Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN BAHASA INDONESIA

Nama Kelompok 4
1. Cindy Akeyla
2. Figo Dwi Nanda
3. M. Reyhan
4. Rara Prastiwi

Dosen Pembimbing : Riyanto, M.pd

TAHUN AJARAN 2019/2020


UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 1
B. Rumusan ………………………………………………………………………….. 2
C. Tujuan …………………………………………………………………………….. 3

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Penulisan Angka Bilangan ……………………………………………………….. 4
B. Penulisan Tanda Baca ……………………………………………………………. 5
C, Singkatan ………………………………………………………………………… 6
D. Akronim …………………………………………………………………………. 7

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita mendengar dan menjuampai orang-orang
yang sulit mengungkapkan apa yang dalam pikirannya. Kita pun juga sering menjuampai banyak
orang-orang yang boros pemakian sebuah kata, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti.
Oleh karena itu, agar kita tidak seperti dua hal tersebut, maka kita harus mengetahui pentingnya
peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah kata mengandung makna bahwa sebuah kata mengungkapkan gagasan. Kata
adalah alat untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Semakin
banyak kata yang kita kuasai semakin banyak juga ide atau gagasan yang kita kuasai dan
sanggup kita ungkapkan. Manusia berkomunikasi lewat Bahasa, agar saling memahami antara
pembicara dan pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu factor penentu
dalam komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian penulisan angka bilangan ?
2. Bagaimana penggunaan pada penulisan tanda baca ?
3. Bagaimana pemakaian singkatan ?
4. Bagaimana penggunaan akronim ?
C. Tujuan
1. Mengetahui penulisan angka bilangan
2. Mengetahui cara penggunaan penulisan tanda baca
3. Mengetahui pemakaian singkatan
4. Mengetahui penggunaan akrnonim
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penulisan Angka bilangan


Pengertian Angka dan Bilangan
Dalam dunia matematika ada hal yang selalu kita temukan, yaitu angka dan bilangan. Dalam
penggunaan sehari-harinya angka dan bilangan dianggap dua hal yang sama. Namun
kenyataannya, kedua hal tersebut adalah dua entitas yang berbeda, yang memiliki pengertian,
fungsi dan penggunaan yang berbeda.

Angka adalah tanda atau lambang untuk menyatakan suatu bilangan. Sedangkan bilangan adalah
suatu unsur matematika yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan pencacahan.

Jenis-jenis Bilangan

1. Bilangan Nol
Bilangan nol adalah bilangan yang hanya terdiri dari bilangan nol, tanpa ada bilangan lainnya.
Contoh : {0}
2. Bilangan Asli
Bilangan asli terdiri dari bilangan positif yang dimulai dari bilangan 1 (satu) dan seterusnya.
Contoh : {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …, …, …, ….}
3. Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan nol, bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif.
Contoh : {…., -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ….}
4. Bilangan Prima
Bilangan prima terdiri dari bilangan yang tidak bisa dibagi oleh bilangan apapun selain bilangan
itu sendiri dan bilangan 1 (satu).
Contoh : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 39, 43, ….}
5. Bilangan Cacah
Bilangan cacah terdiri dari bilangan nol dan bilangan yang bernilai positif.
Contoh : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ….}
6. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan terdiri dari bilangan yang dinyatakan atau ditulis dengan bentuk a/b, dimana a
dan b adalah bilangan bulat, sedangkan b≠0. Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b
disebut penyebut.
Contoh : {½, ¼, ⅓, ⅔, ⅛, ⅝, ….}
7. Bilangan Rasional
Bilangan rasional terdiri dari bilangan bulat yang dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b, dan b≠0.
Contoh : {½, ¼, ….}
8. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional terdiri dari bilangan yang bukan termasuk kedalam bilangan rasional atau
bilangan yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan.
Contoh : {√2, √3, √5, √7, ….}
9. Bilangan Real
Bilangan real terdiri dari gabungan bilangan rasional dan irrasional.
Contoh : {½, ¼, √2, √3, √5, √7, ….}
10. Bilangan Positif
Bilangan positif terdiri dari bilangan yang bernilai positif selain bilangan nol.
Contoh : {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ½, ¼, ….}
11. Bilangan Negatif
Bilangan negatif terdiri dari bilangan selain nol yang bernilai negatif.
Contoh : {-5, -4, -3, -2, -1, -8, -12, -16, ….}
12. Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil terdiri dari bilangan bulat yang tidak habis jika dibagi dengan angka 2, atau dapat
dinyatakan dengan rumus 2n-1.
Contoh : {-9, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, ….}
13. Bilangan Genap
Bilangan genap terdiri dari bilangan bulat yang habis jika dibagi dengan angka 2.
Contoh : {-8, -6, -4, -2, 2, 4, 6, 8, 10, 12, ….}
14. Bilangan Komposit
Bilangan komposit terdiri dari bilangan yang tidak termasuk kedalam bilangan prima dan
bilangan asli yang nilainya lebih besar dari 1 (satu).
Contoh : {2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, ….}
15. Bilangan Riil
Bilangan riil terdiri dari bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal (berkoma).
Contoh : {½, ¼, √3, √5, √7, log 10, ….}
16. Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner terdiri dari bilangan yang dituliskan dengan satuan imajiner (i) yang
merupakan lambang bilangan baru.
Contoh : {i, 2i, 3i, 4i, 5i, 6i, 7i, 8i, 9i, ….}
17. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks terdiri dari bilangan yang dapat dinyatakan dengan rumus (a+bi), dimana a
adalah bilangan riil sedangkan bi adalah bilangan imajiner.
Contoh : {2-3i, 3-4i, 4-5i, 5-6i, ….}
18. Bilangan Romawi
Bilangan romawi merupakan sistem bilangan yang berasal dari bangsa romawi kuno, yang
penulisannya menggunakan huruf latin untuk menyatakan angka.
Contoh : {I=1, II=2, III=3, IV=4, V=5, VI=6, VII=7, VIII=8, IX=9, X=10, …}
19. Bilangan Kuadrat
Bilangan kuadrat terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil perkalian suatu bilangan
dengan bilangan itu sendiri sebanyak 2 kali, dimana bilangan kuadrat ini disimbolkan dengan
angka 2.
Contoh : {22, 32, 42, 52, 62, 72, 82, 92, 102, ….}

Penulisan Angka dan Bilangan


1. Untuk menyatakan nomor atau lambang bilangan, dapat ditulis dengan angka Romawi
atau Arab.
Contoh :

 Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …


 Angka Romawi : V=5000, M=1000 D=500, C=100, L=50, X=10, VIII=8, V=5, IV=4, III=3

2. Untuk menyatakan nilai nominal suatu uang.


Contoh :

 Ia menjual laptopnya seharga Rp. 2.000.000,00


 Ani menarik depositonya senilai $ 100

3. Untuk menyatakan jumlah atau kuantitas, ukuran (panjang, berat, isi, luas, volume).
Contoh :

 Dalam sebulan kami biasanya menghabiskan beras sebanyak 50 kg.


 Taman kota itu dibangun diatas lahan kosong seluas 800 meter persegi.
 Tamu undangannya berjumlah sekitar 1.500 orang

4. Untuk menyatakan satuan waktu.


Contoh :

 Kereta jurusan Bandung-Jakarta akan tiba pukul 12.00


 Penerbangan jakarta-bali ditempuh kurang lebih 2 jam 10 menit
 Ia akan berangkat ke Inggris, tanggal 12 Januari

5. Untuk melambangkan nomor kamar, rumah/hotel/apartemen, jalan pada alamat.


Contoh :

 Kami menginap di hotel Sangrila kamar nomor 132.


 Salah satu museum kebanggaan kota ini berada di Jalan Diponegoro No. 10.

6. Untuk memberi nomor bagian-bagian dari suatu buku/karangan, kitab suci, majalah,
surat kabar.
Contoh :

 Berita tentang pemilihan umum ada di halaman 8 surat kabar hari ini.
 Kami disuruh ibu guru mengerjakan semua latihan yang ada di halaman 102-104.

7. Untuk menuliskan lambang bilangan yang menggunakan huruf secara terpisah antar
bagian dan awalan (seperti per pada pecahan), maka penulisannya disatukan dengan
bagian lain yang berada setelah/di belakangnya.
Contoh :

 Korban gempa yang terjadi kemarin, 1% nya adalah anak-anak.


 Dari hasil survei yang kami buat, ¾ dari populasi penduduk memilih tinggal di perdesaan

8. Untuk menyatakan lambang bilangan tingkat dari angka Romawi, dapat ditulis dengan
memakai tanda hubung (ke-) kemudian diikuti dengan angka atau dirangkaikan
penulisannya jika angka tersebut dinyatakan dengan kata.
Contoh :

 Abad millenium dimulai dari abad ke-20 Masehi.


 Dia merupakan pemain bulu tangkis peringkat ke-7 tingkat dunia.

9. Untuk menyatakan lambang bilangan yang ditambahkan dengan imbuhan akhiran -an,
penulisannya memakai tanda hubung setelah angka (seperti : …-an) atau dapat
dirangkaikan jika angka tersebut dinyatakan dengan kata.
Contoh :

 Gelanggang olahraga ini sanggup menampung sekitar 1300-an penonton.


 Sebanyak 500-an orang telah terdaftar sebagai anggota perkumpulan ini.

10. Untuk menyatakan lambang bilangan yang terletak di awal kalimat, ditulis dengan
huruf dan jika diperlukan susunan kalimatnya dapat dirubah.
Contoh :

 Dua ratus pasang sepatu disumbangkan dalam acara bakti sosial kemarin.
 Dua orang peserta dinyatakan gugur karena terbukti menggunakan obat-obat terlarang.

11. Untuk menyatakan angka dari suatu bilangan utuh besar agar mudah dieja dan
dibaca.
Contoh :

 Total sumbangan yang terkumpul untuk korban gempa bumi itu adalah sebesar 650 juta rupiah.
 Pembangunan jalan layang ini memakan biaya sekitar 120 milyar rupiah.

12. Untuk bilangan yang terdiri dari angka dan huruf, tidak ditulis secara sekaligus
keduanya kecuali dalam penulisan suatu dokumen resmi (seperti akta dan kuitansi).
Contoh :

 Bulan lalu salesman itu menjual dua unit mobil seharga tiga miliar rupiah
 Asuransinya senilai 100 jta rupiah sudah cair tadi siang.

13. Untuk bilangan yang menyatakan suatu jumlah atau bilangan ordinal, ditulis serangkai
dengan angka.
Contoh :

 Uang muka untuk sewa apartemen itu tertulis Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
 karena lalai, ia di denda senilai Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
14. Untuk menyatakan suatu urutan, ditulis serangkai dengan angka. Jika menggunakan
angka Romawi maka bilangan tersebut ditulis sendirian (berdiri sendiri). Jika
menggunakan angka Arab, maka ditulis diawali kata hubung ke-.
Contoh :

 Angka Arab : abad ke-21


 Angka Romawi : abad XXI

B. Penulisan Tanda Baca


Tanda baca seperti tanda titik (.), koma (,), tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pastinya
sudah tidak asing bagi teman-teman. Di dalam sebuah kalimat, sangat mudah sekali teman-teman
menemukan tanda-tanda baca tersebut. Namun selain empat tanda baca itu, ternyata masih ada
beberapa tanda baca yang penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah
kalimat.

Pemakaian dan penulisan tanda baca memang terkesan sepele, namun jika tidak
tepat, makna dari sebuah kalimat bisa berubah. Karena hal tersebutlah, penting mengetahui
berbagai penulisan dan pemakaian tanda baca-tanda baca yang ada dalam bahasa Indonesia,
seperti di bawah ini.

Tanda Titik (.)


Tanda baca yang satu ini hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Menjadi
penanda akhir dari rangkaian kata, tanda titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat. Namun,
ada juga beberapa penulisan dan pemakaian tanda baca titik (.) lainnya yang harus kamu pahami.
 Dipakai untuk mengakhiri singkatan yang belum resmi. Sebagai contoh, tanda ini ditaruh
setelah yang merupakan singkatan yang terhormat, hlm. yang merupakan singkatan
dari halaman, ataupun a.n. yang merupakan singkatan dari atas nama.
 Tanda titik (.) tidak dipakai pada judul ataupun keterangan pengirim maupun tujuan pada
surat.
 Dipakai untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya,
contohnya S.Pd yang merupakan sarjana pendidikan, S.E yang merupakan sarjana
ekonomi, maupun S.Hum yang merupakan singkatan dari sarjana humaniora.
 Dipakai untuk mengakhiri angka ataupun huruf pada bentuk laporan ataupun tabel.
 Dipakai dalam daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan yang satu dengan yang
lain.
Contoh: Knight, John. 2001. Wanita Ciptaan Ajaib. Bandung: Indonesia Publishing House.
 Dipakai sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya dan
dipakai pada pembatas jam dan menit dalam hitungan waktu.
Contoh: Saat ini, jumlah penduduk Jakarta hampir menembus 11.000.000 jiwa.
Tanda Tanya (?)
Tidak terlalu sulit memakai dan meletakkan tanda baca yang satu ini dalam kalimat.
Berfungsi sebagai penunjuk kalimat tanya, tanda tanya kerap menggantikan posisi tanda titik (.)
di akhir kalimat. Hanya saja, jika (.) lebih mengarah pada kalimat pernyataan, tanda tanya (?)
cenderung mengarah pada kalimat yang bersifat pertanyaan.
Tanda Seru (!)
Satu lagi tanda baca yang sering menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat
adalah tanda seru (!). Tanda baca yang satu ini membentuk sebuah kalimat menjadi bersifat
perintah atau seruan. Akan tetapi, penggunaan tanda seru (1) juga biasa berfungsi untuk
menegaskan, mengajak, atau memengaruhi seseorang.
Tanda Koma (,)
Ada beberapa fungsi dari tanda koma (,) yang cenderung ditemukan dalam percakapan
ataupun kalimat sehari-hari. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda koma (,) yang
tepat dalam bahasa Indonesia.
 Menjadi pemerinci dalam sebuah kalimat yang memiliki subjek, objek, maupun keterangan
yang lebih dari dua. Pemakaiannya selalu berada di akhir kata yang dirincikan. Khusus pada
kata terakhir, pastikan (,) berada sebelum dan maupun atau yang menjadi kata hubung.
Contoh: Ibu membeli ayam, telur, sayuran, dan bumbu dapur di pasar.
 Menjadi pemisah antara anak kalimat yang letaknya berada mendahului induk kalimat.
Contoh: Karena hujan lebat dan tidak membawa payung, Rina menjadi telat pulang ke rumah.
 Menjadi pemisah antara petikan kalimat langsung dengan kalimat utama. Jika petikannya
berada belakang pengujar, tanda koma (,) diletakkan sebelum petikan langsung. Namun, jika
petikan kalimat langsungnya mendahului pengujar, tanda koma (,) diletakkan di akhir
petikan, sebelum tanda kutip (“).
Contoh:
1. Melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah kuyub, ibu lantas berkata, “Kamu pasti
tidak bawa payung.”
2. “Kamu pasti tidak bawa payung,” kata ibu saat melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi
basah kuyub.
 Menjadi pemisah antara nama dengan gelar.
Contoh: Akhirnya, ia berhasil menjadi sarjana dan kini ia bergelar Ayuningtias, S.E.
 Menjadi pemisah nama pengarang yang dibalik pada daftar pustaka.
Contoh: Christian, Diego. 2016. Kepada Gema. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 Menjadi pembatas antara satu keterangan dengan keterangan lain yang ada di catatan kaki.
Contoh: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Rakyat, 150), hlm. 20.
 Mengapit keterangan tambahan di dalam kalimat.
Contoh: Pria yang hampir berusia 80 tahun tersebut, Pak Kusnan, rutin berjalan pagi keliling
kompleks tiap harinya.
Tanda Titik Dua (:)
Meskipun jarang ditemui pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda baca yang satu ini
masih penting digunakan dalam beberapa tipe tulisan, seperti berikut ini.
 Dipakai untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya.
Contoh: Menjelang tahun ajaran baru, ibu sibuk membelikan kamu perlengkapan
sekolah: seragam, sepatu, peralatan tulis, juga tas.
 Dipakai dalam dialog pada naskah drama yang membatasi antara pengujar dan kalimat yang
diucapkan.
 Dipakai sebagai batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam daftar pustaka.
 Dipakai sebagai pembatas keterangan dalam tulisan yang bersifat laporan.
Contoh:
Nama :
Tempat Tanggal lahir :
Alamat :
Tanda Titik Koma (;)
Pada dasarnya, tanda baca yang satu ini bersifat hampir sama dengan tanda koma (,) di
dalam kalimat. Namun, titik koma (;) baru digunakan jika ada dua penempatan tanda koma (,)
yang salah satunya bersifat lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya pada kalimat majemuk
yang memiliki rincian di dalamnya.
Contoh: Sebelum pergi berlibur; aku sudah menyiapkan berbagai perlengkapan yang
dibutuhkan, mulai dari pakaian, tiket hotel, kamera, sampai peralatan mandi.
Tanda Hubung (-)
Tanda baca yang satu ini juga termasuk yang sering dijumpai penggunaannya dalam
kalimat sehari-hari. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang membaut tanda hubung harus
dicantumkan dalam sebuah kalimat.
 Dipakai sebagai penghubung antara kata-kata yang mengalami pengulangan.
Contoh: Anak-anak bermain di taman hingga menjelang senja.
 Dipakai sebagai penghubung antara imbuhan Indonesia dengan kata asing.
Contoh: Riasan wajahnya begitu rapi karena di-make up langsung oleh perias profesional.
Tanda Pisah (—)
Sepintas tanda baca yang satu ini mirip dengan tanda hubung (-), hanya saja bentuknya
lebih panjang. Namun, tentu penggunaannya berbeda. Berikut ini adalah pemakaian dan
penulisan tanda pisah (—) yang tepat dalam bahasa Indonesia.
 Seperti fungsi tanda koma (,); tanda baca yang satu ini juga dipakai sebagai pengapit
keterangan tambahan dalam sebuah kalimat.
 Menjadi pengganti kata sampai atau hingga dalam keterangan waktu.
Contoh: Acara perpisahan pada malam itu berlangsung pukul 20.00—23.00.
Tanda Petik (‘…’)
Ada dua pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di bahasa Indonesia, seperti
berikut ini.
 Dipakai mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya.
 Dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam kalimat.
Tanda Kutip (“…”)
Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Hanya
saja, fungsinya jauh berbeda dari tanda petik. Beberapa pemakaian tanda kutip (“…”) yang tepat
kalimat di bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
 Dipakai untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul karangan lain
yang berlum diterbitkan.
Contoh: Skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Dongeng-dongeng Nusantara dengan
Cerita Rakyat dari Negara Lain”.
 Dipakai sebagai pengapit kalimat langsung.
Contoh: Pak RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran kebersihan akan
ditingkatkan menjadi dua kali lipat daripada semulai.”
Tanda Garis Miring (/)
Sering dianggap sebagai tanda baca yang kurang formal, sebenarnya garis miring (/)
punya peran penting dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu,
pada dasarnya fungsi tanda baca ini adalah menggantikan kata tiap

C. Singkatan
Singkatan adalah bentuk pendek dari suatu kata, terdiri dari satu huruf atau lebih.
Singkatan berbeda dengan akronim. Soal akronim, insya Allah akan dibahas pada kesempatan
lain. Macam-Macam Penggunaan Singkatan
Singkatan digunakan dalam beberapa ragam lisan dan tulisan. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai macam-macam penggunaan singkatan tersebut:

1. Singkatan nama orang, nama gelar, jabatan, dan pangkat dengan diikuti dengan titik di
belakang tiap-tiap singkatan itu.

Contoh:
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
M.Hum = Magister Humaniora
S.E = Sarjana Ekonomi

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta
dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata, ditulis dengan kapital dan tidak
diikuti dengan titik.

Contoh:
DPR = Dewan perwakilan Rakyat
PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia.

3. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf, diikuti dengan tanda titik.

Contoh:
jmlh. = jumlah
tgl. = tanggal
hlm. = halaman

4. Singkatan dari gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf, diakhiri dengan tanda titik.

Contoh:
dll. = dan lain lain
yth. = yang terhormat
ybs. = yang bersangkutan
dlsb. = dan lain sebagainya

5. Singkatan gabungan kata yang terdiri dari dua huruf. Lazimnya dicantumkan dalam surat-
menyurat. Masing-masing huruf diikuti oleh tanda titik.

Contoh:
a.n. = atas nama
d.a. = dengan alamat

6. Singkatan untuk lambang kimia, satuan takaran, timbangan, ukuran, dan mata uang. Jenis
singkatan ini tidak diikuti oleh tanda titik.

Contoh:
cm = sentimeter
kg = kilogram
Rp = rupiah
kVA = kilovolt-ampere

Nah, itulah pengertian sekaligus contoh dan macam-macam singkatan. Artikel di atas
dikembangkan dari buku Pedoman Umum EYD dan Dasar-Dasar pembentukan Istilah yang
diterbitakan oleh Diva Press, Jogjakarta, tahun 2011. Buku ini menjelaskan banyak hal mengenai
dasar-dasar tata bahasaIndonesia.

Aturan Pengunaan Singkatan dalam Tulisan


Banyaknya penggunaan singkatan dalam tulisan maupun percakapan sehari-hari dapat membuat
pembaca atau pendengar merasa bingung karena tidak semua singkatan dikenal oleh mereka.
Karenanya, dalam penulisan resmi, ada aturan khusus terkait penggunaan singkatan. Aturan
tersebut berupa keharusan menyebutkan kepanjangan dari singkatan. Penyebutan kepanjangan
ini hanya satu kali dan berada di paling awal, di mana singkatan tersebut dicantumkan. Jika
dalam tulisan tersebut terdapat banyak singkatan yang sama, maka hanya di singkatan paling
awal yang disertakan kepanjangannya.

Contoh:

Bambang Widjojanto (BW) meminta pihak kepolisian untuk menyerahkan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP). Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, BW belum akan memenuhi
panggilan kepolisian untuk menjalani pemeriksaan. Menurutnya, BAP dibutuhkan untuk
mengetahui detail pasal-pasal yang disangkakan kepadanya.
Penjelasan contoh di atas adalah sebagai berikut:
Nama Bambang Widjojanto (kepanjangan) harus dicantumkan di awal peletakan singkatan. Dan
pada singkatan kedua dan setelahnya tidak usah dicantumkan, cukup singkatannya saja (BW).
Demikian juga dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

D. Akronim
Akronim adalah kependekan yang berupa suatu gabungan dari huruf atau suku kata,
maupun bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Ada juga yang
bilang bahwa akronim ini adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata.

Macam-Macam Akronim
1. Akronim dari nama diri yang berupa dari gabungan huruf awal dari kata. Pada akronim ini
semuanya ditulis dengan huruf kapital.

Contohnya:

 SIM (Surat Izin Mengemudi)


 ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
 STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
 BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor)

2. Akronim dari nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata. Pada jenis akronim ini, pada huruf awal ditulis dengan huruf kapital.

Contohnya:

 Kowani (Kongres Wanita Indonesia)


 Akabri (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
 Bulog (Badan Urusan Logistik)
 Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).

3. Akronim yang bukan nama diri, yang berupa gabungan dari gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret. Pada jenis akronim ini, semua kata di tulis
dengan huruf kecil.

Contohnya:

 pemilu (Pemilihan Umum)


 jurdil (jujur dan adil)
 cekal (cegah dan tangkal)
 rapim (rapat pimpinan).
Aturan Dalam Pembuatan Akronim
Dalam membuat sebuah akronim, terdapat aturan-aturan yang tidak boleh diabaikan. Berikut ini
yaitu aturan-aturan tersebut.

 Jumlah suku kata dalam sebuah akronim tidak boleh lebih dari kata yang sudah lazim
digunakan dalam bahasa Indonesia. Maksudnya yaitu tidak boleh lebih dari tiga suku kata.
 Akronim dibuat dengan melihat sebuah keserasian antara vokal dan konsonan yang sesuai
dengan pola kata bahasa Indonesia. Dibuat demikian agar lebih mudah untuk diingat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Ejaan adalah keseluruhan peraturan penggambaran lambang bunyi ujar suatu
bahasa dan berhubungan dengan lambang satu ke lambang yang lain baik penggabungan ataupun
dalampemisahan bahasanya. Ejaan di Indonesia diawali dengan ejaan. Aturan-aturan baku
penulisan ejaan diantaranya penggunaan huruf kapital, penulisan angka bilangan, penulisan tanda
baca, singkatan serta akronim.Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau
lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
has dalam bidang ilmu.
DAFTAR PUTAKA

https://dosenbahasa.com/penulisan-angka-dan-bilangan
https://www.studiobelajar.com/tanda-baca
http://jaddung.blogspot.com/2015/03/pengertian-dan-contoh-singkatan.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dan-macam-macam-akronim-
beserta-contohnya-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai