Anda di halaman 1dari 28

MODUL MATEMATIKA

BENTUK ALJABAR
Kelas VII SMP/MTs

PENULIS
HERLIATI JUNITA TAPPI, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS MUSAMUS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kasih anugerah dan kesetiaan Tuhan yang Maha Kuasa,
yang tidak pernah terbatas dalam kehidupan penulis, sehingga penulis ada sebagaimana
adanya dan boleh menikmati nafas kehidupan dan dapat menyelesaikan modul materi
ajar dengan judul “Bentuk Aljabar Untuk SMP/MTs Kelas VII”.
Modul materi ajar ini disusun untuk memenuhi tagiahn tugas dalam PPG Daljab
Angkatan 1 Tahun 2021 pada Universitas Musamus Merauke dan sebagai salah satu
sumber belajar dalam pelaksanaan belajar mengajar matematika materi Bentuk Aljabar.
Tujuan penyusunan materi ajar ini untuk mempermudah peserta didik dalam memahami
konsep dan operasi hitung Bentuk Aljabar, selain itu peserta didik juga diharapkan
mampu mengomunikasikan ide dan gagasannya dengan berbagai perangkat matematika
serta memiliki sikap menghargai matematika dalam aktivitas sehari-hari.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Musamus
Merauke, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan materi ajar ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi penyempurnaan materi ajar ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
modul materi ajar ini dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak.

Kota Sorong, 21 April 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
A. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
B. TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................................. 2
C. POKOK-POKOK MATERI ................................................................... 2
D. URAIAN MATERI ................................................................................ 3
1. Pengertian Bentuk Aljabar dan Unsur-unsurnya ................................ 3
2. Operasi Hitung Bentuk Aljabar .......................................................... 4
3. Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar ............................................ 11
4. Penerapan Konsep Aljabar dalam Pemecahan Masalah ...................... 16
E. FORUM DISKUSI .................................................................................. 17
F. RANGKUMAN ...................................................................................... 17
G. TES FORMATIF .................................................................................... 19
H. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 24
I. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF ................................................... 24
J. KRITERIA PENILAIAN TES FORMATIF ............................................ 25

iii
A. PENDAHULUAN
Modul yang berjudul bentuk aljabar ini terdiri empat kegiatan
pembelajaran yang disusun sedemikian rupa dan diharapkan akan memberikan
penguatan bagi peserta didik. Kegiatan pembelajaran tersebut meliputi menjelaskan
pengertian bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, melakukan operasi hitung pada
bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan
perpangkatan), melakukan operasi hitung pada pecahan bentuk aljabar (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan), serta penerapan konsep
aljabar dalam pemecahan masalah.
Aljabar adalah salah satu cabang penting dalam matematika. Kata aljabar
berasal dari kata Al-Jabr yang diambil dari buku karangan Muhammad Ibn Musa Al-
Khwarizi (780-850 M), yaitu kitab Al-Jabr Wa Al-Nuqabalah yang membahas
tentang cara menyelesaikan persamaan-persamaan aljabar. Pemakaian aljabar ini
sebagai penghormatan kepada Al-Khwarizi atas jasa-jasanya dalam mengembangkan
aljabar melalui karya-karya tulisnya.
Adapun hasil belajar yang diharapkan setelah mempelajari modul ini antara
lain peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bentuk aljabar dan unsur-unsurnya (variabel, koefisien,
konstanta, suku (suku sejenis dan suku tak sejenis))
2. Melakukan operasi hitung bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian dan perpangkatan)
3. Melakukan operasi hitung pecahan bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian dan perpangkatan)
4. Penerapan konsep aljabar dalam pemecahan masalah
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini
peserta didik telah menguasai operasi bilangan (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perpangkatan), sifat-sifat operasi bilangan, menguasai
konsep mengenai faktor sekutu, kelipatan persekutuan terkecil (KPK), dan faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan atau lebih.
Untuk mempelajari modul ini ada beberapa hal yang harus di-
perhatikan oleh peserta didik, yaitu sebagai berikut:

1
1. Untuk mempelajari modul ini haruslah berurutan, karena materi sebe-
lumnya menjadi prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
2. Ikutilah kegiatan belajar yang disajikan dalam modul ini, dan per-
hatikan petunjuk mempelajari kegiatan belajar yang ada pada setiap
awal kegiatan belajar.
3. Ulangi apabila kamu kurang memahami materi yang disajikan, lanjut-
kan jika kamu sudah menguasai materi.
4. Kerjakanlah tes formatif setelah kamu mempelajari semua kegiatan belajar.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul materi ajar ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bentuk aljabar dan unsur-unsurnya
2. Menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
3. Menentukan hasil operasi perkalian dan pembagian bentuk aljabar
4. Menentukan hasil operasi perpangkatan bentuk aljabar
5. Menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk
aljabar
6. Menentukan hasil operasi perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar
7. Menentukan hasil operasi perpangkatan pecahan bentuk aljabar
8. Menyederhanakan bentuk aljabar
9. Menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan penerapan
konsep aljabar
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan saat berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam.

C. POKOK-POKOK MATERI
Pokok-pokok mater padai kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Bentuk Aljabar dan Unsur-unsurnya
2. Operasi Hitung Bentuk Aljabar
3. Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar
4. Penerapan Konsep Aljabar dalam Pemecahan Masalah

2
D. URAIAN MATERI
1. Pengertian Bentuk Aljabar dan Unsur-unsurnya

Ilustrasi
Banyak boneka Rika 5 lebihnya dari boneka Desy. Jika banyak
boneka Desy dinyatakan dengan x maka banyak boneka Rika
dinyatakan dengan x + 5. Jika boneka Desy sebanyak 4 buah
maka boneka Rika sebanyak 9 buah. Bentuk seperti (x + 5)
disebut bentuk aljabar

Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya


memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui nilainya.
Dalam suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar yang meliputi variabel,
koefisien, konstanta, suku (suku sejenis dan suku tidak sejenis).
a. Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui
nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya
dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
Contoh:
Variabel dari 7x – y – 8 adalah x dan y.
b. Koefisien
Koefisien adalah bilangan yang terletak didepan variabel.
Contoh:
5 x2y + 3x adalah 5 adalah koefisien dari x2y dan 3 adalah koefiseien dari x.
c. Konstanta
Konstanta adalah nilai tetap dari suatu bentuk aljabar yang berupa
bilangan dan tidak memuat variabel.
Contoh:
Konstanta 2x2 + 3xy + 7x – y – 8 adalah –8.
d. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.

3
Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi
jumlah atau selisih dan biasa disebut monomial. Contoh: 3x, 4a2, –2ab.
Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi
jumlah atau selisih dan biasa disebut binomial. Contoh: a2+2, x+2y, 3x2 – 5x.
Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi
jumlah atau selisih dan biasa disebut trinomial. Contoh: 3x2+4x–5, 2x+2y-xy.
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak
atau polinom.
e. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y.
Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x
dan –2y.

2. Operasi Hitung Bentuk Aljabar


a. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Untuk menentukan hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada
bentuk aljabar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Suku-suku yang sejenis.
2) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan, yaitu:
a) 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 + 𝑐) atau 𝑎(𝑏 + 𝑐 ) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐
b) 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 − 𝑐) atau 𝑎(𝑏 − 𝑐 ) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐
3) Hasil perkalian dua bilangan bulat, yaitu:
a) Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
b) Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positi.
c) Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
adalah bilangan bulat negatif.
Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan di atas, maka hasil
penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk aljabar dapat
dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan memperhatikan suku-
suku yang sejenis.

4
CONTOH:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.
a. –4ax + 7ax
b. 2𝑥 2 (– 3x + 2) + (4𝑥 2 – 5x + 1)
c. (3𝑥 2 + 5) – (4𝑥 2 – 3a + 2)
Jawab:
a. –4ax + 7ax = (–4 + 7) ax = 3ax
b. (2𝑥 2 – 3x + 2) + (4𝑥 2 – 5x + 1)
= 2𝑥 2 – 3x + 2 + 4𝑥 2 – 5x + 1
= 2𝑥 2 +4𝑥 2 – 3x – 5x + 2 + 1
= (2 + 4) 𝑥 2 + (–3 – 5) x + (2 + 1) (kelompokkan suku-suku sejenis)
= 6𝑥 2 – 8x + 3
c. (3𝑥 2 + 5) – (4𝑥 2 – 3a + 2)
= 3𝑥 2 + 5 – 4𝑥 2 + 3a – 2
= 3𝑥 2 – 4𝑥 2 + 3a + 5 – 2
= (3 – 4) 𝑎2 + 3a + (5 – 2) (kelompokkan suku-suku sejenis)
= –𝑎2 + 3a + 3

b. Perkalian Bentuk Aljabar


Perlu kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku
sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu: a × (b + c) = (a × b) +
(a × c) dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu a × (b – c)
= (a × b) – (a × c), untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c. Sifat ini juga
berlaku pada perkalian bentuk aljabar.
1) Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu
dan suku dua dinyatakan sebagai berikut.
k (ax) = kax
k (ax + b) = kax + kb

5
CONTOH:
Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut.
a. 4(p + q)
b. 5(ax + by)
c. 3(x – 2) + 6(7x + 1)
d. –8(2x – y + 3z)
Jawab:
a. 4(p + q) = 4p + 4q
b. 5(ax + by) = 5ax + 5by
c. 3(x – 2) + 6(7x + 1) = 3x – 6 + 42x + 6
= (3 + 42)x – 6 + 6
= 45x
d. –8(2x – y + 3z) = –16x + 8y – 24z

2) Perkalian antara dua bentuk aljabar


Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar, untuk
menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar kita dapat memanfaatkan
sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan sifat distributif
perkalian terhadap pengurangan. Selain dengan cara tersebut, untuk
menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar, dapat menggunakan cara
sebagai berikut. Perhatikan perkalian antara bentuk aljabar suku dua
dengan suku dua berikut.
(ax + b) (cx + d) = ax × cx + ax × d + b × cx + b × d
= 𝑎𝑐𝑥 2 + (ad + bc) x + bd
Selain dengan cara skema seperti di atas, untuk mengalikan bentuk
aljabar suku dua dengan suku dua dapat digunakan sifat distributif seperti
uraian berikut.
(𝑎𝑥 + 𝑏)(𝑐𝑥 + 𝑑 ) = 𝑎𝑥(𝑐𝑥 + 𝑑 ) + 𝑏(𝑐𝑥 + 𝑑 )
= 𝑎𝑥 × 𝑐𝑥 + 𝑎𝑥 × 𝑑 + 𝑏 × 𝑐𝑥 + 𝑏 × 𝑑
= 𝑎𝑐𝑥 2 + 𝑎𝑑𝑥 + 𝑏𝑐𝑥 + 𝑏𝑑
= 𝑎𝑐𝑥 2 + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐 ) 𝑥 + 𝑏𝑑

6
CONTOH:
Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut.
a. (2x + 3) (3x – 2)
b. (–4a + b) (4a + 2b)
c. (2x – 1) (x2 – 2x + 4)
Jawab:
a. Cara (1) dengan sifat distributif.
(2x + 3) (3x – 2) = 2x(3x – 2) + 3(3x – 2)
= 6x2 – 4x + 9x – 6
= 6x2 + 5x – 6
Cara (2) dengan skema.
(2x + 3) (3x – 2)
= 2x × 3x + 2x × (–2) + 3 × 3x + 3 × (–2)
= 6𝑥 2 – 4x + 9x – 6
= 6𝑥 2 + 5x – 6
b. Cara (1) dengan sifat distributif.
(–4a + b) (4a + 2b)
= –4a(4a + 2b) + b(4a + 2b)
= – 16𝑎2 – 8ab + 4ab + 2𝑏2
= –16𝑎2 – 4ab + 2𝑏2
Cara (2) dengan skema.
(–4a + b) (4a + 2b)
= (–4a) × 4a + (–4a) × 2b + b × 4a + b × 2b
= –16𝑎2 – 8ab + 4ab + 2𝑏2
= –16𝑎2 – 4ab + 2𝑏2
c. Cara (1) dengan sifat distributif.
(2x – 1) (x2 – 2x + 4)
= 2x (𝑥 2 – 2x + 4) – 1(𝑥 2 – 2x + 4)
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 + 8x – 𝑥 2 + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 – 𝑥 2 + 8x + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 5𝑥 2 + 10x – 4

7
Cara (2) dengan skema.
(2x – 1) (𝑥 2 – 2x + 4)
= 2x × 𝑥 2 +2x×(–2x) + 2x × 4 +(–1)× 𝑥 2 + (– 1) × (–2x) + (–1) ∙ 4
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 + 8x – 𝑥 2 + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 – 𝑥 2 + 8x + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 5𝑥 2 + 10x – 4

c. Pembagian Bentuk Aljabar


Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan
terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut,
kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
CONTOH:
Tentukan hasil pembagian bentuk aljabar berikut.
a) 3xy : 2y
b) 6𝑎3 𝑏2 : 3𝑎2 b
c) 𝑥 3 y : (𝑥 2 𝑦 2 : xy)
d) (24𝑝2 q + 18p𝑞 2 ) : 3pq
Jawab:
𝟑𝒙 𝒚 𝟑
a) = 𝑥 (faktor sekutu y)
𝟐𝒚 𝟐

b) 6𝑎3 𝑏2 : 3𝑎2 b
6 𝑎3 𝑏2
=
3 𝑎2 𝑏
3𝑎2 𝑏 ×2 𝑎 𝑏
= (faktor sekutu 3𝑎2 𝑏)
3 𝑎2 𝑏
= 2𝑎𝑏
c) 𝑥 3 𝑦 ÷ (𝑥 2 𝑦 2 ∶ 𝑥 𝑦)
𝑥2 𝑦2
= 𝑥 3𝑦 ∶ ( )
𝑥𝑦
𝑥𝑦 ×𝑥𝑦
= 𝑥 3𝑦 ∶ ( )
𝑥𝑦

= 𝑥 3𝑦 ∶ 𝑥 𝑦
𝑥3 𝑦
=
𝑥𝑦

8
𝑥 𝑦 × 𝑥2
= (faktor sekutu 𝑥𝑦)
𝑥𝑦

= 𝑥2

d) (24𝑝2 𝑞 + 18𝑝𝑞 2 ) ∶ 3𝑝𝑞


24𝑝2 𝑞 + 18𝑝𝑞 2
=
3 𝑝𝑞
6𝑝𝑞 (4𝑝+3𝑞)
=
3𝑝𝑞

= 2(4𝑝 + 3𝑞)

d. Pemangkatan Bentuk Aljabar


1) Arti Pemangkatan Bentuk Aljabar
Pemangkatan suatu bilangan diperoleh dari perkalian berulang untuk
bilangan yang sama. Jadi, untuk sebarang bilangan 𝑎, maka 𝑎2 = 𝑎 × 𝑎.
Dalam pemangkatan bentuk aljabar, perlu dibedakan pengertian-
pengertian berikut ini:
a) 3𝑎2 dengan (3𝑎)2
Pada bentuk 3𝑎2 , yang dikuadratkan hanya 𝑎, sedangkan pada bentuk
(3𝑎)2 yang dikuadratkan adalah 3𝑎. Jadi, 3𝑎2 tidak sama dengan
(3𝑎)2 .
3𝑎2 = 3 × 𝑎 × 𝑎 dan (3𝑎)2 = (3𝑎) × (3𝑎)
b) − (3𝑎)2 dengan (−3𝑎)2
Pada bentuk − (3𝑎)2 , yang dikuadratkan hanya 3𝑎, sedangkan pada
bentuk (−3𝑎)2 , yang dikuadratkan adalah −3𝑎. Jadi, − (3𝑎)2 tidak
sama dengan (−3𝑎)2 .
− (3𝑎)2 = −(3𝑎 × 3𝑎) dan (−3𝑎)2 = (−3𝑎) × (−3𝑎)

2) Pemangkatan Suku Dua


Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefisien tiap suku
ditentukan menurut segitiga Pascal. Misalkan kita akan menentukan pola
koefisien pada penjabaran bentuk aljabar suku dua (a + b)𝑛 , dengan n
bilangan asli. Perhatikan uraian berikut.

9
 (𝑎 + 𝑏)1 = (𝑎 + 𝑏) → koefisiennya 1 1
 (𝑎 + 𝑏)2 = (a + b) (a + b)
= 𝑎2 + ab + ab+ 𝑏2
= 𝑎2 + 2ab+ 𝑏2 → koefisiennya 1 2 1
 (𝑎 + 𝑏)3 = (a + b) (𝑎 + 𝑏)2
= (a + b) (a2 + 2ab + b2)
= 𝑎3 + 2𝑎2 b + a𝑏2 + 𝑎2 b + 2a𝑏2 + 𝑏3
= 𝑎3 + 3𝑎2 b + 3a𝑏2 + 𝑏3 → koefisiennya 1 3 3 1

dan seterusnya. Adapun pangkat dari a (unsur pertama) pada (𝑎 + 𝑏)𝑛


dimulai dari 𝑎𝑛 kemudian berkurang satu demi satu dan terakhir 𝑎1 pada
suku ke-n. Sebaliknya, pangkat dari b (unsur kedua) dimulai dengan 𝑏1
pada suku ke-2 lalu bertambah satu demi satu dan terakhir 𝑏𝑛 pada suku
ke-(n +1).
Perhatikan pola koefisien yang terbentuk dari penjabaran bentuk
aljabar (𝑎 + 𝑏)𝑛 di atas. Pola koefisien tersebut ditentukan menurut
segitiga Pascal berikut.

(𝑎 + 𝑏)0 1

(𝑎 + 𝑏)1 1 1

(𝑎 + 𝑏)2 1 2 1

(𝑎 + 𝑏)3 1 3 3 1

(𝑎 + 𝑏)4 1 4 6 4 1

(𝑎 + 𝑏)5 1 5 10 10 5 1

(𝑎 + 𝑏)6 1 6 15 20 15 6 1

Pada segitiga Pascal tersebut, bilangan yang berada di bawahnya


diperoleh dari penjumlahan bilangan yang berdekatan yang berada di
atasnya.

10
CONTOH:
Tentukan hasil perpangkatan bentuk aljabar berikut.
a) (2𝑝)2
b) −(3𝑥 2 𝑦𝑧 3 )3
c) (−3𝑝2 𝑞)2
d) (2𝑥 − 3𝑦)2
e) (𝑥 + 3𝑦)3
Jawab:
a) (2𝑝)2 = (2p) × (2p) = 4𝑝2
b) – (3𝑥 2 𝑦𝑧 3 )3 = –((3𝑥 2 𝑦𝑧 3 ) × (3𝑥 2 𝑦𝑧 3 ) × (3𝑥 2 𝑦𝑧 3 ))
= −27𝑥 6 𝑦 3 𝑧 9
c) (−3𝑝2 𝑞)2 = (−3𝑝2 𝑞 ) × (−3𝑝2 𝑞 )
= 9𝑝4 𝑞 2
d) (2𝑥 − 3𝑦)2 = 1(2𝑥)2 + 2(2x) (–3y) + 1 × (−3𝑦)2
= 4𝑥 2 – 12xy + 9𝑦 2
e) (𝑥 + 3𝑦)3 = 1𝑥 3 +3× 4𝑥 2 × (3𝑦)1 +3× (x)× (3𝑦)2 +1× (3𝑦)3
= 𝑥 3 + 9𝑥 2 y + 27x𝑦 2 + 27𝑦 3

3. Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar


Di bagian depan kalian telah mempelajari mengenai bentuk aljabar beserta
operasi hitungnya. Pada bagian ini kalian akan mempelajari tentang pecahan
bentuk aljabar, yaitu pecahan yang pembilang, atau penyebut, atau kedua-
𝑎 4 3𝑎 𝑚+3 𝑥2
duanya memuat bentuk aljabar. Misalnya
2
, , , , 𝑑𝑎𝑛 .
𝑝 7𝑏𝑐 𝑛 𝑥+𝑦

a. Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar


Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana apabila
pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1,
dan penyebutnya tidak sama dengan nol. Untuk menyederhanakan pecahan
bentuk aljabar dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang dan
penyebut pecahan tersebut dengan FPB dari keduanya. Konsep dalam
pecahan, yaitu:

11
1) Penyebut suatu pecahan tidak boleh nol.
2) Suatu pecahan tidak boleh disederhanakan dengan cara membagi
pembilang dan penyebut dengan nol, karena pembagian dengan nol tidak
didefinisikan.
CONTOH:
Tentukan hasil dari:
2−𝑥
a)
𝑥 2 −4
𝑥 4− 1
b)
2−2𝑥 2

Jawab:
2−𝑥 2−𝑥
a) =
𝑥 2 −4 (𝑥+2)(𝑥−2)

−(𝑥−2)
= (𝑥+2)(𝑥−2)
−1
=
𝑥+2
1
= −
𝑥+2

𝑥 4− 1 (𝑥 2+1)(𝑥 2−1)
b)
2−2𝑥 2
= 2(1−𝑥 2)

(𝑥 2+1)(𝑥 2−1)
= −2(𝑥 2−1)

𝑥 2+1
=
−2
𝑥 2 +1
= −
2

b. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Bentuk Aljabar


Pada bab sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan pada pecahan diperoleh dengan cara
menyamakan penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau mengurangkan
pembilangnya. Kalian pasti juga masih ingat bahwa untuk menyamakan
penyebut kedua pecahan, tentukan KPK dari penyebut-penyebutnya. Dengan
cara yang sama, hal itu juga berlaku pada operasi penjumlahan dan
pengurangan bentuk pecahan aljabar.

12
CONTOH:
Tentukan hasil dari:
1 5
a) +
2𝑝 3𝑞
1 2
b) −
𝑘−3 𝑘+1
𝑚+2 𝑛−1
c)
𝑚

𝑛

Jawab:
1 5 1×3𝑞 5×2𝑝
a) + = +
2𝑝 3𝑞 2𝑝×3𝑞 2𝑝×3𝑞
3𝑞 10𝑝
= +
6𝑝𝑞 6𝑝𝑞
3𝑞+10𝑝
=
6𝑝𝑞

1 2 1(𝑘+1) 2(𝑘−3)
b)
𝑘−3
− = (𝑘−3)(𝑘+1) − (𝑘−3)(𝑘+1)
𝑘+1
𝑘+1 2(𝑘−3)
= − 𝑘 2 −2𝑘−3
𝑘 2 −2𝑘−3
𝑘+1−2𝑘−6 −𝑘+7
= =
𝑘 2 −2𝑘−3 𝑘 2 −2𝑘−3

𝑚+2 𝑛−1 𝑛(𝑚+2) 𝑚(𝑛−1)


c)
𝑚
− = −
𝑛 𝑚×𝑛 𝑚×𝑛
𝑚𝑛+2𝑛 (𝑚𝑛−𝑚)
= −
𝑚𝑛 𝑚𝑛
𝑚𝑛+2𝑛−𝑚𝑛+𝑚
=
𝑚𝑛
𝑚𝑛−𝑚𝑛+2𝑛+𝑚
=
𝑚𝑛
2𝑛+𝑚
=
𝑚𝑛

c. Perkalian dan Pembagian Pecahan Bentuk Aljabar


Ingat kembali bentuk perkalian bilangan pecahan yang dapat dinyatakan
sebagai berikut.
𝑎 𝑐 𝑎𝑐
× = ; 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏, 𝑑 ≠ 0
𝑏 𝑑 𝑏𝑑

Hal ini juga berlaku untuk perkalian pada pecahan aljabar.

13
CONTOH:
Tentukan hasil perkalian pecahan bentuk aljabar berikut.
4 𝑎𝑏
a) ×
3𝑎 2
𝑥−1 𝑦+1
b)
𝑦
×
𝑥

𝑥 2 +1 2𝑥
c)
5
×
3

Jawab:
4 𝑎𝑏 4×𝑎𝑏
a) × =
3𝑎 2 3𝑎×2
4𝑎𝑏
=
6𝑎
2𝑏
=
3

𝑥−1 𝑦+1 (𝑥−1)(𝑦+1)


b)
𝑦
× =
𝑥 𝑦× 𝑥
𝑥𝑦−𝑦+𝑥−1
=
𝑦𝑥
𝑥𝑦+𝑥−𝑦−1
=
𝑥𝑦

𝑥 2 +1 2𝑥 (𝑥 2 +1)2𝑥
c) × =
5 3 5×3
2𝑥 3+2𝑥
=
15
2𝑥
=
15
(𝑥 2 + 1)

Kalian pasti masih ingat bahwa pembagian merupakan invers (operasi


kebalikan) dari operasi perkalian. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
membagi dengan suatu pecahan sama artinya dengan mengalikan terhadap
kebalikan pecahan tersebut.
𝑏 𝑐 𝑎𝑐
𝑎: =𝑎× = untuk 𝑏 ≠ 0, 𝑐≠0
𝑐 𝑏 𝑏
𝑎 𝑎 1 𝑎
:𝑐 = × = untuk 𝑏 ≠ 0, 𝑐≠0
𝑏 𝑏 𝑐 𝑏𝑐
𝑎 𝑐 𝑎 𝑑 𝑎𝑑
: = × = untuk 𝑏 ≠ 0, 𝑐≠0
𝑏 𝑑 𝑏 𝑐 𝑏𝑐

Hal ini juga berlaku untuk pembagian pada pecahan bentuk aljabar.

14
CONTOH:
Sederhanakan pembagian pecahan aljabar berikut.
4𝑝 2𝑞
a)
3𝑞

9𝑝
3𝑎 𝑐
b) ∶
𝑏 4𝑏2
𝑎𝑏 𝑏2
c) ∶
𝑐 𝑎𝑐

Jawab:
4𝑝 2𝑞 4𝑝 9𝑝 36𝑝2 6𝑝2
a) ∶ = × = =
3𝑞 9𝑝 3𝑞 2𝑞 6𝑞 2 𝑞2

3𝑎 𝑐 3𝑎 4𝑏2 12𝑎𝑏2 12𝑎𝑏


b) ∶ = × = =
𝑏 4𝑏2 𝑏 𝑐 𝑏𝑐 𝑐
𝑎𝑏 𝑏2 𝑎𝑏 𝑎𝑐 𝑎 2 𝑏𝑐 𝑎2
c) ∶ = × = =
𝑐 𝑎𝑐 1𝑐 1𝑏2 𝑏2 𝑐 𝑏

d. Perpangkatan Pecahan Bentuk Aljabar


Operasi perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan
yang sama. Hal ini juga berlaku pada perpangkatan pecahan bentuk aljabar.
𝑎 1 𝑎
1) ( ) = 𝑏
𝑏
𝑎 𝑛 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎𝑛
𝑎 2 𝑎 𝑎 𝑎2
( ) = × × × …× = 𝑛
2) ( ) = × = 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏2
Sebanyak n kali
𝑎 3 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎3
3) ( ) = × × =
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏3

CONTOH:
Tentukan hasil perpangkatan pecahan aljabar berikut:
3𝑥 3
a) ( 2 )

5𝑝+3 2
b) ( )
2

Jawab :
3𝑥 3 3𝑥 3𝑥 3𝑥 27𝑥 3
a) ( ) = × × =
2 2 2 2 8

5𝑝+3 2 5𝑝+3 5𝑝+3


b) ( ) = ×
2 2 2
(5𝑝+3)(5𝑝+3)
= 2
25𝑝2 +15𝑝+15𝑝+9
=
2
25𝑝2 +30𝑝+9
=
2

15
4. Penerapan Konsep Aljabar dalam Pemecahan Masalah
Banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan perhitungan
matematika. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara membuat
model matematika yang berkaitan dengan masalah tersebut, baru kemudian
dapat dicari hasilnya.
CONTOH:
a. Diketahui usia ayah empat kali usia anaknya. Lima tahun kemudian, usia
ayah tiga kali usia anaknya. Tentukan masing-masing umur ayah dan
anaknya.
Jawab :
Misalkan: umur ayah = x;
umur anak = y
sehingga diperoleh persamaan
x = 4y ...................................... (i)
x + 5 = 3(y + 5) ...................... (ii)
Substitusi persamaan (i) ke persamaan (ii), diperoleh
x + 5 = 3(y + 5)
4y + 5 = 3(y + 5)
4y + 5 = 3y + 15
4y – 3y = 15 – 5
y = 10
Untuk y = 10, maka x = 4y
x = 4 × 10
x = 40
Jadi, umur ayah 40 tahun, sedangkan umur anaknya 10 tahun.

b. Tiga orang polisi A, B, dan C mendapat tugas piket malam. A bertugas piket
malam setiap 3 hari, B setiap 4 hari, dan C setiap 5 hari. Bila pada tanggal 27
Juni 2020 ketiga orang itu bertugas piket malam bersama-sama, kapankah
mereka akan bertugas bersama-sama berikutnya?

16
Jawab:
KPK dari 3, 4, dan 5 adalah 60.
A, B, dan C bertugas bersama-sama tanggal 27 Juni 2020.
Maka bertugas bersama-sama tanggal berikutnya yaitu tanggal:
27 Juni + 60 hari = 27 Juni + 3 hari + 57 hari
= 30 Juni + 57 hari bulan Juni: 30 hari
= 30 Juni + 31 hari + 26 hari
= 31 Juli + 26 hari bulan Juli: 31 hari
= 26 Agustus 2020
Jadi, mereka akan bertugas bersama-sama lagi pada tanggal 26 Agustus 2020.

E. FORUM DISKUSI
Untuk memperdalam dan memperkuat pemahaman dan penguasaan materi
dalam modul ini, silahkan diskusikan soal berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bentuk aljabar?
2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang ada dalam bentuk aljabar?
3. Tias berenang tiap 3 hari sekali dan Dika berenang tiap 4 hari sekali dalam
kolam renang yang sama. Bila mereka berenang pertama kali pada tanggal 20
Februari 2020, pada tanggal berapa Tias dan Dika berenang bersama-sama untuk
kedua kalinya?
4. Sebuah bola dilempar vertikal ke atas. Tinggi bola (h meter) setelah t detik
dinyatakan rumus ℎ = 25𝑡 − 5𝑡 2. Hitunglah tinggi bola pada saat 3 detik setelah
dilemparkan!

F. RANGKUMAN
Setelah selesai membahas materi bentuk aljabar di atas, ada beberapa hal
penting sebagai kesimpulan yang dijadikan pengangan dalam mendalami dan
membahas materi lebih lanjut, antara lain:
1. Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya
memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui nilainya.
2. Dalam suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar yang meliputi
variabel, koefisien, konstanta, suku (suku sejenis dan suku tidak sejenis).

17
3. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui
nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya
dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
4. Koefisien adalah bilangan yang terletak didepan variabel.
5. Konstanta adalah nilai tetap dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan
tidak memuat variabel.
6. Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar
yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
7. Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah
atau selisih dan biasa disebut monomial.
8. Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah
atau selisih dan biasa disebut binomial.
9. Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah
atau selisih dan biasa disebut trinomial.
10. Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak atau
polinom.
11. Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama.
12. Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-
masing variabel yang tidak sama.
13. Menyelesaikan operasi bentuk aljabar dapat digunakan berbagai cara yaitu:
a. Mengelompokkan suku-suku sejenis, kemudian memghitungnya.
b. Menggabungkan suku-suku sejenis dengan cara menjumlahkan koefisien-
koefisiennya.
c. Operasi bentuk aljabar dapat diselesaikan dengan memanfaatkan sifat
komutatif, asosiatif, dan distributive dengan memperhatikan suku-suku yang
sejenis
d. Pemfaktoran dan faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatakan bentuk
penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar.
14. Menyelesaikan operasi pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan:
a. Untuk penjumlahan dan pengurangan yaitu dengan cara menyamakan
bentuk penyebutnya.

18
b. Untuk perkalian yaitu dengan cara mengalikan pembilang dengan
pembilang, penyebut dengan penyebut, kemudian membagi pembilang dan
penyebut.
c. Sedangkan untuk pembagian yaitu dengan cara menggunakan rumus atau
dapat dilakukan dengan memfaktorkan pembilang dan penyebutnya terlebih
dahulu, kemudian dibagi dengan faktor sekutu dari pembilang dan penyebut
tersebut.

19
G. TES FORMATIF
Pilihlah satu jawaban yang tepat dengan cara memberi x (silang) pada huruf A, B,
C, atau D yang ada di depan alternatif yang disediakan.
1. Variabel dari −6𝑥 2 − 𝑥 + 4𝑦 adalah . . . .
A. -6, -1 dan 4 C. x + y
B. x dan y D. x2 – 4y
2. Koefisien x dari 2𝑥 2 − 𝑥 + 3 adalah . . . .
A. -1 C. 2
B. 1 D. 3
3. Diketahui bentuk aljabar 3𝑎2 − 7𝑎 − 9, yang merupakan konstanta adalah . . . .
A. 3𝑎2 C. -7
B. 𝑎 D. -9
4. Contoh bentuk aljabar bersuku tiga adalah . . . .
A. 3𝑥+4𝑦 2 − 6 C. 2𝑥 2 + 3𝑥𝑦 2 + 3𝑥𝑦 2 + 𝑦 2
B. 3𝑥 − 4𝑦 − 𝑧 − 5 D. 4𝑥 − 6𝑦
5. Suku-suku yang sejenis dari bentuk aljabar 2𝑎2 + 6𝑎 − 𝑎2 𝑏 − 3𝑎 adalah . . . .
A. 2𝑎2 dan 6𝑎 C. 6𝑎 dan −𝑎2 𝑏
B. 2𝑎2 dan −𝑎2 𝑏 D. 6𝑎 dan −3𝑎
6. Bentuk paling sederhana dari 6𝑎 − 3𝑏 + 𝑎 + 4𝑏 adalah . . . .
A. 6𝑎 + 𝑏 C. 7𝑎 + 𝑏
B. 6𝑎 − 7𝑏 D. 7𝑎 − 𝑏
7. Jumlah dari 2𝑥𝑦 + 3𝑦𝑧 + 4𝑧 dan 6𝑥𝑦 + 4𝑦𝑧 − 4𝑧 adalah . . . .
A. 8𝑥𝑦 + 7𝑦𝑧 C. 8𝑥𝑦 + 7𝑦𝑧 − 8𝑧
B. 6𝑥𝑦 + 9𝑦𝑧 D. 6𝑥𝑦 + 9𝑦𝑧 + 8𝑧
8. Hasil pengurangan dari 6𝑎2 − 12𝑎 dari 7𝑎2 + 2𝑎 adalah . . . .
A. −𝑎2 − 14𝑎 C. 𝑎2 − 10𝑎
B. −𝑎2 − 14𝑎 D. 𝑎2 + 14𝑎
9. Hasil dari 4 × (−3𝑎) × 2𝑏 adalah . . . .
A. −9𝑎𝑏 C. 9𝑎𝑏
B. −24𝑎𝑏 D. 24𝑎𝑏

20
10. −4𝑎𝑏(2 − 3𝑎 + 5𝑎𝑏) adalah . . . .
A. −8𝑎𝑏 + 12𝑎2 𝑏 − 20𝑎𝑏2 C. −8𝑎𝑏 − 12𝑎2 𝑏 + 20𝑎𝑏2
B. −8𝑎𝑏 + 12𝑎2 𝑏 − 20𝑎2 𝑏2 D. −8𝑎𝑏 − 12𝑎2 𝑏 + 20𝑎2 𝑏2
11. Hasil dari (2𝑥 + 3)(3𝑥 − 5) adalah . . . .
A. 6𝑥 2 − 𝑥 − 15 C. 6𝑥 2 − 19𝑥 − 15
B. 6𝑥 2 + 𝑥 − 15 D. 6𝑥 2 + 11𝑥 − 15
12. Bentuk paling sederhana dari 4(2𝑥 − 5𝑦) − 5(𝑥 + 3𝑦) adalah . . . .
A. 3𝑥 − 2𝑦 C. 3𝑥 − 17𝑦
B. 3𝑥 − 5𝑦 D. 3𝑥 − 35𝑦
13. Bila 𝑎 = 5 dan 𝑏 = 3, maka nilai −2𝑎2 𝑏 − 𝑎𝑏2 adalah . . . .
A. −15 C. −195
B. −90 D. −285
14. Hasil dari −4𝑎 ∶ 2𝑎 = . . . .
A. −2 C. 2
B. −2𝑎 D. 2𝑎
15. Hasil dari 6𝑝2 𝑞 3 𝑧 4 ∶ 3𝑝𝑞 2 𝑧 2 adalah . . . .
A. 3𝑝𝑞 2 C. 2𝑝𝑞𝑧 2
B. 3𝑝2 𝑞 2 𝑧 2 D. 3𝑞𝑧 2
16. Hasil dari (−5𝑝)2 adalah . . . .
A. −5𝑝2 C. 5𝑝2
B. −25𝑝2 D. 25𝑝2
17. Hasil dari 2(−5𝑎)3 adalah . . . .
C. −25𝑎 C. 250𝑎
D. −250𝑎3 D. 250𝑎2
3𝑝 2𝑝
18. Hasil dari − + =....
4 4
𝑝 3𝑝
A. − C.
4 12𝑎
5𝑝 11𝑝
B. − D.
4 12𝑎
3𝑎+2 𝑎+3
19. Hasil dari
5
− =....
3
2𝑎−1 14𝑎−1
A. 15
C. 15
2𝑎−5 4𝑎−9
B. D.
15 15

21
1 4
20. Bentuk sederhana dari bentuk aljabar
(𝑥+3)
+ adalah . . . .
(2𝑥+6)
1 3
A. (𝑥+3)
C. (𝑥+3)
2 5
B. D.
(𝑥+3) (2𝑥+6)

3𝑏 4𝑎 2
21. Hasil dari × adalah . . . .
8𝑎 9𝑏 2
𝑎 𝑏
A. C.
6𝑏 6𝑎 2
𝑎2 𝑏
B. D.
6𝑏2 6𝑎 2
12𝑝2 4𝑝
22. Hasil dari ∶ − adalah . . . .
9𝑟 3 3𝑟
4𝑝2 𝑝
A. C.
3𝑟 3 𝑟
4𝑝 𝑝
B. D.
3𝑟 𝑟2
2𝑎
23. Hasil dari ( )2 adalah . . . .
3𝑏
4𝑎 4𝑎
A. − C.
9𝑏 9𝑏
4𝑎 2 4𝑎 2
B. − D.
9𝑏2 9𝑏2

24. Panjang sisi suatu segitiga diketahui berturut-turut p cm, 2p cm, dan (p+4) cm.
Keliling segitiga tersebut adalah . . . .
A. (4p+4) cm C. (2p+6) cm
B. (3p+4) cm D. (2p+2) cm
25. Revi berlatih renang setiap 2 hari sekali, Tami setiap 3 hari sekali, dan Putri
setiap 4 hari sekali. Bila pada tanggal 20 Agustus 2020 mereka berlatih
bersama-sama, maka mereka akan berlatih bersama-sama kedua kalinya pada
tanggal . . . .
A. 1 September 2020 C. 13 September 2020
B. 2 September 2020 D. 14 September 2020
26. Sebuah persegi panjang berukuran panjang (3𝑥 − 2) cm dan lebar (𝑥 + 4) cm.
Jika kelilingnya 44 cm, maka panjangnya adalah . . . .
A. 5 cm C. 13 cm
B. 9 cm D. 15 cm

22
27. Jumlah dua buah bilangan yang berbeda adalah 6 dan hasil kali kedua bilangan
tersebut adalah 4. Kuadrat jumlah kedua bilangan itu adalah . . . .
A. 24 C. 26
B. 25 D. 28
28. Ibu Nia membeli 14 kg tepung, 17 kg wortel, dan 4 kg tomat. Karena terlalu
lama disimpan , 4 kg tepung, 3 kg wortel dan 3 kg tomat ternyata rusak/busuk.
Jika harga tepung, wortel dan tomat secara berurutan adalah x rupiah, y rupiah
dan z rupiah, maka harga barang Ibu Nia yang tersisa tersebut dalam bentuk
aljabar adalah . . . .
A. 10𝑥 + 14𝑦 + 𝑧 C. 10𝑥 + 20𝑦 + 𝑧
B. 10𝑥 + 14𝑦 + 7𝑧 D. 18𝑥 + 20𝑦 + 7𝑧
29. Arman mempunyai 5 robot dan 8 mobil-mobilan. Jika Arman diberi 2 robot
oleh ibu, sedangkan 3 mobil-mobilannya ia berikan kepada Arif. Bentuk
aljabar dari robot dan mobil-mobilan yang dimiliki arman sekarang adalah . . .
A. 5𝑥 + 8𝑦 C. 7𝑥 + 2𝑦
B. 5𝑥 + 2𝑦 D. 7𝑥 + 8𝑦
30. Pak Tohir memiliki sebidang tanah berbentuk persegi dengan sisi-sisinya
(10 − 𝑦) m. Di tanah tersebut ia akan membuat kolam ikan berbentuk persegi
dengan sisi-sisinya (8 − 𝑥 ) m. Jika ia menyisakan tanah itu seluas 28 m2, maka
luas tanah Pak Tohir sebenarnya adalah . . . .
A. 36 m2 C. 64 m2
B. 36 m2 D. 81 m2

23
H. DAFTAR PUSTAKA
Cholik, M. dan Sugijono. 2006. Seribu Pena Matematika: Untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta: Erlangga.

Cholik, M.. 2016. Matematika: Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1. Jakarta:
Erlangga.

Kemendikbud. 2016. Matematika: Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: BSE.

Kurniawan. 2013. Mandiri Matematika: Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:


Erlangga.

Masmedia, Tim. 2017. Matematika: Untuk SMP/MTs Kelas VII. Sidoarjo:


Masmedia.

Sujatmiko, Ponco. 2005. Matematika Kreatif 1, Konsep dan Terpannya: Untuk


Kelas VII SMP dan MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai.

I. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. B 11. A 21. A
2. A 12. D 22. D
3. D 13. C 23. D
4. A 14. A 24. A
5. D 15. C 25. B
6. C 16. D 26. C
7. A 17. D 27. D
8. D 18. A 28. A
9. B 19. D 29. C
10. B 20. C 30. C

24
J. KRITERIA PENILAIAN TES FORMATIF
Apabila Kalian telah memgerjakan tes formatif, Cocokkanlah jawaban Kalian
dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jumlah jawaban kalian yang benar. Gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi modul ini.

banyak jawaban benar


Tingkat Penguasaan (TP) = banyak soal
x 100%

KKM = 75
Arti tingkat penguasaan:
92% ≤ TP ≤ 100% : A (Amat Baik)
83% ≤ TP ≤ 91% : B (Baik)
75% ≤ TP ≤ 82% : C (cukup)
TP ≤ 74% : D (kurang)

Bila tingkat penguasaan Kalian 75% keatas, Bagus Kalian dapat melanjutkan
ke modul berikutnya. Tetapi, bila tingkat pengusaan Kalian kurang dari 75%,
Kalian harus membaca kembali uraian materi, terutama bagian yang belum Kalian
kuasai.

25

Anda mungkin juga menyukai