DOSEN PEMBIMBING
SURAWAN, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ARDA WIJAYA ( 1104190002 )
VINKA RATNASARI ( 1104190011 )
VISKA ZULVIN NABILA E.M (1104190017)
1
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 3
C. TUJUAN .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. PGRI Sebagai Organisasi Profesi ............................................................ 5
1. PGRI sebagai organisasi profesi .......................................................... 5
2. Maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi ........................... 5
3. Kewenangan PGRI sebagai organisasi profesi ..................................... 6
4. Tanggungjawab PGRI sebagai organisasi profesi ................................ 7
5. Upaya PGRI sebagai organisasi profesi ................................................ 9
6. Strategi PGRI sebagai organisasi profesi .............................................. 9
B. PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan .......................................... 10
1. PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan ........................................... 10
2. Apa hak dan larangan pekerja .............................................................. 11
3. Apa perjuangan PGRI serikat pekerja .................................................. 13
4. Apa titik berat perjuangan dan tantangan PGRI serikat pekerja ......... 14
5. Apa yang dimaksud PGRI membangun serikat pekerja yang kuat ...... 15
6. Apa program PGRI serikat pekerja ...................................................... 15
7. Apa dana dalam memperkuat PGRI serikat pekerja ............................ 16
8. Apa hak-hak hukum dan jaminan sosial PGRI serikat pekerja ............ 17
9. Apa sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja .................................. 19
BAB III PENUTUP
A. SARAN ....................................................................................................... 20
B. KESIMPULAN ......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PGRI adalah organiasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi
ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempat
berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya. PGRI juga merupakan
organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang
berdasarkan Pancasila, bersifat independen, dan nonpolitik praktis, secara aktif
menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta
kesejahtera lahir batin,dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun
internasional. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah salah satu organisasi
profesi yang dimiliki oleh guru di Indonesia sebagai wadah untuk meningkatkan
profesionalisme guru, mengatasi berbagai masalah yangdihadapi para guru serta
memperjuangkan nasib guru dan pendidikan pada umumnya (AD/ART PGRI Pasal 2)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari PGRI sebagai organisasi profesi ?
2. Apa maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi ?
3. Apa kewenangan PGRI sebagai organisasi profesi ?
4. Apa tanggungjawab PGRI sebagai organisasi profesi ?
5. Apa upaya PGRI sebagai organisasi profesi ?
6. Apa strategi PGRI sebagai organisasi profesi ?
7. Apa yang dimaksud PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan ?
8. Apa hak dan larangan pekerja ?
9. Apa perjuangan PGRI serikat pekerja ?
10. Apa titik berat perjuangan dan tantangan PGRI serikat pekerja ?
11. Apa yang dimaksud PGRI membangun serikat pekerja yang kuat ?
3
12. Apa program PGRI serikat pekerja ?
13. Apa dana dalam memperkuat PGRI serikat pekerja ?
14. Apa hak-hak hukum dan jaminan sosial PGRI serikat pekerja ?
15. Apa sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari PGRI sebagai organisasi profesi ?
2. Mengetahui maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi ?
3. Mengetahui kewenangan PGRI sebagai organisasi profesi ?
4. Mengetahui tanggungjawab PGRI sebagai organisasi profesi ?
5. Mengetahui upaya PGRI sebagai organisasi profesi ?
6. Mengetahui strategi PGRI sebagai organisasi profesi ?
7. Mengetahui yang dimaksud PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan ?
8. Mengetahui hak dan larangan pekerja ?
9. Mengetahui perjuangan PGRI serikat pekerja ?
10. Mengetahui titik berat perjuangan dan tantangan PGRI serikat pekerja ?
11. Mengetahui yang dimaksud PGRI membangun serikat pekerja yang kuat ?
12. Mengetahui program PGRI serikat pekerja ?
13. Mengetahui dana dalam memperkuat PGRI serikat pekerja ?
14. Mengetahui hak-hak hukum dan jaminan sosial PGRI serikat pekerja ?
15. Mengetahui sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
profesionalisme guru serta terpanggil untuk ikut aktif membantu pemerintah
meningkatkan profesionalisme guru Indonesia.
Bantuan yang diberikan PGRI sebagai organisasi profesi kepada pemerintah adalah:
meningkatkan profesionalisme guru untuk mengangkat martabat profesi guru
menjamin hak dan kewajiban profesi guru
meningkatkan kompetensi profesi guru
memajukan profesi serta karier profesi guru
meningkatkan mutu pembelajaran sebagai tugas utama profesi guru
ikut serta meningkatkan mutu pendidikan nasional sebagai tugas penting
profesi guru
serta mengurangi kesenjangan ketersediaan profesi guru antardaerah dari segi
jumlah, mutu, kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai amanat dari
Undang-Undang Nomor: 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
6
4. Tanggung Jawab PGRI sebagai Organisasi Profesi
Tanggung jawab PGRI sebagai organisasi profesi adalah ikut serta secara aktif
dan konstruktif dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru sebagai anggota
terdepan PGRI yang dapat memahami dan memperjuangkan hak-hak guru.
7
dengan tetap mengutamakan pelaksanaan tugas proses pembelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya.
Guru memiliki kesempatan untuk berperan dalampenentuan kebijakan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan; kabupaten atau kota; provinsi; dan
nasional.
Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
Kualifikasi Akademik dan kompetensinya, serta untuk memperoleh pelatihan dan
pengembangan profesi dalam bidangnya. Pengembangan dan peningkatan Kualifikasi
Akademik bagi Guru yang belum memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV dilakukan
dalam rangka memenuhi ketentuan minimal pendidikan guru.
Pengembangan dan peningkatan kompetensi Guru dilakukan melalui sistem
pembinaan dan pengembangan keprofesian Guru berkelanjutan yang dikaitkan
dengan perolehan angka kredit jabatan fungsional.
Guru yang diangkat Pemerintah atau Pemerintah Daerah berhak memperoleh
cuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Guru yang diangkat
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Masyarakat berhak memperoleh cuti
sesuai dengan Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama.
Tanggung jawab PGRI sebagai organisasi PGRI adalah juga ikut serta secara
aktif dan konstruktif dalam membangun kesadaran guru untuk melaksanakan
kewajiban keprofesionalan guru. Kewajiban guru sesuai dengan Undang-Undang
Nomor : 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
Guru juga berkewajiban untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensinya secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas
dasar pertimbangan kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
8
nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
9
tenaga profesional yang sesuai dengan prinsip profesionalitas; penyelenggaraan
kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan
pemberhentian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik,
maupun kompetensi yang dilakukan secara merata, objektif, dan transparan untuk
menjamin keberlangsungan pendidikan; penyelenggaraan kebijakan strategis dalam
pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan
pengabdian para guru; peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan
perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas profesional.
10
merupakan organisasi profesi lengkap dengan kode etik yang telah dicetuskan dalam
kongres tersebut.
Meskipun status PGRI hanya sebagai organisasi profesi, pengurus besar PGRI
bekerja sama dengan World Confederation of Organization of Teaching Profession
(WCOTP) dan Internaional Federation of Free Teachers Union (IFFTU)
menyelenggarakan latihan kepemimpinan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu
materi yang diajarkan adalah dasar-dasar serikat pekerja.
Pada tahun 1990, PGRI telah terdaftar di Departemem Tenaga Kerja (DepNaKer)
sebagai organisasi serikat pekerja dengan SK Menaker No.197/Men/1990 tanggal 5
April 1990. Namun, pada saat itu PGRI belum dapat melaksanakan ketentuan sebagai
organisasi serikat pekerja karena kondisi politik belum mengijinkan.
Pada kongres PGRI XVIII tahun 1998 diputuskan bahwa salah satu jati diri PGRI
adalah organisasi ketenagakerjaan. Keputusan ini dansesuai semangat era reformasi
dimana demokrasi telah berjalan dengan baik. Kemudian PB PGRI mendaftarkan lagi
PGRI sebagai organisasi serikat pekerja di DepNaKer (SK Menker No. Kep
370/M/BW/1999) tanggal 10 Agustus 1999.
11
dilakukan dengan persetujuan dari penyelenggara pendidikan atau tidak persetujuan
penyelenggara pendidikan.
Pekerja, khususnya guru/dosen harus memberikan alasan - alasan kuat yang dapat
diterima demi hukum karena penyelenggara melakukan perbuatan sebagai berikut :
Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam guru/dosen
Membujuk dan atau menyuruh guru/dosen untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang - undangan.
Tidak membayar upah tepat waktu sesuai dengan kesepakatan selama 3 bulan
berturut - turut.
Tidak melakukan kewajiban yang telah diperjanjikan guru/dosen.
Memerintahkan guru/dosen untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang
diperjanjikan.
Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan
dan kesusilaan guru/dosen yang pekerjaan tersebut tidak dicantumkan dalam
perjanjian kerja.
Larangan Pekerja
Setiap pekerja, khususnya guru dan dosen guna menjamin terlaksananya
tanggungjawab untuk memajukan perusahaan atau lembaga, maka diatur sejumlah
kegiatan yang dilarang, serta manakala larangan yang dilakukan akan menanggung
resiko dengan dilakukannya pemutusan hubungan kerja bukan karena penyelanggara
pendidikan.
Penyelenggara pendidikan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja kepada
pekerja, khususnya guru/dosen apabila berbagai upaya pencegahan dan pembinaan
telah dilakukan. Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan dalam hal :
Guru/dosen melakukan pelanggaran berat.
Guru/dosen dijerat pidana.
Guru/dosen mangkir.
12
Lembaga pendidikan tutup atau jatuh pailit.
Lembaga pendidikan tutup akibat merugi atau karena alasan force majeure.
Lembaga pendidikan merubah status, penggabungan, peleburan atau
perubahan kepemilikan.
Guru/dosen sakit atau carat.
Guru/dosen memasuki masa pensiun.
Guru/dosen melakukan pelanggaran perjanjian kerja bersama.
Pilar imbalan jasa dapat berupa materi ataupunnon materi sebagai ganjaran atas
kinerja guru sesuai dengan tugas dan fungsinya. Imbalan jasa ini berupa
gaji,honor,upah,insentif maupun tunjangan dan hak-hak lainnya sesuai ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
Rasa aman adalah kondisi lahir dan batin yang dirasakan oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan dalam menjalani kehidupannya dalam suasana damai,tanpa
ancaman dan gangguan dalam menjalankan tugas profesinya sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, pengasuh, pembimbing, maupun penilai.
13
Pilar selanjutnya adalah “hubungan antar- pribadi” , baik sesama guru maupun
dengan pihak lain. Kondisi ini hingga batas tertentu telah dirasakan cukup baik
meskipun belum memberikan kepuasan yang optimal kepada para guru.
Kondisi kerja adalah keadaan berbagai aspek fisik maupun non fisik, baik kualitas
maupun kuantitas yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
kualitas kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Pilar yang terakhir adalah kesempatan meningkatkan dan mengembangkan karier
pribadi. Kesempatan dimaksud adalah berupa kenaikan pangkat dan jabatan,
kesempatan melanjutkan melanjutkan pedidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
kesempatan memperoleh kedudukan jabatan struktural, kesempatan untuk
mendapatkan jaminan pensiun dan hari tua.
14
Hal-hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi serikat pekerja. Pada
berbagai pertemuan WCOTP, IFFTU dan EI banyak utusan guru meminta dukungan
rekan-rekannya di luar negeri dalam upaya menuntut pemerintahnya agar
meningkatkan kesejateraan guru. Dan banyak sekali pengurus organisasi guru
dipenjarakan karena terlalu radikal memperjuangkan kesejahteraan guru.
15
internasional menyatakan bahwa organisasi guru berhak berpartisipasi dalam upaya
merumuskan kebijakan pendidikan di negaranya masing-masing. Keputusan ini
secara berulang-ulang dicetuskan sebagai resolusi pada berbagai Kongres WCOTP,
misalnya di Melbourne, Australia, tahun 1988; di Regina, Kanada, tahun 1986; dan
untuk wilayah Asia Pasifik di New Delhi, India, tahun 1989.
Pada era reformasi dan desentralisasi pendidikan sekarang, maka program PGRI
sebagai serikat pekerja tetap difokuskan pada bidang pendidikan. PGRI harus tetap
turut memberikan sumbangan pemikirannya atau dengan menawarkan alternatif
pemikiran yang baru pada bidang pendidikan. Bila PGRI berhasil menyusun suatu
konsep pendidikan, maka sebagai Senikat Pekerja harus berusaha
memperjuangkannya kepada pemerintah. Itulah sebabnya YPLP/PPLP-PGRI telah
membentuk “Gugus Pemikir” (Think Tank) yang terdiri atas tokoh-tokoh yang
diambil dan lembaga perguruan tinggi PGRI. Di samping berupaya meningkatkan
mutu lembaga pendidikan PGRI, Gugus Pemikir ini ditugaskan pula untuk menyusun
konsep di bidang pendidikan dalam rangka upaya pembaharuan pendidikan yang
akan disampaikan PGRI kepada pemerintah.
Hasil yang telah dicapai oleh Gugus Pemikir ini antara lain, pertarna, bersama
Universitas PGRI Yogyakarta telah berhasil disusun Rancangan Penyempurnaan
Sistem Pendidikan di Indonesia. Rancangan ini telah disampaikan PB PGRI kepada
Mendiknas dan Komisi VI DPR-RI. Kedua, bersama Universitas PGRI Adibuana
Surabaya dan IKIP PGRI Semarang telah berhasil disusun Rancangan RUU
Perlindungan Guru yang telah disampaikan kepada Mendiknas dan Komisi VI DPR-
RI.
16
sumber dana lain di luar iuran anggota dalam rangka memperbesar keuangan
organisasi; Pengurus harus lincah dan tanggap dalam rangka mencari dana bagi
organisasi yang memerlukan dana besar; Para anggota harus terus disadarkan
tanggung jawabnya dalam membayar iuran anggota sebagai kewajibannya. Peranan
bendahara sangat penting dalam upaya menerima, menyimpan, membayar serta
bertanggung jawab mengembangkan sumber dana dan manajemen penggunaan dana
organisasi; Meningkatkan Koperasi Guru/PGRI yang dapat dijadikan wahana
kegotongroyongan PGRI dalam meningkatkan kesejahteraan anggota; Peranan dan
partisipasi anak lembaga PGRI perlu ditingkatkan dalam rangka pengumpulan dana;
Mendirikan perusahaan yang dapat memperbesar keuangan organisasi PGRI;Bantuan
dan luar harus tidak mengikat sebingga organisasi dapat berjalan lancar dan bebas.
Jaminan sosial guru. Syarat-syarat umum jaminan sosial guru sebagai berikut: Semua
guru, tanpa memperhatikan jenis sekolah yang dilayaninya, hendaklah menikmati
perlindungan jaminan sosial yang sama.Jaminan kesehatan. jaminan karena sakit
hendaklah diberikan sepanjang setiap masa ketakmampuan bekerja yang melibatkan
penangguhan pendapatan. Hendaklah dibayar sejak hari pertama dalam setiap kasus
dimana terjadi penangguhan pendapatan. jika waktu untuk jaminan kesehatan terbatas
17
pada masa tertentu, maka syarat-syarat hendaklah dibuat untuk memperpanjangnya
dalam hal-hal, di mana masih dipedukan untuk memisahkan para guru dari murid-
muridnya.
18
rekomendasi ini, maka hendaklah hal itu dibawa ke standard yang dianjurkan dengan
cara rencana-rencana tambahan.
19
BAB III
PENUTUP
A. SARAN
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat saya butuhkah. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan
semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Aamiin
B. KESIMPULAN
PGRI sebagai organisasi profesi adalah yang mengabdi di bidang pendidikan,
bertekad melanjutkan reformasi, dan menata pendidikan melalui penanganan guru
secara profesional untuk meningkatkan kualitas sumber daya peserta didik, dan PGRI
sebagai organisasi profesi ini dimaksudkan untuk meningkatkan sikap
profesionalisme, loyalitas, dedikasi guru sebagai anggota utama PGRI. Dengan
meningkatkan dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru akan berdampak ositif
terhadap kinerja dan prestasi guru.
Upaya utama PGRI sebagai organisasi profesi difokuskan pada upaya peningkatan
kompetensi profesionalisme guru melalui tiga jalan secara serentak. Ketiga jalan
tersebut adalah melalui peningkatan pendidikan dan latihan guru secara sistemik dan
berkelanjutan; peningkatan fungsi dan pemanfaatan kelompok profesi guru; serta
peningkatan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana guru secara efektif.
Strategi PGRI sebagai organisasi profesi yang ingin dicapai PGRI adalah untuk ikut
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sertifikasi pendidik
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, serikat
pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
20
guru atau dosen mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja guna mewujudkan produktivitas yang optimal; moral dan
kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai
- nilai agama.
Hak-hak hukum serikat pekerja meliputi :
(1) memperoleh kesempatan kerja (equal opportunity),
(2) mendapatkan diklat,
(3) memilih pekerjaan,
(4) memperoleh penghidupan layak,
(5) memperoleh upah yang adil dan layak,
(6) memperoleh perlindungan kerja,
(7) kebebasan berserikat,
(8) mogok; dan
(9) membuat perjanjian.
Jaminan serikat pekerja meliputi :
Jaminan keselamatan krja, tunjangan karena cacat, jaminan sosial bagi para
dosen/guru.
Sosialisasi tentang Serikat Pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
(4) Dilakukan pada tiap pertemuan PGRI, misalnya pada setiap konferensi,
seminar dan pelatihan PGRI;
(5) Memanfaatkan majalah PGRI yaitu majalah Suara Guru yang diterbitkan oleh
PB PGRI dan majalah PGRI lainnya yang diterbitkan di daerah;
(6) Menerbitkan bulletin khusus PGRI yang memuat berbagai aspek tentang
Serikat Pekerja.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://tantyoarya.wordpress.com/2017/05/30/serikat-pekerja-dan-pgri/
http://zulipuji.blogspot.com/2014/10/pgri-sebagai-organisasi-ketenagakerjaan.html?
m=1
http://gemapgrinews.blogspot.com/2009/08/peran-pgri-bagi-guru-dan-
pembangunan.html
https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/9716/pgri-sebagai-organisasi-profesi-yang-
berperan-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan
http://raninurcholida.blogspot.com/2014/06/pgri-sebagai-organisasai-profesi.html?
m=1
22