Anda di halaman 1dari 13

PECAHAN BIASA DAN PECAHAN DESIMAL

Disusun Untuk memenuhi tugas makalah pada

mata kuliah matematika II

Dosen Pengampu : Anugrah Mulia Tampubolon,M.Pd

Disusun Oleh :
1. Annisa Alwani Harahap
2. Annisa Irmayani
3. Nur Azizah

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
STIT AL-HIKMAH TEBING TINGGI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah hirobil’alamin puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tanpa adanya penghalah yang berarti.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi


Agung Muhammad SAW yang telah membawa kehidupan kita dari zaman jahiliyah ke
zaman yang terang benderang, dan yang akan kita nantikan syafaat – NYA di Yaumul
Kiyamah Allah humma aminnn.

Makalah ini disusun sebagai tugas makalah mata kuliah Matematika II dosen
pengampu Anugrah Mulia Tampubolon,M.Pd

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun untuk lebih baik lagi dalam
penyusunan berikutnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tebing Tinggi, 02 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1


B. Rumus Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Devenisi Bilangan Desimal .................................................................................. 2


B. Macam-Macam Bilangan Desimal ........................................................................ 3
C. Operasi Penjumblahan Dan Pengurangan Bilangan Desimal ............................... 5
D. Pecahan Biasa ........................................................................................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 9
B. Saran ...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSAKA ........................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan


bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya
diantara hal-hal itu. Bertitik tolak dari tujuan pembalajaran matematika di Sekolah
Dasar yaitu menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai
alat dalam kehidupan sehari-hari, maka matematika sebagai salah satu ilmu dasar
yang memberi tekanan pada penalaran dan pembentukan sikap anak memberikan
pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan
benar-benar dalam diri pribadi setiap anak didik. Sebab kalau penguasaan mereka
terhadap konsep matematika, dalam hal ini tentang operasi bilangan desimal pada
Sekolah Dasar sekarang tentu akan menjadi faktor kesulitan bagi siswa ketika
melanjutkan pendidikan.

Pecahan biasa adalah jenis bilangan pecahan yang paling sederhana dan hanya
terdiri dari penyebut dan pembilang yang berupa bilangan bulat. Pecahan biasa
dibagi lagi menjadi dua, yaitu pecahan murni dan pecahan tidak murni.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Macam-Macam Bilangan Desimal?
2. Apa Pengertian Dari Pecahan Biasa?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Macam-Macam Bilangan Desimal.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Pecahan Biasa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Bilangan Desimal


Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan
menggunakan lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan,
kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah:
D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} Sistem bilangan desimal juga disebut sistem bilangan
basis 10 atau radiks 10 karena mempunyai 10 digit. Sistem bilangan ini bersifat
alamiah karena pada kenyataannya manusia mempunyai 10 jari. Kata digit itu
sendiri diturunkan dari kata bahasa latin finger. 1
Contohnya: 0,12; 1,28; 0,005 dll. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
bilangan desimal adalah jenis bilangan berbasis 10 yang umumnya dituliskan
dengan tanda koma (,). Secara umum, bilangan ini berkaitan erat dengan
bilangan pecahan. Mengapa? Karena ada sebuah materi dimana kamu harus
mampu mengubah bilangan ini ke dalam bentuk pecahan. Dimana bilangan
pecahan itu adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan
b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan a disebut sebagai pembilang dan
bilangan b disebut sebagai penyebut. Sedangkan kata desimal berasal dari
bahasa latin decem yang artinya sepuluh.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Muhsetyo (2010: 4.51) yang
menyatakan bahwa sistem numerasi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10
dipakai sebagai acuan pokok dalam melambangkan dan menyebut bilangan.
Sedangkan menurut Van de walle, dkk (2010: 328) menyatakan bahwa angka
desimal adalah cara sederhana lain dari penulisan pecahan. Sedangkan mengenai
koma desimal adalah kesepakatan/ kaidah yang telah dikembangkan untuk
menandakan posisi unit. Atau dengan kata lain pecahan desimal yaitu bilangan

1
Azkiyah, S. (2028). Pengembangan Buku Ajar Matematika Materi Pecahan Berbasis
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk SD/MI. Skripsi pada Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.h.15

2
yang dihasilkan dari hasil bagi suatu bilangan dengan bilangan 10 dan
kelipatannya atau pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya, dan
ditulis dengan tanda koma (,). Contoh bilangan pecahan desimal yaitu:
1. 0,8 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 8 dibagi 10
2. 0,15 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 15 dibagi 100
3. 0,123 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 123 dibagi 1000
4. 2,50 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 250 dibagi 100
B. Macam-macam Bilangan Desimal
Bilangan desimal dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut
1. Aritmatika Desimal
Semua bilangan rasional mempunyai pernyataan desimal. Penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan rasional dapat diperluas
dengan mudah untuk desimal pecahan. Sifat-sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif memungkinkan menjalankan/mengerjakan aritmatika desimal.
a. Penjumlahan desimal Contoh: 0,35 + 0,49 = 0,84
b. Perkalian desimal Untuk mengalikan dua bilangan desimal, masing-
masing desimal kita ubah lebih dahulu menjadi pecahan dengan penyebut
perpangkatan dari 10. Contoh: (26,2) (0,03)= 0,78
c. Pembagian desimal Pembagian pecahan desimal dapat dengan mudah
diubah menjadi pembagian bilangan cacah. Contoh: 106,08 : 1,7 = 62,4
2. Desimal Berulang (Rasional)
Desimal berulang disebut juga bilangan rasional atau bilangan yang bisa
ditulis menjadi bentuk pecahan dengan a dan b merupakan bilangan bulat
dan hasil dari pecahan tersebut mempunyai angka-angka yang berulang
teratur.
Contoh: Kita akan mencoba mencari pernyataan bilangan rasional dari
0,272727… , kita misalkan bahwa N = 0,272727 …, dengan angka-angka
berulang teratur adalah “27”. Karena terdapat dua angka yang berulang
terakhir, N kita kalikan dengan 100. (jika terdapat 3 bilangan berulang
terakhir, dikalikan 1000, dan seterusnya).
N = 0,272727
100 N = 27,2727

3
N = 0,2727
99 N = 27
N=5
3. Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah bilangan yang bukan rasional, bilangan ini
bukan hasil bagi bilangan bulat dari bilangan asli dan juga tidak mempunyai
bentuk desimal berulang. Misalkan adalah penyelesaian – 2 = 0. Dalam
pembicaraan berikut akan dibahas pendekatan nilai dari , dan akan
ditunjukkan bahwa adalah irasional. Karena < 2 dan = 4 > 2, maka kita
setuju bahwa berada diantara 1 dan 2.2
Definisi lainnya mengatakan bahwa akar pangkat dua dari banyak
bilangan rasional adalah bukan rasional tetapi “irasional”. Kita memerlukan
suatu algoritma untuk menentukan bilangan rasional dari nilai pendekatan
akar pangkat dua salah satu algoritma yang termudah untuk dipelajari
disebut “metode rata-rata “ yang langkah - langkahnya sebagai berikut:
a. Tentukan estimasi dari nilai pendekatan itu tidak mengapa bila nilai
estimasi ini terlalu besar atau terlalu kecil dengan menggunakan
bilangan estimasi sebagai pembagi
b. Tentukan hasil bilangan yang di akar dengan bilangan estimasinya,
dengan angka desimal sebanyak yang kita kehendaki,
c. Tentukan nilai rata-rata dari bilangan estimasi dengan hasil bagi nilai
rata-rata yang diperoleh merupakan nilai pendekatan yang dicari,
d. Untuk mendapatkan nilai pendekatan yang lebih baik gunakan nilai
rata-rata yang diperoleh sebagai estimasi kemudian ulangilah
prosesnya (seperti langkah 2 dan 3). Contoh: Tentukan nilai
pendekatan Jawab:
Karena = 289 (pendekatan dari 294), kita pilih 17 sebagai estimasi
kasar.
= 17,3345
= 17,1672
= 17,1656997

2
Subari, Muhsetyo, Suhadiyino. 2019. Pengantar Ilmu Bilangan. Sinar Jaya,h.20

4
Jadi 17,16 adalah nilai pendekatan teliti sampai 2 tempat decimal. Jika
proses diatas kita teruskan :
= 17,166449
= 17,16645
Jadi 17,166 adalah nilai pendekatan teliti sampai 3 tempat desimal.
C. Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Desimal
Pada operasi hitung pecahan desimal, untuk Penjumlahan dan Pengurangan,
sebaiknya kita gunakan metode Penjumlahan atau Pengurangan susun dan
caranya sama dengan Penjumlahan/Pengurangan Bilangan Bulat, yaitu dengan
meluruskan angka satuannya. Yang mesti kita cermati adalah bahwa angka yang
tepat di depan koma itu adalah angka satuan, maka akan lebih mudah diingat
bila bahasanya kita ubah menjadi “ yang diluruskan adalah koma”.3
a. Penjumlahan
Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan benar kita harus menjumlahkan
angka-angka yang nilai tempatnya sama, misalnya.
1) Ratusan dijumlahkan dengan ratusan.
2) Puluhan dijumlahkan dengan puluhan.
3) Satuan dijumlahkan dengan satuan.
4) Persepuluhan dengan persepuluhan.
5) Perseratusan dengan perseratusan, dst.
Cara yang termudah untuk menjumlahkan dua pecahan desimal, adalah
dengan cara penjumlahan bersusun, dengan meluruskan tanda koma (,).
Contoh:
Hitunglah!
a) 0,54 + 0,24 = ...
b) 0,144 + 0,132 = ...
Penyelesaian:
a) 0,54 +0,24 =0,78
b) 0,144 +0,132 =0,276

3
Ridwan, Syukri, M., & Umar, S. (2020). “Pengembangan Bahan Ajar Pecahan Berbasis Media
Komputer untuk Perolehan Belajar Peserta Didik Kelas 3A.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa,h.25

5
b. Pengurangan
Cara menyelesaikan operasi pengurangan pada pecahan desimal adalah
sama dengan operasi penjumlahan. Kita dapat melakukan pengurangan
dengan cara bersusun. Contoh:
Hitunglah!
a) 0,54 - 0,24 = ...
b) 0,144 - 0,132 = ...
Penyelesaian:
a) 0,54-0,24=0,3
b) 0,144-0,132=0,012

D. Pecahan Biasa
A. Pengertian Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah jenis bilangan pecahan yang paling sederhana dan
hanya terdiri dari penyebut dan pembilang yang berupa bilangan bulat.
Pecahan biasa dibagi lagi menjadi dua, yaitu pecahan murni dan pecahan
tidak murni.
a. Pecahan murni adalah pecahan yang nilai penyebutnya selalu lebih besar
dari pembilangnya (a<b). Contoh pecahan murni adalah .
b. Pecahan tidak murni adalah kebalikan dari pecahan murni. Dilansir dari
Cuemath, pecahan tidak murni memiliki pembilang yang lebih besar
daripada penyebutnya (a>b).
B. Cara Menghitung Pecahan Biasa
Sebagai salah satu bentuk bilangan, pecahan dapat dihitung menggunakan
perhitungan aritmatika. Berikut adalah cara menghitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian pecahan biasa.
1. Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama caranya cukup
mudah, yaitu kamu hanya perlu menjumlahkan pembilangnya saja
Namun, berbeda jika pecahan memiliki penyebut yang berbeda.
Penjumlahan pecahan dengan angka penyebut yang berbeda-beda perlu
disamakan terlebih dahulu. Kamu bisa menyamakan penyebut dengan

6
mencari faktorisasi prima atau dengan mencari kelipatan dari kedua
penyebut. Setelah disamakan, barulah kamu dapat menghitung
penjumlahan pecahannya dengan cara berikut.
2. Pengurangan Pecahan
Tak jauh berbeda dengan penjumlahan, berikut adalah cara mengerjakan
pengurangan pecahan.

3. Perkalian Pecahan
Berbeda dengan pengurangan dan penjumlahan, perkalian pecahan memiliki
cara pengerjaan yang lebih simple. Kamu hanya perlu mengalikan penyebut
dan pembilang pecahan saja. Cara penyelesaian ini berlaku untuk pecahan
dengan pembilang sama maupun beda. Contohnya seperti berikut ini.

7
4. Pembagian Pecahan
Nah, dari seluruh perhitungan aritmatika pecahan, pembagian pecahan
memiliki cara pengerjaan yang paling rumit. Cara penyelesaian pembagian
pecahan ini dapat disebut dengan cara kupu-kupu.

Nama tersebut diberikan karena cara menghitung pembagian pecahan adalah


dengan mengalikan penyebut dan pembilang secara bersilangan yang
menyerupai kupu-kupu. Supaya Sobat Pijar lebih paham, ini dia contoh
perhitungan pembagian pecahan.

8
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan
menggunakan lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan,
kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah:
D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} Pada operasi hitung pecahan desimal untuk
Penjumlahan dan Pengurangan sebaiknya kita gunakan metode
Penjumlahan/Pengurangan susun dan caranya sama dengan
Penjumlahan/Pengurangan Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka
satuannya. Yang mesti kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan
koma itu adalah angka satuan, maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya
kita ubah menjadi “ yang diluruskan adalah koma” Yang sangat perlu
diperhatikan pada Operasi Perkalian dan Pembagian susun adalah "Jumlah
Angka Dibelakang Koma".

Pecahan biasa dibagi lagi menjadi dua, yaitu pecahan murni dan pecahan tidak
murni.

a. Pecahan murni adalah pecahan yang nilai penyebutnya selalu lebih besar dari
pembilangnya (a<b). Contoh pecahan murni adalah .
b. Pecahan tidak murni adalah kebalikan dari pecahan murni. Dilansir dari
Cuemath, pecahan tidak murni memiliki pembilang yang lebih besar
daripada penyebutnya (a>b).
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penyusun berharap kepada para pembaca
agar dapat member masukan baik berupa kritik atau saran yang sifatnya
membangun agar pada perbaikan makalah ini, pembaca mendapat manfaat yang
lebih daripada sebelumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Azkiyah, S. (2028). Pengembangan Buku Ajar Matematika Materi Pecahan Berbasis


Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk SD/MI.
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hesti, N. M., dkk. (2018). “Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian Dan


Pembagian Pecahan Melalui Penerapan Metode Kumon Berbantuan Media
Visual". In Jurnal Didaktika Dwija Indria. 4(7

Mailani, E., & Wulandari, E. (2019). “Pengembangan Buku Ajar Matematika materi
Penjumlahan Bilangan Desimal dengan Pecahan Campuran Berbasis Pendekatan
Scientific di SDN 101771 Tembung.

Muhsetyo, Subari, Suhadiyino. 2019. Pengantar Ilmu Bilangan. Sinar Jaya,

Ridwan, Syukri, M., & Umar, S. (2020). “Pengembangan Bahan Ajar Pecahan
Berbasis Media Komputer untuk Perolehan Belajar Peserta Didik Kelas 3A.” Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa.

Surabaya. Slavin. 2020. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung :
Penerbit Nusa Media

10

Anda mungkin juga menyukai