TUTOR PENGAJAR :
Kelompok 4
²
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….4
1.1 Latar Belakan…………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….....4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………..5
1.4 Manfaat………………………………………………………….………5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..…..6
2.2 Pengenalan ciri-ciri Bilangan Ganjil dan Bilangan Bulat………..6
2.3 Kelipatan dan faktor suatu
bilangan………………………………..8
2.4 Kelipatan dan faktor persekutuan dari beberapa
Bilangan………………………………………………………………11
2.5 Bilangan prima………………………………………………………14
2.6 Mengidentifikasi bilangan prima……………………………………15
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..19
3,1 Kesimpilan……………………………………………………….........19
3.2 Saran…………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAK………………………………………………………….20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah
bilangan. Pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan sangat
membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada materi
faktor dan kelipatan bilangan. Setelah mengenal operasi hitung penjumlahan
dan perkalian bilangan. Operasi-operasi hitung tersebut harus benar-benar
kamu pahami karena akan kita gunakan dalam mempelajari kelipatan dan
faktor bilangan. Faktor dan kelipatan bilangan sudah diajarkan dari tingkat SD
sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep matematika
SMA sampai Perguruan tinggi.
Kelipatan suatu bilangan dapat didefinisikan sebagai hasil perkalian yang
dilakukan antara sebuah bilangan dengan bilangan asli. Bilangan asli tersebut
ialah 1, 2, 3, 4, 5, dan lain lain. Biasanya kita tidak menemukan angka nol
dalam bilangan asli. Bahkan bilangan negatif sekalipun juga tidak dapat kita
temukan dalam bilangan asli.
Definisi kelipatan persekutuan dapat diartikan sebagai bilangan yang
mempunyai persamaan kelipatan dari dua atau lebih bilangan. Artinya dua
bilangan yang menghasilkan suatu kelipatan memiliki nilai yang sama.
Misalnya pada bilangan kelipatan 2 dan 3 menghasilkan persamaan kelipatan
pada bilangan 6, 12, dan 18.
Definisi faktor persekutuan dapat diartikan sebagai bilangan yang
mempunyai persamaan faktor dari dua atau lebih bilangan. Sama dengan
kelipatan persekutuan yang membedakannya hanya pada faktor persekutuan
yang digunakan. Bilangan 12 dan 4 memiliki bilangan persekutuan 1, 2, dam
4.
bilangan prima adalah bilangan bulat yang memiliki dua faktor yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri. Artinya bilangan prima adalah bilangan yang hanya dapat
dibagi oleh dua bilangan yaitu bilangan 1 dan dirinya sendiri, tanpa bisa
dibagi oleh bilangan lain.
4
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengenali ciri-ciri bilangan genap dan bilangan ganjil.
2. Memahami mendeskripsikan konsep kelipatan dan faktor
bilangan.
3. Memahami konsep kelipatan persekutuan dan faktor
persekutuan.
4. Mengetahui bilangan prima.
5. Memahami cara mengidentifikasi bilangan prima.
1.4. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah bisa membedakan
bilangan genap dan bilangan ganjil. Serta dapat memahami
konsep dari kelipatan dan faktor persekutuan dari suatu bilangan.
Dan memahami apa itu bilangan prima dan cara mengidentifikasi
bilangan prima tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh:
a. 3, 5, 7, 9, 11, … adalah bilangan ganjil, sebab tidak habis
dibagi dua, karena jika dibagi dua menghasilkan sisa satu.
b. 4, 6, 8, 10, 12, …adalah bilangan genap, sebab habis dibagi
dua, atau jika dibagi dua hasilnya nol
Dari keadaan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa:
1. Bilangan ganjil adalah bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk
2k+1,dimana k adalah bilangan cacah.
2. Bilangan genap adalah bilangan yang dapat di tulis dalam bentuk
2k, dimana k adalah bilangan cacah.
Contoh:
a. 5= 2x2+1 jadi 5 adalah bilangan ganjil.
b. 7= 2x3+1 jadi 7 adalah bilangan ganjil.
c. 19= 2x9+1 jadi 19 adalah bilangan ganjil.
d. 2= 2x1 jadi 2 adalah bilangan genap.
e. 8= 2x4 jadi 8 adalah bilanhan genap.
f. 26= 2x13 jadi 16 adalah bilangan genap.
6
3 + 7 = 10
1+5=6
13 + 25 = 38
17 + 13 = 30
Bilangan – bilangan apakah yang terletak di ruas kiri (di sebelah kiri
tanda sama dengan) dan bilangan- bilangan apakah yang terletak di ruas
kanan (di sebelah kanan tanda sama dengan)? Kepada siswa anda dapat
menjelaskan secara induktif dengan beberapa contoh seperti diatas dan
kemudian menyimpulkan bahwa jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan
genap.
Teorema 5.1
Jumlah dua bilangan ganjil adalah genap.
Bukti:
Misalkan p dan q masing masing bilangan ganjil, akan dibuktikan bahwa p+q
merupakan bilangan genap. Karena p dan q bilangan ganjil maka terdapat
bilangan cacah k dan h sehingga,,
P = 2k + 1
Q = 2h + 1
Jadi, p+q = (2k + 1) +(2h + 1)
= 2k + 2h + 2
= 2 (k + h + 1)
Karena k, h, dan 1 bilangan cacah maka k + h + 1 juga bilangn cacah,
sehingga p+q merupakan kelipatan dua dari satu bilangan cacah. Jadi, p+q
merupakan bilangan genap.
Teorema 5.2
Hasil kali dua bilangan ganjil adalah bilangan ganjil.
Bukti :
Misal p bilangan ganjil maka ada bilangan asli k sehingga
p = 2k + 1, dan misal q bilangan ganjil maka ada bilangan asli h sehingga q =
2h + 1.
7
Sehingga
Pxq= (2k + 1)(2h + 1)
= 4kh + 2k + 2h + 1
= 2 (2kh + k + h) + 1
Karena 2(2kh + k + h) bilangan genap (mengapa??), maka 2(2kh + k + h) + 1
merupakan bilangan ganjil. Dengan demikian teorema terbukti.
Definisi 1.1
Misal a bilangan asli.
Bilangan asli c disebut kelipatan dari a, jika terdapat terdapat bilangan asli k
sedemikian hingga c =ka
Contoh:
12 adalah kelipatan dari 3, sebab 12 = 4 x 3
12 adalah kelipatan dari 6, sebab 12 = 2 x 6
15 adalah kelipatan dari 5, sebab 15 = 3 x 5
15 adalah kelipatan dari 3, sebab 15 = 5 x 3
Definisi diatas dapat juga dirumuskan dalam bentuk lain, yaitu :
8
Definisi 1.2
Bilangan asli c disebut kelipatan dari bilangan asli a, jika a membagi habis c.
Contoh
12 adalah kelipatan 3 sebab 12 : 3 = 4 ( jadi 12 habis dibagi 3 )
18 adalah kelipatan dari 9 sebab 18 : 9 = 2 ( jadi habis dibagi 9 )
Catatan :
Yang dimaksud dengan habis dibagi disini adalah jiaka suatu bilangan dibagi
dengan bilangan lain hasilnya adalah bilangan asli dan sisanya nol , misalnya
12 : 6 = 2. Hal ini berarti 12 habis dibagi 6, atau 6 habis membagi 12.
Sebaliknya jika kita akan mencari kelipatan suatu bilangan maka kita cukup
mengalikan bilangan tersebut dengan suatu bilangan asli.
Misalnya :
Kelipatan dari 7 adalah :
7 x 2 =14
7 x 3 = 21
7 x 4 = 28
7 x 11 = 77
Dan sebagainya
Jadi, 14,21,28,77 adalah kelipatan 7.
9
27 habis dibagi 3 sebab 2 +7= kelipatan 3
135 habis dibagi 3 sebab 1+3+5 = kelipatan 3
1.341 habis dibagi 3 sebab 1+3+4+1 = kelipatan 3
d. Suatu bilangan asli habis dibagi 5, jika angka terakhir dari bilangan
tersebut 0 Atau 5.
Contoh:
120, 135, 350, 365, 12.695, dan sebagainya
Semua bilangan tersebut habis dibagi 5.
Contoh:
36, 48, 144, 1.350, 2.718 dan sebagainya.
144 habis di bagi 6, sebab 144 bilangan genap dan jumlah angka
pembentuknya adalah 1+4+4= kelipatan 3.
1.350 habis dibagi 6, sebab 1.350 bilangan genap dan jumlah
angka pembentuknya yaitu 1+3+5+0= kelipatan 3.
2.718 bis dibagi 6, sebab… (coba isi apa jawabnya…)
Definisi 5.4
Bilangan asli a disebut faktor dari bilangan asli b, jika a habis membagi b.
Contoh:
2 adalah faktor dari 6, sebab 2 habis membagi 6.
1 adalah faktor dari 28. sebab 7 habis membagi 28.
10
Jangan lupa bahwa 1 adalah faktor dari semua bilangan, dan suatu
bilangan adalah faktor dari dirinya sendiri.
Oleh karena itu, untuk mencari faktor suatu bilangan, kita dapat melakukan
dengan mencari bilangan pembaginya.
Contoh:
1. Tentukan faktor dari 48
Langkah pengerjaannya:
Nyatakan 48 sebagai hasilkali dari sepasang bilangan, sebagai
berikut.
48 = 48 24 16 12 8
1 2 3 4 5
Bentuk di atas dibaca:
48 = 1 x 48
48 = 2 × 24
48 = 3 x 16
48 = 4 x 12
48 = 6 x 8
Jadi, faktor dari 48 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48.
11
Penyelesaian:
Kelipatan dari 4 adalah: 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40
Kelipatan dari 6 adalah: 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60.
Jadi, kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah: 12, 24, 36,…
Setelah melakukan hal serupa untuk beberapa pasang bilangan, Anda
dapat memperhatikan pola urutan bilangan kelipatan persekutuan yang
didapat sehingga Anda dapat menentukan bilangan urutan berikutnya
Misal dari pola kelipatan persekutuan bilangan 4 dan 6 yang didapat di atas,
yaitu 12.24.36
Coba perhatikan selisih antara dua bilangan yang berdekatan Selisihnya
adalah 12 sehingga urutan berikutnya adalah 48, 60 dan seterusnya
bertambah 12.
Dengan demikian kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, 48,
60,72.
Penjelasan
Karena kelipatan persekutuan yang didapat adalah 12 dan 24 mempunyai
selisih 12, maka pastilah urutan berikutnya adalah 36, 48, dan seterusnya.
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa jika dua bilangan yang akan
dicari kelipatan persekutuannya, yang satu merupakan kelipatan dari yang
lain, ternyata bilangan kelipatan dari bilangan yang lebih besar juga
merupakan kelipatan dan bilangan yang lebih kecil. Yaitu jika a, c, dan k
bilangan asli dan c = ka maka kelipatan dari e juga merupakan kelipatan dari
a.
12
Misalnya:
Kelipatan dari 6 juga merupakan kelipatan dari 3
Kelipatan dari 8 juga merupakan kelipatan dari 4
Kelipatan dari 12 juga merupakan kelipatan dari 6
Misalnya:
18 merupakan kelipatan dari 6, tetapi bukan kelipatan dari 12
28 merupakan kelipatan dari 4, tetapi bukan kelipatan dari 8.
13
2. Tentukan faktor persekutuan dari 8, 12 dan 18.
Penyelesaian:
Faktorisasi dari 8 adalah 8 = 6 4
12
Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8.
Faktorisasi dari 12 adalah 12= 12 6 4
. 1 2 3
Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
Faktorisasi dari 18 adalah 18= 18 9 6
.1 2 3
Faktor dari 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, 18.
Jadi faktor persekutuan dari 8, 12 dan 18 adalah 1 dan 2.
Bilangan bilangan tersebut terakhir inilah yang disebut bilangan prima, dan
secara khusus dapat didefinisikan sebagai berikut:
Definisi 1.5
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih dari I yang mempunyai tepat dua
faktor positif yaitu I dan bilangan itu sendiri.
Contoh:
.2 adalah bilangan prima, sebab faktor dari 2 adalah 1 dan 2 dan tidak punya
faktor lain.
7 adalah bilangan prima, sebab faktor dari 7 adalah 1 dan 7 dan tidak punya
faktor lain.
15 bukan bilangan prima, sebab selain mempunyai faktor 1 dan 15, masih
punya faktor lain yaitu 3 dan 5.
38 bukan bilangan prima, sebab faktor-faktornya adalah 1, 2, 19, 38, jadi
faktornya lebih dari dua
47 adalah bilangan prima, sebab mempunyai tepat dua faktor yaitu 1 dan 47.
14
2.5 Mengidentifikasi Bilangan Prima
Pada abad II sebelum Masehi, seorang matematisi bangsa Greek yang
bernama Erastothenes, menemukan cara untuk mencari bilangan prima. Cara
yang ditemukan itu selanjutnya disebut saringan Erastothenes, yang
bentuknya sebagai berikut.
Susunlah bilangan asli dari 1 sampai dengan 100 menjadi bentuk persegi.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
15
4. angka terakhir dari p bukan 5, misalnya 35, 75, 95, 365 bukan
bilangan bukan bilangan kuadrat, misalnya 25, 49, 81 bukan bilangan
prima
Contoh
16
bilangan yang telah Anda tentukan sebelumnya. Tetapi, yang harus Anda
ingat adalah, beri kesempatan siswa untuk berpikir dan mengerjakan
dahulu di buku latihannya masing-masing, kemudian setelah beberapa
saat baru siswa ditunjuk maju ke depan atau ditawarkan kepada siswa
yang sudah siap. Namun demikian kebiasaan menawarkan ini harus
dibatasi, jika tidak maka sebagian siswa akan pasif, sebab mereka
merasa tidak akan pernah disuruh ke depan untuk mengerjakan latihan.
Oleh karena itu, selain menawarkan kepada yang telah siap, Anda juga
harus menunjuk siswa yang barang kali agak malu atau takut untuk
mengajukan dirinya sendiri.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bilangan genap adalah bilangan asli yang habis dibagi 2. Atau bias juga
ditulis dalam bentuk 2k . sedangkan bilangan ganjil adalah bilangan asli yang
tidak habis dibagi 2, bias ditulis dalam bentuk 2k+1.
C= 2k+1
=2(36) +1
= 73
Jadi 73 adalah bilangan ganjil.
C= 2k
= 2(4)
=8
Jadi, 8 adalah bilangan genap.
18
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih dari 1 yang mempunyai tepat dua
factor positif yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
B. SARAN
Dalam menentukan kelipatan dan faktor bilangan haruslah teliti dan bersikap
tenang dalam pengerjaannya Karena sering sekali dalam menentukan
kelipatan dan faktor bilangan saling terbalik. Sebaiknya harus lebih teliti dan
harus bias membaca atau memahami soal agar bias menjawab soal-soal
yang berhub ungan dengan kelipatan dan faktor bilangan dengan tepat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20