Anda di halaman 1dari 20

KELIPATAN DAN FAKTOR BILANGAN

TUTOR PENGAJAR :

ROZALINA, S.Ag, M.Pd.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4


DWI FEBRITA SARI (855786478)
DELA SAFITRI (856760342)
FATHONAH PERTIWI (855781081)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
20222
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT.


Atas limpahan rahmat dan karunianyak pada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis makalah ini
bertujuan salah satu tugas dari dosen mta kuliah Pendidikan
Matematika 1.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang
berkaitan dengan materi serta informasi dari berbagai media
yang berhubungan dengan materi. Tak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan
Matematika 1 atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini .
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan
pembaca. Dan penulis berharap bagi pembaca untuk dapat
memberikan pandangan dan wawasan agar makalh ini menjadi
lebih sempurna.

Banyuasin, 3 November 2022


Penulis,

Kelompok 4

²
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….4
1.1 Latar Belakan…………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….....4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………..5
1.4 Manfaat………………………………………………………….………5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..…..6
2.2 Pengenalan ciri-ciri Bilangan Ganjil dan Bilangan Bulat………..6
2.3 Kelipatan dan faktor suatu
bilangan………………………………..8
2.4 Kelipatan dan faktor persekutuan dari beberapa
Bilangan………………………………………………………………11
2.5 Bilangan prima………………………………………………………14
2.6 Mengidentifikasi bilangan prima……………………………………15
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..19
3,1 Kesimpilan……………………………………………………….........19
3.2 Saran…………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAK………………………………………………………….20

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah
bilangan. Pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan sangat
membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada materi
faktor dan kelipatan bilangan. Setelah mengenal operasi hitung penjumlahan
dan perkalian bilangan. Operasi-operasi hitung tersebut harus benar-benar
kamu pahami karena akan kita gunakan dalam mempelajari kelipatan dan
faktor bilangan. Faktor dan kelipatan bilangan sudah diajarkan dari tingkat SD
sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep matematika
SMA sampai Perguruan tinggi.
Kelipatan suatu bilangan dapat didefinisikan sebagai hasil perkalian yang
dilakukan antara sebuah bilangan dengan bilangan asli. Bilangan asli tersebut
ialah 1, 2, 3, 4, 5, dan lain lain. Biasanya kita tidak menemukan angka nol
dalam bilangan asli. Bahkan bilangan negatif sekalipun juga tidak dapat kita
temukan dalam bilangan asli.
Definisi kelipatan persekutuan dapat diartikan sebagai bilangan yang
mempunyai persamaan kelipatan dari dua atau lebih bilangan. Artinya dua
bilangan yang menghasilkan suatu kelipatan memiliki nilai yang sama.
Misalnya pada bilangan kelipatan 2 dan 3 menghasilkan persamaan kelipatan
pada bilangan 6, 12, dan 18.
Definisi faktor persekutuan dapat diartikan sebagai bilangan yang
mempunyai persamaan faktor dari dua atau lebih bilangan. Sama dengan
kelipatan persekutuan yang membedakannya hanya pada faktor persekutuan
yang digunakan. Bilangan 12 dan 4 memiliki bilangan persekutuan 1, 2, dam
4.
bilangan prima adalah bilangan bulat yang memiliki dua faktor yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri. Artinya bilangan prima adalah bilangan yang hanya dapat
dibagi oleh dua bilangan yaitu bilangan 1 dan dirinya sendiri, tanpa bisa
dibagi oleh bilangan lain.

1.2. Rumusan Masalah


3 Bagaimana cara membedakan bilangan genap dan bilangan ganjil?
4 Bagaimana menentukan kelipatan dan faktor suatu bilangan?
5 Bagaimana cara mencari kelipatan dan faktor persekutuan dari beberapa
bilangan?
6 Apa yang dimaksud bilangan prima?
7 Bagaimana cara mengidentifikasi bilangan prima?

4
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengenali ciri-ciri bilangan genap dan bilangan ganjil.
2. Memahami mendeskripsikan konsep kelipatan dan faktor
bilangan.
3. Memahami konsep kelipatan persekutuan dan faktor
persekutuan.
4. Mengetahui bilangan prima.
5. Memahami cara mengidentifikasi bilangan prima.

1.4. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah bisa membedakan
bilangan genap dan bilangan ganjil. Serta dapat memahami
konsep dari kelipatan dan faktor persekutuan dari suatu bilangan.
Dan memahami apa itu bilangan prima dan cara mengidentifikasi
bilangan prima tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kelipatan dan Faktor Bilangan


a. Bilangan Genap dan Bilangan Ganjil
Definisi :
1. Bilangan asli yang tidak habis dibagi dua disebut bilangan ganjil.
2. Bilangan asli yang habis dibagi dua disebut bilangan genap.

Contoh:
a. 3, 5, 7, 9, 11, … adalah bilangan ganjil, sebab tidak habis
dibagi dua, karena jika dibagi dua menghasilkan sisa satu.
b. 4, 6, 8, 10, 12, …adalah bilangan genap, sebab habis dibagi
dua, atau jika dibagi dua hasilnya nol
Dari keadaan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa:
1. Bilangan ganjil adalah bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk
2k+1,dimana k adalah bilangan cacah.
2. Bilangan genap adalah bilangan yang dapat di tulis dalam bentuk
2k, dimana k adalah bilangan cacah.

Contoh:
a. 5= 2x2+1 jadi 5 adalah bilangan ganjil.
b. 7= 2x3+1 jadi 7 adalah bilangan ganjil.
c. 19= 2x9+1 jadi 19 adalah bilangan ganjil.
d. 2= 2x1 jadi 2 adalah bilangan genap.
e. 8= 2x4 jadi 8 adalah bilanhan genap.
f. 26= 2x13 jadi 16 adalah bilangan genap.

2. Sifat bilangan ganjil


Setelah mengenalkan kepada siswa tentang jenis bilangan ganjil dan genap,
selanjutnya anda dapat mengenal beberapa sifat dari bilangan tersebut.
Perhatikan penjumlahan tersebut:

6
3 + 7 = 10
1+5=6
13 + 25 = 38
17 + 13 = 30
Bilangan – bilangan apakah yang terletak di ruas kiri (di sebelah kiri
tanda sama dengan) dan bilangan- bilangan apakah yang terletak di ruas
kanan (di sebelah kanan tanda sama dengan)? Kepada siswa anda dapat
menjelaskan secara induktif dengan beberapa contoh seperti diatas dan
kemudian menyimpulkan bahwa jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan
genap.
Teorema 5.1
Jumlah dua bilangan ganjil adalah genap.
Bukti:
Misalkan p dan q masing masing bilangan ganjil, akan dibuktikan bahwa p+q
merupakan bilangan genap. Karena p dan q bilangan ganjil maka terdapat
bilangan cacah k dan h sehingga,,
P = 2k + 1
Q = 2h + 1
Jadi, p+q = (2k + 1) +(2h + 1)
= 2k + 2h + 2
= 2 (k + h + 1)
Karena k, h, dan 1 bilangan cacah maka k + h + 1 juga bilangn cacah,
sehingga p+q merupakan kelipatan dua dari satu bilangan cacah. Jadi, p+q
merupakan bilangan genap.

Teorema 5.2
Hasil kali dua bilangan ganjil adalah bilangan ganjil.
Bukti :
Misal p bilangan ganjil maka ada bilangan asli k sehingga
p = 2k + 1, dan misal q bilangan ganjil maka ada bilangan asli h sehingga q =
2h + 1.

7
Sehingga
Pxq= (2k + 1)(2h + 1)
= 4kh + 2k + 2h + 1
= 2 (2kh + k + h) + 1
Karena 2(2kh + k + h) bilangan genap (mengapa??), maka 2(2kh + k + h) + 1
merupakan bilangan ganjil. Dengan demikian teorema terbukti.

2.2 Kelipatan dan Faktor Bilangan


2.2.1. Kelipatan Suatu Bilangan
Perhatikan garis bilangan berikut.
0 … 1 … 2 … 3 … 4 … 5 … 6 … 7… 8 … 9 … 10 … 11 … 12 …
Kita melompat tiga-tiga sebanyak empat kali dari 0 sampai 12, dengan
masing-masing lompatan sejauh tiga satuan. Ini berarti 12 = 4 x 3 , oleh
karena itu dikatakan bahwa 12 adalah kelipatan dari 3.
Demikian juga dari 0 kita dapat melompat tiga-tiga sbanyak 5 kali untuk
dapat sampai ke-15. Jadi, 15 = 3 x 5, yang berarti 15 adalah kelipatan
dargena
Tetapi, 6 jua kelipatan tiga , sebab dari 0 kita dapat melompat tiga-tiga
sebanyak dua kali untuk sampai di 6, yang berarti 6 = 2 x 3
Ini berarti kelipatan 3 itu tidak tunggal, melainkan sangat banyak dan tak
terbatas.

Definisi 1.1
Misal a bilangan asli.
Bilangan asli c disebut kelipatan dari a, jika terdapat terdapat bilangan asli k
sedemikian hingga c =ka
Contoh:
12 adalah kelipatan dari 3, sebab 12 = 4 x 3
12 adalah kelipatan dari 6, sebab 12 = 2 x 6
15 adalah kelipatan dari 5, sebab 15 = 3 x 5
15 adalah kelipatan dari 3, sebab 15 = 5 x 3
Definisi diatas dapat juga dirumuskan dalam bentuk lain, yaitu :

8
Definisi 1.2
Bilangan asli c disebut kelipatan dari bilangan asli a, jika a membagi habis c.
Contoh
12 adalah kelipatan 3 sebab 12 : 3 = 4 ( jadi 12 habis dibagi 3 )
18 adalah kelipatan dari 9 sebab 18 : 9 = 2 ( jadi habis dibagi 9 )
Catatan :
Yang dimaksud dengan habis dibagi disini adalah jiaka suatu bilangan dibagi
dengan bilangan lain hasilnya adalah bilangan asli dan sisanya nol , misalnya
12 : 6 = 2. Hal ini berarti 12 habis dibagi 6, atau 6 habis membagi 12.
Sebaliknya jika kita akan mencari kelipatan suatu bilangan maka kita cukup
mengalikan bilangan tersebut dengan suatu bilangan asli.
Misalnya :
Kelipatan dari 7 adalah :
7 x 2 =14
7 x 3 = 21
7 x 4 = 28
7 x 11 = 77
Dan sebagainya
Jadi, 14,21,28,77 adalah kelipatan 7.

2.2.2. Faktor Bilangan


Sebelum kita menentukan faktor dari suatu bilangan, kita pelajari dahulu
ciri bilangan yang habis dibagi dua, tiga, empat, lima, dan enam.

a. Suatu bilangan asli habis dibagi 2, jika angka akhir pembentuk


bilangan tersebut Genap atau nol.
Contoh:
4, 6, 14, 26, 30, 38, 104, 110, 138, dan sebagainya.

b. Suatu bilangan asli habis dibagi 3, jika jumlah angka pembentuk


bilangan tersebut merupakan kelipatan 3.
Contoh:
12, 27, 135, 756, 1341, dan sebagainya
12 habis dibagi 3 sebab 1+ 2 = kelipatan 3

9
27 habis dibagi 3 sebab 2 +7= kelipatan 3
135 habis dibagi 3 sebab 1+3+5 = kelipatan 3
1.341 habis dibagi 3 sebab 1+3+4+1 = kelipatan 3

c. Suatu bilangan asli habis dibagi 4, jika dua angka terakhir


pembentuk bilangan tersebut merupakan kelipatan 4.
Contoh:
152, 648, 764, 1.268, 15.792,
152 habis dibagi 4 sebab 52 merupakan kelipatan 4
764 habis dibagi 4 sebab 64 merupakan kelipatan 4
1.268 habis dibagi 4 sebab 68 merupakan kelipatan 4 15.792 habis
dibagi 4 sebab 92 merupakan kelipatan 4.

d. Suatu bilangan asli habis dibagi 5, jika angka terakhir dari bilangan
tersebut 0 Atau 5.
Contoh:
120, 135, 350, 365, 12.695, dan sebagainya
Semua bilangan tersebut habis dibagi 5.

e. Suatu bilangan asli dapat dibagi 6, jika bilangan tersebut bilangan


genap yang Jumlah semua angka pembentuk bilangan merupakan
kelipatan 3.

Contoh:
36, 48, 144, 1.350, 2.718 dan sebagainya.
144 habis di bagi 6, sebab 144 bilangan genap dan jumlah angka
pembentuknya adalah 1+4+4= kelipatan 3.
1.350 habis dibagi 6, sebab 1.350 bilangan genap dan jumlah
angka pembentuknya yaitu 1+3+5+0= kelipatan 3.
2.718 bis dibagi 6, sebab… (coba isi apa jawabnya…)

Definisi 5.4
Bilangan asli a disebut faktor dari bilangan asli b, jika a habis membagi b.
Contoh:
2 adalah faktor dari 6, sebab 2 habis membagi 6.
1 adalah faktor dari 28. sebab 7 habis membagi 28.

10
Jangan lupa bahwa 1 adalah faktor dari semua bilangan, dan suatu
bilangan adalah faktor dari dirinya sendiri.
Oleh karena itu, untuk mencari faktor suatu bilangan, kita dapat melakukan
dengan mencari bilangan pembaginya.
Contoh:
1. Tentukan faktor dari 48
Langkah pengerjaannya:
Nyatakan 48 sebagai hasilkali dari sepasang bilangan, sebagai
berikut.
48 = 48 24 16 12 8
1 2 3 4 5
Bentuk di atas dibaca:
48 = 1 x 48
48 = 2 × 24
48 = 3 x 16
48 = 4 x 12
48 = 6 x 8
Jadi, faktor dari 48 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48.

2. Tentukan faktor dan 38


Langkah pengerjaannya:
Faktorisasi dari 38 adalah
38 = 38 = 38 19
1 2
Jadi, faktor dari 38 adalah 1, 2, 19, 38.

2.3 Kelipatan dan Faktor Persekutuan Dari Beberapa Bilangan


2.3.1. Kelipatan Persekutuan dari beberapa Bilangan
Langkah yang dpat dilakukan adalah:
1. Tentukan kelipatan bilangan yang pertama secara berurutan mulai dari
kelipatan Yang paling kecil,
2. Tentukan kelipatan bilangan yang kedua juga secara berurutan, dan
mulai dari Yang paling kecil;
3. pilih bilangan yang sama dari dua kelompok kelipatan tadi, dan urutkan
dari yang paling kecil.
Contoh:
Tentukan kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 dengan lebih dahulu
menentukan kelipatan dari 4 dan 6 masing-masing sebanyak 10 buah.

11
Penyelesaian:
Kelipatan dari 4 adalah: 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40
Kelipatan dari 6 adalah: 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60.
Jadi, kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah: 12, 24, 36,…
Setelah melakukan hal serupa untuk beberapa pasang bilangan, Anda
dapat memperhatikan pola urutan bilangan kelipatan persekutuan yang
didapat sehingga Anda dapat menentukan bilangan urutan berikutnya
Misal dari pola kelipatan persekutuan bilangan 4 dan 6 yang didapat di atas,
yaitu 12.24.36
Coba perhatikan selisih antara dua bilangan yang berdekatan Selisihnya
adalah 12 sehingga urutan berikutnya adalah 48, 60 dan seterusnya
bertambah 12.
Dengan demikian kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, 48,
60,72.

Langkah serupa dapat dilakukan jika kita diminta untuk menentukan


kelipatan Persekutuan dari tiga bilangan atau lebih.
Contoh:
Tentukan kelipatan persekutuan dari 3, 4, dan6
Penyelesaian:
Kelipatan dari 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21
Kelipatan dan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24
Kelipatan dari 6 adalah 6, 12, 18, 24 30
Jadi kelipatan persekutuan dari 3, 4 dan 6 adalah: 12, 24, 36,48, 60…….

Penjelasan
Karena kelipatan persekutuan yang didapat adalah 12 dan 24 mempunyai
selisih 12, maka pastilah urutan berikutnya adalah 36, 48, dan seterusnya.
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa jika dua bilangan yang akan
dicari kelipatan persekutuannya, yang satu merupakan kelipatan dari yang
lain, ternyata bilangan kelipatan dari bilangan yang lebih besar juga
merupakan kelipatan dan bilangan yang lebih kecil. Yaitu jika a, c, dan k
bilangan asli dan c = ka maka kelipatan dari e juga merupakan kelipatan dari
a.
12
Misalnya:
Kelipatan dari 6 juga merupakan kelipatan dari 3
Kelipatan dari 8 juga merupakan kelipatan dari 4
Kelipatan dari 12 juga merupakan kelipatan dari 6

Tetapi tidak berlaku sebaliknya:


Kelipatan dari 6 belum tentu merupakan kelipatan dari 12
Kelipatan dari 4 belum tentu merupakan kelipatan dari 8

Misalnya:
18 merupakan kelipatan dari 6, tetapi bukan kelipatan dari 12
28 merupakan kelipatan dari 4, tetapi bukan kelipatan dari 8.

2.3.2. FAKTOR PERSEKUTUAN DUA BILANGAN


Untuk mencari faktor persekutuan dari dua bilangan, dapat dilakukan
dengan menentukan faktor dari masing-masing bilangan, kemudian
diidentifikasi mana yang sama.
Contoh:
1. Tentukan faktor persekutuan dari 12 dan 15.
Penyelesaian:
Faktorisasi dari 12 adalah 12= 12 6 4
1 2 3
Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12 155
Faktorisasi dari 15 adalah 15= 15 5
1 3

Faktor dari 15 adalah 1,3,5, 15.


Jadi, faktor persekutuan dari 12 dan 15 adalah 1 dan 3

13
2. Tentukan faktor persekutuan dari 8, 12 dan 18.
Penyelesaian:
Faktorisasi dari 8 adalah 8 = 6 4
12
Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8.
Faktorisasi dari 12 adalah 12= 12 6 4
. 1 2 3
Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
Faktorisasi dari 18 adalah 18= 18 9 6
.1 2 3
Faktor dari 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, 18.
Jadi faktor persekutuan dari 8, 12 dan 18 adalah 1 dan 2.

2.4 Bilangan Prima


Masih ingatkah Anda dengan bilangan asli? Semua bilangan asli jika
didaftar dari yang paling kecil berurutan ke atas, akan didapat urutan sebagai
berikut. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8,9, 10, 11, 12, 13, 14,
Coba Anda identifikasi mana bilangan asli yang dapat dinyatakan sebagai
hasilkali dari dua bilangan asli yang lain!
Jika bilangan-bilangan tersebut Anda tulis secara berurutan maka akan
didapat urutan bilangan sebagai berikut.
4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21,

Sisa bilangan asli lain, kecuali I adalah


2,3,5,7, 11, 13,.

Bilangan bilangan tersebut terakhir inilah yang disebut bilangan prima, dan
secara khusus dapat didefinisikan sebagai berikut:

Definisi 1.5
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih dari I yang mempunyai tepat dua
faktor positif yaitu I dan bilangan itu sendiri.
Contoh:
.2 adalah bilangan prima, sebab faktor dari 2 adalah 1 dan 2 dan tidak punya
faktor lain.
7 adalah bilangan prima, sebab faktor dari 7 adalah 1 dan 7 dan tidak punya
faktor lain.
15 bukan bilangan prima, sebab selain mempunyai faktor 1 dan 15, masih
punya faktor lain yaitu 3 dan 5.
38 bukan bilangan prima, sebab faktor-faktornya adalah 1, 2, 19, 38, jadi
faktornya lebih dari dua
47 adalah bilangan prima, sebab mempunyai tepat dua faktor yaitu 1 dan 47.

14
2.5 Mengidentifikasi Bilangan Prima
Pada abad II sebelum Masehi, seorang matematisi bangsa Greek yang
bernama Erastothenes, menemukan cara untuk mencari bilangan prima. Cara
yang ditemukan itu selanjutnya disebut saringan Erastothenes, yang
bentuknya sebagai berikut.
Susunlah bilangan asli dari 1 sampai dengan 100 menjadi bentuk persegi.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Dari susunanbilangan diatas, kemudian :


1. coretlah bilangan 1:
2. coretlah semua bilangan kelipatan 2, kecuali 2.
3. coretlah semua bilangan kelipatan 3, kecuali 3.
Dari langkah b dan < semua bilangan yang merupakan kelipatan 4, 6, 8,
dan 9 dengan sendirinya sudah ikut tercoret.
4. Coretlah semua bilangan kelipatan 5, kecuali 5.
5. coretlah semua bilangan kelipatan 7, kecuali 7.
Langkah ini diteruskan, sampai semua bilangan yang mempunyai
pembagi selain dirinya dan 1 tercoret semuanya. Maka, bilangan yang
tidak tercoret merupakan Bilangan prima yang lebih kecil dari 100, yaitu:
2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23,…,! .97

Cara Mengidentifikasi Bilangan Prima Secara Umum


Misal diketahui bilangan p kurang dari 100. Untuk mengetahui apakah p
merupakan bilangan prima atau bukan, secara umum dapat diidentifikasi
sebagai Berikut.
1. P adalah bilangan ganjil, kecuali 2.
2. P tidak merupakan angka kembar, misalnya 33, 77, 55, 99, bukan
bilangan prima P
3. Jumlah angka-angka yang membentuk p bukan kelipatan 3, misalnya:
21, 27, 63, 273, bukan bilangan prima.

15
4. angka terakhir dari p bukan 5, misalnya 35, 75, 95, 365 bukan
bilangan bukan bilangan kuadrat, misalnya 25, 49, 81 bukan bilangan
prima

Contoh

37 adalah bilangan prima, sebab memenuhi kriteria di atas


25 bukan bilangan prima, sebab angka terakhirnya 5
99 bukan bilangan prima, sebab merupakan bilangan kembar
73 bilangan prima, sebab memenuhi kriteria di atas
69 bukan bilangan prima, sebab 6+9=-kelipatan 3
49 bukan bilangan prima, sebab bilangan kuadrat

Tetapi Anda harus berhati-hati dengan cara identifikasi di atas, sebab


bilangan 91 walaupun memenuhi semua kriteria di atas tetapi 91 bukan
bilangan prima. Pada tahun 1963 ditemukan bilangan prima terbesar sampai
saat itu, yaitu 2-1,
Dan tahun 1971 ditemukan lagi bilangan prima yang lebih besar, yaitu 2-1.
Bilangan prima yang terakhir ini merupakan bilangan prima terbesar sampai
saat ini.
Beberapa pakar matematika telah menemukan rumus fungsi untuk
menentukan bilangan prima, namun rumus tersebut hanya berlaku untuk nilai
bilangan asli n yang Terbatas.
1. F(n) = n²-n+41 menentukan bilangan prima untuk setiap bilangan asli
n < 41,Yaitu:
F(1) =1-1+41=41
F(6)= 36-6+41=71
F(15) =225-15+41= 251
Ingat rumus ini tidak berlaku untuk n > 40.

2. f(n)-n-79n+ 1601 juga merupakan rumus untuk mendapatkan bilangan


prima; cobalah untuk n = 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.

Untuk lebih memantapkan pemahaman siswa tentang konsep bilangan


prima dan bilangan komposit, sekaligus untuk mengevaluasi keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan, Anda dapat memberikan beberapa
bilangan, kemudian tanyakan kepada siswa jenis bilangan tersebut.
Demikian juga untuk mengevaluasi keberhasilan pembelajaran
faktorisasi dan mencari faktor prima suatu bilangan, Anda harus
menugasi beberapa siswa ke papan tulis untuk mencari faktor suatu

16
bilangan yang telah Anda tentukan sebelumnya. Tetapi, yang harus Anda
ingat adalah, beri kesempatan siswa untuk berpikir dan mengerjakan
dahulu di buku latihannya masing-masing, kemudian setelah beberapa
saat baru siswa ditunjuk maju ke depan atau ditawarkan kepada siswa
yang sudah siap. Namun demikian kebiasaan menawarkan ini harus
dibatasi, jika tidak maka sebagian siswa akan pasif, sebab mereka
merasa tidak akan pernah disuruh ke depan untuk mengerjakan latihan.
Oleh karena itu, selain menawarkan kepada yang telah siap, Anda juga
harus menunjuk siswa yang barang kali agak malu atau takut untuk
mengajukan dirinya sendiri.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bilangan genap adalah bilangan asli yang habis dibagi 2. Atau bias juga
ditulis dalam bentuk 2k . sedangkan bilangan ganjil adalah bilangan asli yang
tidak habis dibagi 2, bias ditulis dalam bentuk 2k+1.
C= 2k+1
=2(36) +1
= 73
Jadi 73 adalah bilangan ganjil.

C= 2k
= 2(4)
=8
Jadi, 8 adalah bilangan genap.

Kelipatan bilangan adalahbilangan asli c disebut kelipatan dari a, jika


terdapat bilangan asli kj sedemikian sehingga c=ka. Atau juga b ilangan asali
c disebut kelipatan dari bilangan asli a, jika a membagi habis c.
C=ka
=4(3)
= 12
Jadi, 12 adalah kelipatan dari 3.
Factor bilangan adalah bilangan asli a disebut factor dari bilangan asli b, jika
a habis membagi b.
C= a:b
48= 48 24 16 12 8
1 2 3 4 6
Jadi, factor dari 48 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48.

Kelipatan persekutuan dari beberapa bilangan, berikut adalah langkah


yang dapat dilakukan:
1. Tentukan kelipatan bilangan yang pertama secara berurutan mulai
dari kelipatan Yang paling kecil,
2. Tentukan kelipatan bilangan yang kedua juga secara berurutan, dan
mulai dari Yang paling kecil;
3. pilih bilangan yang sama dari dua kelompok kelipatan tadi, dan
urutkan dari yang paling kecil

18
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih dari 1 yang mempunyai tepat dua
factor positif yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.

Cara mengidentifikasi bilangan prima, yaitu:


1. susunlah bilangan asli dari 1 sampai 100 menjadi ben tuk persegi.
2. Coretlah bilangan 1;
3. coretlah semua bilangan kelipatan 2, kecuali 2.
4. coretlah semua bilangan kelipatan 3, kecuali 3.
Dari langkah b dan < semua bilangan yang merupakan kelipatan 4, 6, 8,
dan 9 dengan sendirinya sudah ikut tercoret.
5. Coretlah semua bilangan kelipatan 5, kecuali 5.
6. coretlah semua bilangan kelipatan 7, kecuali 7.
Langkah ini diteruskan, sampai semua bilangan yang mempunyai
pembagi selain dirinya dan 1 tercoret semuanya. Maka, bilangan yang
tidak tercoret merupakan Bilangan prima yang lebih kecil dari 100, yaitu:
2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23,…,, 97

B. SARAN
Dalam menentukan kelipatan dan faktor bilangan haruslah teliti dan bersikap
tenang dalam pengerjaannya Karena sering sekali dalam menentukan
kelipatan dan faktor bilangan saling terbalik. Sebaiknya harus lebih teliti dan
harus bias membaca atau memahami soal agar bias menjawab soal-soal
yang berhub ungan dengan kelipatan dan faktor bilangan dengan tepat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Burhan Hidayat, dkk Ayo Belajar MATEMATIKA. Jakarta: KARYA UTAMA.


FPB.html
Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Afidah, Afidah and Khairunnisa Khairunnisa. Matematika Dasar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014.

20

Anda mungkin juga menyukai