Oleh :
MUSTILA
A1G121065
A. Kelipatan Bilangan
Kelipatan bilangan adalah hasil dari perkalian bilangan asli dengan suatu bilangan bulat
tertentu. Menurut para ahli, kelipatan bilangan secara umum dapat diartikan sebagai
berikut:
1. Stuart J. Murphy, kelipatan bilangan atau multiple adalah hasil kali dari sebuah
angka yang dapat dibagi dengan 3 tanpa meninggalkan sisa, yaitu 3, 6, 9, 12, dan
seterusnya.
2. David Eugene Smith, kelipatan bilangan adalah hasil perkalian antara suatu
bilangan bulat dengan suatu bilangan bulat positif. Kelipatan bilangan ini bisa
berupa bilangan yang lebih besar atau bilangan yang lebih kecil dari bilangan
aslinya.
saat melakukan perkalian bilangan asli dengan bilangan bulat positif. Kelipatan
dari sebuah bilangan adalah setiap bilangan yang diperoleh dengan mengalikan
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kelipatan bilangan adalah hasil dari
perkalian bilangan asli dengan bilangan bulat tertentu. Kelipatan ini selalu berupa bilangan
bulat dan terdapat tak terhingga banyaknya kelipatan dari sebuah bilangan.
Kelipatan adalah sebuah bilangan yang diperoleh dari hasil perkalian bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat positif lainnya. Secara sederhana, kelipatan adalah hasil kali
dapat diperoleh dengan mengalikan bilangan 3 dengan bilangan bulat positif lainnya
seperti 1, 2, 3, 4, dst.
Konsep kelipatan sering digunakan dalam matematika, terutama pada konsep bilangan
bulat dan aritmatika modulo. Pemahaman yang baik tentang konsep kelipatan akan
seperti mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan, mencari kelipatan
Pemahaman yang baik tentang konsep kelipatan juga dapat membantu dalam
bergantung pada konsep kelipatan dari bilangan pi. Oleh karena itu, pemahaman yang
baik tentang konsep kelipatan sangatlah penting dalam memahami matematika lebih
lanjut.
Kelipatan bilangan adalah hasil perkalian bilangan dengan bilangan bulat positif lainnya.
(KPK) dari a dan b adalah hasil kali antara a, b, dan faktor persekutuan terbesar
Contoh: Bilangan 6 dan 8 kelipatan bilangan 4, maka KPK dari 6 dan 8 adalah 24.
5. Jika bilangan a dan b kelipatan bilangan c, maka kelipatan terbesar dari c yang
6. Kelipatan persekutuan terbesar (KPB) dari dua atau lebih bilangan sama dengan
(FPB).
Contoh: KPB dari bilangan 6, 9, dan 12 adalah 36, karena 6 x 9 x 12 = 648 dan
FPB dari 6, 9, dan 12 adalah 3, sehingga KPB dari 6, 9, dan 12 adalah 648 : 3 =
216.
Demikian adalah sifat-sifat dari kelipatan bilangan beserta contoh yang dapat membantu
Untuk menentukan kelipatan suatu bilangan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan,
yaitu:
Misalnya, kita ingin menentukan bilangan kelipatan 4. Maka, kita bisa mengalikan
bilangan 4 dengan bilangan bulat positif, seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Jadi, kelipatan
Misalnya, kita ingin menentukan kelipatan 6. Kita bisa menentukan faktor-faktor dari
bilangan 6, yaitu 1, 2, 3, dan 6. Kemudian kalikan setiap faktor dengan bilangan bulat
positif lainnya. Dengan begitu, kita mendapatkan bilangan kelipatan 6 yaitu: 6, 12, 18, 24,
dan seterusnya.
dikuadratkan menghasilkan bilangan genap. Oleh karena itu, kita tahu bahwa kelipatan
bilangan 9 pasti merupakan bilangan ganjil dengan dua digit terakhir adalah 09. Sebagai
kita dapat lebih mudah dalam memecahkan permasalahan matematika yang berhubungan
dengan kelipatan.
Pada hari minggu Beni, Edo, dan Udin bermain taplak di halaman depan rumahnya.
Jika semula Udin mendapat urutan ketiga maka urutan ke berapa saja Udin
bermain lagi?
Jika Udin bermain sebanyak 4 kali, pada urutan ke berapa Udin bermain lagi?
Tabel urutan bermain taplak :
Misalkan :
Beni urutan 1
Edo urutan 2
Jika Udin bermain sebanyak 4 kali, maka Udin akan bermain pada urutan ke 12.
B. Faktor Bilangan
Faktor bilangan adalah bilangan yang dapat membagi suatu bilangan dengan tidak ada
sisa. Berikut ini adalah pengertian faktor bilangan menurut beberapa ahli:
1. Stanley Stuart, faktor bilangan adalah bilangan bulat yang dapat menghasilkan
bilangan asli tertentu saat dikalikan dengan sejumlah bilangan bulat lainnya.
2. David Eugene Smith, faktor bilangan adalah suatu bilangan yang dapat
merupakan bagian dari bilangan asli yang berakar dari bilangan aslinya.
3. Tapiero dan Sierpinska, faktor bilangan adalah bilangan bulat positif yang dapat
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor bilangan adalah bilangan bulat
yang dapat membagi suatu bilangan dengan tidak ada sisa dan merupakan bagian dari
bilangan asli. Faktor bilangan memiliki peran penting dalam faktorisasi bilangan, yaitu
memecah bilangan menjadi faktor-faktor bilangan yang lebih kecil dan membantu dalam
Faktor bilangan adalah bilangan bulat yang dapat dibagi dengan bilangan lain dengan
sisa 0. Artinya, faktor bilangan adalah bilangan bulat yang dapat membagi bilangan bulat
lainnya tanpa sisanya. Contohnya, faktor bilangan dari bilangan 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan
12. Karena bilangan 12 dapat dibagi dengan bilangan-bilangan tersebut tanpa sisanya.
pada konsep faktorisasi. Faktorisasi adalah proses memecah sebuah bilangan menjadi
faktor-faktor bilangan yang lebih kecil. Untuk melakukan faktorisasi, pertama-tama harus
adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24, tetapi hanya faktor 2 dan 3 yang digunakan dalam
faktorisasi. Dengan kata lain, bilangan 24 dapat dipecah menjadi faktor 2 dan 3 yang
dikalikan bersama-sama.
untuk melakukan tes keprimaan, yaitu untuk menentukan apakah sebuah bilangan adalah
bilangan prima atau tidak. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya memiliki dua faktor
bilangan, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Jadi, jika sebuah bilangan memiliki faktor
Oleh karena itu, pemahaman tentang faktor bilangan sangatlah penting dalam
matematika, karena konsep ini sangat berkaitan dengan konsep faktorisasi, tes keprimaan,
faktorisasi.
1. Jika a merupakan faktor bilangan dari b, maka setiap faktor bilangan dari a juga
Contoh: Jika 6 adalah faktor bilangan dari 12, maka faktor-faktor bilangan dari 6
2. Jika a dan b merupakan faktor bilangan dari c, maka hasil kali a dan b juga
Contoh: Jika 2 dan 5 adalah faktor bilangan dari 10, maka hasil kali antara 2 dan
Contoh: Jika 2 dan 3 adalah faktor bilangan dari 12, maka faktor-faktor
persekutuan a dan b, yaitu 1 dan 2 juga merupakan faktor bilangan dari 12.
4. Jika dua bilangan hanya memiliki satu faktor bilangan bersama, yaitu 1, maka
Contoh: 7 dan 11 adalah bilangan prima, karena hanya memiliki faktor bilangan 1
5. Jika sebuah bilangan memiliki faktor bilangan ganjil, maka bilangan tersebut pasti
bilangan ganjil.
6. Jika dua bilangan saling prima, maka faktor bilangan persekutuan terbesar (FPB)
keduanya adalah 1.
Contoh: Bilangan 8 dan 15 saling prima, sehingga FPB dari kedua bilangan
tersebut adalah 1.
7. Produk dari semua faktor bilangan suatu bilangan sama dengan bilangan itu
sendiri.
berbagai masalah matematika yang terkait dengan faktorisasi, tes keprimaan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang sifat-sifat faktor bilangan
1. Faktor bilangan adalah bilangan bulat positif yang dapat membagi bilangan bulat
lainnya tanpa sisanya. Sehingga, cara pertama untuk menentukan faktor bilangan
adalah dengan mencari semua bilangan bulat positif yang dapat membagi bilangan
Misalnya nomor 10. Kita bagi nomor 10 hanya sesudah bilangan output lebih rendah
10: 1 = 10
10 : 2 = 5
pembaginya:
Bilangan Hasil: 3, 4, 6, 12
faktor-faktor bilangan yang lebih kecil. Setelah memecah bilangan menjadi faktor-
faktor bilangan, maka faktor-faktor bilangan tersebut adalah faktor bilangan dari
bilangan awal.
faktorisasi:
Kemudian, tuliskan faktor-faktor bilangan dari bilangan tersebut sebagai hasil dari
Contoh:
Untuk menentukan faktor bilangan dari 24, kita melakukan faktorisasi terlebih dahulu
24 = 2 x 2 x 2 x 3
Selanjutnya, kombinasikan faktor-faktor bilangan tersebut untuk mencari semua faktor
bilangan dari 24. Dalam hal ini, semua bilangan yang merupakan perkalian dari
1 x 24 = 24
2 x 12 = 24
3 x 8 = 24
4 x 6 = 24
2 x 2 x 6 = 24
2 x 3 x 4 = 24
2 x 2 x 3 x 2 = 24
2 x 2 x 2 x 3 = 24
untuk membudayakan tarian Nusantara. Setiap tim beranggotakan 6 orang. Tiap tim
menampilkan berbagai bentuk formasi tarian. Berapa formasi tarian dapat dibentuk?
Bacalah dengan cermat! Tim tari terdiri atas 6 orang. Perhatikan kemungkinan formasi
berikut:
Formasi 1
Formasi di atas menggambarkan 1 baris dan setiap baris terdapat 6 orang ditulis 1 x 6 >
Formasi 2
Formasi 3
Formasi ini ada 3 baris dan setiap baris terdapat 2 orang ditulis 3 x 2
Formasi 4
Formasi di atas menggambarkan 6 baris dan setiap baris terdapat 1 orang ditulis 6 x 1
Formasi tersebut dapat disajikan sebagai perkalian 2 buah bilangan pada tabel berikut:
1 6
2 3
3 2
6 1
1. Pengertian KPK
KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) adalah bilangan terkecil yang sama-sama menjadi
kelipatan dari dua buah bilangan. Berikut ini adalah pengertian KPK menurut beberapa
ahli:
1. Stuart J. Murphy, KPK adalah bilangan terkecil yang dapat dibagi secara merata oleh
dua bilangan.
2. Tapiero dan Sierpinska, KPK adalah bilangan yang dapat dibagi oleh dua bilangan
3. David Eugene Smith, KPK adalah hasil perkalian antara dua bilangan asli yang
memiliki faktor-faktor bersama, dan faktor-faktor tersebut diambil satu kali saja.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa KPK adalah bilangan terkecil yang
menjadi kelipatan dari dua buah bilangan. KPK juga dapat diartikan sebagai hasil kali
antara dua bilangan asli dengan faktor-faktor bersama yang diambil hanya sekali. KPK
memiliki peran penting dalam matematika, terutama dalam operasi penjumlahan dan
matematika.
KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) bilangan adalah bilangan yang merupakan kelipatan
bilangan terkecil yang dihasilkan dari dua buah bilangan itu. Untuk memahami KPK
ada sisa. Sebagai contoh, 3 adalah faktor bilangan dari 9, karena 9 dibagi 3 sama dengan
Dalam menentukan faktor bilangan, salah satu langkah penting adalah faktorisasi
2. Sifat-Sifat KPK
KPK atau Kelipatan Persekutuan adalah bilangan yang merupakan kelipatan dari dua
b. KPK bilangan selalu lebih besar atau sama dengan bilangan-bilangan yang menjadi
faktornya.
c. KPK bilangan dapat dihitung dengan cara membagi setiap bilangan dengan faktor-
Dari sifat-sifat tersebut, dapat disimpulkan bahwa KPK bilangan memiliki sifat-sifat yang
Cara untuk mencari nilai KPK, cara yang pertama yaitu dengan faktorisasi prima dan
cara yang kedua yaitu mengambil angka yang sama dan terkecil dari faktor – faktornya.
a. Faktorisasi Prima
Jika ada bilangan yang sama pangkatnya berbeda, maka ambilah faktor yang
terbesar.
Contoh Soal :
Pembahasan:
Langkah pertama, membuat pohon faktor untuk menentukan faktorisasi prima dari kedua
bilangan tersebut. Nah caranya itu sobat, kalian bisa membagi kedua bilangan tersebut
dengan bilangan prima sampai diperoleh hasil akhir yang tersisa dan tidak dapat dibagi
lagi.
20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5
30 = 2 x 3 x 5
Nah, untuk mencari nilai KPK yaitu dengan cara mengalikan semua bilangan dari
faktorisasi prima. Jika kalian menemukan faktor bilangan tersebut terdapat bilangan yang
sama dan memiliki pangkat yang berbeda, ambilah bilangan yang memiliki pangkat yang
Untuk mencari nilai KPK dengan menentukan kelipatan angka terkecil yang sama. Maka
kita perlu mengalikan bilangan tersebut dengan bilangan asli ( 1, 2, 3, 4, 5, 6,... dan
seterusnya). Kemudian kalian carilah angka yang sama pada kelipatan terkecil.
Contoh soal:
Nah ,dari kelipatan bilangan 20 dan 30 dapat kita peroleh angka 60 sebagai nilai yang
sama dari kelipatan terkecil. Jadi KPK dari 20 dan 30 adalah 60.
Soal cerita KPK biasanya tentang hal yang dilakukan berulang lagi secara bersama-
Contoh:
1. Lampu A menyala setiap 6 menit sekali dan lampu B menyala setiap 8 menit sekali.
Jika saat ini kedua lampu menyala secara bersamaan, dalam berapa menit kedua
KPK 6 dan 8 =
6=2×3
8=2³
KPK:
=2³×3
= 8×3
= 24
Jadi kedua lampu tersebut menyala bersamaan lagi pada menit ke-24.
2. Pak Teguh mendapat tugas piket di sekolah setiap 12 hari sekali, Pak Didi mendapat
tugas piket setiap 18 hari sekali. Tanggal 1 Juli 2007 mereka mendapat tugas piket
secara bersamaan Kapan mereka akan mendapat tugas piket secara bersamaan
Jawab:
Untuk menjawab soal tersebut, kamu harus mencari KPK dari 12 dan 18
Jadi, Pak Teguh dan Pak Didi akan mendapat tugas piket secara bersamaan setiap 36
hari sekali.
3. Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali, Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali.
4 9
2 2 9
2 1 9
2 1 3
3 1 1
KPK:
22 X 32
= 4 X 9
= 36
FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) adalah bilangan terbesar yang dapat membagi dua
buah bilangan secara merata. Berikut ini adalah pengertian FPB menurut beberapa ahli:
1. Stanley J. Bezuszka, FPB adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi
2. Tapiero dan Sierpinska, FPB adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat
3. David Eugene Smith, FPB adalah bilangan bulat yang membagi dua bilangan asli dan
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa FPB adalah bilangan terbesar yang
membagi dua bilangan dengan tidak ada sisa. FPB juga dapat diartikan sebagai bilangan
bulat yang memiliki faktor-faktor bersama terbesar dari kedua bilangan yang diberikan.
FPB memiliki peran penting dalam matematika, terutama dalam operasi pengurangan dan
matematika.
2. Sifat-Sifat FPB
FPB atau Faktor Persekutuan Besar adalah bilangan bulat positif terbesar yang menjadi
faktor pembagi dari dua bilangan atau lebih. Berikut adalah sifat-sifat FPB bilangan:
b. FPB bilangan selalu lebih kecil atau sama dengan bilangan-bilangan yang menjadi
faktornya.
c. Jika bilangan-bilangan yang diberikan merupakan bilangan prima, maka nilai FPB
bilangan adalah 1.
d. FPB bilangan dapat dihitung dengan menggunakan metode faktorisasi prima atau
algoritma Euklides.
e. FPB bilangan merupakan kelipatan dari faktor-faktor persekutuan yang dimiliki oleh
persamaan.
Dari sifat-sifat tersebut, dapat disimpulkan bahwa FPB bilangan memiliki sifat-sifat yang
Pengetahuan tentang FPB bilangan juga penting dalam pembelajaran matematika, karena
berbagai masalah matematika secara efisien. Oleh karena itu, pemahaman yang baik
mengenai sifat-sifat FPB bilangan sangat penting untuk dikuasai dalam mempelajari
matematika.
Cara untuk mencari nilai FPB, cara yang pertama yaitu dengan faktorisasi prima dan
cara yang kedua yaitu mengambil angka yang sama dan terbesar dari faktor – faktornya.
a. Faktorisasi Prima
Jika pada faktor yang sama pangkatnya berbeda, maka ambilah faktor yang terkecil.
Contoh Soal :
Pembahasan:
Langkah pertama, membuat pohon faktor untuk menentukan faktorisasi prima dari kedua
bilangan tersebut. Nah caranya itu sobat, kalian bisa membagi kedua bilangan tersebut
dengan bilangan prima sampai diperoleh hasil akhir yang tersisa dan tidak dapat dibagi
lagi.
20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5
30 = 2 x 3 x 5
Nah, untuk mencari nilai FPB yaitu dengan cara mengalikan faktor yang sama dari
bilangan 20 dan 30. Jika kalian menemukan faktor bilangan tersebut terdapat bilangan
yang sama dan memiliki pangkat yang berbeda, ambilah bilangan yang memiliki pangkat
yang terkecil. Dari hasil faktorisasi prima kita tadi terdapat bilangan yang sama dan
berpangkat terkecil yaitu 2 dan 5. Jadi , nilai FPB dari 20 dan 30 adalah :
b. Dengan Mengambil Angka Yang Sama Dan Terbesar Faktor – Faktor Persekutuannya
Untuk mencari nilai FPB dengan mengambil angka yang sama dan terbesar, maka kita
terlebih dahulu harus membuat faktor – faktor persekutuan dari masing – masing
bilangan.
Contoh soal:
Nah, dari faktor – faktor persekutuan 20 dan 30 dapat kita ambil satu angka yang sama
dan terbesar. Dari hasil diatas diperoleh 10 sebagai angka yang sama dan terbesar dari
faktor persekutuan antara bilangan 20 dan 30. Jadi FPB dari 20 dan 30 adalah 10.
4. Penyelesaian FPB dalam Kehidupan Sehari-Hari
Soal cerita FPB biasanya tentang pembagian yang sama banyak dan sama jumlahnya.
Kata kunci dalam soal FPB yaitu Jumlah yang sama / sama banyak
Contoh:
1. Pak Yudi memiliki 12 apel dan 18 jeruk. Apel dan jeruk tersebut akan dimasukkan ke
dalam kantong plastik. Berapa kantong plastik yang dibutuhkan, jika setiap kantong
Jawab:
Untuk menjawab soal tersebut, kamu harus mencari FPB dan 12 dan 18
Jadi, kantong plastik yang diperlukan adalah 6 buah. Setiap kantong plastik memuat 2
kepada beberapa anak. Masing-masing anak menerima jumlah jeruk dan apel yang
15 21
3 5 7
5 1 1
7 1 1
FPB = 3
1. Menurut M.A. Van Den Brandhof, operasi hitung adalah suatu proses matematika yang
2. Menurut Winter, operasi hitung adalah proses matematika yang digunakan untuk
menerapkan aturan aritmatika pada angka atau bilangan yang terlibat dalam suatu
masalah.
3. Menurut Kies, operasi hitung merupakan serangkaian prosedur atau algoritma
matematika yang digunakan untuk menghitung jumlah, selisih, kali, dan bagi bilangan-
Mengacu pada pengertian tersebut, ada beberapa jenis operasi bilangan sebagai berikut:
1. Penjumlahan adalah kombinasi atau penambahan dua bilangan atau lebih untuk
membentuk bilangan baru.
2. Pengurangan adalah mengambil suatu bilangan tertentu dari suatu bilangan tertentu
sehingga jumlah bilangan tersebut berkurang.
3. Perkalian adalah penjumlahan berulang. Perkalian juga dapat dipahami sebagai
proses menjumlahkan bilangan yang sama, sebanyak pengali.
4. Pembagian adalah pengurangan berulang. Dapat juga dipahami sebagai pembagian
suatu bilangan menjadi beberapa kelompok dengan bilangan yang sama.
Selain operasi bilangan yang telah disebutkan di atas, terdapat pula jenis operasi hitung
campuran. Pada umumnya, dalam sebuah operasi hitung bilangan campuran akan
menemukan berbagai jenis operasi hitung dalam satu soal. Sebagai contoh soal yang
penyelesaiannya menggunakan penjumlahan, perkalian, pengurangan, dan/atau
pembagian dalam satu soal. Oleh sebab itu, untuk menghitung dengan operasi bilangan
campuran harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Jika dalam operasi hitung terdapat penjumlahan dan pengurangan, maka kerjakan
terlebih dahulu operasi hitung sebelah kiri
2. Jika dalam operasi hitung terdapat perkalian dan pembagian, maka kerjakan terlebih
dahulu operasi hitung sebelah kiri
3. Jika dalam operasi hitung terdapat penjumlahan atau pengurangan dan perkalian atau
pembagian, maka kerjakan terlebih dahulu perkalian atau pembagian
4. Jika terdapat operasi hitung dalam tanda kurung, maka kerjakan terlebih dahulu
operasi hitung dalam tanda kurung tersebut
Dari pengertian-pengertian tersebut, operasi hitung dapat diartikan sebagai serangkaian
proses matematika yang digunakan untuk menghitung dan memproses angka atau
bilangan yang terlibat dalam suatu perhitungan. Setiap jenis operasi hitung memiliki
aturan-aturan tersendiri yang harus diterapkan pada bilangan untuk menghasilkan nilai
yang benar. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai operasi hitung sangat
Bilangan merupakan suatu konsep dalam matematika yang digunakan untuk melakukan
digunakan untuk menyatakan banyak atau jumlah suatu objek. Bilangan dilambangkan
dengan angka. Pengelompokan bilangan yang ada seperti bilangan bulat, bilangan
Beberapa pengertian bilangan bulat menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut David Eugene Smith, bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan
2. Menurut Stanley J. Bezuszka, bilangan bulat adalah bilangan yang terletak pada garis
bilangan dan dapat diwakili oleh sebuah titik pada garis bilangan.
3. Menurut Tapiero dan Sierpinska, bilangan bulat adalah bilangan yang dapat ditulis
bilangan yang terdiri dari bilangan positif, negatif, dan nol serta terletak pada garis
bilangan. Bilangan bulat dapat direpresentasikan dalam bentuk titik pada garis bilangan.
Selain itu, bilangan bulat dapat diekspresikan dalam bentuk positif atau negatif tergantung
pada nilainya. Bilangan bulat merupakan salah satu konsep dasar dalam matematika dan
perkalian, dan pembagian. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai bilangan
Bilangan bulat merupakan suatu bilangan bukan pecahan, yang terdiri atas:
Bilangan nol : 0
Secara umum, himpunan bilangan bulat dituliskan sebagai { . . ., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2,
3,...}. Bilangan bulat dilambangkan dengan Z, yang berasal dari kata “zahlen” (bahasa
Bilangan-bilangan bulat tersebut dapat dituliskan dan diurutkan dalam garis bilangan
sebagai berikut:
Penggunaan garis bilangan saat bermanfaat saat kita melakukan operasi hitung
bilangan bulat.
C. Pengelompokan Bilangan Bulat
Jenis-jenis bilangan bulat yang umum digunakan dalam matematika dijelaskan sebagai
berikut:
Bilangan bulat positif adalah bilangan bulat yang lebih besar dari nol. Contohnya adalah
1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Bilangan bulat positif adalah merupakan bilangan yang biasa
1. Bilangan bulat positif adalah bilangan yang lebih besar dari nol (0).
2. Bilangan bulat positif dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan beberapa bilangan
3. Dalam pembagian dua bilangan bulat positif, hasilnya selalu merupakan bilangan bulat
4. Dalam penggandaan dua bilangan bulat positif, hasilnya selalu bilangan bulat positif.
5. Seluruh bilangan bulat positif memiliki FPB (Faktor Persekutuan Besar) sebesar 1.
6. Bilangan bulat positif selalu dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.
positif merupakan bilangan yang bernilai lebih dari nol dan selalu memiliki beberapa
operasi aritmatika yang dapat dilakukan dengan mudah. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang bilangan bulat positif sangat penting dalam mempelajari matematika dan juga
Bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat yang lebih kecil dari nol atau memiliki nilai
1. Bilangan bulat negatif selalu memiliki tanda negatif (-) sebelum angkanya.
2. Bilangan bulat negatif dapat dinyatakan dalam bentuk pengurangan dari dua bilangan
3. Dalam pembagian dua bilangan bulat negatif, hasilnya bisa berupa bilangan positif
4. Dalam pengaliran dua bilangan bulat negatif, hasilnya selalu bilangan positif.
5. Seluruh bilangan bulat negatif memiliki FPB (Faktor Persekutuan Besar) sebesar 1.
6. Bilangan bulat negatif dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.
7. Jarak bilangan negatif dengan nol selalu menjadi nilai absolut dari bilangan tersebut.
Dari karakteristik bilangan bulat negatif tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan
bulat negatif tidak selalu memiliki bentuk penjumlahan seperti bilangan bulat positif, tetapi
selalu dapat dilakukan operasi aritmatika dengan bilangan bulat positif. Pengetahuan
tentang bilangan bulat negatif dapat membantu dalam mempelajari matematika dan juga
Bilangan bulat cacah adalah bilangan bulat yang tidak negatif atau tidak kurang dari
nol. Bilangan bulat cacah adalah sama dengan bilangan bulat positif ditambah nol.
1. Bilangan bulat cacah selalu bernilai lebih besar atau sama dengan nol (0).
2. Bilangan bulat cacah dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan beberapa bilangan
bulat positif atau bisa juga hanya berupa bilangan nol (0).
3. Dalam pembagian dua bilangan bulat cacah, hasilnya selalu merupakan bilangan
5. Setiap bilangan bulat cacah merupakan bilangan bulat positif atau bilangan nol.
6. Bilangan bulat cacah selalu dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.
7. Seluruh bilangan bulat cacah memiliki KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) sebesar
bilangan itu sendiri, sedangkan FPB (Faktor Persekutuan Besar) bilangan bulat cacah
Dari karakteristik bilangan bulat cacah tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat
cacah memiliki beberapa sifat yang serupa dengan bilangan bulat positif, tetapi tidak
mencakup bilangan bulat negatif. Pengetahuan tentang bilangan bulat cacah sangat
Bilangan bulat genap adalah jenis bilangan bulat yang dapat dibagi dua dengan sisa nol
3. Dalam pengurangan dua bilangan bulat genap, hasilnya selalu bilangan genap.
4. Penjumlahan dua bilangan bulat genap bisa menghasilkan bilangan genap atau ganjil,
5. Dalam pembagian dua bilangan bulat genap, hasilnya selalu bilangan genap.
6. Dalam pengaliran dua bilangan bulat genap, hasilnya selalu bilangan genap.
7. Seluruh bilangan bulat genap dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.
Dari karakteristik bilangan bulat genap tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan
bulat genap memiliki sifat yang unik dan sering digunakan dalam matematika. Bilangan
genap bisa menjadi penting dalam mempelajari operasi matematika dasar, seperti
Bilangan bulat ganjil adalah bilangan bulat yang tidak dapat dibagi dua dengan sisa nol.
Contohnya adalah 1, 3, 5, 7, dan seterusnya. Bilangan bulat ganjil adalah jenis bilangan
bulat yang tidak bisa dibagi dua dengan hasil akhir bilangan bulat.
Berikut adalah beberapa karakteristik dari bilangan bulat ganjil:
2. Bilangan bulat ganjil dapat dinyatakan sebagai bilangan bulat genap ditambah satu,
3. Dalam penjumlahan dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu bilangan genap.
4. Dalam pengurangan dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu bilangan genap.
5. Dalam pembagian dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu berupa pecahan.
6. Dalam pengaliran dua bilangan bulat ganjil, hasilnya selalu berupa pecahan.
7. Seluruh bilangan bulat ganjil dapat dituliskan dalam bentuk desimal atau pecahan.
Dari karakteristik bilangan bulat ganjil tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan
bulat ganjil memiliki sifat yang khas dan sering digunakan dalam matematika. Bilangan
bulat ganjil sangat berguna dalam mempelajari operasi matematika dasar, seperti
Bilangan bulat prima adalah bilangan bulat yang hanya dapat dibagi satu atau dirinya
Keterangan:
Merah: Angka 1
1. Bilangan prima hanya memiliki dua faktor bilangan, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
2. Bilangan prima lebih besar dari 1.
3. Bilangan prima tidak dapat dibagi habis oleh bilangan lain selain 1 dan bilangan itu
sendiri.
5. Jumlah dua bilangan prima dapat menghasilkan bilangan genap maupun ganjil
6. Seluruh bilangan prima lebih besar dari 3 berkoma-koma ciri 1, 3, 7, atau 9 di digit
terakhir.
Dari karakteristik bilangan prima tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilangan prima sangat
khusus dan sulit ditemukan karena hanya memiliki dua faktor bilangan saja. Bilangan
prima sering digunakan dalam matematika, terutama dalam ilmu kriptografi dan teori
Dari jenis-jenis bilangan bulat di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat terdiri
dari berbagai jenis yang memiliki sifat dan karakteristik tersendiri. Setiap jenis bilangan
bulat memiliki peran yang sangat penting dalam matematika dan dapat digunakan dalam
berbagai macam perhitungan dan operasi matematika. Oleh karena itu, penting bagi
seseorang untuk memahami setiap jenis bilangan bulat dan cara mengaplikasikan jenis
bilangan bulat yang tepat dalam setiap situasi yang terkait dengan matematika.
dan pembagian.
1. Operasi Penjumlahan
Operasi penjumlahan pada bilangan bulat adalah operasi matematika dasar yang
digunakan untuk menjumlahkan dua bilangan bulat atau lebih untuk mendapatkan hasil
penjumlahannya. Misalnya, jika kita ingin menjumlahkan bilangan bulat 5 dan 7, maka
Pada operasi penjumlahan bilangan bulat, ada beberapa sifat yang harus diperhatikan:
a. Sifat Komutatif
Sifat komutatif secara umum berarti sifat di dalam operasi hitung yang terjadi pada dua
bilangan yang memiliki bisa melakukan pertukaran letak antar-bilangan tetapi tetap
menghasilkan bilangan yang sama.
Artinya, suatu operasi hitung dikatakan memiliki sifat komutatif jika letak bilangannya
saling ditukarkan, akan tetap menghasilkan hasil yang sama meskipun bilangan itu
merupakan bilangan positif maupun negatif. Sifat komutatif hanya bisa digunakan di
dalam operasi hitung penjumlahan dan perkalian saja, sedangkan pada pengurangan
dan pembagian tidak bisa.
Sifat komutatif pada operasi hitung bilangan penjumlahan ini berarti dua bilangan yang
dijumlahkan hasilnya sama meskipun bilangannya berbeda dan letak antar-
bilangannya ditukar.
a+b=b+a=c
Keterangan:
Contoh:
5+4=4+5=9
2+7=7+2=9
Contoh:
-3 + 5 = 5 + (-3) = 2
4 + (-2) = (-2) + 4 = 2
Dari dua contoh di atas dapat dilihat juga, meskipun salah satu bilangan bulat
merupakan bilangan negatif, hasilnya akan tetap sama ketika dipindah posisikan.
Contoh:
Dari operasi penjumlahan di atas bisa dilihat bahwa tidak ada perubahan hasil ketika
dua bilangan negatif dijumlahkan dan ditukar posisinya. Penjumlahan dua bilangan
negatif ini sifatnya mirip dengan penjumlahan dua bilangan positif, tetapi yang
membedakan adalah dua bilangan negatif ketika dijumlahkan, hasilnya juga akan
negatif pula.
Seperti yang dijelaskan pada pengertian sifat komutatif sebelumnya, sifat komutatif
memang hanya berlaku pada operasi hitung bilangan penjumlahan dan perkalian saja.
Lantas, mengapa komutatif tidak bisa diberlakukan pada operasi hitung pengurangan
dan penjumlahan?
a – b ≠ b – a atau a : b ≠ b : a
Contoh:
5 – 2 ≠ 2 – 5
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa, ketika dua bilangan bulat dikurangkan dan
posisinya ditukar akan menghasilkan hasil yang berbeda.
8 : 2 ≠ 2 : 8
Dari contoh operasi pembagian bilangan di atas dapat dilihat bahwa ketika dua
bilangan bulat dibagi hasilnya tidak akan sama jika bilangannya ditukar posisinya.
b. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat operasi hitung terhadap 3 bilangan menggunakan bantuan
pengelompokan 2 bilangan dengan tanda kurung, dan apabila pengelompokan
ditukarkan, hasilnya tetap sama. Sifat asosiatif juga disebut sebagai sifat
pengelompokan. Seperti sifat komunikatif, sifat asosiatif hanya berlaku untuk
penjumlahan dan perkalian.
(a + b) + c = a + (b + c) = d
Contoh:
(6 + 4) + 5 = ?
Soal tersebut dapat dikerjakan dengan cara menjumlahkan terlebih dahulu bilangan
yang ada di dalam kurung.
Kemudian hasil dari penjumlahan di dalam kurung dijumlahkan dengan angka di luar
kurung.
(6 + 4) + 5 = ?
10 + 5 = 15
Jika menggunakan sifat asosiatif maka bisa juga mengerjakannya dengan cara
sebagai berikut:
6 + (4 + 5) =?
6 + 9 = 15
Jadi, (6 + 4) + 5 = 6 + (4 + 5) = 15.
c. Sifat Identitas
Ada bilangan khusus yang disebut nol, yaitu bilangan bulat 0, jika nol ditambahkan ke
suatu bilangan, maka hasilnya sama dengan bilangan tersebut. Artinya, Penjumlahan
dengan Nol a + 0 = 0 atau (-a) + 0 = 0 dan 0 + a = 0 atau 0 + (-a) = 0.
Contohnya:
5+0=5
0+4=4
Ini benar karena arti dari 0 adalah "kosong" atau "tidak bernilai". Jadi, ketika kita
menjumlahkan 0 dengan 4, maka 4 tidak akan berubah!
d. Sifat Invers
Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu bilangan dikatakan
mempunyai invers jumlah, apabila hasil penjumlahan bilangan tersebut dengan
inversnya (lawannya) merupakan unsur identitas yaitu 0 (nol). Invers dari a adalah –a,
sedangkan invers dari –a adalah a. Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat
selain nol pasti mempunyai invers, sedemikian sehingga berlaku a + (–a) = (–a) + a =
0.
Invers penjumlahan sebuah bilangan bulat adalah bilangan bulat yang jika
ditambahkan dengan bilangan tersebut, hasilnya adalah nol. Contohnya, invers
penjumlahan dari bilangan bulat 5 adalah -5. Artinya, 5 + (-5) = 0 atau (-5) + 5 = 0
Untuk mempermudah melakukan penjumlahan bilangan, kita dapat menggunakan 2 cara berikut.
Garis bilangan (number line) adalah gambar garis lurus dengan titik-titik yang diasumsikan
sebagai suatu bilangan real terurut. Penjumlahan bilangan dapat dilakukan dengan bantuan garis
bilangan, berikut contohnya:
Kerjakan penjumlahan berikut dengan menggunakan garis bilangan!
2 + 3 =...
Penyelesaian
Langkah-langkah:
Penjumlahan bilangan dengan angka yang relatif besar akan susah dikerjakan dengan bantuan
garis bilangan. Solusinya adalah dengan menggunakan cara bersusun. Untuk menggunakan
penjumlahan bersusun, kita harus memahami penjumlahan bilangan satu sampai 10.
Contoh:
123 + 68 =
Penyelesaian:
Langkah-langkah:
Tulis angka yang dijumlahkan secara berjejer, satuan sejajar dengan satuan, puluhan sejajar
dengan puluhan, dan seterusnya.
Lakukan penjumlahan dari kanan (satuan) ke kiri
Penjumlahan satuan 3 + 8 = 11
Tulis angka 1 pada hasil penjumlahan satuan
Simpan 1 di puluhan
Penjumlahan puluhan 2 + 6 = 8, karena sebelumnya menyimpan 1 puluhan maka jumlahkan
lagi hasilnya dengan angka yang disimpan yaitu 8 + 1 = 9
Tulis angka 9 pada hasil penjumlahan puluhan
Penjumlahan ratusan 1 + 0 = 1
Tulis angka 1 pada hasil penjumlahan ratusan
Dengan memahami sifat-sifat operasi penjumlahan pada bilangan bulat, kita dapat
dengan mudah melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dan mendapatkan hasil
yang tepat.
2. Operasi Pengurangan
Operasi pengurangan pada bilangan bulat adalah operasi matematika dasar yang
digunakan untuk mengurangkan dua bilangan bulat atau lebih untuk mendapatkan hasil
pengurangannya.
a-b=c
a adalah minuend yaitu angka yang akan dikurangi
b adalah subtrahend yaitu pengurang
Pada operasi pengurangan bilangan bulat, ada beberapa sifat yang harus diperhatikan:
1. Sifat Asosiatif
Jika ada lebih dari dua bilangan yang dikurangkan, urutan pengelompokan bilangan
tidak mempengaruhi hasil pengurangannya. Artinya, (a - b) - c = a - (b + c).
Contohnya: (7 - 5) - 1 = 7 - (5 + 1).
2. Sifat Identitas
Ada bilangan khusus yang disebut nol, yaitu bilangan bulat 0, jika nol dikurangkan ke
suatu bilangan, maka hasilnya sama dengan bilangan tersebut. Artinya, a - 0 = a.
Contohnya: 5 - 0 = 5.
3. Sifat Invers
Setiap bilangan bulat memiliki pasangan bilangan yang disebut invers pengurangan.
Invers pengurangan sebuah bilangan bulat adalah bilangan bulat yang jika
dikurangkan dengan bilangan tersebut, hasilnya adalah nol. Contohnya, invers
pengurangan dari bilangan bulat 5 adalah -5. Artinya, 5 - 5 = 0.
Cara Mengurangi Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan dan Cara Bersusun
Kita dapat menggunakan garis bilangan untuk mempermudah memahami cara kerja
operasi bilangan bulat. Selanjutnya untuk mempermudah pengurangan bilangan
dengan angka puluhan dapat menggunakan cara bersusun.
Garis bilangan (number line) adalah gambar garis lurus dengan titik-titik yang
merepresentasikan sebagai suatu urutan bilangan real. Pengurangan bilangan dapat
dilakukan dengan bantuan garis bilangan, berikut contohnya.
Kerjakan pengurangan berikut dengan menggunakan garis bilangan!
3 - 5 = ...
Penyelesaian:
Langkah-langkah:
• Buat garis bilangan
• Buat garis I: Tarik garis dari angka nol ke kanan sepanjang 4 satuan (4)
• Buat garis II: Tarik garis ke kiri dari akhir garis I sepanjang 6 satuan (6)
• Buat garis III: Tarik garis dari angka nol hingga akhir garis II
• Hasil pengurangan ditunjukkan oleh garis III, 4 - 6 = (-2)
Contoh:
Selesaikan pengurangan berikut secara bersusun!
176 - 98 = ...
Penyelesaian:
Langkah-langkah:
• Tulis angka yang dikurangkan secara berjejer, satuan sejajar dengan satuan,
puluhan sejajar dengan puluhan, dan seterusnya.
• Lakukan pengurangan dari kanan (satuan) ke kiri
• Pengurangan satuan 6 - 8 hasilnya minus, sehingga perlu mengambil 1 nilai
puluhan
• Ambil 1 puluhan pada angka 80, menjadi 70
• Diperoleh (6 + 10) - 8 = 16 - 8 = 8
• Pengurangan puluhan 70 - 90 hasilnya minus, sehingga perlu diambil 1 nilai
ratusan
• Ambil 1 ratusan pada angka 100, menjadi 0
• (70 + 100) - 90 = 80
Jadi, 186 - 98 = 88
Dengan memahami sifat-sifat operasi pengurangan pada bilangan bulat, kita dapat
dengan mudah melakukan operasi pengurangan bilangan bulat dan mendapatkan hasil
yang tepat.
3. Operasi Perkalian
Perkalian bilangan bulat merupakan operasi matematika yang melibatkan tanda “×”.
Perkalian dapat disebut sebagai suatu bentuk operasi pada bilangan yang dapat dikatakan
sebagai Operasi Penjumlahan berulang dengan menggunakan bilangan yang sama
besarnya.
a × b = + ( a × b )
–a × (-b) = + ( a × b )
a × (-b) = – ( a × b )
–a × b = – ( a × b )
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian dua bilangan bulat dapat ditentukan
berdasarkan tanda dari bilangannya dengan cara sebagai berikut :
( + ) × (+) = +
( – ) × ( – ) = +
(+)×(–)=–
( – ) × (+) = –
Perkalian Bilangan Bulat Positif dan Negatif
Untuk mengetahui lebih dalam lagi perkalian bilangan bulat baik positif maupun negatif
silahkan simak contoh berikut;
2 × (-7) = -14
3 × (-7) = -21
4 × (-7) = -28
Pada contoh diatas, kita dapat memahami bahwa hasil kali bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif akan selalu menghasilkan bilangan bulat negatif, sehingga kita dapat
mengatakan “Untuk setiap bilangan bulat a dan b selalu berlaku a x (-b) = – (a x b)
Untuk dapat memahami perkalian dua bilangan bulat negatif dapat dilihat pada contoh
berikut;
-4 x (-3) = 12
-5 x (-2) = 10
-7 x (-5) = 35
Pada contoh perkalian dua bilangan bulat negatif diatas, dapat disimpulkan jika hasil kali
antara dua bilangan bulat negatif akan selalu menghasilkan bilangan bulat positif,
sehingga dapat dinyatakan ” Setiap bilangan bulat a dan b selalu berlaku (-a) x (-b) = a x b
Untuk perkalian bilangan bulat dengan 0 (Nol) dapat sobat pahami dengan melihat contoh
berikut ini:
3X0=0
0 x -3 = 0
-10 x 0 = 0
Menurut contoh diatas, dapat diambil kesimpulan jika semua bilangan apabila dikalikan
dengan 0 (Nol) akan selalu menghasilkan 0 (Nol).
Sifat tertutup merupakan salah satu sifat dari operasi penjumlahan bilangan bulat,
dimana sifat ini juga dapat ditemukan pada operasi perkalian. Dalam perkalian, properti
penutupan berarti bahwa setiap perkalian bilangan bulat akan selalu menghasilkan
bilangan bulat. Dapat dinyatakan sebagai “Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, akan
selalu ada p x q = r, dimana r juga bilangan bulat”.
Untuk lebih jelasnya tentang sifat penutupan perkalian bilangan bulat, Anda dapat melihat
contoh soal di bawah ini:
4 x 3 = 12
dimana 4 dan 3 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan 12 yang juga
merupakan bilangan bulat.
5 x (-4) = -20
dimana 5 dan -4 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan -20 yang
juga merupakan bilangan bulat.
-7 x 2 = -14
dimana -7 dan 2 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan -14 yang
juga merupakan bilangan bulat.
-6 x (-4) = 24
dimana -6 dan -4 kita ketahui merupakan bilangan bulat, begitu halnya dengan 24 yang
juga merupakan bilangan bulat.
Sifat komutatif ( Pertukaran ) dalam operasi perkalian yaitu perkalian akan selalu
menerima output yang sama meskipun kedua bilangan tadi ditukarkan tempatnya,
Sehingga hal tadi bisa dituliskan ” Untuk setiap sapta p & q akan selalu berlaku p x q = q x
p”.
Untuk detail tentang sifat komutatif dalam operasi perkalian sanggup sobat simak model
soal di bawah ini:
Pada Sifat ini, dinyatakan dengan ” Untuk Setiap bilangan p, dan q maupun r, akan selalu
berlaku ( p x q ) x r = p x ( q x r)”.
contoh soal;
( -4 x 6 ) x 3 = -4 x ( 6 x 3) = -72
Pada Sifat Ini dinyatakan bahwa ” Untuk setiap bilangan p, q, dan r yang merupakan
bilangan bulat, akan selalu berlaku
p x (q + r) = (p x q) + (p x r)”.
contoh soal;
4 x ( 5 + (-3) ) = 4 x 2 = 8
Pada Sifat ini dinyatakan dengan ” Untuk Setiap p, q, dan r yang merupakan bilangan
bulat, akan selalu berlaku
p x ( q – r ) = (p x q) – ( p x r) “.
contoh soal;
3 x ( 7 – (-6) ) = 3 x 13 = 39
hal tersebut dapat dinyatakan dengan ” Untuk Setiap bilangan p yang merupakan bilangan
bulat, akan selalu berlaku p x 1 = 1 x p = p”.
contohnya:
13 x1 = 13 atau 1 x 13 = 13
34 x 1 = 34 atau 1 x 34 =34
c. Menghitung Perkalian dengan Cara Bersusun
Perkalian 1 digit
4. Operasi Pembagian
Pembagian adalah salah satu operasi aritmatika (operasi dasar matematika) yang
menjadi kebalikan dari operasi perkalian. Operasi pembagian digunakan untuk menghitung
hasil bagi suatu bilangan terhadap pembaginya. Simbol dari operasi pembagian
menggunakan simbol bagi "÷", ":" atau garis miring /.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam operasi pembagian bilangan bulat,
yaitu pembagi, bilangan yang dibagi, hasil bagi, dan sisa pembagian. Agar lebih jelas,
perhatikan contoh berikut ini.
Dari data-data perhitungan pada tabel di atas, maka dapat kita ambil beberapa pola
tanda pada pembagian bilangan bulat berikut ini.
Dengan demikian dapat kita simpulkan konsep dari pembagian bilangan bulat yaitu
sebagai berikut:
■ Hasil bagi dua bilangan bulat yang mempunyai tanda sama selalu positif.
■ Hasil bagi dua bilangan bulat yang mempunyai tanda berbeda selalu negatif.
Sifat-sifat pembagian bilangan bulat antara lain tidak tertutup, tidak komutatif, tidak
asosiatif, tidak distributif, pembagian bilangan bulat dengan nol (0), dan pembagian
bilangan bulat oleh nol. Berikut ini adalah penjelasan dan contoh masing-masing sifat
tersebut.
Contoh:
15 : 3 = 5
15 dan 3 merupakan bilangan bulat, hasilnya yaitu 5 juga merupakan bilangan bulat.
Sekarang coba kalian perhatikan contoh berikutnya.
4 : 3 =?
Berapakah hasil pembagian antara 4 dengan 3? Apakah kalian menemukan nilai dari 4 : 3
merupakan bilangan bulat? jawabannya adalah tidak ada. Karena tidak ada bilangan bulat
yang memenuhi, maka hal ini sudah cukup untuk menyatakan bahwa pembagian pada
bilangan bulat tidak bersifat tertutup. Dengan demikian, dapat kita tuliskan sebagai berikut.
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, jika a : b = c, maka c belum tentu merupakan
bilangan bulat.
Untuk memahami sifat tidak komutatif atau anti komutatif pada pembagian bilangan bulat,
perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
● −10 : 20 = −0,5
Hasil pembagian bilangan bulat tidak pernah sama ketika letak bilangan ditukar. Sifat
pembagian seperti ini disebut sifat anti komutatif dan ditulis sebagai berikut:
a : b ≠ b : a
Untuk memahami sifat anti asosiatif pada pembagian bilangan bulat, perhatikan contoh di
bawah ini.
Contoh:
● (12 : 6) : 2 = 2 : 2 = 1
● 12 : (6 : 2) = 12 : 3 = 4
Dengan demikian, (12 : 6) : 2 ≠ 12 : (6 : 2) sehingga pada pembagian bilangan bulat tidak
berlaku sifat asosiatif. Secara umum dituliskan sebagai berikut.
(a : b) : c ≠ a : (b : c)
Untuk memahami sifat anti distributif pada pembagian bilangan bulat, perhatikan contoh di
bawah ini.
Contoh:
Pada penjumlahan
● 30 : (10 + 5) = 30 : 15 = 2
● 20 : (10 − 5) = 20 : 5 = 4
Dengan demikian, 30 : (10 + 5) ≠ (30 : 10) + (30 : 5) dan 20 : (10 − 5) ≠ (20 : 10) – (20 : 5)
sehingga pada pembagian bilangan bulat tidak berlaku sifat distributif baik pada
penjumlahan maupun perkalian. Secara umum dituliskan sebagai berikut.
Pada operasi pembagian bilangan bulat, tidak berlaku sifat distributif (penyebaran).
Secara umum, untuk a, b dan c bilangan bulat, maka
■ a : (b + c) = (a : b) + (a : c)
Misalkan 5 : 0 = p ⇔ 0 × p = 5
Tidak ada satu pun pengganti p pada bilangan bulat yang memenuhi 0 × p = 5, sehingga
dapat disimpulkan bahwa:
0 : 3 = n ⇔ 3 × n = 0
Pembagian dua bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat positif.
Sementara, pembagian dua bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat
positif. Kemudian, jika membagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif,
hasilnya adalah bilangan bulat negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, M. (2013). Matematika Dasar untuk Sains dan Teknologi. Graha Ilmu.
Firmansyah, A., & Rofiq, A. (2019). Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Supriyanto, B., & Asrori, M. (2014). Pemfaktoran dan Bilangan Prima. Uniba Press.
Germain, G. (2015). Number Theory: An Introduction via the Density of Primes. Springer
Science & Business Media.
Rosen, K. H. (2018). Elementary Number Theory and Its Applications. Pearson Education
India.
Niven, I., Zuckerman, H. S., & Montgomery, H. L. (1991). An introduction to the theory of
numbers. John Wiley & Sons.
Tjetjep Rohendi Rohidi, dkk. (2015). Matematika untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Kelas X. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Ada, H., & Rokhmat, M. (2016). Matematika MTs Kelas VII. Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Yani, S. (2006). Kelipatan Persekutuan Terkecil, Faktor Persekutuan Terbesar, dan Sifat
Luas-Lipat-Sudut Segitiga. Tersedia online:
http://www.uniba-bpn.ac.id/old/images/sisitlettreng/2007/januari/kelipatanperseku
%20maret%202005.PDF.