Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KONSEP DASAR MATEMATIKA SD

MENELAAH KONSEP BILANGAN DESIMAL, PERSEN, DAN


PERBANDINGAN

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Mutiara Salsabila NIM: 23129347
2. Ochy Nahwatif Afwah NIM: 23129362
3. Putri Damayanti Efendi NIM: 23129366
4. Revika Nur Huda NIM: 23129240

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Sahrun Nisa

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Atas karunia-Nya
pula kami telah membuahkan hasil penulisan makalah yang berjudul “Menelaah Konsep
Bilangan Desimal, Persen, dan Perbandingan” ini sebagai bahan pembelajaran dengan
harapan dapat diterima dan di pahami secara bersama.
Kami menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu adanya masukan, pendapat, maupun kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan dan mendapat ridho Allah SWT Amin.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Padang, 2 September 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian ,Jenis-jenis, dan Sifat-sifat Bilangan Desimal..............................................3
B. Pengertian, Sifat-sifat, dan Operasi Bilangan Persen......................................................5
C. Konsep Perbandingan & Skala........................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir dan berargumentasi, memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-
hari dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk


atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya diantara hal-hal itu. Bertitik
tolak dari tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, maka
matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran dan
pembentukan sikap anak memberikan pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu konsep dasar
matematika harus ditanamkan benar-benar dalam diri pribadi setiap anak didik. Sebab kalau
penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam hal ini tentang operasi bilangan
desimal, persen, perbandingan dan skala pada Sekolah Dasar sekarang tentu akan menjadi
faktor kesulitan bagi siswa ketika melanjutkan pendidikan.
Di Sekolah Dasar, terkadang siswa kurang dapat memahami dengan bilangan desimal,
persen, perbandingan, dan skala. Sehingga, guru matematika hendaknya memikirkan dan
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan mengemas proses
pembelajaran yang lebih bermakna, menarik, mengikuti perkembangan iptek, serta dapat
membantu siswa memahami konsep dengan benar. Dengan demikian, perlu diupayakan
media pembelajaran serta model pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian, sifat-sifat, dan operasi bilangan desimal?


2. Apa pengertian, sifat-sifat, dan operasi bilangan persen?
3. Apa itu konsep perbandingan dan skala?

1
4. Apa masalah yang terkait dengan bilangan desimal, persen, dan perbandingan dalam
kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk memahami pengertian, sifat-sifat, dan operasi bilangan desimal.
2. Untuk memahami pengertian, sifat-sifat dan operasi bilangan persen.
3. Untuk mengetahui konsep perbandingan dan skala
4. Untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan bilangan desimal, persen,
perbandingan dan skala dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ,Jenis-jenis, dan Sifat-sifat Bilangan Desimal
1. Pengertian Bilangan Desimal
Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan
pecahan, yang dalam penulisannya antara bilangan bulat dan pecahan dipisahkan dengan
tanda koma, yang disebut dengan koma desimal.
Pada bilangan bulat, kita mengenal istilah bilangan ribuan, ratusan, puluhan, dan
satuan. Namun, bilangan tersebut masih dapat berlanjut pada angka yang lebih kecil,
yakni persepuluhan, perseratusan, perseribuan, dan seterusnya. Pada bilangan desimal,
bagian yang nilainya lebih kecil dari bilangan satuan diletakan disebelah kanan tanda
koma, dengan ketentuan bahwa bilangan yang berada di sebelah kanan desimal
merupakan bilangan persepuluhan, dan setiap bilangan yang berada disebelah kanannya
menjadi sepersepuluhan lebih kecil dari sebelumnya.

2. Sifat- sifat Desimal


a. Bilangan desimal ini adalah sistem desimal karena sepuluh unit dari orde tertentu
sesuai dengan satu unit dari orde yang lebih tinggi.
b. Sistem bilangan desimal menggunakan angka 10 sebagai basisnya. Karena
merupakan sistem posisi, nilai setiap angka atau digit akan bergantung pada
posisinya dalam angka numerik.
c. Jumlah semua digit angka dikalikan dengan masing-masing pangkat akan
memberi kita nilai angka tersebut.

3. Operasi Bilangan Desimal


a. Penjumlahan pada bilangan desimal
Contoh soal:
1. 2 , 4 + 3 ,2¿ …
Jawab:
2,4
3,2
+¿
5,6
Caranya:
Satuan lurus satuan ( 2 lurus 3)

3
Persepuluhan lurus persepuluhan(4 lurus 2)
Koma harus lurus koma untuk penjumlahan
2. 23 ,74 + 15 ,25 ¿ …
Jawab:
23 ,74
15 , 25
38 , 99
Caranya;
Puluhan lurus puluhan (2 lurus 1)
Satuan lurus satuan (3 lurus 5)
Persepuluh lurus persepuluh (7 lurus 2)
Perseratus lurus perseratus ( 4 lurus 5)
Tanda koma lurus tanda koma untuk penjumlahan

b. Pengurangan bilangan desimal


Contoh soal:
1. 7,9 – 2,5 ¿ …
Jawab:
7,9
2 ,5
5,2
Caranya:
Satuan lurus satuan (7 lurus 2)
Persepuluhan lurus persepuluhan (9 lurus 5)
Koma harus lurus dengan koma
2. 8,6 – 1,23 ¿ …
Jawab:
8,6
1 ,23
7 ,37
Caranya:
10 – 3 = 7
6 menjadi 5 karena dipinjam oleh 0
5 – 2 = 3 dan 8 – 1 = 7
c. Perkalian pada bilangan desimal

4
Contoh soal:
1. 2,5 × 0 ,3=0 , 75
Jawab:
25 3 75
× ¿ =0 , 75
10 10 100

Caranya;
Dikalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
Hasil kali dibagi dengan penyebut, mengalikan angka dengan bilangan 100
menggeser koma dari belakang sebanyak angka 0.
2. 3,8 ×1 , 3=4 , 94
Jawab:
38 13 494
× = =4 ,94
10 10 100
Caranya:
Dikalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
Hasil kali dibagi dengan penyebut, mengalikan angka dengan bilangan 100
menggeser koma dari belakang sebanyak angka 0.

4. Latihan soal

1. 7,9 +¿ 2,5¿ …
2. 28,11 + 23,17 ¿ …
3. 3,4 – 1,2 ¿ …
4. 99,11 – 44,12 ¿ …
5. 1,5 × 0 ,3=…
6. 2,5 ×1 , 2=…

B. Pengertian, Sifat-sifat, dan Operasi Bilangan Persen


1. Pengertian Bilangan Persen
Persen adalah bentuk lain dari pecahan berpenyebut seratus. Karso, dkk
(2014:9.2) menyatakan bahwa "Persen merupakan suatu cara untuk menyatakan
pecahan. Kata persen berarti perseratus." Kemudian ST.Negoro dan B. Harahap
(2010:281) menyatakan "Persen disebut juga prosen, lambangnya "%" persen
mengandung arti perseratus, persen adalah nama lain dari suatu pecahan dengan

5
penyebut 100." Jadi dapat disimpulkan bahwa bilangan persen adalah bilangan yang
berpenyebut 100.
Selanjutnya ingat kembali bahwa persen berarti per seratus. Sebagai ilustrasi 5
5
persen yang biasanya ditulis 5% berarti .
100
Contoh:
65
1) Bentuk persen dari adalah 65%
100
40 5
2) Bentuk pecahan dari 40% adalah atau
100 2

2. Sifat-sifat Bilangan Persen


a. Bilangan persen berpenyebut 100
b. Bilangan persden ditandai dengan lambing “%”
c. Bilangan persen adalah bilangan tak berdimensi (bilangan murni) tidak memiliki
satuan pengukuran.

3. Operasi Bilangan Persen


a. Pengubahan Pecahan Biasa ke Persen
Berikut ini adalah beberapa contoh pengubahan pecahan biasa ke persen dan
sebaliknya.
Contoh soal:
3
(1) Tulis bentuk persen dari
5
Jawab:
3 3 × 20 60
= = =60 %
5 5 × 20 100
Caranya:
Angka penyebut dikalikan dengan angka yang perkalian 2 angka itu menghasilkan
angka 100 (5×20=100 ¿, dan angka pembilang juga dikalikan dengan pengali
angka penyebut (3×20=60 ¿. Kemudian dikalikan dengan 100%.

(2) Tulis bentuk pecahan dari 25%


Jawab:

6
25 25 :25 1
25% = = =
100 100 :25 4
Caranya;
25
Angka persen dijadikan pecahan per seratus ( 25% = ¿ kemudian sama-sama
100
25: 25
dibagi dengan angka pembilang ( ¿
100: 25

b. Pengubahan Pecahan Campuran ke Persen


Contoh soal:
1
(1) Tulis bentuk persen dari 5
2
Jawab:
1 5 ×2+1 1100
5 = ×100 %= % = 550%
2 2 2
Caranya:
Pecahan campuran diubah ke pecahan biasa dengan cara mengalikan bilangan
bulat dengan penyebut dan menembahkan dengan pembilang ( 5 ×2+1 ¿
1100
menghasilkan ¿), kemudian dikalikan dengan 100% menjadi ( %), lalu
2
disederhanakan dibagi dengan pembilang menghasilkan 550%.

2
(2) Tulis bentuk persen dari 3
3
Jawab:
2 3 ×3+ 2 1100
3 = ×100 %= %=3 , 66 %
3 3 3
Caranya:
Pecahan campuran diubah ke pecahan biasa dengan cara mengalikan bilangan
bulat dengan penyebut dan menembahkan dengan pembilang ( 3 ×3+2 ¿
1100
menghasilkan ¿), kemudian dikalikan dengan 100% menjadi ( %), lalu
3
disederhanakan dibagi dengan pembilang menghasilkan 3,66%.

c. Pengubahan Bilangan Desimal Ke Persen


Contoh soal:

7
(1) Tulis bentuk persen dari 0,05
Jawab:
5
0,05¿ 100 =5 %

Caranya:
Mengubah bilangan desimal ke dalam bentuk pecahan biasa (0,05 berarti
bilangan desimal terdapat dua angka dibelakang koma menandakan pecahan
5
perseratus ¿, lalu dikalikan dengan 100% menghasilkan 5%.
100

(2) Tulis bentuk pecahan dari 12,5%


Jawab:
12, 5 12, 5 :12 ,5 1
12,5%¿ 100 = 100 :12 , 5 = 8

Caranya:
12, 5
Mengubah bilangan persen ke dalam pecahan biasa 12,5% menjadi , lalu
100
12, 5 ÷ 12, 5 1
membaginya dengan pembilang, yaitu menghasilkan .
100 ÷ 12 ,5 8
4. Soal Latihan
Tuliskan bentuk persen dari;
2
1. =… %
4
2. 64% ¿ …
4
3. 3 =… %
5
1
4. 3 =… %
8
5. 4,12¿ … %
6. 17,5% ¿ …

C. Konsep Perbandingan & Skala


1. Pengertian Perbandingan

8
a 1
Pecahan dapat ditulis sebagai perbandingan a:b. Misalnya pecahan dapat ditulis
b 2
a
sebagai perbandingan 1:2. Menyederhanakan pecahan ialah memperkecil pembilang
b
yaitu (a) dan penyebut yaitu (b) sampai sekecil mungkin, tanpa mengubah nilainya.
Menyederhanakan suatu pecahan sama saja dengan menyederhanakan perbandingan itu.
Perbandingan juga disebut rasio. Pembahasan tentang perbandingan terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, Amir adalah siswa paling tinggi dikelasnya. Artinya,
Amir adalah siswa paing tinggi dibanding dengan teman-temanya di kelas. Harga beras
saat ini 1 ½ kali harga beras satu bulan yang lalu. Artinya, harga beras saat ini dibanding
harga beras satu bulan adalah 3 banding 2.
Rumus-rumus Perbandingan:
a. Perbandingan 2 Bilangan
a:b=c:d
a c
=
b d
b. Perbandingan Jumlah
a : b = c : d dengan ( a + b = m )
c
a= ×m
c+ d
d
b= ×m
c+ d
m = jumlah yang diketahui
c. Perbandingan Selisih
a : b = c : d dengan ( a - b = n )
c
a= ×n
c−d
d
b= ×n
c−d
n = selisih yang diketahui

2. Pengertian Skala
Skala merupakan perbandingan jarak pada gambar dengan jarak aslinya.
Rumus Jarak pada Skala:
jarak pada peta
Jarak sebenarnya =
skala

9
Rumus Peta:
jarak dipeta
Skala Peta =
jarak sebenarnya
Rumus Jarak Sebenarnya
Jarak pada peta = skala x jarak sebenarnya

3. Operasi Perbandingan
a. Perbandingan 2 Bilangan
Contoh soal:
1. Jumlah siswa perempuan kelas 6 SD Mulia adalah 24 anak,sedangkan jumlah yang laki-
laki ada 18 anak.perbandingan jumlah siswa perempuan dan laki-laki adalah.....
Jawab:
Jumlah siswa Perempuan : Jumlah siswa Laki-laki
24 : 18
4 : 3
Maka, perbandingan siswa perempuan dan siswa laki-laki adalah 4:3
2. Banyak balon berwarna merah 24. Jumlah seluruh balon 40. Perbandingan jumlah seluruh
balon yang tidak berwarna merah dengan yang berwarna merah adalah.....
Jawab:
Balon yang tidak berwarna merah = 40 – 24 = 16
Balon yang tidak berwarna merah : Balon yang berwarna merah
16 : 24
2 : 3
Jadi, perbandingan balon yang tidak berwarna merah dan yang berwarna merah adalah 2 :
3

b. Perbandingan Jumlah

10
(1) Jumlah umur Ani dan Nita adalah 28 tahun.Jika perbandingan umur Ani dengan Nita
Adalah 3:4,berapa umur masing masing?
Jawab :
Umur Ani : Umur Nita = 3 : 4
Umur Ani + Umur Nita = 28 tahun
Rumus :
perbandingan yang ditanya
Umur yang ditanya = × jumlah diketahui
perbandingan yang diketahui
3
Umur Ani = ×28
3+4
3
= × 28
7
= 12
4
Umur Nita = ×28
3+4
4
= ×28
7
= 16
Jadi, umur Ani adalah 12 tahun dan umur Nita adalah 16 tahun
(2) Perbandingan kelereng A dan B adalah 3 : 7. Jika jumlah kedua kelereng mereka adalah
70 buah, berapa jumlah kelereng mereka masing-masing?
Jawab :
Kelereng A : Kelereng B = 3 : 7
Kelereng A + Kelereng B = 70 buah
Rumus :
perbandingan yang ditanya
Kelereng yang ditanya = × jumlahdiketahui
perbandingan yang diketahui
3
Kelereng A = × 70
3+7
3
= ×70
10
= 3 ×7
= 21
7
Kelereng B = ×70
3+7

11
7
= ×70
10
= 7×7=49
Jadi,kelereng A adalah 21 buah dan kelereng B adalah 49 buah
c. Perbandingan Selisih
Contoh soal :
(1) Selisih berat 2 sapi adalah 104 kg.Jika perbandingan 2 sapi tersebut adalah 4 : 3 maka
berat kedua sapi adalah....
Jawab :
Sapi 1 : Sapi 2 = 4 :3
Sapi 1 – Sapi 2 = 104 kg
Rumus :
perbandingan ditanya
Sapi yang ditanya = × jumlah yang diketahui
perbandingan diketahui
4 4
Sapi 1 = × 104= ×104 kg=416 kg
4−3 1
3 3
Sapi 2 = × 104= ×104 kg =312 kg
4−3 1
Sapi A + Sapi B = 416 kg + 312 kg = 728 kg
Jadi , berat kedua sapi tersebut adalah 728 kg
2. Selisih uang Bagas dan Jimi adalah Rp 40.000,00. Jika perbandingan uang Bagas
dan Jimi 4 : 3, berapakah uang Bagas ?
Jawab :
Nilai Perbandingan uang Bagas
Uang Bagas = ( ) x Selisih Uang
Selisih Perbandingan
4
= ( ) x Rp 40.000
1
= Rp 160.000
Maka, Uang Bagas adalah Rp 160.000

4. Operasi Skala
a. Contoh soal skala:
(1) Tinggi sebuah menara pada gambar hanya 3,6 cm.Tinggi sebenarnya menara tersebut
adalah 10,8 m .Maka skala pada gambar adalah....
Jawab:

12
Tinggi pada gambar = 3,6 cm
Tinggi sebenarnya = 10,8 m = 1.080
tinggi pada gambar 3 ,6 3 ,6 10 36 3
Skala = = = × = =
tinggi sebenarnya 1.080 1.080 10 10.800 300
Skala pada gambar tersebut adalah 1 : 300

(2) Jarak Kota X dan Kota Y sebenarnya adalah 62,5 km sedangkan jarak pada peta adalah
2,5 cm.Maka skala pada peta adalah.....
Jawab:
Jarak sebenarnya = 62,5 km = 6.250.000
Jarak pada peta = 2,5 cm
jarak pada peta
Skala =
jarak sebenarnya
2 ,5
= 6.250.000
1
= 2.500.000

= 2.500.000
Maka skala pada peta = 1 : 2.500.000
b. Contoh Soal jarak pada peta
(1) Tinggi pohon kelapa sebenarnya adalah 6 meter,dengan skala 1 : 150. Maka tinggi
pohon kelapa pada gambar adalah....
Jawab :
Tinggi pada gambar = Skala × Tinggi sebenarnya
1
= 150 ×600 cm
600
= cm
150
= 4 cm
(2) Perjalanan dari Bandung ke Jakarta menempuh jarak dengan skala peta 1 : 1000.000
maka jarak Bandung – Jakarta pada peta adalah....
Jawab:
Jarak sebenarnya = 40 km = 4000.000 cm
Jarak sebenarnya = skala× jarak sebenarnya

13
1
= × 4000.000
1000.000
4000.000
=
1000.000
= 4 cm
c. Contoh soal jarak sebenarnya
(1) Terdapat sebuah gedung yang akan dibangun dengan skala 1 : 120.Pada denah
panjang gedung 3 cm,maka panjanggedung yang sebenarnya adalah......
Jawab :
jarak pada peta
Jarak sebenarnya =
skala
3
= 1:120

= 3×120
= 360 cm = 3,6 cm
(2) Sebuah peta dengan skala 1 : 1.500.000 menunjukkan kota menunjukkan jarak kota
A dan kota B pada peta tersebut adalah 3 cm.maka jarak sebenarnya kota tersebut
adalah....
Jawab :
jarak pada peta
Jarak sebenarnya =
skala
3
= 1:1.500 .000

= 3 × 1.500.000
= 4.500.000 cm
= 45 km

5. Soal Latihan
 Perbandinan 2 Bilangan
1. Ibu Budi baru saja melahirkan seorang bayi dengan tinggi badan 48 cm. Jika tinggi
badan Budi 72 cm lebihnya dari tinggi badan adiknya, berapakah perbandingan tinggi
badan Budi dan adiknya?

14
2. Uang Bedu dan Benu berjumlah Rp 300.000. Jika uang Bedu Rp 175.000,00,
berapakah perbandingan uang Bedu dan Benu?

 Perbandingan Jumlah
1. Jumlah balon yang berwarna kuning dan merah adalah 42. Jika perbandingan dari
balon kuning dan merah 1 : 5, berapakah jumlah masing-masing balon?
2. Kelereng Arman dan Rudi berjumlah 180 butir. Perbandingan kelereng Arman dan
Rudi 4 : 5,berapakah jumlah masing – masing kelereng ?

 Perbandingan Selisih
1. Perbandingan umur Budi dan Deni adalah 2 : 3. Jika selisih umur keduanya 6 tahun.Berapakah
umur Budi?
2. Umur Nenek dan Ibu berselisih 25 tahun.Jika perbandingan umur Nenek 13 : 8.Berapakah
umur Ibu?

 Jarak sebenarnya
1. Jarak kota A dan B pada peta adalah 8 cm. Jika skala peta adalah 1 : 250.000, maka
jarak kota sebenarnya adalah ….
2. Peta desa Tambakromo mempunyai skala 1 : 5000. Di dalam peta Jarak rumah Anam
dan rumah Riko adalah 15 cm. Berapakah jarak sebenarnya rumah Anam dan Riko?

 Skala
1. Jarak rumah Rina dan Doni adalah 150 meter. Rina mendapat tugas untuk
menggambar jalan antara rumahnya dan rumah Doni. Jika panjang jalan harus
digambar dengan ukuran 10 cm. Maka skala gambar tersebut adalah ….
2. Sebuah denah bangunan SMP memiliki panjang dan lebar 18 cm dan 6 cm. Jika
panjang sebenarnya adalah 72 m. Maka berapakah skala denah tersebut ?

 Jarak pada peta


1. Jarak kota A dan B dalam peta digambarkan dengan skala 1 : 700.000 . Jika jarak
sebenarnya antara dua kota A dan B adalah 105 km. Berapakah jarak pada petanya?

15
BAB III

16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambing, dengan menggunakan
lambang- lambang tersebut sebagai digit pada sepuluh bilangan kita dapat
mengekspresikan suatu kuantitas, Kesepuluh lambang tersebut adalah dengan( 0 ,1 ,
2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 )
Persen adalah harfiah yang memiliki arti “ per=100 bagian” . Merupakan sebuah
angka perbandingan atau juga rasio yang di gunakan untuk pecahan seratus, perseratus
yang di lambangkan dengan tanda “ %”.
Skala pengukuran adalah penentuan atau penempatan atas suatu variable penelitian
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel panelitian pengukuran merupakan
aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini
mewakili kualitas.
a 1
Pecahan dapat ditulis sebagai perbandingan a:b. Misalnya pecahan dapat ditulis
b 2
a
sebagai perbandingan 1:2. Menyederhanakan pecahan ialah memperkecil pembilang
b
yaitu (a) dan penyebut yaitu (b) sampai sekecil mungkin, tanpa mengubah nilainya.
Menyederhanakan suatu pecahan sama saja dengan menyederhanakan perbandingan itu.
Perbandingan juga disebut rasio.

B. Saran
1. Sebagai seorang calon guru diharapkan dapat memahami tentang konsep bilangan
desimal, persen, perbandingan dan skala serta bagaimana operasinya agar dapat
memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik.
2. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
baik dalam penulisan maupun kesalahan kata-kata yang ada didalam makalah ini.
Kami berharap para pembaca dapat memahami dan mengerti semua pembahasan yang
kami paparkan dalam makalah ini. Selain itu kritik dan saran kami perlukan untuk
membangun dalam pembuatan makalah kami untuk kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Darhim. (1991). Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi

Sa’dijah, Cholis. (1999). Pendidikan Matematika II. Malang: Dapartemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah
Dasar

Nanang Priatna & Ricki Yuliardi (2018). Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
M.Khafid & Suyati (2004). Pelajaran Matematika. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

18

Anda mungkin juga menyukai