Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI DAN PGRI SEBAGAI


ORGANISASI KETENAGAKERJAAN

DOSEN PEMBIMBING
SURAWAN, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
ARDA WIJAYA ( 1104190002 )
VINKA RATNASARI ( 1104190011 )
VISKA ZULVIN NABILA E.M (1104190017)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019

1
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 3
C. TUJUAN .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. PGRI Sebagai Organisasi Profesi ............................................................ 5
1. PGRI sebagai organisasi profesi .......................................................... 5
2. Maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi ........................... 5
3. Kewenangan PGRI sebagai organisasi profesi ..................................... 6
4. Tanggungjawab PGRI sebagai organisasi profesi ................................ 7
5. Upaya PGRI sebagai organisasi profesi ................................................ 9
6. Strategi PGRI sebagai organisasi profesi .............................................. 9
B. PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan .......................................... 10
1. PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan ........................................... 10
2. Apa hak dan larangan pekerja .............................................................. 11
3. Apa perjuangan PGRI serikat pekerja .................................................. 13
4. Apa titik berat perjuangan dan tantangan PGRI serikat pekerja ......... 14
5. Apa yang dimaksud PGRI membangun serikat pekerja yang kuat ...... 15
6. Apa program PGRI serikat pekerja ...................................................... 15
7. Apa dana dalam memperkuat PGRI serikat pekerja ............................ 16
8. Apa hak-hak hukum dan jaminan sosial PGRI serikat pekerja ............ 17
9. Apa sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja .................................. 19
BAB III PENUTUP
A. SARAN ....................................................................................................... 20
B. KESIMPULAN ......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
PGRI adalah organiasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi
ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempat
berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya. PGRI juga merupakan
organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang
berdasarkan Pancasila, bersifat independen, dan nonpolitik praktis, secara aktif
menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta
kesejahtera lahir batin,dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun
internasional. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah salah satu organisasi
profesi yang dimiliki oleh guru di Indonesia sebagai wadah untuk meningkatkan
profesionalisme guru, mengatasi berbagai masalah yangdihadapi para guru serta
memperjuangkan nasib guru dan pendidikan pada umumnya (AD/ART PGRI Pasal 2)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari PGRI sebagai organisasi profesi ?
2. Apa maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi ?
3. Apa kewenangan PGRI sebagai organisasi profesi ?
4. Apa tanggungjawab PGRI sebagai organisasi profesi ?
5. Apa upaya PGRI sebagai organisasi profesi ?
6. Apa strategi PGRI sebagai organisasi profesi ?
7. Apa yang dimaksud PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan ?
8. Apa hak dan larangan pekerja ?
9. Apa perjuangan PGRI serikat pekerja ?
10. Apa titik berat perjuangan dan tantangan PGRI serikat pekerja ?
11. Apa yang dimaksud PGRI membangun serikat pekerja yang kuat ?

3
12. Apa program PGRI serikat pekerja ?
13. Apa dana dalam memperkuat PGRI serikat pekerja ?
14. Apa hak-hak hukum dan jaminan sosial PGRI serikat pekerja ?
15. Apa sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari PGRI sebagai organisasi profesi ?
2. Mengetahui maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi ?
3. Mengetahui kewenangan PGRI sebagai organisasi profesi ?
4. Mengetahui tanggungjawab PGRI sebagai organisasi profesi ?
5. Mengetahui upaya PGRI sebagai organisasi profesi ?
6. Mengetahui strategi PGRI sebagai organisasi profesi ?
7. Mengetahui yang dimaksud PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan ?
8. Mengetahui hak dan larangan pekerja ?
9. Mengetahui perjuangan PGRI serikat pekerja ?
10. Mengetahui titik berat perjuangan dan tantangan PGRI serikat pekerja ?
11. Mengetahui yang dimaksud PGRI membangun serikat pekerja yang kuat ?
12. Mengetahui program PGRI serikat pekerja ?
13. Mengetahui dana dalam memperkuat PGRI serikat pekerja ?
14. Mengetahui hak-hak hukum dan jaminan sosial PGRI serikat pekerja ?
15. Mengetahui sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI

1. PGRI Sebagai Organisasi Profesi


PGRI adalah organisasi profesi yang mengabdi di bidang pendidikan,
bertekad melanjutkan reformasi, dan menata pendidikan melalui penanganan guru
secara profesional untuk meningkatkan kualitas sumber daya peserta didik.
PGRI sebagai organisasi profesi bertugas membina serta mengembangkan sikap,
perilaku, dan keahlian para guru anggota PGRI khususnya, agar mampu melakukan
tugasnya dengan baik, bertanggung jawab, dan dapat diandalkan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat.
Guru bermutu dan bertanggung jawab sebagai anggota inti organisasi profesi PGRI
merupakan pilar utama untuk mencapai keberhasilan pendidikan yang pada gilirannya
hasil dari didikannya menjadi tulang punggung pembangunan.
Langkah PGRI sebagai organisasi profesi adalah memberikan perhatian serius
terhadap profesionalisme guru yang dapat melaksanakan kewajibannya serta
mendapatkan hak-haknya sebagai unsur yang sangat menentukan kemajuan
pendidikan.

2. Maksud dan Tujuan PGRI sebagai Organisasi Profesi


PGRI sebagai organisasi profesi ini dimaksudkan untuk meningkatkan sikap
profesionalisme, loyalitas, dedikasi guru sebagai anggota utama PGRI. Dengan
meningkatkan dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru akan berdampak ositif
terhadap kinerja dan prestasi guru.
PGRI sebagai organisasi profesi melakukan pengabdian pada pemerintah dan
masyarakat dengan berpijak pada kerangka sistem pendidikan nasional; terfokus
dalam memperjuangan harkat dan martabat guru; terdepan dalam mewujudkan

5
profesionalisme guru serta terpanggil untuk ikut aktif membantu pemerintah
meningkatkan profesionalisme guru Indonesia.

Bantuan yang diberikan PGRI sebagai organisasi profesi kepada pemerintah adalah:
 meningkatkan profesionalisme guru untuk mengangkat martabat profesi guru
 menjamin hak dan kewajiban profesi guru
 meningkatkan kompetensi profesi guru
 memajukan profesi serta karier profesi guru
 meningkatkan mutu pembelajaran sebagai tugas utama profesi guru
 ikut serta meningkatkan mutu pendidikan nasional sebagai tugas penting
profesi guru
 serta mengurangi kesenjangan ketersediaan profesi guru antardaerah dari segi
jumlah, mutu, kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai amanat dari
Undang-Undang Nomor: 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Kewenangan PGRI sebagai Organisasi Profesi


Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor:14 tahun tentang Guru dan
Dosen: PGRI sebagai salah satu organisasi profesi mempunyai kewenangan:
 menetapkan dan menegakkan kode etik guru;
 memberikan bantuan hukum kepada guru;
 memberikan perlindungan profesi guru;
 melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan memajukan
pendidikan nasional.
Dengan kewenangan PGRI sebagai organisasi profesi, diharapkan profesi
guru sebagai bidang pekerjaan khusus dapat dilaksanakan guru berdasarkan prinsip
profesionalitas guru.

6
4. Tanggung Jawab PGRI sebagai Organisasi Profesi
Tanggung jawab PGRI sebagai organisasi profesi adalah ikut serta secara aktif
dan konstruktif dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru sebagai anggota
terdepan PGRI yang dapat memahami dan memperjuangkan hak-hak guru.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya dalam bidang pendidikan:


 Guru berhak mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
Promosi guru tersebut meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang
jabatan.
 Guru berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk
rasa aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah,
satuan pendidikan, Organisasi Profesi Guru, dan/atau Masyarakat sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
 Guru berhak mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan,
ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari
pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak
lain. Guru berhak mendapatkan perlindungan profesi terhadap pemutusan
hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam
menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan atau
pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.
 Guru juga berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
dari satuan pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap resiko
gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja,
bencana alam, kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain.
 Guru berhak memperoleh akses memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran yang disediakan oleh satuan pendidikan, penyelenggara
pendidikan, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah.
 Guru memiliki kebebasan untuk berserikat dalam Organisasi Profesi Guru.
Kebebasan untuk berserikat dalam Organisasi Profesi Guru dilaksanakan

7
dengan tetap mengutamakan pelaksanaan tugas proses pembelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya.
 Guru memiliki kesempatan untuk berperan dalampenentuan kebijakan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan; kabupaten atau kota; provinsi; dan
nasional.
Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
Kualifikasi Akademik dan kompetensinya, serta untuk memperoleh pelatihan dan
pengembangan profesi dalam bidangnya. Pengembangan dan peningkatan Kualifikasi
Akademik bagi Guru yang belum memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV dilakukan
dalam rangka memenuhi ketentuan minimal pendidikan guru.
Pengembangan dan peningkatan kompetensi Guru dilakukan melalui sistem
pembinaan dan pengembangan keprofesian Guru berkelanjutan yang dikaitkan
dengan perolehan angka kredit jabatan fungsional.
Guru yang diangkat Pemerintah atau Pemerintah Daerah berhak memperoleh
cuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Guru yang diangkat
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Masyarakat berhak memperoleh cuti
sesuai dengan Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama.
Tanggung jawab PGRI sebagai organisasi PGRI adalah juga ikut serta secara
aktif dan konstruktif dalam membangun kesadaran guru untuk melaksanakan
kewajiban keprofesionalan guru. Kewajiban guru sesuai dengan Undang-Undang
Nomor : 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
Guru juga berkewajiban untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensinya secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas
dasar pertimbangan kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta

8
nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.

5. Upaya Utama PGRI Sebagai Organisasi Profesi


Upaya utama PGRI sebagai organisasi profesi difokuskan pada upaya
peningkatan kompetensi profesionalisme guru melalui tiga jalan secara serentak.
Ketiga jalan tersebut adalah melalui peningkatan pendidikan dan latihan guru secara
sistemik dan berkelanjutan; peningkatan fungsi dan pemanfaatan kelompok profesi
guru; serta peningkatan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana guru secara
efektif.
Upaya paling strategis adalah melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Melalui
upaya pendidikan formal khususnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, guru
akan mendapatkan serangkaian pengetahuan, berbagai keterampilan serta nilai dan
sikap yang lebih menyeluruh dan terpadu sehingga memungkinkan guru memiliki
wawasan yang lebih luas, kemahiran pelaksanaan tugas yang lebih mantap, serta
kedalaman sikap dan perilaku profesional dalam melaksanakan tugas loebih terjamin.

6. Strategi PGRI sebagai Organisasi Profesi


Strategi PGRI sebagai organisasi PGRI adalah mendudukkan guru sebagai tenaga
profesional yang berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai
agen pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sejalan dengan
fungsi tersebut kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.
Strategi PGRI sebagai organisasi profesi yang ingin dicapai PGRI adalah untuk ikut
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sertifikasi pendidik berdasarkan
kualifikasi akademik dan kompetensi; pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai

9
tenaga profesional yang sesuai dengan prinsip profesionalitas; penyelenggaraan
kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan
pemberhentian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik,
maupun kompetensi yang dilakukan secara merata, objektif, dan transparan untuk
menjamin keberlangsungan pendidikan; penyelenggaraan kebijakan strategis dalam
pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan
pengabdian para guru; peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan
perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas profesional.

B. PGRI SEBAGAI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN

1. PGRI sebagai Organisasi Ketenagakerjaan


Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, serikat
pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
Dahulu guru dan dosen bukan pekerja (labour) tetapi tenaga profesional yang
menekankan kegiatannya pada pengabdian. Mereka memilih profesi guru dan dosen
karena merupakan panggilan (roeping). Akan tetapi sekarang mereka adalah pekerja,
jadi organisasinya harus menyesuaikan diri dengan organisasi pekerja menjadi Trade
Union/Teacher’s Union yang berjuang melindungi dan meningkatkan kesejahteraan
anggota beserta keluarganya.
Sebenarnya PGRI telah melaksanakan prinsip-prinsip Trade Union secara sederhana
sejak tahun 1945 - 1973. Pada waktu itu, pengurus PGRI di berbagai tempat berani
mengoreksi pemerintah yang meremehkan sepak terjang PGRI. Pada saat itu pula
ketua umum PGRI, ME Subiadinata, ditunjuk pemerintah sebagai ketua panitia
penyusunan gaji pegawai negeri. Namun, setelah kongres tahun 1973 PGRI hanya

10
merupakan organisasi profesi lengkap dengan kode etik yang telah dicetuskan dalam
kongres tersebut.
Meskipun status PGRI hanya sebagai organisasi profesi, pengurus besar PGRI
bekerja sama dengan World Confederation of Organization of Teaching Profession
(WCOTP) dan Internaional Federation of Free Teachers Union (IFFTU)
menyelenggarakan latihan kepemimpinan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu
materi yang diajarkan adalah dasar-dasar serikat pekerja.
Pada tahun 1990, PGRI telah terdaftar di Departemem Tenaga Kerja (DepNaKer)
sebagai organisasi serikat pekerja dengan SK Menaker No.197/Men/1990 tanggal 5
April 1990. Namun, pada saat itu PGRI belum dapat melaksanakan ketentuan sebagai
organisasi serikat pekerja karena kondisi politik belum mengijinkan.
Pada kongres PGRI XVIII tahun 1998 diputuskan bahwa salah satu jati diri PGRI
adalah organisasi ketenagakerjaan. Keputusan ini dansesuai semangat era reformasi
dimana demokrasi telah berjalan dengan baik. Kemudian PB PGRI mendaftarkan lagi
PGRI sebagai organisasi serikat pekerja di DepNaKer (SK Menker No. Kep
370/M/BW/1999) tanggal 10 Agustus 1999.

2. Hak dan Larangan Pekerja


Hak Pekerja
Dalam undang - undang nomor 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan ditegaskan,
bahwa setiap pekerja/buruh, termasuk di dalamnya guru atau dosen mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja guna
mewujudkan produktivitas yang optimal; moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai - nilai agama.

Setiap pekerja, khususnya guru/dosen mempunyai hak mengakhiri hubungan kerja.


Dalam hal ini, guru/dosen dapat mengajukan pengunduran diri secara tertulis atas
kemauan sendiri tanpa adanya indikasi tekanan atau paksaan maupun intimidasi dari
penyelenggara pendidikan maupun dari pihak lain. Pemutusan hubungan kerja dapat

11
dilakukan dengan persetujuan dari penyelenggara pendidikan atau tidak persetujuan
penyelenggara pendidikan.

Pekerja, khususnya guru/dosen harus memberikan alasan - alasan kuat yang dapat
diterima demi hukum karena penyelenggara melakukan perbuatan sebagai berikut :
 Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam guru/dosen
 Membujuk dan atau menyuruh guru/dosen untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang - undangan.
 Tidak membayar upah tepat waktu sesuai dengan kesepakatan selama 3 bulan
berturut - turut.
 Tidak melakukan kewajiban yang telah diperjanjikan guru/dosen.
 Memerintahkan guru/dosen untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang
diperjanjikan.
 Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan
dan kesusilaan guru/dosen yang pekerjaan tersebut tidak dicantumkan dalam
perjanjian kerja.

Larangan Pekerja
Setiap pekerja, khususnya guru dan dosen guna menjamin terlaksananya
tanggungjawab untuk memajukan perusahaan atau lembaga, maka diatur sejumlah
kegiatan yang dilarang, serta manakala larangan yang dilakukan akan menanggung
resiko dengan dilakukannya pemutusan hubungan kerja bukan karena penyelanggara
pendidikan.
Penyelenggara pendidikan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja kepada
pekerja, khususnya guru/dosen apabila berbagai upaya pencegahan dan pembinaan
telah dilakukan. Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan dalam hal :
 Guru/dosen melakukan pelanggaran berat.
 Guru/dosen dijerat pidana.
 Guru/dosen mangkir.

12
 Lembaga pendidikan tutup atau jatuh pailit.
 Lembaga pendidikan tutup akibat merugi atau karena alasan force majeure.
 Lembaga pendidikan merubah status, penggabungan, peleburan atau
perubahan kepemilikan.
 Guru/dosen sakit atau carat.
 Guru/dosen memasuki masa pensiun.
 Guru/dosen melakukan pelanggaran perjanjian kerja bersama.

3. Perjuangan PGRI sebagai Serikat Pekerja


Guru sebagai tenaga profesional memerlukan jaminan kepastian kesejahteran dan
perlakuan hukum. Kesejahteraan mengandung arti kondisi kehidupan yang utuh,
seimbang dan wajar dalam hal imbalan jasa, rasa aman, hubungan antar pribadi,
kondisi kerja dan kesempatan mengembangkan karir. Perwujudan kesejahteraan
secara utuh ditopang oleh lima pilar, yaitu :
 Imbalan jasa,
 rasa aman,
 hubungan antar pribadi,
 kondisi kerja,
 serta kesempatan untuk pengembangan karier dan pribadi.

Pilar imbalan jasa dapat berupa materi ataupunnon materi sebagai ganjaran atas
kinerja guru sesuai dengan tugas dan fungsinya. Imbalan jasa ini berupa
gaji,honor,upah,insentif maupun tunjangan dan hak-hak lainnya sesuai ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
Rasa aman adalah kondisi lahir dan batin yang dirasakan oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan dalam menjalani kehidupannya dalam suasana damai,tanpa
ancaman dan gangguan dalam menjalankan tugas profesinya sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, pengasuh, pembimbing, maupun penilai.

13
Pilar selanjutnya adalah “hubungan antar- pribadi” , baik sesama guru maupun
dengan pihak lain. Kondisi ini hingga batas tertentu telah dirasakan cukup baik
meskipun belum memberikan kepuasan yang optimal kepada para guru.
Kondisi kerja adalah keadaan berbagai aspek fisik maupun non fisik, baik kualitas
maupun kuantitas yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
kualitas kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Pilar yang terakhir adalah kesempatan meningkatkan dan mengembangkan karier
pribadi. Kesempatan dimaksud adalah berupa kenaikan pangkat dan jabatan,
kesempatan melanjutkan melanjutkan pedidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
kesempatan memperoleh kedudukan jabatan struktural, kesempatan untuk
mendapatkan jaminan pensiun dan hari tua.

4. Titik Berat Perjuangan dan Tantangan PGRI sebagai Serikat Kerja


Titik berat perjuangan serikat pekerja adalah berupaya meningkatkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Untuk mencapai tujuan itu, maka
disusunlah strategi, taktik, dan metode. Contohnya dalam rangka menentukan gaji
guru maka diadakanlah perjanjian kerjasama (collective bargaining) antara
pemerintah dan persatuan guru. Perundingan ini diakhiri dengan penandatanganan
kontrak.
Bila pemerintah melanggar kontrak maka pengurus persatuan guru akan mengambil
langkah berikut :
• Mengingatkannya
• Melakukan demonstrasi
• Pemogokan
Bila terjadi pemogokan maka kemungkinannya :
• Ada guru yang tidak mau ikut mogok
• Pemerintah menghentikan gaji guru yang mogok
• Pemerintah menangkap beberapa pengurus organisasi guru yang dicurigai

14
Hal-hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi serikat pekerja. Pada
berbagai pertemuan WCOTP, IFFTU dan EI banyak utusan guru meminta dukungan
rekan-rekannya di luar negeri dalam upaya menuntut pemerintahnya agar
meningkatkan kesejateraan guru. Dan banyak sekali pengurus organisasi guru
dipenjarakan karena terlalu radikal memperjuangkan kesejahteraan guru.

5. PGRI Membangun Serikat Pekerja yang Kuat


Sejak tahun 2000 PGRI telah menjadi salah satu anggota Kongres Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI). KSPI merupakan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia dan pada
saat ini KSPI merupakan gabungan dari 11 Federasi Serikat Pekerja Indonesia yang
beranggotakan sekitar 400 Organisasi/Serikat Pekerja. Dengan demikian KSPI
diharapkan akan membantu perjuangan PGRI dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Pada saat ini cukup banyak anggota PGRI
telah terpilih menduduki jabatan penting dalam kepengurusan KSPI.
Dalam forum internasional.
PGRI telah turut memprakarsai pembentukan: Persatuan guru ASEAN (ASEAN
Council of Teachers, ACT) yaitu gabungan organisasi guru dan 10 negara anggota
ASEAN, dan Pertemuan Guru Nusantara yaitu kumpulan organisasi guru yang
berbahasa Melayu di kawasan ASEAN. Dengan masuknya PGRI sebagai serikat
pekerja semakin menguatkan posiisi PGRI, karena PGRI :
(1) memiliki anggota yang cukup besar (kurang Iebih 1,6 juta orang);
(2) telah berpengalaman dalam perjuangan mengatasi berbagai permasalahan;
(3) mempunyai hubungan erat dengan banyak organisasi guru di luar negeri; dan
(4) anggota Education International.

6. Program PGRI sebagai Serikat Pekerja


PGRI harus pula memperjuangkan peningkatan mutu profesi guru khususnya dan
pendidikan pada umurnnya. Teachers Union percaya bila kesejahteraan para
anggotanya telah cukup memadai, maka pengabdian mereka akan meningkat dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di negaranya. “Status Guru” secara

15
internasional menyatakan bahwa organisasi guru berhak berpartisipasi dalam upaya
merumuskan kebijakan pendidikan di negaranya masing-masing. Keputusan ini
secara berulang-ulang dicetuskan sebagai resolusi pada berbagai Kongres WCOTP,
misalnya di Melbourne, Australia, tahun 1988; di Regina, Kanada, tahun 1986; dan
untuk wilayah Asia Pasifik di New Delhi, India, tahun 1989.

Pada era reformasi dan desentralisasi pendidikan sekarang, maka program PGRI
sebagai serikat pekerja tetap difokuskan pada bidang pendidikan. PGRI harus tetap
turut memberikan sumbangan pemikirannya atau dengan menawarkan alternatif
pemikiran yang baru pada bidang pendidikan. Bila PGRI berhasil menyusun suatu
konsep pendidikan, maka sebagai Senikat Pekerja harus berusaha
memperjuangkannya kepada pemerintah. Itulah sebabnya YPLP/PPLP-PGRI telah
membentuk “Gugus Pemikir” (Think Tank) yang terdiri atas tokoh-tokoh yang
diambil dan lembaga perguruan tinggi PGRI. Di samping berupaya meningkatkan
mutu lembaga pendidikan PGRI, Gugus Pemikir ini ditugaskan pula untuk menyusun
konsep di bidang pendidikan dalam rangka upaya pembaharuan pendidikan yang
akan disampaikan PGRI kepada pemerintah.

Hasil yang telah dicapai oleh Gugus Pemikir ini antara lain, pertarna, bersama
Universitas PGRI Yogyakarta telah berhasil disusun Rancangan Penyempurnaan
Sistem Pendidikan di Indonesia. Rancangan ini telah disampaikan PB PGRI kepada
Mendiknas dan Komisi VI DPR-RI. Kedua, bersama Universitas PGRI Adibuana
Surabaya dan IKIP PGRI Semarang telah berhasil disusun Rancangan RUU
Perlindungan Guru yang telah disampaikan kepada Mendiknas dan Komisi VI DPR-
RI.

7. Dana dalam Memperkuat PGRI sebagai Serikat Pekerja


PGRI harus berupaya agar semua iuran anggota dapat masuk, tidak hilang atau
tersangkut pada seseorang;PGRI harus memperjuangkan agar upaya pemasukan iuran
anggota dilakukan dengan “check-off system“; PGRI sebanyak mungkin mencari

16
sumber dana lain di luar iuran anggota dalam rangka memperbesar keuangan
organisasi; Pengurus harus lincah dan tanggap dalam rangka mencari dana bagi
organisasi yang memerlukan dana besar; Para anggota harus terus disadarkan
tanggung jawabnya dalam membayar iuran anggota sebagai kewajibannya. Peranan
bendahara sangat penting dalam upaya menerima, menyimpan, membayar serta
bertanggung jawab mengembangkan sumber dana dan manajemen penggunaan dana
organisasi; Meningkatkan Koperasi Guru/PGRI yang dapat dijadikan wahana
kegotongroyongan PGRI dalam meningkatkan kesejahteraan anggota; Peranan dan
partisipasi anak lembaga PGRI perlu ditingkatkan dalam rangka pengumpulan dana;
Mendirikan perusahaan yang dapat memperbesar keuangan organisasi PGRI;Bantuan
dan luar harus tidak mengikat sebingga organisasi dapat berjalan lancar dan bebas.

8. Hak-Hak Hukum dan Jaminan Sosial PGRI sebagai Serikat Pekerja


Hak-hak hukum serikat pekerja meliputi :
(1) memperoleh kesempatan kerja (equal opportunity),
(2) mendapatkan diklat,
(3) memilih pekerjaan,
(4) memperoleh penghidupan layak,
(5) memperoleh upah yang adil dan layak,
(6) memperoleh perlindungan kerja,
(7) kebebasan berserikat,
(8) mogok; dan
(9) membuat perjanjian.

Jaminan sosial guru. Syarat-syarat umum jaminan sosial guru sebagai berikut: Semua
guru, tanpa memperhatikan jenis sekolah yang dilayaninya, hendaklah menikmati
perlindungan jaminan sosial yang sama.Jaminan kesehatan. jaminan karena sakit
hendaklah diberikan sepanjang setiap masa ketakmampuan bekerja yang melibatkan
penangguhan pendapatan. Hendaklah dibayar sejak hari pertama dalam setiap kasus
dimana terjadi penangguhan pendapatan. jika waktu untuk jaminan kesehatan terbatas

17
pada masa tertentu, maka syarat-syarat hendaklah dibuat untuk memperpanjangnya
dalam hal-hal, di mana masih dipedukan untuk memisahkan para guru dari murid-
muridnya.

Jaminan kecelakaan kerja


Jaminan kecelakaan kerja. Guru-guru hendaklah dilindungi terhadap akibat-akibat
kecelakaan yang diderita bukan hanya selama mengajar di sekolah akan tetapi juga
sewaktu sibuk dengan kegiatan-kegiatan sekolah di luar pekarangan atau halaman
sekolah. Penyakit-penyakit menular tertentu yang lazim di antara anak-anak
hendaklah dipandang sebagai penyakit pekerjaan pada waktu guru-guru menderita
karena pergaulannya dengan murid-murid itu.

Tunjangan karena cacat


Tunjangan karena cacat. Tunjangan karena cacat hendaklah dapat dibayarkan kepada
guru-guru yang terpaksa tidak melanjutkan pengajaran karena ketakmampuan fisik
atau mental. Persyaratan hendaklah dibuat untuk memberikan pensiun di mana,
kemungkinan itu tidak diliput oleh perpanjangan tunjangan karena sakit atau cara
lain. Jika ketakmampuan itu hanya sebagian (parsial) yang artinya guru masih mampu
mengajar paruh waktu (sambilan), maka tunjangan ketakmampuan parsial hendaklah
dibayarkan.

Cara menyediakan jaminan sosial bagi para guru.


Perlindungan jaminan sosial bagi para guru hendaklah dijamin sejauh mungkin
melalui suatu rencana umum yang dapat diterapkan secara tepat kepada orang-orang
yang bekerja, baik di sektor publik maupun swasta. Di mana belum ada rencana
umum untuk satu atau lebih kemungkinan yang akan diliput, maka rencana-rencana
khusus. baik berdasarkan statuta maupun tidak hendaklah dibangun. Di mana tingkat
jaminan di bawah rencana umum ini berada di bawah yang disediakan oleh

18
rekomendasi ini, maka hendaklah hal itu dibawa ke standard yang dianjurkan dengan
cara rencana-rencana tambahan.

9. Sosialisasi dan Pelaksanaan Serikat Pekerja


Seluk beluk Serikat Pekerja merupakan sesuatu yang penting bagi PGRI. Oleh
sebab itu perlu diadakan sosialisasi kepada seluruh anggota PGRI. Karena jumlah
anggota PGRI sekitar 1,6 juta orang yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, maka
sosialisasi tersebut membutuhkan dana yang besar dan waktu yang cukup lama.
Sosialisasi tentang Serikat Pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
(1) Dilakukan pada tiap pertemuan PGRI, misalnya pada setiap konferensi,
seminar dan pelatihan PGRI;
(2) Memanfaatkan majalah PGRI yaitu majalah Suara Guru yang diterbitkan oleh
PB PGRI dan majalah PGRI lainnya yang diterbitkan di daerah;
(3) Menerbitkan bulletin khusus PGRI yang memuat berbagai aspek tentang
Serikat Pekerja.

19
BAB III
PENUTUP
A. SARAN
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat saya butuhkah. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan
semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Aamiin

B. KESIMPULAN
PGRI sebagai organisasi profesi adalah yang mengabdi di bidang pendidikan,
bertekad melanjutkan reformasi, dan menata pendidikan melalui penanganan guru
secara profesional untuk meningkatkan kualitas sumber daya peserta didik, dan PGRI
sebagai organisasi profesi ini dimaksudkan untuk meningkatkan sikap
profesionalisme, loyalitas, dedikasi guru sebagai anggota utama PGRI. Dengan
meningkatkan dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru akan berdampak ositif
terhadap kinerja dan prestasi guru.
Upaya utama PGRI sebagai organisasi profesi difokuskan pada upaya peningkatan
kompetensi profesionalisme guru melalui tiga jalan secara serentak. Ketiga jalan
tersebut adalah melalui peningkatan pendidikan dan latihan guru secara sistemik dan
berkelanjutan; peningkatan fungsi dan pemanfaatan kelompok profesi guru; serta
peningkatan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana guru secara efektif.
Strategi PGRI sebagai organisasi profesi yang ingin dicapai PGRI adalah untuk ikut
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sertifikasi pendidik
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, serikat
pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

20
guru atau dosen mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja guna mewujudkan produktivitas yang optimal; moral dan
kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai
- nilai agama.
Hak-hak hukum serikat pekerja meliputi :
(1) memperoleh kesempatan kerja (equal opportunity),
(2) mendapatkan diklat,
(3) memilih pekerjaan,
(4) memperoleh penghidupan layak,
(5) memperoleh upah yang adil dan layak,
(6) memperoleh perlindungan kerja,
(7) kebebasan berserikat,
(8) mogok; dan
(9) membuat perjanjian.
Jaminan serikat pekerja meliputi :
Jaminan keselamatan krja, tunjangan karena cacat, jaminan sosial bagi para
dosen/guru.
Sosialisasi tentang Serikat Pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
(4) Dilakukan pada tiap pertemuan PGRI, misalnya pada setiap konferensi,
seminar dan pelatihan PGRI;
(5) Memanfaatkan majalah PGRI yaitu majalah Suara Guru yang diterbitkan oleh
PB PGRI dan majalah PGRI lainnya yang diterbitkan di daerah;
(6) Menerbitkan bulletin khusus PGRI yang memuat berbagai aspek tentang
Serikat Pekerja.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://tantyoarya.wordpress.com/2017/05/30/serikat-pekerja-dan-pgri/

http://zulipuji.blogspot.com/2014/10/pgri-sebagai-organisasi-ketenagakerjaan.html?
m=1

http://gemapgrinews.blogspot.com/2009/08/peran-pgri-bagi-guru-dan-
pembangunan.html

https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/9716/pgri-sebagai-organisasi-profesi-yang-
berperan-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan

http://raninurcholida.blogspot.com/2014/06/pgri-sebagai-organisasai-profesi.html?
m=1

22

Anda mungkin juga menyukai