
Contoh :  
dx 2 dy 2 c 2 dt
Sedangkan persamaan diferensial yang dilihat dari bentuk fungsi atau
pangkatnya juga dibedakan menjadi dua yaitu persamaan diferensial linear dan
persamaan diferensial nonlinear.

1. Persamaan diferensial linear adalah jika memenuhi dua hal yaitu variabel-
variabel terikat dan turunannya paling tinggi berpangkat satu dan tidak
mengandung bentuk perkalian antara sebuah variabel terikat dengan variabel

15
terikat lainnya atau turunan yang satu dengan turunan lainnya atau variabel
terikat dengan sebuah turunan.

2. Persamaan diferensial nonlinear adalah persamaan diferensial yang bukan


merupakan persamaan diferensial linear.

Disamping itu, persamaan diferensial juga memiliki :


1. Orde
Orde dari persamaan diferensial didefenisikan sebagai tingkat dari turunan
tertinggi yang muncul dalam persamaan diferensial.
2. Kelinieran
Suatu persamaan diferensial dikatakan linier jika variabel tak-bebas dan
turunannya muncul dalam bentuk linier. Jika tidak demikian, persamaan
diferensial tersebut dikatakan linier.
3. Kehomogenan
Suatu persamaan diferensial dikatakan homogen jika variabel tak bebas
dan turunannya muncul pada semua suku. Jika tidak demikian, maka
persamaan diferensial tersebut dikatakan nonhomogen.

Suatu fungsi yang memenuhi suatu persamaan diferensial dinamakan


solusi dari persamaan diferensial tersebut. Solusi yang memuat suatu konstanta
sebarang dinamakan solusi umum. Untuk membuat solusi umum menjadi sebuah
solusi khusus, maka diperlukan syarat awal dan/atau syarat batas. Syarat awal
menentukan nilai variabel tak-bebas atau beberapa turunannya pada satu titik
(variabel bebas) tertentu, sedangkan syarat batas diberlakukan pada dua atau lebih
titik (variable bebas) yang berbeda.

2.2 Matriks

Matriks didefenisikan sebagai suatu jajaran empat persegi panjang dari


bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam jajaran-jajaran tersebut disebut entri

16
dari matriks. Ukuran matriks dinyatakan dalam jumlah baris (arah horizontal) dan
jumlah kolom (arah vertikal) yang dimilikinya. Jadi suatu matriks yang
mempunyai m baris dan n kolom disebut juga matriks berukuran m X n. Jika aij є
R menyatakan entri-entri dari matriks A, maka dapat ditulis A = [aij].

Definisi 2.2.1. Suatu matriks yang berukuran n x n yang mana semua entri di luar
diagonal utamanya bernilai nol disebut matriks diagonal.

Definisi 2.2.2. Diberikan sebuah matriks A berukuran 2 X 2 sebagai berikut


𝑎 𝑏
𝐴= ( )
𝑐 𝑑
Determinan dari matriks A, dinotasikan dengan det(A), dan didefenisikan sebagai
det(A) = ad – bc (2.2.1)

Definisi 2.2.3. Jika A adalah sebuah matrik n x n, maka sebuah vektor taknol x
pada Rn disebut juga vektor eigen dari A jika Ax adalah sebuah kelipatan skalar
dari x, yaitu

Ax = λx (2.2.2)
Skalar λ disebut nilai eigen dari A.

Persamaan (2.2.2) ekivalen dengan


(λ I – A)x = 0 (2.2.3)
dimana I merupakan matriks identitas, yaitu matriks diagonal dengan semua entri
diagonal utamanya bernilai satu. Persamaan (2.2.3) memunyai solusi taknol jika
dan hanya jika determinan matriks (λ I – A) bernilai nol. Oleh karena itu, syrat
perlu dan cukup bagi A untuk memenuhi nilai eigen dari matriks A adalah
det(λ I – A) = 0 (2.2.4)
Jika A matriks 2 x 2, maka persamaan (2.2.4) dapat ditulis
λ2 – ( a + d )λ + ad – bc = 0 (2.2.5)

17
Persamaan (2.2.5) disebut persamaan karakteristik dari A dan akar-akarnya
merupakan nilai-nilai eigen dari matriks A.

Definisi 2.2.4. Jika v = (v1, v2, v3) adalah vektor di Rn, maka normal dari v,
dinotasikan dengan ‖𝑣‖, didefenisikan sebagai

‖𝑣‖ = √𝑣12 + 𝑣22 + ⋯ + 𝑣𝑛2

Teorema 2.2.5. (Ketidaksamaan Segitiga) Jika u, v adalah vektor-vektor di Rn,


maka
‖𝑢 + 𝑣‖ ≤ ‖𝑢‖ + ‖𝑣‖
Bukti. Perhatikan bahwa
‖𝑢 + 𝑣‖2 = (𝑢 + 𝑣). (𝑢 + 𝑣) (2.2.6)
= (𝑢. 𝑢) + 2(𝑢. 𝑣) + (𝑣. 𝑣) (2.2.7)
= ‖𝑢‖2 + 2(𝑢. 𝑣) + ‖𝑣‖2 (2.2.8)
≤ ‖𝑢‖2 + 2|𝑢. 𝑣| + ‖𝑣‖2 (2.2.9)
≤ ‖𝑢‖2 + 2‖𝑢‖. ‖𝑣‖ + ‖𝑣‖2 (2.2.10)
≤ (‖𝑢‖ + ‖𝑣‖)2 (2.2.11)

Definisi 2.2.6. Suatu matriks A = [aij] berukuran n x n dikatakan Matriks Metzler


jika semua entri selain diagonal utamanya mempunyai nilai nonnegatif, yaitu aij ≥
0 untuk i≠j; i,j=1,2,…,n..

2.3 Sistem Persamaan Diferensial dan Potret Fasa

Sistem persamaan diferensial adalah suatu sistem yang terdiri dari


beberapa buah persamaan diferensial. Subbab ini akan membahas tentang sistem
persamaan diferensial yang berbentuk
𝑥̇ 1 = 𝑎𝑥1 + 𝑏𝑥2 𝑥̇ 2 = 𝑐𝑥1 + 𝑑𝑥2 (2.3.1)
dimana 𝑥𝑖 ≡ 𝑥𝑖 (𝑡) dan 𝑥̇ 𝑖 merupaka turunan 𝑥𝑖 terhadap t. Sistem di atas disebut
dengan sistem linier homogen dengan koefisien konstan.

18
Gambar beberapa kurva atau lintasan solusi dari suatu sistem (dalam hal
ini pada bidang (x1,x2)) disebut potret fasa sitem tersebut. Bidang (x1,x2) yang
berisi potret fasa tersebut disebut bidang fasa.

Perhatikan bahwa sistem (2.3.1) dapat ditulis dalam bentuk matriks


sebagai berikut
𝑥̇ = 𝐴𝑥 (2.3.2)
dimana
𝑥1 𝑎 𝑏
𝑥 = [𝑥 ] dan 𝐴=[ ]
2 𝑐 𝑑
Solusi dari sistem (2.3.2) dapat ditulis dalam bentuk
x = veλ t (2.3.3)
dengan
𝑟
𝑣= [ ]
𝑠
dimana r,s dan λ adalah suatu konstanta.
Substitusi persamaan (2.3.3) ke persamaan (2.3.2) menghasilkan
(λ I – A ) v = 0
yang serupa dengan persamaan (2.2.3). dengan demikian λ adalah nilai eigen dari
matriks A dan v adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ .
Persamaan (2.2.5) dapat ditulis ulang sebagai berikut
λ 2 + p λ +q = 0 (2.3.4)
dimana p = −(a+d) dan q =ad – bc. Solusi dari persamaan (2.3.4) diperoleh dari
−𝑝+√𝑝2 −4𝑞 −𝑝−√𝑝2 −4𝑞
𝜆1 = 𝜆2 = (2.3.5)
2 2

Jika λ 1 ≠ λ 2, maka solusi umum dari persamaan (2.3.1) adalah


𝑥1 = 𝑘𝑟1 𝑒 𝜆1 𝑡 + 𝑙𝑟2 𝑒 𝜆2 𝑡 , 𝑥2 = 𝑘𝑠1 𝑒 𝜆1 𝑡 + 𝑙𝑠2 𝑒 𝜆2 𝑡 (2.3.6)
dimana

(𝑠𝑟1 ) dan (𝑠𝑟2 ) (2.3.7)


1 2

adalah vektor-vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ 1 dan λ 2,


sedangkan k dan l adalah konstanta sebarang. Sehingga diperoleh
𝑥2 𝑘𝑠 𝑒 𝜆1 𝑡 +𝑙𝑠 𝑒 𝜆2 𝑡
= 𝑘𝑟1 𝑒 𝜆1𝑡+𝑙𝑟2𝑒 𝜆2 𝑡 (2.3.8)
𝑥1 1 2

19
Perhatikan bahwa kurva x2 / x1 yang membentuk potret fasa dari sistem (2.3.1)
tergantung dari nilai-nilai eigen dari matriks A. Terdapat pula beberapa kasus nilai
eigen yang ditentukan oleh nilai entri-entri matriks A, yaitu a, b, c, dan d.

Kasus (i) : b,c > 0

Teorema 2.3.7. jika b,c >0 pada sistem (2.3.4). maka nilai eigen λ 1 dan λ 2 pada
persamaan (2.3.5) bernilai riil dengan λ 2 < λ 1.
Bukti. Pandang p dan q pada persamaan (2.3.4). karena b,c > 0, maka
p2 – 4q = ( – (a + d))2 – 4 (ad – bc)
= a2 + d2 + 2ad – 4ad + 4bc
= a2 + d2 – 2ad + 4bc
= (a – d)2 + 4bc
>0
Karena p2 – 4q > 0, maka nilai eigen λ 1 dan λ 2 pada persamaan (2.3.5) mestilah
bernilai riil dengan λ 2 < λ 1.

Teorema 2.3.8. Jika p2 > 4q dan p, q > 0, maka λ 2 < λ 1 < 0.


Bukti. Dari Teorema 2.3.7, jelas bahwa p2 > 4q mengakibatkan λ 2 < λ 1. Karena p,
q > 0, maka

4q > 0 ⇔ p2 – 4q < p2 ⇔ √𝑝2 − 4𝑞 < p ⇔ √𝑝2 − 4𝑞 − p < 0 (2.3.9)


Dari hubungan terakhir, jelas bahwa λ 1 < 0. Jadi λ 2 < λ 1 < 0.
Karena λ 2 < λ 1 < 0, maka
x1, x2 → 0 untuk t → ∞ , x1, x2 → ∞ untuk t → −∞ (2.3.10)
kemudian pandang tiga kemungkinan dari nilai k, l pada persamaan (2.3.8)
sebagai berikut:
(a) Jika k,l ≠ 0 , maka
𝑥2 𝑠1
→ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 → +∞ (2.3.11)
𝑥1 𝑟1
𝑥2 𝑠2
→ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 → −∞ (2.3.12)
𝑥1 𝑟2

20
(b) Jika l = 0 , maka
𝑥2 𝑠1
= (2.3.13)
𝑥1 𝑟1

(c) Jika k = 0, maka


𝑥2 𝑠2
= (2.3.14)
𝑥1 𝑟2

Kasus (b) dan (c) di atas memberikan dua lintasan solusi berupa garis lurus.
Berdasarkan analisis di atas, maka potret fasa untuk kasus p2 > 4q dan p, q > 0
diberikan oleh Gambar 2.3.1. potret fasa tersebut dinamakan simpul stabil karena
bentuknya yang seperti simpul dengan semua lintasannya menuju ke titik asal.

Gambar 2.3.1 : Simpul stabil

Kasus (ii) : a, d = 0, b < 0, c > 0.


Pada kasus ini dapat diperiksa bahwa p = 0 dan p2 < 4q. Akibatknya, nilai eigen λ1
dan λ 2 bernilai imajiner murni, yaitu
λ1 = iβ , λ2 = −iβ (2.3.15)
dimana
√4𝑞−𝑝2
𝛽= = √𝑞 = √−𝑏𝑐 (2.3.16)
2
Dari persamaan (2.3.1) sistem pada kasus (ii)ini berbentuk
𝑥̇ 1 = 𝑏𝑥2 , 𝑥̇ 2 = 𝑐𝑥1 (2.3.17)
Dengan demikian

21
𝑑𝑥2 𝑑𝑥2 /𝑑𝑡 𝑐𝑥1
= = (2.3.18)
𝑑𝑥1 𝑑𝑥1 /𝑑𝑡 𝑏𝑥2

Solusi umum dari persamaan diferensial di atas diberikan oleh


𝑐𝑥12 − 𝑏𝑥22 = 𝐾 (2.3.19)
dimana K suatu konstanta sebarang dengan K ≥ 0. Karena b < 0 dan c > 0, maka
potret fasa dari sistem (2.3.17), berdasarkan grafik persamaan (2.3.19), berebentuk
kumpulan elips yang bergantung pada nilai K. Potret fasa tersebut dinamakan
pusat.

Gambar 2.3.2: Pusat

2.4 Kestabilan Sistem Linier Nonhomogen

Diberikan suatu sistem linier nonhomogen sebagai berikut :


𝑥̇ (𝑡) = 𝐴𝑥(𝑡) + 𝑏 (2.4.1)
dengan A є Rn x n dan b є Rn. Pada sistem (2.4.1), x(t) juga dapat disebut dengan
vektor keadaan karena vektor ini merupakan deskripsi lengkap dari sistem pada
waktu t.

Definisi 2.4.9. Untuk sistem (2.4.1), titik 𝑥̅ ∈ 𝑅 𝑛 dikatakan titik kesetimbangan


apabila
𝐴𝑥̅ + 𝑏 = 0
Titik kesetimbangan ini juga disebut dengan titik kritis ataupun titik tetap.

22
Definisi 2.4.10. Suatu sistem linier dikatakan stabil apabila setiap vektor keadaan
dari sistem tersebut selalu menuju ke titik kesetimbangan atau setidaknya tidak
terus bergerak menjauh. Jika tidak demikian, sistem tersebut dikatakan tak-stabil.
Definisi 2.4.11. Jika setiap vektor keadaan dari suatu sistem linier selalu menuju
ke titik kesetimbangan, maka sistem tersebut dapat dikatakan stabil asimtotik.

Kriteria stabil asimtotik bagi sistem (2.4.1).

Teorema 2.4.12. sistem (2.4.1) stabil asimtotik jika dan hanya jika semua nilai
eigen dari A mempunyai bagian riil negatif. Sistem tidak stabil jika dan hanya jika
terdapat nilai eigen yang bagian riilnya positif.

Bukti. Misalkan 𝑧 = 𝑥 − 𝑥̅ adalah titik kesetimbangan dari sistem (2.4.1). karena


𝑥̅ adalah suatu vektor konstan, maka 𝑧̇ = 𝑥̇ . Perhatikan bahwa

𝑥̇ = 𝐴𝑥 + 𝑏 ⇔ 𝑧̇ = 𝐴(𝑧 + 𝑥̅ ) + 𝑏 (2.4.2)

⇔ 𝑧̇ = 𝐴𝑧 + 𝐴𝑥̅ + 𝑏 (2.4.3)
Karena 𝑥̅ adalah titik kesetimbangan, maka berlaku 𝐴𝑥̅ + 𝑏 = 0, sehingga (2.4.3)
menjadi

𝑧̇ = Az (2.4.4)
Solusi sistem (2.4.4.) dapat ditulis
z = veλ t
dimana λ adalah nilai eigen dari A dan v adalah vektor eigen yang bersesuaian
dengan nilai eigen λ . Secara umum nilai eigen λ ditulis dengan
λ = μ + iω
dimana i = √−1 dan μ dan ω bernilai rill. Jelas bahwa z = veμ eiω t = v(eμ teiω t) → 0
untuk t→ ∞ jika dan hanya jika μ < 0, atau bagian riil dari nilai eigen λ bernilai
negatif. Karena 𝑧 = 𝑥 − 𝑥̅ dan 𝑧̅ = 0, maka pernyataan terakhir setara dengan
mengatakan bahwa x→ 𝑥̅ jika dan hanya jika semua nilai eigen A mempunyai
bagian riil yang negatif. Untuk suatu nilai eigen λ , ‖𝑧‖ = ‖𝑣𝑒 𝜆𝑡 ‖ = ‖𝑣‖𝑒 𝜆𝑡 → ∞

23
untuk 𝑡 → ∞ jika dan hanya jika μ > 0. Karena ‖𝑧‖ = ‖𝑥 − 𝑥̅ ‖ ≤ ‖𝑥‖ +
‖𝑥̅ ‖,maka berlaku ‖𝑥‖ → ∞ untuk 𝑡 → ∞ jika dan hanya jika terdapat nilai eigen
yang mempunyai bagian riil positif.

Pada makalah ini,model dinamika cinta yang dibahas akan merupakan


sistem linier positif.

Definisi 2.4.13. Sistem linier positif adalah sistem linier yang seluruh vektor
keadaannya selalu bernilai non negatif untuk setiap xi(0) ≥ 0.

Teorema 2.4.14. Sistem (2.4.1) adalah positif jika dan hanya jika A adalah suatu
matriks Metzler dan b adalah vektor yang memiliki entri positif.

2.5 Model Dinamika Cinta Sederhana

Pada tahun 80-an. Steven Strogatz menggagaskan model dinamika cinta


yang paling sederhana. Model dinamika tersebut menjelaskan sebuah skenario
kisah cinta sebagai berikut :

Juliet jatuh cinta kepada Romeo. Tetapi pada cerita ini, Romeo adalah
kekasih yang perasaan cintanya selalu bertolak belakang dengan Juliet;
s e h i n g g a semakin Juliet mencintainya, semakin tidak suka ia kepada Juliet,
tetapi ketika Juliet membencinya, perasaan cintanya kepada Juliet tumbuh
kembali. Di sisi lain, cinta Juliet cenderung ”mengikuti” cinta Romeo; dimana
cintanya akan tumbuh saat Romeo mencintainya, dan akan berubah menjadi
benci ketika Romeo m e m b e n c i n y a .

Skenario cinta di atas dimodelkan oleh sistem persamaan

𝑑𝑟(𝑡) 𝑑𝑗(𝑡)
= −𝑎𝑗 = 𝑏𝑟 (2.1.1)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

24
dimana r(t) menyatakan besaran cinta atau benci Romeo terhadap
Juliet pada waktu t, sedangkan j(t) menyatakan besaran cinta atau benci
Juliet pada Romeo pada waktu t. Nilai positif dari r(t) dan j(t)
menyatakan cinta, sedangkan nilai negatifnya menandakan p e r a s a a n benci.
Agar sesuai dengan skenario cinta di atas, nilai parameter dari a dan b
haruslah positif.

Perhatikan bahwa sistem (2.1.1) sama persis dengan sistem (2.6.17)


sehingga potret fasa dari sistem (2.1.1) membentuk pusat. Hal ini menandakan
bahwa kisah cinta antara Juliet dan Romeo pada skenario di atas tidak akan
pernah berakhir, karena perasaan cinta dan benci yang dimiliki oleh keduanya
selalu mengalami pasang surut dan pasang naik tanpa henti atau mengalami
proses siklik.

25
BAB III
PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang pembentukan model dan sifat-sifat


dinamik dari model dinamika cinta yang memperhatikan daya tarik pasangan.

3.1 Formulasi Masalah

1. Bagaimana bentuk model dinamika cinta dengan memperhatikan daya


tarik pasangan?
2. Apa saja sifat-sifat dinamik dari model hubungan cinta antara dua
orang individu dengan memperhatikan daya tarik pasangan?

3.2 Asumsi

Adapun asumsi pada model ini adalah :


1. Hubungan cinta antara kedua individu hanya dipengaruhi oleh kedua
individu tersebut (keikutsertaan pihak lain diabaikan).
2. Daya tarik yang dimiliki oleh seseorang, seperti sifat, kepribadian,
fisik, kecerdasan, kekayaan dan lain-lain diasumsikan bersifat konstan.
3. Sinergisme ( interaksi antara dua individu) diabaikan, artinya oblivion
dan return hanya bergantung pada satu variabel saja.
4. Pada mekanisme cinta (oblivion, return, dan instict) dianggap saling
bebas dan dimodelkan oleh fungsi linier.

3.3 Model Matematika

Variabel
x1 : ukuran perasaan individu yang pertama terhadap individu kedua
x2 : ukuran perasaan individu yang kedua terhadap individu pertama

26
Parameter

αi : besarnya proses seseorang dalam melupakan


βi : besarnya reaksi seseorang terhadap cinta pasanganya
γi : besarnya reaksi seseorang terhadap daya tarik pasangannyanya
Ai : besarnya daya tarik pasangan

Model yang dikembangkan adalah suatu sistem dinamik yang terdiri dari
dua variabel keadaan x1 dan x2 dimana x1 menyatakan ukuran perasaan individu
yang pertama terhadap individu yang kedua dan x2 menyatakan ukuran perasaan
individu yang kedua terhadap individu yang pertama. Nilai positif pada xi
menandakan bahwa perasaan positif (mulai dari perasaan persahabatan hingga
cinta berat), sedangkan nilai negatif menandakan perasaan yang negatif (mulai
dari perasaan bertentangan hingga benci sekali). Apabila tidak memiliki perasaan
apa-apa, maka hal itu ditandai dengan xi = 0.

Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam model ini, yaitu
oblivion, return dan instict. Oblivion adalah suatu keadaan dimana yang dapat
mengakibatkan berkurangnya ketertarikan atau perasaan cinta seseorang terhadap
pasangannya. Oblivion ini disebut juga sebagai proses melupakan. Contohnya,
perasaan cinta seseorang yang ditinggal mati oleh pasangannya lama kelamaan
akan menurun seiring berjalannya waktu. Berbeda dengan oblivion, return dan
instict justru menjadi sumber ketertarikan dari seseorang terhadap pasangannya.
Return berkaitan dengan perasaan cinta yang dapat tumbuh karena pasangannya
mencintainya. Semakin besar cinta yang dimiliki pasangannya terhadap dirinya
maka akan semakin besar pula perasaan cintanya kepada pasangannya. Sedangkan
instict berkaitan dengan perasaan cinta yang disebabkan oleh daya tarik yang
dimiliki oleh pasangannya, seperti fisik, kepribadian, kecerdasan, kekayaan, dan
lain-lain.

27
ẋ1 (t) = - α1 x1 (t) + β1 x2 (t) + γ1 A2

ẋ 2 (t) = - α2 x2 (t) + β2 x1 (t) + γ2 A1

3.4 Analisis

Berdasarkan penjelasan dan asumsi di atas, maka dinamika cinta yang


akan dibahas dimodelkan dengan sistem persamaan diferensial

ẋ1 (t) = - α1 x1 (t) + β1 x2 (t) + γ1 A2


(3.1.1)
ẋ 2 (t) = - α2 x2 (t) + β2 x1 (t) + γ2 A1

dimana αi , βi, γi, Ai adalah konstanta positif. Adapun αi xi (t), βi xi (t), γi Ai pada
sistem di atas berturut-turut menjelaskan aspek oblivion, return dan instict. Jadi
masing-masing individu diidentifikasikan oleh empat parameter, yaitu besarnya
proses melupakan ( αi ), besarnya reaksi terhadap rasa cinta pasangannya ( βi ),
besarnya reaksi terhadap daya tarik pada pasangannnya ( γi ), dan besarnya daya
tarik pasangan yang diasumsikan konstan ( Ai ).

Model (3.1.1) bisa ditulis ulang dalam bentuk matriks sebagai berikut :

ẋ = Ax +b (3.1.2)

dimana
−𝛼 𝛽1 𝛾1 𝐴2
𝐴=[ 1 ] , 𝑏= [ ]
𝛽2 −𝛼2 𝛾2 𝐴1

28
Perhatikan bahwa matriks A merupakan matriks Metzler dan vektor b
mempunyai komponen positif. Dengan demikian berdasarkan Teorema 2.4.14,
bahwa sistem (3.1.2) positif.

Sifat-Sifat Model

Subbab ini akan membahas empat sifat sederhana, namun menarik, dari
model (3.1.1) [atau sistem (3.1.2)].

Sifat 1. Sistem (3.1.2) tidak mempunyai potret fasa pusat.

Bukti. Karena αi, βi > 0, maka menurut Teorema 2.3.7 nilai eigen λ1 dan λ2 dari
matriks A bernilai riil atau tidak bernilai imajiner murni. Karena hal ini bukan
kasus (ii) pada Subbab 2.3, maka sistem (3.1.2) tidak mungkin memiliki potret
fasa pusat.

Sifat 2.
(i) Jika α1α2 - β1β2 > 0, maka sistem (3.1.2) stabil asimtotik,
(ii) Jika α1α2 - β1β2 < 0, maka sistem (3.1.2) tidak stabil.

Bukti. Perhatikan bahwa nilai eigen λ1 dan λ2 dari matriks A pada sistem (3.1.2)
diberikan oleh

−𝑝+ √𝑝2 −4𝑞 −𝑝− √𝑝2 − 4𝑞


𝜆1 = , 𝜆2 =
2 2

Dimana 𝑝 = − ( − 𝛼1 − 𝛼2 ) = 𝛼1 + 𝛼2 dan 𝑞 = 𝛼1 𝛼2 − 𝛽1 𝛽2 . Diketahui


αi ,βi > 0, sehingga p > 0 dan p2 – 4q > 0.
(i) Jika 𝑞 = 𝛼1 𝛼2 − 𝛽1 𝛽2 > 0 , maka berdasarkan Teorema 2.3.8, λ1 < λ2
< 0. Sehingga, berdasarkan Teorema 2.4.12, sistem (3.1.2) stabil
asimtotik.

29
(ii) Jika 𝑞 = 𝛼1 𝛼2 − 𝛽1 𝛽2 < 0 , maka

− 4𝑞 > 0 ⇔ 𝑝2 − 4𝑞 > 𝑝2

⇔ √𝑝2 − 4𝑞 > 𝑝 (karena p > 0 )

−𝑝 + √𝑝2 − 4𝑞
⇔ >0
2

⇔ 𝜆1 > 0
Karena nilai eigen λ1 > 0, maka menurut Teorema 2.4.12, sistem (3.1.2) tidak
stabil.

Sifat 3. Titik keseimbangan 𝑥̅ = (𝑥̅1 , 𝑥̅2 ) dari sistem (3.1.2) memiliki nilai positif,
yaitu 𝑥̅𝑖 > 0 untuk i = 1,2.

Bukti. Titik keseimbangan 𝑥̅ = (𝑥̅1 , 𝑥̅2 ) dari sistem (3.1.2) bisa dihitung dari
sistem persamaan.
- α1 x1 (t) + β1 x2 (t) + γ1 A2 = 0
- α2 x2 (t) + β2 x1 (t) + γ2 A1 = 0

Solusi dari sistem persamaan di atas untuk x1 dan x2 adalah


𝛼2 𝛾1 𝐴2 + 𝛽1 𝛾2 𝐴1
𝑥1 (𝑡) = 𝑥̅1 =
𝛼1 𝛼2 − 𝛽1 𝛽2
𝛼1 𝛾2 𝐴1 + 𝛽2 𝛾1 𝐴2
𝑥2 (𝑡) = 𝑥̅2 =
𝛼1 𝛼2 − 𝛽1 𝛽2

Karena semua konstanta memiliki nilai positif dan dari syarat (3.2.1), maka nilai
𝑥̅1 dan 𝑥̅2 tentu juga positif.

Sifat 4. Fungsi xi (t), dengan syarat awal xi (0) = 0, monoton naik yang kuat, yaitu
𝑥̇ 𝑖 (𝑡) > 0 ∀ 𝑡 , untuk i = 1,2.

30
Bukti. Perhatikan sistem (3.1.2) bahwa pada dasarnya sama dengan sistem (2.3.2)
tetapi dengan menggeser semua titik sejauh 𝑥̅ positif. Dengan demikian potret fasa
sistem (3.1.2) sama dengan potret fasa sistem (2.3.2) namun dengan cara
menggeser titik kesetimbangannya ke suatu titik positif (katakanlah titik E) [lihat
gambar 3.2.1]
Selanjutnya perhatikan bahwa 𝑥̇ 1 = 0 dan 𝑥̇ 2 = 0 berturut-turut
membentuk garis lurus
𝛼1 𝑥1 𝛾1 𝐴2
𝑙1 ≡ 𝑥2 = −
𝛽1 𝛽1
dan
𝛽2 𝑥1 𝛾2 𝐴1
𝑙2 ≡ 𝑥2 = −
𝛼2 𝛼2
Kedua garis ini membagi daerah potret fasa menjadi 4 bagian [lihat Gambar 3.2.1].
Perhatikan daerah I, yang dibatasi oleh

𝛼1 𝑥1 𝛾1 𝐴2 𝛽2 𝑥1 𝛾2 𝐴1
− < 𝑥2 < + (3.2.3)
𝛽1 𝛽1 𝛼2 𝛼2

dan
0 ≤ 𝑥1 < 𝐸 (3.2.4)
Dari interval (3.2.3) berlaku
𝛼1 𝑥1 𝛾1 𝐴2 𝛽2 𝑥1 𝛾2 𝐴1
− < 𝑥2 dan x2 < +
𝛽1 𝛽1 𝛼2 𝛼2
𝛼1 𝑥1 𝛾1 𝐴2 𝛽2 𝑥1 𝛾2 𝐴1
⇔ 0 < 𝑥2 − − dan 0 < −𝑥2 + +
𝛽1 𝛽1 𝛼2 𝛼2

⇔ 0 < 𝛽1 𝑥2 − 𝛼1 𝑥1 + 𝛾1 𝐴2 dan 0 < −𝛼2 𝑥2 + 𝛽2 𝑥1 + 𝛾2 𝐴1

⇔ 0 < 𝑥̇ 1 dan 0 < 𝑥̇ 2

Jelas bahwa semua lintasan di daerah I memenuhi 𝑥̇ 1 > 0 dan 𝑥̇ 2 > 0 . Jadi
lintasan solusi yang dimulai dari xi(0) = 0 selalu monoton naik dengan kuat.

31
Gambar 3.2.1: Potret fasa dari sistem (3.1.2)
3.5 Interpretasi

Sifat 1. Kisah cinta yang dimodelkan oleh sistem (3.1.2) tidak mengalami
proses siklik, artinya perasaan cinta yang dimiliki oleh setiap pasangan akan naik
atau turun menuju ke suatu nilai (hingga atau takhingga).

Sifat 2. Menjelaskan bahwa kedua pasangan akan memiliki perasaan yang


terbatas apabila rata-rata (geometrik) dari koefisien reaksi terhadap perasaan cinta
yang dimiliki pasangan (√𝛽1 𝛽2 ) lebih kecil daripada rata-rata (geometrik) dari
proses melupakan ( √𝛼1 𝛼2 ). Jika hal ini tidak berlaku, maka perasaan yang
dimiliki oleh kedua pasangan menjadi tidak terbatas.

Tentu saja kasus dengan perasaan yang tidak terbatas menjadi tidak
realistik. Dengan demikian pembahasan selanjutnya dapat diasumsikan memenuhi
syarat berikut :
𝛽1 𝛽2 < 𝛼1 𝛼2 (3.2.1)

Sifat 3. Jika dua individu bertemu untuk pertama kalinya pada saat t = 0,
artinya mereka belum mempunyai perasaan apa-apa terhadap satu sama lain (yaitu
xi(0) = 0), maka seiring berjalannya waktu kedua individu yang awalnya tidak

32
saling kenal ini akan saling membentuk perasaan yang positif (yaitu xi(t) > 0)
yang menuju ke suatu nilai kesetimbangan positif.

Sifat 4. Misalkan terdapat dua individu pada awalnya tidak saling kenal
sehingga belum mempunyai perasaan apa-apa antara satu sama lainnya (dalam hal
ini xi(0) = 0). Sifat ini menjelaskan seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta
antara dua individu ini muncul dan akan terus tumbuh bersemi menuju ke suatu
titik kesetimbangan yang positif. Jika syarat awalnya tidak nol, maka artinya salah
satu atau kedua individu tersebut pada awalnya memiliki perasaan tertentu kepada
pasangannya, maka salah satu dari mereka bisa jadi pertama-tama mengalami
penurunan rasa cinta, namun lama kelamaan rasa cinta itu bisa tumbuh kembali
hingga mencapai titik kesetimbangan, atau sebaliknya. Sebagai contoh, misalkan
pada awalnya individu 1 berada di titik kesetimbangan, namun di lain pihak untuk
suatu alasan, individu 2 kehilangan ketertarikan terhadap individu 1. Akibatnya,
individu 1 akan ‘menderita’ (galau) dalam selang waktu tertentu terlebih dahulu
hingga pasangan tersebut mencapai titik kesetimbangan. Sebaliknya, jika
ketertarikan individu 2 terhadap individu 1 pada mulanya melebihi titik
kesetimbangan, maka hal itu akan membuat ketertarikan individu 1 terhadap
individu 2 semakin menigkat pula. Namun ketertarikan tersebut akan turun
kembali hingga mencapai titik kesetimbangan.

33
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Model dinamika cinta yang dibahas dalam makalah ini adalah :


ẋ1 (t) = - α1 x1 (t) + β1 x2 (t) + γ1 A2
ẋ 2 (t) = - α2 x2 (t) + β2 x1 (t) + γ2 A1

dimana α i, γ i, β i, Ai, adalah konstanta positif. Adapun α1 x1 (t), β1 x2 (t) dan γ1


A2 pada sistem di atas dijelaskan berturut-turut aspek oblivion, return dan instinct.

Beberapa sifat dinamik dari model adalah :


1. Sistem tidak memiliki potret fasa pusat.
2. Sistem stabil asimtotik jika α1α2 > β1β2.
3. Titik kesetimbangan dari sistem bernilai positif.
4. Jika xi(0)=0, maka 𝑥̇ 𝑖 𝑡 > 0 untuk setiap t, dengan i=1,2.

Interpretasi yang dapat disimpulan berdasarkan sifat-sifat di atas adalah :


1. Kisah cinta antara dua individu yang ada pada model di atas tidak
mengalami proses siklik.
2. Perasaan kedua individu menuju ke suatu titik kesetimbangan, jika rata-
rata atau geometrik dari koefisien reaksi terhadap perasaan cinta yang
dimiliki pasangan ( √𝛽1 𝛽2 ) lebih kevcil daripada rata-rata atau geometrik
dari proses melupakan ( √𝛼1 𝛼2 ).
3. Titik kesetimbangan perasaan dari kedua individu bernilai positif.
4. Dua individu yang pada awalnya tidak saling kenal atau belum
mempunyai perasaan apa-apa satu sama lainnya bisa membentuk
hubungan cinta yang terus tumbuh hingga mencapai titik kesetimbangan
yang positif.

34
4.2 Saran

Model dinamika cinta pada makalah ini mengasumsikan bahwa daya tarik
pasangan yang bernilai konstan. Untuk pembahasan selanjutnya, pembaca dapat
membentuk model lain dengan memperhatikan daya tarik pasangan yang tidak
konstan dan mengkaji sifat-sifat dinamik yang muncul dari model tersebut.

4.3 Rekomendasi

Model ini menunjukkan bahwa rasa cinta antara dua individu bisa diukur
besarannya. Dijelaskan juga bahwa rasa cinta dari individu tersebut terbatas.
Model ini juga menjelaskan bahwa rasa cinta itu pada awalnya tidak ada. Cinta itu
dapat tumbuh seiring berjalannya waktu.

Makalah ini juga beguna agar kita bisa mengukur rasa cinta dengan faktor
daya tarik pasangan. Pembaca juga bisa menambahkan faktor lain dari sumber
berbeda pula.

Model dinamika cinta pada makalah ini mengasumsikan daya tarik


pasangan yang bernilai konstan. Dari model ini kita bisa mengkaji sifat-sifat
dinamik yang ditimbulkan. Untuk pembahasan selanjutnya, pembaca dapat
membentuk model asumsi yang lain pula. Misalnya, daya tarik yang tidak konstan.
Sehingga pembaca juga bisa mengkaji sifat-sifat dinamik yang dapat ditimbulkan
dari daya tarik yang tidak konstan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard dan Chris Rorres. 2014. Aljabar Linier Elementer Edisi ke-11.
Jakarta: Erlangga.

D. G. Luenberger. 1979. Introduction to Dynamic Systems. New York: John


Wiley and Sons Inc.

Farina, Lorenzo dan Sergio Rinaldi. 1963. Positive Linear Systems Theory
and Applications. New York: John Wiley and Sons Inc.

Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Rinaldi, Sergio. 1996. Love Dynamics: The Case of Linear Couples. Autria:
International Institiute for Applid System Analysis.

Strogatz, H Steven. 1988. Love Affairs and Differential Equations. Mathematic


Magazine. 61: 35

Tavris, Carol dan Carole Wade. 2007. Psikologi Edisi Kesembilan. Jakarta :
Erlagga

Taylor E, Shelley, Dkk. Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta : Kencana.

Waluya, Budi. 2006. Persamaan Diferensial. Semarang : UNNES Press.

Wisnuwardhani, Dian dan Sri Fatmawati. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta:


Salemba Humanika.

36

Anda mungkin juga menyukai