Disusun oleh:
A.Muh.Syahrul
60600119036
i
DAFTAR ISI
I. HALAMAN JUDUL i
II. DAFTAR ISI ii
III. BAB I Pendahuluan 1
IV. BAB II Hasil dan Pembahasan 3
2.1 Permainan Suit 3
2.2 Grup 4
2.3 Grup Permutasi 15
2.4 Grup Siklis 15
V. BAB III Kesimpulan 17
VI. DAFTAR PUSTAKA iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Aljabar abstrak merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang
berhubungan dengan kajian kuantintas, hubungan dan struktur yang terbentuk.
Aljabar abstrak mempelajari struktur aljabar seperti grup, ring dan lapangan. Ilmu
aljabar abstrak berkembang pesat karena penerapan karakteristik dari bentuk-
bentuk struktur aljabar tersebut banyak bermanfaat dalam pengembangan metode
dalam menyelesaikan masalah yang bersifat abstrak dan sulit dipresentasikan
melalui aljabar biasa. Masyarakat awam masih belum mengetahui secara nyata
aplikasi dari matematika khususnya aljabar abstrak dan hubungannya dengan
kehidupan. Padahal banyak sekali penerapannya yang secara tidak langsung telah
memberikan kemudahan di setiap aktivitas manusia.
Salah satu materi struktur aljabar yang berkaitan dengan kehidupan nyata
ialah grup. Grup adalah suatu himpunan yang disertai dengan suatu operasi yang
berlaku di dalamnya. Menurut Gallian (2010) suatu himpunan tak kosong G
disebut grup terhadap operasi yang dikenakan terhadapnya jika memenuhi sifat
tertutup, sifat assosiatif, ada elemen identitas untuk setiap elemen yang ada di G,
serta setiap elemen di G memiliki invers terhadap operasinya. Ada beberapa grup
khusus seperti grup abelian, grup siklis, dan homomorfisma. Grup permutasi siklis
merupakan salah satu kajian yang menarik dalam aljabar abstrak.
Dalam sejarah yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, suit “batu-
gunting-kertas” ini pertama kali digunakan oleh dua kaisar Jepang kuno dalam
menentukan perebutan kekuasaan karena melalui perundingan tidak menemukan
mufakat. Dan kemudian menjadi permainan “batu-gunting-kertas”, suatu
permainan menang dan kalah dengan mengadu jari atau telapak tangan yang
beranggotakan dua orang atau lebih.
Di Jepang, permainan ini sama halnya dengan permainan “Hompimpah” di
Indonesia, namun nama dan bentuk permainannya berbeda. Nama permainan suit
di Jepang adalah “Jankenpon”, disaat bersamaan dua orang akan menurunkan
tangannya bila kata Jankenpon disebutkan.
● Ada “Guu” (batu), bila jari tangan dikepalkan membentuk tinju.
● Ada “Choki” (gunting), cukup dua jari membentuk huruf “V”.
1
● Dan ada “Paa” (kertas), telapak tangan dibentangkan memperlihatkan ke lima
jari.
Batu akan kalah melawan kertas karena kertas dapat menutupi batu, kertas
akan kalah melawan gunting karena kertas bisa dipotong oleh gunting, dan
gunting akan kalah melawan batu karena batu sangat keras dan membuat gunting
akan tumpul.
Di Indonesia kita mengenalnya dengan sebutan “suit”. Tetapi yang
membedakan suit Jepang dengan suit Indonesia adalah suit di Indonesia
menggunakan jempol, telunjuk, dan kelingking.
● Jempol menandakan “gajah”
● Telunjuk menandakan “manusia”
● Dan kelingking yang menandakan “semut”
Seperti halnya matematika yang merupakan ilmu yang terstruktur dari
aksioma-aksioma, definisi, teorema-teorema, lemma dan corollary, begitu pula
dengan suatu permainan yang terstruktur oleh aturan-aturan permainan. Dalam
permainan suit terdapat aturan-aturan yang menarik untuk dikaji dalam grup
permutasi siklis dalam aturan permainannya.
Penulis memilih topik “Grup Permutasi Siklis dalam Permainan Suit”
karena rasa ingin tahu tentang hubungan antara aturan-aturan yang ada di
matematika khususnya grup permutasi siklis dengan aturan-turan permainan suit.
Berdasarkan jurnal “Grup Permutasi Siklis dalam Permainan Suit”, permainan suit
cenderung memiliki sifat siklis seperti aljabar.
2
BAB II
Suit “batu, kertas, gunting” telah dimainkan di seluruh dunia sebagai alat
untuk mengatasi perbedaan pendapat. Menurut sejarah, simbol ini pertama kali
digunakan oleh dua kaisar Jepang kuno dalam menentukan perebutan kekuasaan
setelah perundingan dan tidak menemukan mufakat.
3
2.2 Grup
Definisi 1:
Himpunan G dengan operasi biner ∘ membentuk grup, jika dan hanya jika :
(i) a ∘ b ∈ G, ∀ a , b ∈ G (sifat tertutup).
(ii) (a ∘ b)∘ c = a ∘(b ∘ c), ∀ a , b , c ∈ G (sifat asosiatif).
(iii) ∃ e ∈ G ∋a ∘ e=e ∘ a= a, ∀ a ∈ G (punya identitas).
(iv) ∀ a ∈ G, ∃ a−1 ∈G ∋ a∘ a−1=e (punya invers).
4
Kelingking, telunjuk, dan jempol yang disimbolkan berturut turut k, t, dan
j direlasikan dengan relasi lawan yang simbolnya ×. Daftar kontingensi relasi
tersebut disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.
Dalam permainan suit, ada beberapa kejadian yang mungkin terjadi, yaitu
menang, kalah, dan seri yang berturut-turut ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
5
Selanjutnya, kondisi menang, kalah, dan seri dituliskan dalam aturan
permutasi sebagai berikut:
Menang=( k t j j k t ) (1)
Kalah=( k t j t jk ) (2)
Seri=( k t j k t j ) (3)
Kondisi Menang, Kalah, dan Seri dibentuk dalam suatu himpunan
Suit,ditulis S ={Menang, Kalah, Seri}. Himpunan S dilengkapi dengan operasi
komposisi fungsi membentuk grup karena memenuhi keempat sifat berdasarkan
definisi grup, yaitu:
1. Tertutup terhadap operasi komposisi fungsi.
(1) Menang ∘ Menang = Kalah
( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) =( k t j t j k )
6
(4) Kalah ∘ Menang = Seri
( k t jt j k ) ∘ ( k t j j k t )=( k t j k t j )
Jadi, terbukti bahwa S memenuhi sifat 1, yaitu tertutup dibawah operasi komposisi
fungsi.
7
2. S dengan operasi komposisi fungsi bersifat asosiatif.
(1) Menang ∘ (Menang ∘ Menang)
( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j k t j )
8
(5) Menang ∘ (Kalah ∘ Seri)
( k t j j k t ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j k t j )
9
(9) Menang ∘ (Seri ∘ Seri)
( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j j k t )
10
(13) Kalah ∘ (Menang ∘Kalah)
( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j t jk )
(Kalah ∘Menang)∘Kalah
( ( k t j t j k ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j t jk )
Jadi, Kalah ∘ (Menang ∘Kalah) = (Kalah ∘Menang)∘Kalah.
( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j k t j )
11
(17) Kalah ∘ (Seri ∘ Kalah)
( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j j k t )
12
(21) Seri ∘ (Seri ∘ Kalah)
( k t j k t j ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j t jk )
13
(25) Seri ∘ (Kalah ∘ Menang)
( k t j k t j ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j k t j )
Dari (1) – (27), terbukti bahwa S memenuhi sifat 2, yaitu sifat asosiatif.
14
4. Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa
Menang−1=Kalah ∈ S
Kalah−1 =Menang ∈ S
Seri−1=Seri∈ S
Teorema 1:
Grup simetri pada n huruf S n adalah grup yang banyak anggotanya n!
dengan operasi binernya adalah komposisi fungsi. Sebuah subgrup dari S n adalah
grup permutasi. S adalah sebuah grup permutasi karena S ⊂ S3 dan S dengan
operasi komposisi adalah grup.
15
2. Penulisan G = {gn | n ∈ Z} yang menyatakan bahwa G grup siklis dengan
generator g biasanya dipakai untuk grup G yang operasi binernya multiplikatif
(perkalian) sedangkan untuk grup G yang operasi binernya aditif
(penjumlahan) dinotasikan dengan G = {ng | n ∈ Z}.
Dalam makalah ini, grup siklis yang digunakan adalah grup siklis yang
operasi binernya multiplikatif (perkalian). Sehingga,
S = {Menangn | n ∈ Z}
Menang1 = Menang.
Menang2 = Menang ∘ Menang = Kalah.
Menang3 = Menang ∘ Menang ∘ Menang = Seri.
Menang4 = Menang ∘ Menang ∘ Menang ∘ Menang = Menang.
Sehingga, S dengan operasi komposisi fungsi merupakan grup siklis dengan
generator menang berorde 3.
S = {Kalahn | n ∈ Z}
Kalah1 = Kalah.
Kalah2 = Kalah ∘ Kalah = Menang.
Kalah3 = Kalah ∘ Kalah ∘ Kalah = Seri.
Kalah4 = Kalah ∘ Kalah ∘ Kalah ∘ Kalah = Kalah.
Sehingga, S dengan operasi komposisi fungsi merupakan grup siklis dengan
generator kalah berorde 3.
16
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
http://s3.amazonaws.com/ppt-download/gruppermutasi-130115210248-
phpapp02.pdf (diakses 1 mei 2015)
https://stefanuskaparang.wordpress.com/2010/03/04/skenario-game-suit-adu-jari/
(diakses 22 April 2015 pkl. 14.00)
iii