Nama Kelompok 4
1. Cindy Akeyla
2. Figo Dwi Nanda
3. M. Reyhan
4. Rara Prastiwi
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 1
B. Rumusan ………………………………………………………………………….. 2
C. Tujuan …………………………………………………………………………….. 3
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Penulisan Angka Bilangan ……………………………………………………….. 4
B. Penulisan Tanda Baca ……………………………………………………………. 5
C, Singkatan ………………………………………………………………………… 6
D. Akronim …………………………………………………………………………. 7
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 8
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita mendengar dan menjuampai orang-orang
yang sulit mengungkapkan apa yang dalam pikirannya. Kita pun juga sering menjuampai banyak
orang-orang yang boros pemakian sebuah kata, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti.
Oleh karena itu, agar kita tidak seperti dua hal tersebut, maka kita harus mengetahui pentingnya
peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah kata mengandung makna bahwa sebuah kata mengungkapkan gagasan. Kata
adalah alat untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Semakin
banyak kata yang kita kuasai semakin banyak juga ide atau gagasan yang kita kuasai dan
sanggup kita ungkapkan. Manusia berkomunikasi lewat Bahasa, agar saling memahami antara
pembicara dan pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu factor penentu
dalam komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian penulisan angka bilangan ?
2. Bagaimana penggunaan pada penulisan tanda baca ?
3. Bagaimana pemakaian singkatan ?
4. Bagaimana penggunaan akronim ?
C. Tujuan
1. Mengetahui penulisan angka bilangan
2. Mengetahui cara penggunaan penulisan tanda baca
3. Mengetahui pemakaian singkatan
4. Mengetahui penggunaan akrnonim
BAB II
PEMBAHASAN
Angka adalah tanda atau lambang untuk menyatakan suatu bilangan. Sedangkan bilangan adalah
suatu unsur matematika yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan pencacahan.
Jenis-jenis Bilangan
1. Bilangan Nol
Bilangan nol adalah bilangan yang hanya terdiri dari bilangan nol, tanpa ada bilangan lainnya.
Contoh : {0}
2. Bilangan Asli
Bilangan asli terdiri dari bilangan positif yang dimulai dari bilangan 1 (satu) dan seterusnya.
Contoh : {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …, …, …, ….}
3. Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan nol, bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif.
Contoh : {…., -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ….}
4. Bilangan Prima
Bilangan prima terdiri dari bilangan yang tidak bisa dibagi oleh bilangan apapun selain bilangan
itu sendiri dan bilangan 1 (satu).
Contoh : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 39, 43, ….}
5. Bilangan Cacah
Bilangan cacah terdiri dari bilangan nol dan bilangan yang bernilai positif.
Contoh : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ….}
6. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan terdiri dari bilangan yang dinyatakan atau ditulis dengan bentuk a/b, dimana a
dan b adalah bilangan bulat, sedangkan b≠0. Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b
disebut penyebut.
Contoh : {½, ¼, ⅓, ⅔, ⅛, ⅝, ….}
7. Bilangan Rasional
Bilangan rasional terdiri dari bilangan bulat yang dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b, dan b≠0.
Contoh : {½, ¼, ….}
8. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional terdiri dari bilangan yang bukan termasuk kedalam bilangan rasional atau
bilangan yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan.
Contoh : {√2, √3, √5, √7, ….}
9. Bilangan Real
Bilangan real terdiri dari gabungan bilangan rasional dan irrasional.
Contoh : {½, ¼, √2, √3, √5, √7, ….}
10. Bilangan Positif
Bilangan positif terdiri dari bilangan yang bernilai positif selain bilangan nol.
Contoh : {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ½, ¼, ….}
11. Bilangan Negatif
Bilangan negatif terdiri dari bilangan selain nol yang bernilai negatif.
Contoh : {-5, -4, -3, -2, -1, -8, -12, -16, ….}
12. Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil terdiri dari bilangan bulat yang tidak habis jika dibagi dengan angka 2, atau dapat
dinyatakan dengan rumus 2n-1.
Contoh : {-9, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, ….}
13. Bilangan Genap
Bilangan genap terdiri dari bilangan bulat yang habis jika dibagi dengan angka 2.
Contoh : {-8, -6, -4, -2, 2, 4, 6, 8, 10, 12, ….}
14. Bilangan Komposit
Bilangan komposit terdiri dari bilangan yang tidak termasuk kedalam bilangan prima dan
bilangan asli yang nilainya lebih besar dari 1 (satu).
Contoh : {2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, ….}
15. Bilangan Riil
Bilangan riil terdiri dari bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal (berkoma).
Contoh : {½, ¼, √3, √5, √7, log 10, ….}
16. Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner terdiri dari bilangan yang dituliskan dengan satuan imajiner (i) yang
merupakan lambang bilangan baru.
Contoh : {i, 2i, 3i, 4i, 5i, 6i, 7i, 8i, 9i, ….}
17. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks terdiri dari bilangan yang dapat dinyatakan dengan rumus (a+bi), dimana a
adalah bilangan riil sedangkan bi adalah bilangan imajiner.
Contoh : {2-3i, 3-4i, 4-5i, 5-6i, ….}
18. Bilangan Romawi
Bilangan romawi merupakan sistem bilangan yang berasal dari bangsa romawi kuno, yang
penulisannya menggunakan huruf latin untuk menyatakan angka.
Contoh : {I=1, II=2, III=3, IV=4, V=5, VI=6, VII=7, VIII=8, IX=9, X=10, …}
19. Bilangan Kuadrat
Bilangan kuadrat terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil perkalian suatu bilangan
dengan bilangan itu sendiri sebanyak 2 kali, dimana bilangan kuadrat ini disimbolkan dengan
angka 2.
Contoh : {22, 32, 42, 52, 62, 72, 82, 92, 102, ….}
3. Untuk menyatakan jumlah atau kuantitas, ukuran (panjang, berat, isi, luas, volume).
Contoh :
6. Untuk memberi nomor bagian-bagian dari suatu buku/karangan, kitab suci, majalah,
surat kabar.
Contoh :
Berita tentang pemilihan umum ada di halaman 8 surat kabar hari ini.
Kami disuruh ibu guru mengerjakan semua latihan yang ada di halaman 102-104.
7. Untuk menuliskan lambang bilangan yang menggunakan huruf secara terpisah antar
bagian dan awalan (seperti per pada pecahan), maka penulisannya disatukan dengan
bagian lain yang berada setelah/di belakangnya.
Contoh :
8. Untuk menyatakan lambang bilangan tingkat dari angka Romawi, dapat ditulis dengan
memakai tanda hubung (ke-) kemudian diikuti dengan angka atau dirangkaikan
penulisannya jika angka tersebut dinyatakan dengan kata.
Contoh :
9. Untuk menyatakan lambang bilangan yang ditambahkan dengan imbuhan akhiran -an,
penulisannya memakai tanda hubung setelah angka (seperti : …-an) atau dapat
dirangkaikan jika angka tersebut dinyatakan dengan kata.
Contoh :
10. Untuk menyatakan lambang bilangan yang terletak di awal kalimat, ditulis dengan
huruf dan jika diperlukan susunan kalimatnya dapat dirubah.
Contoh :
Dua ratus pasang sepatu disumbangkan dalam acara bakti sosial kemarin.
Dua orang peserta dinyatakan gugur karena terbukti menggunakan obat-obat terlarang.
11. Untuk menyatakan angka dari suatu bilangan utuh besar agar mudah dieja dan
dibaca.
Contoh :
Total sumbangan yang terkumpul untuk korban gempa bumi itu adalah sebesar 650 juta rupiah.
Pembangunan jalan layang ini memakan biaya sekitar 120 milyar rupiah.
12. Untuk bilangan yang terdiri dari angka dan huruf, tidak ditulis secara sekaligus
keduanya kecuali dalam penulisan suatu dokumen resmi (seperti akta dan kuitansi).
Contoh :
Bulan lalu salesman itu menjual dua unit mobil seharga tiga miliar rupiah
Asuransinya senilai 100 jta rupiah sudah cair tadi siang.
13. Untuk bilangan yang menyatakan suatu jumlah atau bilangan ordinal, ditulis serangkai
dengan angka.
Contoh :
Uang muka untuk sewa apartemen itu tertulis Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
karena lalai, ia di denda senilai Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
14. Untuk menyatakan suatu urutan, ditulis serangkai dengan angka. Jika menggunakan
angka Romawi maka bilangan tersebut ditulis sendirian (berdiri sendiri). Jika
menggunakan angka Arab, maka ditulis diawali kata hubung ke-.
Contoh :
Pemakaian dan penulisan tanda baca memang terkesan sepele, namun jika tidak
tepat, makna dari sebuah kalimat bisa berubah. Karena hal tersebutlah, penting mengetahui
berbagai penulisan dan pemakaian tanda baca-tanda baca yang ada dalam bahasa Indonesia,
seperti di bawah ini.
C. Singkatan
Singkatan adalah bentuk pendek dari suatu kata, terdiri dari satu huruf atau lebih.
Singkatan berbeda dengan akronim. Soal akronim, insya Allah akan dibahas pada kesempatan
lain. Macam-Macam Penggunaan Singkatan
Singkatan digunakan dalam beberapa ragam lisan dan tulisan. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai macam-macam penggunaan singkatan tersebut:
1. Singkatan nama orang, nama gelar, jabatan, dan pangkat dengan diikuti dengan titik di
belakang tiap-tiap singkatan itu.
Contoh:
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
M.Hum = Magister Humaniora
S.E = Sarjana Ekonomi
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta
dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata, ditulis dengan kapital dan tidak
diikuti dengan titik.
Contoh:
DPR = Dewan perwakilan Rakyat
PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia.
3. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf, diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
jmlh. = jumlah
tgl. = tanggal
hlm. = halaman
4. Singkatan dari gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf, diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:
dll. = dan lain lain
yth. = yang terhormat
ybs. = yang bersangkutan
dlsb. = dan lain sebagainya
5. Singkatan gabungan kata yang terdiri dari dua huruf. Lazimnya dicantumkan dalam surat-
menyurat. Masing-masing huruf diikuti oleh tanda titik.
Contoh:
a.n. = atas nama
d.a. = dengan alamat
6. Singkatan untuk lambang kimia, satuan takaran, timbangan, ukuran, dan mata uang. Jenis
singkatan ini tidak diikuti oleh tanda titik.
Contoh:
cm = sentimeter
kg = kilogram
Rp = rupiah
kVA = kilovolt-ampere
Nah, itulah pengertian sekaligus contoh dan macam-macam singkatan. Artikel di atas
dikembangkan dari buku Pedoman Umum EYD dan Dasar-Dasar pembentukan Istilah yang
diterbitakan oleh Diva Press, Jogjakarta, tahun 2011. Buku ini menjelaskan banyak hal mengenai
dasar-dasar tata bahasaIndonesia.
Contoh:
Bambang Widjojanto (BW) meminta pihak kepolisian untuk menyerahkan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP). Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, BW belum akan memenuhi
panggilan kepolisian untuk menjalani pemeriksaan. Menurutnya, BAP dibutuhkan untuk
mengetahui detail pasal-pasal yang disangkakan kepadanya.
Penjelasan contoh di atas adalah sebagai berikut:
Nama Bambang Widjojanto (kepanjangan) harus dicantumkan di awal peletakan singkatan. Dan
pada singkatan kedua dan setelahnya tidak usah dicantumkan, cukup singkatannya saja (BW).
Demikian juga dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
D. Akronim
Akronim adalah kependekan yang berupa suatu gabungan dari huruf atau suku kata,
maupun bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Ada juga yang
bilang bahwa akronim ini adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata.
Macam-Macam Akronim
1. Akronim dari nama diri yang berupa dari gabungan huruf awal dari kata. Pada akronim ini
semuanya ditulis dengan huruf kapital.
Contohnya:
2. Akronim dari nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata. Pada jenis akronim ini, pada huruf awal ditulis dengan huruf kapital.
Contohnya:
3. Akronim yang bukan nama diri, yang berupa gabungan dari gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret. Pada jenis akronim ini, semua kata di tulis
dengan huruf kecil.
Contohnya:
Jumlah suku kata dalam sebuah akronim tidak boleh lebih dari kata yang sudah lazim
digunakan dalam bahasa Indonesia. Maksudnya yaitu tidak boleh lebih dari tiga suku kata.
Akronim dibuat dengan melihat sebuah keserasian antara vokal dan konsonan yang sesuai
dengan pola kata bahasa Indonesia. Dibuat demikian agar lebih mudah untuk diingat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Ejaan adalah keseluruhan peraturan penggambaran lambang bunyi ujar suatu
bahasa dan berhubungan dengan lambang satu ke lambang yang lain baik penggabungan ataupun
dalampemisahan bahasanya. Ejaan di Indonesia diawali dengan ejaan. Aturan-aturan baku
penulisan ejaan diantaranya penggunaan huruf kapital, penulisan angka bilangan, penulisan tanda
baca, singkatan serta akronim.Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau
lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
has dalam bidang ilmu.
DAFTAR PUTAKA
https://dosenbahasa.com/penulisan-angka-dan-bilangan
https://www.studiobelajar.com/tanda-baca
http://jaddung.blogspot.com/2015/03/pengertian-dan-contoh-singkatan.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dan-macam-macam-akronim-
beserta-contohnya-lengkap/