DOSEN PEMBIMBING
RITA YULIASTUTI
OLEH :
VINKA RATNASARI ( 1104190011 )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Makalah ini
dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman
belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar “Indahnya Belajar Dan
Beribadah Di Bulan Ramadhan Ketika Pandemi Corona”
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak
mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang Indahnya Belajar Dan Beribadah Di Bulan
Ramadan Ketika Pandemi Corona, Aamiin.
2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 5
C. TUJUAN .................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. TENTANG BULAN RAMADAN ............................................................ 6
B. AMANKAH PUASA DI TENGAH PANDEMI CORONA .................. 7
C. INDAHNYA BELAJAR DAN BERIBADAH DI BULAN
RAMADHAN KETIKA PANDEMI CORONA ..................................... 9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 20
B. SARAN ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ramadan tahun ini berbeda dari bulan puasa tahun-tahun sebelumnya. Bulan
puasa yang kali ini jatuh pada 24 April hingga jelang akhir Mei 2020 mendatang
terasa lebih sendu dan tak semeriah biasanya. Kondisi ini tak lepas dari pandemi
Corona COVID-19 yang melanda dunia. Data yang dihimpun oleh Johns Hopkins
University memperkirakan, ada 185 negara, termasuk Indonesia, yang telah
terdampak Virus Corona baru. situs gisanddata.maps.arcgis.com menunjukkan
total kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi di seluruh dunia telah mencapai
lebih dari 2,7 juta orang.
Virus SARS-CoV-2 telah merenggut 191.614 jiwa di dunia. Transmisi
COVID-19 yang begitu cepat melalui droplet atau cairan hidung dan mulut serta
permukaan benda yang terkontaminasi telah mengubah pola hidup masyarakat.
Pemangku kebijakan negara-negara yang terdampak mengambil langkah
antisipatif penyebaran virus dengan menerapkan pola hidup baru: pembatasan
interaksi sosial yang diwujudkan dengan beraktivitas dari rumah, menggunakan
masker, karantina mandiri bagi individu dengan kondisi dan status kesehatan
tertentu, hingga karantina wilayah.
Hal itu tentunya juga berdampak terhadap tradisi dan kebiasaan di
bulan Ramadan. Jika biasanya umat Muslim menjalankan ibadah puasa dengan
berbuka bersama atau sholat tarawih di masjid beramai-ramai, kali ini terpaksa
dilakukan tanpa berkelompok, hanya bersama anggota keluarga inti, di rumah
masing-masing. Gejala dan karakteristik virus yang tidak pasti dan terus berubah
tengah diteliti para ilmuwan di dunia. Jumlah orang yang terinfeksi semakin
meningkat. Para ilmuwan berlomba dengan waktu, berusaha memahami lebih
dalam tentang Virus Corona jenis baru ini demi menemukan penawarnya. Dengan
semakin banyak informasi yang digali mengenai coronavirus.
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu bulan ramadhan ?
2. Amankah puasa di tengah pandemi corona ?
3. Indahkah belajar dan beribadah di bulan ramadhan ketika pandemi
corona ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang bulan ramadhan
2. Mengetahui apakah aman puasa di tengah pandemi corona
3. Mengetahui indahnya belajar dan beribadah di bulan ramadhan ketika
pandemi corona
4. Sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa."
(Al-Baqarah 2: 183).
Surat Al Baqarah ayat 183 ini mengandung banyak makna dan pelajaran
mengenai pelaksanaan puasa Ramadan. Hakikat puasa pada ayat ini menjelaskan
bahwa tiap orang-orang yang beriman diwajibkan untuk berpuasa semata-mata
hanya untuk bertakwa pada Allah.
7
b. Memenuhi Kebutuhan Gizi Dan Hidrasi Saat Berbuka
Kekebalan tubuh yang ekstra saat bulan Ramadan tentu harus
dimiliki. Selain mempertahankan stamina di kala bekerja dan berpuasa,
cukup asupan gizi pun bisa meminimalkan risiko terinfeksi COVID-19.
Untuk itu, penting agar memperhatikan asupan gizi dan hidrasi saat
berbuka. Cara mudahnya, Anda bisa mengonsumsi makanan segar, bukan
kemasan, tak lupa memperbanyak minum air putih.
8
Contohnya tidak menciptakan kerumunan, mengantre dalam jarak
yang ditentukan, menggunakan pelindung diri seperti masker,
menghindari menyentuh wajah, dan senantiasa mencuci tangan dengan
air dan sabun.
9
1. Pahala Lebih Besar Dengan Beribadah Di Rumah Saat Pandemi
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau seluruh masyarakat untuk
beribadah dari rumah guna mencegah penyebaran virus corona (SARS-CoV-2).
Salat lima waktu, salat Jumat, salat tarawih saat bulan Ramadan, dan kegiatan
keagamaan lain diminta untuk tidak dilakukan di masjid, melainkan cukup di
rumah.
Pada situasi pandemi ini, beribadah dari rumah disebut memiliki pahala
dan nilai yang lebih besar di mata Allah SWT. KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi
menjelaskan, amal seseorang di mata Allah SWT tergantung pada tingkat
kesulitannya. Semakin berat ujian atau tantangan dalam menjalankan amal ibadah
itu, maka kian besar pula pahalanya.
Hal tersebut sesuai hadis dari Siti Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
yang berbunyi:
"Walakinnaha 'ala Qodri Nashobiki,"
Artinya: pahala amal itu tergantung tingkat kesulitannya.
10
ikhlas. Diam di rumah juga masih bisa tetap belajar, tetap produktif, dan juga
tetap menghasilkan.
"Stay at home saat terjadinya wabah itu berpahala, bahkan pahalanya seperti
orang mati syahid," tegas Gus Yusuf berdasar Kitab Fathul Bari juz 10.
Berikut adalah Ibadah saat Bulan Ramadhan yang bisa dilakukan saat tinggal di
rumah :
1) Shalat Berjamaah Bersama Keluarga
Shalat tidak boleh ditinggalkan dengan berbagai alasan apalagi
yang sifatnya wajib. Fatwa MUI telah menjelaskan, umat Islam
disarankan sholat di rumah selama pandemi virus corona. Sholat
berjamaah di masjid berisiko menjadi sarana penularan COVID-19
karena jarak yang dekat dalam satu tempat.
MUI juga menyarankan hal serupa terkait Shalat Jumat yang wajib
bagi laki-laki sehat dan dewasa. Selama wabah virus corona, umat
Islam boleh mengganti Shalat Jumat dengan shalat dzuhur yang
dilakukan di rumah masing-masing. Shalat di rumah bisa dilakukan
berjamaah bersama anggota keluarga.
11
2) Shalat Tarawih
Shalat Tarawih merupakan ibadah sunah yang hanya bisa
dilakukan saat bulan Ramadan. Pahalanya berlipat-lipat tidak kalah
dengan ibadah saat berpuasa. Untuk itu, sangat dianjurkan bagi kita
untuk melaksanakan salat tarawih selama bulan Ramadan.
Saat pandemi virus Corona Covid-19, salat tarawih di masjid-
masjid pun ditiadakan. Namun, kita masih tetap bisa melakukan salat
tarawih selama di rumah. Sholat tarawih bisa dilakukan sendiri
sendiri maupun berjamaah dengan keluarga.
3) Shalat Malam
Salat malam atau biasa disebut dengan salat tahajud sangat besar
pahalanya. Apalagi jika bisa kita lakukan saat bulan Ramadan.
Pahala berlipat ganda akan menjadi ganjarannya.
Aisyah Radhiyallahu`anhu berkata, "Jangan tinggalkan salat
malam, karena sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah
meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau melemah maka beliau
salat dengan duduk," dikutip dari HR Abu Dawud dan Ahmad.
12
Membaca Al Quran juga memiliki sejumlah keistimewaan. Seperti
diriwayatkan dalam Hadits Bukhari, Rasulullah SAW bersabda :
Hadis yang mulia ini menunjukkan bahwa rumah yang selalu diisi
dengan bacaan Al-Quran dan zikir akan selalu hidup dan bercahaya,
serta menjadi motivasi bagi para penghuninya untuk giat melakukan
ketaatan kepada Allah SWT.
13
b. Tidak Akan Ada Sesat dan Celaka
Orang-orang yang membiasakan diri rutin membaca Al-Quran
tidak akan sesat dan celaka. Hal ini menjadi salah satu manfaat
membaca Al-Quran di rumah yang sangat penting.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
"Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku (wahai
manusia), lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (QS Thaahaa: 123).”
14
d. Menjadi Penawar Penyakit Fisik dan Hati
Selain itu, manfaat membaca Al-Quran di rumah berikutnya
dapat menjadi penawar penyakit dan menentramkan hati.
Allah SWT berfirman: "Dan Kami turunkan di dalam al-Quran
suatu yang menjadi obat (penyakit manusia) dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman," (QS al-Israa: 82).
15
f. Memberi Syafaat Pada Hari Kiamat
Membaca Al-Quran dapat mendatangkan kebaikan dan
kemuliaan yang tidak pernah dibayangkan oleh manusia sebelumnya
bahkan juga terjadi pada hari kiamat dengan kemuliaan yang sangat
besar.
Seperti hadits yang menyatakan bahwa: "Bacalah bait Al-Quran
karena sesuyngguhnya pada hari kiamat nanti akan datng
memberikan syafaat yang baik kepada pembacanya," (HR. Muslim)
g. Menenangkan Hati
Membaca Al-Quran dapat menenangkan pikiran dan batin serta
cara agar hati tenang dan dapat pula menjadikan rasa cinta terhadap
Allah SWT. Terhadap semua nabi dan rasul serta para malaikat
menjadi lebih kuat.
Sesuai dengan firman Allah taala yang dinyatakan jelas dalam
surat Ara-rad pada ayat 28:
"Orang orang yang beriman akan memiliki hati yanag tenang dan
tenteram jika selalau ingta denagn Allah SWT, maka ingatlah
karena hanya dengan mengingatnya Allahlah, hatimu menjadi
tenteram."
h. Menambah Iman
Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, bahwa Iman itu selalu
bertambah dan berkurang. Kondisi iman akan selalu berubah ubah
setiap waktunya. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus
selalu berusaha untuk menjaga iman agar selalu berada dalam
kondisi yang baik. Bahkan, jika memungkinkan, untuk selalu
bertambah setiap saat. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana cara
mempertahankan dan menambah keimanan?
16
Salah satu caranya, adalah dengan rajin membaca Al-Quran.
Semakin rajin membaca kitab Allah, maka semakin dekat dengan
Allah. Semakin jiwa tersadarkan dengan keajaiban Al-Quran, dengan
keindahan bahasa dan muatanya. Ketakjuban ini dapat menambah
keimanan kepada Allah SWT.
i. Mencerdaskan
Orang tua tentunya ingin anak-anaknya menjadi insan yang
cerdas. Selain pola belajar yang baik, ternyata membaca Al-Quran
mampu meningkatkan kecerdasan. Bahasa alquran sendiri
merupakan Bahasa arab yang tinggi dan membutuhkan kemampuan
otak. Semakin sering membaca Al-Quran, maka, otak akan semakin
terlatih.
Surat Al-Kahfi juga memiliki keuntungan untuk memberikan
cahaya kepada pembacanya. Cahaya ini dapat memberikan sinar
yang membuat pembacanya dapat melihat fenomena alam dan
membedakan mana yang baik dan buruk. Dengan pengetahuan ini,
tentunya orang yang rajin membaca surat Al-Kahfi akan menjadi
semakin cerdas.
j. Diangkat Derajatnya
Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang selalu
membaca Al-Quran dan mempelajari isi kandungannya serta
mengamalkannya setiap hari.
17
Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi
dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal
dengan ini (Al-Quran), (HR. Abu Daud).
5) Perbanyak Zikir
Amalan selanjutnya yang dapat dilakukan selama bulan Ramadan
adalah memperbanyak zikir. Zikir bisa dilakukan kapan saja, baik pagi,
siang, sore, atau malam hari.
Terutama, zikir dapat perbanyak kita lakukan pada waktu-waktu yang
mustajab untuk berdoa seperti saat sepertiga malam, jelang berbuka
puasa, atau pun saat sahur.
6) Itikaf
Amalan lain yang dapat dilakukan selama bulan Ramadan adalah
itikaf. Itikaf adalah berdiam diri untuk melakukan ibadah dengan tujuan
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Itikaf biasanya dilakukan di masjid. Namun dengan adanya larangan
untuk berkumpul di luar rumah, maka itikaf saat Ramadan tahun ini
dapat diganti dengan melakukannya dalam rumah. Biasanya, itikaf
dilakukan sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan Ramadan.
18
Sebagaimana hadits yang disampaikan Aisyah ra, "Nabi shallallahu
alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadan
hingga wafatnya kemudian istri-istri beliau pun beritikaf setelah
kepergian beliau," dikutip dari HR Al Bukhari dan Muslim.
7) Bertaubat
Ramadan adalah bulan penuh rahmat dan ampunan. Sehingga,
sangat dianjurkan untuk memperbanyak taubat pada bulan suci ini.
Betapa pun banyak dosa-dosa yang telah dilakukan, namun ketika bulan
Ramadan, Allah menjanjikan pengampunan.
Allah SWT berfirman, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri. Janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa.
Sesungguhnya, Dialah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu. Dan berserah dirilah kepada-
Nya, sebelum sebelum datang azab kepadamu, kemudia kamu tidak
dapat ditolong," dikutip dari Alquran surat Az Zumar ayat 53-54.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam.
Ramadan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan
memperingati turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Puasa
merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan. Bulan Ramadan
biasanya berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan pengamatan hilal dan
menurut beberapa aturan yang tertulis dalam hadits.
Puasa adalah keewajiban yang harus dikerjakan oleh umat muslim, tetapi bagi
pasien yang menderita Corona Covid-19, disarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu. Hal ini menjadi cara puasa Ramadan aman yang penting
untuk dilakukan, di mana, kondisi kesehatan menjadi pertimbangan utama saat
hendak menjalankan ibadah puasa pada kondisi pandemi Corona Covid-19.
Selama wabah virus corona, umat Islam boleh mengganti Shalat Jumat
dengan shalat dzuhur yang dilakukan di rumah masing-masing. Permerintah
menghimbau umat muslim agar beribadah di rumah selama pandemik corona ini
masih berlangsung. Di wabah corona ini menyadarkan kita akan pentingnya
menjaga kebersihan diri maupun lingkungan, seperti yang tertuang didalam al-
quran bahwasannya kebersihan adalah sebaigian dari iman.
Indahnya belajar dan beribadah di bulan suci ramadhan ini adalah bisa
beribadah dirumah, dengan beribadah di rumah tentunya kita mempunyai banyak
waktu untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
B. SARAN
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkah. Guna perbaikan makalah
berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Aamiin
20
DAFTAR PUSTAKA
https://m.liputan6.com/ramadan/read/3955519/pengertian-ramadan-sejarah-dan-
aktivitas-yang-memuliakannya
https://www.liputan6.com/health/read/4236340/headline-ramadan-di-tengah-
pandemi-corona-bagaimana-panduan-aman-puasa-dan-ibadah
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200414141221-284-493426/pahala-
lebih-besar-dengan-beribadah-di-rumah-saat-pandemi
https://m.detik.com/news/berita/d-4951212/5-ibadah-yang-bisa-dilakukan-saat-
harus-di-rumah-untuk-cegah-virus-corona
https://m.merdeka.com/jabar/12-manfaat-membaca-al-quran-di-rumah-saat-jalani-
ibadah-puasa-ramadhan-kln.html
21