Anda di halaman 1dari 68

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA I

Oleh :

1. DWI SRI WAHYUNI NIM : 1104170021

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMAIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan kami kekuatan dan
kelancaran kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas tambahan mata
kuliah Kapita Selekta Matematika I.

Dan harapan kami semoga rangkuman ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini.

Akhir kata kami berharap semoga rangkuman ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tuban, 21 Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................... i


Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
1. Bentuk Aljabar................ ......................................................................................... 2
2. Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel ............................................. 5
3. Perbandingan.............................................................................................................7
4. Aritmatika Sosial.......................................................................................................9
5. Garis dan Sudut........................................................................................................11
6. Segi Empat dan Segitiga..........................................................................................16
7. Penyajian Data ( Statistika ).....................................................................................21
8. Pola Bilangan...........................................................................................................24
9. Bidang kartesius.......................................................................................................26
10. Relasi dan Fungsi.....................................................................................................28
11. Persamaan Garis Lurus.............................................................................................31
12. Persamaan Linier Dua Variabel...............................................................................39
13. Teorema Phytagoras.................................................................................................44
14. Lingkaran..................................................................................................................45
15. Bangun Ruang Sisi Datar..........................................................................................47
16. Peluang......................................................................................................................49
17. Persamaan Kuadrat...................................................................................................54
18. Fungsi Kuadrat..........................................................................................................57
19. Kesebangunan dan Kekongruenan............................................................................61
20. Bangun Ruang Sisi Lengkung...................................................................................65

iii
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jenjang pendidikan adalah adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan , yaitu
pendidikan dasar (SD/MI/Paket A/SMP/MTS/Paket B), pendidikan menengah
(SMA/SMK), dan pendidikan tinggi. Serta pendidikan anak usia dini.
Setiap jenjang pendidikan tidak lepas dari pelajaran matemtika, karena pelajaran
matematika adalah dasar dari semua pelajaran. Ilmu matematika mampu melatih cara
berpikir siswa serta melatih proses berpikir siswa dalam mengkonsep ilmu – ilmu lain
yang dimiliki.
Akan tetapi tidak semua siswa mau dan mampu mempelajari matematika, bagi mereka
pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menakutkan, termasuk peserta
didik SMP.
Oleh sebab itu, dengan ini kami mencoba untuk menulis tentang mata pelajaran
matematika SMP yang berjudul Kapita Selekta Matematika I.
1.1.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja materi matematika yang diajarkan pada anak SMP?
2. Bagaimana pembahasan materi Matematika SMP?
1.2.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab masalah-masalah
tentangmateri kelistrikan, yaitu:
1. Peserta didik mampu memahami dan menyelesaikan persoalan – persoalan
matematika.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mampu membantu kami dan para pembaca
dalam proses belajar untuk lebih mudah memahami materi SMP.

5
BAB II
1. BENTUK ALJABAR
a. Kalimat Matematika dalam Bentuk Aljabar Serta Unsur-unsurnya
- Kalimat Matematika Tertutup :
Kalimat tertutup disebut kalimat pernyataan atau disingkat pernyataan.
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai kebenaran, yaitu kalimat
yang hanya benar saja atau salah saja, tidak dua-duanya pada saat yang sama,
artinya tidak sekaligus benar dan salah.
Contoh 1 (Pernyataan yang benar) a. Jumlah 5 dan 7 adalah 12. b. Dalam
setahun terdapat 12 bulan. c. Jika x = 2, maka 3x = 6.
Contoh 2 (Pernyataan yang salah) a. Sebuah kubus mempunyai 8 buah bidang
sisi. b. x – y = y – x, x ≠ y
- Kalimat Matematika Terbuka
Kalimat terbuka ialah kalimat yang bukan pernyataan.
Contoh : “x adalah pembagi dari 12”. Kita belum dapat menyatakan apakah
kalimat ini benar atau salah. Setelah “x” diganti dengan lambang bilangan asli,
barulah kita dapat menentukan benar atau salahnya kalimat itu.
- Variabel atau peubah adalah lambang-lambang berupa huruf atau bangun
yang dapat diganti dengan lambang anggota tertentu dari himpunan
semestanya, sehingga dapat menjadikan kalimat matematika terbuka menjadi
kalimat matematika tertutup.
- Himpunan Penyelesaian
Himpunan dari semua penyelesaian suatu kalimat terbuka disebut himpunan
penyelesaian
Contoh : Jika semesta dari “x + 2 = 2” adalah himpunan bilangan bulat, maka
himpunan penyelesaiannya adalah { 0 }
b. . Operasi pada Bentuk Aljabar
1. Penjumlahan dan Pengurangan Suku-suku serta Bentuk-bentuk Sejenis
- Sifat komutatif penjumlahan dan perkalian a + b = b + a ab = ba
- Sifat asosiatif penjumlahan dan perkalian (a + b) + c = a + (b + c) (ab)c =
a (bc)
- Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan ab + ac = a (b + c); a disebut
faktor persekutuan.
Contoh :

6
Sederhanakanlah 3x3 + 4x2 + x3 – 2x2.
Penyelesaian:
3x3 + 4x2 + x3 – 2x2
= 3x3 + x3 + 4x2 – 2x2 (hukum komutatif penjumlahan)
=(3+ 1)x3 + (4 – 2)x2 (hukum distributif perkalian terhadap
penjumlahan/pengurangan).
= 4x3 + 2x2
Catatan :
Bentuk seperti x3 -3x2 + 4x + 5 dinamakan suku banyak atau polinom
dengan satu
Peubah.
2. Menyatakan Perkalian Faktor-faktor sebagai Penjumlahan Suku-suku
Contoh : (x + 2) (x + 3) = x(x + 3) + 2(x + 3) = x2 + 3x + 2x + 6
= x2 + 5x + 6
3. Dua Pengkuadratan yang Penting
Perkalian dua buah bentuk pengkuadratan berikut:
a. (a + b)2 = (a + b)(a + b) = a(a + b) + b(a + b) = a2 + ab + ab + b2
b. (a - b)2 = (a - b)(a - b) = a(a - b) - b(a - b) = a2 - ab - ab + b2 Perhatikanlah
benar-benar
(a + b)2 = (a + b)(a + b)
(a - b)2 = (a - b)(a - b)
4. Identitas atau Kesamaan (Equality)
Untuk membuktikan bahwa suatu bentuk persamaan merupakan identitas,
maka perlu ditunjukkan bahwa bentuk ruas kiri dapat dijadikan sama dengan
bentuk ruas kanan.
Contoh :
Buktikanlah (p + q)2 – 4pq = (p – q)2 merupakan identitas. Bukti: Ruas kiri =
(p + q)2 – 4pq = p2 + 2pq + q2 – 4pq = p2 - 2pq + q2 = (p – q)2
= ruas kanan.
5. Menguraikan Bentuk Aljabar ke dalam Faktor-faktornya
Contoh : Faktorkanlah x2yz + xy2z + xyz2
Penyelesaian: Faktor persekutuan terbesar dari ketiga suku itu adalah xyz. Jika
tiap suku dibagi xyz terdapat faktor lain (x + y + z) sehingga: x2yz + xy2z +
xyz2 = xyz (x + y + z).

7
Catatan:
Dalam perkalian, pemakaian faktor-faktor seringkali dapat mempermudah
perhitungan, misalnya: (34 ×57) + (34 × 43) = 34(57 + 43) = 34 × 100 = 3400
6. Pemakaian Faktor untuk menyederhanakan Pecahan
Contoh :
Sederhanakan
12x-6
x2+x -12 jika x ≠ -4 dan x ≠ 3.
Penyelesaian:
12x-6 = 2(x-3) = 2
x2+x -12 (x+4)(x-3) (x+4)

2. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER SATU VARIABEL


a. Definisi
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan dengan
tanda sama dengan (=) dan hanyamemilikisatu variabel berpangkat satu.
Bentuk umumPersamaan Linear Satu Variabel:
ax + b = c
dengan:
- a≠ 0 ; x disebut variabel/peubah - Semua suku di sebelahkiri tanda ‘=’ disebut
ruas kiri - Semua suku di sebelah kanan tanda ‘=’ disebut ruas kanan
Contoh: 1. x-4 = 0 2. 5x + 6 = 16
b. PenyelesaianPersamaan Linear Satu Variabel
- Menambah atau mengurangi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang
sama
- Mengalikan ataumembagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama
- Menyelesaikan PLSV dengan menggunakan gabungan dari 1 dan 2 di atas

contoh : Carilah penyelesaian dari : 3 (3x +2) = 6 ( x-2)

jawab :

9x +6= 6x–12

9x+ 6 –6 = 6x–12–6kedua ruas dikurang 6 9x = 6x–18 9x–6x = 6x–18–


-6x 3x =-18 contoh : Carilah penyelesaian dari : 3 (3x
+2) = 6 ( x-2)

jawab :

9x +6= 6x–12

8
9x+ 6 –6 = 6x–12–6 kedua ruas dikurang 6

9x = 6x–18 9x–6x = 6x–18–6x kedua ruas dikurangi-6x

3x =-18 kedua ruas dibagi 3

x =-6

c. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dinyatakan


denganmenggunakan tanda/lambang ketidaksamaan/pertidaksamaan dengan satu
variable (peubah) berpangkat satu.

contoh :

3x + 6 ≥ 2x–5 5q–1 < 0 , x dan q disebut variabel

d. Menyelesaikan Pertidaksamaan LinearSatu Variabel (PLSV)

1. Menambah ataumengurangi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang


sama.

2. Mengalikan ataumembagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama.

contoh: 1. Carilah penyelesaian 2x–4 < 10

jawab :

2x–4 + 4 < 10 + 4

2x< 14

x<7

9
3. PERBANDINGAN
Perbandingan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam matematika, demikian
juga dalam kehidupan sehari-hari kita pun tidak lepas dari perbandingan.Contoh: :
a. Usia Ayah 45 tahun dan usia ibu 40 tahun, sedangkan usia Ali 15 tahun serta usia
Ani 10 tahun
Penyelesaian :
Perbandingan usia ayah dan ibu = 45 tahun : 40 tahun = 45 : 40 = 9 : 8
Perbandingan Usia Ali dan Ani = 15 tahun : 10 tahun = 15 : 10 = 3 : 2
Perbandingan usia Ayah dan Ali = 45 tahun : 15 tahun = 45 : 15 = 3 : 1
a. Skala

Jika pada peta tertulis skala 1 : 5.000.000,

berarti :
1 cm pada peta mewakili 5.000.000 cm jarak yang sebenarnya, atau
1 cm pada peta mewakili 50.000 m jarak yang sebenarnya, atau
1 cm pada peta mewakili 50 km jarak yang sebenarnya
Skala adalah perbandingan ukuran pada gambar (cm) dengan ukuran sebenarnya (cm)
Tampak bahwa skala menggunakan satuan cm untuk dua besaran yang
dibandingkan Perlu diingat bahwa : 1 km = 1.000 m = 100.000 cm.
Contoh berikut menjelaskan bagaimana kita menggunakan skala pada sebuah peta.

b. Perbandingan senilai

Perbandingan senilai berkaitan dengan perbandingan dua buah besaran, di mana jika
besaran yang satu berubah naik/turun, maka besaran yang lain juga berunah naik/turun.
Contoh masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai adalah :

 Jumlah barang yang dibeli dengan harga yang harus di bayar


 Jumlah konsumsi bahan bakar dan jarak yang ditempuh
 Jumlah kaleng cat dan luas permukaan yang bisa di cat
 dan lain-lain

- Menuliskan perbandingan senilai-

Misalkan diketahui dua besaran A dan B

10
Karena berlaku perbandingan senilai maka :

Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh :

c. Perbandingan Berbalik Nilai

Perbandingan berbalik nilai berkaitan dengan membandingkan dua buah keadaan di mana jika
besaran yang satu bertambah/berkurang maka besaran yang lain berkurang/bertambah.
Masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai antara lain :

 Banyaknya pekerja dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan


(untuk pekerjaan yang sama)
 Kecepatan dengan waktu tempuh (untuk jarak yang sama)
 Banyaknya ternak dan waktu untuk menghabiskan makanan tersebut (untuk jumlah
makanan ternak yang sama)
 Dan sebagainya

Misalkan diketahui dua besaran A dan B

Karena berlaku perbandingan berbalik nilai maka :

Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh :

4. ARITMATIKA SOSIAL
Aritmetika sosial merupakan salah satu materi matematika yang mempelajari operasi
dasar suatu bilangan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan jual beli atau perdagangan sering dijumpai. Dalam
perdagangan terdapat penjual dan pembeli. Jika kita ingin memperoleh barang yang kita
inginkan maka kita harus melakukan pertukaran untuk mendapatkannya. Misalnya penjual
menyerahkan barang kepada pembeli sebagai gantinya pembeli menyerahkan uang
sebagai penganti barang kepada penjual.
Seorang pedagang membeli barang dari pabrik untuk dijual lagi dipasar. Harga barang

11
dari pabrik disebut modal atau harga pembelian sedangkan harga dari hasil penjualan
barang disebut harga penjualan.
Dalam aritmetika sosial akan dijumpai beberapa hal, antara lain :
1. Untung
2. Rugi
3. Harga pembelian
4. Harga penjualan
1. Untung
Untung adalah selisih yang didapat antara harga penjualan suatu barang dengan harga
pembeliannya dengan syarat nilai harga jual lebih tinggi dari harga pembelian.
Untung = harga jual – harga beli
2. Rugi
Rugi adalah selisih yang didapat antara harga penjualan suatu barang dengan harga
pembeliannya dengan syarat nilai harga jual lebih rendah dari harga pembelian.
Rugi = harga beli – harga jual
3. Harga pembelian
Harga pembelian adalah harga untuk membeli bahan baku atau benda yang akan dijual.
Harga beli = harga jual – untung
4. Harga penjualan
Harga penjualan adalah harga ketika barang atau benda tersebut dijual, harga jual
didapatkan dengan menjumlahkan harga pembelian dengan untung.
Harga jual = harga beli + untung
5. Bruto, Tara, Neto
1. Bruto, bruto adalah istilah untuk perhitungan kotor dari suatu barang.
Bruto = Neto + Tara
2. Tara, tara adalah selisih antara neto dan bruto.
Tara = Bruto – Neto
3. Neto, neto adalah perhitungan bersih suatu barang.
Neto = Bruto – Tara
Diskon
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah Diskon sering dijumpai dalam bidang jual beli.
Diskon adalah besaran potongan harga yang diberikan untuk suatu barang tertentu.
Diskon biasanya diberikan dengan satuan persen.
contoh 20%

12
jadi, jika barang harga 100.000 jika diberikan diskon 20% maka harganya akan
menjadi :
=100.000 – 20% x (100.000)
=100.000 – 20.000
=80.000
jadi harga barang tersebut setelah diskon adalah 80.000
Bunga
Bunga dalam bahasan kali ini bukanlah bunga tumbuhan, melainkan tambahan yang
diberikan kepada suatu nilai. Sama seperti diskon, bunga biasanya diberikan dalam
satuan persen.
Contoh :
Bank AA memberikan bunga 5% per tahun untuk setiap uang yang didepositokan di
bank tersebut. jika pak adi mendepositokan uangnya sebesar 10 juta rupiah, setelah
satu tahun berapa uang pak adi?
Jawab :
=10.000.000 + 5% x (10.000.000)
=10.000.000 + 500.000
=10.500.000
jadi, setelah 1 tahun, uang pak adi menjadi 10.500.000
Pajak
Pajak adalah nominal yang akan menambah nilai suatu barang. Pajak pada umumnya
juga diberikan dalam satuan persen.
pajak untuk suatu barang akan menambah harga, namun untuk pajak terhadap gaji,
hadiah, atau barang yang didapatkan akan mengurangi nilai atau harganya.
contoh:
Pak adi akan membeli sebuah motor dengan harga 25 juta rupiah, motor tersebut
terkena pajak sebesar 10%. Maka berapa harga motor yang harus dibayar pak adi?
Jawab:
=25.000.000 + 10% x (25.000.000)
=25.000.000 + 2.500.000
=27.500.000
Jadi harga motor setelah terkena pajak adalah 27.500.000

13
5. GARIS DAN SUDUT
Pengertian Garis
Garis merupakan susunan titik-titik (bisa tak hingga) yang saling bersebelahan dan
berderet memanjang ke dua arah (kanan/kiri, atas/bawah)

Kedudukan dua buah Garis

Garis Sejajar
Posisi dua garis akan dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut berada di satu
bidang dan apabila kedua garis tersebut di perpenjang tidak akan bisa saling
berpotongan.

Garis Berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan apabila keduanya memiliki sebuah titik potong
atau biasa disebut sebagai titik persekutuan.

Garis berhimpit
Dua buah garis akan dikatakan berhimpit apabila kedua garis tersebut memiliki
setidaknya dua titik potong. sebagai contoh jarum jam ketika menunjukkan pukul 12
pas. kedua jarum jam tersebut akan saling berhimpit.

Garis Bersilangan
Dua buah garis dapat dikatakan bersilangan apabila keduanya tidak sejajar dan tidak
berada pada satu bidang.

Untuk memahami beragam kedudukan garis di atas perhatikan saja gambar berikut ini:

14
Pengertian Sudut
Di dalam ilmu matematika, sudut dapat diartikan sebagai sebuah daerah yang terbentuk
karena adanya dua buah garis sinar yang titik pangkalnya saling bersekutu atau berhimpit.
Bagian-bagian pada suatu sudut
Sudut memiliki tiga bagian penting, yaitu:
Kaki Sudut
Garis sinar yang membentuk sudut tersebut.
Titik Sudut
Titik pangkal/ titik potong tempat berhimpitnya garis sinar.
Daerah Sudut
Daerah atau ruang yang ada diantara dua kaki sudut.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

Jenis-jenis Sudut
Ada beragam jenis sudut semuanya dibedakan berdasarkan besar dari daerah sudut yang
terbentuk, diantaranya:

Sudut Siku-siku
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 90°
Sudut Lancip
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 0°dan 90°(0°< D < 90°)
Sudut Tumpul
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 90°dan 180°(90°< D < 180°)
Sudut Lurus
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 180°
Sudut Refleks
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 180°dan 360°(180°< D <
360°)

15
Hubungan antar Sudut

Sudut Berpenyiku
Apabila ada dua buah sudut berhimpitan dan membentuk sudut siku-siku, maka sudut yang
satu akan menjadi sudut penyiku bagi sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebut
dinyatakan sebagai sudut yang saling berpenyiku (komplemen).

Sudut Berpelurus
Apabila ada dua buah sudut yang berhimpitan dan saling membentuk sudut lurus maka sudut
yang satu akan menjadi sudut pelurus bagi sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebit bisa
dikatakan sebagai sudut yang saling berpelurus (suplemen).

∠PQS + ∠SQT + ∠TQR = 180°

Hubungan Antar Sudut apabila Dua Garis Sejajar Dipotong oleh Garis Lain
Simak dengan baik gambar di bawah ini:

Sudut Sehadap (sama besar)


Sudut sehadap adalah sudut yang memiliki posisi yang sama dan besarnyapun sama.
pada gambar di atas, sudut yang sehadap adalah:
∠A = ∠E

16
∠B = ∠F
∠C = ∠G
∠D = ∠H
Sudut Dalam Berseberangan (sama besar)
Sudut dalam bersebrangan adalah sudut yang ada di bagian dalam dan posisinya saling
berseberangan, pada gambar di ats sudut dalam berseberangan adalah:
∠C = ∠E
∠D = ∠F
Sudut Luar Berseberangan (sama besar)
Sudut luar bersebrangan adalah sudut yang berada di bagian luar dan posisinya saling
berseberangan, contohnya:
∠A = ∠G
∠B = ∠H
Sudut Dalam Sepihak
Sudut dalam sepihak adalah sudut yang berada di bagian dalam dan berada pada sisi
yang sama. bila dijumlahkan, sudut yang saling sepihak akan membentuk sudut 180°.
contohnya:
∠D + ∠E = 180°
∠C + ∠F = 180°
Sudut Luar Sepihak
Sudut luar sepihak adalah sudut yang berada di bagian luar dan berada pada sisi yang
sama. bila dijumlahkan, sudut yang saling sepihak akan membentuk sudut 180°.
contohnya:
∠B + ∠G = 180°
∠A + ∠H = 180°
Sudut bertolak belakang (sama besar)
merupakan sudut yang posisinya saling bertolak belakang, pada gambar di atas, sudut
yang bertolak belakang adalah:
∠A = ∠C
∠B = ∠D
∠E = ∠G
∠F = ∠H

17
Satuan Sudut
Di dalam ukuran derajat, nilai 1 derajat mewakili sebuah sudut yang diputar sejauh 1/360
putaran. artinya 1°=1/360 putaran.

untuk menyatakan ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat (°) kita bisa menggunakan menit
(') dan detik (''). perhatikan hubungan derajat, menit, dan detik berikut ini:

1 derajat (1°) = 60 menit (60')


1 menit (1') = 1/60°
1 menit (1') = 60 detik (60”)
1 derajat (1°) = 3600 detik (3600'')
1 detik (1'') = 1/3600°

Ukuran sudut dalam satuan radian

1°= p/180 radian


atau
1 radian = 180°/p

Apabila nilai p = 3,14159 maka:

1°= p/180 radian = 3,14159/180 = 0,017453


atau
1 radian = 180°/p = 180°/3,14159 = 57,296°

6. SEGI EMPAT DAN SEGITIGA

B. SEGITIGA
Jenis-jenis segitiga ditinjau dari panjang sisinya :
- Segitiga sama sisi
- Segitiga sama kaki
- Segitiga sebarang
Jenis – jenis segitiga ditinjau dari besar sudutnya :

- Segitiga lancip = salah satu sudutnya lebih dari 900tetapi kurang dari 1800

- Segitiga siku – siku = dengan salah satu sudutnya 900


- Segitiga tumpul = salah satu sudutnya lebih dari 900tetapi kurang dari 1800

Jenis-jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya dan besar sudut-sudutnya

- segitiga siku-siku samakaki


- segitiga lancip samakaki

18
- segitiga tumpul samakaki

Jumlah Sudut-Sudut Segitiga :

<A + <B + <C = 1800

Keliling dan Luas Segitiga

a. Keliling segitigaa

Untuk menentukan keliling suatu segitiga, kita harus mengetahui panjang ketiga sisi
segitiga karena keliling segitiga merupakan jumlah dari panjang ketiga sisi yang
membentuk segitiga tersebut.

b. Luas Segitiga

L=½xaxt

C. SEGI EMPAT
1. Persegi Panjang

Sifat-sifat Persegi Panjang

1. Sisi-sisi yang berhadapan sama penjang


2. Keempat sudutnya siku-siku
3. Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling membagi dua sama panjang.
2. Persegi

Sifat-sifat persegi antara lain :

1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar


2. Keempat sudutnya siku-siku
3. Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling membagi dua sama panjang
4. Panjang keempat sisinya sama
5. Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya
6. Diagonal-diagonalnya saling perpotongan dan tegak lurus

Keliling Dan Luas Persegi Panjang Dan Persegi

-Keliling dan Luas persegi panjang

19
K=p+p+l+l

=2 p + 2 l

= 2 ( p + l ).

L= Panjang x Lebar

=pxl

-Keliling dan Luas persegi

K=s+s+s+s

=4xs

Luas Persegi = sisi x sisi

= s x s = s2

3. Jajargenjang

Sifat-sifat jajar genjang, antara lain:


1) Sisi-sisi yang berhadapan pada suatu jajargenjang sama panjang dan sejajar
2) Sudut-sudut berhadapan pada suatu jajargenjang sama besar
3) Sudut-sudut yang berdekatan pada suatu jajargenjang jumlahnya 180o
4) Diagonal-diagonal suatu jajargenjang saling membagi dua sama panjang
Luas jajargenjang = a x t

4. Belah ketupat

20
Sifat-sifat belah ketupat, antara lain:
1) Keempat sisinya sama panjang
2) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
3) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
4) Diagonal-diagonalnya membagi sudut menjadi du sama besar
5) Kedua diagonalnya saling tegak lurus dan saling membagi dua sama panjang
6) Jumlah sudut-sudut yang berdekatan = 180o.

Luas = ½ x diagonal 1 x diagonal 2

5. Layang-layang

Layang-layang adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi yang sama panjang.
Sifat layang-layang, antara lain:
1) Terdapat du pasang sisi yang sama panjang
2) Sepasang sudut yang berhadapan sama besar
3) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri dan merupakan diagonal
terpanjang
4) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus diagonal yang
lain

Rumus:
Luas = ½ x d1 x d2
Keliling = AB + BC + CD + AD

21
6. Trapesium

Trapesium adalah segi empat yang mempunyai tepat sepasang sisi yang berhadap
sejajar.
Sifat-sifat trapesium sama kaki, antara lain:
1) Sudut-sudut alasnya sama besar, begitu juga sudut-sudut pada sisi atas
2) Diagonal-diagonalnya sama panjang
3) Dapat menempati bingkainy dengan dua cara
Sifat-sifat trapesium siku-siku, antara lain:
1) Jumlah dua sudut yang berdekatan antara dua sisi sejajar adalah 180o
2) Trapesium siku-siku mempunyai tepat du sudut siku-siku
Rumus:
Luas = ½ x (a+b) x t
Keliling = AB + BC + CD + AD

7. PENYAJIAN DATA (Statistika)

a. Pengertian

Penyajian data ( Statisstika ) adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara


pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data,dan penarikan kesimpulan
berdasarkan kumpulan data yang dilakukan.

b. Bentuk Data

- Data kuantitatif : Berbentuk bilangan

- Data Kualitatifn : tidak berbentuk bilangan

c. Penyajian Data Statistik

- Piktogram (diagram gambar atau lambang)

- Diagram batang

22
- Diagram garis

- Diagram lingkaran

- Histogram dan poligon frekuensi

d. Ukuran Pemusatan Data Tunggal

- Mean (Rata – rata )

- Median (Nilai Tengah)


Median adalah nilai tengah dari data yang telah diurutkan.

- Modus adalah nilai dari sekumpulan data yang sering muncul

e. Contoh Median, Modus, serta Mean


- Tentukanlah nilai Mean, Median, dan Juga Modus dari data berikut :

23
-
- Penyelesaian :
- Sebelumnya kita buat terlebih dahulu tabel sebagai berikut :

-
- a. Mean dari data diatas adalah

-
- b. Modus dari data diatas adalah data yang mempunyai frekuensi terbanyak
yakni frekuensi 6, jadi data yang menjadi modus adalah 7.
- c. Median dari data diatas adalah :

24
-
8. POLA BILANGAN
a. Bilangan asli = 1,2,3, ...n
b. Bilangan cacah = 0,1,2,3,... (n-1)
c. Bilangan genap = 2,4,6,... 2n
d. Bilangan ganjil = 1,3,5,... (2n-1)
e. Bilangan persegi = 1,4,9,16,... n2
f. Bilangan persegi panjang = 2,6,12,20,...., n(n+1)
g. Bilangan segitiga = 1,3,6,10,...., n(n+1)
2

h. Barisan dan Deret aritmatika

-) Pengertian Barisan
Barisan adalah rangkaian bilangan yang disusun menurut aturan atau pola tertentu.
Bentuk umum:
U1, U2, U3, ...Un
Keterangan:
U1 = suku pertama
U2 = suku kedua
U3 = suku ketiga
Un = suku ke-n
-) Pengertian Deret
Deret adalah penjumlahan suku-suku suatu barisan bilangan
Bentuk umum:
Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un
Sn = n/2 (a + Un) = n/2 [2a+(n-1)b]

25
Keterangan:
Sn = jumlah suku ke-n
-) Rumus beda (b)
b = Un - Un-1
b = U2 - U1 = U3 - U2
-) Rumus mencari suku ke-n
Un = a+ (n-1) b

U1 = a = suku pertama/suku awal


U2 = a + b
U3 = a + 2b
U4 =a + 3b
-) Suku tengah barisan aritmatika
Suku tengah dari barisan aritmatika terjadio jika banyaknya suku ganjil, dirumuskan
Bentuk umum:
Ut = ½ ( a + Un )

i) Barisan dan Deret Geometri


Barisan geometri adalah barisan bilangan yang setiap suku – sukunya berurutan dan
mempunyai pembanding / ratio yang tetap ( konstan ).
Bentuk umum:
U1, U2, U3, ...Un
a, ar, ar^2, .., ar^(n-1)

Pada barisan aritmatika terdapat beberapa rumus sebagai berikut:


a) Rumus rasio (r)
r = Un / Un-1 = U2 / U1 = U3 / U2
b) Rumus mencari suku ke-n
Un = ar(n-1)
U1 = a, U2 = ar, U3 = ar2
9. BIDANG KARTESIUS

Dua sumbu yang saling tegak lurus antar satu dengan yang lain. Kedua sumbu tersebut
terletak dalam satu bidang (bidang xy). Sumbu horizontal (mendatar) diberi nama x, dan

26
sumbu vertikal (tegak) diberi nama y. Titik potong sumbu X dan Y disebut titik asal. Titik ini
dinyatakan sebagai titik nol. Pada sumbu X dan Y terletak titik yang berjarak sama.
Pada sumbu X dari titik nol ke kanan dan seterusnya merupakan bilangan positif, sedangkan
dari titik nol ke kiri dan seterusnya merupakan bilangan negatif. Pada sumbu Y, dari titik nol
ke atas merupakan bilangan positif, dan dari titik nol ke bawah
merupakanbilangannegatif. Untuk koordinat x disebut (absis)dan koordinat
y disebut (ordinat).

Dalam bidang koordinat kartesius sumbu x dan sumbu y membagi bidang koordinat
menjadi 4, yaitu:
 Kuadran I: Koordinat-x positif dan koordinat-y positif
 Kuadran II: Koordinat- x negatif dan koordinat-y positif
 Kuadran III: Koordinat- x negatif dan koordinat-y negatif.
 Kuadran IV: Koordinat- x positif dan koordinat-y negatif
Contoh: Menentukan koordinat titik-titik pada bidang koordinat kartesius dibawah ini!
Amati posisi titik A, B, C, D, E, F, G dan H terhadap sumbu X dan sumbu Y.

27
Penyelesaian:
 · A(2, 6) berarti Titik A bejarak 6 satuan terhadap sumbu-x dan berjarak 2 satuan
terhadap sumbu-y.
 · B(5, 5) berarti titik b berjarak 5 satuan terhadap sumbu- X dan berjarak 5 satuan
terhadap sumbu-y.
 · C(-4, 3) berarti titik c berjarak 3 satuan terhadap sumbu- X dan berjarak -4
satuan terhadap sumbu-y.
 · D(-5, 6) berarti titik D berjarak 6 satuan terhadap sumbu- X dan berjarak --5
satuan terhadap sumbu-y.
 · E(-3, -3) berarti titik e berjarak -3 satuan terhadap sumbu- X dan berjarak -3
satuan terhadap sumbu-y.
 · F (-5, -6) berarti titik f berjarak -6 satuan terhadap sumbu- X dan berjarak -5
satuan terhadap sumbu-y.
 · G(5, -4) berarti titik g berjarak -4 satuan terhadap sumbu- X dan berjarak -5
satuan terhadap sumbu-y.
 · H(3, -6) berarti titik h berjarak -6 satuan terhadap sumbu- X dan berjarak 3
satuan terhadap sumbu-y.

28
10. RELASI DAN FUNGSI

a. Relasi

Definisi :

Relasi dari himpunan M ke himpunan N adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-
anggota himpunan M ke anggota-anggota himpunan N.

Misalkan M= { Adi, Bela, Cintia, Devi, Eli}, dan N={Musik, Tari, Teater}

Hubungan antara anggota himpunan M dan anggota himpunan N dinamakan Relasi.

b. Fungsi dan Grafik Fungsi

29
Selain fungsi dikenal juga istilah pemetaan. Keduanya memiliki makna yang sama. Grafik
fungsi adalah grafik yang menggambarkan bentuk suatu fungsi dalam diagram cartesius.
Grafik ini diperoleh dengan menghubungkan noktah-noktah yang merupakan pasangan
berurutan antara daerah asal (sumbu x) dan daerah hasil (sumbu y).

Himpunan A = {Jakarta, Kuala Lumpur, Paris, Teheran, Tokyo}

Himpunan B = {Indonesia, Iran, Jepang, Malaysia, Perancis}

Akan dibuat Relasi Ibukota dari himpunan A ke Himpunan B. Perhatikan diagram panah
berikut.

Pada diagram, terlihat bahwa Relasi dari A ke B memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

Setiap anggota A mempunya Kawan di B

Tidak ada anggota A yang mempunyai kawan lebih dari satu di B.

Relasi yang memenuhi sifat-sifat diatas merupakan Relasi Khusus yang


dinamakan Fungsi.

a. Domain (Daerah Asal), Kodomain (Daerah Kawan), dan Range (Daerah Hasil).

Perhatikan Gambar berikut :

30
A= { a, b, c, d } dinamakan daerah asal (Domain)

B = { p, q, r, s } dinamakan daerah kawan (Kodomain)

b. Banyaknya pemetaan dari Dua Himpunan

Jika banyaknya himpunan A adalah n(A) dan banyak himpunan B adalah


n(B), maka banyak pemetaan dari A ke B adalah

Banyaknya pemetaan dari B ke A adalah

Contohnya:

Diketahui n(A)= 4 , n(B)= 4, maka banyak pemetaan dari A ke B adalah

Penyelesaian:

Menentukan nilai fungsi dengan cara mensubstitusikan nilai x pada rumus fungsi f(x).

Contoh:

Tentukan rumus fungsi . Kemudian tentukan nilai fungsi untuk x= -4 dan x


= 3.

Penyelesaian:

Rumus fungsi adalah

a) Nilai fungsi untuk x= -4

= 16-1

= 15

b) Nilai fungsi untuk x= 3

= 9-1

=8

11. PERSAMAAN GARIS LURUS


A. Bentuk Persamaan Garis Lurus

31
Dari persamaan y = 4x, jika dibuat grafiknya dengan x variable pada himpunan
bilangan nyata (real), maka akan terbentuk garis lurus. Oleh karena itu, persamaan
seperti y = 4x disebut persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk dengan berbagai
variable
1. y = 3x + 4
2. 2x-4y+8 = 0
3. s = 20t
4. s = 60t+40
B. Menggambar Grafik dari Persamaan Garis Lurus dengan Menggnakan Tabel
Langkah-langkah menggambar garis lurus :
1. Tentukan paling sedikit dua titik yang dilalui garis tersebut.
2. Buat tabel yang memuat tiga kolom yaitu x, y, dan (x,y).
3. Tempatkan pasangan bilangan yang diperoleh dari tabel pada koordinat kartesius.
4. Gambarlah garisnya dengan menghubungkan setiap titiknya.
Contoh :
Gambarlah garis dengan persamaan y = x – 2
Jawab :
a. Bentuk tabel yang memuat nilai x dan y pada persamaan y = x – 2 sebagai
berikut.
Contoh nilai x = 0 dan 1
x 0 1
x–2 -2 -1
(x, y) (0, -2) (1, -1)

b. Tempatkan titik (0, -2) dan (1, -1) pada koordinat kartesius.
c. Gambarkan garis yang melalui titik (0, -2) dan (1, -1) .

32
1. GRADIEN GARIS LURUS
A. PENGERTIAN GRADIEN
Tangga untuk tempat tidur tingkat seperti tampak pada gambar di
samping merupakan salah satu contoh penerapan garis lurus dalam kehidupan sehari-
hari. Agar tangga aman, nyaman, dan tidak berbahaya jika dinaiki, maka harus
ditentukan dengan tepat kemiringan tangga tersebut.
Persamaan berikut menyatakan pengertian gradien (kemiringan garis).
Kemiringan garis/ = perubahan panjang sisi tegak (vertikal) (y)
Grdien (m) perubahan panjang sisi mendatar (horizontal) (x)

B. Gradien Garis yang Melalui Titi O (0,0) dan Titik A (x,y)


Gradien Garis yang Melalui Titi O(0,0) dan Titik A(x,y) dapat dirumuskan : m =
𝑦
𝑥

Contoh :
Tentukan gradient garis yang melalui titik O(0, 0) dan titik R(5, 4)!
Jawab :
𝑦
m=𝑥
4
=5

33
C. Gradien yang Melalui 2 Titik
Gradien yang melalui 2 titik (x1, y1) dan (x2, y2) dapat dirumuskan sebagai
𝑦2−𝑦1
berikut : m = x2−x1

Contoh :
Tentukan gradien garis yang melalui titik A (2,4) dan titik B (4, 8)
Jawab :
Titik A (2, 4)  x1 = 2 , y1 = 4
Titik B (4, 8)  x2 = 4 , y2 = 8
𝑦2−𝑦1
m=
x2−x1
8−4
= 4−2
4
=2

=2

D. Gradien yang bentuk Pesamaannya ax + by +c = 0


Gradien yang bentuk pesamaannya ax + by +c = 0 dapat dirumuskan sebagai
−𝑎
berikut : m = b

Contoh :Tentukan gradient garis 3x – y + 7 = 0


Jawab :
−𝑎 −3
m= = = 3
b 1

E. Gradien Garis yang Saling Sejajar dan Tegak Lurus


a. Gradien Garis yang Saling Sejajar ( // )
Gradien garis yang saling sejajar dirumuskan sebagai berikut : m1 = m2
Contoh :
1. Garis g yang bergradien -3 ½ sejajar dengan garis l . Tentukan gradient graris l !

34
Jawab :
mg = -3 ½
mg = ml = -3 ½
2. Tentukan nilai t jika garis 4x + 2y = 5 sejajr dengan garis tx + (2t-1)y = 0!
Jawab :
4x + 2y = 5
−𝑎 −4 −𝑎 −𝑡
m1 = = = -2 m2 = = 2𝑡−1
𝑏 2 𝑏

karena sejajar, maka :


m1 = m2
−𝑡
-2 = 2𝑡−1

-t = -4t+2
3t = 2
2
t =3

b. Gradien Garis yang Tegak Lurus (┴ )


Gradien garis yang tegak lurus dirumuskan sebagai berikut : m1 . m2 = -1
Contoh :
1. Garis k yang bergradien 2/5 tegak lurus dengan garis l. Tentukan gradient garis
l!
Jawab :
mk = 2/5
karena tegak lurus, maka:
mk . ml = -1
2
ml = -1
5
5 5
ml = -1 . 2 = - 2

2. Tentukan nilai p jika garis 6x + 3y = 9 tegak lurus garis px + (2p-1)y = 9


Jawab :
6x + 3y = 9
−𝑎 −6 −𝑎 −𝑝
m1 = = = -2 m2 = = 2𝑝−1
𝑏 3 𝑏

karena tegak luruus , maka :


m1 . m2 = -1

35
−𝑝
-2 . 2𝑝−1 = -1
2𝑝
= -1
2𝑝−1

2𝑝 = -2p + 1
4𝑝 =1
1
p=4

2. BENTUK PERSAMAAN GARIS LURUS


a. Persamaan Garis Lurus dalam Bentuk y = mx

Bergradien m
Persamaan garis y = mx
Melalui titik O (0, 0)

Contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui pangkal koordinat dan bergradien -2 ½ !
Jawab :
m = -2 ½
Garis melalui pangkal koordinat, yaitu titik (0, 0)
Maka, persamaan garisnya adalah y = mx  y = -2 ½ x
b. Persamaan Garis Lurus dalam Bentuk y = mx + c
Persamaan garis y = mx + c bergradien m dan melalui titik (0, c).
Titik (0, c) adalah titik potong terhadap sumbu y.
Contoh :
Tentukan persamaan garis yang bergradien 4 dan melalui titik (0, -7).
Jawab :
m=4
Melalui (0, -7), maka = -7
Persamaan garisnya adalah :
y = mx + c
y = 4x - 7
c. Persamaan Garis yang Bergradien m dan Melalui titik (x1, y1)
Persamaan garis yang melalui sembarang titik (x1 , y1) dan bergradien m adalah
y – y1 = m(x – x1)
Contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(-2, 1) dan bergradien 2!
Jawab :

36
Titik A(-2, 1), maka x1 = -2 dan y1 = 1 dengan m = 2
Persamaan garisnya adalah :
y – y1 = m(x – x1)
y – 1 = 2(x +2)
y – 1 = 2x + 4
y = 2x + 5
d. Persamaan Garis yang Melalui Titik (x1, y1) dan (x2, y2)
Rumus persamaan garis yang melalui sembarang titik (x1, y1) dan (x2, y2) adalah :
𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
= 𝑥2−𝑥1
𝑦2−𝑦1

Contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik K(-1,0) dan L(3, -8)!
Jawab :
K(-1,0), maka x1 = -1 dan y1 = 0
L(3, -8), maka x2 = 3 dan y2 = -8
𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
= 𝑥2−𝑥1
𝑦2−𝑦1
𝑦−0 𝑥+1
= 3+1
−8−0
𝑦 𝑥+1
=
−8 4

4y = -8x – 8
y = -2x – 2 atau 2x + y +2 = 0
3. HUBUNGAN GRADIEN DENGAN PERSAMAAN GARIS LURUS
Berdasarkan gradient dan titik yang yang dilalui oleh suatu garis, maka kita dapat
menentukan kedudukan dua buah garis, apakah kedua garis tersebut saling sejajar atau
saling berpotongan.
a. Persamaan Garis yang Saling Sejajar dan Saling Berhimpit
1. Persamaan garis yang Saling Sejajar
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, garis-garis yang sejajar memiliki
gradien yang sama. Jadi, garis dengan persamaan y = m1x + c1 dan y = m2x + c2
akan saling sejajar jika m1 = m2
Contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (3, 1) dan sejajar dengan garis yang
persamaannya y = 2x + 3
Jawab :

37
g1 = 2x + 3 m1 = 2
karena sejajar, maka : m1 = m2 = 2
Melalui titik (3, 1), maka x1 = 3 dan y1 = 1
Persamaan garisnya adalah :
y – y1 = m(x – x1)
y – 1 = 2(x – 3)
y – 1 = 2x – 6
y = 2x – 5 atau 2x – y -4 =0
2. Persamaan Garis yang Saling Berhimpit
Jika garis dengan persamaan y = m1x + c1 dan y = m2x + c2 saling berhimpit,
maka m1 = m2 dan c1 = c2.
Contoh :
2
Tunjukkan bahwa garis dengan persamaan y = 3x- 4 dan 4x – 6y – 24 = 0 saling

berhimpit !
Jawab :
2 2
g1: y = 3x- 4, maka m1 = 3 dan c1 = -4

g2: 4x – 6y – 24 = 0 :-
2 6
x – y – 4 =0
3
2 2
y= 3x – 4, maka m2 = 3 dan c2 = -4

Karena m1 = m2 dan c1 = c2 maka garis tersebut saling berhimpit.


b. Persamaan Garis yang Saling Berpotongan dan Berpotongan Tegak Lurus
1. Persamaan Garis yang Saling Berpotongan
Jika garis dengan persamaan y = m1x + c1 dan y = m2x + c2 saling
berpotongan, maka m1 ≠ m2.
Contoh :
Tentukan hubungan antara garis dengan persamaan y = 2x + 4 dengan garis 3x +4y
= 12 !
Jawab :
g1 = y = 2x + 4 maka m1 = 2
g2 = 3x +4y = 12
4y = -3x +12
3 3
y = - 4 + 3 maka, m2 = - 4

38
Karena m1 ≠ m2 maka kedua garis tersebut saling berpotongan
2. Persamaan Garis yang Berpotongan Tegak Lurus
Jika garis dengan persamaan y = m1x + c1 dan y = m2x + c2 saling
berpotongan tegak lurus, maka m1 x m2 = -1.
Contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik C(-4, -1) dan tegak lurus dengan garis
2
y =- 3x + 5 !

Jawab :
2 2
y =- 3x + 5 maka m1 = - 3

Karena tegak lurus, maka :


m1 . m2 = -1
2
- 3 . m2 = -1
3
m2 = -1 .(- 2)
3
m2 = 2

Melalui titik C(-4, -1) maka x1 = -4 dan y1 = -1


Persamaan garisnya adalah :
y – y1 = m(x – x1)
3
y + 1 = 2(x + 4)
3
y + 1 = 2x + 6
3
y = 2x + 5

12. PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL


Bentuk umum dari persamaan linear dua variabel adalah
ax + by = c, dengan a,b,c, anggota bilangan real.

Sistem persamaan linear dua variabel


Bentuk umum dari sistem ini adalah:
ax + by = c
px + qy = r

Dimana x dan y disebut sebagai variabel, a,b,p, dan q disebut sebagai koefisien.
Sedangkan c dan r disebut dengan konstanta.

39
Persamaan-persamaan linear dua variabel dapat diselesaikan dengan dua buah cara yaitu
metode subtitusi dan metode eliminasi. Mari kita simak pembahasan mengenai kedua
buah metode tersebut.
Metode substitusi
Konsep dasar dari metode substitusi adalah mengganti sebuah variabel dengan menggunakan
persamaan yang lain.
contoh untuk menyelesaikan persamaan x+3y = 9 dan 3x-y= 4 maka cara menjawabnya
adalah:

Pertama kita ubah terlebih dahulu persamaan yang pertama dari x+3y=9 menjadi x=9-3y
Lalu persamaan tersebut kita masukkan ke dalam persamaan yang kedua 3x-y = 4 maka
persamaannya menjadi:

2(9 - 3y)-y = 4
18-6y-y = 4
18-7y = 4
-7y = 4 -18
-7y = -14
7y = 14
Y = 14/7
Y=2

Kita sudah menemukan nilai y = 2 mari kita masukkan kedalam salah satu persamaan tersebut.

2x-y = 4
2x-2 = 4
2x = 4+2
2x = 6
X = 6/2
X=3

Maka penyelesaian dari sistem persamaan di atas adalah x = 3 dan y = 2


Maka himpunan penyelesaianya adalah : HP = {3, 2}
Metode Eliminasi

40
Konsep dasar pada metode eliminasi adalah dengan menghilangkan salah satu variabel yang
ada di dalam persamaan, variabel x atau y. Sebagai contoh, untuk menyelesaikan persamaan
2x+y=5 dan 3x-2y=4

Cara menjawabnya adalah dengan mengeliminasi salah satu variabel, misalnya kita ingin
menghilangkan variabel x (lihat jumlah x pada persamaan 1 dan 2, perbandingannya adalah
2:3 maka perkalian yang digunakan adalah 2 dan 3):

2x + y = 5 |x3| -> 6x + 3y = 15
3x - 2y = 4 |x2| -> 6x - 4y = 8 -
7y = 7
y =1

Masukkan nilai y = 3 kedalam salah satu persamaan yang ada. Misalnya:

2x + y = 5
2x + 1 = 5
2x = 5-1
2x = 4
x = 2

Maka penyelesaian akhir dari sistem persamaan tersebut adalah x = 2 dan y = 1.


Dapat disimpulkan bahwa Himpunan penyelesaiannya adalah : HP = {2,1}

Metode Gabungan (Eliminasi – Substitusi)


Langkah-langkah menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi:
1. Cari nilai salah satu variabel x atau y dengan metode eliminasi.
2. Gunakan metode substitusi untuk mendapatkan nilai variabel kedua yang belum
diketahui.
3. Penyelesaiannya adalah (x, y).

41
Permasalahan dalam SPLDV:
Persamaan pertama: 2x + 3y = 8
Persamaan Kedua: 3x + y = 5

Penyelesaian permasalahan SPLDV dengan metode gabungan (eliminasi – substitusi):


Langkah 1: mencari nilai x dengan metode eliminasi

Langkah 2: substitusi nilai pada persamaan 2x + 3y = 8 (pilih salah satu, bebas, hasilnya
akan sama).

2x+3y = 8
2(1)+3y=8
2+3y = 8
3y = 8-2
3y = 6
y=2

Langkah 3: penyelesaiannya adalah (x, y)


Hasil yang diperoleh x = 1 dan y = 2
Penyelesaiannya adalah (1, 2)

Metode Grafik

Langkah-langkah menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi:


1. Menggbar garis yang mewakili kedua persamaan dalam bidang kartesius.
2. Menemukan titik potong dari kedua grafik tersebut.
3. Penyelesaiannya adalah (x, y).

42
Permasalahan dalam SPLDV:
Persamaan pertama: 2x + 3y = 8
Persamaan Kedua: 3x + y = 5

Penyelesaian SPLDV dengan metode grafik.


Langkah 1: menggambar kedua grafik
Menentukan titik potong pada kedua sumbu x dan y dari kedua persamaan.

Reperesentasi kedua persamaan dalam bidang kartesius.

43
Langkah 2: menemukan titik potong dari kedua grafik tersebut.

Langkah 3: peyelesaiannya adalah (x, y)


Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa titik potong berada pada x = 1 dan y = 2
Penyelesaiannya adalah (1, 2)

13. TEOREMA PHYTAGORAS

Pythagoras menyatakan bahwa : “Untuk setiap segitiga siku-siku berlaku kuadrat


panjang sisi miring (Hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-
sikunya.”
jika c adalah panjang sisi miring/hipotenusa segitiga, a dan b adalah panjang sisi
siku-siku. Berdasarkan teorema Pythagoras di atas maka diperoleh hubungan:
c2 = a2 + b2
Dalil pythagoras di atas dapat diturunkan menjadi:
a2 = c2 – b2
b2 = c2 – a2

Menentukan Jenis Segitiga jika Diketahui Panjang Sisinya dan Triple Pythagoras
1. Kebalikan Dalil Pythagoras

44
Dalil pythagoras menyatakan bahwa dalam segitiga ABC, jika sudut A siku-siku maka
berlaku a2= b2 + c2.
Dalam ABC, apabila a adalah sisi dihadapan sudut A, b adalah sisi dihadapan sudut B, c
adalah sisi sihadapan sudut C, maka berlaku kebalikan Teorama Pythagoras, yaitu:
Jika a2 = b2 + c2 maka ABC siku-siku di A.
Jika b2 = a2 +c2 maka ABC siku-siku di B.
Jika c2 = a2 + b2 maka ABC siku-siku di C.
Dengan menggunakan prinsip kebalikan dalil Pythagoras, kita dapat menentukan apakah
suatu segitiga merupakan segitiga lancip atau tumpul.
Jika a2 = b2 + c2 maka ABC adalah segitiga siku-siku.
Jika a2 > b2 + c2 maka ABC adalah segitiga tumpul.
Jika a2 < b2 + c2 maka ABC adalah segitiga lancip.

14. LINGKARAN
A. Keliling Lingkaran dan Luas Lingkaran
Rumus Keliling

K = keliling
r = jari-jari lingkaran
D = diameter lingkaran

D = 2 ×r
r=D:2

Rumus Luas

L = luas lingkaran
D = diameter
r = jari-jari lingkaran

B. Sudut Pusat dan Sudut Keliling Lingkaran

45
∠AOC = sudut pusat
∠ ABC = sudut keliling

Sudut pusat yang menghadap ke diameter lingkaran

∠ABC = ∠ ADC = 90°


Sudut pusat yang menghadap ke diameter lingkaran

∠ABC = ∠ ADC = 90°

Sudut keliling yang menghadap busur sama besarnya sama.

46
∠ ABD = ∠ACD

C. Panjang busur dan Luas juring

Panjang busur AB:

Luas juring AOB:

15. BANGUN RUANG SISI DATAR


. Kubus : bangun ruang yang dibatasi oleh 6 ( enam ) bangun datar yang masing -
masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun. Kubus mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, 8
titik sudut, 12 diagonal sisi, 4 diagonal ruang, dan 6 bidang diagonal.
Volume = sisi x sisi x sisi
Luas Permukaan = 6 x sisi x sisi

b. Balok : bangun ruang yang dibatasi oleh enam bangun datar berbentuk
persegipanjang. Pasangan sisi yang saling berhadapan selalu sama dan sebangun. Balok

47
mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, 8 titik sudut, 12 diagonal sisi, 4 diagonal ruang, dan 6 bidang
diagonal.

Volume =pxlxt
Luas Permukaan = 2 x ( pl + pt + lt )
Keterangan :
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
pl = p x l
pt = p x t
lt =lxt

c. Prisma : bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah sisi atau bidang sejajar di mana
sisi - sisi atau bidang - bidang sejajar tersebut merupakan sisi atau bidang alas dan atas
( tutup ).

Volume = Luas alas x tinggi


Luas Permukaan = 2 x Luas alas + Keliling alas x tinggi

d. Limas : bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak ( segitiga, segiempat,
segilima, dan seterusnya ) dan bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga yang
berpotongan pada satu titik. Titik potong dari sisi - sisi tegak limas disebut titik puncak
limas.

48
Volume = ( Luas alas x tinggi ) : 3
Luas permukaan = penjumlahan luas semua sisinya

16. PELUANG
- Titik Sampel dan Ruang Sampel
Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.
Titik sampel adalah semua anggota yang berada pada ruang sampel. Untuk menentukan
jumlah ruang sampel suatu percobaan dapat dilakukan dengan membuat tabel, diagram
pohon, atau menggunakan rumus.

Contoh
Tiga mata uang dilambungkan bersama-sama. Banyaknya anggota ruang sampel
adalah ….
A. 3
B. 6
C. 8
D. 9

Pembahasan
Cara 1: Menentukan banyaknya ruang sampel dengan tabel.

Cara 2: Menentukan banyaknya ruang sampel dengan diagram pohon.

49
Menentukan banyaknya ruang sampel dengan rumus
Banyaknya titik sampel pada keping mata uang adalah
Banyaknya titik sampel pada keping mata uang adalah
Kesimpulan:
Jadi, banyak anggota ruang sampel tiga mata uang yang dilambungkan adalah 8 yaitu:
AAA,AAG,AGA,AGG,GAA,GAG,GGA,GGG.

Peluang Suatu Kejadian

Peluang suatu kejadian adalah perbandingan antara banyaknya kejadian yang diamati dengan
banyaknya kejadian yang mungkin.

Peluang kejadian dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.


S = {1,2,3,4,5,6} maka nilai n(S) = 6
A = {2,3,5} maka n(A) = 3

Uraian tersebut menjelaskan bahwa jika setiap titik sampel dari anggota ruang sampel S
memiliki peluang yang sama, maka peluang kejadian A yang jumlah anggotanya dinyatakan
dalam n(A) dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

Percobaan melemparkan mata uang logam hasilnya adalah G atau A. Apabila percobaan
dilempar 10 kali dan muncul G 4 kali maka frekuensi relatif munculnya G adalah 4/10. Jika
percobaan dilakukan 10 kali lagi dan muncul G 3 kali sehingga dalam 20 kali percobaam G

50
muncul sebanyak 7 kali maka frekuensi relatif muncul G pada 20 percobaan adalah 7/20.

Frekuensi Relatif
Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya percobaan yang dilakukan dengan
banyaknya kejadian yang diamati. Dari Percobaan melemparkan mata uang logam tadi maka
frekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut :

Contoh lagi
Pada percobaan melempar mata uang logam sebanyak 100 kali ternyata muncul permukaan
gambar sebanyak 30 kali

Frekuensi relatif muncul gambar = 30/100 = 3/10


Peluang

Contoh
Pada percobaan mengetos atau melempar undi sebuah mata uang logam maka

Peluang muncul angka = 1/2


1 adalah banyak permukaan angka pada mata uang
2 adalah adanya dua kemungkinan yaitu muncul angka atau gambar

Nilai Peluang
Nilai-nilai peluang yang diperoleh berkisar antara 0 sampai dengan 1. Untuk setiap kejadian
A, batas-batas nilai P(A) secara matematis ditulis sebagai berikut.

51
0 ≤ P (A) ≤ 1 dengan P(A) adalah peluang suatu kejadian A

Jika P(A) = 0, maka kejadian A adalah kejadian mustahil, maka peluangnya adalah 0
Contoh :
Matahari terbit di sebelah selatan adalah kejadian mustahil, maka peluangnya = 0

Jika P(A) = 1, maka kejadian A adalah kejadian pasti


Contoh :
Makhluk yang bernyawa pasti mati adalah kejadian pasti, maka peluangnya = 1

Ada juga peluang kejadian yang bernilai antara 0 dan 1, berarti kejadian tersebut mungkin
terjadi. Misalnya peluang seorang murid menjadi juara kelas. Jika L merupakan kejadian
komplemen dari kejadian A maka peluang kejadian L adalah 1- peluang kejadian A. Secara
matematis ditulis.

P (L) = 1 - P(A) atau P(L) + P(A) = 1

Contoh :
Jika peluang turun hujan pada hari ini = 0,6 maka
Peluang tidak turun hujan pada hari ini = 1 - P (hujan)
= 1 - 0,6
= 0,4
Frekuensi Harapan

frekuensi harapan suatu kejadian adalah harapan banyaknya muncul suatu kejadian dari
sejumlah percobaan yang dilakukan. Secara matematis ditulis sebagai berikut

Frekuensi harapan = P(A) x banyak percobaan

Contoh :
Pada percobaan mengetos sebuah dadu sebanyak 60 kali, maka :
Peluang muncul mata 2 = 1/6
Frekuensi harapan muncul mata 2 = P (mata 2) x banyak percoban

52
= 1/6 x 60
= 10 kali

Contoh Soal Peluang


Untuk memantapkan pemahaman materi peluang matematika, simak beberapa contoh soal
beserta penyelesaiannya berikut ini.
Contoh Soal Peluang 1
Pada percobaan melempar sebuah mata uang logam sebanyak 120 kali, ternyata muncul angka
sebanyak 50 kali. Tentukan frekuensi relatif muncul angka dan frekuensi relatif muncul
gambar!
Penyelesaian
Frekuensi relatif muncul angka = Banyak angka yang muncul/Banyak percobaan
= 50/120
= 5/12

Frekuensi relatif muncul gambar = Banyak gambar yang muncul/Banyak percobaan


= (120 - 50) / 120
= 70/120
= 7/12

17. PERSAMAAN KUADRAT

1. Pengertian Persamaan Kuadrat


Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
2.
Bentuk umum persamaan kuadrat:

ax2 + bx + c = 0, a≠0 dan a,b,c elemen R

Dengan:
x adalah variabel dari persamaan kuadrat
a adalah koefisien x2
b adalah koefisien x
c adalah konstanta

53
2. Cara Penyelesaian Persamaan Kuadrat
Ada 3 cara untuk menyelesaikan soal-soal yang berbentuk persamaan kuadrat yakni:
a. Memfaktorkan
ax2 + bx + c = 0, a≠0 dapat diuraikan menjadi: (x - x1) (x - x2) = 0
b. Menggunakan Rumus Kuadrat (Rumus abc)
Rumus untuk menentukan akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, a≠0 adalah:

c. Melengkapkan Kuadrat Sempurna


Cara menyelesaikan persamaan kuadrat dengan melengkapkan kuadrat sempurna adalah
dengan mengubah persamaan kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna. Bentuk umum
persamaan kuadrat berbentuk kuadrat sempurna adalah

(x+p)2 = q, dengan q > 0


3. Menentukan Jenis Akar-akar Persamaan Kuadrat
Jenis akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat ditentukan oleh nilai diskriminan D
= b2 - 4ac
a. Kedua akar nyata dan berlainan (x1 ≠ x2) <=> D > 0
b. Kedua akar nyata dan sama (x1 = x2) <=> D = 0
c. Kedua akar tidak nyata (imaginer) <=> D < 0
d. D = k2, dengan k2= bilangan kuadrat sempurna kedua akar rasional

4. Jumlah dan Hasil Kali Akar-akar Persamaan Kuadrat


Untuk menghitung jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0,
dengan a≠0 dapat dicari tanpa terlebih dahulu mencari akar-akarnya.
Dari rumus:

dapat diperoleh:

x1 + x2 =-b/a dan x1.x2 = c/a

Rumus-rumus lain yang dapat digunakan adalah

54
5. Sifat-Sifat Akar Persamaan Kuadrat
Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, a≠0 maka berlaku sifat-
sifat berikut ini:

a. Syarat mempunyai dua akar positif

b. Syarat mempunyai dua akar negatif

c. Syarat mempunyai dua akar berlainan tanda

d. Syarat mempunyai dua akar berlawanan

e. Syarat mempunyai dua akar berkebalikan

55
18. FUNGSI KUADRAT
Fungsi kuadrat adalah suatu persamaan dari variabel yang mempunyai pangkat tertinggi
dua. Fungsi ini berkaitan dengan persamaan kuadrat. Bentuk umum persamaan kuadrat
adalah:

Sedangkan bentuk umum dari fungsi kuadrat adalah:

Dengan a, b, merupakan koefisien, dan c adalah konstanta, serta .

Grafik Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat dapat digambarkan ke dalam koordinat kartesius


sehingga diperoleh suatu grafik fungsi kuadrat. Sumbu x adalah domain dan sumbu y
adalah kodomain. Grafik dari fungsi kuadrat berbentuk seperti parabola sehingga sering
disebut grafik parabola.

Grafik dapat dibuat dengan memasukan nilai x pada interval tertentu sehingga didapat nilai
y. Kemudian pasangan nilai (x, y) tersebut menjadi koordinat dari yang dilewati suatu
grafik. Sebagai contoh, grafik dari fungsi: adalah:

Jenis grafik fungsi kuadrat lain

1. Grafik fungsi

56
Jika pada fungsi memiliki nilai b dan c sama dengan nol, maka fungsi
kuadratnya:

Pada grafik fungsi ini akan selalu memiliki garis simetris pada x = 0 dan titik puncak y = 0.
Sebagai contoh , maka grafiknya adalah:

2. Grafik fungsi

Jika pada fungsi memiliki nilai b = 0, maka fungsi kuadratnya sama


dengan:

Pada fungsi ini grafik akan memiliki kesamaan dengan grafik fungsi kuadrat yaitu
selalu memiliki garis simetris pada x = 0. Namun, titik puncaknya sama dengan
nilai c atau . Sebagai contoh = + 2, maka grafiknya adalah:

3. Grafik fungsi

57
Grafik ini merupakan hasil perubahan bentuk dari . Pada fungsi kuadrat
ini grafik akan memiliki titik puncak (x, y) sama dengan (h, k). Hubungan antara a, b, dan
c dengan h, k sebagai berikut:

Sifat-sifat Grafik Fungsi Kuadrat


a. Grafik terbuka

Grafik dapat terbuka ke atas atau ke bawah. Sifat ini ditentukan oleh
nilai a. Jika maka grafik terbuka ke atas, jika maka grafik terbuka kebawah.

b. Titik Puncak
Grafik kuadrat mempunyai titik puncak atau titik balik. Jika grafik terbuka kebawah, maka
titik puncak adalah titik maksimum. Jika grafik terbuka keatas maka, titik puncak adalah
titik minimum.

c. Sumbu Simetri
Sumbu simetri membagi grafik kuadrat menjadi 2 bagian sehingga tepat berada di titik
puncak. Karena itu, letaknya pada grafik berada pada:

d. Titik potong sumbu y

Grafik memotong sumbu y di x = 0. Jika nilai x = 0 disubstitusikan ke


dalam fungsi, diperoleh y = c. Maka titik potong berada di (0, c).

58
e. Titik potong sumbu x
Grafik kuadrat akan memotong sumbu x di y = 0, sehingga membentuk persamaan:

Akar-akar dari persamaan tersebut adalah absis dari titik potong. Oleh karena itu, nilai
diskriminan (D) berpengaruh pada keberadaan titik potong sumbu x sebagai berikut:

 Jika , grafik memotong sumbu x di dua titik


 Jika , grafik menyinggung sumbu x
 Jika , grafik tidak memotong sumbu x

19. KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

1. Dua bangun datar yang sebangun

Kedua bangun di atas, ABCD dan KLMN adalah dua bangun yang sebangun, karena
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Pasangan sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama, yaitu:

Pasangan sisi AD dan KN = AD/KN = 3/6 = 1/2

59
Pasangan sisi AB dan KL = AB/KL = 3/6 = 1/2

Pasangan sisi BC dan LM = BC/LM = 3/6 = 1/2

Pasangan sisi CD dan MN = CD/MN = 3/6 = 1/2

Jadi, AD/KN = AB/KL = BC/LM = CM/MN

Jadi,Besar sudut yang Persesuaian sama,

yaitu :
2. Dua segi tiga yang sebangun

Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat :

a. Perbandingan sisi yang sama besar bersesuaian sama besar, yaitu :

AC bersesuaian dengan PR = AC/PR = 4/2 = 2

AB bersesuaian dengan PQ = AB/PQ = 4/2 = 2

BC bersesuaian dengan = QR BC/QR = 4/2 =2

Jadi :

b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu :

Perhatikan segitiga berikut :

dan sebangun , maka :

60
Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi ke sisi miring, maka diperoleh rumus :

Kongruenan Bangun
1. Dua bangun datar yang kongruen
Perhatikan dua bangun datar berikut !

KL = PQ
LM = QR
MN = RS
NK = SP
KLMN dan PQRS kongruen. Dua bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut
memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
2. Dua segitiga yang kongruen
Secara geometris dua segitiga konsruen adalah dua segitiga yang saling menutpi dengan tepat.
Sifat dua segitiga kongruen :
a. Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian sama besar.
Syarat dua segitiga kongruen adalah sebagai berikut :

Tiga sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sisi, sisi)

AB = PQ (sisi)

61
AC = PR (sisi)
BC = QR (sisi)

Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)

AB = PQ (sisi)

BC = QR (sisi)
c. Satu sisi api dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)

AC = RP (sisi)

CONTOH SOAL

Pada gambar di bawah diketahui AB = 6 cm dan BC. Tentukan


a. AC;
b. AD;
c. BD.

Jawab:
a. AC2 = AB2+BC2
= 62 + 82
= 36+64
= 100
AC = √100 = 10

62
b. AB2 = AD x AC
62 = AD x 10
36 = AD x l0
AD =36/10
= 3,6 cm
DC = l0 cm – 3,6cm
= 6,4 cm
c. BD2 = AD x DC
= 3,6 x 6,4
= 23,04
BD = √23,04 = 4,8 cm

20. BANGUN RUANG SISI LENGKUNG


TABUNG

Sifat-sifat dari tabung adalah:

– Memiliki sisi alas dan atas yang bentuknya sama berupa lingkaran.
– Memiliki sisi lengkung atau selimut yang menghubungkan sisi alas dan atas.
Rumus Tabung
1. Luas Permukaan
=

2. Volume
=

Dengan

r = jari-jari
t = tinggi

63
Untuk lebih lengkapnya mengenai tabung, lihat materi tabung

KERUCUT

Sifat-sifat dari kerucut adalah:

– Memiliki sebuah alas yang bentuknya lingkaran


– Memiliki titik puncak atas
– Memiliki selimut (sisi) yang berbentuk lengkungan.
Rumus Kerucut
1. Luas Permukaan
=
2. Volume
=
dengan

r = jari-jari
s = garis pelukis
t = tinggi kerucut
Untuk lebih lengkapnya mengenai kerucut, lihat materi kerucut

BOLA

Sifat-sifat dari bola adalah:

64
– Hanya memiliki satu buah sisi
– Tidak Memiliki titik sudut
– Hanya Memiliki sebuah sisi lengkung yang tertutup
Rumus Bola
1. Luas Permukaan
=
2. Volume
=
Dengan

r = jari-jari

65
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rangkuman ini kami buat guna memenuhi tugas tambahan mata kuliah Kapita
Selekta I. Rangkuman ini berisi tentang penjelasan singkat mata pelajaran Matematika
tingkat SMP. Tulisan ini kami buat dengan informasi atau pengetahuan dari berbagai
sumber. Semoga tulisan ini bisa diterima dan bermanfaat bagi para pembaca.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.

66
DAFTAR PUSTAKA

https://belajar0k3.wordpress.com/2011/04/04/perbandingan-smp-kelas-vii/
https://duniamatematika.com/matematika-smp/materi-matematika-smp-kelas-vii-aritmetika-
sosial/
https://pabaiq.blogspot.com/2018
/04/rankuman-materi-matematika-kelas-7-semester-2-kurikulum-2013-tentang-segi-empat-
dan-segi-tiga.html
https://nisa2110wordpresscom.wordpress.com/2015/12/25/statistika-kelas-7/
http://martinamuizfanimyblog.blogspot.com/2017/03/sistem-koordinat-cartesius-kelas-8.html
http://www.rumusmatematikadasar.com/2014/10/sistem-persamaan-linear-dua-variabel-kelas-
8-smp.html
https://idschool.net/smp/sistem-persamaan-linear-dua-variabel-spldv/
http://hidupsmart27.blogspot.com/2013/07/materi-matematika-kelas-8-smpmtsn-bab-5.html
https://www.juraganles.com/2018/07/materi-peluang-matematika-rumus-peluang-dan-contoh-
soal.html
http://ilmuku-duniaku14.blogspot.com/2016/10/materi-lengkap-persamaan-kuadrat.html
https://estiyaniesti.wordpress.com/2013/11/26/materi-matematika-persamaan-dan-fungsi-
kuadrat/
https://www.studiobelajar.com/fungsi-kuadrat/
https://iputuwidyantara.wordpress.com/2013/12/20/13/
https://duniamatematika.com/matematika-smp/materi-matematika-smp-kelas-ix-bangun-
ruang-sisi-lengkung/

67
1

Anda mungkin juga menyukai