Anda di halaman 1dari 23

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA KELAS 4 TEMA 1 INDAHNYA

KEBERSAMAAN

Mata Kuliah : Pengembangan Suplemen Bahan Ajar SD


Kode Mata Kuliah : KPD 619318
SKS : 2 SKS
Semester :6
Dosen Pengampu : 1. Dra. Nelly Astuti, M.Pd
2. Ujang Efendi, M.Pd.I
3. Deviyanti Pangestu, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Ajeng Qarrina 1913053049
2. Dinda Aphrodita 1913053124
3. Dwi Safitri 1913053066
4. Ika Lusiani 1913053075
5. Nuril Fajria Ramadhona 1913053131
6. Ramadhan Wibisono 1953053010
7. Yefsi Desti Ania 1913053054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah
laporan ini dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Pada Kelas 4 Tema 1
Indahnya Kebersamaan”.Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengembangan Suplemen Bahan Ajar SD.

Tim penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah membantu tim penyusun dalam menyusun makalah ini. Tim
penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat tim
penyusun harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Bandar Lampung, 27 Maret 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............. ......................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.4 Tujuan........................................................................................................2
1.5 Manfaat......................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................4
2.1 Bahan Ajar.................................................................................................4
2.2 Ruang Lingkup Materi IPS SD..................................................................10
2.3 Materi IPS Keberagaman Bangsaku..........................................................13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................16
3.1 Faktor Yang Menyebabkan Peserta Didik Kurang Memahami Materi
Keberagaman Bangsaku............................................................................16
3.2 Solusi Permasalahan Agar Peserta Didik Dapat Memahami Materi
Keberagaman Bangsaku............................................................................18
3.3 Kelebihan dan Kekurangan Buku Suplemen Yang Dikembangkan..........20
BAB IV PENUTUP............. ................................................................................21
4.1 Kesimpulan................................................................................................21
4.2 Saran..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............ .............................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendekatan pembelajaran tematik dalam IPS sering disebut dengan
pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran tematik pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip‐prinsip secara holistik dan otentik. Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang‐cabang
ilmu‐ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum    sekolah
yang diturunkan dari isi materi cabang‐cabang ilmu‐ilmu sosial: sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
Sejalan dengan konsep tersebut, pembelajaran tematik dalam IPS adalah
model pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan
topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka
selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub‐sub tema
dari bidang studi lain yang terkait.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran guru tentunya menyiapkan
perangkat pembelajaran mulai dari RPP, materi yang akan diajarkan, alat
peraga, ataupun bahan ajar. Alasan mengapa guru perlu mengembangkan
bahan ajar yaitu antara lain ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum,
karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan
bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan

1
dalam belajar siswa. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang sulit
dimengerti oleh siswa.
Dalam pengembangan bahan ajar guru dapat membuat modul sebagai
bahan ajar. Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara
sistematis sehingga pembacanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang guru.
Dalam pembelajaran IPS, modul diharapkan mampu mengakomodasi suatu
materi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Selain itu, dengan
design modul yang menarik siswa akan merasakan pembelajaran menjadi
menyenangkan. Berdasarkan pemaparan tersebut diperoleh makna bahwa
dalam sebuah pembelajaran guru harus mengembangkan bahan ajar agar siswa
dapat menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan belajar. Oleh sebab itu,
pada makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai bahan ajar materi
pembelajaran IPS SD khususnya pada kelas IV tema 2 subtema 1
pembelajaran 1.

1.2 Identifikasi Masalah


Adapun beberapa identifikasi masalah dalam pengembangan suplemen
bahan ajar ini adalah sebagai berikut.
1. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang sulit dimengerti oleh siswa.
2. Kurangnya sumber atau referensi guru dalam menjelaskan.
3. Kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan masalah dalam pengembangan suplemen bahan
ajar ini sebagai berikut.
1. Apakah faktor yang menyebabkan peserta didik kurang memahami materi
energi dan perubahannya?
2. Bagaimana solusi permasalahan agar peserta didik dapat memahami
materi energi dan perubahannya?
3. Apa kelebihan dan kekurangan buku suplemen yang dikembangkan?

2
1.4 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari pengembangan suplemen bahan ajar ini
sebagai berikut.
1. Mengetahui faktor yang menyebabkan peserta didik kurang memahami
materi energi dan perubahannya
2. Mengetahui solusi permasalahan agar peserta didik dapat memahami
materi energi dan perubahannya
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku suplemen yang
dikembangkan

1.5 Manfaat
Manfaat dari pengembangan suplemen bahan ajar adalah:
1. Pengembangan bahan ajar ini diharapkan bermanfaat untuk mempermudah
guru dalam menyampaikan materi pelajaran
2. Bahan ajar berupa modul ini diharapkan dapat membantu siswa agar lebih
mudah memahami materi, selain itu diharapkan dapat meningkatkan rasa
semangat belajar siswa

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Bahan Ajar


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dengan kata lain, bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode, batasan-Batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Bahan ajar akan menggurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap
muka), sehingga guru lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu
peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berguna membantu
pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar berguna membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Bagi pendidik bahan ajardigunakan untuk mengarahkan semua
aktivitasnya dan yang seharusnya diajarkan kepada siswa dalam proses
pembelajaran. Sedangkan bagi siswa akan dijadikan sebagai pedoman yang
seharusnya dipelajari selama proses pembelajaran. Bahan ajar dapat berfungsi
dalam pembelajaran individul yang dapat digunakan untuk menyusun dan
mengawasi proses pemerolehan informasi peserta didik.
a. Bentuk-bentuk Bahan Ajar
Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan
mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh
Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu: Bahan tertulis biasanya menampilkan
daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan
kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari.
1. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.
2. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara
mudah.

4
3. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi
individu.
4. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja.
5. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk
melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.
6. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai
besar.
7. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

b. Kriteria Bahan Ajar Yang Baik


Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang
berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang
berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas.
Menurut Furqon Bahan ajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria
sebagai berikut:
1. Substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi
atau subkompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
2. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi
konsep fakta,prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan
hirarki/step penguasaa kompetensi.
3. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi
harus sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
4. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan
mudah dipahami.

c. Fungsi Bahan Ajar


Fungsi bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang lakukan oleh guru dengan materi pembelajaran yang
kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar secara optimal.
Bahan ajar berfungsi sebagai berikut:

5
1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
prosespembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnyadiajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalamprosespembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi
yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
4. Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Membantu siswa dalam proses belajar .
6. Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran
7. Untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif.

d. Manfaat Bagi Peserta Didik


Manfaat bahan ajar bagi peserta didik antara lain sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasainya.

2.2 Ruang Lingkup Materi IPS SD


Wiyono (Tasrif, 2008: 2) mengemukakan bahwa IPS adalah mata
pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan
interaksinya dalam masyarakat. Selanjutnya Depdiknas (Tasrif, 2008: 2) juga
memberikan definisi IPS sebagai mata pelajaran yang mempelajari kehidupan
sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, sosiologi dan tata negara dengan menampilkan permasalahan
sehari-hari.
Konsep dasar IPS meliputi 1) interaksi, 2) saling ketergantungan, 3)
kesinambungan dan perubahan, 4) keragaman/ kesamaan/ perbedaan, 5)
konflik dan konsensus, 6) pola, 7) tempat, 8) kekuasaan, 9) nilai kepercayaan,
10) keadilan dan pemerataan, 11) kelangkaan, 12) kekhususan, 13) budaya,

6
14) nasionalisme (Etin Solihatin, 2009: 15-21). Jadi IPS merupakan mata
pelajaran yang mengkaji tentang manusia, kehidupan sosial dan berbagai
permasalahannya.
Sapriya (2009: 12) mengemukakan IPS di tingkat Sekolah Dasar pada
dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara
yang menguasai pengetahuan (knowledges), ketrampilan (skills), sikap dan
nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah pribadi/ masalah sosial serta kemampuan mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar
menjadi warga negara yang baik.
Tasrif (2008: 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek
berikut :
a. Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial,
hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan
sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik.
b. Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun
tetangga, kampong, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
c. Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat local, regional dan global
d. Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan
ekonomi.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

2.3 Materi IPS Keberagaman Bangsaku


Manusia adalah makluk sosial yang memerlukan keberadaan orang lain.
Manusia akan membuat kelompok persekutuan yang beragam karena
perbedaan, suku, agama, budaya, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, daerah
tempat tinggal, dan lain-lain.

7
Berbagai perbedaan turut menjadi unsur-unsur pembentuk keberagaman
dalam masyarakat. Keberagaman merupakan kenyataan yang harus dihadapi
dan terjadi secara alami. Keberagaman individu sosial sosial merupakan
dampak dari kedudukan manusia, baik sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.
Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai macam bentuk keberagaman,
seperti keberagaman kewilayahan, ras, golongan, jenis kelamin, agama, adat
istiadat, hingga budaya. Keberagaman yang menjadi bagian dari kehidupan ini
harus dijaga demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut laman Sumber Belajar Kemdikbud, setiap negara memiliki
keberagamannya masing-masing. Untuk di Indonesia, keberagaman terbagi
dalam dua jenis: Pertama, keberagaman wilayah dan lingkungan. Kedua,
keberagaman suku bangsa dan budaya.
Ada beberapa contoh sikap menghargai keberagaman masyarakat
Indonesia yang bisa kita laksanakan demi terciptanya kerukunan.
Keberagaman wilayah dan lingkungan adalah keberagaman yang dilihat dari
berbagai sisi pada wilayah. Misalnya dari Sabang sampai Merauke, Indonesia
memiliki berbagai ciri wilayah yang berbeda-beda seperti kekayaan alam,
kondisi lingkungan, flora fauna, dan sebagainya.
Sementara itu, keberagaman suku bangsa dan budaya adalah perbedaan
yang ditinjau dari sisi kelompok etnik dengan budaya yang dimilikinya.
Indonesia sangat kaya dengan suku bangsa yang tersebar di berbagai penjuru.
Setiap suku memiliki ciri khasnya masing-masing seperti adat, budaya,
kepercayaan, bahasa, dan sebagainya. Sampai sekarang belum diketahui
secara pasti jumlah suku di Indonesia. Sebagai gambaran, dari suku Dayak
yang tinggal di Pulau Kalimantan saja, sudah lebih dari 400 suku. Dalam
catatan Biro Pusat Statistik (BPS) di tahun 2010, setidaknya Indonesia
mempunyai 1.128 suku bangsa.
Suku-suku inilah yang membentuk keberagaman di Indonesia. Semua
perbedaan itu tidak boleh dianggap ancaman oleh satu suku kepada suku yang
lain. Sebaliknya, kekayaan budaya perlu dinilai sebagai aset yang membuat
terwujudnya integrasi bangsa.

8
Ada faktor yang membuat terjadinya keberagaman. Faktor tersebut tidak
tunggal, namun dipengaruhi oleh banyak aspek yang melingkupinya. faktor-
faktor tersebut adalah:
1. Lingkungan Fisik Daerah
Lingkungan fisik yang ada di masyarakat turut memengaruhi
keberagaman. Contohnya orang-orang yang tinggal di pantai, dataran
rendah, atau pegunungan memengaruhi ragam mata pencaharian dan
tradisi sosial budaya.
2. Agama atau Keyakinan
Masyarakat tidak bisa dilepaskan dari aspek agama. Indonesia memiliki
keberagaman dalam hal ini, termasuk adanya kepercayaan-kepercayaan
menurut adat masing-masing
3. Kehidupan Sosial Budaya
Sebuah daerah mempunyai perbedaan kehidupan sosial budaya dengan
daerah lain sehingga menimbulkan keberagaman. Sisi sosial budaya sangat
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
4. Faktor Sejarah
Sebuah wilayah turut memengaruhi keberagaman. Misalnya adanya
sebuah wilayah yang menurut sejarah menjadi penyebaran Islam, maka di
sana ditemukan berbagai hal yang bernafaskan Islam seperti bangunan,
adat, bangunan, dan sebagainya.
Indonesia dikaruniai dengan berbagai keberagaman, mulai dari perbedaan
suku, budaya, agama, warna kulit hingga cara pandang. Agar perbedaan
tersebut tidak menimbulkan kesenjangan, kita perlu menerapkan sikap
menghargai keberagaman dalam kehidupan sosial.
Setiap suku tersebut memiliki kebiasaan dan tradisi yang berbeda-beda.
Walau begitu mereka tetap bagian dari negara Indonesia. Untuk mejaga
persatuan tersebut, teman-teman harus memiliki rasa menghormati dan
menghargai antarsuku budaya. Menghormati menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah menaruh rasa hormat, mengakui. Jadi, menghormati
kebudayaan daerah lain adalah dengan memberikan rasa hormat dan mengakui
adanya kebudayaan lain di Indonesia. Sedangkan menghargai memiliki arti

9
yang tidak jauh berbeda, yaitu memberikan rasa hormat. Rasa hormat ini bisa
diberikan dengan beragam cara, yaitu :
1. Mengutamakan kepentingan umum daripada kelompok atau pribadi
Menghargai keberagaman dapat kita lakukan dengan mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan kelompok tertentu, apalagi
kepentingan pribadi yang justru menunjukkan sikap egois. Artinya, dalam
memecahkan masalah atau membuat keputusan sebaiknya didasarkan pada
hasil musyawarah dengan menjunjung tinggi kebutuhan banyak orang.

2. Saling menghormati perbedaan suku,fisik dan ras.


Indonesia adalah negara yang multikultural dengan agama, suku, ras,
maupun fisik dan karakter yang bermacam-macam. Agar bisa hidup
berdampingan, kita perlu saling menghormati berbagai perbedaan tersebut.
Contohnya, dengan tidak mencela bentuk tubuh orang lain, tidak
menjelekkan agama tertentu, tidak mencela ras yang berbeda, dan tidak
membedakan-bedakan perlakuan pada suku lain.

3. Membina kerukunan dalam kehidupan sosial


Salah satu contoh sikap menghargai keberagaman lainnya yaitu dengan
membina kerukunan dalam kehidupan sosial, baik di lingkungan keluarga,
sekolah, tempat kerja, maupun tempat umum.Seperti selalu berusaha
menepati janji agar tercipta rasa saling percaya, bersikap amanah supaya
dapat dipercaya, berperilaku jujur, bertindak adil, sopan santun dan ramah
tamah.

4. Menghargai privasi orang lain


Dalam kehidupan sosial, baik dalam lingkungan keluarga, pertemanan,
maupun pekerjaan, ada baiknya kita tetap menerapkan batasan untuk
menghargai privasi orang lain. Contohnya, meminta izin sebelum
meminjam barang orang lain, mengetuk pintu sebelum masuk ke rumah
atau kamar orang lain dan tidak menghubungi orang lain saat larut malam.

10
5. Saling Tolong Menolong
Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu manusia membutuhkan
orang lain di dalam kehidupannya. Itulah sebabnya, sesama manusia sudah
seharusnya saling tolong menolong. Misalnya, membantu persiapan acara
hajatan tetangga, memberikan makanan kepada orang yang kelaparan dan
menolong mereka yang terkena musibah dan bencana alam.

6. Menghormati ibadah, keyakinan dan agama yang berbeda.


Menghormati berbagai perbedaan juga termasuk salah satu sikap
menghargai keberagaman yang menjunjung tinggi nilai toleransi. Sikap ini
sangat penting diterapkan untuk menciptakan lingkungan yang damai dan
tentram. Beberapa contohnya yaitu tidak mengganggu ibadah orang lain,
tidak memaksakan orang lain berpindah keyakinan dan tidak mencela
agama sendiri maupun orang lain.

7. Mengapresiasi budaya daerah lain.


Saat mengunjungi wilayah tertentu atau bertemu dengan orang lain, ada
kalanya kita akan menemukan budaya yang berbeda. Keanekeragaman
budaya itulah yang sebenarnya memperkaya Indonesia, sehingga menarik
para wisatawan. Dengan demikian, sudah seharusnya kita mengapresiasi
budaya daerah lain dengan tidak menyombongkan budaya sendiri atau
menjelekkan-jelekkan budaya lain.

8. Berteman dengan siapa saja


Sikap menghargai terlihat pula dalam menjalin relasi dengan siapa saja,
meski memiliki perbedaan agama, budaya, suku, ras, maupun latar
belakang atau sosial. Tidak perlu membeda-bedakan pergaulan, contohnya
hanya ingin berteman dengan suku yang sama, memusuhi mereka yang
berbeda agama, atau menjauhi mereka yang memiliki status sosial tidak
sama.
Sikap menghargai keberagaman diartikan sebagai kecenderungan untuk
menghormati, mengindahkan, menganggap penting serta berperilaku objektif

11
terhadap pendapat, ras, agama, suku, budaya, maupun kelompok atau
golongan yang berbeda. Sikap menghargai keberagaman merupakan kunci
dalam terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. Tanpa adanya kesadaran
akan penerimaan keberagaman dan sikap saling menghargai keberagaman,
maka dapat memicu terjadinya konflik yang berakibat pada disintegrasi
bangsa. Oleh sebab itu, setiap individu perlu mengaplikasikan sikap
menghargai dalam kehidupan seharihari. Baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

12
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Faktor Yang Menyebabkan Peserta Didik Kurang Memahami Materi


Keberagaman Bangsaku
Dalam kepustakaan asing mengenai pendidikan IPS dikenal dengan
berbagai istilah seperti social secience education, social studies, and social
education. Sedangkan di Indonesia istilah Ilmu Pengetahuan Sosial baru mulai
muncul pada tahun 1975-1976, yaitu sebuah label untuk mata pelajaran
sejarah, ekonomi, geografi dan mata pelajaran ilmu sosial lainnya untuk
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kemudian dalam perkembangan
selanjutnya, nama IPS ini beranjak menjadi pengertian "suatu mata pelajaran
yang menggunakan pendekatan integrasi dari beberapa mata pelajaran, agar
pelajaran itu lebih mempunyai arti bagi peserta didik serta untuk mencegah
tumpang tindih. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Pembelajaran IPS memiliki tujuan yaitu untuk memahami dan
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan sosial,
kewarganegaraan, fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi serta mampu
merefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Lebih lanjut,
Maryani (dalam Susanto, 2014) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPS
adalah untuk: 1) mengembangkan pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial; 2)
mengembangkan kemampuan berpikir inquiry, pemecahan masalah, dan
keterampilan sosial; 3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
nilai kemanusiaan; dan 4) meningkatkan kemampuan berkompetensi dan

13
bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional
maupun skala internasional.
Proses pembelajaran IPS di sekolah selama ini masih banyak pendidik
yang menggunakan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional.
Masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan
IPS, sekalipun berbagai inovasi telah dilakukan tetapi hasilnya belum
memuaskan. Beberapa kelemahan dari model pembelajaran konvensional ini
diantaranya, guru kurang mengikutsertakan peserta didik dalam proses
pembelajaran, namun guru lebih cenderung menggunakann ceramah yang
hanya menuntut siswa pada kekuatan ingatan dan hafalan kejadian-kejadian
serta nama tokoh, tanpa mengembangkan wawasan berpikir dan penyelesaian
masalah yang memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih aktif.
Kelemahan lainnya, yang menjadikan kualitas pembelajaran pendidikan
IPS menjadi lemah dan tidak berkualitas adalah adanya anggapan yang keliru
dari pada orang tua, peserta didik sendiri, bahkan para pengambil keputusan
yang beranggapan bahwa pendidikan IPS kurang memiliki nilai manfaat
dibandingkan dengan bidang studi lain seperti IPA. Hal tersebut jelas
merupakan anggapan atau persepsi yang salah dalam menilai pendidikan IPS
yang menjadikan kualitas masukan bagi program IPS lebih rendah dibanding
dengan bidang studi yang lain, padahal secara intrinsik materi
pembelajarannya memerlukan kemampuan intelektual dan motivasi yang
tinggi.
Kondisi lainnya, yang tidak kalah pentingnya, yang menyebabkan
pembelajaran IPS tidak menarik dan membosankan adalah karena
pembelajaran IPS dianggap tidak bisa mengaplikasikan untuk mengetahui
secara lebih jauh apa yang dipelajarinya, sehingga pembelajaran IPS juga
dianggap hanya sekadar untuk kepentingan sesaat, tanpa ada manfaat praktis
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan belum menjadi nilai sosial
budaya yang berkembang di lingkungan masyarakat yang menjadi sumber
belajar bagi peserta didik.
Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar yaitu dibedakan menjadi
faktor internal dan eksternal. Faktor yang muncul dari dalam diri peserta didik

14
contohnya aspek minat, motivasi, dan bakat. Untuk faktor eksternal kesulitan
belajar yaitu aspek proses pembelajaran selama di kelas, sarana atau prasarana
sekolah, dukungan orang tua, dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Beberapa faktor juga dialami peserta didik yang mengalami kesulitan.
Faktor materi yang luas dan banyak berdampak pada ketidakpahaman
termasuk dalam faktor intern. Kurangnya minat peserta didik terhadap
pelajaran IPS juga termasuk faktor intern. Minat yang kurang dikarenakan
peserta didik menganggap bahwa materi IPS sulit dipahami dan banyak
bacaannya. Selanjutnya ada faktor eksternal yaitu kurangngnya pendampingan
orang tua saat peserta didik belajar di rumah, keterbatasan sumber belajar, dan
pelaksanaan pembelajaran berjalan kurang baik. Kurangnya pendampingan
dan keterbatasan sumber belajar termasuk dalam faktor dukungan orang tua
dalam menunjang aktivitas belajar. Pendampingan yang kurang saat belajar
karena orang tua bekerja dan terbatasnya sumber belajar yang dimiliki peserta
didik menandakan bahwa dukungan orang tua terhadap aktivitas belajar
peserta didik kurang. Pada kenyataannya orang tua memiliki peran penting di
rumah menggantikan peran guru. Faktor pelaksanaan pembelajaran yang
berjalan kurang baik termasuk dalam faktor proses pembelajaran dan strategi
pembelajaran yang digunakan guru. Semakin banyak pengalaman dan
penguasaan strategi yang dimiliki guru akan semakin baik pula pembelajaran
yang terjadi di kelas.

3.2 Solusi Permasalahan Agar Peserta Didik Dapat Memahami Materi


Keberagaman Bangsaku

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia


yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan
dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk
memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya
yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya
maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji

15
sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya
atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Dalam menentukan solusi permasalahan agar dapat memahami materi


keberagaman bangsaku, perlu diketahui terlebih dahulu faktor penyebab
terjadinya permasalahan belajar. Menurut Sugihartono dalam mengatasi
kesulitan belajar dapat dilakukan dengan bantuan berupa program remedial
atau pengajaran perbaikan, layanan bimbingan konseling, mengirimkan siswa
kepada ahli yang berkompeten dalam mengatasi kesulitan siswa (Harianto,
2011). Langkah yang dilakukan dalam mengatasi peseta didik yang kesulitan
belajar atau kurang memahami materi diantaranya.

a. Menelaah masalah yang dialami siswa guna mengatahui kesulitan belajar


yang dialaminya
b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang
memerlukan perbaikan
c. Solusinya dengan selalumemberikan motivasi agar minat belajar siswa
meningkat sehingga mampu memenuhi tujuan pembelajaran dan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa mengerjakan suatu tugas
dalam situasi berkelompok. Keberhasilan dari pendekatan belajar kelompok
ini tergantung pada beberapa faktor, yaitu guru, pemimpin kelompok,kemauan
masing-masing anggota kelompok, hubungan sosial antara anggota kelompok
dan tingkat kesukaran dari tugas tersebut. Pendekatan belajar kelompok dari
segi pedagogis dapat meningkatkankualitas kepribadian siswa,seperti adanya
kerjasama, toleransi, berpikir kritis dan disiplin. Dari segi psikologis dapat
menimbulkan persaingan yang positif antarkelompok. Dan dari segi sosial,
anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang
kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.
Belajar kelompok mempunyai tujuan utama agar anak dapat bersosialisasi
dan bekerjasama terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan
masalah bersama.Seperti melakukan percobaan, berdiskusi, bermain peran,
serta untuk mendorong agar anak pemalu dan penakut mau berbicara. Anak-

16
anak ini akan merasa aman jika berbicara dalam kelompok kecil daripada
secara klasikal. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak
untuk menjadi dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dari
pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengatasi kesulitan
belajar dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan dan konseling
terhadap siswa yang kesulitan untuk belajar.

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Buku Suplemen Yang Dikembangkan


Pada suplemen bahan ajar yang kami buat tentunya terdapat kelebihan dan
juga kekurangan, di antaranya
A. Kelebihan Buku Suplemen yang dikembangkan
1. Buku suplemen disusun dengan desain yang sangat menarik penuh
dengan warna dan gambar
2. Buku suplemen disusun dengan memperhatikan bahasa anak yang
memuat kata-kata dan kalimat yang menunjukkan pada hal-hal yang
disekitar anak (konkret).
3. Buku suplemen disusun memuat kegiatan belajar yang bersifat
kontekstual dengan menyajikan kegiatan membaca dan menulis yang
mengaitkan dengan hal-hal yang ada disekitar anak seperti
memperkenalkan diri mereka melalui menuliskan kartu nama pada
halaman awal buku suplemen yang telah kami susun.

B. Kekurangan Buku Suplemen yang dikembangkan


Kekurangan buku suplemen ini yaitu pertanyaan yang disajikan kurang
banyak dan belum variatif.
Pada buku suplemen yang kami kembangkan merupakan modifikasi dari
beberapa suplemen yang ada, kemudian kami desain lebih menyesuaikan
dengan kebutuhan anak seperti dengan menampilkan keberagaman budaya
seperti gambar rumah adat, makanan khas daerah dan pakaian adat daerah.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran yang
berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,
humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan
(Menurut Sapriya, 2009). Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya
menekankan pada aspek pengetahuan saja, melainkan juga pembinaan
peserta didik untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai
pengetahuan tersebut di tengah masyarakat. Nilai-nilai tersebut misalnya
kepedulian terhadap sesama dan lingkungan, disiplin, ketaatan,
keteraturan, etos kerja, dan lain-lain.
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan
cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi
materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya yang ada di
permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun
kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat
manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem
kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau
manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Sugihartono dalam mengatasi kesulitan belajar dapat
dilakukan dengan bantuan berupa program remedial atau pengajaran
perbaikan, layanan bimbingan konseling, mengirimkan siswa kepada ahli
yang berkompeten dalam mengatasi kesulitan siswa (Harianto, 2011).
Kelebihan Buku Suplemen yang dikembangkan, Buku suplemen disusun
dengan desain yang sangat menarik penuh dengan warna dan gambar.
Kekurangan Buku Suplemen yang dikembangkan, Pertanyaan yang
disajikan kurang banyak dan belum variatif, Pada buku suplemen yang

18
kami kembangkan merupakan modifikasi dari beberapa suplemen yang
ada.

4.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penyusun akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang pembahasan makalah diatas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Mutala’iliah, Nahdiyah. Dan Nurdyansyah. (2015). Pengembangan Bahan Ajar


Modul Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Sidoarjo: Core. Ac.uk.

Choirul Anwar, Ilham. (2021). Mengenal Keberagaman Sosial Budaya di


Indonesia serta Contohnya. https://tirto.id/mengenal-keberagaman-sosial-
budaya-diindonesia-serta-contohnya-gh32. Diakses pada tanggal 27 Maret
2022 Pukul 12.33 WIB.

Hassan, Wahyuningsih, Ika. Dan Machmud. (2018). Hubungan Kemampuan


Siswa dalam Mengiedentifikaso Keragaman Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan dalam Bhineka Tunggal Ika dengan Sikap Menghargai
Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan. Jurnal PKN
Progresif. 19(02). 110.

Susanto, Ahmad. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.


Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: Rosda Karya

20

Anda mungkin juga menyukai