Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Grup Permutasi Siklis dalam Permainan Suit

Disusun oleh:

A.Muh.Syahrul
60600119036

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021

i
DAFTAR ISI

I. HALAMAN JUDUL i
II. DAFTAR ISI ii
III. BAB I Pendahuluan 1
IV. BAB II Hasil dan Pembahasan 3
2.1 Permainan Suit 3
2.2 Grup 4
2.3 Grup Permutasi 15
2.4 Grup Siklis 15
V. BAB III Kesimpulan 17
VI. DAFTAR PUSTAKA iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Aljabar abstrak merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang
berhubungan dengan kajian kuantintas, hubungan dan struktur yang terbentuk.
Aljabar abstrak mempelajari struktur aljabar seperti grup, ring dan lapangan. Ilmu
aljabar abstrak berkembang pesat karena penerapan karakteristik dari bentuk-
bentuk struktur aljabar tersebut banyak bermanfaat dalam pengembangan metode
dalam menyelesaikan masalah yang bersifat abstrak dan sulit dipresentasikan
melalui aljabar biasa. Masyarakat awam masih belum mengetahui secara nyata
aplikasi dari matematika khususnya aljabar abstrak dan hubungannya dengan
kehidupan. Padahal banyak sekali penerapannya yang secara tidak langsung telah
memberikan kemudahan di setiap aktivitas manusia.
Salah satu materi struktur aljabar yang berkaitan dengan kehidupan nyata
ialah grup. Grup adalah suatu himpunan yang disertai dengan suatu operasi yang
berlaku di dalamnya. Menurut Gallian (2010) suatu himpunan tak kosong G
disebut grup terhadap operasi yang dikenakan terhadapnya jika memenuhi sifat
tertutup, sifat assosiatif, ada elemen identitas untuk setiap elemen yang ada di G,
serta setiap elemen di G memiliki invers terhadap operasinya. Ada beberapa grup
khusus seperti grup abelian, grup siklis, dan homomorfisma. Grup permutasi siklis
merupakan salah satu kajian yang menarik dalam aljabar abstrak.
Dalam sejarah yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, suit “batu-
gunting-kertas” ini pertama kali digunakan oleh dua kaisar Jepang kuno dalam
menentukan perebutan kekuasaan karena melalui perundingan tidak menemukan
mufakat. Dan kemudian menjadi permainan “batu-gunting-kertas”, suatu
permainan menang dan kalah dengan mengadu jari atau telapak tangan yang
beranggotakan dua orang atau lebih.
Di Jepang, permainan ini sama halnya dengan permainan “Hompimpah” di
Indonesia, namun nama dan bentuk permainannya berbeda. Nama permainan suit
di Jepang adalah “Jankenpon”, disaat bersamaan dua orang akan menurunkan
tangannya bila kata Jankenpon disebutkan.
● Ada “Guu” (batu), bila jari tangan dikepalkan membentuk tinju.
● Ada “Choki” (gunting), cukup dua jari membentuk huruf “V”.

1
● Dan ada “Paa” (kertas), telapak tangan dibentangkan memperlihatkan ke lima
jari.
Batu akan kalah melawan kertas karena kertas dapat menutupi batu, kertas
akan kalah melawan gunting karena kertas bisa dipotong oleh gunting, dan
gunting akan kalah melawan batu karena batu sangat keras dan membuat gunting
akan tumpul.
Di Indonesia kita mengenalnya dengan sebutan “suit”. Tetapi yang
membedakan suit Jepang dengan suit Indonesia adalah suit di Indonesia
menggunakan jempol, telunjuk, dan kelingking.
● Jempol menandakan “gajah”
● Telunjuk menandakan “manusia”
● Dan kelingking yang menandakan “semut”
Seperti halnya matematika yang merupakan ilmu yang terstruktur dari
aksioma-aksioma, definisi, teorema-teorema, lemma dan corollary, begitu pula
dengan suatu permainan yang terstruktur oleh aturan-aturan permainan. Dalam
permainan suit terdapat aturan-aturan yang menarik untuk dikaji dalam grup
permutasi siklis dalam aturan permainannya.
Penulis memilih topik “Grup Permutasi Siklis dalam Permainan Suit”
karena rasa ingin tahu tentang hubungan antara aturan-aturan yang ada di
matematika khususnya grup permutasi siklis dengan aturan-turan permainan suit.
Berdasarkan jurnal “Grup Permutasi Siklis dalam Permainan Suit”, permainan suit
cenderung memiliki sifat siklis seperti aljabar.

2
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Permainan Suit

Suit “batu, kertas, gunting” telah dimainkan di seluruh dunia sebagai alat
untuk mengatasi perbedaan pendapat. Menurut sejarah, simbol ini pertama kali
digunakan oleh dua kaisar Jepang kuno dalam menentukan perebutan kekuasaan
setelah perundingan dan tidak menemukan mufakat.

Permainan suit juga merupakan permainan tradisional asal Indonesia


dengan menggunakan jari tangan. Permainan ini merupakan permainan battle
karena dimainkan oleh 2 orang, dimana masing-masing pemain mengeluarkan 1
jari yang akan diadu dengan 1 jari lawannya. Jari-jari yang digunakan adalah jari
kelingking yang disimbolkan dengan k, jari telunjuk yang disimbolkan dengan t,
dan jempol yang disimbolkan denganj. Langkah-langkahpermainan suit sebagai
berikut:

1. Suit dilakukan oleh dua orang pemain.


2. Setiap pemain hanya boleh mengacungkan salah satu jarinya diantara jempol,
telunjuk, atau kelingking secara bersamaan.
3. Menandingkan dua jari tersebut dengan aturan:
● Jempol mengalahkan telunjuk,
● Telunjuk mengalahkan kelingking
● Kelingking mengalahkan jempol.
4. Pemenang adalah pemain yang mempunyai jari yang dapat mengalahkan jari
lain milik teman.
5. Jika pemain mengacungkan jari yang sama, maka permainan seri.

3
2.2 Grup
Definisi 1:
Himpunan G dengan operasi biner ∘ membentuk grup, jika dan hanya jika :
(i) a ∘ b ∈ G, ∀ a , b ∈ G (sifat tertutup).
(ii) (a ∘ b)∘ c = a ∘(b ∘ c), ∀ a , b , c ∈ G (sifat asosiatif).
(iii) ∃ e ∈ G ∋a ∘ e=e ∘ a= a, ∀ a ∈ G (punya identitas).
(iv) ∀ a ∈ G, ∃ a−1 ∈G ∋ a∘ a−1=e (punya invers).

4
Kelingking, telunjuk, dan jempol yang disimbolkan berturut turut k, t, dan
j direlasikan dengan relasi lawan yang simbolnya ×. Daftar kontingensi relasi
tersebut disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.

Dalam permainan suit, ada beberapa kejadian yang mungkin terjadi, yaitu
menang, kalah, dan seri yang berturut-turut ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

5
Selanjutnya, kondisi menang, kalah, dan seri dituliskan dalam aturan
permutasi sebagai berikut:
Menang=( k t j j k t ) (1)
Kalah=( k t j t jk ) (2)
Seri=( k t j k t j ) (3)
Kondisi Menang, Kalah, dan Seri dibentuk dalam suatu himpunan
Suit,ditulis S ={Menang, Kalah, Seri}. Himpunan S dilengkapi dengan operasi
komposisi fungsi membentuk grup karena memenuhi keempat sifat berdasarkan
definisi grup, yaitu:
1. Tertutup terhadap operasi komposisi fungsi.
(1) Menang ∘ Menang = Kalah
( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) =( k t j t j k )

(2) Menang ∘ Kalah = Seri


( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k )=( k t j k t j )

(3) Menang ∘ Seri = Menang


( k t j j k t ) ∘ ( k t j k t j ) =( k t j j k t )

6
(4) Kalah ∘ Menang = Seri
( k t jt j k ) ∘ ( k t j j k t )=( k t j k t j )

(5) Kalah ∘ Kalah = Menang


( k t jt j k ) ∘ ( k t jt j k )=( k t j j k t )

(6) Kalah ∘ Seri = Kalah


( k t jt j k ) ∘ ( k t j k t j )=( k t j t j k )

(7) Seri ∘ Menang = Menang


( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) =( k t j j k t )

(8) Seri ∘ Kalah = Kalah


( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k )=( k t j t j k )

(9) Seri ∘ Seri = Seri


( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) =( k t j k t j )

Dari (1)-(9) dapat diringkas dalam tabel berikut ini.

∘ Menang Kalah Seri

Menang Kalah Seri Menang

Kalah Seri Menang Kalah

Seri Menang Kalah Seri

Tabel 2. Hasil Operasi Komposisi Fungsi

Jadi, terbukti bahwa S memenuhi sifat 1, yaitu tertutup dibawah operasi komposisi
fungsi.

7
2. S dengan operasi komposisi fungsi bersifat asosiatif.
(1) Menang ∘ (Menang ∘ Menang)
( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j k t j )

(Menang ∘ Menang) ∘ Menang


( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j k t j )
Jadi, Menang ∘ (Menang ∘ Menang) = (Menang ∘ Menang) ∘ Menang.

(2) Menang ∘ (Menang ∘ Kalah)


( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j j k t )

(Menang∘ Menang)∘ Kalah


( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j j k t )
Jadi, Menang ∘ (Menang ∘ Kalah) = (Menang∘ Menang)∘ Kalah.

(3) Menang ∘ (Menang ∘ Seri)


( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j k t j ) ) = ( k t jt j k )
(Menang ∘ Menang) ∘ Seri
( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j k t j )=( k t jt j k )
Jadi, Menang ∘ (Menang ∘ Seri) =(Menang ∘ Menang) ∘ Seri.

(4) Menang ∘ (Kalah ∘ Menang)


( k t j j k t ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j j k t ) ) = ( k t j j k t )
(Menang ∘ Kalah) ∘ Menang
( ( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j j k t ) = ( k t j j k t )
Jadi, Menang ∘ (Kalah ∘ Menang) = (Menang ∘ Kalah) ∘ Menang.

8
(5) Menang ∘ (Kalah ∘ Seri)
( k t j j k t ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j k t j )

(Menang ∘ Kalah) ∘ Seri


( ( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j k t j )
Jadi, Menang ∘ (Kalah ∘ Seri) = (Menang ∘ Kalah) ∘ Seri.

(6) Menang ∘ (Kalah ∘ Kalah)


( k t j j k t ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j t jk )

(Menang ∘ Kalah) ∘ Kalah


( ( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j t jk )
Jadi, Menang ∘ (Kalah ∘ Kalah) = (Menang ∘ Kalah) ∘ Kalah.

(7) Menang ∘ (Seri ∘ Menang)


( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j t jk )

(Menang ∘ Seri) ∘ Menang


( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j t jk )
Jadi, Menang ∘ (Seri ∘ Menang) = (Menang ∘ Seri) ∘ Menang.

(8) Menang ∘ (Seri ∘ Kalah)


( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j k t j )

(Menang ∘ Seri) ∘ Kalah


( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j k t j )
Jadi, Menang ∘ (Seri ∘ Kalah) = (Menang ∘ Seri) ∘ Kalah.

9
(9) Menang ∘ (Seri ∘ Seri)
( k t j j k t ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j j k t )

(Menang ∘ Seri) ∘ Seri


( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j j k t )
Jadi, Menang ∘ (Seri ∘ Seri) = (Menang ∘ Seri) ∘ Seri.

(10) Kalah ∘ (Kalah ∘ Kalah)


( k t jt j k ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j k t j )

(Kalah ∘Kalah)∘ Kalah)


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j k t j )
Jadi, Kalah ∘ (Kalah ∘ Kalah) = (Kalah ∘Kalah)∘ Kalah.

(11) Kalah ∘ (Kalah ∘ Menang)


( k t jt j k ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j t jk )

(Kalah ∘Kalah)∘ Menang


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j t jk )
Jadi, Kalah ∘ (Kalah ∘ Menang) = (Kalah ∘ Kalah)∘ Menang.

(12) Kalah ∘ (Kalah ∘ Seri)


( k t jt j k ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j j k t )

(Kalah ∘Kalah)∘ Seri


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j j k t )
Jadi, Kalah ∘ (Kalah ∘ Seri) = (Kalah ∘Kalah)∘ Seri.

10
(13) Kalah ∘ (Menang ∘Kalah)
( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j t jk )

(Kalah ∘Menang)∘Kalah
( ( k t j t j k ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j t jk )
Jadi, Kalah ∘ (Menang ∘Kalah) = (Kalah ∘Menang)∘Kalah.

(14) Kalah ∘ (Menang ∘ Menang)


( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j j k t )

(Kalah∘ Menang) ∘ Menang


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j j k t )
Jadi, Kalah ∘ (Menang ∘ Menang) = (Kalah∘ Menang) ∘ Menang.

(15) Kalah ∘ (Menang ∘ Seri)


( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j k t j )

(Kalah ∘ Menang)∘ Seri


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j k t j )
Jadi, Kalah ∘ (Menang ∘ Seri) = (Kalah ∘ Menang)∘ Seri.

(16) Kalah ∘ (Seri∘ Menang)

( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j k t j )

(Kalah ∘ Seri) ∘ Menang


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j k t j )
Jadi, Kalah ∘ (Seri∘ Menang) = (Kalah ∘ Seri) ∘ Menang.

11
(17) Kalah ∘ (Seri ∘ Kalah)
( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j j k t )

(Kalah ∘ Seri)∘ Kalah


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j j k t )
Jadi, Kalah ∘ (Seri ∘ Kalah) = (Kalah ∘ Seri)∘ Kalah.

(18) Kalah ∘ (Seri ∘ Seri)


( k t jt j k ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j t jk )

(Kalah ∘ Seri)∘ Seri


( ( k t j t j k ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j t jk )
Jadi, Kalah ∘ (Seri ∘ Seri) = (Kalah ∘ Seri)∘ Seri.

(19) Seri ∘ (Seri ∘ Seri)


( k t j k t j ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j k t j )

(Seri ∘ Seri)∘ Seri


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j k t j )
Jadi, Seri ∘ (Seri ∘ Seri) = (Seri ∘ Seri)∘ Seri.

(20) Seri ∘ (Seri ∘ Menang)


( k t j k t j ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j j k t )

(Seri ∘ Seri)∘ Menang


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j j k t )
Jadi, Seri ∘ (Seri ∘ Menang) = (Seri ∘ Seri)∘ Menang.

12
(21) Seri ∘ (Seri ∘ Kalah)
( k t j k t j ) ∘ ( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j t jk )

(Seri ∘ Seri)∘ Kalah


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j k t j ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j t jk )
Jadi, Seri ∘ (Seri ∘ Kalah) = (Seri ∘ Seri)∘ Kalah.

(22) Seri ∘ (Menang ∘ Menang)


( k t j k t j ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j t jk )

(Seri ∘ Menang)∘ Menang


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j t jk )
Jadi, Seri ∘ (Menang ∘ Menang) = (Seri ∘ Menang)∘ Menang.

(23) Seri ∘ (Menang ∘ Kalah)


( k t j k t j ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j k t j )

(Seri ∘ Menang)∘ Kalah


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j k t j )
Jadi, Seri ∘ (Menang ∘ Kalah) = (Seri ∘ Menang)∘ Kalah.

(24) Seri ∘ (Menang ∘ Seri)


( k t j k t j ) ∘ ( ( k t j j k t ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j j k t )

(Seri ∘ Menang)∘ Seri


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t j j k t ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j j k t )
Jadi, Seri ∘ (Menang ∘ Seri) = (Seri ∘ Menang)∘ Seri.

13
(25) Seri ∘ (Kalah ∘ Menang)
( k t j k t j ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j j k t ) )= ( k t j k t j )

(Seri ∘ Kalah)∘ Menang


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j j k t )= ( k t j k t j )
Jadi, Seri ∘ (Kalah ∘ Menang) = (Seri ∘ Kalah)∘ Menang.

(26) Seri ∘ (Kalah ∘ Kalah)


( k t j k t j ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t jt j k ) )= ( k t j j k t )

(Seri ∘ Kalah)∘ Kalah


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j t j k )= ( k t j j k t )
Jadi, Seri ∘ (Kalah ∘ Kalah) = (Seri ∘ Kalah)∘ Kalah.

(27) Seri ∘ (Kalah ∘ Seri)


( k t j k t j ) ∘ ( ( k t jt j k ) ∘ ( k t j k t j ) )= ( k t j t jk )

(Seri ∘ Kalah)∘ Seri


( ( k t j k t j ) ∘ ( k t jt j k ) ) ∘ ( k t j k t j )= ( k t j t jk )
Jadi, Seri ∘ (Kalah ∘ Seri) = (Seri ∘ Kalah)∘ Seri.

Dari (1) – (27), terbukti bahwa S memenuhi sifat 2, yaitu sifat asosiatif.

3. Dari tabel 2,diketahui bahwa identitas dari S adalah Seri.

∘ Menang Kalah Seri

Menang Kalah Seri Menang

Kalah Seri Menang Kalah

Seri Menang Kalah Seri

Jadi, S memenuhi sifat 3, yaitu punya identitas.

14
4. Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa
Menang−1=Kalah ∈ S

Kalah−1 =Menang ∈ S

Seri−1=Seri∈ S

Jadi, syarat 4 terpenuhi bahwa setiap elemen S punya invers.


Dari 1, 2, 3, dan 4 terbukti bahwa S merupakan grup.

2.3 Grup Permutasi


Permutasi dari sebuah himpunan adalah fungsi dari himpunan A ke
himpunan A atau suatu fungsi bijektif dari himpunan n ke himpunan itu sendiri
yang berkorespodensi satu-satu dan onto. Grup permutasi dari himpunan A adalah
himpunan permutasi-permutasi A yang membentuk sebuah grup dengan operasi
komposisi fungsi.

Teorema 1:
Grup simetri pada n huruf S n adalah grup yang banyak anggotanya n!
dengan operasi binernya adalah komposisi fungsi. Sebuah subgrup dari S n adalah
grup permutasi. S adalah sebuah grup permutasi karena S ⊂ S3 dan S dengan
operasi komposisi adalah grup.

2.4 Grup Siklis


Definisi 2:
Misalkan G adalah grup, dan Z = {x | x bilangan bulat}, maka G disebut
grup siklis, jika ada g ∈G sedemikian hingga G = {gn| n ∈ Z}. Elemen g pada G
={gn| n ∈Z} disebut generator dari grup siklis tersebut.
Berdasarkan definisi 2, himpunan S = {Menang, Kalah, Seri} terhadap
operasi komposisi fungsi merupakan grup siklis dengan generator kalah atau
menang. Karena S = {Menangn| n ∈ Z} dan S = {Kalahn| n ∈Z}. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah:
1. Jika G merupakan grup siklis dengan generator g yaitu G = {gn | n ∈ Z},
maka grup G itu cukup ditulis dengan <g> atau (g).

15
2. Penulisan G = {gn | n ∈ Z} yang menyatakan bahwa G grup siklis dengan
generator g biasanya dipakai untuk grup G yang operasi binernya multiplikatif
(perkalian) sedangkan untuk grup G yang operasi binernya aditif
(penjumlahan) dinotasikan dengan G = {ng | n ∈ Z}.

Dalam makalah ini, grup siklis yang digunakan adalah grup siklis yang
operasi binernya multiplikatif (perkalian). Sehingga,
S = {Menangn | n ∈ Z}
Menang1 = Menang.
Menang2 = Menang ∘ Menang = Kalah.
Menang3 = Menang ∘ Menang ∘ Menang = Seri.
Menang4 = Menang ∘ Menang ∘ Menang ∘ Menang = Menang.
Sehingga, S dengan operasi komposisi fungsi merupakan grup siklis dengan
generator menang berorde 3.

S = {Kalahn | n ∈ Z}
Kalah1 = Kalah.
Kalah2 = Kalah ∘ Kalah = Menang.
Kalah3 = Kalah ∘ Kalah ∘ Kalah = Seri.
Kalah4 = Kalah ∘ Kalah ∘ Kalah ∘ Kalah = Kalah.
Sehingga, S dengan operasi komposisi fungsi merupakan grup siklis dengan
generator kalah berorde 3.

16
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian pada jurnal ini menunjukkan bahwa


aturan yang digunakan pada permainan suit membentuk suatu grup yaitu S =
{Menang, kalah, seri}. S membentuk grup karena telah terbukti bahwa S dibawah
operasi komposisi fungsi memenuhi empat sifat berdasarkan definisi grup. Aturan
dalam pemainan suit tersebut menggunakan grup permutasi siklis.

17
DAFTAR PUSTAKA

Gallian, JosephA. 2010. Contemporary Abstract Algebra. America: United States


of America.
https://aswhat.files.wordpress.com/2013/02/4-stral_grup-siklis1.pdf (diakses 30
April 2015 pkl. 19.36)

http://s3.amazonaws.com/ppt-download/gruppermutasi-130115210248-
phpapp02.pdf (diakses 1 mei 2015)

https://stefanuskaparang.wordpress.com/2010/03/04/skenario-game-suit-adu-jari/
(diakses 22 April 2015 pkl. 14.00)

iii

Anda mungkin juga menyukai