Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR – DASAR MATEMATIKA SD

“Ketepatan Penggunaan Aturan Perkalian, Faktorial,


Rumus Permutasi,Rumus Kombinasi,Peluang”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Anisrul Waqi (21129167)


2. Dwi Intan Maharani (21129379)
3. Idzil Ghasyiyah A. (21129048)
4. M. Irzam (21129065)
5. Oryn Fazillah (21129451)

Dosen Pengampu :

Yarisda Ningsih, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan


hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Ketepatan Penggunaan Aturan Perkalian, Penggunaan Faktorial, dan
Rumus Permutasi” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Dasar-dasar


Matematika SD. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang cara menggunakan aturan perkalian, factorial, dan rumus permutasi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yarisda Ningsih S.Pd., M.Pd
selaku dosen Mata Kajian Konsep Dasar Matematika. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada semua anggota kelompok yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 16 November 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6

2.1 Ketepatan Penggunaan Aturan Perkalian.......................................................6


2.2 Ketepatan Penggunaan Faktorial....................................................................8
2.3 Ketepatan Penggunaan Rumus Permutasi......................................................11
2.4 Ketepatan Penggunaan Rumus Kombinasi....................................................13
2.5 Ketepatan Menelaah Peluang Suatu Kejadian...............................................14

BAB III PENUTUP..................................................................................................16

3.1 Kesimpulan....................................................................................................16
3.2 Saran ..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, bangun


ruang, dan perubahan - perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika
berasal dari bahasa Yunani Mathematikos yang artinya ilmu. Kata Matematika
sendiri berasal dari bahasa latin "mathemata" yang mempunyai arti "sesuatu
yang dipelajari". Sedangkan matematika yang pada bahasa Belanda disebut
"wiskunde" yang mempunyai arti "ilmu pasti".
Pengajaran matematika hendaknya tidak sekedar sebagai penyajian tentang
faktafakta, jika hal tersebut yang terjadi maka hanya akan membawa
sekelompok generasi menjadi pengahafal yang baik, tidak cerdas melihat
hubungan sebab akibat, dan tidak pandai memecahkan masalah. Padahal dalam
menghadapi perubahan masa depan yang cepat, bukan pengetahuan saja yang
diperlukan, tetapi kemampuan memecahkan masalah secara logis, kritis, dan
sistematis.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pemecahan masalah matematika itu perlu
ditanamkan kepada siswa sejak dini, yaitu sejak siswa masih duduk dibangku
Sekolah Dasar maupun bagi siswa Sekolah Menengah. Oleh karena itu, peran
guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran untuk menanamkan
pemecahan masalah matematika siswa yang lebih baik lagi terkait dalam
penyelesaian masalah matematika, sehingga upaya menanamkan pemecahan
masalah yang baik kepada siswa dapat terlaksana dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Ketepatan Penggunaan Aturan Perkalian

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Ketepatan Penggunaan Faktorial

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Penggunaan Rumus Permutasi

4
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami tentang Ketepatan Penggunaaan Aturan


Perkalian

1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami tentang Ketepatan Penggunaan


Faktorial

1.3.3 Untuk mengetahui dan Memahami tentang Penggunaan Rumus Permutasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KETEPATAN PENGGUNAAN ATURAN PERKALIAN

Menurut Sri Subarinah (2006: 31) operasi perkalian pada bilangan


cacah diartikan sebagai penjumlahan berulang.Sehingga untuk memahami
konsep perkalian anak harus paham dan terampil melakukan operasi
penjumlahan. Perkalian a x b diartikan sebagai penjumlahan bilangan b
sebanyak a kali. Jadi a x b = b+b+b+…+b sebanyak a kali. Sedangkan menurut
Heruman (2008: 22) pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan
secara berulang.
Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa
sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Perkalian
dapat juga diartikan suatu langkah untuk melipatgandakan sebuah angka
dengan angka yang lain. Tentu saja untuk mendapatkan angka yang lebih
besar.

- Operasi perkalian bilangan cacah memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a) Sifat Komutatif (Pertukaran) Arti dari sifat komutatif adalah bahwa


urutan perkalian bukan merupakan suatu masalah. Walaupun urutan
angka dalam perkalian dibolak-balik, hasilnya akan tetap sama. Pada
operasi perkalian bilangan cacah berlaku sifat komutatif sebagai
berikut: setiap bilangan cacah a dan b berlaku a x b = b x a. Contoh : 4
x 3 = 12 3 x 4 = 12
b) Sifat Asosiatif (Pengelompokan) Sifat asosiatif artinya adalah, apabila
ada perkalian yang lebih dari dua angka, yang mana pun boleh lebih
dulu dihitung. Untuk bilangan cacah a, b, dan c, berlaku: (a x b) x c = a
x (b x c) Contoh : (2 x 4) x 5 = 8 x 5 = 40 2 x (4 x 5) = 2 x 20 = 40
c) Sifat Distributif (Penyebaran) Untuk setiap bilangan cacah a, b, dan c,

6
berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c), atau a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
Contoh : 4 x (2 + 6) = (4 x 2) + (4 x 6) = 8 + 26 = 32
d) Sifat Identitas Ada sebuah bilangan cacah yang kalau dikalikan dengan
setiap bilangan cacah a maka hasil kalinya tetap a. Bilangan cacah
tersebut adalah bilangan 1. Jadi a x 1
= 1 x a untuk setiap bilangan cacah a.
e) Elemen Nol (0) Untuk setiap bilangan cacah a, berrlaku a x 0 = 0 x a = 0
Dari beberapa sifat perkalian tersebut, sifat komutatif (pertukaran), sifat
identitas, dan elemen 0 saja yang dipelajari siswa kelas III.

- Aturan Perkalian

Kejadian-kejadian yang cukup banyak lebih cepat diselesaikan


dengan aturan perkalian.
- Contoh Soal:
Ali mempunyai 4 baju dan 3 celana. Berapa cara Ali dapat memakai baju
dan celana? Penyelesaian

Baju Celana

4 Ways 3 Ways
4 Cara 3 cara

Jadi, banyaknya cara Ali dapat memakai baju dan celana = 4×3 cara = 12 cara.

Secara umum dirumuskan sebagai berikut: “Jika suatu prosedur


dapat dipecah menjadi dua tahap dan jika tahap pertama menghasilkan N
keluaran yang mungkin dan masing-masing keluaran dilanjutkan ke tahap
kedua dengan n keluaran yang mungkin, maka prosedur tersebut akan
menghasilkan N × n keluaran yang mungkin”. Kaidah perkalian sebagaimana
dikemukakan di atas dapat pula dipahami sebagai kaidah pengisian tempat
yang tersedia yang diilustrasikan sebagai berikut.

7
Berapa banyak password (kata kunci) dengan panjang 5 angka yang
dapat dibentuk dari angka-angka 1, 2, 3, 4,dan 5 jika tidak boleh ada angka
berulang. Beberapa Contoh password itu adalah 12345, 23415, 54231, dan
seterusnya. Perhatikan bahwa 22341, 1234, atau 522341 bukan contoh
password dimaksud. Mengapa? Untuk dapat menentukan banyaknya cara
dimaksud, dapat dilakukan secara sistematis sebagai berikut. Kita sediakan 5
tempat yang dapat ditempati 5 angka yang disediakan. Tempat 1 2 3 4 5
Banyak cara 5 4 3 2 1 1) Tempat pertama dapat diisi dengan 5 cara, yakni
angka 1, 2, 3, 4, 5 2) Tempat kedua dapat diisi dengan 4 cara 3)

Demikian seterusnya hingga tempat kelima dapat diisi dengan 1


cara 4) Dengan demikian, total banyaknya cara adalah ... cara Ketika kita
menghitung banyaknya cara menyusun password di atas, kita telah
menggunakan kaidah pengisian yang tersedia, yang secara umum dijelaskan
sebagai berikut :
- Banyaknya cara mengisi tempat pertama
- Banyaknya cara mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi
- Banyaknyacara mengisi tem pat ke-k setelah (k − 1) tempat sebelumnya
terisi

2.2 KETEPATAN PENGGUNAAN FAKTORIAL

Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya


terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Dengan
kata lain Percobaan faktorial dicirikan oleh perlakuan yang merupakan
komposisi dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf dua faktor atau
lebih. Istilah faktorial mengacu pada bagaimana perlakuan- perlakuan yang
akan diteliti disusun, tetapi tidak menyatakan bagaimana perlakuan-perlakuan
tersebut ditempatkan pada unit-unit percobaa.

8
Ini menegaskan perbedaan antara rancangan perlakuan dan
rancangan lingkungan. Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk melihat
interaksi antara faktor yang dicobakan. Adakalanya kedua faktor saling sinergi
terhadap respon, namun adakalanya keberadaan salah satu faktor justru
menghambat kinerja dari faktor lain. Adanya kedua mekanisme tersebut
cenderung meningkatkan pengaruh interaksi antara kedua faktor. Keuntungan
percobaan faktorial adalah mampu mendeteksi respon dari taraf masing-masing
faktor (pengaruh utama) serta interaksi antara dua faktor (pengaruh sederhana).
Percobaan faktorial dicirikan oleh perlakuan yang merupakan
komposisi dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf dua faktor atau
lebih. Istilah faktorial lebih mengacu pada bagaimana perlakuanperlakuan yang
akan diteliti dan disusun, tetapi tidak menyatakan bagaimana perlakuan-
perlakuan tersebut ditempatkan pada unit-unit percobaan. Keuntungan
percobaan faktorial mampu mendeteksi respon dari taraf masing-masing faktor
(pengaruh utama) serta interaksi antar dua faktor (pengaruh sederhana).
Dalam ilmu dasar pecahan sendiri, terdapat 2 (dua) jenis pecahan
yakni pecahan biasa dan desimal. Jika ditarik ke bidang ilmu faktorial, sudah
dapat dipastikan bahwa faktorial pecahan bisa dihitung. Baik itu faktorial
pecahan biasa maupun faktorial pecahan desimal.
Berdasarkan angka pecahannya, jenis faktorial pecahan terbagi
menjadi 2 (dua) yakni faktorial pecahan terdefinisi dan faktorial pecahan tak
terdefinisi.
 Faktorial Pecahan Terdefinisi
Faktorial pecahan terdefinisi adalah cara menghitung nilai faktorial dari
bilangan yang telah dijelaskan dengan gambang angkanya.
 Faktorial Pecahan Tak Terdefinisi
Faktorial pecahan tak terdefinisi merupakan faktorial untuk pecahan yang
nilai angkanya masih dalam bentuk permisalan.

9
 Kaidah Faktorial Pecahan
Kaidah ilmu faktorial adalah mengalikan nilai bilangan terdefinisi
dengan bilangan sebelumnya hingga nilai terkecil yakni 1 (satu). Dimana jika
dituliskan dalam persamaan matematis maka bentuk faktorial akan menjadi:
n! = n×(n-1)×(n-2)×….×2×1
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kaidah khusus untuk menghitung
faktorial pecahan diantaranya adalah:
 Penjumlahan serta pengurangan faktorial pecahan harus disamakan
penyebutnya.
 Penyamaan penyebut dilakukan pada semua pecahan terkait.

 Jika ada kesamaan nilai faktorial pada pembilang dan penyebut bisa
dihilangkan.

 Rumus Faktorial Pecahan


Faktorial pecahan tidak memiliki rumus khusus untuk proses
pengerjaan contoh soalnya. Dengan kata lain, asalkan kamu sudah memahami
kaidah cara hitung di atas, sudah pasti bisa mengerjakan bentuk soal faktorial
pecahan sederhana apapun.

 Contoh Soal Faktorial Pecahan


Untuk lebih memberimu gambaran mengenai faktorial pecahan, di sini
penulis akan memberikan beberapa contoh soal sekaligus jawaban dan
pembahasannya. Silakan simak contoh soal pecahan dengan notasi faktorial
berikut ini.
Contoh soal :
Hitunglah hasil penjumlahan dari faktorial pecahan 1/(4!) +1/(5!)
Jawaban :
1 1 5X1 1 5 5 1
4!
+ 5!
= + = =
5! 5 ! 5 ! 5 X 4 X 3 X 2 X 1
= 24

10
2.3 KETEPATAN PENGGUNAAN RUMUS PERMUTASI

Permutasi merupakan suatu pengaturan atau suatu penyusunan dari


beberapa unsur, dengan memperhatikan urutan tertentu. Apabila ingin menyusun
panitia, dari ketua, sekretaris dan bendahara, maka dibutuhkan penyusunan atau
pengaturan yang benar. Oleh karena itu, dalam menyusun panitia tersebut maka
urutan sangat mempengaruhi, sehingga urutan akan menjadi suatu pertimbangan.
Permutasi dalam sekumpulan objek merupakan suatu pengaturan dengan
memperhatikan urutan tertentu dri semua objek maupun sebagian.

Oleh karena itu, permutasi dari r unsur yang di ambil dari n unsur yang
tersedia, dengan unsur berbeda dan r ≤ n, maka susunan dari r unsur tersebut
adalah suatu urutan tertentu. Banyaknya permutasi biasanya dilambangkan
dengan n r P. Maka rumus yang disajikan adalah :

n!
nPr = ( n−r ) !

Sebagai contoh permutasi adalah dalam menyusun panitia, yang terdiri


dari kepala, keuangan dan humas, jika diurutkan dengan dipertimbangkan.
Apabila ada 3 calon yaitu Dani, Ariel dan Budi, dan akan dipilih dalam
menduduki posisi di atas, maka bisa menggunakan dengan prinsip perkalian,
dalam menentukan banyak susunan panitia yang mungkin, yaitu sebagai berikut
:
a. Pertama, dengan menentukan kepala panitia, bisa dilakukan dengan tiga cara

b. Ketika kepala terpilih, maka keuangan bisa dilakukan dengan dua cara

c. Setelah kepala dan keuangan terpilih, maka humas bisa ditentukan dengan
satu cara.

d. Sehingga banyak susunan panitia, yang mungkin dilakukan adalah

11
3x2x1 = 6.

Permutasi bisa didefinisikan dalam beberapa defisni, penjabarannya


adalah sebagai berikut : Definisi 1 Jika ada permutasi dari unsur n yang
berbeda, yaitu X1, X2, …. Xn maka penyelesaiannya adalah pengurutan
dari unsur n nya.

Contoh Soal 1 :

Hitunglah permutasi ketika 3 huruf yang berbeda, apabila 3 huruf adalah


ABC !
Penyelesaian :
Maka permutasi 3 huruf ABC yaitu ABC, BCA, ACB, BAC, CAB, CBA.
Bisa disimpulkan bahwa ada 6 permutasi berdasarkan 3 huruf ABC tersebut.

Contoh soal 2 :

Banyak cara untuk memilih seorang ketua, sekertaris dan bendahara dari 8
siswa yang tersedia adalah…

Jawab:

Banyak siswa, n = 8

Ketua, sekretaris dan bendahara (banyak pilihan objek), r = 3

n!
Maka: nPr =
( n−r ) !

8! 8 ! 7 ! 6 !5!
P = ( 8−3 ) ! =
8 3
5!
= 336 cara

 Macam-macam Permutasi

a. Permutasi seluruh objek

12
n!
nPr =
( n−r ) !

b. Permutasi r Unsur dari n Unsur Susunan r unsur dari n unsur yang


berlainan dengan memperhatikan urutan disebut permutasi k unsur dari
n unsur (r ≤ n). Sebagai contoh, jika diminta menyusun tiga huruf A, B,
dan C, akan disusun 2 huruf dengan urutan yang berbeda, maka susunan
yang diperoleh adalah : AB, AC, BA, BC, CA, CB.

Seluruhnya ada 6 susunan yang berbeda, setiap susunan ini disebut


permutasi 2 unsur dari 3 unsur yang tersedia. Banyaknya permutasi k
unsur dari n unsur dilambangkan oleh P(n, r)

c. Permutasi dengan Unsur Sama Untuk tiap unsur pada permutasi, tidak
dibolehkan menggunakan lebih dari satu kali, kecuali apabila
dinyatakan secara khusus. Apabila banyak permutasi dari unsur n yang
memuat unsur k yang sama, maka unsur l yang sama, ….., unsur m yang
sama menjadi (k + l+ … + m ≤ n), sehingga rumusnya menjadi :
n!
P= k !l! m !

2.4 KETEPATAN PENGGUNAAN RUMUS KOMBINASI


Kombinasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu
kumpulan tanpa memperhatikan urutannya. Karena tidak memperhatikan urutan
maka disinilah letak perbedaan antara kombinasi dan permutasi.
Pada kombinasi, susunan XYXY sama saja dengan susunan YXYX,
sedangkan pada permutasi susunan XYXY dan YXYX dianggap susunan yang
berbeda.
Lambang notasi dari kombinasi adalah CC. Jika disebutkan nn
kombinasi rr, maka dapat ditulis menjadi ^nC_knCk. Rumus kombinasi adalah

13
sebagai berikut.
n!
nCk = k ! ( n−k ) !

Contoh Soal Kombinasi :

Suatu kelompok yang terdiri dari 3 orang pria dan 2 orang wanita akan memilih
3 orang pengurus LK. Berapa cara yang dapat dibentuk dari pemilihan jika
pengurus terdiri dari 2 orang pria dan 1 orang wanita?

Jawab:
3! 2!
3C2 . 2C1 = . =6
2! ( 3−2 ) ! 1! ( 2−1 ) !

caranya, yaitu :

L1 L2 W1 ; L1 L3 W1 ; L2 L3 W1 ; L1 L2 W2 ; L1 L3 W2 ; L2 L3 W2

2.5 KETEPATAN MENELAAH PELUANG SUATU KEJADIAN

Bila Suatu kejadian A dapat terjadi dalam n(A) cara dari seluruh n(S)
cara yang mungkin, maka peluang (probabilitas) kejadian A dirumuskan:
n(A)
P (A) = n ( S)
Nilai peluang yang paling rendah adalah 0 yaitu peluang suatu
kejadian yang tidak mungkin terjadi, dan nilai pelauang yang paling tinggi
adalah 1 yaitu peluang suatu kejadian yang pasti terjadi.

Contoh soal 1:
Sebuah dadu dilantunkan satu kali. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu
ganjil
Jawab:
N(S) =6

14
n(A) =3
n( A) 3 1
P (A) = n (S) = 6 = 2

Contoh soal 2 :
Dua buah dadu dilantunkan satu kali. Tentukanlah peluang munculnya dua mata
dadu yang jumlahnya habis dibagi 5
Jawab:
n(S) = 6 x 6 = 36
A = {14, 41, 32, 23, 64, 46, 55} maka
n(A) = 7
n( A) 7
P (A) = n (S) = 3 6

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa alah satu keterampilan matematika yang harus dikuasai oleh
siswa sekolah dasar adalah kemampuan dalam melakukan operasi hitung
khususnya perkalian. Perkalian dapat diartikan dasar dari proses aritmatika dasar
di mana satu bilangan yang dapat dilipatgandakan, hal ini sesuai dengan
bilangan pengalinya.
Penanaman konsep sebuah operasi perhitung dimaksudkan agar
seorang anak mampu memahami pengertian dan latar belakang dari suatu
operasi perhitungan. Pemahaman terhadap konsep penjumlahan, pengurangan,
perkalian, maupun pembagian akan memberikan pengetahuan pada anak tentang
landasan dan keterkaitan antar operasi yang pada akhirnya anak mampu untuk
menggunakannya.

3.2 Saran
Demikianlah yang dapat saya uraikan tentang materi Perkalian,
Faktorial, dan Permutasi., saya menyarankan kepada teman-teman yang ingin
mengetahui konsep tersebut lebih dalam lagi tentang hal tersebut di atas untuk
mencari referensi melalui berbagai media yang tersedia.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.unpam.ac.id/8670/1/SAK0233_STATISTIK
%20DESKRIPTIF-full.pdf
http://blogs.unpad.ac.id/myawaludin/files/2012/04/Permutasi-dan-
Kombinasi.pdf
https://repository.unsri.ac.id/13164/1/FULL_LAPORAN_DIPA_LEILY-
kinetika_desain_eksperiment2005.pdf
http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/12867/1/SKRIPSI
%20YULITA%20FEBRI
%20SIBARANI.pdf
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/
2021/01/07/penanaman-konsep- perkalian-pada-siswa-sekolah-dasar/
https://m.merdeka.com/sumut/perbedaan-permutasi-dan-kombinasi-
pengertian-rumus-dan-contoh-soalnya-kln.html
https://www.rumusstatistik.com/2012/06/rumus-kombinasi.html
https://www.materimatematika.com/2017/11/peluang-suatu-
kejadian.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai