I.1 Latar Belakang PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah Guru Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25 November 1945. Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, yaitu : 1. mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia 2. mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan 3. membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus (Suara Guru, NOvember 1955; 17) Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejak Kebangkiatan Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dan nasionalisme lewat pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan citacita bangsa dalam mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Lembaga pendidikan PGRI merupakan organisasi profesi terkait dengan fungsi keguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran. PGRI juga dalam hal mengabdi kepada masyarkata dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, selalu mendasarkan diri pada aspirasi masyarakat serta tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
I.2 Rumusan Masalah 1. Kapankah diselenggarakannya kongres PGRI I - XX? 2. Dimanakah diselenggarakannya kongres tersebut? 3. Bagaimanakah bentuk susunan PB PGRI pada setiap kongres?
4. Apa sajakah yang diputuskan dalam setiap kongres? 5. Apakah yang terjadi pada setiap periode masa bhakti?
I.3 Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan susunan pengurus besar PGRI pada setiap kongres PGRI 2. Mendeskripsikan apa-apa saja yang terjadi pada setiap kongres PGRI 3. Mendeskripsikan putusan pada setiap kongres PGRI 4. Mendeskripsikan hal-hal yang terjadi pada masa periode masa bhakti dalam setiap periode. I.4 Manfaat Penulisan 1. Bagi Pemerintah Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan organisasi guruguru di Indonesia. 2. Bagi Dosen Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang. 3. Bagi Mahasiswa Bisa dijadikan sebagai bahan kajian dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan daapt melestarikan kebudayaan yang ada dengan menggunakan sebagaimana mestinya ( tidak berlebihan ).
BAB II PEMBAHASAN
Bendahara Anggota
: :
1. Soemidi Adisasmita 2. Martosoedigdo 1. Djajeng Soegianto 2. Sadat Sswowidjojo 3. Siswowardojo 4. Nj. Noerhalmi 5. Soespandi Atmowirogo
2. KONGRES PGRI II
Kongres PGRI II berlangsung pada tanggal 21-23 Desember 1946 di Surakarta. Adapun komposisi pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut : Ketua : 1. Rh. Koesnan 2. Soejono Kromodmoeljo 3. Soejono Penulis Bendahara Ketua bagian Pendidikan Ketua bagian Perburuhan Ketua bagian Penerangan : : : : : 1. J. Soetemas 2. Mh. Hoesodo 1. Soemedi Adisasmita 2. Dinneman D. Notohamidjojo Sosro Slamet I
Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan terhadap pemerintah, yaitu : 1. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional. 2. Gaji guru supaya tidak dihentikan. 3. Diadakannya undang-undang pokok pendidikan dan undang-undang perburuhan. Tuntunan ini kelak dapat perhatian pemerintah dengan diangkatnya Rh. Koesnan menjadi anggota panitia gaji pemerintah. Pada kementrian keuangan Rh. Koesnan bersama Zachir diangkat menjadi anggota KNIP Plane. Terakhir Rh. Koesnan menjadi Mentri Sosial dan Perburuhan pada Kabinet Hatta. Kongres kedua PGRI ini menghasilkan keputusan yang merupakan wujud dari tanggung jawab nasionan PGRI dalam upaya mempelopori perubahan sistem pendidikan kolonial kparah sistem pendidikan nasional. Karena ketua I Rh. Koesnan ditunjuk sebagai Mentri Sosial dan Perburuhan dalam Kabinet Hatta, maka komposisi Pengurus Besar di ubah menjadi: Ketua I Ketua II : Soedjono Kromodimoeldjo : Soejono
Ditengah berkecamuknya perang kemerdekaan, PGRI menyelenggarakan kongres ke III. Kongres yang berangsung dalam keadaan darurat menghasilkan keputusankeputusan bahwa untuk menghasilkan efektivitas organisasi, dilakukan dengan memekarkan cabang-cabang yang tadinya setiap kepresidenan memiliki satu cabang menjadi cabang-cabang yang lebih kecil, tetapi dengan jumlah sedikitnya 100 orang, diharapkan bahwa yang lebih kecil itu dapat lebih efektif, dalam cakupan daerah yang cukup terbatas itu PGRI mempunyai 76 cabang yang masing-masing ternyata dapat memajukan aktivitas dan vitalitas yang tinggi sekali. Adapun pengurus besar hasil kongres ke III adalah sebagai berikut : Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo 2.Soedjono 3. Soedarsono Panitera umum Ketua bagian pendidikan Ketua bagian perburuhan Bendahara : : : : 1. Brahim Prawirosoemitro 2. Inda Karjoso Soepojo Sostrowignjo Dinneman
Setelah kekuasaan pemerintah RI kembali ke Yogyakarta pada akhir tahun 1948 s.d awal tahun 1949, PGRI kemudian memindahkan masrkasnya dari Solo ke Yogyakarta, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut : Ketua : : : Sekretaris umum Bendahara Ketua bagian pendidikan Ketua bagian perburuhan Ketua bagian publisiteit : : : : : : 1. Soejono Kromodmoeljo 2. Soedjono 3. Soedarsono 1. Soekkirno 2. Soebakti Soewandi Ali Marsaban Sosro Hj. Soemato
4. KONGRES PGRI IV
Kongres PGRI IV diselenggrakan pada tanggal 26-28 Februari 1950 di Yogyakarta. Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya perngurus pusat Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandung besama dengan 38 cabang sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI berjumlah 15.000 yang terseber di 76 cabang. Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut : 1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI
2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para guru yang politik yang memecah belah wilayah republik Indonesia. 3. Mengeluarkan Maklumat Persatuan yang bersisi seruan masyarakat khusunya kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan anggota golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta menggalakkan persatuan demi perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan. Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah: Ketua : 1. Rh. Keosnan 2. Soedjono 3. Soedjono Kromo Dimoeljo Sekretaris Jendral Bendahara Ketua bagian pendidikan Wakil ketua bagian pendidikan Ketua bagian perburuhan Wakil ketua bagian perburuhan : : : : : : 1. Soekimo 2. Moehamad Hidajat 1. Soetinah 2. Soetedja Soedarsono F. Wachen droff M.E. Soebiadinata Soeparmo
Rh. Koesnan, Soejono, Soekirno, Soetinah, Soeparno dan Soedarso bekedudukan di Yogyakarta. Mereka secara bersama-sama memelihara hubungan dengan jawa tengah, jawa timur dan D.I Yogyakarta. Soejono, Muhamd Hidayat, Soetejo, M.E Subiadinata dan F. Wacendroff berkedudukan di Jakarta bertugas menyelenggarakan hubungan dengan Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan, Indonesia Timur dan Sunda Kecil. Beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah kongrs IV adalah seperti berikut : 1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI. 2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tentang penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding Sregeling der Burgelijke Landsdie Haren (HBBL) 3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang. 5. KONGRES PGRI V Kongres PGRI V dilaksanakan pada tanggal 19-24 Desember 1950 di Bandung. Dalam waktu kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan kongres V. Pada rapat ini diputusnkan hal-hal antara lain sebagai berikut : 1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi. 2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra politik. 3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-komisariat daerah. Peristiwa penting terjadi pasca kongres V ialah :
1. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan Sulawesi ke dalam PGRI yang mengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-beda menurut ketentuan dapat digaji menurut sesuai dengan standar dari pusat. 2. PGRI berhasil memperjuangka nasib para guru disekolah-sekolah lanjutan, jumlah honorarium meningkat dan maksimum jam dikurangi. Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti berikut : Ketua Sekretaris Jendral Sekretaris urusan perburuhan Sekretaris urusan pendidikan Sekretaris urusan penerangan Sekretaris urusan keuangan dan usaha Komisaris umum DTU Pendidikan Komisaris umum DTU prburuhan Komisaris umum DTU keuangan Komisaris umum DTU usaha Redaksi majalah suara guru 6. KONGRES PGRI VI Kongres PGRI ke VI ini dilaksanakan tanggal 24-30 November 1952 di Malang. Kongres yang berlangsung di Malang pada tgl 24-20 ini menyepakati hal-hal berikut: 1. Dalam bidang perburuhan memperjuangkan kendaraan bermotor bagi pemilik sekolah instruktur pendidikan jasmani dan pendidikan masyarakat. 2. Dalam bidang organisasi diadakan konsolidasi dengan meneliti dan mengambil tindakat (berupa pembekuan atau pembubaran) terhadap cabang-cabagn PGRI yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan orgnisasi. Adapun pengurus besar hasil kongres VI adalah seperti berikut : Ketua Panitera umum Panitera organisasi/tata usaha Panitera perburuhan Panitera pendidikan Panitera penerangan Panitera keuangan dan usaha Komisaris umum DTU Pendidikan Komisaris umum DTU perburuhan Komisaris umum DTU keuangan : : : : : : : : : : 1. Soedjono 2. M.E. Soebiandinata Moehamad Hidajat Soebahdri Ahmad Sanoesi Ktut Nara Soeparno Soetardjo Slamet II Alam Sjahroeddin Prawirosoedarsono : : : : : : : : : : : 1. Soedjono 2. M.E. Soebiandinata Moehamad Hidajat M.E. Soebiandinata Ibnu Tadji J.M.S. Hutagalung Moehamad Hidadjat F. Wachen droff Alam Sjahroeddin M. Sastra Atmadja Soemahardja J..M.S. Hutagalung dan Soedjono
Komisaris umum DTU perburuhan dan pendidikan wanita Redaksi majalah suara guru : : NJ. S. Soemardi Soepardo, Soedjono, Soebandri
Peristiwa penting yang terjadi pada kongres VI adalah seperti berikut : 1. PB-PGRI membangun panitia konsepi pendidikan nasional yang diketuai oleh F.Wachen droff dengan tugas yang sangat luas. 2. Diangkatnya wakil PGRI dalam bidang kongres pendidikan Indonesia (BKPI) 3. Ikutserta PGRI dalam kongres bahasa dan berbagai konferensi lain baik yang berhubungan pendidikan. 4. Dikeluarkannya SK Mentri PP & K Nomor. 20/G.I/C tgl. 14 Mei 1954 yang berisi halhal berikut : a. Dihapusnya KPK PKB dan diubah menjadi sekolah guru B (SGB) b. Ditiadakannya KPKB diubah menjadi SR 6 tahun c. Diuabahnya semua SR 3 menjadi SR 6 tahun d. Diubahnya KP-SGA menjadi KGA e. Ditiadakannya syarat dinas 4 tahun 5. Adanya wakil PGRI dalam panitia nasional UNISCO pada tahun 1953 6. Diangkatnya pengkaderan anggota pengurus di Bandung pada tanggal 22-27 Juli 1954 7. Disahkan pula MARS PGRI ciptaan Basoeki Endopranoto. 7. KONGRES PGRI VII Kongres PGRI yang ke VII dilaksanakan tanggal 24 November - 1 Desember 1954 di Semarang. Hasil kongres VII antara lain seperti berikut : a. Dalam bidang hukum b. Dalam bidang pendidikan c. Dalam bidang perburuhan d. Dalam bidang organisasi pernyataan PGRI keluar dari GBSI dan menyatakan diri sebagai organisasi non Vaksentral. Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VII seperti berikut : Ketua I Wakil ketua Panitra umum Panitera Organiasi Panitera Perburuhan Panitera pendidikan Panitera Penerangan Panitera Keuangan Komisaris umum DTU Pendidikan : : : : : : : : : Soedjono 1. M.E. Soebinadinata 2. Hermanoe Adi Moehamad Hidjajat Soebandri Alamsjaroeddin Idris M. Hutapea Soepardo Soetardjo Slamet II dengan kedinasan maupun berkaitan dengan organiasi-organisasi
N.J.S. Soenardi
Adapun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pasca kongres VII adalah seperti a. Bergabungnya kembali ikatan guru lulusan CVO dan ikatan guru SR ke dalam PGRI b. Terselenggaranya konferda disejumlah wilayah seperti di Denpasar untukwilayah Nusa Tenggara (22-25 Juli 2955) dan Ditanjung Karang untuk wilayah Sumatera Selatan (11-13 Juli 1955). c. Meningkatnya anggota PKI mempengaruhi anggota-anggota PGRI dengan cara antara lain melumpuhkan kegiatan-kegiatan PGRI dan menghalangi kegiatan iuran anggota PGRI didaerah-daerah. d. Munculnya organisasi non PGRI yang didirikan oleh golongan yang anti PKI, seperti persatuan guru nahdlatul ulama (PERGANU), ikatan guru muhammadiyah (IGM) persatuan guru kristen Indonesia (PERGUKRI) 8. KONGRES PGRI VIII Kongres ke VIII diselenggarakan pada tanggal 10 24 Desember 1956 di Bandung. Kongres ini dihadiri oleh 109 cabang PGRI. Pada kongres VIII ini, untuk pertamakalinya diputer film Membolos karya NH. Karya Harapan PGRI. Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VIII adalah sebagai berikut : Ketua umum Ketua Panitera umum Panitera organisasi Panitera perburuhan Panitera pendidikan Panitera keuangan Panitera sosial/ekonomi Komisaris umum : : : : : : : : : ME. Soebiadinata 1. Soedjono 2. M. Hoesein 1. Soebandri 2. Widodo Soekandri Alamsjahroeddin Idris M. Hutapea A. Zachri A. Harahap 1. Nj. S. Soenardi 2. P.J. Karamoy Peristiwa yang terjadi pasca kongres VIII adalah sebagai berikut : 1. Terbentuk komisariat kalimantan timur pada bulan maret 1957 dengan ketua Sanoesi dan komisaris daerah aceh pada bulan maret 1958 dengan ketua Ibrahim Siagian. 2. Diadakannya kursus kader tingkat khusu pada waktu tgl 23 Desember 1957sampai dengan Januari 1958 dengan di Jakarta dengan ketentuan setiap 15 cabang mengirim satu orang peserta. 3. Mengadakan dialog segi tiga antara PB-PGRI, materi PP & K, dan mentri dalam negeri dikantor mentri PP & K tentang tuntutan PGRI untuk menaikkan anggara belajar kementrian PP & K hingga 25%.
4. Sosialisasi tuntutan PGRI untuk menaikkan anggaran kementrian PP & K hingga 25% kepada para anggota. 5. Mendesak pemerintah untuk segera memberantas penyelewengan dana dalam kementrian PP & K. 6. Mendesak pemerintah untuk segera mengubah sistem pendidikan yang mengandung unsur-unsur pendidikan kolonia menjadi sistem pendidikan yang lebih bersifat nasional. 7. Dikembangkan usaha kesehatan sekolah (UKS) akibat dari usulan PGRI kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kesehatan atau memfasilitasi pemeriksaan kesehatan murid dan guru oleh dokter sekolah dan menyediakan obat-obatan di sekolah. 8. Ditolaknya rencana kenaikan uang ujian sekolah tahun 1956/1957. penolakan ini dilakukan PGRI organisasi pelajar. 9. Dikeluarkannya buletin khusus yang berjudul Marilah kita berantas bacaan cabul dalam upaya PGRI memberantas bacaan dan film porno. 10. Menjadi permasalahan dalam simposium Badan Musyawarah Nasional (BMN) di Denpasar. 11. Menegerikan beberapa sekolah PGRI, yaitu 6 KG A, 2 SMA, 2 SMP pada periode 1956 1959. PGRI memiliki 189 sekolah yang terdiri atas 3 SGA, 10 KG A, 6 SG B, 3KG B, 1 SMPE dan masih banyak lainnya. 12. Mengusahakan agar ditetapkannya Hari Pendidikan, PGRI mengusulkan tanggal 25 November sebagai Hari Pendidikan. 13. Mengusahakan kenaikan pangkat otomatis bagi setiap guru yang pada tanggal 30 September sudah memenuhi persyaratan kepangkatan meskipun mereka belum diusulkan naik pangkat. 14. Dibentuknya panitia amandemen PGPN dan M.E Soebidanata duduk dalam panitia sebagai wakil PGRI. 15. Diperhitungkannya masa kerja guru SR di sekolah-sekolah swasta.
9. KONGRES PGRI IX
Kongres PGRI IX dilaksanakan tanggal 31 Oktober 4 November 1959 di Surabaya. Adapun susunan Pengurus Besar PGRI yang dihasilkan di kongres ke IX ini sebagai berikut : Ketua Umum Ketua Panitera Umum Panitera Umum dan Keuangan Panitera Perburuhan Panitera Pendidikan : : : : : : M.E. Subiadinata 1. M. Hoesein 2. Soebandri Soekarno Prawira A. Zachari Moejono L. Manusama
Panitera Keuangan Panitera Organisasi Panitera Sosial / Ekonomi Komisaris Umum Urusan Perburuhan Komisaris Umum Urusan Pendidikan Komisaris Umum Urusan Perburuhan Komisaris Umum Urusan Keuangan
: : : : : : :
A. Zachari Moersid Idris Ismartojo A. Sanoesi A.H. Arahap Alam Sjahroeddin Nj. Soenardi
Pada bulan bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI menghadapi kesulitan besar terutama karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran anggota yang kecil (Rp 150), melainkan pemasokan dana dari jawa tengah dan jawa timur sangat seret. Dari beberapa cabang yang setia PB. PGRI dikedua provinsi tersebut diserobat oleh pengurus daerah yang Pro-PKI. Meskipun demikian kegiatan PGRI berjalan dalam upayanya memperjuangkan nasib para guru. Masalah dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN kedalam soksi yang diputuskan dengan 12 suara Pro lawan 2 suara kantor pada hakekatnya tidak mengubah kekompakan di lingkungan PB. PGRI. Hal ini disebabkan adanya kejelasan pada semua pihak pada saat itu. Bahwa dukungan tersebut dengan sendirinya tidak berlaku lagi jika dua syarat diajukan oleh PB. PGRI, yakni soksi bukan merupakan vaksentral dan nama soksi harus diganti, tidak terpenuhi.
Pada bulan pertama setelah kongres ke X menghadapi kesulitan, terutama disebabkan karena kekurangan keuangan. Setelah mengalami beberapa resuffle akibat PKI, maka susunan PB PGRI berubah sebagai berikut : Ketua Umum Ketua I Panitera Umum Panitera Keuangan Panitera Kesejahteraan Panitera Pendidikan Panitera Organisai Panitera Urusan Keuangan Panitera Urusan Perguruan Tinggi Panitera Urusan Olahraga Panitera Kemasyarakatan / Kebudayaan Panitera Teknik Kejuruan Panitera Keguruan : : : : : : : : : : : : : M.E. Subiadinata M. Hoesein H.M. Hidajat A. Abdurachman Obing H. Tambri Drs. Soedijarto M. Hatta Nj. Soenardi Anwar Jasin Drs. Tatworjo, M.SI AMD Jusuf Ir. GB Dharmasetia Drs. Estiko Soeparjo Selamet I
PGRI bersama-sama dengan guru NU, Ikatan Guru Muammadiyah, Ikatan Guru PSII (Serikat Islam Indonesia), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osausep ), Persatuan Guru Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katolik, Persatun Guru Islam Indonesia dan Persatuan Guru PERTI membentuk KAGI, khusus di jawa barat dibantu KAPP, kemudian KAGI terbentuk pula diberbagai provinsi. Tugas utama KAGI adalah : a. Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari urusanurusan PKI dan Orde lama PGRI non Vaksentral, serikat sekerja pendidikan dan PETI ( Persatun Guru Tekhnik Indonesia ). b. Menyatukan guru didalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI c. Memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yang tidak unitaristik, tetapi juga independen dan non partai politik.
Sekretaris Jendral Sekretaris Keuangan Sekretaris Tenaga Kerja Sekretaris Pendidikan / Keuangan Sekretaris Organisasi Sekretaris Poleksos Sekretaris Perguruan Tinggi Sekretaris Kewanitaan Sekretaris Olahraga Sekretaris Kemasyarakatan / Kebudayaan Sekretaris Penerangan Sekretaris Hubungan Luar Negeri
: : : : : : : : : : : :
Drs. Estiko Soeparjo Ny. Dahniar Zein M. Hatta Drs. WDF Rindorindo Drs. Tarwotjo, M.Sc Drs. M. Rusli Yunus Drs. A. Latief Zachri Ny. S. Soenardi Moh. Djunardi Slamet I T. Simbolon Soehoed Tjokroadmodjo
Pasa tanggal 19 Desember 1969 Ketua Umum PN PGRI M.E. Soebiadinata wafat dan di makamkan di Taman Makam Kalibata dengan inspektur upacara Ketua MPRS Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. Dan Ketua I PB PGRI yang baru yaitu Slamet I. Kongres PGRI ke XI ini pertamakali menegaskan anggaran dasar sifat PGRI yang unitaristik, Independen dan non partai politik.
Susunan PB. PGRI sisa periode XII yang disempurnakan menjadi sebagai berikut:
Sekretaris Kewanitaan
Sejak kongres PGRI XII terjadi perubahan besar dalam kehidupan organisai PGRI, yaitu struktur PB-PGRI menjadi sangat berbeda dari massa-massa sebelumnya : 4 sekretaris membidangi 4 biro yang terdiri atas 19 urusan akibatnya jumlah personalia PB-PGRI pertamakali dalam sejarah membengkak menjadi 28 orang. Istilah sekretaris perburuan harus diganti sekretaris kesejahteraan.
Pada Desember 1975, Sekbid kejeteraan Drs. Rusli Yunus diangkat menjadi kepala sekolah RI di TOKYO, Jepang, tugasnya digantikan atau dirangkap oleh Sekbid Keuangan Drs.H. Ghazali Dunia. Dalam menjalankan tugasnya PB-PGRI mendapat bimbingan dari Dewan Pmbina pusat untuk pertama kalinya dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Dalam Negeri, Mentri Agama. Seakan-seakan untuk menyelamatkan bahterai PGRI dari amukan badai, Kongres PGRI Ke XIII menerima adanya struktur Dewan Pembina yang tiga orang anggotanya secara Ex-officio terdiri atas tiga orang mentri.
: : :
Basyuni Suriamiharja Prof. Dr. Amran Halim 1. Dra. Ny. M. Wahyudi 2. Drs. Sudarmaji 3. Aaidil Fitrisyah
Sekretaris Jenderal Wakil Sekretaris Jenderal Bendahara Wakil Bendahara Sekbid Organisasi Sekbid Kesejahteraan Sekbid Kewanitaan Sekbid Pendidikan Sekbid Agama Sekbid Kemasyarakatan Sekbid Pendidikan Teknik Sekbid Pendidikan Olahraga Sekbid Pendidikan Prasekolah Sekbid Pendidikan Dasar Sekbid Pendidikan Menengah Sekbid Pendidikan Tinggi Sekbid Pendidikan Swasta Sekbid Pendidikan dan Budaya Sekbid Perencanaan/evaluasi Sekbid Pendidikan Luar Sekolah
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Drs. WDF. Rindorindo M. Hatta F.A. Sastono, B.Sc Suyono AT. Sianipar, S.H. Drs. H.Ghazali Dunia Dra. Sri Rochani H Drs. Mien .S. Warnaen Dr. Muhibuddin Waly Drs. Buchyar Syam H.B. Layito Drs. Yunus Akbar Martha Dhamrah Drs. Achmad Nuryani J.Ch.Lesilolo Dr. Nyoman Dekker, S.H. Ki Suratman Drs. I. Umae Suparno Drs. Sigit Poernomo Sulaeman Tjakrawiguna
Kongres PGRI XIV sangat akomodatif terhadap pengaruh pemerintah baik dalam suasana personalia PB-PGRI maupun dalam prokram demi kemaslahatan organisasi. PB-PGRI membantu YPLP-PGRI (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI) dengan Akte Notaris Moh.Ali No.24 tanggal 31 Maret 1980 berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1980 dengan SK.PB.PGRI. Diangkat PB YPLP PGRI yang pertama sebagai berikkut : Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bandahara Anggota : : : : : : Slamet. I. Drs. Soepojo Padmodiputro Suardilani D. Somantri Wiradisata. Drs. Chasan Mintara 1. Dr.M. Hustasdit. 2. Anwar Jasin.M.ed.
Kongres PGRI XV diselenggarakan pada tanggal 16-21 Juli 1984 di Jakarta. Kongres PGRI XV menghasilkan 31 orang Personil PB-PGRI jajaran ketua yang lazimnya sebanyak 3 orang menjadi 7 orang, 6 ketua; Sekretaris Jenderal yang biasanya satu sampai dua orang menjadi 4 orang; Bendahara menjadi 3 orang dan Sekbid menjadi 17 orang; Dewan Pembina dari 3 orang mentri menjadi 5 orang mentri ditambah satu orang lagi yaitu ketua umum satu oraganisasi politik. Berikut susunan PB PGRI masa Bhakti XV (1984-1989): Ketua Umum Ketua : : Basyuni Suriyamiharja 1. Dr, Anwar Jasin 2. Prof. Dr. Anwar Halim 3. Ny. M. Wahyudi 4. Drs. Is. Riwidikdo 5. Drs.I.Gusti Gde Agung Oka 6. Drs. Adil Fitrisyah Sekretaris Jenderal Wakil Sekretaris Jenderal : : Drs.WDF. Rindorindo 1. Drs.Rusli Yunus 2. Drs.HS.Sigit Poernomo 3. Drs. H.Samad Thaha Bendahara Wakil Bendahara Sekbid Organisasi Sekbid Kesejahteraan Sekbid Penerangan Media Sekbid Kewanitaan Sekbid Penelitian Sekbid Agama Sekbid Pendidikan Guru Sekbid Pendidikan Prasekolah Sekbid Pendidikan Dasar Sekbid Pendidikan Men.Umum Sekbid Pendidikan Teknologi Sekbid Pendidikan Tinggi Sekbid Pndidikan Olahraga Sekbid Pendidikan Luar Sekolah Sekbid Seni Budaya Sekbid Pendidikan Swasta Sekbid Hubungan Luar Negeri : : : : : : : : : : : : : : : : : : : F.A.Santoso, B.Sc 1. H.Udjat S.Suwarno 2. Ny.Martha Mijardi AT.Sianipar S.H. Nawawi Jufri,BA Drs. Achmad Nuryani Ny.H.Jajoek M.Assaat,BA. Drs. Achmad Ali Drs.H.Rahad Azis DRS.I.Umar Soemarno Ny.BEF.Montolalu W. Toyib Prawira J.Ch.Lesilolo Ir.H.Barwawi Dr.Nyoman Dekker,S.H. Drs. Yunus Akbar Drs. Buchyar Syam Ki Suratman Suyono Dra.Mien.S.Warnaen
Salah satu karya besar PGRI masa bakti XI adalah Pembangunan Gedung Indonesai (GGI) jalan tanah III No. 24 Jakarta bangunan berantai lima ini luasnya
kurang lebih 4.000 m2 diatas tanah 1.558 m2 , kapasitas ruang utama gedung ini menampung 200 orang atau untuk standing rec menampung kurang lebih 500 wisma penginapan dapat menampung 66 orang, ruang perkantoran, parkir untuk 30 mobil dan lain-lain. Proyek pelaksanaan pembangunan GGI ini ditangani oleh suatu tim yang teridri atas : 1. Pengendali/Pengawas Proyek : H. Soedarmono.SH. 2. Pimpinan Proyek : H. Basyuni Suriamiharja 3. Satgas Pelaksana Pembangunan : Ketua : Drs.I.Gede Agung Gde Oka. Sekretaris : Drs.M. Rusli Yunus Bendahara : Slamet. I. Bagian Teknik : Ir.H. Barmawi Bagian Administrasi : Ny. Matra Mijadi Konsumsi : Dr.H. Anwar Jasin.M,Ed. Komisaris : Drs. WDF Rindorindoeption
5. Taruna .SH. 6. Prof..Dr. Marsetio Danu Saputro Sekretaris Jenderal Wakil Sekretaris Jenderal : : Drs. WDF Rindorindo 1. Drs.M. Rusli Yunus 2. Drs.H. Sigit Poernomo 3. Drs.H. Sulaiman SB Ismaya Bendahara Wakil Bendahara : : Drs. HKA Mooyoto 1. Drs. Udjat S. Suwarno. 2. Ny. Martha Mijaidi. Pertama kali Kongres PGRI XVII menetapkan Dewan Pembina menjadi Dewan Penasehat dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota Dewan Penasehat. Susun Personalia Tim Penulis Buku Sejarah PGRI dari masa ke masa sebagai berikut : - Penasehat /Nara Sumber : Drs. WDF Rindorindo - Ketua/Angggota : M. Rusli Yunus - Sekretaris/Anggota : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya - Angggota : Drs. Hudadaya - Anggota : J.Ch. Lesilolo - Angggota : Drs.H. Arsyad Siddik
Pada Kongres ini kelihatan kuatnaya pengaruh reformasi dalam pemilihan susunan poengurus PB-PGRI. Kalau pada masa lampau ketua umum selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada perarturan antara kedua calon ketua umum, sekretaris bidang diganti menjadi ketua departemen.
Kongres XIX PGRI diikuti sekitar 1.400 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Berbeda dengan kongres PGRI sebelumnya, kongres kali ini dirasakan lebih dinamis. Sidang pengesahan tata tertib persidangan pada tanggal 9 Juli 2003 misalnya, berlangsung lebih lama daripada yang dijadwalkan, karena banyaknya interupsi maupun usulan dari peserta. PGRI mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan dana pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), di luar gaji tenaga pendidikan dan pendidikan kedinasan, paling lambat tahun 2005. PGRI juga mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan memberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional dalam bentuk antara lain peningkatan akses bagi masyarakat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan biaya yang relatif murah. PGRI meminta pemerintah pusat dan daerah, serta aparat keamanan untuk memberikan jaminan keamanan kepada guru dalam menjalankan tugasnya, terutama yang bertugas di daerah konflik dan di daerah terpencil PGRI mengimbau kepada para guru, agar mereka menggunakan hak politiknya dalam pemilu mendatang. Yaitu dengan menentukan pilihan terhadap wakil rakyat dan calon presiden/wakil presiden.
Dr. Sulistiyo, M.Pd. : 1. Prof.Dr.Anah Suhaenah Soeparno 2.Prof.Dr.H.AgustitinSetyobudi, MM 3. Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd 4. Drs. Sugito, M.Sc 5. Hambasi Abdullah 6. Drs.H.Dahri,MM
: :
H. Sahiri Hermawan, SH, MH 1. Dra. Harfini Suhardi 2. Drs.H.Giat Suwarno 3. Drs.Wahyo Pradono,MM
Bendahara Wakil Bendahara Depr. Organisasi dan Kaderisasi Dept. Keteranaga Kerjaan dan Kesra Dept. Informasi & Komunikasi Dept. Penelitian & Pengembangan Dept. Pendidikan dan Pelatihan Dept. Hubungan Kerjasama Luar Negeri Dept. Pembinaan Karier & Profesi Dept. Kerohanian Dept. Pemberdayaan Perempuan Dept. Pengmb. Kesenian dan Kebudayaan Dept. Pengabdian Masyarakat Dept. Advokasi & Perlindungan Hukum
: : : : : : : : : : : : : :
Drs. H. Sugiharto,MM Drs. H. Muhir Subagia, MM Drs. M. H. Usman M.Pd Drs. H. Didi Suprijadi,MM. Dr. M. Qudrat Nugraha, M.Si Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum Dra. Hj. Rachmawaty AR, MM Prof. Dr. H. Djam'an Satori, MA Dra. Opih Rofiah Zainal Drs.H.Malik Raden,MM. Dr. Hj. Tjut Afrida, M.Pd Dr. Hj. Euis Karwati, M.Pd Dra. Hj. Maysari Berty Dra. Dian Mahsunah, M.Pd
Kongres PGRI XX dihadiri oleh Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta. Kongres PGRI hari ke-4 ini menghadirkan Sutiyoso atau yang lebih dikenal dengan Bang Yos sebagai pembicara di sidang paripurna VII. Dalam pembicaraannya, Bang Yos mengatakan bahwa berdasarkan data dari BPS, di Indonesia ada sekitar 60% jumlah penduduk merupakan penduduk yang hanya lulus SD. Dengan angka seperti itu Bang Yos mempertanyakan kesiapan Indonesia menghadapi persaingan global. Sehingga dengan keterbatasan tersebut banyak orang Indonesia yang mencari pekerjaan di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga karena mempertimbangkan gaji yang besar tanpa membutuhkan ijazah pendidikan yang tinggi. Sehingga dapat dipastikan bangsa asing menilai harkat dan martabat bangsa Indonesia rendah. Selain itu Bang Yos juga menambahkan bahwa Indonesia berada di peringkat 133 dari 177 negara dalam Human Developement Indeks mengenai kualitas dilihat dari aspek
pendidikan, kesehatan dan penghasilan. Beliau juga memaparkan suasana dan integritas pikiran menjadikan Indonesia yang bermartabat. Mendiknas memaparkan dengan berbagai dinamika dan problematika Guru, tentu mendapat sambutan yang amat meriah dan saling berebutan untuk bisa berbicara menyampaikan uneg-unegnya kepada Menteri.
lampau pemimpin selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada peraturan antara kedua calon ketua umum. s) Kongres Kesembilan belas PGRI mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan memberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional. t) Kongres Kedua puluh Ini memaparkan berbagai dinamika dan problematika guru di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.kesimpulan_kongres_pgri/com Posting oleh weblog http://tunas63.wordpress.com http://www.pgri.or.id/so_pb.html http://pgribojonegoro.wordpress,com/struktur_org/#comment-2 http://effendyalhajj.blogspot.com/search/label/ARTIKELPENDIDIKAN http://mathikip.blogspot.com/2009/10/makalah-sejarah-kelahiran-dan.html Website google Kepengurusan PGRI Sumut Hasil Konkerprov di Berastagi Tetap Solid pedoman operasional tahum akademik 2009/2010 universitas indraorasta pgri Aisyah siti.rangkuman mata kuliah SPJD PGRI. Uninersita Indraprasta PGRI Website google Pengurus Besar PGRI Periode X 2008-2013 Website google Kesimpulan Kongres PGRI Website google Struktur Pengurus Besar copyright PB-PGRI 2009 Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)