Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH MACAM-MACAM TEKNIK MEMBILANG

Kelompok 1

Oleh :

 Zulmubin 60600119052
 Sulfiyah 60600119023
 Kasmawati 60600119086
 Asriani Amir 60600119083

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Robbil’Alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


Subhanahu wa Ta’ala karena dengan berkat dan rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah lengkap “Statistik
Matematika ” ini yang in syaa Allah dapat bermanfaat. Tak lupa penulis kirimkan
salam dan shalawat kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena
berkat beliaulah, sehingga ummat manusia dapat terlepas dari zaman jahilia menuju
zaman modern seperti saat ini.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada orang
tua yang telah menjadi sumber motivasi bagi penulis. Tak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada para dosen penanggung jawab atas segala bimbingannya dalam
menyusun makalah ini. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman
atas bantuan dan kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan, agar laporan selanjutnya dapat
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan konstribusi pengetahuan yang
bermanfaat bagi pembaca.

Gowa, April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..4
1. Latar Belakang…………………………………………………………………...4
2  Rumusan Masalah..................................................................................................4
3  Tujuan Masalah......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...5
A. Aturan Perkalian…………………………………………………………………5
B. Permutasi………………………………………………………………………...9
C. Sampel Yang Berurutan…………………………………………………………13
D. Kombinasi……………………………………………………………………...19
E. Peluang Bersyarat……………………………………………………………….24
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….29
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….29
B. Saran…………………………………………………………………………….30
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..31

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang
Berkembangnya teori peluang (probabilitas) atau teori kemungkinan
sangat di perlukan untuk membaca situasi yang terjadi agar tebakan atau
spekulasi tidak meleset, atau peluang untung mendapatkan untung yang besar
lebih besar. Sekarang teori peluang sudah meluas keberbagai keperluan,
seperti ilmu biologi, bisnis, dan lain-lain.
Kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi menjelaskan tentang
banyaknya peluang setiap kejadian yang akan terjadi atau yang kemungkinkan
terjadi, adanya pembelajaran ini memudahkan kita dalam membuat suatu
perencanaan.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Teknik membilang?
b. Apa yang di maksud dengan permutasi dan kombinasi?
c. Bagaimana peluang suatu kejadian?

3. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui tentang Teknik Membilang
b. Untuk mengetahui tentang permutasi dan kombinasi
c. Untuk mengetahui tentang peluang suatu kejadian

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aturan Perkalian
Berikut ini diberikan sebuah dalil tentang penentuan banyak susunan yang paling
sederhana dalam suatu permasalahan yang berkaitan dengan peluang.

Dalil 2.1: ATURAN PERKALIAN SECARA KHUSUS

Jika suatu proses terdiri atas dua tahap, dengan tahap pertama dilakukan
dalam n1 cara dan masing-masing cara ini tahap kedua dapat dilakukan dalam
n2 cara, maka proses itu keseluruhannya dapat dilakukan dalam (n1 x n2)
cara.

Sebuah proses mungkin bisa terdiri atas lebih dari dua tahap, dengan masing-masing
tahap dapat terjadi dalam banyak cara yang berhingga. Oleh karena itu, aturan
perkalian secara umum dibahas dalam Dalil 2.2.

Dalil 2.2: ATURAN PERKALIAN SECARA UMUM

Jika suatu proses terdiri atas k tahap, tahap pertama dapat dilakukan dalam n1
cara, dengan masing-masing cara ini tahap kedua dapat dilakukan dalam n2
cara, dengan masing-masing tahap ini tahap ketiga dapat dilakukan dalam n3
cara, dan seterusnya sampai tahap ke-k dapat dilakukan dalam nk cara; maka
proses itu keseluruhannya dapat dilakukan dalam (n1 x n2 x n3 x ... x nk) cara.

Aturan Perkalian (Rule of Product) Secara umum dirumuskan sebagai berikut: “Jika
suatu prosedur dapat dipecah menjadi dua tahap dan jika tahap pertama menghasilkan
𝑚 keluaran yang mungkin dan masing-masing keluaran dilanjutkan ke tahap kedua
dengan 𝑛 keluaran yang mungkin, maka prosedur tersebut akan menghasilkan 𝑚 × 𝑛
keluaran yang mungkin”. Kaidah perkalian sebagaimana dikemukakan di atas dapat

5
pula dipahami sebagai kaidah pengisian tempat yang tersedia yang diilustrasikan
sebagai berikut. Berapa banyak password (kata kunci) dengan panjang 5 angka yang
dapat dibentuk dari angka-angka 1, 2, 3, 4,dan 5 jika tidak boleh ada angka berulang.

Beberapa Contoh password itu adalah 12345, 23415, 54231, dan seterusnya.

Perhatikan bahwa 22341, 1234, atau 522341 bukan contoh password dimaksud.
Mengapa? Untuk dapat menentukan banyaknya cara dimaksud, dapat dilakukan
secara sistematis sebagai berikut. Kita sediakan 5 tempat yang dapat ditempati 5
angka yang disediakan.

tempat 1 2 3 4 5
Banyak cara 5 4 3 2 1

1) Tempat pertama dapat diisi dengan 5 cara, yakni angka 1, 2, 3, 4, 5


2) Tempat kedua dapat diisi dengan 4 cara
3) Demikian seterusnya hingga tempat kelima dapat diisi dengan1 cara
4) Dengan demikian, total banyaknya cara adalah ... cara

Ketika kita menghitung banyaknya cara menyusun password di atas, kita telah
menggunakan kaidah pengisian yang tersedia, yang secara umum dijelaskan
sebagai berikut :

1) Banyaknya cara mengisi tempat pertama


2) Banyaknya cara mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi
3) Banyaknyacara mengisi tempat ke-𝑘 setelah (𝑘 − 1) tempat sebelumnya terisi

Contoh 1

Misal dua buah uang logam dilempar secara bersamaan. Misal K adalah kejadian
munculnya 1 gambar dan 1 angka. Tentukan banyak anggota A. Misal A menyatakan
munculnya angka dan G menyatakan munculnya gambar. Maka ruang sampel dari

6
pelemparan dua mata uang tersebut adalah AA, AG, GA, dan GG. Dengan demikian,
maka K sebagai kejadian munculnya satu gambar dan satu angka mempunyai anggota
yaitu AG dan GA. Banyak anggota K = 2.

jika sesuatu dapat diselesaikan dalam n1 cara yang berbeda, dan sesuatu yang lain
dalam n2 cara yang berbeda, maka kedua hal tersebut secara berurutan dapat
diselesaikan dalam n1×n2 cara yang berbeda, maka kedua hal tersebut secara
berurutan dapat diselesaikan dalam n1×n2 cara.

Contoh 2

Apabila ada 3 calon untuk ketua kelas dan 5 calon untuk wakilnya, maka dua jabatan
itu dapat diisi dalam 3 x 5 = 15 cara.

Contoh 3 Berapa banyak bilangan-bilangan bulat positif ganjil, yang terdiri dari tiga
angka yang dapat disusun dari angka-angka 3, 4, 5, 6 dan 7?

Jawab: Bilangan yang terdiri dari angka, bentuk :

Angka ratusan : Tiap angka tersedia dapat diambil sebagai ratusan, ada sebanyak 5
buah.

Angka puluhan : Karena tidak ada ketentuan bahwa ketiga angka itu berlainan, maka
kelima angka itu dapat menempati angka puluhan, ada sebanyak 5 buah.

7
Angka satuan : Untuk satuan hanya boleh dipilih angka 3, 5 dan 7 karena bilangannya
ganjil ada sebanyak 3 buah.

Jadi, banyak bilangan-bilangan yang memenuhi syarat diatas adalah 5x5x3 = 75.

Contoh 4

Dari angka 3, 5, 6, 7 dan 9 dibuat bilangan yang terdiri atas 3 angka yang berbeda.
Diantara bilangan-bilangan tersebut yag kurang dari 400, banyaknya adalah ...

Jawab

Bilangan 3 angka. Buat 3 kotak.

Kotak ratusan dapat diisi 3 saja → 1 cara

Kotak puluhan dapat diisi angka 5, 6, 7, 9 → 4 cara

Kotak satuan dapat diisi angka tersisa (setelah diambil kotak ratusan dan puluhan = 2
angka) → 3 cara

Banyaknya cara = 1 x 4 x 3 = 12

Contoh 5

Misalkan, dari 3 orang siswa, yaitu Algi, Bianda, dan Cahyadi akan dipilih untuk
menjadi ketua kelas, sekretaris, dan bendahara dengan aturan bahwa seseorang tidak
boleh merangkap jabatan pengurus kelas. 6

8
Jawab:

1) Untuk ketua kelas (K) Posisi ketua kelas dapat dipilih dari 3 orang, yaitu Algi
(A), Bianda (B), atau Cahyadi (C). Jadi, posisi ketua kelas dapat dipilih
dengan 3 cara.
2) Untuk Sekretaris (S) Jika posisi ketua kelas sudah terisi oleh seseorang maka
posisi sekretaris hanya dapat dipilih dari 2 orang yang belum terpilih menjadi
pengurus kelas. Jadi, posisi sekretaris dapat dipilih dengan 2 cara.
3) Untuk Bendahara (H) Jika posisi ketua kelas dan sekretaris sudah terisi maka
posisi bendahara hanya ada satu pilihan, yaitu dijabat oleh orang yang belum
terpilih menjadi pengurus kelas. Jadi, posisi bendahara dapat dipilih dengan 1
cara. Dengan demikian, banyak cara yang dilakukan untuk memilih 3 orang
pengurus kelas dari 3 orang kandidat adalah : 3 × 2 × 1 = 6 cara.

B. Permutasi
Permutasi adalah  susunan  berurut dari sekelompok objek. Permutasi dapat
dianggap  sebagai  susunan  yang  berbeda  dari  elemen elemen sebuah
himpunan.
Permutasi adalah penyusunan kembali suatu kumpulan objek dalam urutan
yang berbeda dari urutan yang semula. Jika terdapat suatu untai abjad abcd, maka
untai itu dapat dituliskan kembali dengan urutan yang berbeda: acbd, dacb, dan
seterusnya. Selengkapnya ada 24 cara menuliskan keempat huruf tersebut dalam
urutan yang berbeda satu sama lain. abcd abdc acbd acdb adbc adcb bacd badc
bcad bcda bdac bdca cabd cadb cbad cbda cdab cdba dabc dacb dbac dbca dcab
dcba. Setiap untai baru yang tertulis mengandung unsur-unsur yang sama dengan
untai semula abcd, hanya saja ditulis dengan urutan yang berbeda.

Permutasi dibedakan menjadi lima macam:

9
1. Permutasi n objek dari n objek yang berbeda merupakan situasi ketika ada n
objek yang satu sama lain berbeda dengan memperhatikan urutan. Permutasi n
objek dari n objek yang berbeda dirumuskan dengan P ( n , n )=n !
2. Permutasi k objek dari n objek
Permutasi k objek dari n objek merupakan susunan k unsur dari n unsur yang
berlainan dengan memperhatikan urutan ( k ≤ n ) . Permutasi k objek dari n

n!
bobjek yang berbeda dirumuskan dengan P ( n , k )=
( n−k ) !
3. Permutasi dari n objek yang mengandung p q dan r objek yang sama
Situasi yang terjadi dalam permutasi ini terjadi ketika ada n objek yang
beberapa diantarnya sama. Misal ada sejumlah n1objek q 1 ,sejumlah n2 objek q 2 ,
… n kobjek q k ,dengan n1 +n 2+ …+nk =n . Permutasi dari n objek yang

n!
mengandung p q dan r objek yang sama dirumuskan dengan
n1 ! n2 ! …n k !
4. Permutasi siklis
Permutasi siklis merupakan penentuan susunan melingkar. Dapat diperoleh
dengan menetapkan satu objek pada satu poisi, kemudian menentukan
kemungkinan posisi objek lain yang sisa, sehingga bila tersedia n objek
berbeda, permutasi sikslis dirumuskan dengan Psiklis =( n−1 ) !
5. Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi terdiri dari k unsur
Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi terdiri dari k unsur dirumuskan
dengan Pn=nk

contoh 1 : Ada 3 laki-laki dan 3 wanita akan duduk secara berbaris. Ada berapa
cara mereka duduk, jika
a. Duduknya tidak diatur
b. Laki-laki mengelompok

10
c. Laki dan wanita mengelompok
d. Mereka pasangan suami istri dan setiap pasang harus duduk berdampingan
Jawab:
a. n=3+3=6
Maka P=6!=6 × 5× 4 × 3 ×2 ×1=720cara
b. Laki-laki mengelompok dihitung satu. Maka banyaknya orang yaitu 1+3
wanita

L L L W W W

1 objek 1 1 1
n=4 !

P=4 ! × 3!
¿ 4 ×3 ×2 ×1 ×3 ×2 ×1=144cara
c. Laki dan wanita mengelompok maka hanya ada 2 objek

L L L W W W

1 objek 1 objek
n=2!
Kelompok laki-laki maupun wanita yang terdiri dari masing-masing 4 orang
dapat bertukar duduk maka
P=2 ! ×3 ! × 3!
¿ 2 ×1× 3 ×2 ×1 ×3 ×2 ×1=72 cara
d. Karena terdapat 3 laki dan 3 wanita maka terdiri dari 3 pasangan. Masing-
masing ketiga pasangan tersebut dapat bertukar duduk sesamanya sehingga
dikali dengan 2 selama 3kali
P=3 ! × 2! × 2! × 2!
¿ 3 ×2 ×1 ×2 ×2 ×2=48 cara

Contoh 2 : terdapat 7 gambar yang berbeda dan diberi nomor 1 sampai 7, yang
akan disusun pada seuah majalah dinsing (madding) dimana gambar dengan

11
nomor 1, 2 dan 3 harus selalu bersama-sama. Banyak susunan yang mungkin
adalah
Jawab:
Banyak susunan dari gambar 1, 2 , 3
P ( 3,3 )=3 !=3 ×2 ×1=6
Gambar 1, 2 dan 3 dipandang sebagai satu gambar sehingga total gambar ada 5
p ( 5,5 )=5 !=5 ×4 ×3 ×2 ×1=120
Banyak susunan seluruhnya ialah
P ( 3,3 ) × P ( 5,5 )=6 ×120=720 cara

Contoh 3 : Terdapat 4 buku kalkulus, 3 buku aljabar linear, dan 2 buku statistika.
Masing-masing buku berbeda dengan lainnya. Buku-buku tersebut akan disusun
dalam sebuah rak buku sehingga dikelpompokkan sesuai jenisnya. Banyak
susunan yang mungkin adalah

Jawab:
Banyaknya susunan buku kalkulus
P ( 4,4 )=4 !=4 ×3 × 2× 1=24
Banyaknya susunan buku aljabar linear
P ( 3,3 )=3 !=3 ×2 ×1=6
Banyaknya susunan buku statistika
P ( 2,2 )=2 !=2
Karena terdaapt 3 jenis buku. Maka dikali dengan 3 !=3× 2× 1=6
Banyak susunan seluruhnya ialah
P=4 ! × 3! × 2! × 3 !=24 ×6 ×2 ×6=1.728 cara

12
Contoh 4 : Misal ada 4 laki-laki dan 6 wanita akan duduk melingkar. Tentukan
banyak cara duduknya jika
a. Laki mengelompok
b. Ada 2 perempuan selalu duduk berdampingan
Jawab :
a. Laki mengelompok yang terdiri dari 4 orang dihitung satu. Sehingga
banyaknya objek yang tersedia ialah 7. Maka

Psiklis =( 7−1 ) ! × 4 !
¿ 6 ! 4 !=17.280 cara
b. 2 perempuan yang selalu duduk berdampingan dihitung satu. Sehingga ada 9
objek. Psiklis =( 9−1 ) ! ×2 !
¿ 8 ! 2 !=80.640 cara

C. Sampel Yang Berurutan

Sampel (bahasa inggris: sample) merupakan bagian dari populasi yang ingin


diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi
itu sendiri.Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili
keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu
baik tidaknya sampel yang diambil.

Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu

1. Acak (Random sampling)

Artinya, setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama


untuk dipilih sebagai sampel. Tidak ada intervensi tertentu dari peneliti.Masing-

13
masing jenis dari pengambilan acak (probability sampling) ini
memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

a. Pengambilan acak sederhana (Simpel random sampling)

  Merupakan sistem pengambilan sampel secara acak dengan


menggunakan undian atau tabel angka random. Tabel angka random merupakan tabel
yang dibuat dalam komputer berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris,
dan cara pemilihannya dilalukan secara bebas.Pengambilan acak secara sederhana ini
dapat menggunakan prinsip pengambilan sampel dengan pengembalian ataupun
pengambilan sampel tanpa pengembalian.

KELEBIHAN : dari pemngembilan acak sederhana ini adalah mengatasi bias yang
muncul dalam pemilihan anggota sampel,dan kemampuan menghitung standard
error.Sedangkan,

KELEKURANGAN : adalah tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang


diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara tepat..

CONTOH : Sampel acak sederhana seperti arisan, dilakukan dengan memasukkan


nama-nama populasi sampel (kerangka sampel), kemudian dikocok/diguncang, nama-
nama yg keluar dari kocokan tersebut adalah unit sampel (orang yg akan menjadi
responden).

b. Pengambilan acak secara sistematis (Systematic random sampling)

            Merupakan sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan


selang interval tertentu secara berurutan.Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel
dari 5000 populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya 1/5.Diambil satu

14
angka dari interval pertama antara angka 1-5, dan dilanjutkan dengan pemilihan
angka berikutnya dari interval selanjutnya.

KELEBIHAN : dari pengambilan acak secara sistematis ini adalah


lebih praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan acak sedderhana.

KEKURANGAN : adalah tidak bisa digunakan pada penelitian


yang heterogen karena tidak mampunya menangkap keragaman populasi heterogen.

CONTOH : Besarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi populasi (N)
dengan jumlah sampel yang diinginkan (n) atau i=N/n. ika anggota populasi sebanyak
5000 orang dan sampel yang dikehendaki sebanyak 200 sampel, maka setiap sampel
elemen populasi akan diberikan nomor urut mulai dari 0001 s/d 5.000, maka untuk
menentukan jarak interval antara sampel satu dengan sampel berikutnya digunakan
rumus sebagai berikut:

K = N/n
Dimana:
K : Jarak interval

N : Jumlah populasi
n : Jumlah sampel
Oleh karenanya bisa kita cari jarak interval dengan rumus diatas, yaitu:
K = 5000/200 = 25

Maka kita sudah mendapatkan jarak interval sebesar 25, langkah selanjutnya adalah
sampel secara acak, dan katakanlah sampel yang terpilih adalah anggota populasi
dengan nomor urut 0004, maka sampel berikutnya adalah kelipatan 25 yaitu anggota
populasi dengan nomor urut 0029, dan begitu pula seterusnya sampai jumlah sampel
yang diinginkan tercapai.

15
c. Pengambilan acak berdasarkan lapisan / Bertingkat (Stratified random sampling)

          Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan


tertentu dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama.

KELEBIHAN : dari pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih tepat dalam
menduga populasi karena variasi pada populasi dapat terwakili oleh sampel.

KEKURANGAN : adalah harus memiliki informasi dan data yang cukup


tentang variasi populasi penelitian.Selain itu, kadang-kadang ada perbedaan jumlah
yang besar antar masing-masing strata.

CONTOH : Untuk mengetahui pendapat pemilih muda pada pemilu Indonesia 2013,
maka lembaga survey memintai pendapat pemilih muda di Provinsi Sumsel sejumlah
1000 responden. Dengan komposisi 60% adalah pelajar SMA dan 40% lainnya
adalah anak-anak yg tidak mengenyam pendidikan SMA. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui opini orang-orang yangg diasumsikan lebih terpelajar.

d. Pengambilan acak berdasar area (Cluster sampling)

        Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya. Setiap


area memiliki jatah terambil yang sama.

KELEBIHAN : dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga
populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel.

KEKURANGAN : adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya


dalam area-area tertentu.

16
CONTOH : Misalkan seorang peneliti kualitas tanah di KELURAHAN SUMBER
JAYA dan KELURAHAN JEJALEN JAYA maka dari masing masing dari kelurahan
tersebut diambil sample tanah dengan jumlah yang sama untuk di teliti

2. TIDAK ACAK (Non-random sampling)

       Merupakan cara pengambilan sampel secara tidak acak di mana masing-masing


anggota tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih anggota sampel.Ada
intervensi tertentu dari peneliti dan biasa peneliti menyesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan penelitiannya.

a. Pengambilan sesaat (Accidental/haphazard sampling)

   Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan tiba-


tiba berdasarkan siapa yang ditemui oleh peneliti. Misalnya, reporter televisi
mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat.

KELEBIHAN : dari pengambilan sesaat ini adalah kepraktisan dalam pemillihan


anggota sampel.

KEKURANGAN : adalah belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari


oleh peneliti.

CONTOH : reporter televisi mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat.

b. Pengambilan menurut jumlah (Quota sampling)

         Teknik sampling berjatah atau quota sampling adalah bagian dari klasifikasi
non-probability sampling. Metode pengambilan sampel ini menitikberatkan pada

17
pertimbangan peneliti bersangkutan, namun dengan mengikuti beberapa standar atau
aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

KELEBIHAN : dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah
sudah ditentukan dari awal.

KEKURANGAN : adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.

CONTOH : Penelitian dilakukan untuk mengetahui motivasi atau alasan anak-anak


bersekolah di SD ‘A’. Baik alasan pribadi maupun dorongan dari orang tua dengan
anak-anak usia sekolah yang mendaftar ke SD ‘A’ yang minimal berusia 6,5 tahun
dan maksimal 8 tahun bersama para orang tua anak-anak yang sesuai kriteria sampel.

c. Pengambilan menurut tujuan (Purposive sampling)

   Purposive sampling disebut juga sebagai judgmental sampling yaitu teknik


pengambilan sampel berdasarkan judgement (penilaian) dari peneliti mengenai
anggota populasi mana saja yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sampel.
Maka dari itu, agar tidak menjadi subjektif, peneliti harus mempunyai latar belakang
pengetahuan terkait kriteria sampel yang diambil agar tujuan penelitian dapat
tercapai.

KELEBIHAN : dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti
dapat terpenuhi.

KEKURANGAN :  adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

CONTOH : Misalkan, seorang peneliti akan meneliti tentang kinerja karyawan di


Perusahaan ABC. Contoh kriteria-kriteria yang ditentukan dalam pengambilan
sampel adalah sebagai berikut :

18
1) Sampel merupakan karyawan tetap perusahaan tersebut
2) Sampel bersedia mengisi kuesioner yang diberikan peneliti
3) Sampel telah bekerja di perusahaan tersebut selama 4 tahun

d. Pengambilan beruntun (Snow-ball sampling)

  Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan


sistem jaringan responden.Mulai dari mewawancarai satu responden.Kemudian,
responden tersebut akan menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut
akan menunjukkan responden berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus
sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti.

KELEBIHAN : dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden


yang kredibel di bidangnya.

KEKURANGAN : adalah memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu
mewakili keseluruhan variasi yang ada.

CONTOH : Seorang peneliti ingin mewawancarai imigran yang tidak memiliki


dokumen di Belanda. Misalnya, ia ingin mewawancarai beberapa individu yang dapat
ia temukan di awal. Kemudian, beberapa individu di awal tadi menjadi agen untuk
membantu peneliti mendapatkan individu lain yang merupakan imigran tanpa
dokumen di Belanda. Proses ini nantinya akan membuat sample menjadi lebih banyak
dan lebih spesifik. Peneliti bisa mengembangkan penelitian hingga mendapatkan
jumlah sample yang sesuai dengan kebutuhan.

19
D. Kombinasi
1. Definisi

Kombinasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup tanpa


memperhatikan urutan. Di dalam kombinasi, urutan tidak diperhatikan. {1,2,3}
adalah sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}.

Keterangan :

C = Kombinasi atau Combinasi

n = Jumlah banyaknya objek

r =Jumlah banyaknya objek yang diperintahkan


Karena pada kombinasi ini tidak memperhatikan urutannya oleh karena itu disinilah
letak dari perbedaan antara kombinasi dengan permutasi.

Pada kombinasi, susunan XYXY yaitu sama dengan susunan YXYX, sedangkan pada
permutasi susunan XYXY dan susunanYXYX susunanannya dianggap susunan yang
berbeda.

Pada kombinasi menggunakan lambang notasi yaitu CC. jadi apabila disebutkan nn
adalah kombinasi rr, maka kita bisa menulisnya menjadi nCrnCr.

2. Macam - macam Kombinasi


a. Kombinasi dari unsur-unsur yang berbeda

Penyusunan r unsur tanpa ada unsur yang diulang dari unsur-unsur tersebut dan tanpa
memperhatikan urutan yang diambil dari n unsur yang berbeda dengan r ≤ n,
diperoleh:

20
Banyaknya Susunan : dimana r ≤ n

Yang mana (n) yaitu suatu jumlah dari objek yang bisa dipilih sedangkan (r) yaitu
jumlah yang harus kita pilih.

Susunan r unsur tanpa ada unsur yang diulang dari unsur-unsur tersebut dan tanpa
memperhatikan urutan yang diambil dari n unsur yang berbeda dengan r ≤ n, disebut
kombinasi r unsur dari n unsur yang tersedia.

Contoh misalkan, Andi memiliki 5 buah pensil warna dengan warna yang berbeda
seperti ; merah, kuning, hijau, biru dan ungu. Dan Andi ingin membawanya ke
sekolah. Tetapi Andi hanya boleh membawa dua buah pensil warna saja.lalu,ada
berapa banyak carakah untuk mengkombinasikan setiap pensil warna yang ada? Yaitu
dengan menggunakan sebuah rumus di atas maka ada

yaitu: 5!/(5-2)!(2)! = 120 / 12 = 10 buah kombinasi

b. Kombinasi multiset (dengan pengulangan)


1) Memilih r dari suatu multiset S dengan n jenis objek beda dan bilangan
perulangan tak terhingga adalah

C ( n + r - 1 , r ) ... (1)

Contoh : Membeli selusin roti dari suatu toko roti yang menjual 8 jenis roti,
Kemungkinannya adalah C ( 8 + 12 - 1 , 12) , bila di inginkan bahwa tiap jenis roti
harus ada, kemungkinannya adalah C ( 12 + (r - n)- 1, (r - n) ) = C ( r - 1, k - 1)

... (2)

21
Contoh lain : Terdapat 8 permen yang akan didistribusikan kepada 4 orang anak.
Tentukan banyaknya kemungkinan jika; Tidak ada batasan apapun. Masing-masing
anak mendapat minimal sebuah permen.

Penyelesaian:

Diketahui: r = 8 dan n = 4

C ( n + r - 1, r ) = 11 ! / 8! . 3! = 11.10.9 / 3.2.1 = 11.5.3 = 165 Cara

2) kombinasi dari kombinasi merupakan perkalian perkalian antara banyaknya


kombinasi suatu kumpulan obyek dengan banyaknya kombinasi obyek
lainnya
3) Formulasi untuk mencari kombinasi dari kombinasi adalah sebagai berikut :

nCk . mCy = (n!) / (k!(n-x)!) . (m!) / (y!(m-y)!).

Contoh :

Suatu Kelompok yang terdiri dari 3 orang pria dan 2 orang wanita akan memilih 3
orang pengurus LK . Berapa cara yang dapat di bentuk dari pemilihan jika pengurus
terdiri dari 2 orang pria dan 1 orang wanita.

Penyelesaian : 3C2 . 2C1 = (3!) / (2!(3-2)!) . (2!) / (1! (2-1)!) = 6 cara

Yaitu : L1 L2 W1 ; L1 L3 W1 ; L2 L3 W1 ; L1 L2 W2 ; L1 L3 W2 ; L2 L3 W2

3. Contoh - contoh Soal

Berikut adalah beberapa permasalahan nyata yang berkaitan dengan kombinasi


beserta penyelesaiannya.

1. Dari 15 orang anggota Karang Taruna akan dipilih 4 orang sebagai petugas ronda.
Tentukan banyak susunan petugas ronda yang dapat dibentuk.

22
Penyelesaian.

Objek tidak memiliki status atau jika urutan objek dibalik, bernilai sama. Sehingga,
permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep kombinasi

Jadi, banyak susunan petugas ronda yang dapat dibentuk adalah 1.365 cara.

2. Pada sebuah tes, seorang peserta hanya diwajibkan mengerjakan 8 dari 10 soal
yang diberikan. Tentukan banyak susunan soal yang mungkin dikerjakan.

Penyelesaian.

Objek tidak memiliki status atau jika urutan objek dibalik, bernilai sama. Sehingga,
permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep kombinasi.

Jadi, ada 45 susunan soal yang mungkin dikerjakan.

3. Dari suatu kotak terdapat 12 bola yang terdiri atas 6 bola warna putih, 4 bola
warna hijau, dan sisanya berwarna hitam. Jika diambil 3 bola sekaligus dari kotak
tersebut, tentukan banyak cara untuk mendapatkan bola berwarna putih paling sedikit
dua bola.

Penyelesaian.

Objek tidak memiliki status atau jika urutan objek dibalik, bernilai sama. Sehingga,
permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep kombinasi.

Pengambilan paling sedikit 2 bola putih memiliki beberapa kemungkinan, yaitu:

23
Jadi, banyak cara untuk mendapatkan paling sedikit 2 bola putih adalah 60 + 30 + 20
= 110 cara.

E. Peluang bersyarat
Suatu kejadian dapat bergantung pada terjadi atau tidaknya suatu kejadian lain.
Untuk kejadian yang bergantung pada kejadian lain, nilai peluangnya dicari dengan
menggunakan peluang bersyarat sebagai berikut:

Peluang bersyarat P( A|B ) adalah peluang terjadinya suatu kejadian A, bila

P (A ∩B)
kejadian B telah terjadi. Didefinisikan sebagai P ( A |B )= dengan
P( B)
P ( B ) ≠ 0.
Sehingga berlaku kaidah penggandaan :

Kaidah penggandaan. Bila dalam suatu percobaan kejadian A dan B keduanya


dapat terjadi sekaligus, maka :
P ( A ∩ B )=P ( A ) . P ( B| A )
P ( A ∩ B )=P ( B ) . P ( A|B )

Contoh 1: Ruang sampel S menyatakan orang dewasa yang telah tamat


Sarjana di kecamatan kesamben Jombang. Mereka dikelompokkan menurut
jenis kelamin dan status pekerjaan sebagai berikut:

Bekerja ( E) Nganggur ( E ’)

24
Lk/M 460 40
Pr/F 140 260
Total 600 300
Misalkan kita akan mengambil secara acak seorang diantara mereka untuk
ditugaskan mempublikasikan wisata di kota tesebut. Hitung peluang terpilih
seorang laki-laki dan ia harus berstatus pekerja.
Jawab :
M = yang terpilih laki−laki
E= yang terpilih telahbekerja
n ( S )=900 ; n ( E )=600 ; n ( E ∩ M )=460
n ( E ) 600 2 n ( E ∩ M ) 460 23
P ( E )= = = ; P ( E∩ M )= = =
n ( S ) 900 3 n (S ) 900 45
23
P (E ∩ M ) 45 23 3 23
P ( M |E )= = = . =
P(E) 2 45 2 30
3

Contoh 2: Dalam sebuah kotak berisi 20 sekering, 5 diantaranya rusak. Bila 2


sekering diambil secara acak dan tanpa pengembalian. Berapa peluang
sekering yang terambil keduanya rusak. A ∩ B dapat kita tafsirkan sebagai A
terjadi dan kemudian Bterjadi setelah A terjadi.
Jawab:
A=¿ kejadian pengambilan pertama sekering rusak
B=¿ kejadian pengambilan kedua sekering rusak
5 1
P ( A )= =
20 4
4
P ( B )=
19
1 4 1
P ( A ∩ B )= . =
4 19 19

25
Bila sekering dari pengambilan pertama dikembalikan kedalam kotak, maka
peluang mendapatkan sekering rusak pada pengambilan kedua P( B) sebesar

5 1
= , sehingga
20 4
1
P ( A ∩B) 19 4
P ( B| A )= = =
P( A ) 1 19
4
4
P ( B| A )=P( B)=
19

Karena P ( B| A )=P( B), maka diperoleh Kaidah penggandaan khusus. Bila


kejadian A dan B bebas, sehingga :
P ( A ∩ B )=P ( A ) P ( B )
P ( A ∩ B)
=P ( A )
P (B)
Dengan kata lain, kejadian A dan B dikatakan bebas, bila:
P ( A |B )=P( A)
P ( B| A )=P( B)

Contoh 3: Dua dadu dilempar bersama-sama, Tentukan peluang mata dadu


pertama kurang dari 3 dan mata dadu kedua lebih dari 3.
Jawab:
Jika kita pandang sebagai dua kejadian berdiri sendiri maka
- Kejadian A, mata dadu pertama kurang dari 3, A={1,2 }, n( A)=2
Ruang sampel n(S)=6
n(A) 2 1
Peluang kejadian A , P ( A )= = =
n ( S) 6 3
- Kejadian B, mata dadu kedua lebih dari 3, B={4,5,6 },n (B)=3
Ruang sampel n(S)=6

26
n(A) 3 1
Peluang kejadian B , P ( B )= = =
n( S ) 6 2
Peluang Mata dadu pertama kurang dari 3 dan mata dadu kedua lebih dari 3
P ( A ∩ B )=P ( A ) . P ( B )
1 1
¿ ×
3 2
1
¿
6

Kaidah Bayes
Peluang total. Bila kejadian-kejadian A1 , A 2 ,… , Ak suatu himpunan kejadian
yang merupakan sekatan ruang sampel S dengan P( Ai )≠ 0 untuk i=1,2 , … , k.
Misal B suatu kejadian sembarang dalam S dengan P(B)≠ 0. Maka untuk
n=1,2 ,… , k.
P ( An ∩ B )
P ( Ai|B )= k
=P ( A n ) P ¿ ¿
∑ P ( Ai∩ B)
i=1

P ( Ai|B )=P ( An ) P ¿ ¿

Contoh : Tiga mesin = A, B, C. Mesin A memproduksi 50 persen, mesin B


memproduksi 30 persen, sedangkan mesin C memproduksi 20 persen. Untuk
pengalaman produksi rusak dari mesin A sebanyak 3 persen, mesin B
sebanyak 4 persen dan produksi rusak mesin C adalah 5 persen. Jika diketahui
R= kejadian rusak bila barang dipilih secara acak, maka hitunglah peluang
barang produksi yang dibeli rusak!
Jawab :
P ( R )=P ( A ) . P ( R| A ) + P ( B ) . P ( R|B ) + P ( C ) . P ( R|C )

27
50
¿ ( 100 )( 1003 )+( 100
30
)( 1004 )+( 100
20
)( 1005 )
¿ ( 0,5 ) ( 0,03 ) + ( 0,3 ) ( 0,04 )+ ( 0,2 )( 0,05 )
¿ ( 0,015 ) + ( 0,012 ) + ( 0,01 )
P( R)=0,037
Barang produksi yang dibeli rusak :
- Peluang barang itu berasal dari mesin A dengan Teorema Bayes:
P ( A |R )=P ( A ) . P ¿ ¿
50
(¿ 100 )( 1003 ) = 0,015 = 15
0,037 0,037 37

- Peluang barang itu berasal dari mesin B dengan Teorema Bayes:


P ( B|R )=P ( B ) . P¿ ¿
30
(¿ 100 )( 1004 ) = 0,012 = 12
0,037 0,037 37

- Peluang barang itu berasal dari mesin C dengan Teorema Bayes:


P ( C|R ) =P ( C ) . P ¿ ¿
20
(¿ 100 )( 1005 ) = 0,01 = 10
0,037 0,037 37

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dalam aturan perkalian, jika suatu proses terdiri atas k tahap,
tahap pertama dapat dilakukan dalam n1 cara, dengan masing-masing cara ini
tahap kedua dapat dilakukan dalam n2 cara, dengan masing-masing tahap ini
tahap ketiga dapat dilakukan dalam n3 cara, dan seterusnya sampai tahap ke-k
dapat dilakukan dalam nk cara; maka proses itu keseluruhannya dapat dilakukan
dalam (n1 x n2 x n3 x ... x nk) cara.
2. Permutasi adalah penyusunan kembali suatu kumpulan objek dalam urutan yang
berbeda dari urutan yang semula. Jika terdapat suatu untai abjad abcd, maka
untai itu dapat dituliskan kembali dengan urutan yang berbeda: acbd, dacb, dan
seterusnya. Selengkapnya ada 24 cara menuliskan keempat huruf tersebut dalam
urutan yang berbeda satu sama lain. abcd abdc acbd acdb adbc adcb bacd badc
bcad bcda bdac bdca cabd cadb cbad cbda cdab cdba dabc dacb dbac dbca dcab
dcba. Setiap untai baru yang tertulis mengandung unsur-unsur yang sama dengan
untai semula abcd, hanya saja ditulis dengan urutan yang berbeda.

3. Sampel (bahasa inggris: sample) merupakan bagian dari populasi yang ingin


diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan
populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang

29
hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman
sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara
pengambilan sampel, yaitu: secara acak dan tidak acak
4. Kombinasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup tanpa
memperhatikan urutan. Di dalam kombinasi, urutan tidak diperhatikan. {1,2,3}
adalah sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}.
5. Suatu kejadian dapat bergantung pada terjadi atau tidaknya suatu kejadian lain.
Untuk kejadian yang bergantung pada kejadian lain, nilai peluangnya dicari
dengan menggunakan peluang bersyarat sebagai berikut: Peluang bersyarat
P( A|B ) adalah peluang terjadinya suatu kejadian A, bila kejadian B telah terjadi.

P ( A ∩B)
Didefinisikan sebagai P ( A |B )= dengan P ( B ) ≠ 0.
P(B)

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

30
DAFTAR PUSTAKA

(https://kelasarmansyah.wordpress.com/2013/03/23/metode-penelitian-populasi-
sampling-dan-teknik-acak/)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Sampel_(statistika))

https://rumus.co.id/kombinasi/

https://www.partnermatematika.com/2018/01/permutasi-dan-kombinasi-serta-
contoh.html?m=1

https://danioyo.wordpress.com/2017/04/19/kombinasi-dengan-pengulangan/

https://www.partnermatematika.com/2018/01/permutasi-dan-kombinasi-serta-
contoh.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kombinasi_dan_permutasi

Binsar, S., Angelia, E. (2020). Studi Tentang Permutasi dan Kombinasi Serta
Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari. STMIK Amikom Yogyakarta.
Budiaman, H. (2019). Peluang Total dan Kaidah Bayes. Retrieved April 15, 2021,
from SlidePlayer: https://slideplayer.info/slide/12019437/

Setyawati, M. (2015). Buku Perkuliahan Program S-1 Jurusan PMIPA Prodi PMT
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya: IAIN
Press.

31
Sibarani, J. (2019). Aplikasi Rumus Permutasi dan Kombinasi. Retrieved April 16,
2021, from Maretong.com Blog Saintek:
https://www.maretong.com/2019/12/aplikasi-rumus-permutasi-dan-kombinasi.html
Uly, Risma. (2019). Buku Probalitas.Jakarta: Uki Press.
Wibowo, S. (2015). Peluang Kejadian Saling Bebas. Retrieved April 15, 2021, from
Rumah Belajar:
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/PELUANG-
KEJADIAN-BERSYARAT-2016/menu3.html

32

Anda mungkin juga menyukai