Anda di halaman 1dari 13

TEORI BILANGAN

Bilangan
real

Bilangan Rasional Bilangan Irasional

Bilangan Bilangan
Pecahan Bulat

Bilangan Bilangan Bilangan


Negarif Nol Positif

Bilangan
Asli

Bilangan 1 Bilangan Bilangan


Prima Komposit

Definisi
Bilangan Prima
Suatu bilangan bulat p>1 disebut bilangan prima jika pembaginya adalah
sendiri.

Bilangan Komposit
Bilangan bulat m disebut bilangan komposit jika mempunyai sedikitnya
satu pembagi yang berbeda dengan
atau bilangan yang mempunyai lebih dari dua faktor.
Contoh : 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, ...
Sifat : Jika a suatu bilangan cacah yang tidak mempunyai faktor prima yang
lebih kecil atau sama dengan maka a adalah bilangan prima.

Cara menentukan suatu bilangan prima atau tidak.


Dengan memeriksa apakah a dapat dibagi habis dengan bilangan prima dari 2
sampai dengan bilangan bulat yang terdekat dengan .
Contoh : Cara menentukan bilangan prima
Apakah 631 prima/ tidak
Langkah 1. Tentukan apakah suatu bilangan bulat positif yang jika dikuadratkan
akan mendekati atau sama dengan 631.
Bilangan itu adalah 25 karena 631 terletak antara 625 dan 676.

Langkah 2. Carilah bilangan-bilangan prima yang lebih kecil atau sama


dengan 25.
Bilangan prima itu adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23
Langkah 3. Bagilah 631 dengan masing-masing bilangan prima tersebut di atas.
Langkah 4. Jika 631 habis dibagi oleh salah satu atau beberapa bilangan prima
tersebut, maka 631 bukanlah bilangan prima.
Langkah 5. Karena 631 tidak habis dibagi oleh salah satu bilangan prima
tersebut, atau dengan kata lain tidak satupun bilangan-bilangan
prima itu merupakan faktor dari 631, maka
631 adalah bilangan prima.
Sifat : 1. (Euclid)
Apabila adalah bilangan prima maka n adalah bilangan prima
2. Jika n suatu bilangan komposit maka n memiliki faktor k dengan

3. Jika bilangan bulat positif n tidak memiliki faktor prima p dengan


maka n suatu faktor prima
4. Banyaknya bilangan prima adalah tak berhingga atau tak ada bilangan
prima yang terbesar
5. Untuk , maka ada paling sedikit n + 1 buah bilangan prima yang
lebih kecil dari
6. Cara menentukan bilangan prima yang besar.
(Teorema Fermat)
Jika p suatu bilangan prima, maka untuk suatu bilangan
bulat a

Bilangan Kuadrat
Ada tiga hal penting yang perlu diketahui tentang bilangan kuadrat
1. Angka satuan yang mungkin untuk bilangan kuadrat adalah 0, 1, 4, 5, 6,
dan 9
2. a. Setiap bilangan kuadrat dibagi 4 maka sisanya 0 dan 1
b. Kuadrat suatu bilangan bulat, habis dibagi 4 atau bersisa 1 jika dibagi
4, maka suatu bilangan bulat yang bersisa 2 atau 3 jika dibagi 4,
bukanlah bilangan kuadrat. Pembuktian bisa dilakukan dengan
menyatakan bahwa sebuah bilangan pasti akan termasuk salah satu dari
bentuk 4k, 4k + 1, 4k + 2 atau dilanjutkan dengan
pengkuadratan masing-masing bentuk. Sedangkan bilangan kuadrat
jika dibagi 4 akan tersisa 0 atau 1. Dan seterusnya untuk pembagi yang
lain.

3. jika p bilangan prima, dan

Bilangan Kubik
a. Bilangan pangkat tiga (kubik) jika dibagi 7 akan bersisa 0, 1, atau 6. Cara
pembuktian sama dengan pembuktian pada bilangan kuadrat.
b. Angka satuan dari bilangan kubik adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Bilangan Sempurna
Suatu bilangan asli dimana jumlah faktor –faktor murninya adalah sama
dengan bilangan itu sendiri.

Sifat : Jika adalah bilangan prima


maka adalah bilangan sempurna
Contoh : - 521, 607, 2203, ...
- untuk n = 9941 → 29940(29941 – 1)
n = 11213 → 211212(211213 – 1)

Bilangan Bersahabat
Dua bilangan disebut bersahabat, jika bilangan yang pertama sama
dengan jumlah faktor murni bilangan kedua, dan bilangan kedua sama
dengan jumlah faktor murni bilangan pertama.
Contoh : 220 dan 284
1184 dan 1210

Bilangan Bulat Terbesar


 Jika x sebarang bilangan real, maka menyatakan bilangan bulat
terbesar kurang dari atau sama dengan x.
Contoh :
Kita selalu memperoleh
Jika x sebarang bilangan real, maka menyatakan bilangan bulat
terkecil lebih dari atau sama dengan x.
Contoh :
Kita selalu memperoleh
Tanda kesamaan terjadi hanya saat x adalah bilangan bulat.
 Tanda dapat digunakan untuk menentukan nilai k bulat terbesar
sehingga membagi n! dengan a merupakan bilangan prima dan ”!”
menyatakan faktorial.

Nilai k terbesar =

Contoh : k terbesar yang memuat 3k membagi 28! =

= 9 + 3 + 1 = 13.
Keterbagian
Dalam menyelesaikan soal yang menunjukkan habis dibagi oleh suatu
angka, maka terlebih dahulu kita harus mengenali ciri-ciri bilangan habis
dibagi. Ciri-ciri tersebut adalah :
a. Suatu bilangan habis dibagi 2n jika dan hanya jika n digit terakhir dari
bilangan tersebut habis dibagi 2n
Contoh : 134576 habis dibagi 8 = 23 sebab 576 habis dibagi 8 (576 :8=72)
4971328 habis dibagi 16 = 24 sebab 1328 habis dibagi 16
 Habis dibagi pangkat dari 2
21 : Angka terakhirnya habis dibagi 2
22 : Dua angka terakhirnya habis dibagi 4
23 : Tiga angka terakhirnya habis dibagi 8
24 : Empat angka terakhirnya habis dibagi 16

b. Suatu bilangan habis dibagi 3 jika dan hanya jika jumlah digit bilangan
tersebut habis dibagi 3
Contoh : 356535 habis dibagi 3 sebab 3 + 5 + 6 + 5 + 3 + 5 = 27 dan
27 habis dibagi 3.
c. Suatu bilangan habis dibagi 5 jika dan hanya jika digit terakhir dari
bilangan tersebut adalah 0 dan 5
Contoh : 67585 dan 457830 adalah bilangan-bilangan yang habis dibagi 5
d. Habis dibagi 7
Cara memeriksa suatu bilangan habis dibagi 7 adalah dengan mengalikan
digit terakhir dengan 2, dan kurangkan hasilnya dari bilangan sisanya. Jika
hasil terakhir habis dibagi 7, maka bilangan tersebut habis dibagi 7. Hal ini
dapat diulang sampai diperoleh bilangan yang paling sederhana.
Contoh : Apakah 1645 habis dibagi 7 ?
Kalikan 5 dengan 2, kemudian kurangkan 10 dari 164
Diperoleh 164 – 41 = 154 habis dibagi 7 atau kita masih dapat
menyederhanakannya lagi. Kalikan 4 dengan 2, kurangkan 8
dari 15, sehingga 15 – 8 = 7 habis dibagi 7
Suatu bilangan bulat habis dibagi oleh 7 jika dan hanya jika memenuhi
sifat :
i. Kalikan angka terakhir dengan 2
ii. Buanglah angka terakhir bilangan itu, kemudian bilangan itu dikurangi
dengan hasil (i)
iii. Apabila hasilnya habis dibagi oleh 7, maka bilangan itu habis dibagi
oleh 7.
Jika bilangan bulat cukup cukup besar (banyak angkanya) lakukan
prosedur (i) dan (ii) berulang-ulang sehingga didapat hasilnya.
Contoh : Periksalah apakah 8656788 habis dibagi oleh 7
8656788 ( Buang angka 8, sisanya dikurangi dengan
16 2 x 8 = 16 )
865662 ( Buang angka 2, sisanya dikurangi dengan
4 2 x 2= 4 )
86562 ( Buang angka 2, sisanya dikurangi dengan
4 2x2=4)
8652 ( Buang angka 2, sisanya dikurangi dengan
4 2x2=4)
861
2 ( Buang angka 1, sisanya dikurangi dengan
84 1x2=2)
8 ( Buang angka 4, sisanya dikurangi dengan
0 2x4=8)
Karena 0 habis dibagi 7 maka bilangan 8656788 habis dibagi 7.
e. Habis dibagi 9
Jumlah angka pada bilangan tersebut habis dibagi 9 ( sama seperti kasus
habis dibagi 3).
Contoh : apakah 96714 habis dibagi 9 ?
f. Habis dibagi 10
Angka satuannya adalah nol (0)
Contoh : 2568740 habis dibagi 10.
g. Habis dibagi 11
Bilangan yang habis dibagi 11 adalah bilangan yang selisih dari jumlah
angka di tempat ganjil dengan angka ditempat genap habis dibagi 11.
Contoh : 945351 habis dibagi 11 sebab (9 + 5 + 5) - (4 + 3 + 1) = 11 dan
11 habis dibagi 11.
Contoh bilangan lain yang habis dibagi 11 adalah 53713 dan 245784.
h. Habis dibagi 25
Bilangan yang habis dibagi 25 adalah bilangan yang dua angka terakhirnya
00, 25, 50
contoh : 44816250:25=1792650
i. Habis dibagi 50
bilangan yang habis dibagi 50 adalah bilangan yang dua angka terakhirnya
00, 50
j. habis dibagi 99
jika jumlah kelompok 2 digit dari kanan habis dibagi 99.
Contoh : 43857, jumlah kelompok 2 digit dari kanan adalah 57 + 38 + 4 =
99 habis dibagi 99
k. Habis dibagi 999
jika jumlah kelompok 3 digit dari kanan habis dibagi 999.
l. Habis dibagi 100
Bilangan yang habis dibagi 100 adalah bilangan yang dua angka
terakhirnya 00
Sifat : Jika suatu bilangan habis dibagi a dan juga habis dibagi b, maka
bilangan tersebut akan habis dibagi ab dengan syarat a dan b relatif
prima. Berlaku sebaliknya.
Contoh : 36 habis dibagi 4 dan 3, maka 36 akan habis dibagi 12

Definisi keterbagian
Bilangan bulat a membagi (habis) bilangan bulat b ditulis a│b, jika
dan hanya jika ada bilangan bulat k sedemikian
hingga b = ka. Jika a tidak membagi (habis) b, maka ditulis a│b
Contoh :
5│30, karena ada bilangan bulat, yaitu 6, sedemikian hingga 5.6 = 30
7│-21, sebab ada bilangan bulat, yaitu -3, sedemikian hingga 7.(-3) = -21
-6│24, sebab ada bilangan bulat, yaitu -4, sedemikian hingga (-6)(-4) = 24
8│27, sebab tidak ada bilangan bulat k, sedemikian hingga 8k = 27
Istilah :

Untuk seterusnya istilah "membagi habis" dan "terbagi habis" berturut-


turut disingkat menjadi "a membagi b” dan "b terbagi a” keduanya disimbolkan
dengan "a│b". Istilah-istilah lain yang mempunyai arti sama dengan a│b
adalah "a ialah faktor dari b", "a ialah pembagi dari b" atau "b ialah kelipatan
dari a".

Apabila a, b dan k adalah bilangan-bilangan bulat dengan a 0 dan


b = ka, maka k disebut hasilbagi (quotient) dari b oleh a. Disebut pula
bahwa k adalah faktor dari b yang menjadi komplemen (sekawan) dari a,
atau dengan singkat dikatakan bahwa a dan k adalah pembagi-pembagi
sekawan (komplementer) dari b.

Sifat-sifat penting dalam keterbagian


Jika a│b dan b│c maka a│c.
Jika a│b maka a│mb, untuk setiap bilangan bulat m.
Apabila a│b dan a│c, maka a│ (b + c), a│ (b - c) dan a│bc
Apabila a│b dan a│c maka a│(mb + nc) untuk setiap bilangan bulat m dan n
(i) a│a untuk setiap bilangan bulat a (sifat refiektif).
(ii) Jika a│b maka ma│mb untuk setiap bilangan bulat m.
(iii) Jika ma│ mb dengan m ≠ 0, maka a│b.
(iv) 1│a dan a│0
(v) Jika 0│a maka a = 0
(vi) Jika a│b dengan b ≠ 0, maka
(vii) Jika a│b dengan b│a, maka

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)


Kita telah mengetahui bahwa semua faktor bulat positif dari 30 adalah 1,
2, 3, 5, 6, 10, 15, dan 30.
Sedangkan semua faktor bulat positif dad 45 adalah 1, 3, 5, 9, 15 dan 45.
Maka faktor-faktor persekutuan (pembagi-pembagi bersama) dari 30 dan 45
adalah 1, 3, 5 dan 15.
Dan faktor persekutuan terbesar dari 30 dan 45 adalah 15.
Secara umum, pengertian tentang faktor persekutuan dari dua bilangan
bulat dituliskan sebagai definisi berikut ini.

Definisi 1
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka bilangan bulat d disebut
faktor persekutuan dari a dan b jika d │a dan d│b

Definisi 2
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat yang sekurang-kurangnya satu di
antaranya tidak sama dengan nol, maka faktor persekutuan terbesar (FPB)
dari a dan b diberi simbol "(a,b)" adalah suatu bilangan bulat positif,
misalnya d, yang memenuhi :
(i) d│a dan d│b, serta
(ii) Jika e│a dan e│ b, maka e ≤ d.

Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa jika (a, b) = d, maka d 1


Dan apabila ada faktor persekutuan lain, misainya e, maka e ≤ d.

Teorema 3
Jika (a, b) = d, maka (a : d, b : d) = 1.

Apabila a dan b dua bilangan bulat positif dengan (a, b) = 1, maka


dikatakan bahwa a dan b saling prima atau a prima relatif terhadap b.

Misalkan a dan b dua bilangan bulat dengan a > 0, maka b dibagi oleh a
akan memberikan hasilbagi dan sisa pembagian. Hal ini dinyatakan sebagai
teorema berikut ini dan terkenal dengan nama Algoritma Pembagian.

Teorema 4
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dengan a > 0, maka ada dengan tunggal
pasangan bilangan-bilangan bulat q dan r yang memenuhi b = qa + r,
dengan 0 ≤ r < a.
Bilangan-bilangan bulat q dan r dalam teorema ini berturut-turut disebut
hasilbagi dan sisa pembagian b oleh a.
Akibat 5
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dengan b ≠ 0, maka ada dengan tunggal
pasangan bilangan-bilangan bulat q dan r sedemikian hingga
b = aq + r dengan 0 ≤ r <

Teorema 6

Jika b = aq + r, maka (b, a) = (a, r).

Dengan menggunakan teorema ini, memudahkan kita untuk menghitung


faktor persekutuan terbesar dari sembarang bilangan bulat, meskipun bilangan-
bilangan bulat tersebut cukup besar.

Contoh
Carilah (5767, 4453)
Peyelesaian :
Kita gunakan algoritma pembagian (teorema 6)
5767 = 1.4453 + 1314, maka (5767,4453) = (4453,1314)
4453 = 301314 + 511, maka (4453,1314) = ( 1314,511)
1314 = 2.511 + 292, maka (1314,511) = (511,292)
511 = 1.292 + 73, maka (292,219) = (219,73)
219 = 3.73 + 0, maka (219,73) = (73,0) = 73
Jadi (5767, 4453) = 73

Faktor persekutuan terbesar dari a dan b dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier
dari a dan b, yaitu berbentuk ax + by dengan x dan y bilangan-bilangan bulat tertentu.
Misalkan : (-12,30) = 6 = (-12).2 + 30.1
(8,15) = 1 = 8.2 + 15.(-1)
(8,-36) = 4 = 8.5 + (-36).1
(-6,-42) = 6 = (-6)(-8) + (-42).1
Uraian ini memberikan contoh untuk teorema berikut ini :
Teorema 7
Apabila a dan b bilangan-bilangan bulat tidak nol, maka ada bilangan-bilangan
bulat x dan y sedemikian hingga ax + by = (a, b).

Teorema 8
Apabila a dan b dua bilangan bulat tidak nol, maka a dan b saling prima jika dan
hanya jika ada bilangan-bilangan bulat x dan y yang memenuhi ax + by = 1.

Contoh :
Hitunglah (247,299) dan tentukan bilangan-bilangan bulat m dan n yang
memenuhi 247m + 299n = (247, 299)
Jawab :
299 = 247.1 + 52
247 = 52.4 + 39
52 = 39.1 + 13
39 = 13.3
Jadi (247, 299) = 13
Selanjutnya,
13 = 52 - 39.1
= 52 - (247 - 52.4)
= 52.5- 247
= (299 - 247).5 - 247
13 = 299.5 + 247(-6)
Jadi m = -6 dan n = 5
Tetapi nilai m dan n yang memenuhi 247m + 299n = 13 tidak tunggal, sebab
247(-6 + 299t) + 299(5 - 247t), untuk setiap bilangan bulat t.
Jadi m = -6 + 299t dan n = 5 - 247t, untuk setiap bilangan bulat t.
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Definisi 11
Misalkan a dan b adalah bilangan-bilangan bulat m adalah kelipatan
persekutuan dari a dan b jika a│m dan b│m

Definisi 12
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b
adalah suatu bilangan bulat positif m ditulis [a, b] = m, apabila memenuhi :
(i) a│m dan b│m
(ii) Jika a│cdan b│c maka m ≤ c.
Teorema 13
Jika c adalah suatu kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat tidak nol a dan
b, maka KPK dari a dan b membagi c, yaitu [a,b] │ ≤ c.

Contoh :
(1). [105, 45] = [15.7, 15.3]
= 15 [7, 3]
= 15.21
= 315
(2). [18, 30] = [6.3, 6.5]
= 6[3.5]
= 6.15
= 90

Jika a dan b dua bilangan bulat positif, maka (a, b) [a, b] = ab. Atau
dengan kata lain : Hasilkali FPB dan KPK dari dua bilangan bulat positif
sama dengan hasilkali dua bilangan itu.
 Dua bilangan dikatakan prima relatif, jika faktor persekutuan terbesarnya
(FPB) sama dengan 1
Contoh : 26 dan 47 adalah prima relatif sebab FPB 26 dan 47 ditulis
FPB(26, 47) = 1
 Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan asli berurutan adalah 1.
FPB(n,n + 1) = 1 dengan n adalah bilangan asli.

Anda mungkin juga menyukai