Anda di halaman 1dari 64

TUGAS BAHAN AJAR PENGEMBANGAN PEMBELARAN MATEMATIKA SD

Oleh :

MUSTILA
A1G121065

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KELIPATAN, FAKTOR, KPK, DAN FPB

A. Kelipatan Bilangan

1. Pengertian Kelipatan Bilangan

Kelipatan bilangan adalah hasil dari perkalian bilangan asli dengan suatu bilangan bulat

tertentu. Menurut para ahli, kelipatan bilangan secara umum dapat diartikan sebagai

berikut:

1. Stuart J. Murphy, kelipatan bilangan atau multiple adalah hasil kali dari sebuah

bilangan dengan bilangan bulat tertentu. Misalnya, kelipatan 3 adalah angka-

angka yang dapat dibagi dengan 3 tanpa meninggalkan sisa, yaitu 3, 6, 9, 12, dan

seterusnya.

2. David Eugene Smith, kelipatan bilangan adalah hasil perkalian antara suatu

bilangan bulat dengan suatu bilangan bulat positif. Kelipatan bilangan ini bisa

berupa bilangan yang lebih besar atau bilangan yang lebih kecil dari bilangan

aslinya.

3. Michael R. Gallian, kelipatan bilangan adalah banyak bilangan yang ditemukan

saat melakukan perkalian bilangan asli dengan bilangan bulat positif. Kelipatan

dari sebuah bilangan adalah setiap bilangan yang diperoleh dengan mengalikan

bilangan tersebut dengan bilangan bulat positif.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kelipatan bilangan adalah hasil dari

perkalian bilangan asli dengan bilangan bulat tertentu. Kelipatan ini selalu berupa bilangan

bulat dan terdapat tak terhingga banyaknya kelipatan dari sebuah bilangan.
Kelipatan adalah sebuah bilangan yang diperoleh dari hasil perkalian bilangan bulat

positif dengan bilangan bulat positif lainnya. Secara sederhana, kelipatan adalah hasil kali

dari sebuah faktor dengan bilangan bulat positif lainnya.

Contohnya, 3, 6, 9, 12, dan 15 adalah kelipatan bilangan 3, karena kelipatan bilangan 3

dapat diperoleh dengan mengalikan bilangan 3 dengan bilangan bulat positif lainnya

seperti 1, 2, 3, 4, dst.

Konsep kelipatan sering digunakan dalam matematika, terutama pada konsep bilangan

bulat dan aritmatika modulo. Pemahaman yang baik tentang konsep kelipatan akan

membantu untuk menyelesaikan masalah matematika yang terkait dengan kelipatan,

seperti mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan, mencari kelipatan

bersama dari beberapa bilangan, dan sebagainya.

Pemahaman yang baik tentang konsep kelipatan juga dapat membantu dalam

memahami konsep geometri, seperti ketika menemukan keliling lingkaran, yang

bergantung pada konsep kelipatan dari bilangan pi. Oleh karena itu, pemahaman yang

baik tentang konsep kelipatan sangatlah penting dalam memahami matematika lebih

lanjut.

2. Sifat-sifat Kelipatan Bilangan

Kelipatan bilangan adalah hasil perkalian bilangan dengan bilangan bulat positif lainnya.

Adapun sifat-sifat kelipatan bilangan adalah sebagai berikut:


1. Jika bilangan a merupakan kelipatan bilangan b, maka setiap kelipatan bilangan a

juga merupakan kelipatan bilangan b.

Contoh: Bilangan 10 merupakan kelipatan 2, maka setiap kelipatan bilangan 10

seperti 20, 30, 40, dan seterusnya juga kelipatan bilangan 2.

2. Jika bilangan a dan b merupakan kelipatan bilangan c, maka hasil pertambahan a

dan b juga merupakan kelipatan bilangan c.

Contoh: Bilangan 9 dan 15 sama-sama kelipatan 3, maka hasil pertambahan 9

dan 15 yaitu 24 juga kelipatan bilangan 3.

3. Jika bilangan a dan b merupakan kelipatan bilangan c, maka hasil perkaliannya

juga merupakan kelipatan bilangan c.

Contoh: Bilangan 7 dan 14 sama-sama kelipatan 7, maka hasil perkaliannya yaitu

98 juga kelipatan bilangan 7.

4. Jika bilangan a dan b kelipatan bilangan c, maka kelipatan persekutuan terkecil

(KPK) dari a dan b adalah hasil kali antara a, b, dan faktor persekutuan terbesar

(FPB) dari a dan b.

Contoh: Bilangan 6 dan 8 kelipatan bilangan 4, maka KPK dari 6 dan 8 adalah 24.

5. Jika bilangan a dan b kelipatan bilangan c, maka kelipatan terbesar dari c yang

lebih kecil dari a dan b adalah FPB dari a dan b.

Contoh: Bilangan 12 dan 18 kelipatan bilangan 6, maka kelipatan terbesar dari 6

yang lebih kecil dari 12 dan 18 adalah 6.

6. Kelipatan persekutuan terbesar (KPB) dari dua atau lebih bilangan sama dengan

hasil kali antara bilangan-bilangan tersebut dan faktor persekutuan terbesarnya

(FPB).
Contoh: KPB dari bilangan 6, 9, dan 12 adalah 36, karena 6 x 9 x 12 = 648 dan

FPB dari 6, 9, dan 12 adalah 3, sehingga KPB dari 6, 9, dan 12 adalah 648 : 3 =

216.

Demikian adalah sifat-sifat dari kelipatan bilangan beserta contoh yang dapat membantu

dalam memahami konsep dan menyelesaikan permasalahan matematika.

3. Cara Menentukan Kelipatan

Untuk menentukan kelipatan suatu bilangan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan,

yaitu:

a. Dikali dengan bilangan bulat positif lainnya

Misalnya, kita ingin menentukan bilangan kelipatan 4. Maka, kita bisa mengalikan

bilangan 4 dengan bilangan bulat positif, seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Jadi, kelipatan

4 adalah: 4, 8, 12, 16, dan seterusnya.

b. Menentukan faktor-faktor bilangan tersebut

Misalnya, kita ingin menentukan kelipatan 6. Kita bisa menentukan faktor-faktor dari

bilangan 6, yaitu 1, 2, 3, dan 6. Kemudian kalikan setiap faktor dengan bilangan bulat

positif lainnya. Dengan begitu, kita mendapatkan bilangan kelipatan 6 yaitu: 6, 12, 18, 24,

dan seterusnya.

c. Memperhatikan sifat-sifat kelipatan


Misalnya, kita ingin menentukan kelipatan bilangan 9. Kita tahu bahwa bilangan ganjil

yang dikuadratkan menghasilkan bilangan ganjil, sedangkan bilangan genap yang

dikuadratkan menghasilkan bilangan genap. Oleh karena itu, kita tahu bahwa kelipatan

bilangan 9 pasti merupakan bilangan ganjil dengan dua digit terakhir adalah 09. Sebagai

contoh, bilangan-bilangan kelipatan 9 adalah: 9, 18, 27, 36, dan seterusnya.

Dengan pemahaman konsep tentang kelipatan dan cara menentukannya, diharapkan

kita dapat lebih mudah dalam memecahkan permasalahan matematika yang berhubungan

dengan kelipatan.

4. Penyelesaian Faktor Bilangan dalam Kehidupan Sehari-hari

Perhatikan gambar dan bacaan berikut dengan cermat!

Pada hari minggu Beni, Edo, dan Udin bermain taplak di halaman depan rumahnya.

Mereka bermain secara bergantian sesuai dengan urutan masing-masing.

 Jika semula Udin mendapat urutan ketiga maka urutan ke berapa saja Udin

bermain lagi?

 Jika Udin bermain sebanyak 4 kali, pada urutan ke berapa Udin bermain lagi?
Tabel urutan bermain taplak :

Misalkan :

 Beni urutan 1

 Edo urutan 2

 Udin urutan 3, dan seterusnya sesuai dengan tabel diatas.

Udin akan bermain pada urutan ke 3, 6, 9, 12, .....

Jika Udin bermain sebanyak 4 kali, maka Udin akan bermain pada urutan ke 12.

B. Faktor Bilangan

1. Pengertian Faktor Bilangan

Faktor bilangan adalah bilangan yang dapat membagi suatu bilangan dengan tidak ada

sisa. Berikut ini adalah pengertian faktor bilangan menurut beberapa ahli:

1. Stanley Stuart, faktor bilangan adalah bilangan bulat yang dapat menghasilkan

bilangan asli tertentu saat dikalikan dengan sejumlah bilangan bulat lainnya.
2. David Eugene Smith, faktor bilangan adalah suatu bilangan yang dapat

menggantikan bilangan aslinya setelah melakukan operasi perkalian. Faktor ini

merupakan bagian dari bilangan asli yang berakar dari bilangan aslinya.

3. Tapiero dan Sierpinska, faktor bilangan adalah bilangan bulat positif yang dapat

membagi suatu bilangan tertentu dalam bilangan, sehingga bilangan tersebut

dipecah menjadi dua faktor.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor bilangan adalah bilangan bulat

yang dapat membagi suatu bilangan dengan tidak ada sisa dan merupakan bagian dari

bilangan asli. Faktor bilangan memiliki peran penting dalam faktorisasi bilangan, yaitu

memecah bilangan menjadi faktor-faktor bilangan yang lebih kecil dan membantu dalam

menyelesaikan masalah matematika seperti mencari KPK dan FPB.

Faktor bilangan adalah bilangan bulat yang dapat dibagi dengan bilangan lain dengan

sisa 0. Artinya, faktor bilangan adalah bilangan bulat yang dapat membagi bilangan bulat

lainnya tanpa sisanya. Contohnya, faktor bilangan dari bilangan 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan

12. Karena bilangan 12 dapat dibagi dengan bilangan-bilangan tersebut tanpa sisanya.

Dalam matematika, pengetahuan tentang faktor bilangan sangatlah penting, terutama

pada konsep faktorisasi. Faktorisasi adalah proses memecah sebuah bilangan menjadi

faktor-faktor bilangan yang lebih kecil. Untuk melakukan faktorisasi, pertama-tama harus

menemukan faktor-faktor bilangan dari bilangan yang akan difaktorisasi.

Misalnya, faktorisasi dari bilangan 24 adalah 2 x 2 x 2 x 3, karena faktor bilangan dari 24

adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24, tetapi hanya faktor 2 dan 3 yang digunakan dalam
faktorisasi. Dengan kata lain, bilangan 24 dapat dipecah menjadi faktor 2 dan 3 yang

dikalikan bersama-sama.

Dalam matematika diskrit, pengetahuan tentang faktor bilangan seringkali digunakan

untuk melakukan tes keprimaan, yaitu untuk menentukan apakah sebuah bilangan adalah

bilangan prima atau tidak. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya memiliki dua faktor

bilangan, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Jadi, jika sebuah bilangan memiliki faktor

bilangan lebih dari 2, maka bilangan tersebut bukan bilangan prima.

Oleh karena itu, pemahaman tentang faktor bilangan sangatlah penting dalam

matematika, karena konsep ini sangat berkaitan dengan konsep faktorisasi, tes keprimaan,

dan pemecahan permasalahan matematika yang terkait dengan pembagian dan

faktorisasi.

2. Sifat-Sifat Faktor Bilangan

Berikut adalah beberapa sifat faktor bilangan beserta contohnya:

1. Jika a merupakan faktor bilangan dari b, maka setiap faktor bilangan dari a juga

merupakan faktor bilangan dari b.

Contoh: Jika 6 adalah faktor bilangan dari 12, maka faktor-faktor bilangan dari 6

seperti 1, 2, dan 3 juga merupakan faktor-faktor bilangan dari 12.

2. Jika a dan b merupakan faktor bilangan dari c, maka hasil kali a dan b juga

merupakan faktor bilangan dari c.

Contoh: Jika 2 dan 5 adalah faktor bilangan dari 10, maka hasil kali antara 2 dan

5, yaitu 10 juga merupakan faktor bilangan dari 10.


3. Jika a dan b merupakan faktor bilangan dari c, maka faktor-faktor persekutuan a

dan b juga merupakan faktor bilangan dari c.

Contoh: Jika 2 dan 3 adalah faktor bilangan dari 12, maka faktor-faktor

persekutuan a dan b, yaitu 1 dan 2 juga merupakan faktor bilangan dari 12.

4. Jika dua bilangan hanya memiliki satu faktor bilangan bersama, yaitu 1, maka

bilangan tersebut disebut bilangan prima.

Contoh: 7 dan 11 adalah bilangan prima, karena hanya memiliki faktor bilangan 1

dan bilangan itu sendiri.

5. Jika sebuah bilangan memiliki faktor bilangan ganjil, maka bilangan tersebut pasti

bilangan ganjil.

Contoh: Bilangan 21 memiliki faktor bilangan 3, yang merupakan bilangan ganjil,

maka bilangan 21 adalah bilangan ganjil.

6. Jika dua bilangan saling prima, maka faktor bilangan persekutuan terbesar (FPB)

keduanya adalah 1.

Contoh: Bilangan 8 dan 15 saling prima, sehingga FPB dari kedua bilangan

tersebut adalah 1.

7. Produk dari semua faktor bilangan suatu bilangan sama dengan bilangan itu

sendiri.

Contoh: Bilangan 12 memiliki faktor bilangan 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Produk dari

semua faktor bilangan tersebut adalah 1 x 2 x 3 x 4 x 6 x 12 = 1,728, yang sama

dengan bilangan 12.

Dalam matematika, sifat-sifat faktor bilangan sangatlah penting dalam memecahkan

berbagai masalah matematika yang terkait dengan faktorisasi, tes keprimaan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang sifat-sifat faktor bilangan

sangatlah diperlukan untuk memahami konsep matematika lebih lanjut.

3. Cara Menentukan Faktor Bilangan

Berikut adalah cara menentukan faktor bilangan yaitu :

1. Faktor bilangan adalah bilangan bulat positif yang dapat membagi bilangan bulat

lainnya tanpa sisanya. Sehingga, cara pertama untuk menentukan faktor bilangan

adalah dengan mencari semua bilangan bulat positif yang dapat membagi bilangan

tersebut tanpa sisanya.

Misalnya nomor  10. Kita bagi nomor  10 hanya sesudah bilangan output lebih rendah

bilangan  membaginya.. Jadi membaginya kita untuk jadi 5. (10 : 2 = 5).

10: 1 = 10

10 : 2 = 5

10 : 3 = 3,3 (output lebih Rendah bilangan  pembaginya)

10 : 4 = 2,5 (output lebih Rendah bilangan  pembaginya)

Selanjutnya kita lihat nomor  dalam hasilnya yg hampir sama menggunakan

pembaginya:

Bilangan Hasil: 3, 4, 6, 12

Bilangan Pembagi: 1, 2, 3, dan 4

Jadi faktor bilangan bilangan  12 merupakan 1, 2, 3, 4, 6 & 12.


2. Cara lain untuk menentukan faktor bilangan adalah dengan melakukan faktorisasi dari

bilangan tersebut. Faktorisasi adalah proses memecah sebuah bilangan menjadi

faktor-faktor bilangan yang lebih kecil. Setelah memecah bilangan menjadi faktor-

faktor bilangan, maka faktor-faktor bilangan tersebut adalah faktor bilangan dari

bilangan awal.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan faktor bilangan dengan melakukan

faktorisasi:

 Pertama, urutkan faktor-faktor prima dari bilangan tersebut.

 Kemudian, tuliskan faktor-faktor bilangan dari bilangan tersebut sebagai hasil dari

perkalian faktor-faktor prima dalam bilangan tersebut.

 Tuliskan semua kemungkinan faktor bilangan dari bilangan tersebut dengan

mengombinasikan faktor-faktor bilangan tersebut secara berbeda.

Contoh:

Untuk menentukan faktor bilangan dari 24, kita melakukan faktorisasi terlebih dahulu

menggunakan faktor-faktor bilangan prima sebagai berikut:

24 = 2 x 2 x 2 x 3
Selanjutnya, kombinasikan faktor-faktor bilangan tersebut untuk mencari semua faktor

bilangan dari 24. Dalam hal ini, semua bilangan yang merupakan perkalian dari

kombinasi 2 bilangan merupakan faktor bilangan dari 24, yaitu:

1 x 24 = 24

2 x 12 = 24

3 x 8 = 24

4 x 6 = 24

2 x 2 x 6 = 24

2 x 3 x 4 = 24

2 x 2 x 3 x 2 = 24

2 x 2 x 2 x 3 = 24

Jadi, faktor bilangan dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.

4. Penyelesaian Faktor Bilangan dalam Kehidupan Sehari-hari

Perhatikan gambar dan bacaan berikut dengan cermat!


Dalam memperingati HUT RI diadakan lomba tari tradisional tingkat SD. Tujuan lomba

untuk membudayakan tarian Nusantara. Setiap tim beranggotakan 6 orang. Tiap tim

menampilkan berbagai bentuk formasi tarian. Berapa formasi tarian dapat dibentuk?

Bacalah dengan cermat! Tim tari terdiri atas 6 orang. Perhatikan kemungkinan formasi

berikut:

Formasi 1

Formasi di atas menggambarkan 1 baris dan setiap baris terdapat 6 orang ditulis 1 x 6 >

Formasi 2

Formasi 2 ada 2 baris dan setiap baris terdapat 3 orang ditulis 2x 3

Formasi 3
Formasi ini ada 3 baris dan setiap baris terdapat 2 orang ditulis 3 x 2

Formasi 4

Formasi di atas menggambarkan 6 baris dan setiap baris terdapat 1 orang ditulis 6 x 1

Formasi tersebut dapat disajikan sebagai perkalian 2 buah bilangan pada tabel berikut:

1 6

2 3

3 2

6 1

 6 merupakan hasil dari 1 x 6, 2x3, 3x2, 6 × 1.

 Jadi faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, 6.


C. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

1. Pengertian KPK

KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) adalah bilangan terkecil yang sama-sama menjadi

kelipatan dari dua buah bilangan. Berikut ini adalah pengertian KPK menurut beberapa

ahli:

1. Stuart J. Murphy, KPK adalah bilangan terkecil yang dapat dibagi secara merata oleh

dua bilangan.

2. Tapiero dan Sierpinska, KPK adalah bilangan yang dapat dibagi oleh dua bilangan

tertentu tanpa sisa.

3. David Eugene Smith, KPK adalah hasil perkalian antara dua bilangan asli yang

memiliki faktor-faktor bersama, dan faktor-faktor tersebut diambil satu kali saja.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa KPK adalah bilangan terkecil yang

menjadi kelipatan dari dua buah bilangan. KPK juga dapat diartikan sebagai hasil kali

antara dua bilangan asli dengan faktor-faktor bersama yang diambil hanya sekali. KPK

memiliki peran penting dalam matematika, terutama dalam operasi penjumlahan dan

perkalian pecahan, serta dapat digunakan dalam menyelesaikan berbagai masalah

matematika.

KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) bilangan adalah bilangan yang merupakan kelipatan

bilangan terkecil yang dihasilkan dari dua buah bilangan itu. Untuk memahami KPK

bilangan, perhatikan konsep faktor bilangan terlebih dahulu.


Faktor bilangan adalah bilangan bulat yang dapat membagi bilangan lain dengan tidak

ada sisa. Sebagai contoh, 3 adalah faktor bilangan dari 9, karena 9 dibagi 3 sama dengan

3 dan tidak ada sisa.

Dalam menentukan faktor bilangan, salah satu langkah penting adalah faktorisasi

bilangan. Faktorisasi adalah proses memecah sebuah bilangan menjadi faktor-faktor

bilangan yang lebih kecil. Misalnya, faktorisasi dari bilangan 12 merupakan 2 x 2 x 3.

2. Sifat-Sifat KPK

KPK atau Kelipatan Persekutuan adalah bilangan yang merupakan kelipatan dari dua

bilangan atau lebih. Berikut adalah sifat-sifat KPK bilangan:

a. KPK bilangan merupakan bilangan positif.

b. KPK bilangan selalu lebih besar atau sama dengan bilangan-bilangan yang menjadi

faktornya.

c. KPK bilangan dapat dihitung dengan cara membagi setiap bilangan dengan faktor-

faktor yang sama. Kemudian, kalikan faktor-faktor tersebut dengan bilangan-bilangan

yang tidak tertutup di setiap faktorisasi.

d. KPK bilangan merupakan faktor persekutuan terbesar untuk bilangan-bilangan yang

terlibat dalam operasi KPK.

e. KPK bilangan dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika,

seperti pengukuran, pembagian bahan, dan sebagainya.

Dari sifat-sifat tersebut, dapat disimpulkan bahwa KPK bilangan memiliki sifat-sifat yang

memudahkan kita dalam melakukan perhitungan dan menyelesaikan masalah.


Pengetahuan tentang KPK bilangan juga penting dalam pembelajaran matematika, karena

dapat mempercepat proses perhitungan dan membantu kita dalam menyelesaikan

berbagai masalah matematika secara efisien.

3. Cara Mencari KPK

Cara untuk mencari nilai KPK, cara yang pertama yaitu dengan faktorisasi prima dan

cara yang kedua yaitu mengambil angka yang sama dan terkecil dari faktor – faktornya. 

a. Faktorisasi Prima

Langkah – langkah  faktorisasi prima yaitu :

 Membuat pohon faktor dari masing – masing bilangan.

 Mengalikan semua faktor – faktor persekutuanya.

 Jika ada bilangan yang sama pangkatnya berbeda, maka ambilah faktor yang

terbesar.

Contoh Soal :

Tentukanlah KPK dari 20 dan 30 !

Pembahasan:

Langkah pertama, membuat pohon faktor untuk menentukan faktorisasi prima dari kedua

bilangan tersebut. Nah caranya itu sobat, kalian bisa membagi kedua bilangan tersebut
dengan bilangan prima sampai diperoleh hasil akhir yang tersisa dan tidak dapat dibagi

lagi. 

Dari gambar diatas, kita memperoleh faktorisasi prima sebagai berikut :

20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5

30 = 2 x 3 x 5

Nah, untuk mencari nilai KPK yaitu dengan cara mengalikan semua bilangan dari

faktorisasi prima. Jika kalian menemukan faktor bilangan tersebut terdapat bilangan yang

sama dan memiliki pangkat yang berbeda, ambilah bilangan yang memiliki pangkat yang

terbesar. Jadi sobat, nilai KPK dari 20 dan 30 adalah :

KPK dari 20 dan 30 =  22 x 3 x 5 = 60


b. Dengan Menentukan Kelipatan Angka Terkecil Yang Sama

Untuk mencari nilai KPK dengan menentukan kelipatan angka terkecil yang sama. Maka

kita perlu mengalikan bilangan tersebut dengan bilangan asli ( 1, 2, 3, 4, 5, 6,... dan

seterusnya). Kemudian kalian carilah angka yang sama pada kelipatan terkecil. 

Contoh soal:

Carilah KPK dari 20 dan 30 !

Kelipatan 20 = 20, 40, 60, 80,....

Kelipatan 30 = 30, 60, 90, 120, .....

Nah ,dari kelipatan bilangan 20 dan 30 dapat kita peroleh angka 60 sebagai nilai yang

sama dari kelipatan terkecil. Jadi KPK dari 20 dan 30 adalah 60.

4. Penyelesaian KPK dalam Kehidupan Sehari-Hari

Soal cerita KPK biasanya tentang hal yang dilakukan berulang lagi secara bersama-

sama. Kata kunci dalam soal KPK yaitu setiap dan bersama-sama/bersamaan/bersama

Contoh:

1. Lampu A menyala setiap 6 menit sekali dan lampu B menyala setiap 8 menit sekali.

Jika saat ini kedua lampu menyala secara bersamaan, dalam berapa menit kedua

lampu tersebut menyala bersamaan lagi?

KPK 6 dan 8 =
6=2×3
8=2³

KPK:

=2³×3
= 8×3
= 24

Jadi kedua lampu tersebut menyala bersamaan lagi pada menit ke-24.

2. Pak Teguh mendapat tugas piket di sekolah setiap 12 hari sekali, Pak Didi mendapat

tugas piket setiap 18 hari sekali. Tanggal 1 Juli 2007 mereka mendapat tugas piket

secara bersamaan Kapan mereka akan mendapat tugas piket secara bersamaan

untuk yang kedua?

Jawab:

Untuk menjawab soal tersebut, kamu harus mencari KPK dari 12 dan 18

Faktorisasi prima dari 12 adalah 12=2x2x3=2²x3

Faktorisasi prima dari 18 adalah 18=2x3x3=2x3²


KPK dan 12 dan 18 adalah 2²x3²=4x9= 36

Jadi, Pak Teguh dan Pak Didi akan mendapat tugas piket secara bersamaan setiap 36

hari sekali.

3. Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali,  Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali.

Apabila mereka bermain futsal bersama - sama pada hari Sabtu. Berapa hari

kemudian mereka akan bermain futsal bersama-sama untuk ke-2 kalinya ?

4 9

2 2 9

2 1 9

2 1 3

3 1 1

KPK:

22 X 32

= 4  X   9

= 36

Jadi mereka akan bermain futsal bersama-sama lagi 36 hari kemudian.

D. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)


1. Pengertian FPB

FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) adalah bilangan terbesar yang dapat membagi dua

buah bilangan secara merata. Berikut ini adalah pengertian FPB menurut beberapa ahli:

1. Stanley J. Bezuszka, FPB adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi

dua bilangan yang diberikan.

2. Tapiero dan Sierpinska, FPB adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat

membagi dua bilangan tertentu tanpa sisa.

3. David Eugene Smith, FPB adalah bilangan bulat yang membagi dua bilangan asli dan

memiliki faktor-faktor bersama terbesar dari kedua bilangan tersebut.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa FPB adalah bilangan terbesar yang

membagi dua bilangan dengan tidak ada sisa. FPB juga dapat diartikan sebagai bilangan

bulat yang memiliki faktor-faktor bersama terbesar dari kedua bilangan yang diberikan.

FPB memiliki peran penting dalam matematika, terutama dalam operasi pengurangan dan

pembagian pecahan, serta dapat digunakan dalam menyelesaikan berbagai masalah

matematika.

2. Sifat-Sifat FPB

FPB atau Faktor Persekutuan Besar adalah bilangan bulat positif terbesar yang menjadi

faktor pembagi dari dua bilangan atau lebih. Berikut adalah sifat-sifat FPB bilangan:

a. FPB bilangan merupakan bilangan positif.

b. FPB bilangan selalu lebih kecil atau sama dengan bilangan-bilangan yang menjadi

faktornya.
c. Jika bilangan-bilangan yang diberikan merupakan bilangan prima, maka nilai FPB

bilangan adalah 1.

d. FPB bilangan dapat dihitung dengan menggunakan metode faktorisasi prima atau

algoritma Euklides.

e. FPB bilangan merupakan kelipatan dari faktor-faktor persekutuan yang dimiliki oleh

bilangan-bilangan yang terlibat dalam operasi FPB.

f. FPB bilangan dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika,

seperti mencari pecahan yang dapat disederhanakan atau mencari faktor-faktor

persamaan.

Dari sifat-sifat tersebut, dapat disimpulkan bahwa FPB bilangan memiliki sifat-sifat yang

memudahkan kita dalam melakukan perhitungan dan menyelesaikan masalah.

Pengetahuan tentang FPB bilangan juga penting dalam pembelajaran matematika, karena

dapat mempercepat proses perhitungan dan membantu kita dalam menyelesaikan

berbagai masalah matematika secara efisien. Oleh karena itu, pemahaman yang baik

mengenai sifat-sifat FPB bilangan sangat penting untuk dikuasai dalam mempelajari

matematika.

3. Cara Mencari FPB

Cara untuk mencari nilai FPB, cara yang pertama yaitu dengan faktorisasi prima dan

cara yang kedua yaitu mengambil angka yang sama dan terbesar dari faktor – faktornya. 

a. Faktorisasi Prima

Langkah – langkah faktorisasi prima FPB yaitu:


 Menentukan faktorisasi prima dari masing – masing bilangan.

 Mengalikan faktor yang sama dari bilangan – bilangan tersebut.

 Jika pada faktor yang sama pangkatnya berbeda, maka ambilah faktor yang terkecil.

Contoh Soal :

Tentukanlah FPB dari 20 dan 30 !

Pembahasan:

Langkah pertama, membuat pohon faktor untuk menentukan faktorisasi prima dari kedua

bilangan tersebut. Nah caranya itu sobat, kalian bisa membagi kedua bilangan tersebut

dengan bilangan prima sampai diperoleh hasil akhir yang tersisa dan tidak dapat dibagi

lagi. 

Dari gambar diatas, kita memperoleh faktorisasi prima sebagai berikut :

20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5

30 = 2 x 3 x 5
Nah, untuk mencari nilai FPB yaitu dengan cara mengalikan faktor yang sama dari

bilangan 20 dan 30. Jika kalian menemukan faktor bilangan tersebut terdapat bilangan

yang sama dan memiliki pangkat yang berbeda, ambilah bilangan yang memiliki pangkat

yang terkecil. Dari hasil faktorisasi prima kita tadi terdapat  bilangan yang sama dan

berpangkat terkecil yaitu 2 dan 5. Jadi , nilai FPB dari 20 dan 30 adalah :

FPB dari 20 dan 30 =  2 x 5 = 10

b. Dengan Mengambil Angka Yang Sama Dan Terbesar Faktor – Faktor Persekutuannya

Untuk mencari nilai FPB dengan mengambil angka yang sama dan terbesar, maka kita

terlebih dahulu harus membuat faktor – faktor persekutuan dari masing – masing

bilangan. 

Contoh soal:

Carilah FPB dari 20 dan 30 !

Faktor – faktor 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20

Faktor – faktor 30 = 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30

Faktor persekutuan 20 dan 30 = 1, 2, 5, 10

Nah, dari faktor – faktor persekutuan 20 dan 30 dapat kita ambil satu angka yang sama

dan terbesar. Dari hasil diatas diperoleh 10 sebagai angka yang sama dan terbesar dari

faktor persekutuan antara bilangan 20 dan 30. Jadi FPB dari 20 dan 30 adalah 10.
4. Penyelesaian FPB dalam Kehidupan Sehari-Hari

Soal cerita FPB biasanya tentang pembagian yang sama banyak dan sama jumlahnya.

Kata kunci dalam soal FPB yaitu Jumlah yang sama / sama banyak

Contoh:

1. Pak Yudi memiliki 12 apel dan 18 jeruk. Apel dan jeruk tersebut akan dimasukkan ke

dalam kantong plastik. Berapa kantong plastik yang dibutuhkan, jika setiap kantong

berisi apel dan jeruk dengan jumlah yang sama?

Jawab:

Untuk menjawab soal tersebut, kamu harus mencari FPB dan 12 dan 18

Faktorisasi prima dari 12 adalah 12=2x2x3=2²x3

Faktorisasi prima dari 18 adalah 18=2x3x3=2x3²

FPB dan 12 dan 18 adalah 2x3=6.

Jadi, kantong plastik yang diperlukan adalah 6 buah. Setiap kantong plastik memuat 2

apel dan 3 jeruk.


2. Ibu mempunyai 15 buah jeruk dan 21 buah apel. Buah jeruk dan apel itu dibagikan

kepada beberapa anak. Masing-masing anak menerima jumlah jeruk dan apel yang

sama. Berapa anak yang menerima buah tersebut ?

15 21

3 5 7

5 1 1

7 1 1

FPB = 3

Jadi jumlah anak yang menerima buah tersebut adalah 3 anak

OPERASI HITUNG PADA BILANGAN BULAT

A. Pengertian Operasi Hitung

Operasi hitung adalah serangkaian proses yang digunakan untuk melakukan

perhitungan aritmatika pada angka-angka. Berikut adalah pengertian operasi hitung

menurut para ahli:

1. Menurut M.A. Van Den Brandhof, operasi hitung adalah suatu proses matematika yang

bertujuan untuk menyederhanakan ekspresi dan memecahkan masalah matematika.

2. Menurut Winter, operasi hitung adalah proses matematika yang digunakan untuk

menerapkan aturan aritmatika pada angka atau bilangan yang terlibat dalam suatu

masalah.
3. Menurut Kies, operasi hitung merupakan serangkaian prosedur atau algoritma

matematika yang digunakan untuk menghitung jumlah, selisih, kali, dan bagi bilangan-

bilangan atau variabel-variabel.

Mengacu pada pengertian tersebut, ada beberapa jenis operasi bilangan sebagai berikut:
1. Penjumlahan adalah kombinasi atau penambahan dua bilangan atau lebih untuk
membentuk bilangan baru.
2. Pengurangan adalah mengambil suatu bilangan tertentu dari suatu bilangan tertentu
sehingga jumlah bilangan tersebut berkurang.
3. Perkalian adalah penjumlahan berulang. Perkalian juga dapat dipahami sebagai
proses menjumlahkan bilangan yang sama, sebanyak pengali.
4. Pembagian adalah pengurangan berulang. Dapat juga dipahami sebagai pembagian
suatu bilangan menjadi beberapa kelompok dengan bilangan yang sama.

Selain operasi bilangan yang telah disebutkan di atas, terdapat pula jenis operasi hitung
campuran. Pada umumnya, dalam sebuah operasi hitung bilangan campuran akan
menemukan berbagai jenis operasi hitung dalam satu soal. Sebagai contoh soal yang
penyelesaiannya menggunakan penjumlahan, perkalian, pengurangan, dan/atau
pembagian dalam satu soal. Oleh sebab itu, untuk menghitung dengan operasi bilangan
campuran harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Jika dalam operasi hitung terdapat penjumlahan dan pengurangan, maka kerjakan
terlebih dahulu operasi hitung sebelah kiri
2. Jika dalam operasi hitung terdapat perkalian dan pembagian, maka kerjakan terlebih
dahulu operasi hitung sebelah kiri
3. Jika dalam operasi hitung terdapat penjumlahan atau pengurangan dan perkalian atau
pembagian, maka kerjakan terlebih dahulu perkalian atau pembagian
4. Jika terdapat operasi hitung dalam tanda kurung, maka kerjakan terlebih dahulu
operasi hitung dalam tanda kurung tersebut
Dari pengertian-pengertian tersebut, operasi hitung dapat diartikan sebagai serangkaian

proses matematika yang digunakan untuk menghitung dan memproses angka atau

bilangan yang terlibat dalam suatu perhitungan. Setiap jenis operasi hitung memiliki

aturan-aturan tersendiri yang harus diterapkan pada bilangan untuk menghasilkan nilai

yang benar. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai operasi hitung sangat

penting untuk dikuasai dalam mempelajari matematika.

B. Pengertian Bilangan Bulat

Bilangan merupakan suatu konsep dalam matematika yang digunakan untuk melakukan

pencacahan dan pengukuran. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa bilangan

digunakan untuk menyatakan banyak atau jumlah suatu objek. Bilangan dilambangkan

dengan angka. Pengelompokan bilangan yang ada seperti bilangan bulat, bilangan

pecahan, bilangan genap, bilangan ganjil, dan sebagainya.

Beberapa pengertian bilangan bulat menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut David Eugene Smith, bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan

positif, negatif, dan nol.

2. Menurut Stanley J. Bezuszka, bilangan bulat adalah bilangan yang terletak pada garis

bilangan dan dapat diwakili oleh sebuah titik pada garis bilangan.

3. Menurut Tapiero dan Sierpinska, bilangan bulat adalah bilangan yang dapat ditulis

dalam bentuk a atau -a, di mana a adalah bilangan positif.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah

bilangan yang terdiri dari bilangan positif, negatif, dan nol serta terletak pada garis
bilangan. Bilangan bulat dapat direpresentasikan dalam bentuk titik pada garis bilangan.

Selain itu, bilangan bulat dapat diekspresikan dalam bentuk positif atau negatif tergantung

pada nilainya. Bilangan bulat merupakan salah satu konsep dasar dalam matematika dan

menjadi dasar dalam banyak operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai bilangan

bulat sangat penting dalam pengembangan kemampuan matematika seseorang.

Bilangan bulat merupakan suatu bilangan bukan pecahan, yang terdiri atas:

Bilangan bulat positif : 1, 2, 3, 4, . . .

Bilangan nol : 0

Bilangan bulat negatif : . . ., -4, -3, -2, -1

Secara umum, himpunan bilangan bulat dituliskan sebagai  { . . ., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2,

3,...}. Bilangan bulat dilambangkan dengan Z, yang berasal dari kata “zahlen” (bahasa

Jerman) yang berarti bilangan.

Bilangan-bilangan bulat tersebut dapat dituliskan dan diurutkan dalam garis bilangan

sebagai berikut:

Penggunaan garis bilangan saat bermanfaat saat kita melakukan operasi hitung

bilangan bulat.
C. Pengelompokan Bilangan Bulat

Jenis-jenis bilangan bulat yang umum digunakan dalam matematika dijelaskan sebagai

berikut:

1. Bilangan bulat positif

Bilangan bulat positif adalah bilangan bulat yang lebih besar dari nol. Contohnya adalah

1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Bilangan bulat positif adalah merupakan bilangan yang biasa

terdapat dalam operasi aritmatika.

Berikut adalah karakteristik bilangan bulat positif:

1. Bilangan bulat positif adalah bilangan yang lebih besar dari nol (0).

2. Bilangan bulat positif dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan beberapa bilangan

bulat positif, misalnya 5 = 2 + 3.

3. Dalam pembagian dua bilangan bulat positif, hasilnya selalu merupakan bilangan bulat

positif atau pecahan positif.

4. Dalam penggandaan dua bilangan bulat positif, hasilnya selalu bilangan bulat positif.

5. Seluruh bilangan bulat positif memiliki FPB (Faktor Persekutuan Besar) sebesar 1.

6. Bilangan bulat positif selalu dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.

7. Setiap bilangan bulat positif juga merupakan bilangan asli.


Dari karakteristik bilangan bulat positif tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat

positif merupakan bilangan yang bernilai lebih dari nol dan selalu memiliki beberapa

operasi aritmatika yang dapat dilakukan dengan mudah. Oleh karena itu, pengetahuan

tentang bilangan bulat positif sangat penting dalam mempelajari matematika dan juga

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bilangan bulat negatif

Bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat yang lebih kecil dari nol atau memiliki nilai

di bawah nol (-1, -2, -3, dst).

Berikut adalah beberapa karakteristik dari bilangan bulat negatif:

1. Bilangan bulat negatif selalu memiliki tanda negatif (-) sebelum angkanya.

2. Bilangan bulat negatif dapat dinyatakan dalam bentuk pengurangan dari dua bilangan

bulat positif, misalnya -5 = 3 - 8.

3. Dalam pembagian dua bilangan bulat negatif, hasilnya bisa berupa bilangan positif

atau negatif, tergantung pada tanda bilangan pembagi dan pembilang.

4. Dalam pengaliran dua bilangan bulat negatif, hasilnya selalu bilangan positif.

5. Seluruh bilangan bulat negatif memiliki FPB (Faktor Persekutuan Besar) sebesar 1.

6. Bilangan bulat negatif dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.

7. Jarak bilangan negatif dengan nol selalu menjadi nilai absolut dari bilangan tersebut.
Dari karakteristik bilangan bulat negatif tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan

bulat negatif tidak selalu memiliki bentuk penjumlahan seperti bilangan bulat positif, tetapi

selalu dapat dilakukan operasi aritmatika dengan bilangan bulat positif. Pengetahuan

tentang bilangan bulat negatif dapat membantu dalam mempelajari matematika dan juga

dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam pengaturan tanda untuk mengindikasikan

perbedaan antara dua jenis nilai.

3. Bilangan bulat cacah

Bilangan bulat cacah adalah bilangan bulat yang tidak negatif atau tidak kurang dari

nol. Bilangan bulat cacah adalah sama dengan bilangan bulat positif ditambah nol.

Contohnya adalah 0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.

Berikut adalah beberapa karakteristik dari bilangan bulat cacah:

1. Bilangan bulat cacah selalu bernilai lebih besar atau sama dengan nol (0).

2. Bilangan bulat cacah dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan beberapa bilangan

bulat positif atau bisa juga hanya berupa bilangan nol (0).

3. Dalam pembagian dua bilangan bulat cacah, hasilnya selalu merupakan bilangan

cacah atau pecahan cacah.


4. Dalam penggandaan dua bilangan bulat cacah, hasilnya selalu bilangan cacah.

5. Setiap bilangan bulat cacah merupakan bilangan bulat positif atau bilangan nol.

6. Bilangan bulat cacah selalu dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.

7. Seluruh bilangan bulat cacah memiliki KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) sebesar

bilangan itu sendiri, sedangkan FPB (Faktor Persekutuan Besar) bilangan bulat cacah

tertentu dengan bilangan cacah lain selalu berupa bilangan cacah.

Dari karakteristik bilangan bulat cacah tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat

cacah memiliki beberapa sifat yang serupa dengan bilangan bulat positif, tetapi tidak

mencakup bilangan bulat negatif. Pengetahuan tentang bilangan bulat cacah sangat

penting dalam mempelajari operasi matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian.

4. Bilangan bulat genap

Bilangan bulat genap adalah jenis bilangan bulat yang dapat dibagi dua dengan sisa nol

secara sama, memiliki bentuk (0, 2, 4, 6, 8, dst).

Berikut adalah beberapa karakteristik dari bilangan bulat genap:


1. Bilangan bulat genap selalu habis dibagi dua (0, 2, 4, 6, 8, dst).

2. Bilangan bulat genap dapat dinyatakan dalam bentuk kelipatan dua.

3. Dalam pengurangan dua bilangan bulat genap, hasilnya selalu bilangan genap.

4. Penjumlahan dua bilangan bulat genap bisa menghasilkan bilangan genap atau ganjil,

tergantung pada bilangan itu sendiri.

5. Dalam pembagian dua bilangan bulat genap, hasilnya selalu bilangan genap.

6. Dalam pengaliran dua bilangan bulat genap, hasilnya selalu bilangan genap.

7. Seluruh bilangan bulat genap dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.

Dari karakteristik bilangan bulat genap tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan

bulat genap memiliki sifat yang unik dan sering digunakan dalam matematika. Bilangan

genap bisa menjadi penting dalam mempelajari operasi matematika dasar, seperti

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta dalam memecahkan

masalah di kehidupan sehari-hari.

5. Bilangan bulat ganjil

Bilangan bulat ganjil adalah bilangan bulat yang tidak dapat dibagi dua dengan sisa nol.

Contohnya adalah 1, 3, 5, 7, dan seterusnya. Bilangan bulat ganjil adalah jenis bilangan

bulat yang tidak bisa dibagi dua dengan hasil akhir bilangan bulat.
Berikut adalah beberapa karakteristik dari bilangan bulat ganjil:

1. Bilangan bulat ganjil tidak habis dibagi dua.

2. Bilangan bulat ganjil dapat dinyatakan sebagai bilangan bulat genap ditambah satu,

atau bilangan bulat ganjil sebelumnya ditambahkan dua.

3. Dalam penjumlahan dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu bilangan genap.

4. Dalam pengurangan dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu bilangan genap.

5. Dalam pembagian dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu berupa pecahan.

6. Dalam pengaliran dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu berupa pecahan.

7. Seluruh bilangan bulat ganjil dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.

Dari karakteristik bilangan bulat ganjil tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan

bulat ganjil memiliki sifat yang khas dan sering digunakan dalam matematika. Bilangan

bulat ganjil sangat berguna dalam mempelajari operasi matematika dasar, seperti

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta dalam memecahkan

masalah di kehidupan sehari-hari.

6. Bilangan bulat prima

Bilangan bulat prima adalah bilangan bulat yang hanya dapat dibagi satu atau dirinya

sendiri. Contohnya adalah 2, 3, 5, 7, dan seterusnya.


Tabel bilangan prima antara 1-100:

Keterangan:

 Merah: Angka 1

 Hijau: bilangan habis dibagi 2 (kelipatan 2) yang lebih dari 2

 Kuning: bilangan habis dibagi 3 (kelipatan 3) yang lebih dari 3

 Biru: bilangan habis dibagi 5 (kelipatan 5) yang lebih dari 5

 Abu-abu : bilangan habis dibagi 7 (kelipatan 7) yang lebih dari 7

 Putih : Bilangan Prima

Berikut adalah beberapa karakteristik dari bilangan prima:

1. Bilangan prima hanya memiliki dua faktor bilangan, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
2. Bilangan prima lebih besar dari 1.

3. Bilangan prima tidak dapat dibagi habis oleh bilangan lain selain 1 dan bilangan itu

sendiri.

4. Seluruh bilangan ganjil prima lebih besar dari 2.

5. Jumlah dua bilangan prima dapat menghasilkan bilangan genap maupun ganjil

6. Seluruh bilangan prima lebih besar dari 3 berkoma-koma ciri 1, 3, 7, atau 9 di digit

terakhir.

7. Terdapat tak terbatas bilangan prima.

Dari karakteristik bilangan prima tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan prima sangat

khusus dan sulit ditemukan karena hanya memiliki dua faktor bilangan saja. Bilangan

prima sering digunakan dalam matematika, terutama dalam ilmu kriptografi dan teori

bilangan, serta sangat penting dalam pemrograman dan pemrosesan data.

Dari jenis-jenis bilangan bulat di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat terdiri

dari berbagai jenis yang memiliki sifat dan karakteristik tersendiri. Setiap jenis bilangan

bulat memiliki peran yang sangat penting dalam matematika dan dapat digunakan dalam

berbagai macam perhitungan dan operasi matematika. Oleh karena itu, penting bagi

seseorang untuk memahami setiap jenis bilangan bulat dan cara mengaplikasikan jenis

bilangan bulat yang tepat dalam setiap situasi yang terkait dengan matematika.

D. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat


Bilangan bulat dapat dihitung dengan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian.

1. Operasi Penjumlahan

Operasi penjumlahan pada bilangan bulat adalah operasi matematika dasar yang

digunakan untuk menjumlahkan dua bilangan bulat atau lebih untuk mendapatkan hasil

penjumlahannya. Misalnya, jika kita ingin menjumlahkan bilangan bulat 5 dan 7, maka

hasilnya adalah 12. Secara simbolik, operasi penjumlahan ditulis sebagai:


5 + 7 = 12

Pada operasi penjumlahan bilangan bulat, ada beberapa sifat yang harus diperhatikan:

a. Sifat Komutatif

Sifat komutatif secara umum berarti sifat di dalam operasi hitung yang terjadi pada dua
bilangan yang memiliki bisa melakukan pertukaran letak antar-bilangan tetapi tetap
menghasilkan bilangan yang sama.

Artinya, suatu operasi hitung dikatakan memiliki sifat komutatif jika letak bilangannya
saling ditukarkan, akan tetap menghasilkan hasil yang sama meskipun bilangan itu
merupakan bilangan positif maupun negatif. Sifat komutatif hanya bisa digunakan di
dalam operasi hitung penjumlahan dan perkalian saja, sedangkan pada pengurangan
dan pembagian tidak bisa.

Sifat komutatif pada operasi hitung bilangan penjumlahan ini berarti dua bilangan yang
dijumlahkan hasilnya sama meskipun bilangannya berbeda dan letak antar-
bilangannya ditukar.

Rumus dari sifat komutatif penjumlahan ini adalah:

a+b=b+a=c

Keterangan:

a dan b = bilangan operasi hitung

c = hasil operasi hitung penjumlahan.

Contoh Sifat Komutatif pada Penjumlahan Bilangan Bulat

• Penjumlahan dua bilangan positif

Contoh: 

5+4=4+5=9

2+7=7+2=9

100 + 90 = 90 + 100 = 190


Seperti yang dilihat dari dua contoh di atas bahwa penjumlahan dua bilangan hasilnya
akan tetap sama meskipun posisi bilangannya ditukar-tukar. 

• Penjumlahan bilangan positif dengan negatif

Contoh: 

-3 + 5 = 5 + (-3) = 2

4 + (-2) = (-2) + 4 = 2

250 + (-120) = (-120) + 250 = 130

Dari dua contoh di atas dapat dilihat juga, meskipun salah satu bilangan bulat
merupakan bilangan negatif, hasilnya akan tetap sama ketika dipindah posisikan. 

• Penjumlahan dua bilangan negatif

Contoh: 

(-4) + (-3) = (-3) + (-4) = -7

(-5) + (-8) = (-8) + (-5) = -13

(-90) + (-66) = (-66) + (-90) = -156 

Dari operasi penjumlahan di atas bisa dilihat bahwa tidak ada perubahan hasil ketika
dua bilangan negatif dijumlahkan dan ditukar posisinya. Penjumlahan dua bilangan
negatif ini sifatnya mirip dengan penjumlahan dua bilangan positif, tetapi yang
membedakan adalah dua bilangan negatif ketika dijumlahkan, hasilnya juga akan
negatif pula.

Mengapa Sifat Komutatif Tidak Berlaku pada Pengurangan dan Pembagian?

Seperti yang dijelaskan pada pengertian sifat komutatif sebelumnya, sifat komutatif
memang hanya berlaku pada operasi hitung bilangan penjumlahan dan perkalian saja.
Lantas, mengapa komutatif tidak bisa diberlakukan pada operasi hitung pengurangan
dan penjumlahan?

Jawabannya sebenarnya sederhana, yaitu ketika ditukar posisinya, baik pengurangan


maupun penjumlahan akan menghasilkan hasil yang tidak sama. Berbeda dengan
perkalian dan penjumlahan dimana ketika dua bilangan yang dijumlahkan atau
dikalikan, kemudian ditukar posisinya akan menghasilkan hasil yang sama.

Artinya, dapat dirumuskan pengurangan dan pembagian dalam hukum komutatif


adalah berikut ini: 

a – b ≠ b – a atau a : b ≠ b : a

Contoh: 

5 – 2  ≠ 2 – 5

Karena 5 – 2 hasilnya adalah 3, sedangkan 2 – 5 hasilnya adalah -3.

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa, ketika dua bilangan bulat dikurangkan dan
posisinya ditukar akan menghasilkan hasil yang berbeda. 

8 : 2  ≠  2 : 8

Karena 8 : 2 sama dengan 4, sementara 2 : 8 hasilnya adalah ¼. 

Dari contoh operasi pembagian bilangan di atas dapat dilihat bahwa ketika dua
bilangan bulat dibagi hasilnya tidak akan sama jika bilangannya ditukar posisinya.
b. Sifat Asosiatif

Sifat asosiatif adalah sifat operasi hitung terhadap 3 bilangan menggunakan bantuan
pengelompokan 2 bilangan dengan tanda kurung, dan apabila pengelompokan
ditukarkan, hasilnya tetap sama. Sifat asosiatif juga disebut sebagai sifat
pengelompokan. Seperti sifat komunikatif, sifat asosiatif hanya berlaku untuk
penjumlahan dan perkalian.

Rumus sifat asosiatif untuk penjumlahan yaitu :

(a + b) + c = a + (b + c) = d

Contoh: 

(6 + 4) + 5 = ?

Soal tersebut dapat dikerjakan dengan cara menjumlahkan terlebih dahulu bilangan
yang ada di dalam kurung. 

Kemudian hasil dari penjumlahan di dalam kurung dijumlahkan dengan angka di luar
kurung.

(6 + 4) + 5 = ?

10 + 5 = 15

Jika menggunakan sifat asosiatif maka bisa juga mengerjakannya dengan cara
sebagai berikut:

6 + (4 + 5) =?

6 + 9 = 15

Jadi, (6 + 4) + 5 = 6 + (4 + 5) = 15.
c. Sifat Identitas

Ada bilangan khusus yang disebut nol, yaitu bilangan bulat 0, jika nol ditambahkan ke
suatu bilangan, maka hasilnya sama dengan bilangan tersebut. Artinya, Penjumlahan
dengan Nol a + 0 = 0 atau (-a) + 0 = 0 dan 0 + a = 0 atau 0 + (-a) = 0.

Contohnya:

5+0=5

0+4=4

Ini benar karena arti dari 0 adalah "kosong" atau "tidak bernilai". Jadi, ketika kita
menjumlahkan 0 dengan 4, maka 4 tidak akan berubah!

d. Sifat Invers

Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu bilangan dikatakan
mempunyai invers jumlah, apabila hasil penjumlahan bilangan tersebut dengan
inversnya (lawannya) merupakan unsur identitas yaitu 0 (nol). Invers dari a adalah –a,
sedangkan invers dari –a adalah a. Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat
selain nol pasti mempunyai invers, sedemikian sehingga berlaku a + (–a) = (–a) + a =
0.

Invers penjumlahan sebuah bilangan bulat adalah bilangan bulat yang jika
ditambahkan dengan bilangan tersebut, hasilnya adalah nol. Contohnya, invers
penjumlahan dari bilangan bulat 5 adalah -5. Artinya, 5 + (-5) = 0 atau (-5) + 5 = 0

Cara Menjumlahkan Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan dan Cara Bersusun

Untuk mempermudah melakukan penjumlahan bilangan, kita dapat menggunakan 2 cara berikut.

1. Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan

Garis bilangan (number line) adalah gambar garis lurus dengan titik-titik yang diasumsikan
sebagai suatu bilangan real terurut. Penjumlahan bilangan dapat dilakukan dengan bantuan garis
bilangan, berikut contohnya:
Kerjakan penjumlahan berikut dengan menggunakan garis bilangan!

2 + 3 =...

Penyelesaian

Langkah-langkah:

• Buat garis bilangan


• Buat garis I: Tarik garis dari angka nol sepanjang 2 satuan (2)
• Buat garis II: Tarik garis dari akhir garis I sepanjang 3 satuan (3)
• Buat garis III: Tarik garis dari angka nol hingga akhir garis II
• Hasil penjumlahan ditunjukkan oleh garis III, 2 + 3 = 5

2. Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Cara Bersusun

Penjumlahan bilangan dengan angka yang relatif besar akan susah dikerjakan dengan bantuan
garis bilangan. Solusinya adalah dengan menggunakan cara bersusun. Untuk menggunakan
penjumlahan bersusun, kita harus memahami penjumlahan bilangan satu sampai 10.

Contoh:

Selesaikan penjumlahan berikut dengan penjumlahan berikut dengan bersusun

123 + 68 =

Penyelesaian:
Langkah-langkah:

 Tulis angka yang dijumlahkan secara berjejer, satuan sejajar dengan satuan, puluhan sejajar
dengan puluhan, dan seterusnya.
 Lakukan penjumlahan dari kanan (satuan) ke kiri
 Penjumlahan satuan 3 + 8 = 11
 Tulis angka 1 pada hasil penjumlahan satuan
 Simpan 1 di puluhan
 Penjumlahan puluhan 2 + 6 = 8, karena sebelumnya menyimpan 1 puluhan maka jumlahkan
lagi hasilnya dengan angka yang disimpan yaitu 8 + 1 = 9
 Tulis angka 9 pada hasil penjumlahan puluhan
 Penjumlahan ratusan 1 + 0 = 1
 Tulis angka 1 pada hasil penjumlahan ratusan

Jadi, 123 + 68 = 191

Dengan memahami sifat-sifat operasi penjumlahan pada bilangan bulat, kita dapat
dengan mudah melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dan mendapatkan hasil
yang tepat.

2. Operasi Pengurangan

Operasi pengurangan pada bilangan bulat adalah operasi matematika dasar yang
digunakan untuk mengurangkan dua bilangan bulat atau lebih untuk mendapatkan hasil
pengurangannya.

Pengurangan (subtraction) adalah operasi dasar matematika yang digunakan untuk


mengeluarkan beberapa angka dari kelompoknya. Operasi pengurangan merupakan
kebalikan dari operasi penjumlahan. Operasi pengurang dilambangkan dengan
tanda minus " - " dalam notasi infix.

Notasi dasar pengurangan:

a-b=c
a adalah minuend yaitu angka yang akan dikurangi

b adalah subtrahend yaitu pengurang

c adalah selisih angka a dan b yang merupakan hasil dari operasi pengurangan

Pada operasi pengurangan bilangan bulat, ada beberapa sifat yang harus diperhatikan:

1. Sifat Asosiatif
Jika ada lebih dari dua bilangan yang dikurangkan, urutan pengelompokan bilangan
tidak mempengaruhi hasil pengurangannya. Artinya, (a - b) - c = a - (b + c).
Contohnya: (7 - 5) - 1 = 7 - (5 + 1).
2. Sifat Identitas
Ada bilangan khusus yang disebut nol, yaitu bilangan bulat 0, jika nol dikurangkan ke
suatu bilangan, maka hasilnya sama dengan bilangan tersebut. Artinya, a - 0 = a.
Contohnya: 5 - 0 = 5.
3. Sifat Invers
Setiap bilangan bulat memiliki pasangan bilangan yang disebut invers pengurangan.
Invers pengurangan sebuah bilangan bulat adalah bilangan bulat yang jika
dikurangkan dengan bilangan tersebut, hasilnya adalah nol. Contohnya, invers
pengurangan dari bilangan bulat 5 adalah -5. Artinya, 5 - 5 = 0.

Cara Mengurangi Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan dan Cara Bersusun

Kita dapat menggunakan garis bilangan untuk mempermudah memahami cara kerja
operasi bilangan bulat. Selanjutnya untuk mempermudah pengurangan bilangan
dengan angka puluhan dapat menggunakan cara bersusun.

a. Pengurangan Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan

Garis bilangan (number line) adalah gambar garis lurus dengan titik-titik yang
merepresentasikan sebagai suatu urutan bilangan real. Pengurangan bilangan dapat
dilakukan dengan bantuan garis bilangan, berikut contohnya.
Kerjakan pengurangan berikut dengan menggunakan garis bilangan!
3 - 5 = ...

Penyelesaian:

Langkah-langkah:
• Buat garis bilangan
• Buat garis I: Tarik garis dari angka nol ke kanan sepanjang 4 satuan (4)
• Buat garis II: Tarik garis ke kiri dari akhir garis I sepanjang 6 satuan (6)
• Buat garis III: Tarik garis dari angka nol hingga akhir garis II
• Hasil pengurangan ditunjukkan oleh garis III, 4 - 6 = (-2)

b. Pengurangan Bilangan Bulat secara Bersusun


Pengurangan bilangan secara bersusun dapat digunakan untuk mempermudah
menghitung menggunakan angka yang besar.

Contoh:
Selesaikan pengurangan berikut secara bersusun!
176 - 98 = ...

Penyelesaian:
Langkah-langkah:
• Tulis angka yang dikurangkan secara berjejer, satuan sejajar dengan satuan,
puluhan sejajar dengan puluhan, dan seterusnya.
• Lakukan pengurangan dari kanan (satuan) ke kiri
• Pengurangan satuan 6 - 8 hasilnya minus, sehingga perlu mengambil 1 nilai
puluhan
• Ambil 1 puluhan pada angka 80, menjadi 70
• Diperoleh (6 + 10) - 8 = 16 - 8 = 8
• Pengurangan puluhan 70 - 90 hasilnya minus, sehingga perlu diambil 1 nilai
ratusan
• Ambil 1 ratusan pada angka 100, menjadi 0
• (70 + 100) - 90 = 80
Jadi, 186 - 98 = 88

Dengan memahami sifat-sifat operasi pengurangan pada bilangan bulat, kita dapat
dengan mudah melakukan operasi pengurangan bilangan bulat dan mendapatkan hasil
yang tepat.
3. Operasi Perkalian

Perkalian bilangan bulat merupakan operasi matematika yang melibatkan tanda “×”.
Perkalian dapat disebut sebagai suatu bentuk operasi pada bilangan yang dapat dikatakan
sebagai Operasi Penjumlahan berulang dengan menggunakan bilangan yang sama
besarnya.

a. Rumus Operasi Perkalian Bilangan Bulat

Jika a dan b merupakan anggota dari bilangan bulat maka :

a × b  = + ( a × b )

–a × (-b) = + ( a × b )

a × (-b) = – ( a × b )

–a × b  = – ( a × b )

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian dua bilangan bulat dapat ditentukan
berdasarkan tanda dari bilangannya dengan cara sebagai berikut :

( + ) × (+)  = +

( – ) × ( – )  = +

(+)×(–)=–

( – ) × (+)   = –
Perkalian Bilangan Bulat Positif dan Negatif

Untuk mengetahui lebih dalam lagi  perkalian bilangan bulat baik positif maupun negatif
silahkan simak contoh berikut;

2 × (-7) = -14

3 × (-7) = -21

4 × (-7) = -28

Pada contoh diatas, kita dapat memahami bahwa hasil kali bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif akan selalu menghasilkan bilangan bulat negatif, sehingga kita dapat
mengatakan “Untuk setiap bilangan bulat a dan b selalu berlaku a x (-b) = – (a x b)

Perkalian Dua Bilangan Negatif

Untuk dapat memahami perkalian dua bilangan bulat negatif dapat dilihat pada contoh
berikut;

-4 x (-3) = 12

-5 x (-2) = 10

-7 x (-5) = 35

Pada contoh perkalian dua bilangan bulat negatif diatas, dapat disimpulkan jika hasil kali
antara dua bilangan bulat negatif akan selalu menghasilkan bilangan bulat positif,
sehingga dapat dinyatakan ” Setiap bilangan bulat a dan b selalu berlaku (-a) x (-b) = a x b

Perkalian Bilangan Bulat Dengan 0 (Nol)

Untuk perkalian bilangan bulat dengan 0 (Nol) dapat sobat pahami dengan melihat contoh
berikut ini:
3X0=0

0 x -3 = 0

-10 x 0 = 0

Menurut contoh diatas, dapat diambil kesimpulan jika semua bilangan apabila dikalikan
dengan 0 (Nol) akan selalu menghasilkan 0 (Nol).

b. Sifat-Sifat Perkalian pada Bilangan Bulat


a) Sifat Tertutup

Sifat tertutup merupakan salah satu sifat dari operasi penjumlahan bilangan bulat,
dimana sifat ini juga dapat ditemukan pada operasi perkalian. Dalam perkalian, properti
penutupan berarti bahwa setiap perkalian bilangan bulat akan selalu menghasilkan
bilangan bulat. Dapat dinyatakan sebagai “Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, akan
selalu ada p x q = r, dimana r juga bilangan bulat”.

Untuk lebih jelasnya tentang sifat penutupan perkalian bilangan bulat, Anda dapat melihat
contoh soal di bawah ini:

4 x 3 = 12

dimana 4 dan 3 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan 12 yang juga
merupakan bilangan bulat.

5 x (-4) = -20

dimana 5 dan -4 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan -20 yang
juga merupakan bilangan bulat.

-7 x 2 = -14

dimana -7 dan 2 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan -14 yang
juga merupakan bilangan bulat.
-6 x (-4) = 24

dimana -6 dan -4 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan 24 yang
juga merupakan bilangan bulat.

b) Sifat Komutatif ( Pertukaran )

Sifat komutatif ( Pertukaran ) dalam operasi perkalian yaitu perkalian akan selalu
menerima output yang sama meskipun kedua bilangan tadi ditukarkan tempatnya,
Sehingga hal tadi bisa dituliskan ” Untuk setiap sapta p & q akan selalu berlaku p x q = q x
p”.

Untuk detail tentang sifat komutatif dalam operasi perkalian sanggup sobat simak model
soal di bawah ini:

6 x (-4) = (-4) x 6 =-24

(-5) x (-8) = (-8) x (-5) = 40

c) Sifat Asosiatif ( Pengelompokan )

Pada Sifat ini, dinyatakan dengan ” Untuk Setiap bilangan p, dan q maupun r, akan selalu
berlaku ( p x q ) x r = p x ( q x r)”.

contoh soal;

3 x (-5 x 2) = ( 3 x (-5) ) x 2 = -30

( -4 x 6 ) x 3 = -4 x ( 6 x 3) = -72

d) Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan

Pada Sifat Ini dinyatakan bahwa ” Untuk setiap bilangan p, q, dan r yang merupakan
bilangan bulat, akan selalu berlaku
p x (q + r) = (p x q) + (p x r)”.

contoh soal;

4 x ( 5 + (-3) ) = 4 x 2 = 8

bisa juga diselesaikan dengan, ( 4 x 5) + ( 4 x (-3) ) = 20 + (-12) = 8

jadi, 4 x ( 5 + (-3) ) = ( 4 x 5) + ( 4 x (-3) ) = 8

e) Sifat Distributif Perkalian Terhadap Pengurangan

Pada Sifat ini dinyatakan dengan ” Untuk Setiap p, q, dan r yang merupakan bilangan
bulat, akan selalu berlaku

p x ( q – r ) = (p x q) – ( p x r) “.

contoh soal;

3 x ( 7 – (-6) ) = 3 x 13 = 39

bisa juga diselesaikan dengan, (3 x 7) – (3 x (-6) ) = 21 – (-18) = 21 +18 = 39

jadi, 3 x ( 7 – (-6) ) = (3 x 7) – (3 x (-6) ) = 39

f) Mempunyai Elemen Identitas

Bilangan 1 merupakan elemen identitas pada perkalian. Maknanya apabila sembarang


bilangan bulat jika dikalikan dengan angka 1 akan menghasilkan bilangan itu sendiri.

hal tersebut dapat dinyatakan dengan ” Untuk Setiap bilangan p yang merupakan bilangan
bulat, akan selalu berlaku p x 1 = 1 x p = p”.

contohnya:

13 x1 = 13 atau 1 x 13 = 13

34 x 1 = 34 atau 1 x 34 =34
c. Menghitung Perkalian dengan Cara Bersusun

Cara bersusun dapat digunakan untuk mempermudah perhitungan perkalian dengan


angka yang besar. Teknik ini berakhir ketika angka terbesar pada bilangan pengali
(multiplier) dan bilangan yang dikali (multiplicand) sudah terhitung, lalu ditemukan hasil
akhir dengan proses penjumlahan.

Perkalian 1 digit

Perkalian banyak digit


Untuk menghitung perkalian banyak digit, perlu ditulis angka nol supaya tidak
membingungkan saat proses penjumlahan.

4. Operasi Pembagian
Pembagian adalah salah satu operasi aritmatika (operasi dasar matematika) yang
menjadi kebalikan dari operasi perkalian. Operasi pembagian digunakan untuk menghitung
hasil bagi suatu bilangan terhadap pembaginya. Simbol dari operasi pembagian
menggunakan simbol bagi "÷", ":" atau garis miring /.

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam operasi pembagian bilangan bulat,
yaitu pembagi, bilangan yang dibagi, hasil bagi, dan sisa pembagian. Agar lebih jelas,
perhatikan contoh berikut ini.

Mengingat pembagian merupakan kebalikan dari perkalian, maka dapat dituliskan


sebagai berikut.
a × b = c ⇔ c : a = b atau c : b = a

Sekarang coba kalian perhatikan tabel berikut!

Dari data-data perhitungan pada tabel di atas, maka dapat kita ambil beberapa pola
tanda pada pembagian bilangan bulat berikut ini.

 (+) : (+) = (+)


 (+) : (−) = (−)
 (-) : (+) = (−)
 (−) : (−) = (+)

Dengan demikian dapat kita simpulkan konsep dari pembagian bilangan bulat yaitu
sebagai berikut:

■ Hasil bagi dua bilangan bulat yang mempunyai tanda sama selalu positif.

■ Hasil bagi dua bilangan bulat yang mempunyai tanda berbeda selalu negatif.

Sifat-Sifat Pembagian Bilangan Bulat

Sifat-sifat pembagian bilangan bulat antara lain tidak tertutup, tidak komutatif, tidak
asosiatif, tidak distributif, pembagian bilangan bulat dengan nol (0), dan pembagian
bilangan bulat oleh nol. Berikut ini adalah penjelasan dan contoh masing-masing sifat
tersebut.

a. Tidak bersifat tertutup


Sifat tertutup adalah sifat operasi hitung pada bilangan bulat yang menghasilkan
bilangan bulat juga, perhatikan contoh berikut:

Contoh:

15 : 3 = 5

15 dan 3 merupakan bilangan bulat, hasilnya yaitu 5 juga merupakan bilangan bulat.
Sekarang coba kalian perhatikan contoh berikutnya.

4 : 3 =?

Berapakah hasil pembagian antara 4 dengan 3? Apakah kalian menemukan nilai dari 4 : 3
merupakan bilangan bulat? jawabannya adalah tidak ada. Karena tidak ada bilangan bulat
yang memenuhi, maka hal ini sudah cukup untuk menyatakan bahwa pembagian pada
bilangan bulat tidak bersifat tertutup. Dengan demikian, dapat kita tuliskan sebagai berikut.

Untuk setiap bilangan bulat a dan b, jika a : b = c, maka c belum tentu merupakan
bilangan bulat.

b. Tidak bersifat komutatif

Untuk memahami sifat tidak komutatif atau anti komutatif pada pembagian bilangan bulat,
perhatikan contoh berikut ini.

Contoh:

● 20 : (−10) = −2

● −10 : 20 = −0,5

Dengan demikian, 20 : (−10) ≠ −10 : 20 sehingga pada pembagian bilangan bulat tidak


berlaku sifat komutatif. Secara umum dituliskan sebagai berikut.

Hasil pembagian bilangan bulat tidak pernah sama ketika letak bilangan ditukar. Sifat
pembagian seperti ini disebut sifat anti komutatif dan ditulis sebagai berikut:
a : b ≠ b : a

c. Tidak bersifat asosiatif

Untuk memahami sifat anti asosiatif pada pembagian bilangan bulat, perhatikan contoh di
bawah ini.

Contoh:

● (12 : 6) : 2 = 2 : 2 = 1

● 12 : (6 : 2) = 12 : 3 = 4

Dengan demikian, (12 : 6) : 2 ≠ 12 : (6 : 2) sehingga pada pembagian bilangan bulat tidak
berlaku sifat asosiatif. Secara umum dituliskan sebagai berikut.

Hasil pembagian bilangan bulat tidak pernah sama ketika elemen-elemennya


dikelompokkan dengan cara yang berbeda. Sifat pembagian seperti ini disebut sifat anti
asosiatif dan ditulis sebagai berikut:

(a : b) : c ≠ a : (b : c)

d. Tidak bersifat distributif

Untuk memahami sifat anti distributif pada pembagian bilangan bulat, perhatikan contoh di
bawah ini.

Contoh:

Pada penjumlahan

● 30 : (10 + 5) = 30 : 15 = 2

● (30 : 10) + (30 : 5) = 3 + 6 = 9


Pada pengurangan

● 20 : (10 − 5) = 20 : 5 = 4

● (20 : 10) – (20 : 5) = 2 – 4 = –2

Dengan demikian, 30 : (10 + 5) ≠ (30 : 10) + (30 : 5)  dan 20 : (10 − 5) ≠ (20 : 10) – (20 : 5)
sehingga pada pembagian bilangan bulat tidak berlaku sifat distributif baik pada
penjumlahan maupun perkalian. Secara umum dituliskan sebagai berikut.

Pada operasi pembagian bilangan bulat, tidak berlaku sifat distributif (penyebaran).
Secara umum, untuk a, b dan c bilangan bulat, maka

■ a : (b + c) = (a : b) + (a : c)

■ a : (b − c) = (a : b) − (a : c)

e. Pembagian Bilangan Bulat dengan Nol

Misalkan 5 : 0 = p ⇔ 0 × p = 5

Tidak ada satu pun pengganti p pada bilangan bulat yang memenuhi 0 × p = 5, sehingga
dapat disimpulkan bahwa:

Untuk setiap bilangan bulat a, a : 0 tidak terdefinisi.

f. Pembagian Bilangan Bulat oleh Nol

Untuk pembagian 0 : 3 = n, adakah pengganti n yang memenuhi? Perhatikan uraian


berikut ini.

0 : 3 = n ⇔ 3 × n = 0

Pengganti n yang memenuhi 3 × n = 0 adalah 0. Jadi, kesimpulannya adalah sebagai


berikut.
Untuk setiap bilangan bulat a, berlaku 0 : a = 0.

Penyelesaian pembagian dengan cara bersusun

Pembagian dua bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat positif.
Sementara, pembagian dua bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat
positif. Kemudian, jika membagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif,
hasilnya adalah bilangan bulat negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M. (2013). Matematika Dasar untuk Sains dan Teknologi. Graha Ilmu.

Firmansyah, A., & Rofiq, A. (2019). Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Supriyanto, B., & Asrori, M. (2014). Pemfaktoran dan Bilangan Prima. Uniba Press.

Germain, G. (2015). Number Theory: An Introduction via the Density of Primes. Springer
Science & Business Media.

Rosen, K. H. (2018). Elementary Number Theory and Its Applications. Pearson Education
India.

Niven, I., Zuckerman, H. S., & Montgomery, H. L. (1991). An introduction to the theory of
numbers. John Wiley & Sons.

Tjetjep Rohendi Rohidi, dkk. (2015). Matematika untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Kelas X. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Ada, H., & Rokhmat, M. (2016). Matematika MTs Kelas VII. Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Yani, S. (2006). Kelipatan Persekutuan Terkecil, Faktor Persekutuan Terbesar, dan Sifat
Luas-Lipat-Sudut Segitiga. Tersedia online:
http://www.uniba-bpn.ac.id/old/images/sisitlettreng/2007/januari/kelipatanperseku
%20maret%202005.PDF.

Soemarmo, U. (2012). Matematika SMP dan MTs kelas VII. Grafindo

Anda mungkin juga menyukai