DESIMAL
Kelas/Semester : A3/7
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas semua rahmat dan nikmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Semuanya ini tidak terlepas dari
petunjuk Allah SWT.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah menunjukkan jalan yang benar yakni agama Islam.
Penulisan buku ini dapat di selesaikan oleh penulis berkat dukungan dan bantuan serta
do’a dari banyak pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya.
Dan harapan penulis semoga buku ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi buku agar
menjadi lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
Halaman Isi.........................................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
Sub Bab 6.1 (Desimal dan Bilangan Rasional
6.1.1 Pengertian Desimal........................................................................................ 1
Sub Bab 6.2 (Operasi Desimal)
6.2.1 Konsep Desimal............................................................................................. 5
Sub Bab 6.3 (Rasio, Persen, dan Notasi Ilmiah)
6.3.1 (Konsep Rasio)............................................................................................... 20
6.3.2 (Konsep Persen)............................................................................................. 24
6.3.3 (Konsep Notasi Ilmiah).................................................................................. 29
Sub Bab 6.4 (Bilangan Irasional dan Bilangan Real)
6.4.1 (Konsep Bilangan Irasional)........................................................................... 34
6.4.2 (Konsep Bilangan Asli).................................................................................. 43
iii
Desimal Dan Bilangan Rasional
Desimal adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan pecahan yang
dalam penulisannya antara bilangan bulat dan bilangan pecahan dipisahkan dengan tanda koma
yang disebut dengan koma desimal. Penggunaan desimal tidak terbatas untuk menggambarkan
benda-benda kecil. nasional bruto produk (GNP) dan pendapatan nasional (NI) untuk periode
5 tahun tertentu dinyatakan sebagai sepersepuluh miliar dolar.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita menemukan desimal dalam representasi
jumlah dolar: $17,35, $12,09, $24.00, dll. Di sekolah dasar, uang receh, sen, dan dolar biasa
digunakan untuk mengajar desimal. Kata desimal berasal dari bahasa Latin decem, yang berarti
sepuluh. Secara teknis, nomor berapa pun ditulis dalam basis sepuluh penomoran posisi dapat
disebut desimal.
Namun, sebagian besar desimal sering hanya mengacu pada angka seperti 17,38 dan
0,45, yang dinyatakan dengan desimal poin. Kombinasi bilangan bulat dan desimal, seperti
17,38, juga disebut a desimal campuran. Saat ini ada banyak variasi dalam notasi desimal. Di
Inggris, titik desimal ditempatkan lebih tinggi di atas garis daripada di Amerika Serikat. Di
negara-negara Eropa lainnya, a koma digunakan sebagai pengganti titik desimal.
Koma dan angka yang dinaikkan menunjukkan desimal di negara-negara
Skandinavia. Banyaknya angka di sebelah kanan koma disebut bilangan desimal tempat. Ada
dua tempat desimal di 7,08 dan satu tempat desimal di 104,5. Posisi digit di sebelah kiri titik
desimal mewakili nilai tempat yang meningkatkan pangkat 10 (1, 10, 102 , 103, . . . ). Posisi di
sebelah kanan titik desimal mewakili nilai tempat yang menurunkan pangkat 10 (1021 , 1022,
1023 , . . . ), atau kebalikan dari pangkat 10 (110, 1102 , 1103, . . . )
Seperti bilangan bulat, desimal dapat ditulis dalam bentuk yang diperluas untuk menunjukkan
pangkat 10
473.2865
1 2 0 8 . 0 9 2 5.
Seribu dua ratus delapan dan Sembilan ratus dua puluh lima sepuluh ribu
Contoh :
Tuliskan nama setiap desimal.
1
Solusi :
1. Tiga empat ratus tujuh puluh dua ribu.
2. Enam belas empat belas ratus.
3. Tiga ribu tujuh ratus tujuh puluh lima per seribu.
Garis Bilangan
Garis bilangan adalah model umum untuk menggambarkan desimal. Salah satu
metode menandai unit dari 0 ke 1 adalah dengan menggunakan tepi Persegi Desimal. Desimal
digunakan untuk bilangan negatif dan bilangan positif.
KESETARAAN DESIMAL
Persamaan desimal dapat diilustrasikan secara visual dengan membandingkan jumlah
yang diarsir dalam Persegi Desimal. Kuadrat Desimal juga memberi kita model visual untuk
nilai tempat.
KETIMPANGAN DESIMALIS
Penelitian menunjukkan bahwa siswa dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi
sering mengalami kesulitan menentukan pertidaksamaan desimal. Salah satu sumber
kebingungan adalah memikirkan angka dalam desimal sebagai mewakili bilangan.
ANGKA RASIONAL
Sampai saat ini, angka ditulis dalam bentuk a b, di mana a dan b adalah bilangan bulat
dengan b ? 0, memiliki disebut pecahan. Ini adalah terminologi yang umum digunakan di
sekolah dasar dan menengah sekolah. Namun, kata pecahan memiliki arti yang lebih umum
dan termasuk hasil bagi dari dua bilangan, bilangan bulat atau bukan, selama penyebutnya tidak
nol. Secara khusus, pecahan a/b dimana a dan b adalah bilangan bulat dan b =/0 disebut
bilangan rasional.
Bilangan Rasional
Setiap bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk a/b, di mana b=/ 0 dan a dan b adalah
bilangan bulat, disebut bilangan rasional. Bilangan rasional dapat dinyatakan dengan banyak
simbol bilangan atau angka yang berbeda. Terkadang jika penyebutnya bukan pangkat 10,
pecahan bisa diganti dengan pecahan sama yang penyebutnya adalah pangkat 10. desimal
memiliki jumlah digit yang terbatas. Desimal seperti itu disebut desimal terminasi (atau
hingga). Namun, ada desimal yang tidak berakhir. Tidak ada pangkat 10 yang memiliki 3
2
sebagai faktornya, jadi 1/3 tidak dapat ditulis sebagai pecahan yang penyebutnya adalah
pangkat 10.
Mengakhiri Desimal
Jika bilangan rasional bukan nol a/b dalam bentuk paling sederhana, bisa jadi ditulis
sebagai desimal terminasi jika dan hanya jika b hanya memiliki 2s dan/atau 5s pada bilangan
primanya faktorisasi. Melanjutkan proses membagi bagian yang tersisa dengan 10 dan
membaginya dengan 3 menunjukkan bahwa desimal untuk 1/3 memiliki pola pengulangan 3s.
Ketika desimal tidak berakhir dan berisi pola angka yang berulang, ini disebut desimal
berulang, atau tak terbatas.
Setiap bilangan rasional adalah hasil bagi dua bilangan bulat, dan kita telah melihat
bahwa bilangan dapat ditulis sebagai desimal terminasi atau desimal berulang. Sebaliknya,
setiap desimal berakhir atau berulang dapat ditulis sebagai hasil bagi dua bilangan bulat.
Desimal akhir dapat ditulis sebagai pecahan yang penyebutnya merupakan pangkat
dari 10. Persamaan berikut menunjukkan mengapa 0,378 sama dengan 378 1000. Dalam
persamaan pertama, 0,378 adalah ditulis dalam bentuk yang diperluas. Penyebut terkecil untuk
pecahan adalah 1000, dan jumlahnya 378/1000.
.378 = 3/10 + 7/100 + 8/1000
= 300/1000 + 70/1000 + 8/1000 = 378/1000
Kita melihat contoh fakta bahwa bilangan rasional, ketika ditulis sebagai pecahan,
padat. Artinya, di antara dua angka seperti itu selalu ada yang lain.
Perkiraan
Seringkali layar tampilan kalkulator akan diisi dengan angka desimal, ketika
beberapa nilai perkiraan adalah semua yang diperlukan. Pembulatan ke nilai tempat tertentu
adalah yang paling metode umum untuk mendapatkan estimasi desimal.
Pembulatan
Desimal dapat dibulatkan ke bilangan bulat terdekat, kesepuluh terdekat, terdekat
keseratus, dll.
3
Aturan Pembulatan Desimal
1. Temukan nilai tempat pembulatan angka, dan periksa angkanya ke kanannya.
2. Jika angka di sebelah kanan adalah 5 atau lebih besar, maka semua angka di sebelah kanan
dihilangkan dan digit dengan nilai tempat yang diberikan bertambah 1.
3. Jika angka di sebelah kanan adalah 4 atau kurang, maka semua angka di sebelah kanan
angka dengan nilai tempat yang diberikan dijatuhkan.
Contoh :
Bulatkan 1,6825 ke jumlah tempat desimal yang diberikan.
1. Dua tempat desimal (pembulatan ke perseratus)
2. Satu tempat desimal (pembulatan ke persepuluh)
3. Tiga tempat desimal (pembulatan ke seperseribu)
4
6.2 OPERASI DESIMAL
Contoh :
5
A. Tambahan
(gambar 6.2.1)
6
dapat dianggap sebagai 4/10 dan 7/100, kemudian
0,36 dapat dianggap 3/10 dan 6/100.
0,47
0,36
0,83
B. Pengurangan
7
(gambar 6.2.2)
8
dari 5/1000, pengelompokan ulang diperlukan.
1 1
Karena sama dengan .
100 1000
0,625
0,238
0,387
9
Untuk menggunakan persamaan algoritma pensil
dan kertas dapat ditunjukkan pada pengelompokkan
pengurangan dibawah ini :
1. 46,32 – 18,47
2. 0,4074 – 0,3560
Jawaban :
1. 46,32
18,47
27,86
2. 0,4074
0,3560
0,0514
C. PERKALIAN
10
(gambar 6.2.3)
(gambar 6.2.4)
11
Konsep algoritma pensil dan kertas dapat
digunakan untuk desimal perkalian. Pada gambar
6.2.3 dan 6.2.4 menunjukkan bahwa produk
penghitungan desimal terkait erat dengan produk
penghitungan dari bilangan bulat. menghitung
produk yang melibatkan desimal, kita mengalikan
angka seolah-olah mereka utuh angka dan
kemudian menemukan titik desimal dalam produk.
27,48
9,2 X
5496
24732
252,816
12
Atau dapat dijelaskan seperti contoh dibawah ini
=
92 2748 92 x 2748 252,816
9,2 x 27,48 = X = = 252,816
10 100 10 x 100 1000
1. 3,7 x 2,5
2. 0,35 x 4,6
Jawaban :
1. 3,7
2,5 X
175
75
9,25
2. 0,35
2,5 X
210
140
1,620
D. PEMBAGIAN
13
0,90 : 0,15, tentukan berapa kali 0,15 dapat dikurangi
dari 0,90.
(gambar 6.2.5)
(gambar 6.2.6)
14
Untuk konsep algoritma, dapat digambarkan
seperti 6.2.6 karena Persegi Desimal memiliki 80
bagian yang diarsir dari 100, kami mampu berpikir
dalam bilangan bulat dan membagi 0,80 dengan
0,4. Kemudian karena hasil bagi memiliki 20 kecil
kuadrat, masing-masing seperseratus dari seluruh
persegi, hasil bagi 0,80 : 0,4 sama dengan 0,20.
0,20
0,4 0,80
E. ORDER OPERASI
15
petunjuk pada formulir pajak, pajak
ataspendapatan lebih besar dari Rp.50.000 dan
kurang dari Rp.80.000 adalah Rp30.000 ditambah
0.27 kali jumlah lebih dari Rp.50.000 Jadi, pajak
atas Rp. 48.900 adalah
F. DESIMAL BEBERULANG
16
bilangan bulat. Sebelum menunjukkan ini di
halaman berikutnya, pertama-tama kita lihat
desimal berulang untuk pecahan 1/9, 1/99, dan
1/999. Gambar 6.2.7 menunjukkan tiga langkah
pertama dari demonstrasi untuk mencari desimal
untuk 1/9. Pada langkah 1, kita mulai membagi 1
dengan 9 dengan membagi 10 persepuluh menjadi
9 bagian yang sama. Ada sisa 1 persepuluh, yang
dikelompokkan kembali menjadi 10 perseratus
sehingga proses pembagian dengan 9 dapat
dilanjutkan pada langkah 2 dan kemudian dengan
cara yang sama pada langkah 3. Gambar 6.25
menunjukkan itu 1/9 = 0.111 dengan 0,001 tersisa.
Proses ini dapat dilanjutkan untuk menunjukkan
bahwa 1/9 = 0,11 . . . .
(gambar 6.2.7)
17
Demonstrasi pada Gambar 6.2.8 di halaman
berikutnya menunjukkan cara mendapatkan
beberapa yang pertama tempat desimal untuk
1/99. Pada langkah 1, kita mulai membagi 1 dengan
99 dengan membagi 100 perseratus menjadi 99
bagian yang sama. Ada sisa seperseratus, dan ini
dikelompokkan kembali menjadi 100 per sepuluh
ribu sehingga proses pembagian dengan 99 dapat
dilanjutkan pada langkah 2. Dua yang pertama
langkah menunjukkan bahwa 1/99 = .0101 (.01 +
.0001) dengan sisa .0001. Melanjutkan proses ini
akan menunjukkan bahwa 1/99 = .010101 . . .
(gambar 6.2.8)
18
proses berkumpul kembali dan membagi dengan
999 harus dilanjutkan, kita akan melihat bahwa
1
= 0,001001...
999
19
Rasio, Persen, dan Notasi
Ilmiah
RASIO adalah pasangan bilangan positif
pembagian.
Contoh :
Dalam beberapa hari terakhir penjualan hp menurun,
dihari pertama terjual 10 unit, dihari kedua hanya 5
unit
1. Berapa perbandingan jumlah hp yang terjual di hari
pertama dan kedua?
Penjelasan : Dijelaskan penjualan hari pertama 10 unit,
hari kedua 5 unit. Jadi perbandingan hari pertama dan
kedua 10/5 (10 banding 5)
20
Proporsi
21
Contoh
Putu membeli 3 lusin buku dengan harga Rp 36.000,00,
kemudian di toko yang sama Ahmad membeli 5 lusin
buku seharga Rp 60.000,00. Apakah permasalahan ini
merupakan proporsi?
22
Persen
Kata persen berasal dari bahasa Latin per
centum, yang berarti dari 100. Persen
adalah yang pertama digunakan pada
abad kelima belas untuk menghitung
bunga, keuntungan, dan kerugian.
Persen ialah suatu angka atau perbandingan “rasio”
untuk menyatakan pecahan dari seratus yang
ditunjukkan dengan simbol %, dengan kata lain,
persentase ialah bagian dari keseluruhan yang
dinyatakan dengan per seratus.
Dan pendapat lain mengatakan bahwa pengertian
persentase adalah suatu cara untuk
mengekspresikan sebuah angka sebagai bagian
dari keseluruhan, dimana keseluruhan tersebut
ditulis dengan 100%.
23
Rumus Cara Menghitung Persen
Sebelumnya telah disebutkan bahwa untuk menghitung
persentase, kita harus melihat suatu keseluruhan sebagai
100%, misalnya seluruh siswa dalam satu kelas ada 40
siswa, maka 40 siswa = 100%.
24
Contoh
1. Jelaskan Persegi Desimal untuk mewakili setiap
persen
1.80%
80 bagian diarsir dari 100 atau 8 bagian diarsir dari 10
Perhatikan kesamaan antara simbol persen % dan angka
100. Ini adalah membantu dalam mengingat bagaimana
mengganti persen dengan pecahan atau desimal.
Pertama, jatuhkan simbol persen dan tulis persen
sebagai pecahan dengan penyebut 100. Kemudian, ke
dapatkan desimal, bagi pembilangnya dengan 100
1.647
1.3/4
26
PERHITUNGAN DENGAN PERSENTASE
Perhitungan dengan persen terbagi dalam tiga kategori:
persennya.
CONTOH
27
2.Tentukan persen berikut.
=150%
telah dilunasi.
28
Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah adalah cara
penulisan nomor yang
mengakomodasi nilai-nilai
terlalu besar atau terlalu kecil
untuk dengan mudah di tulis
dalam notasi desimal standart.
Notasi ilmiah memiliki
sejumlah sifat yang berguna
dan umumnya digunakan
dalam kalkulator oleh
ilmuwan, matematikawan,
dokter, dan insinyur.
29
Ada 3 bagian untuk menulis angka dalam notasi
ilmiah yakni Koefisien (menunjukkan bilangan
real/antara 1 sampai 10), Basis (angka desimal 10),
dan Eksponen (pangkat dimana basis
dipangkatkan.
30
- penulisan bilangan lebih dari/ sama dengan 10 jika bilangan yang
lebih dari 10 tidak mempunyai koma (bukan desimal) maka buatlah koma
di belakang angka yang paling belakang. Lalu gunakan pangkat
positif jika titik desimal digeser ke kiri.
Contoh : 27.000.000= 2,7×10 (pangkat 7)
31
Contoh soal :
permukaan bumi ini kasar dan berbentuk seperti bola.
Beratnya sekitar 5.880.000.000.000.000.000.000.000.000
kg. Tulislah bilangan tersebut dalam notasi ilmiah!
jawab :
untuk mengubah berat bumi ke dalam bentuk notasi ilmiah atau
penulisan baku. Maka
5.880.000.000.000.000.000.000.000.000 dari bilangan
diatas, kita peroleh 2 faktor notasi ilmiah, yaitu:
- faktor pertama
≤
a=5,88(1 a <10)
faktor kedua
10ⁿ dengan n =24
Dengan demikian berat bumi tersebut jika dinyatakan dalam
bentuk notasi ilmiah adalah 5.880.000,000,000,000,000,000
kg=5,88×10,24
32
BILANGAN
IRASIONAL DAN
BILANGAN REAL
33
BILANGAN IRASIONAL DAN ASLI
A. Bilangan Irasional
Bilangan irasional merupakan jenis bilangan baru yang desimalnya tidak
berulang. Misal, pada persamaan bilangan 1,4142 berisi beberapa digit pertama dari
desimal yang tidak berulang. Dalam bilangan seperti itu, tidak ada pola angka yang
berulang seperti halnya bilangan rasional. Desimal yang tak berulang seperti inilah
yang disebut sebagai bilangan irasional. Untuk membuat contoh jenis desimal ini
sangatlah muda. Pada bilangan berikut, masing-masing 7 didahului oleh satu lebih 0
dari 7 sebelumnya: .07007000700007…. Meskipun ada pola disini, tidak ada blok
angka (angka berulang atau angka oecahan desimal berulang) yang berulang-ulang,
seperti dalam kasus beberapa bilangan rasional.
Contoh :
1. .006006006…
2. .060060006…
3. .01001
4. .731731173111731111…
5. .73737373…
6. .21060606…
Solusi :
Tidak ada pengulangan angka di 2 atau 4, jada ini adalah bilangan irasional. Bilangan
pada 1, 5, dan 6 adalah desimal berulang, dan 3 memiliki desimal berakhir, jadi ini
semua adalah bilangan rasional.
B. Teori Pitagoras
Bilangan yang tidak rasional pertama kali dikenal oleh kaum Phytagoras, pengikut
matematikawan Yunani Phytagoras yang hidup pada abad kelima SM. Ada
kemungkinan bahwa penemuan bilangan tersebut muncul sehubungan dengan
teorema Phytagoras. Teorema ini menyangkut segitiga dengan sudut siku-siku, yaitu
sudut 90° (lihat gambar 6.41). Dua sisi yang lebih pendek itu dari segitiga semacam
itu disebut kaki, dan sisi terpanjang, yang berlawanan dengan sudut siku-siku,
disebut sisi miring. Teorema menyatakan bahwa untuk setiap segitiga siku-siku,
34
jumlah luas persegi pada kaki-kakinya (persegi A dan persegi B) sama dengan luas
persegi pada sisi miring (persegi C).
Figure 6.41
Karena luas persegi adalah kuadrat dari panjang
sisinya, maka pada Gambar 6.41 pada halaman
sebelumnya, luas persegi A adalah 𝑎2 , luas persegi B
adalah 𝑏 2 , dan luas persegi C adalah 𝑐 2 . Teorema
berikut adalah salah satu pernyataan yang paling
dikenal dalam semua matematika.
Daerah A + Daerah B = Daerah C
Teorema Phytagoras : Untuk setiap segitiga siku-siku dengan panjang kaki 𝒂 dan 𝒃
dan sisi miring dengan panjang 𝒄.
𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 = 𝒄𝟐
Gambar 6.42 menunjukkan segitiga siku-siku dengan panjang kaki 3 dan 4 dan sisi
miring dengan panjang 5. Perhatikan bahwa jumlah kuadrat dari panjang kedua kaki
sama dengan kuadrat dari panjang sisi miring.
Gambar 6.42
32 + 42 = 52
Bilangan yang tidak rasional mungkin dapat ditemukan dengan menggunakan
segitiga siku-siku yang kedua kakinya memiliki panjang 1, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6.43. Dalam hal ini jumlah kuadrat dari panjang kedua kaki adalah 12 +
12 = 2, dan panjang sisi miring adalah bilangan yang, jika dikalikan dengan dirinya
sendiri, sama dengan 2. Seperti yang telah kita ketahui, bilangan ini irasional, dan,
seperti yang ditunjukkan dalam Kegiatan Matematika 6.4 di halaman 412, angka ini
adalah √2. Jadi, sisi miring segitiga ini memiliki panjang yang merupakan bilangan
irasional.
Gambar 6.43
12 + 12 = (√2)2
35
Contoh :
Gunakan teorema Phytagoras untuk mencari Panjang yang hilang pada setiap
segitiga.
1. 62 + 82 = 2
2. 2
+ 122 = 132 3. 162 + 2
= 342
Solusi :
1. 62 + 82 = 100. Dimana 102 = 100, panjang yang hilang adalah 10.
2. 132 − 122 = 169 − 144 = 25. Dimana 52 = 25, panjang yang hilang adalah 5.
3. 342 − 162 = 1156 − 256 = 900. Dimana 302 = 900, panjang yang hilang adalah
30.
SEJARAH PITAGORAS
Menurut salah satu legenda, Pythagoras berusaha untuk
menjaga rahasia masalah dengan mengambil penemu nomor
tersebut, Hippacus, dalam perjalanan laut dari mana ia tidak
pernah kembali. Ahli matematika Persia Nasr al-Din al-Tusi
(1201–1274) menggunakan diagram yang ada pada gambar
disebelah kanan untuk menyajikan versi bukti Euclid tentang
teorema Pythagoras.
Ada banyak bukti teorema Pythagoras. Proposisi Pythagoras adalah sebuah buku
yang menjelaskan 370 bukti teorema ini. Bukti yang ditunjukkan pada Gambar 6.44
diketahui oleh orang Yunani dan mungkin diberikan oleh Pythagoras. Bagian a
memiliki persegi kecil dengan luas 𝑎2 , persegi yang lebih besar dengan luas 𝑏 2 , dan
empat segitiga siku-siku. Luas total gambar di bagian a adalah 𝑎2 + 𝑏 2 = 4𝑇, di mana
T adalah luas setiap segitiga. Bagian b memiliki persegi dengan luas 𝑐 2 , dan empat
segitiga siku-siku yang masing-masing berukuran sama dengan yang ada di bagian a.
Luas keseluruhan dari gambar di bagian b adalah 𝑐 2 + 4𝑇. Dimana persegi besar di
bagian a dan persegi besar di bagian b keduanya memiliki panjang 𝑎 + 𝑏, mereka
memiliki luas yang sama. Pengaturan area ini sama satu sama lain, kita memiliki
𝑎2 + 𝑏 2 + 4𝑇 = 𝑐 2 + 4𝑇
36
dan mengurangkan 4𝑇 dari kedua sisi menghasilkan
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2
Gambar 6.44
Area = 𝑎2 + 𝑏 2 = 4𝑇 Area = 𝑐 2 + 4𝑇
(a) (b)
Kebalikan dari teorema Pythagoras juga berlaku. Jika jumlah kuadrat dua sisi
segitiga sama dengan kuadrat sisi ketiga, maka segitiga tersebut adalah segitiga siku-
siku. Ini berarti, jika Anda menggunakan tali dengan 30 simpul yang sama panjang
dan membentuk segitiga dengan sisi 5, 12, dan 13, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 6.45 di halaman berikutnya, itu akan menjadi segitiga siku-siku.
Gambar 6.45
SEJARAH PITAGORAS
Bukti pertama dari teorema Pythagoras dianggap
telah diberikan oleh Pythagoras (ca. 540 SM). Menurut
legenda, ketika Pythagoras menemukan teorema ini, dia
sangat gembira sehingga dia mempersembahkan seekor
lembu untuk para dewa.
Teorema ini telah digunakan selama berabad-abad oleh orang Babilonia dan
Mesir. Ini diilustrasikan pada tablet Babilonia berusia 4000 tahun ini, yang
menunjukkan persegi dan diagonal-diagonalnya. Angka-angka pada tablet ini
menggunakan penomoran dasar enam puluh dan menunjukkan bahwa orang
37
Babilonia telah menghitung nilai √2 hingga beberapa tempat desimal. √2 sama
24
dengan 1 ditambah desimal dan desimal ini dalam basis enam puluh adalah +
60
51 10
+ 603 , yang ditulis dalam angka Babilonia pada tablet.
602
Contoh 1:
Temukan akar kuadrat utama dan akar kuadrat negative dari setiap bilangan.
1
1. 49 2. 20.25 3. .64 4. 4
Solusi :
1 1
1. 7, -7 2. 4.5, -4.5 3. .8, -.8 4. 2, -2
Lambang akar kuadrat utama dari bilangan 𝑏 adalah √𝑏. Simbol √ disebut tanda
radikal dan pertama-tama dilambangkan dengan huruf r, kemudian dengan √, dan
terakhir dengan √. Akar kuadrat negatif dari b ditulis sebagai −√𝑏.
Untuk setiap bilangan non-negatif 𝒃, √𝒃 × √𝒃 = 𝒃
38
Contoh 2:
Evaluasi bilangan berikut.
1. √14 × √14 2. (√6)2 3. √9 × √9
Solusi :
1. 14 2. 6 3. 9
Akar kuadrat dari bilangan kuadrat (1, 4, 9, 16, 25, dll.) adalah bilangan bulat. Akar
kuadrat dari semua bilangan bulat lainnya yang lebih besar dari nol (√2, √3,
√4, √5, √6, √7, √8, dll.) adalah irasional. Angka-angka ini semua memiliki desimal
yang tidak berulang. Jika angka kuadrat dimasukkan ke dalam kalkulator dan tombol
akar kuadrat √𝑥 ditekan, layar akan menampilkan akar kuadrat utama dari angka
tersebut. Jika akar kuadrat dari bilangan tersebut irasional, desimal yang muncul di
layar akan menjadi perkiraan.
Contoh 3:
Klasifikasikan setiap bilangan sebagai rasional atau irasional. Jika rasional, evaluasi
akar kuadratnya; jika irasional, carilah aproksimasi ke persepuluhan terdekat.
1. √81 2. √10 3. √30
4
4. √9 5. √18 6. √. 16
Solusi :
1. Rasional, 9
2. Irasional, sekitar 3.2
3. Irasional, sekitar 5.5
2
4. Rasional, 3
Meskipun kita tidak dapat menulis desimal lengkap untuk bilangan irasional,
bilangan ini tidak boleh dianggap misterius atau ilusif. Mereka adalah panjang
segmen garis, seperti yang diilustrasikan oleh segitiga pada Gambar 6.47 di halaman
berikutnya. Kaki segitiga pertama masing-masing memiliki panjang 1, jadi, menurut
39
teorema Pythagoras, sisi miringnya adalah √2. Kaki-kaki segitiga tengah memiliki
panjang 1 dan √2, dan sisi miringnya √3. Pada segitiga ketiga, kaki-kaki panjang √2
dan √3 digunakan untuk mendapatkan sisi miring √5. Segmen garis dengan panjang
√6, √7, √8, dll., dapat dibangun dengan cara yang sama. Panjang sisi miring dari
segitiga-segitiga ini, √2, √3, dan √5, ditunjukkan pada garis bilangan di bawah
segitiga pada Gambar 6.47. Periksa lokasi angka-angka ini pada garis angka dengan
menggunakan tepi selembar kertas untuk menandai panjang √2, √3, dan √5 dari
segitiga.
Gambar 6.47
2 2 2 2 2
12 + 12 = (√2) (√2)2 + 12 = (√3) (√3) + (√2) = (√5)
1+1= 2 2+1=2 3+2=5
Contoh 4:
Cari panjang masing-masing sisi miring.
1. 2.
Solusi :
1. 32 + 72 = √58 2. 22 + 52 = √29
Contoh 5 :
Tandai perkiraan lokasi panjang setiap sisi miring dari Contoh 4 pada garis bilangan
berikut.
40
Solusi :
1. Untuk sepersepuluh terdekat, √58 adalah 7.6, yaitu 1 persepuluh di luar 7.5 pada
garis bilangan.
2. Untuk sepersepuluh terdekat, √29 adalah 5.4, yaitu 1 persepuluh sebelum 5.5
pada garis bilangan.
3
Akar pangkat tiga dari suatu bilangan n ditulis sebagai √𝑛. Ini adalah bilangan s
sehingga s × s × s sama dengan n. Akar pangkat tiga dari pangkat tiga sempurna, 1,
8, 27, 64, dst. adalah bilangan bulat. Akar pangkat tiga dari semua bilangan bulat
lainnya adalah bilangan irasional. Misalnya, akar pangkat tiga dari 4, 10, dan 35
adalah desimal tak berulang. Perkiraan lokasi mereka ditunjukkan pada garis
bilangan pada Gambar 6.48. Kubus desimal ini untuk melihat seberapa dekat Anda
dengan 4, 10, dan 35.
Gambar 6.48
Contoh 6 :
Klasifikasikan setiap bilangan sebagai rasional atau irasional. Jika rasional, cari akar
pangkat tiga; jika irasional, carilah aproksimasi ke persepuluhan terdekat.
3 3 3
1. √30 2. √125 3. √100
Solusi :
1. Irasional, sekitar 3.1
2. Rasional, 5
3. Irasional, sekitar 4.6
Selain akar kuadrat dan akar pangkat tiga, untuk bilangan positif b, akar keempat
4 4 5 5
dari b adalah √𝑏 dan ( √𝑏) 4 = 𝑏; akar kelima dari b adalah √𝑏 dan ( √𝑏) 5 = 𝑏; dll.
𝑛
Secara umum, akar ke-n dari bilangan positif b ditulis sebagai √𝑏, atau dinyatakan
41
1
dalam bentuk eksponensial sebagai 𝑏 𝑛 , dan n disebut indeks. Perhatikan bahwa
untuk akar kuadrat (√10, √3, dll.) indeks 2 tidak ditulis. Selanjutnya, karena
3
dimungkinkan untuk memiliki akar ganjil dari bilangan negatif, misalnya √−8 = −2
karena (−2)2 = −8, definisi berikut dinyatakan dalam dua bagian, yaitu:
Akar ke-n (1) Untuk b ≥ 0 dan bilangan bulat positif n, atau (2) Untuk 𝑏 < 0 dan
bilangan bulat positif ganjil n.
𝒏 1
𝒏 𝑛
( √𝑏) = 𝑏 dan √𝑏 = 𝑏 𝑛
Beberapa kalkulator memiliki kunci untuk menemukan akar (akar kubus, akar
keempat, dll.). Satu notasi umum untuk kunci ini adalah 𝑥√𝑦 . Berikut adalah
Kalkulator Anda mungkin tidak memiliki kunci untuk akar ( 𝑥√𝑦 ), tetapi mungkin
42
Demikian pula, akar kuadrat dapat diperoleh dengan menaikkan angka ke pangkat
1
1
. Penekanan tombol berikut menggunakan fakta bahwa √60 = 602 . Perhatikan
2
1
bahwa 2 dapat diganti dengan .5.
D. Bilangan Asli
Bilangan irasional dan bilangan rasional bersama-sama membentuk himpunan
bilangan real. Pada Gambar 6.49 menunjukkan hubungan di antara set angka yang
sudah dikenal. Himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional saling
lepas, dan gabungannya adalah himpunan bilangan real R. Bilangan rasional Q berisi
bilangan bulat Z = {0, ±1, ±2, ±3, . . .}, dan bilangan bulat berisi bilangan bulat W =
{0, 1, 2, 3, . . .}.
Dilihat dengan cara lain, himpunan W, Z, dan Q membentuk barisan himpunan
bagian dari R. Himpunan bilangan bulat terkandung dalam himpunan bilangan bulat,
W ⊂ Z; himpunan bilangan bulat terkandung dalam himpunan bilangan rasional, Z ⊂
Q; dan himpunan bilangan rasional terkandung dalam himpunan bilangan real, Q ⊂
R. (Catatan, Q berasal dari huruf pertama Quotient (hasil bagi) dan Z berasal dari
huruf pertama kata Jerman untuk angka, Zahlen.)
Gambar 6.49
Setiap bilangan bulat ada di semua himpunan W, Z, Q, dan R. Bilangan lain hanya
1
ada dalam satu, dua, atau tiga himpunan ini. Misalnya, ada dalam himpunan
7
bilangan rasional Q dan himpunan bilangan real R, tetapi tidak dalam himpunan
bilangan bulat W atau bilangan bulat Z.
43
Contoh 1 :
Gunakan huruf W, Z, Q, dan R untuk menunjukkan himpunan mana yang dimiliki
setiap angka.
1. -12 2. √15 3. .23 4. 130
𝟑
5. 6. ̅̅̅̅̅
. 27 7. √10 8. √25
𝟓
Solusi :
1. Z, Q, R 2. R 3. Q, R 4. W, Z, Q, R
5. Q, R 6. Q, R 7. R 8. W, Z, Q, R
44
Gambar 6.50
45
F. Operasi Bilangan Irasional
Pada awalnya sulit untuk membayangkan bagaimana melakukan operasi
aritmatika dengan bilangan yang tidak dapat diekspresikan persis dalam notasi
desimal. Salah satu solusinya adalah mengganti bilangan irasional dengan perkiraan
rasional. Daerah pada Gambar 6.51 memiliki luas 2 satuan persegi dan panjang
sisinya √2 satuan. Karena √2 ≈ 1.4, panjang total empat sisi adalah sekitar 4 × 1.4,
atau 5.6 satuan. Untuk banyak tujuan ini adalah akurasi yang cukup.
Gambar 6.51
Solusi lain adalah menulis produk dan jumlah dengan menggunakan bilangan
irasional. Total panjang sisi daerah pada Gambar 6.51 dapat ditulis sebagai 4√2, yang
berarti 4 kali √2.
46
Apakah 4 √2 bilangan rasional atau irasional?
Kita tahu bahwa 4 √2 adalah bilangan real,
jadi itu rasional atau irasional.
Gambar 6.52
47
Ini juga merupakan bilangan irasional, seperti yang dapat dibuktikan
dengan argumen yang serupa dengan yang sebelumnya. Karena, jika kita
menganggap bahwa 3 + √5 adalah bilangan rasional dan dilambangkan
dengan s, maka s = 3 + √5 dan s - 3 = √5
Tetapi persamaan ini mengandung kontradiksi. Karena s dan -3 adalah bilangan
rasional, dengan properti yang lebih dekat untuk penambahan bilangan rasional,
jumlah mereka juga merupakan bilangan rasional. Tetapi √5 adalah bilangan
irasional. Jadi, asumsi bahwa 3 + √5 rasional adalah salah. Secara umum, jumlah
setiap bilangan rasional dan bilangan irasional adalah bilangan irasional. Jadi sekali
lagi, bilangan irasional tak terhingga dapat diperoleh dengan menambahkan
bilangan rasional ke bilangan irasional.
CONTOH J
Klasifikasikan setiap jumlah atau hasil kali sebagai rasional atau irasional, dan
jika rasional, evaluasilah ekspresi.
Total panjang sisi persegi pada Gambar 6.51 di halaman 422, dan segitiga pada
Gambar 6.52 dapat diperkirakan dengan menggunakan pendekatan bilangan
rasional untuk √2 dan √5. Namun, ada kasus di mana kita dapat menghitung
dengan bilangan irasional dan memperoleh bilangan rasional tanpa menggantinya
dengan aproksimasi desimal. Misalnya, kita tahu bahwa √2 x √2 = 2. Hal ini juga
dapat dilihat dengan melihat persegi pada Gambar 6.51. Luas persegi adalah √2
x √2, dan kita dapat melihat bahwa luasnya adalah 2 karena telah dibagi
menjadi empat yang lebih kecil setengah kotak, atau segitiga. Jadi, dalam
contoh ini produk dari dua bilangan irasional adalah bilangan rasional.
48
Mari kita perhatikan contoh lain dari produk dua bilangan
irasional. persegi panjang
pada Gambar 6.53 memiliki panjang √18 karena merupakan sisi miring dari
segitiga siku-siku yang kaki masing-masing memiliki panjang 3. Lebar persegi
panjang ini adalah √2. Luasnya, menurut rumus luas persegi panjang, panjang
kali lebar, adalah √18 x √2. Menggunakan metode kedua ini, kita dapat
menunjukkan luas ini menjadi 6 satuan persegi dengan membagi persegi
panjang menjadi dua bujur sangkar dan delapan setengah bujur sangkar, atau
segitiga (lihat daerah yang diarsir). Kedua metode mencari luas ini
menunjukkan bahwa √18 x √2 = 6. Contoh ini menggambarkan kasus di mana
produk dari dua bilangan irasional yang berbeda adalah bilangan rasional.
Gambar 6.53 3
Dalam contoh sebelumnya kita melihat bahwa √18 x √2 = 6. Tapi sejak 6 =
√36 = √18 x 2, kita melihat bahwa √18 x √2 = √18 x 2. Ini menggambarkan
bahwa hasil dari akar kuadrat dari dua bilangan sama dengan akar kuadrat
dari hasil kali kedua bilangan tersebut. Hasil ini dinyatakan dalam teorema
berikut.
49
CONTOH K
Hitung setiap produk dan tentukan apakah itu rasional atau
irasional.
CONTOH L
Tulis setiap akar kuadrat dalam bentuk yang disederhanakan.
50
Hasil bagi bilangan real, seperti 2 √3, sering ditulis sebagai
pecahan, seperti Ketika penyebut suatu pecahan mengandung
akar kuadrat, akar pangkat tiga, dll., terkadang perlu untuk
menemukan pecahan yang sama yang memiliki bilangan
rasional untuk penyebutnya. Proses penggantian penyebut yang
irasional dengan penyebut yang rasional disebut merasionalkan
penyebutnya. Penyebut dari dapat dirasionalkan dengan
menggunakan aturan dasar persamaan pecahan untuk
mengalikan pembilang dan penyebut dengan √3.
Solusi :
51
APLIKASI PEMECAHAN MASALAH
Untuk menyelesaikan masalah berikut, kami
menggunakan teorema Pythagoras dan fakta bahwa
panjang sisi persegi adalah akar kuadrat dari luasnya.
Coba selesaikan masalah ini sebelumnya Anda
membaca solusinya. Anda mungkin menemukan
strategi membuat tabel dan menemukan pola berguna
untuk mendapatkan solusi.
Masalah
Kuadrat bagian dalam pada sketsa berikut diperoleh
dengan menghubungkan titik tengah dari sisi alun-
alun luar. Jika proses ini membentuk kotak dalam
yang lebih kecil dengan menghubungkan
titik-titik tengah sisi-sisi bujur sangkar sebelumnya
dilanjutkan, berapakah dimensi dari persegi
kesembilan?
Pertanyaan 2:
Berapa panjang sisi persegi ketiga, dan berapa
luasnya??
52
Melaksanakan Rencana : Tabel berikut mencantumkan panjang sisi dan luas
dari: empat persegi pertama. Temukan pola dan prediksi luas persegi
kesembilan.
Pertanyaan 3: Berapa panjang sisi persegi kesembilan?
Melihat kembali : Anda mungkin telah memperhatikan bahwa luas setiap persegi
adalah setengah dari luas
persegi sebelumnya. Berdasarkan pola tersebut, luas persegi kesembilan adalah
64 1 satuan persegi. Jadi, panjang sisi persegi kesembilan adalah 364 1 5 1 8
satuan. Fakta bahwa daerah dari setiap kotak berikutnya berkurang setengahnya
ditunjukkan oleh gambar berikut.
Jawaban untuk Pertanyaan 1–4 1. Panjang h sisi persegi kedua (lihat kotak merah
di bawah) adalah sisi miring dari segitiga yang panjang sisinya 1. Panjang sisi
miringnya adalah , dan luas persegi kedua adalah = 2.
53
2. Panjang k dari sisi-sisi bujur sangkar ketiga adalah sisi miring dari sebuah
segitiga yang panjang sisi-sisinya 2 . Panjang sisi miring adalah 1, dan luas
persegi ketiga adalah 1.
Ketiga persegi
Teori Pitagoras
54
REVIEW MATERI
1. Desimal
a. Kata desimal berasal dari bahasa latin decem, artinya 10.
b. Banyaknya angka di sebelah kanan desimal titik disebut jumlah tempat desimal.
c. Nilai tempat di sebelah kanan koma desimal menurunkan pangkat 10.
d. Kotak Desimal dan garis bilangan adalah visual model untuk desimal.
e. Pertidaksamaan untuk desimal kurang dari 1 dapat ditentukan dengan
membandingkan angka persepuluhnya. Jika ini adalah sama, bandingkan digit
keseratusnya, dll.
2. Bilangan rasional
a. Setiap bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk dimana b 0 dan a dan b
adalah bilangan bulat, disebut rasional nomor.
b. Setiap bilangan rasional dapat direpresentasikan sebagai desimal yang
berakhir atau berulang.
c. Setiap desimal berakhir atau berulang dapat ditulis sebagai bilangan
rasional dalam bentuk .
d. Bilangan rasional dalam suku terkecil dapat ditulis sebagai desimal
terminasi jika dan hanya jika b hanya memiliki 2s atau 5s dalam faktorisasi
primanya.
e. Blok angka berulang dalam desimal berulang disebut pengulangan.
f. Bilangan rasional padat. Yaitu antara setiap dua bilangan seperti itu selalu
ada bilangan rasional lain.
g. Operasi penjumlahan dan perkalian pada nhimpunan bilangan rasional
memenuhi 11 sifat bilangan yang dinyatakan dalam Bagian 6.2.
55
3. Operasi dengan desimal
a. Kotak Desimal menyediakan model visual untuk operasi desimal
dan dapat digunakan untuk menunjukkan kesamaan antara operasi
ini dan operasi pada bilangan bulat.
b. Algoritma pensil-dan-kertas untuk desimal dapat diilustrasikan dengan
menghitung dengan pecahan.
c. Untuk menghitung produk desimal dan positif pangkat 10, pindahkan
koma desimal satu tempat ke hak untuk setiap faktor 10.
d. Untuk membagi desimal dengan pangkat positif 10, pindahkan titik
desimal satu tempat ke kiri untuk masing-masing kekuatan 10.
4. Perhitungan mental
a. Produk dan hasil bagi desimal dapat dihitung secara mental dengan
menghitung dengan bilangan bulat dan kemudian mencari titik desimal.
b. Nomor yang kompatibel adalah teknik menggunakan pasangan angka yang
sangat cocok untuk perhitungan mental. Dalam komputasi dengan desimal
itu adalah terkadang nyaman untuk menggunakan pecahan setara dalam
tempat desimal.
c. Substitusi adalah teknik mengganti desimal atau persen dengan jumlah
atau selisih dua desimal atau persen.
d. Add-up adalah teknik untuk mendapatkan perbedaan dari dua desimal
dengan menjumlahkan dari yang lebih kecil ke desimal yang lebih besar.
5. Estimasi
a. Angka yang kompatibel adalah teknik penghitungan estimasi dengan
mengganti satu atau lebih angka dengan perkiraan nomor yang kompatibel.
b. Pembulatan adalah teknik mengganti satu atau kedua angka dalam
perhitungan dengan perkiraan angka.
c. Estimasi front-end adalah teknik menggunakan memimpin angka
bukan nol untuk mendapatkan perkiraan kasar.
56
7. Notasi ilmiah
a. Metode penulisan bilangan sebagai hasil kali a bilangan dari 1
sampai 10 dan pangkat 10 disebut notasi ilmiah.
b. Bila suatu bilangan ditulis dalam notasi ilmiah, maka bagian dari 1
sampai 10 disebut mantissa dan the eksponen 10 disebut
karakteristik.
8. Bilangan asli
a. Sebuah desimal tak berulang tak terbatas disebut bilangan
irasional.
b. Akar kuadrat utama dari bilangan positif b adalah dilambangkan
dengan dan didefinisikan sebagai positif bilangan yang jika
dikalikan dengan bilangan itu sendiri menghasilkan b.
c. Untuk setiap bilangan positif b dan semua bilangan bulat positif
bilangan disebut akar ke-n dari b dan didefinisikan oleh
= b.
d. Bilangan rasional bersama-sama dengan irasional bilangan
membentuk himpunan bilangan real.
e. Selain sebelas properti nomor yang disebutkan untuk bilangan
rasional, bilangan real memiliki properti kelengkapan: semua
segmen garis dapat diukur dengan bilangan real.
f. Jumlah atau produk dari bilangan rasional bukan nol dan bilangan
irasional adalah bilangan irasional.
g. Untuk sembarang bilangan positif a dan b, .
h. Proses penggantian penyebut yang tidak rasional dengan
penyebut yang rasional disebut merasionalkan penyebutnya.
57
LATIHAN SOAL
58
indira
by - -
0 %
SIMILARITY INDEX
0%
INTERNET SOURCES
0%
PUBLICATIONS
0%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1. Mengenal 1.1 Memahami bacaan dan peulisan Bab I. Desimal dan Bilangan
pecahan dan desimal Rasional
bilangan desimal, 1.2 Memahami model-model untuk
serta dapat desimal 1 Membaca dan menulis desimal
melakukan 1.3 Memahami garis pada bilangan 2 Model untuk desimal
penambahan dan 1.4 Memahami konsep kesetaraan 3 Garis bilangan
pengurangan desimal 4 Kesetaraan desimal
pecahan 1.5 Memahami konsep ketimpangan 5 Ketimpangan desimal
berpenyebut desimal 6 Angka rasional
sama 1.6 Memahami konsep angka pada 7 Bilangan rasional
bilangan rasional 8 Pembulatan desimal
1.7 Memahami konsep pada bilangan
rasional
1.8 Memahami konsep pembulatan
pada desimal