UANG
PENDAHULUAN
Dalam suatu pendidikan , matematika pasti menjadi bagian penting dalam proses belajar setiap murid
atau bahkan setiap orang yang hidup membutuhkan ilmu matematika. Karena dalam kita hidup didunia
ini pasti membutuhkan matematika, contoh: setiap kita belanja pasti membutuhkan uang untuk
membayar apa yang telah kita beli kepada penjual, dan untuk membayar kita membutuhkan
pengetahuan matematika untuk bisa menghitung berapak uang yang akan kita keluarkan dan berapa
kembaliaan uang kita setelah membayar.
Jika kita tidak mempunyai kemampuan dasar matematika, seperti menghitung baik itu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka kita akan kesulitan sendiri dalam bertransaksi, bahkan
kita akan sering ditipu karena kita tidak tahu pasti berapa uang yang harus dikeluarkan sebenarnya.
Maka
dari itu belajar ilmu matematika itu sangat penting untuk kehidupan kita.
Oleh karena itu, matematika pasti ada disetiap jenjang pendidikan, untuk bekal anak didik dan untuk
pengetahuan anak didik. Dalam makalah ini akan membahas materi matematika yaitu: bilangan
berpangkat, bentuk akar, FPB dan KPK, hitung estimasi dan hitung uang.
PEMBAHASAN
Bilangan berpangkat adalah suatu bilangan yang memiliki pangkat apakah pangkat dua, pangkat tiga,
pangkat empat, pangkat lima, dan seterusnya. Pangkat pada suatu bilangan ditulis dengan angka ukuran
kecil dan diletakkan lebih tinggi dari posisi bilangan tersebut.
Misalnya : 2 x 2 x 2 5 x 5 x 5
Contoh :
Pangkat dua juga dapat dibaca “ kuadrat”. Bilangan yang diperoleh dari hasil pangkat dua atau kuadrat
disebut bilangan kuadrat. Dan bilangan yang diperoleh dari hasil pangkat tiga disebut bilangan kubik.
Untuk bisa menyelesaikan pertanyaan, bila kita ditanya, bilangan berapakah yang kuadratnya bernilai
sekian ? missal, bilangan itu angka 9. Maka pertanyaan itu dapat dijawab dengan penarikan akar dari
suatu bialngan.
Sebelum mengetahui penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan. Kita mengenal dahulu arti Akar
Pangkat Dua dari Suatu Bilangan. Akar pangkat dua suatu bilangan adalah bilangan yang jika di
pangkatkan dua (dikuadratkan) hasilnya sama dengan bilangan yang dicari akarnya. Akar pangkat dua
Contoh :
Ingat : √4 dibaca akar pangkat dua dari 4, atau akar kuadrat dari 4 atau akar dari 4.
b. Mencari Hasil Penarikan Akar Pangkat Dua dari Bilangan Kuadrat
Contoh : √31.36
Carilah bilangan yang kuadratnya mendekati 31. Bilangan yang memenuhi adalah 5, bilangan 5 ini
sebagai hasil pertama.
4) 5 ditambah dengan 5, hasilnya menjadi bilangan penentu untuk mendapatkan hasil berikutnya .
bilangan 10 diletakkan di sebelah kiri angka 636
5) 10 . . . . x . . . . = 636. Titik-titik diisi dengan bilangan yang sama, sehingga apabila dikalikan
menghasilkan 636. Bilangan yang tepat adalah 6, karena 106 X 6 = 636. Jika hasil pengurangannya
belum nol maka dilakukan penurunan bilangan berikutbya seperti pada langkah 3 dan 4.
6) Lakukan langkah-langkah tersebut samapi memperoleh hasil pengurangan akhir = 0, berarti
sudah memperoleh akar kuadrat.
1. FPB
Sebelum kita lebih jauh mempelajari tentang FPB (faktor persekutuan terbesar), alangkah baiknya kita
mengenal faktor dari suatu bilangan. Misal, bilangan 20 berasal dari: 1x20; 2x10; dan 4x5. Dapat dilihat
bahwa faktor dari 20 adalah 1,2,4,5,10,dan 20 atau juga dibuat tabel sebagai berikut.
20
1 20
2 10
4 5
Mencari faktor persekutuan dari dua bilangan dua angka. Persekutuan dapat diartikan bersekutu atau
sama. Faktor persekutuan dua bilangan adalah faktor-faktor dari kedua bilangan yang sama.
Contoh, faktor dari 36 adalah 1,2,3,4,6,9,12,18, dan 36. Faktor dari 54 adalah 1,2,3,6,9,18,27, dan 54.
Jadi persekutuan dari 36 dan 54 adalah 1,2,3,6,9, dan 18.
Perhatikan faktor yang ditebalkan, yaitu faktor 9. Pada kedua bilangan, ditemukan faktor yang sama dan
terbesar, yaitu 9. Dengan demikian, diperoleh faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 63 dan 72, yaitu 9
2. KPK
Sebelum lebih jauh mempelajari KPK dua bilangan, sebaiknya kita mempelajari kelipatan suatu bilangan
terlebih dahulu. Kelipatan suatu bilangan adalah hasil kali bilangan itu dengan bilangan lain.
Bilangan-bilangan kelipatan 3 dapat dicari dengan cara berikut: 3x1=3; 3x2=6; 3x3=9; 3x4=12, dan
seterusnya .
Sekarang kita aka menggunakan dua bilangan berbeda. Misalnya, 2 dan 6. Terlebih
dahulu kita cari kelipatan masing-masing bilangan.
Sekarang kita gunakan materi itu untuk memepelajari kelipatan persekutuan terkecil
(KPK)
Bilangan kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42,....
Faktor Prima adalah faktor dari suatu bilangan yang berupa bilangan prima.
Faktor dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36. Jadi, faktor prima dari 36 adalah 2 dan 3.
Faktor dari 40 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40. Jadi, faktor prima dari 40 adalah 2 dan 5.
Istilah faktor prima tidak sama dengan faktorisasi prima. Mencari faktorisasi prima dari suatu bilangan,
dapat dilakukan dengan pohon faktor.
40 = 2 x 2 x 2 x 5
= 23 x 5
Setelah kita memahami faktorisasi prima, sekarang kita lanjut membahas FPB dan KPK dengan
faktorisasi prima.
2) Kalikan faktor-faktor prima yang sama dari kedua bilangan itu. Jika faktor bilangan yang sama itu
pangkatnya berbeda, ambil pangkat terkecil.
Contoh, tentukan FPB dari 12 dan 16.
12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
Dari faktorisasi kedua bilangan itu, diperoleh faktor prima yang sama adalah 2. Pangkat terkecil faktor
yang sama adalah 2. Jadi FPB dari 12 dan 16 adalah
22 = 4.
2. Kalikan semua faktor prima dari kedua bilangan itu. Jika ada faktor yang sama dengan pangkat
berbeda, ambil faktor prima dengan pangkat terbesar.
12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
Dari faktorisasi kedua bilangan itu, diperoleh faktor prima yang sama adalah 2. Pangkat terbesar faktor
yang sama adalah 4. Jadi KPK dari 12 dan 16 adalah 24 x 3 = 16 x 3 = 48.
Bagaimana aturan pembulatan bilangan ? Mari kita perhatikan contoh-contoh pembulatan bilangan di
bawah ini.
a. 1,8 lebih dekat ke bilangan satuan 2, maka 1,8 dibulatkan ke satuan terdekat menjadi 2
3,4 lebih dekat di bulatkan ke satuan 3, maka 3,4 dibulatkan ke satuan terdekat menjadi 3
b. 52 lebih dekat ke bilangan puluhan 50, maka 52 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 50
169 lebih dekat ke puluhan 170, maka 169 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 170
c. 175 lebih dekat ke bilangan ratusan 200, maka 175 dibulatkan ke ratusan terdekat
menjadi 200
425 lebih dekat ke bilangan ratusan 400, maka 425 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 400
Apa yang dapat kamu simpulkan dari contoh-contoh pembulatan di atas? Mari kita tuliskan.
2) Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah
(dihilangkan).
Contoh : 2 , 3
Angka tiga dibelakang koma kurang dari lima maka dibulatkan ke bawah, jadi, 2,3 dibulatkan
menjadi 2
3) Jika angka tersebut paling sedikit 5 (5,6,7,8,9), maka bilangan dibulatkan ke atas (satuan
ditambah 1)
Contoh : 5 , 7
angka 7 dibelakang koma lebih dari 5 maka dibulatkan ke atas, jadi, 5,7 dibulatkan menjadi 6
2) Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah
(dihilangkan).
3) Jika angka tersebut paling sedikit 5 (5, 6, 7, 8, 9), maka bilangan dibultkan ke atas (puluhan
ditambah 1).
Contoh : 76. Angka 6 lebih dari 5 maka dibulatkan ke atas menjadi 80.
Ada tiga macam cara menaksir hasil operasi hitung, yaitu taksiran atas, taksiran bawah, dan taksiran
terbaik.
Taksiran atas dilakukan dengan membulatkan ke atas bilangan-bilangan dalam operasi hitung.
Jawab : karena taksiran atas, maka setiap bilangan dibulatkan ke atas.
Taksiran bawah dilakukan dengan mebulatkan ke bawah bilangan-bilangan dalam operasi hitung.
Jawab : karena taksiran bawah, maka setiap bilangan dibulatkan ke bawah.
Taksiran terbaik dilakukan dengan membulatkan bilangan-bilangan dalam operasi hitung menurut
aturan pembulatan.
Contoh: tentukan hasil dari operasi hitung 22 x 58.
Mata uang rupiah yang beredar, tersedia dalam bentuk logam (koin) dan ada yang tersedia dalam
bentuk kertas. Perhatikan dan amati bentuk mata uang kertasa berikut:
Kamu telah mengingat bentuk mata uang yang beredar dalam bentuk kertas dan logam. Sekarang
misalnya kamu membeli buku. Harga sebuah buku Rp 1.200,00. Bagaimana cara kamu membayarnya?
Kamu tahu, tidak tersedia uang bentuk pecahan yang bernilai Rp 1.200,00.
PENUTUP
Kesimpulan
1) Bilangan berpangkat adalah suatu bilangan yang memiliki pangkat apakah pangkat dua, pangkat
tiga, pangkat empat, pangkat lima, dan seterusnya. Pangkat pada suatu bilangan ditulis dengan angka
ukuran kecil dan diletakkan lebih tinggi dari posisi bilangan tersebut. Contoh : 2 x 2 dapat ditulis 2²,
dibaca “ dua pangkat dua”
2) Bentuk akar adalah bilangan yang jika di pangkatkan dua (dikuadratkan) atau pangkat tiga hasilnya
sama dengan bilangan yang dicari akarnya.
3) FPB adalah Faktor Persekutuan Terbesar. Untuk menentukan FPB dua bilangan, ikutilah langkah-
langkah berikut:
2. Kalikan faktor-faktor prima yang sama dari kedua bilangan itu. Jika faktor bilangan yang sama itu
pangkatnya berbeda, ambil pangkat terkecil.
2. Kalikan semua faktor prima dari kedua bilangan itu. Jika ada faktor yang sama dengan pangkat
berbeda, ambil faktor prima dengan pangkat terbesar.
Ada tiga macam cara menaksir hasil operasi hitung, yaitu taksiran atas, taksiran bawah, dan taksiran
terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Supardjo. Matematika Gemar Berhitung Kelas 3 SD/MI. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2004
Misalnya :
dan 15 disebut factor dari 15, karena 15 dapat habis dibagi 3, 5, 1, dan 15.
Dengan kata lain bahwa suatu bilangan merupakan hasil dari berbagai bilangan factor.[2]
Factor suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan bagian atau unsure dari hasil
perkalian.
3 (bilangan yang dikali) dan 4 (bilangan pengali) adalah factor dari 12 (bilangan hasil kali). Jika
masih ada perkalian lain yang hasilnya 12, maka
bilangan yang dikali dan bilangan pengalinya juga termasuk factor bilangan 12.[3]
Contoh :
8 tidak habis dibagi 3, 5, 6, dan 7. Jadi bilangan 3, 5, 6, dan 7 bukan merupakan factor dari 8.
B. Faktor Prima
Bilangan Prima adalah bilangan yang hanya mempuyai 2 faktor yang berlainan, yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri.[4] Dan dari semua bilangan prima, hanya bilangan 2 yang merupakan bilangan
genap, sisanya adalah bilangan ganjil.[5]
Contoh :
Bilangan prima antara 1 dan 100 antara lain : 2, 3, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 53, 59, 61,
67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97.
Contoh soal :
Jawab :
C. Faktorisasi Prima
Menguraikan bilangan menjadi perkalian faktor-faktor prima. Untuk melakukan faktorisasi prima
ini diperlukan pohon faktor.
Contoh :
Jawab:
b. Didapat: 2 x 2 x 2 x 2 x 5 = 24 x 5
Contoh soal :
12
12
12
20
20
10
1
1
10
20
FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar, yaitu faktor-faktor atau angka-angka
pembagi yang paling besar dari suatu bilangan.[7]
Untuk menentukan factor persekutuan terbesar dari dua bilangan a dan b, tentukan dulu factor-
faktor dari a dan b, kemudian identifikasi dan kumpulkan factor yang sama, selanjutnya pilih yang
terbesar.
Factor persekutuan terbesar dari a dan b ditulis dengan notasi FPB (a,b) atau (a,b).[8]
Mencari FPB dengan cara menentukan factor persekutuan, kemudian memilih bilangan yang
paling besar.
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh :
Pohon akar:
Jadi, FPB dari 12 dan 16 adalah (FPB diambil dari hasil perkalian factor yang sama dengan
pangkat terkecil)[9]
Kelipatan adalah penjumlahan suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri secara terus menerus.
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil perkalian suatu
bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3, 4, 5, …)
Contoh :
Contoh :
Bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57,
60, ...
Bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56,60, …
Bilangan kelipatan 3 dan 4 yang sama adalah 12, 24, 36, 48, 60.
Bilangan 12, 24, 36, 48, dan 60 disebut kelipatan persekutuan dari 3 dan 4.
Kelipatan Persekutuan Terkecil, yaitu kelipatan dari suatu bilangan tapi yang nilainya paling
kecil.[10]
Untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan a dan b, yaitu dengan
mencari semua kelipatan dari a dan b, kemudian diidentifikasi dan dikumpulkan semua kelipatan yang
sama. Selanjutnya dari kumpulan itu pilihlah yang terkecil.
KPK dari dua bilangan a dan b ditulis dengan notasi KPK (a, b) atau [a,b].[11]
Mencari FPB dengan cara menentukan kelipatan persekutuan, kemudian memilih bilangan yang
paling kecil.
Contoh:
Jawab:
Kelipatan 4 adalah = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, ....}
Kelipatan 8 adalah = {8, 16, 24. 32. 40, 48, 56, ...}
Kelipatan persekutuannya adalah 8, 16, 24, 32, ... ( kelipatan yang sama dari 4 dan 8)
· apabila ada yang sama ambil yang terbesar, apabila keduanya sama ambil salah satunya.
Contoh:
Jawab:
Pohon akar
Jadi, KPK dari 12 dan 16 adalah (KPK diambil dari hasil perkalian semua factor dan factor yang
sama dengan pangkat terbesar)[12]
Untuk mencari KPK atau FPB dari dua bilangan jika salah satu dari KPK atau FPB sudah diketahui
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Contoh:
Penyelesaian:
16 = 24
24 = 23 . 3
FPB (16,24) = 23 = 8
2. Tentukan KPK dan FPB dari 20 dan 48 !
Penyelesaian :
Dari contoh 2 ini terlihat bahwa pekerjaan akan lebih sulit bila ditentukan KPK-nya terlebih
dahulu, baru dicari FPB-nya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar, yaitu faktor-faktor atau angka-angka
pembagi yang paling besar dari suatu bilangan.
Untuk menentukan factor persekutuan terbesar dari dua bilangan a dan b, tentukan dulu factor-
faktor dari a dan b, kemudian identifikasi dan kumpulkan factor yang sama, selanjutnya pilih yang
terbesar.
Factor persekutuan terbesar dari a dan b ditulis dengan notasi FPB (a,b) atau (a,b).
Kelipatan Persekutuan Terkecil, yaitu kelipatan dari suatu bilangan tapi yang
Untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan a dan b, yaitu dengan
mencari semua kelipatan dari a dan b, kemudian diidentifikasi dan dikumpulkan semua kelipatan yang
sama. Selanjutnya dari kumpulan itu pilihlah yang terkecil.
KPK dari dua bilangan a dan b ditulis dengan notasi KPK (a, b) atau [a,b].
Sedangkan untuk menentukan FPB dan KPK ada dua cara yakni dengan factor persekutuan dan
kelipatan persekutuan serta dengan faktorisasi prima.
3.2 Penutup
Alhamdulillahhirobbilalamin
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, Tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan makalah-makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.