Anda di halaman 1dari 11

NAMA DOSEN : JUSMAWATI.,S.pd.,M.

pd

MATA KULIAH : PENDIDIKAN MATEMATIKA

MAKALAH

BILANGAN DESIMAL

DI SUSUN OLEH:

NOVEMI
(C1C119025)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Pecahan Desimal” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.Terimakasih penulis ucapkan kepada
Bapak JUSMAWATI, S.Pd.,M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pembelajaran
Matematika.Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan kita terhadap Pecahan Desimal,
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca.Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terjadi kesalahan yang kurang berkenan.Serta penulis menerima kritik dan saran yang
membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Makassar, 05 Juni 2020

Tim Penulis
Novemi

2
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI……………………….……………………………………………………. 3

PEMBAHASAN……….……………………………..…………………………………. 4

Defenisi Pecahan
Desimal……………….……..……………………………………………………………. 5
Macam-Macam Bilangan
Desimal…………..……………………………………………………………………….. 5
Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Desimal…………………………………………………………………………………… 7
Teori Belajar Dalam Bilangan Desimal……........................................................................8
KESIMPULAN…………………………………………………………………………… 10
Saran………………………………………………………………………………………..10

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………….. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau
struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya diantara hal-hal itu. Bertitik tolak
dari tujuan pembalajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, maka
matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran dan
pembentukan sikap anak memberikan pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan benar-benar dalam diri pribadi
setiap anak didik. Sebab kalau penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam hal
ini tentang operasi bilangan desimal pada Sekolah Dasar sekarang tentu akan menjadi faktor
kesulitan bagi siswa ketika melanjutkan pendidian​.

B. Rumusan Masalah
● Apa Defenisi Bilangan Desimal?
● Apa Saja Macam-Macam Bilangan Desimal
● Bagaimana Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Desimal?
● Teori Apa Yang Sesuai Dengan Pembelajaran Bilangan Desimaa?

C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui Defenisi Bilangan Desimal
b. Memahami Macam-Macam Bilangan Desimal
c. Mengetahui Cara Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Desimal
d. Mengetahui Teori Yang Cocok Dalam Pembelajaran Bilangan Desimal

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Bilangan Desimal


Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan
lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan
suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah: D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Sistem bilangan desimal juga disebut sistem bilangan basis 10 atau radiks 10 karena
mempunyai 10 digit. Sistem bilangan ini bersifat alamiah karena pada kenyataannya manusia
mempunyai 10 jari. Kata digit itu sendiri diturunkan dari kata bahasa latin finger. Contohnya:
0,12; 1,28; 0,005 dll. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bilangan desimal adalah jenis
bilangan berbasis 10 yang umumnya dituliskan dengan tanda koma (,).
Secara umum, bilangan ini berkaitan erat dengan bilangan pecahan. Mengapa? Karena ada
sebuah materi dimana kamu harus mampu mengubah bilangan ini ke dalam bentuk pecahan.
Dimana bilangan pecahan itu adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a
dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan a disebut sebagai pembilang dan bilangan b
disebut sebagai penyebut. Sedangkan kata desimal berasal dari bahasa latin decem yang
artinya sepuluh.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Muhsetyo (2010: 4.51) yang menyatakan bahwa sistem
numerasi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai acuan pokok dalam
melambangkan dan menyebut bilangan. Sedangkan menurut Van de walle, dkk (2010: 328)
menyatakan bahwa angka desimal adalah cara sederhana lain dari penulisan pecahan.
Sedangkan mengenai koma desimal adalah kesepakatan/ kaidah yang telah dikembangkan
untuk menandakan posisi unit. Atau dengan kata lain pecahan desimal yaitu bilangan yang
dihasilkan dari hasil bagi suatu bilangan dengan bilangan 10 dan kelipatannya atau pecahan
dengan penyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya, dan ditulis dengan tanda koma (,).
Contoh bilangan pecahan desimal yaitu:
1. 0,8 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 8 dibagi 10
2. 0,15 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 15 dibagi 100
3. 0,123 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 123 dibagi 1000
4. 2,50 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 250 dibagi 100

B. Macam-macam Bilangan Desimal


Bilangan desimal dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut
1. Aritmatika Desimal
Semua bilangan rasional mempunyai pernyataan desimal. Penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian bilangan rasional dapat diperluas dengan mudah untuk desimal
pecahan. Sifat-sifat komutatif, asosiatif, dan distributif memungkinkan
menjalankan/mengerjakan aritmatika desimal.

5
a. Penjumlahan desimal
Contoh: 0,35 + 0,49 = 0,84
b. Perkalian desimal
Untuk mengalikan dua bilangan desimal, masing-masing desimal kita ubah lebih
dahulu menjadi pecahan dengan penyebut perpangkatan dari 10.
Contoh: (26,2) (0,03)= 0,78
c. Pembagian desimal
Pembagian pecahan desimal dapat dengan mudah diubah menjadi pembagian
bilangan cacah.
Contoh: 106,08 : 1,7 = 62,4

2. Desimal Berulang (Rasional)


Desimal berulang disebut juga bilangan rasional atau bilangan yang bisa ditulis
menjadi bentuk pecahan dengan a dan b merupakan bilangan bulat dan hasil dari pecahan
tersebut mempunyai angka-angka yang berulang teratur.
Contoh:
Kita akan mencoba mencari pernyataan bilangan rasional dari 0,272727… , kita misalkan
bahwa N = 0,272727 …, dengan angka-angka berulang teratur adalah “27”. Karena terdapat
dua angka yang berulang terakhir, N kita kalikan dengan 100. (jika terdapat 3 bilangan
berulang terakhir, dikalikan 1000, dan seterusnya).
N = 0,272727
100 N = 27,2727
N = 0,2727
99 N = 27
N =5

3. Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah bilangan yang bukan rasional, bilangan ini bukan hasil bagi
bilangan bulat dari bilangan asli dan juga tidak mempunyai bentuk desimal berulang.
Misalkan adalah penyelesaian – 2 = 0. Dalam pembicaraan berikut akan dibahas pendekatan
nilai dari , dan akan ditunjukkan bahwa adalah irasional. Karena < 2 dan = 4 > 2, maka kita
setuju bahwa berada diantara 1 dan 2
Definisi lainnya mengatakan bahwa akar pangkat dua dari banyak bilangan rasional adalah
bukan rasional tetapi “irasional”. Kita memerlukan suatu algoritma untuk menentukan
bilangan rasional dari nilai pendekatan akar pangkat dua salah satu algoritma yang termudah
untuk dipelajari disebut “metode rata-rata “ yang langkah - langkahnya sebagai berikut:
a. Tentukan estimasi dari nilai pendekatan itu tidak mengapa bila nilai estimasi ini
terlalu besar atau terlalu kecil dengan menggunakan bilangan estimasi sebagai
pembagi
b. Tentukan hasil bilangan yang di akar dengan bilangan estimasinya, dengan angka
desimal sebanyak yang kita kehendaki,

6
c. Tentukan nilai rata-rata dari bilangan estimasi dengan hasil bagi nilai rata-rata yang
diperoleh merupakan nilai pendekatan yang dicari,
d. Untuk mendapatkan nilai pendekatan yang lebih baik gunakan nilai rata-rata yang
diperoleh sebagai estimasi kemudian ulangilah prosesnya (seperti langkah 2 dan 3).
Contoh: Tentukan nilai pendekatan
Jawab:
Karena = 289 (pendekatan dari 294), kita pilih 17 sebagai estimasi kasar.
= 17,3345
= 17,1672
= 17,1656997
Jadi 17,16 adalah nilai pendekatan teliti sampai 2 tempat decimal. Jika proses diatas
kita teruskan :
= 17,166449
= 17,16645
Jadi 17,166 adalah nilai pendekatan teliti sampai 3 tempat desimal.

C. Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Desimal


Pada operasi hitung pecahan desimal, untuk Penjumlahan dan Pengurangan, sebaiknya
kita gunakan metode Penjumlahan atau Pengurangan susun dan caranya sama dengan
Penjumlahan/Pengurangan Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang
mesti kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan koma itu adalah angka satuan,
maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah menjadi “ yang diluruskan adalah
koma”.
a. Penjumlahan
Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan benar kita harus menjumlahkan
angka-angka yang nilai tempatnya sama, misalnya.
1) Ratusan dijumlahkan dengan ratusan.
2) Puluhan dijumlahkan dengan puluhan.
3) Satuan dijumlahkan dengan satuan.
4) Persepuluhan dengan persepuluhan.
5) Perseratusan dengan perseratusan, dst.
Cara yang termudah untuk menjumlahkan dua pecahan desimal, adalah dengan cara
penjumlahan bersusun, dengan meluruskan tanda koma (,).
Contoh:
Hitunglah!
a) 0,54 + 0,24 = ...
b) 0,144 + 0,132 = ...
Penyelesaian:
a) 0,54 +0,24 =0,78
b) 0,144 +0,132 =0,276

7
b. Pengurangan
Cara ​menyelesaikan operasi pengurangan pada pecahan desimal adalah sama dengan
operasi penjumlahan. Kita dapat melakukan pengurangan dengan cara bersusun.
Contoh:
Hitunglah!
a) 0,54 - 0,24 = ...
b) 0,144 - 0,132 = ...
Penyelesaian:
a) 0,54-0,24=0,3
b) 0,144-0,132=0,012

D. TEORI BELAJAR DALAM BILANGAN DESIMAL


Teori dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi,
yaitu :
a. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku
b. Belajar adalah penguasaan atau keterampilan yang diperoleh
dari instruktur.
Mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan
lingkungan, tetapi baru dalam bentuk “sensori-motor
coordination”. Kemudian ia mulai belajar berbicara dan
menggunakan bahasa. Kesanggupan menggunakan bahasa ini
penting artinya untuk belajar.
Tugas pertama yang dilakukan anak ialah meneruskan
“sosialisasi” dengan anak lain atau orang dewasa, tanpa
pertentangan bahkan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dan konsiderasi pada anak itu.
Tugas kedua ialah belajar menggunakan simbol-simbol yang
menyatakan keadaan sekelilingnya, seperti : gambar, huruf, angka,
diagram dan sebagainya. Ini adalah tugas intelektual (membaca,
menulis, berhitung dan sebagainya). Bila anak sekolah sudah dapat
melakukan tugas ini, berarti dia sudah mampu belajar banyak hal
dari yang mudah sampai yang amat kompleks.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh
manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut“ The
domains of learning “ yaitu :
a. Keterampilan Motoriks (Motoric Skill)
Dalam hal ini perlu berkoordinasi dari berbagai gerakan
badan, misalnya melempar bola, main tenis, mengemudi mobil,
mengetik huruf R,M, dan sebagainya

8
b. Informasi Verbal
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara,
menulis, menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa
untuk mengatakan sesuatu ini perlu inteligensi.
Bilangan pecahan desimal adalah bientuk lain dari suatu pecahan. Ciri khas dari pecahan
desimal adalah tanda koma (,)
Sistem bilangan desimal/persepuluhan adalah sistem bilangan yang menggunakan 10 macam
angka dari 0,1, sampai 9. Setelah angka 9, angka berikutnya adalah 1 0, 1 1, dan seterusnya
(posisi di angka 9 diganti dengan angka 0, 1, 2, .. 9 lagi, tetapi angka di depannya dinaikkan
menjadi 1). Sistem bilangan desimal ditemukan oleh Al-Kashi, ilmuwan persia Sistem
bilangan desimal sering dikenal sebagai sistem bilangan berbasis 10, karena tiap angka
desimal menggunakan basis (
radix) 10.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan
lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan
suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah: D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Pada operasi hitung pecahan desimal untuk Penjumlahan dan Pengurangan sebaiknya kita
gunakan metode Penjumlahan/Pengurangan susun dan caranya sama dengan
Penjumlahan/Pengurangan Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang
mesti kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan koma itu adalah angka satuan,
maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah menjadi “ ​yang diluruskan adalah
koma”
Yang sangat perlu diperhatikan pada Operasi Perkalian dan Pembagian susun adalah "Jumlah
Angka Dibelakang Koma".

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penyusun berharap kepada para pembaca agar dapat member
masukan baik berupa kritik atau saran yang sifatnya membangun agar pada perbaikan
makalah ini, pembaca mendapat manfaat yang lebih daripada sebelumnya.

10
Daftar Pustaka
http://belajar.indonesiamengajar.org/2013/02/komanya-jalan-bu-operasi-hitung-desimal/
http://yulidelvika.blogspot.com/2018/11/makalah-bilangan-desimal.html?m=1
https://docs.google.com/document/d/1ms1lT4gH0ndiF7Z_36o5rtXLMQW4HuA4sun3W95f
0Is/edit?usp=drivesdk&ouid=106389826570045131237
Muhsetyo, Subari, Suhadiyino. 1985. Pengantar Ilmu Bilangan.
Sinar Jaya, Surabaya.
Slavin. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.
Bandung : Penerbit Nusa Media

11

Anda mungkin juga menyukai